PENDAHULUAN
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Sistematika Penelitian
Penelitian Terdahulu
2 Kurniawati Sari (2017), Pengaruh laba per saham, arus kas dari aktivitas operasi, likuiditas dan struktur modal terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh positif signifikan antara laba akuntansi dan arus kas terhadap kebijakan dividen.
Landasan Teori
- Teori Keagenan
- Laporan Keuangan
- Laba Akuntansi
- Earning Per Share
- Likuiditas
- Struktur Kepemilikan
- Kepemilikan Manajerial
- Kepemilikan Institusional
- Kebijakan Dividen
Selain itu, laporan keuangan juga menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukkan dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil tanggung jawab manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya. EPS atau laba per saham adalah tingkat laba bersih per saham yang dicapai suatu perusahaan dalam kinerja operasinya.
Laba per saham atau EPS diperoleh dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah saham biasa yang beredar. Menurut Anjaya (2015), laba per saham adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam periode tertentu untuk setiap jumlah saham yang beredar. Setiap perubahan laba bersih atau jumlah saham biasa yang beredar dapat mengakibatkan perubahan EPS.
Persentase kenaikan laba bersih tersebut lebih besar dibandingkan persentase kenaikan jumlah saham biasa yang beredar. Persentase penurunan jumlah saham biasa yang beredar lebih besar dibandingkan persentase penurunan laba bersih. Persentase penurunan laba bersih tersebut lebih besar dibandingkan persentase penurunan jumlah saham biasa yang beredar.
Persentase kenaikan jumlah saham biasa yang beredar lebih besar dibandingkan persentase kenaikan laba bersih. Jadi, bagi suatu entitas ekonomi, nilai laba per saham akan meningkat jika persentase kenaikan laba bersih lebih besar dibandingkan persentase kenaikan jumlah saham biasa yang beredar (Weston dan Eugene.
Kerangka Konseptual
Berdasarkan Gambar 2.3, kerangka dalam penelitian ini adalah laba akuntansi, laba per saham, current ratio, kepemilikan manajemen dan kepemilikan institusional berpengaruh secara simultan terhadap kebijakan dividen. Laba akuntansi, laba per saham, rasio lancar, kepemilikan manajemen dan kepemilikan institusional sebagian berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
Hipotesis Penelitian
Menurut penelitian yang dilakukan Diantini (2016) menunjukkan bahwa laba per saham berpengaruh terhadap kebijakan dividen. H1 : Laba akuntansi, laba per saham, current ratio, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh secara parsial terhadap kebijakan dividen. H2 : Laba akuntansi, laba per saham, current ratio, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh secara simultan terhadap kebijakan dividen.
Bahwa Laba Akuntansi, laba per saham, rasio operasi, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional mempunyai pengaruh secara parsial terhadap kebijakan dividen. Bahwa laba akuntansi, laba per saham, rasio operasi, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional mempunyai pengaruh secara simultan terhadap kebijakan dividen. Pengaruh Laba Akuntansi, Earnings Per Share, Current Ratio, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Analisis deskriptif dalam penelitian ini adalah laba akuntansi, laba per saham, likuiditas, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan kebijakan dividen. Artinya besar kecilnya laba per saham tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel earnings per share, current ratio, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap kebijakan dividen.
Mengenai variabel laba akuntansi, laba per saham, rasio lancar, kepemilikan manajemen dan kepemilikan institusional, disarankan agar perusahaan mencapai sinergi yang kuat dengan kebijakan dividen. Pengaruh kepemilikan institusional dan kebijakan dividen terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
METODE PENELITIAN
Definisi operasional dan Pengukuran variabel
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen, yaitu keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau ditahan sebagai laba untuk pembayaran investasi di masa depan (Sartono, 2010), yang dapat diukur dengan pembayaran dividen. rasio. (DPR). Rasio pembayaran dividen (DPR) = dividen per saham, laba per saham b. Variabel bebas.. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Laba akuntansi. Laba per saham (EPS) adalah rasio keuangan yang mengukur seberapa besar keuntungan yang diperoleh investor atau pemegang saham.
Semakin tinggi EPS maka semakin besar pula keuntungan sehingga dapat meningkatkan jumlah dividen yang diterima pemegang saham. Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham perusahaan oleh manajer atau dengan kata lain manajer juga merupakan pemegang saham (Imanta, 2011). Jensen dan Meckling (1976) membagi kepemilikan dari manajemen oleh dewan komisaris dan direksi yang turut serta dalam pengambilan keputusan kepemilikan manajerial, yang besarnya dapat dihitung dari periode 2016-2019 dalam satuan persentase sebagai berikut.
Kepemilikan institusional adalah persentase saham perusahaan yang dimiliki oleh lembaga atau institusi (perusahaan asuransi, dana pensiun atau perusahaan lain). Kepemilikan institusional diukur dengan persentase kepemilikan saham pada suatu perusahaan dibagi dengan jumlah seluruh saham yang beredar. Kepemilikan institusional dapat dihitung dengan: Variabel ini disebut juga dengan variabel keluaran, variabel pengaruh, variabel pengaruh, dan lain-lain.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah laba akuntansi, laba per saham, rasio lancar, kepemilikan manajemen, dan kepemilikan institusional. Desain instrumen digunakan untuk memudahkan penelitian dalam mendeskripsikan variabel dan indikator dalam bentuk item yang nantinya akan dijadikan kuesioner.
Teknik Penentuan populasi dan sampel
- Penenntuan Populasi
- Penentuan Sampel
Probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sedangkan non-probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Berdasarkan populasi penelitian di atas, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yaitu 13 perusahaan, antara lain sebagai berikut.
Lokasi dan waktu penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Pengujian Data
Berdasarkan rata-rata perhitungan yang dilakukan, hasil DPR terhadap kebijakan dividen perusahaan akan baik atau normal. Variabel laba akuntansi mempunyai koefisien sebesar 3,776 dengan tingkat signifikan sebesar 0,02. Artinya laba akuntansi berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan hasil uji F penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.
Hal ini menunjukkan bahwa variabel kebijakan dividen dapat dijelaskan oleh variabel independen lainnya yang terdiri dari laba akuntansi, laba per saham, rasio lancar, kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional. Hipotesis satu yang menyatakan bahwa laba akuntansi, laba per saham, current ratio, kepemilikan manajemen, dan kepemilikan institusional berpengaruh secara parsial, ditolak karena hanya satu variabel yang berpengaruh secara parsial sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Tabel hasil uji F menunjukkan bahwa variabel independen berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen, ditunjukkan dengan hasil signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 (α).
Dengan demikian, hipotesis tiga yang menyatakan bahwa laba akuntansi berpengaruh secara dominan terhadap kebijakan dividen di terima. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpukan bahwa laba akuntansi, earning per share, current ratio, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Pada variabel laba akuntansi, earning per share, current ratio, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional disarankan perlu ditingkatkan lagi indikator-indikatorn yang mendukung agar memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen.
Disarankan untuk lebih memperhatikan variabel laba per saham, rasio operasi, kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional agar mempunyai derajat yang sama dengan variabel laba akuntansi yang mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Teknik Analisa data uji hipotesis
- Analisis Deskriptif
- Analisa Data
- Analisi Regresi Linear Berganda
- Uji Hipotesis
- Uji Koefisien Determinasi Parsial (r2)
- Uji Koefisien Beta Standardized
Data dan Deskripsi Hasil Penelitian
- Laba Akuntansi
- Earning Per Share
- Current Ratio
- Kepemilikan Manajerial
- Kepemilikan Konstitusional
- Kebijakan dividen
Analisis Hasil dan Pengujian Hipotesis
- Analisis Hasil Deskriptif
- Uji Asumsi Klasik
- Uji Normalitas
- Uji Multikolerasi
- Uji Hetroskedastisitas
- Analisis Regresi Linear Berganda
- Pengujian Hipotesis
- Pengujian secara Parsial
- Pengujian secara Simultan
- Pengujian Dominan
- Koefesien Determinasi
Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai DPR perusahaan manufaktur sampel berkisar antara 0,20 hingga 23,44 dengan mean 8,7525 dan standar deviasi 7,82269. Hasil tersebut menunjukkan besarnya nilai laba akuntansi perusahaan manufaktur sampel berkisar antara 3,88 hingga 12,61 dengan mean 6,1200 dan standar deviasi 1,79822. Nilai rata-rata tersebut lebih tinggi dari standar deviasi yaitu 6,1200..gt; 1,7822 artinya distribusi nilai laba akuntansi tergolong baik.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai EPS perusahaan manufaktur sampel berkisar antara 0,00 hingga 78,74 dengan mean 3,9128 dan standar deviasi 16,4807. Berdasarkan perhitungan rata-rata yang dilakukan, maka hasil EPS untuk kebijakan dividen perusahaan dikatakan kurang baik karena hasil mean yang dihitung lebih kecil dari nilai standar deviasinya. Hasil tersebut menunjukkan bahwa rasio lancar perusahaan manufaktur sampel berkisar antara 0,11 hingga 5,02 dengan mean 1,9981 dan standar deviasi 1,14601.
Berdasarkan perhitungan rata-rata yang dilakukan, hasil current ratio akan kurang baik karena nilai rata-ratanya lebih kecil dari standar deviasinya. e) Dari tabel deskriptif diatas, nilai minimum kepemilikan manajerial sebesar 0,87 dan nilai maksimum sebesar 0,764. Hasil tersebut menunjukkan besarnya nilai kepemilikan manajerial pada perusahaan manufaktur sampel berkisar antara 0,00 hingga 0,87 dengan mean sebesar 0,1764 dan standar deviasi sebesar 0,29214. Nilai mean tersebut lebih rendah dari standar deviasi yaitu 0,1764..lt; 0,29214 artinya sebaran nilai kepemilikan manajer kurang baik.
Berdasarkan perhitungan rata-rata yang dilakukan, hasil kepemilikan manajemen akan kurang baik karena nilai rata-rata lebih kecil dari standar deviasi. f) Dari tabel deskriptif diatas, nilai minimum Kepemilikan Institusional sebesar 0,02 dan nilai maksimum sebesar 0,96. Berdasarkan perhitungan rata-rata yang dilakukan, maka hasil kepemilikan institusional perusahaan akan kurang baik, karena nilai rata-ratanya lebih kecil dari standar deviasinya.
Pembahasan
- Pengaruh secara Parsial
- Pengaruh secara Simultan
- Pengaruh secara Dominan
Dengan demikian hipotesis dua diterima yang menyatakan bahwa laba akuntansi, laba per saham, current ratio, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional mempunyai pengaruh secara bersamaan. Hal ini terlihat ketika nilai koefisien Standardized Beta sebesar 0,868 lebih besar dibandingkan variabel laba per saham, current ratio, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa laba akuntansi mempunyai pengaruh secara parsial dan signifikan terhadap kebijakan distribusi.
Sementara itu, laba per variabel saham Hasil uji t terhadap earnings per Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa laba akuntansi merupakan variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan. Terlihat laba akuntansi merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi kebijakan dividen dengan nilai Standardized Coefisien Beta sebesar 0,868 dibandingkan variabel lainnya.
Pengaruh free cash flow, struktur kepemilikan dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen perusahaan sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia. Pengaruh laba per saham, arus kas dari aktivitas operasi, likuiditas dan struktur permodalan terhadap kebijakan dividen tunai pada perusahaan tercatat. Pengaruh Leverage, Likuiditas, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang.