• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP KEMANDIRIAN MELAKUKAN AKTIFITAS SEHARI-HARI PADA LANSIA DI WILAYAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP KEMANDIRIAN MELAKUKAN AKTIFITAS SEHARI-HARI PADA LANSIA DI WILAYAH"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP KEMANDIRIAN MELAKUKAN AKTIFITAS SEHARI-HARI PADA LANSIA DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS SEBULU 1 SKRIPSI

Diajukan sebagai syarat untuk mencapai Sarjana Terapan Kebidanan

RIZKA DWIYANTI NIM. P07224319031

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR

JURUSAN KEBIDANAN PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

TAHUN 2020

(2)

Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kemandirian Melakukan Aktifitas Sehari-hari pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Sebulu 1

Rizka Dwiyanti ¹*, Dwi Hendriani², Nino Adib Chifdillah³ 1. mahasiswa jurusan kebidanan Samarinda, Poltekkes Kemenkes

Kalimantan Timur

*Penulis Korespondensi: Rizka Dwiyanti,Dwi Hendriani, Nino Adib Chifdillah Jurusan Kebidanan Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Samarinda, Politeknik

Kesehatan Kementerian Kalimantan Timur, Indonesia E-mail:

rizkadwiyanti58@gmail.com, Phone: +62-821-5225-4687 Abstrak

Latar belakang : Kemandirian merupakan suatu kondisi dimana seseorang tidak bergantung pada otoritas dan tidak membutuhkan arahan secara penuh. Pada lansia dengan usia 60 tahun keatas cenderung mengalami penurunan kemampuan untuk melakukan suatu aktifitas (Activity of Daily Living).

Tujuan penelitian : tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat kemandirian lansia dalam melakukan Activity of Daily Living dengan memberikan perlakuan berupa senam lansia. Desain penelitian : Penelitian ini menggunakan metode Quasy Eksperimental, dengan teknik pengambilan sampel menggunakanPurposive Sampling,sebanyak 35 lansia yang berusia 60 – 70 tahun keatas di Wilayah kerja Puskesmas Sebulu 1. Instrumen menggunakan Barthel Index. Teknik analisa data menggunakan Uji Wilcoxon Sign Rank dan menggunakan Desain penelitian One Group Pretest-Posttest without Control Design.

Hasil penelitian : Hasil penelitian tingkat kemandirian lansia dalam melakukan Activity of Daily Living yang berusia (60 – > 70 tahun) sesudah diberikan senam lansia menunjukan bahwa sebagian besar lansia sebanyak 32 responden (91,4%) termasuk Mandiri dan 3 responden (8,6%) termasuk dalam ketergantungan ringan dan tidak terdapat responden (0%) yang mengalami ketergantungan total.

Kesimpulan penelitian : Hal ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh pemberian senam lansia terhadap kemandirian melakukan aktifitas sehari-hari pada lansia di Wilayah kerja Puskesmas Sebulu 1. Diharapkan kegiatan senam lansia tersebut dapat dikembangkan guna meningkatkan kesehatan dan kemandirian lansia di masa yang akan datang.

Kata Kunci :Kemandirian, Lansia, Activity of Daily Living

(3)

The Influence of Elderly Exercise on The Indenpendence of Doing Daily Activities In The Elderly In The Work Area of Puskesmas Sebulu 1

Rizka Dwiyanti ¹*, Dwi Hendriani², Nino Adib Chifdillah³ 1. student majoring in midwifery Samarinda, Poltekkes Kemenkes

Kalimantan Timur

*Correspondence Writer: Rizka Dwiyanti, Dwi Hendriani, Nino Adib Chifdillah Majoring in Midwifery Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Samarinda, Politeknik

Kesehatan Kementerian Kalimantan Timur, Indonesia E-mail:

rizkadwiyanti58@gmail.com, Phone: +62-821-5225-4687 Abstract

Background : Independence is a condition where a person does not depend on authority and does not need full direction. In the elderly with age 60 years and above tend to exercise a decrease in the ability to do an activity (Activity of Daily Living). Increased life expectancy causing an increase in the number of elderly and will cause various health problems such as degenerative diseases. This can cause a decrease in productivity in the elderly which refers to a decrease in independence in carrying out daily activities (Activity of Daily Living).

Research Purposes : The purpose of this study is to identify the degree of independence of the elderly in doing Activity of Daily Living by providing treatment in the form of elderly gymnastics.Research Design: This research uses the method Quasy Eksperimental, with sampling techniques using Purposive Sampling,as many as 35 elderly aged 60 – 70 years and above in the work area of Puskesmas Sebulu 1. Instrument using Barthel Index. Data analysis techniques using the testWilcoxon Sign Rank and using research designsOne Group Pretest- Posttest without Control Design.

Research Result : The result of research on the level of independence of the elderly in conducting Activity of Daily Living the aged (60 – > 70 years) after given the elderly exercise shws that most of the elderly as much 32 respondent (91,4%) including independence and 3 respondent (8,6%) included in light attachment and no respondent (0%) who experience total dependence.

Research Conclusions : This shows that there is an effect of giving elderly gynastics on independence do Activity of Daily Living in the work area of Puskesmas Sebulu 1. It is expected that these elderly exercise activities can be developed to improve the health and independence of the elderly in the future . Key Word :Independence, Elderly, Activity of Daily Living

(4)
(5)

PENDAHULUAN

Penuaan atau Aging adalah hasil akumulasi dari perubahan organisme atau objek karena waktu. Penuaan pada manusia berkaitan dengan proses multidimensional fisik, psikologis dan perubahan sosial. Umur merupakan ukuran secara kronologis, dan ulang tahun seseorang merupakan hal yang penting dalam masalah "penuaan". Masa usia lanjut memang masa yang tidak bisa dielakkan oleh siapapun khususnya yang dikaruniai umur panjang, yang dilakukan oleh manusia hanyalah menghambat proses menua agar tidak terlalu cepat, karena pada hakikatnya dalam proses menua terjadi suatu kemunduran atau penurunan ( Suadirman, 2011).

Associations of Alzheimer’s Disease International (ADI) menyatakan bahwa Indonesia termasuk dalam sepuluh negara dengan angka penderita demensia tertinggi di Asia Tenggara bahkan di dunia dengan proyeksi jumlah penderita demensia pada tahun 2015 sebesar 1,2 juta jiwa (ADI, 2014). Hal ini menunjukkan bahwa jumlah lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu. Studi yang dilakukan oleh Alzheimer’s Indonesia (ALZI) menunjukkan bahwa rata-rata keluarga yang memiliki orang dengan demensia

(ODD) menghabiskan sekitar Rp. 4-7 juta per bulan untuk biaya perawatan (Priherdityo, 2016).

Meningkatnya jumlah penderita demensia yang dialami oleh lansia dapat menyebabkan tingginya faktor resiko terjadinya berbagai masalah kesehatan khususnya penurunan fungsional. Lansia dengan gangguan fungsional akan berpengaruh pada kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari Activity of Daily Living sehingga dapat menurunkan kualitas hidup lansia. Kemandirian merupakan kemampuan seorang lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan orang lain.

Di Indonesia jumlah penduduk lansia pada tahun 2006 sebesar kurang lebih 19 juta dengan usia harapan hidup 66,2 tahun, pada tahun 2010 sebesar 23,9 juta (9,77%) dengan usia harapan hidup 67,4 tahun dan pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34%), dengan usia harapan hidup 71,1 tahun.

Dari jumlah tersebut pada tahun 2010, jumlah lansia yang tinggal diperkotaan sebesar 12.380.321 (9,58%) dan yang tinggal dipedesaan sebesar 15.612.232 (9,97%). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014 jumlah

(6)

penduduk usia lanjut di Kalimantan Timur mencapai 287.218 jiwa (8,57 persen) dari jumlah penduduk Kalimantan Timur sebanyak 3.351.432 jiwa, dengan rincian usia 60-69 tahun sebanyak 114.954 orang, usia 70-79 tahun sebanyak 101.458 orang, usia 80 -89 tahun sebanyak 36.351 orang dan usia 90 tahun sebanyak 34.185 orang.

Pada tahun 2018 jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Timur meningkat menjadi 3,62 juta jiwa dan berdasarkan Hasil Survei Antar Sensus (SUPAS, 2015) sebanyak 2,56 juta jiwa atau 71 % penduduk Samarinda tersebut merupakan penduduk usia produktif (15-64 tahun).

Jumlah penduduk usia lanjut 60 tahun keatas pada desa Sebulu 1 sebanyak 1.038 orang dengan rincian 594 laki-laki dan 444 orang perempuan.

Dapat kita ketahui jumlah lansia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, hal ini disebabkan oleh majunya pelayanan kesehatan, menurunnya angka kematian bayi dan anak, perbaikan gizi dan sanitasi serta meningkatnya pengawasan terhadap penyakit infeksi. Dapat disimpulkan seiring dengan meningkatnya jumlah usia lanjut, maka akan meyebabkan banyaknya lansia yang mengalami penurunan fungsional sehingga menghambat aktivitas sehari-hari.

Penurunan fungsional tersebut dapat ditandai dengan perubahan persepsi, hambatan berkomunikasi, gangguan memori, penurunan fokus dan hambatan dalam melaksanakan tugas harian atau Activity of Daily Living (ADL). (Muzamil, Afriwardi & Martini, 2014).

Meningkatnya populasi usia lanjut akan dapat menimbulkan masalah-masalah penyakit pada usia lanjut. Penurunan fungsional tersebut berakibat pada menurunnya kemandirian seorang lansia sehingga selalu bergantung pada orang lain. Penurunan Activity of Daily Living pada lansia disebabkan oleh persendian kaku, pergerakan yang terbatas, waktu bereaksi yang lambat, keseimbangan tubuh yang buruk, gangguan peredaran darah, keadaan yang tidak stabil bila berjalan seperti ingin jatuh, gangguan penglihatan dan pendengaran. Ketergantungan pada lansia jika tidak segera ditangani maka akan menimbulkan beberapa akibat seperti timbulnya berbagai penyakit, gangguan sistem tubuh dan sistem syaraf pusat serta menurunnya Activity of Daily Living (Setyawati,2012).

Beberapa tindakan yang dapat digunakan untuk mengatasi hal tersebut antara lain dengan senam lansia, karena manfaat senam lansia bagi kesehatan

(7)

adalah sebagai upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Manfaat tersebut ditinjau dari fisik, psikis dan sosial.

Manfaat fisik dari senam lansia adalah menjaga tekanan darah tetap stabil, melenturkan otot-otot tubuh, menguatkan tulang, menjaga berat badan ideal, dan meningkatkan kebugaran (Nisak, 2012).

Senam lansia adalah suatu usaha alternative alami yang sehat untuk menghadapi ketegangan dan menghadirkan relaksasi dalam kehidupan sehari-hari. Senam lansia bertujuan meningkatkan rasa percaya diri, menguatkan motivasi belajar, merangsang otak kiri dan kanan, merelaksasi otak dan dapat menguatkan tulang dan otot sehingga lansia dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik ( Andri 2013).

Dengan senam ini diharapkan lansia yang mengalami penurunan fungsional dapat segera meningkatkan fungsi motoriknya kembali, lebih bersemangat, meningkatkan konsentrasi dan terhindar dari berbagai macam penyakit. Salah satu olahraga yang aman dan dapat menurunkan perubahan fisik pada lansia adalah senam. Aktivitas fisik seperti senam pada usia lanjut yang dilakukan secara rutin akan meningkatkan kebugaran fisik, sehingga secara tidak langsung

senam dapat meningkatkan fungsi jantung dan melenturkan otot-otot (Uliyandari, 2009).

Prinsip senam pada lansia adalah mengaktifkan 3 dimensi otak, yaitu dimensi pemusatan yang dapat meningkatkan aliran darah ke otak, meningkatkan penerimaan oksigen sehingga dapat membersihkan aliran di otak, dimensi lateralis akan menstimulasi koordinasi kedua belahan otak yaitu otak kiri dan kanan (memperbaiki pernafasan, stamina, melepaskan ketegangan dan mengurangi kelelahan), dimensi pemfokusan untuk membantu melepaskan hambatan fokus dari otak (yaitu memperbaiki kurangnya konsentrasi) (Deninison dalam Anton, 2010).

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode Quasy Eksperimental , dikatakan Quasy Eksperimental karena metode ini merupakan kegiatan percobaan (experiment), yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu.

(8)

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah lansia usia 60 tahun dalam wilayah Puskesmas Sebulu 1 sejumlah 1.038 orang dengan rincian 594 laki-laki dan 444 orang perempuan. Sampel yang akan diambil adalah lansia usia 60 tahun keatas yang melakukan kunjungan di wilayah kerja Puskesmas Sebulu 1. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini diambil dengan cara Purposive Sampling. Sampel berjumlah 35 orang.

Instrumen Penelitian

Instrumen pada penelitian ini menggunakan KuosionerBarthel Indeks.

Prosedur Pengumpulan dan Analisa Data

Pengumpulan data dilakukan mulai tanggal 15 Januari 2020 sampai 15 Februari 2020. Peneliti melakukanPre-test dan Post-test dengan menggunakan kuosioner Barthel Indeks. Peneliti memberikan intervensi berupa senam lansia sebanyak tiga kali seminggu selama empat minggu. Latihan dilakukan selama 15 menit. Peneliti selanjutnya melakukan post-test pada lansia sesudah memberikan senam lansia selama empat minggu.

Analisa data menggunakan uji nonparametrik yaituWilcoxon Sign Rank

karena data berskala ordinal dan tidak berdistribusi normal.

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 60-70 tahun yang berjumlah 22 orang (62,9%).

Berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar responden adalah perempuan, yaitu 18 orang (51,4%). Dari hasil penelitian ini juga ditemukan adanya perubahan signifikan antara kemandirian melakukan aktifitas sehari-hari pada lansia sebelum dan sesudah diberikan senam lansia. Hal ini terbukti dari adanya peningkatan kemandirianpada lansia sesudah diberikan senam lansia. Sebelum diberikan senam lansia, sebagian responden mengalami penurunan kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari-hari dengan skor

< 16 sebanyak 14 orang (68,6%), namun sesudah diberikan senam lansia seabgian besar responden memiliki peningkatan kemandirian dengan skor > 16 sebanyak 32 orang (91,4%).

Hasil analisa data menggunakan Wilcoxon Sign Rank diperoleh nilai signifikan 0,000. Hal ini menunjukkan p<0,05 yang berarti Ho ditolak bermakna ada pengaruh senam lansia terhadap

(9)

kemandirian melakukan aktifitas sehari-hari pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Sebulu 1.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian mengenai pengaruh senam lansia terhadap kemandirian melakukan aktifitas sehar-hari pada lansia menunjukan terjadinya perubahan yang signifikan antara kemandirian lansia antara sebelum dan sesudah diberikan senam lansia selama 15 menit selama empat minggu. Hal ini terbukti ddari peningkatan kemandirian lansia sesudah diberikan senam lansia.

Sebelum diberikan senam lansia sebagian besar lansia mengalami penurunan kemampuan atau ketergantungan ringan, sedangkan sesudah diberikan senam lansia sebagian besar lansia memiliki kemandirian baik yaitu 32 orang (91,4%). Nilai tersebut diinterprestasikan kedalam kemandirian yang artinya dari 8 parameter kemandirian Activity of Daily Livingyaitu membersihkan diri, menggunakan toilet, makan, berpindah tempat, mobilisasi, berpakaian, naik turun tangga, dan mandi lansia mampu melaksanakan 7-8 parameter secara mandiri.

Hal ini dimungkinkan karena pada lansia yang mengikuti senam lansia secara rutin akan mengalami pelenturan pada otot-otot dan sendi sehingga lebih mudah melakukan

aktifitas sehari-hari. Menurut Stanley dan Patricia (2007) yang menjelaskan secara fisiologis latihan fisik dapat meningkatkan kapasitas aerobik, kekuatan, fleksibilitas dan keseimbangan.

Adanya perubahan signifikan pada kemandirian lansia dalam melakukan aktifitas sehari-hari terlihat dari hasil uji Wilcoxon Sign Rank didapatkan hasil bahwa nilai signifikansi yaitu 0,000 yang berarti p<0,05 dengan taraf kepercayaan 95%, maka Ho ditolak bermakna ada pengaruh senam lansia terhadap kemandirian melakukan aktifitas seahri-hari pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Sebulu 1. Hal tersebut menuunjukkan bahwa senam lansia dapat digunakan sebagai alternatif dalam memberikan intervensi pada lansia khususnya bagi lansia yang mengalami penurunan kemandirian. Activity of Daily Living adalah kegiatan sehari-hari pada lansia yang dilakukan seseorang dengan sendirinya tanpa bantuan orang lain dalam mempertahankan hidup dan kesehatannya.

Activity of Daily Living adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin sehari-hari meliputi mandi, berpakaian, berpindah tempat, toileting, continence dan makan ( Shelkey, 2012).

Menurut Stanley dan Patricia (2007) yang menjelaskan secara fisiologis latihan

(10)

fisik dapat meningkatkan kapasitas aerobik, kekuatan, fleksibilitas dan keseimbangan.

Meningkatnya kemandirianActivity of Daily Living pada responden setelah diberikan senam lansia dapat disebabkan karena para responden sangat antusias saat melakukan senam dari awal hingga akhir. Hal ini menyebabkan para responden sangat bersemangat dan ceria. Secara fisik kemampuan bergerak dan kekuatan otot lansia juga mengalami peningkatan karena merasa lebih sehat dan bugar.

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada penelitian ini terbukti terdapat pengaruh senam lansia terhadap kemandirian melakukan aktifitas sehari-hari pada lansia, maka disarankan kepada petugas Puskesmas Sebulu 1 agar dapat meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan pada lansia khususnya dalam melakukan senam lansia yang terkait dengan peningkatan kesehatan serta kualitas hidup lansia. Selalu memberikan informasi kesehatan bagi lansia agar dapat meningkatkan kualitas hidup dengan melakukan kegiatan berupa senam lansia secara rutin. Selain itu, sesuai dengan keterbatasan penelitian ini, untuk peneliti selanjutnya disarankan menggunakan kelompok kontrol, menambah waktu

penelitian agar hasil yang didapatkan lebih representatif, dan memperhatikan faktor- faktor lain yang mempengaruhi kemandirian lansia.

DAFTAR PUSTAKA

ADI. (2014).Dementia in the Asia Pacific region. London,Alzheimer’s Disease International.

Agung I. (2006).Uji Keandalan dan Kesahihan Indeks Activity f Daily Living untuk Mengukur Status

Fungsinal Dasar pada Usia Lanjut di RSCM. Tesis. Jakarta: Program Studi Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Andri. (2013).Memaksimalkan Otak Melalui Senam Otak (Brain Gym).

Yogyakarta: TernovaBooks.

Arikunto, S. (2006).Prosedur Penelitian.

Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bina Aksara.

Boedhi, Darmojo, R. (2011).Buku Ajar Geriatic (Ilmu Kesehatan Lanjut Usia) edisi ke – 4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Chaplin, J.P. (2004).Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Dennison, Paul. E dan Gali E. Dennison.

(2009).Brain Gym and me. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Fatmah, (2010).Gizi Usia Lanjut. Jakarta:

Erlangga

(11)

Ferrini, A.F., Ferrini R.I. (2008). Health in The Later Years. Ed 4. Boston; Mc Graw- Hill.

Hinchliff, Sue. (1999).Kamus Keperawatan.

Jakarta: EGC

Makhfudli, (2011). Pertumbuhan Lansia di Indonesia.

http://elearning.unej.ac.id/courses/IK U13236c49/document/.Req=IKU1323 9dc2. Diakses tanggal 04 Juni 2020 Marlina, Theresia Titin. (2015). Efektivitas

Latihan Genu terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pasien osteoarthritis Genu di Yogyakarta.Jurnal

Keperawatan Sriwijaya, 2 (1):45-46.

Maryam, R. Siti dkk. (2011).Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.

Jakarta: Salemba Medika

Nisak, K. (2012).Pengaruh Senam Lansia terhadap Perubahan Tingkat Nyeri Sendi Pada Lansia Di Lingkugan Suromurukan Kelurahan

Surodinawan Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto. Skripsi, Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada.

Notoatmodjo. (2010).Metodeologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Priherdityo, E. (2016). Indonesia ‘Lupa’

Catat Jumlah Penderita Demensia, CNN Indonesia. Tersedia di:

https://www.alzi.or.id/Indonesia-lupa- catat-jumlah-penderita-

demensia%0Ahttps://www.cnnindone

sia.com/gayahidup/2016// Diakses tanggal 25 September 2019.

Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI.

Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Jakarta: Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan.

(2013).//Diakses tanggal 28 Sepetember 2019.

Putra, Prima Nurdiana. (2015).Pengertian Lanjut Usia.

http://repository.ump.ac.id/ Diakses tanggal 25 September 2019.

P Tri Vanny Sampe.(2016).Hubungan Aktifitas Fisik Dengan Fungsi Kognitif Pada Lansia Di Puskesmas Wori Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. http://Kesmas,2018- ejournal.unsrat.ac.id// Diakses 25 September 2019.

R Nurillah. (2018).Definisi Lansia (Lanjut Usia).http://eprints.umm.ac.id/

Diakses tanggal 25 September 2019.

Rasida, T. (2015). Pengaruh Senam Bugar Lansia Indonesia Terhadap

Keseimbangan Dinamis Pada Wanita Usia 60-79 Tahun 2015.// Diakses 28 September 2019.

Ruhidawati C. (2005)Pengaruh pola pengasuhan, kelompok teman sebaya dan aktivitas remaja terhadap

kemandirian. Thesis. Bogor (ID):

Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Setiawan dkk. (2014).Hubungan Frekuensi Senam Lansia Terhadap Tekanan Darah dan Nadi Pada Lansia Hipertensi, Proseding Konferensi Nasional II PPNI Jawa Tengah.

(12)

Setyaningsih. (2010).Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Indeks KATZ dengan Pemenuhan ADL Lansia di Rumah Sakit Banyumanik.

Universitas Muhammadiyah:

Surakarta

Setyawati,E. (2012).Hubungan Antara Demensia Dengan Tingkat

Ketergantungan Dalam Pemenuhan Activities Of Daily Living Pada Lansia Di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto. Skripsi, Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada, Mojokerto.

S, Rochmad Agus. (2016) .Pengaruh Senam Otak Dengan Fungsi Kognitif Lansia Demensia Di Panti Wredha Darma Bakti Kasih Surakarta.

http://digilib.unsayogya.ac.id/ Diakses tangal 05 Oktober 2019.

Stanley, M., & Patricia,G.B.(2007).Buku Ajar Keperawatan GerontikEdisi 2.

Alih Bahasa Nety J. Dan Sari K.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Suadirman, S. (2011).Psikologi Usia Lanjut.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sugiyono. (2010).Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabetha.

Sumintarsih. (2006).Kebugaran Jasmani untuk Lanjut Usia. Yogyakarta: UPN

“Veteran”.

TM Windri. (2019) .Pengaruh aktifitas fisik dengan Kualitas Hidup Lansia Di Panti Wredha Maria Sudarsih Ambarawa. http://ejournal Mitra 2019-ejournalpendidikan.com/

Diakses tanggal 14 September 2019.

Uliyandri,A. (2009).Pengaruh Latihan Fisik Terprogram Terhadap

Perubahan Nilai Konsumsi Oksigen Maksimal (VO2Max) Pada Sekolah Bola Voli Tugu Muda Semarang Usia 11-13 Tahun: Meta – Analisi,

Universitas Diponogoro, P.12.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukan terdapat pengaruh antara senam jantung sehat dengan tekanan darah pada kelompok intervensi pada sebelum dan sesudah senam jantung sehat

Setelah dilakukan penelitian tentang pengaruh senam lansia terhadap kualitas tidur pada lansia yang insomnia didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa sebagian

Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat perbedaan senam kaki dan senam kebugaran diabetes terhadap kadar glukosa darah sewaktu lansia.. Saran: Bagi penelitian

Pengamatan peneliti selama di lapangan kadar gula darah sesudah dilakukan senam lansia dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur dan mengkonsumsi obat

Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah sistolik (p=0,000 &lt; 0,05), demikian juga pada pengujian tekanan darah diastolic

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa tingkat kemandirian pada lansia di PSTW Unit Budhi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta paling

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan antara fungsi kognitif dengan tingkat kemandirian aktivitas sehari-hari pada lansia di UPT Panti Wredha

Pembahasan hasil penelitian ini bertujuan agar data yang diperoleh dapat mengetahui pengaruh senam lansia terhadap penurunan LBP pada lansia di wilayah