A. Judul
Pengaruh Latihan Passing Filanesiaterhadap Keterampilan Stop Passing dalam Permainan Sepak Bola pada Siswa SSB Porgap U-17 Kabupaten Bandung Tahun 2023.
B. Bidang Ilmu
Proposal ini berada pada bidang ilmu pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi.
C. Latar Belakang Masalah
Olahraga merupakan suatu aktivitas fisik yang terencana yang melibatkan gerak tubuh secara berulang-ulang dan bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Olahraga sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia dan dapat meningkatkan derajat kesehatan jika dilakukan secara rutin dan teratur. Olahraga juga dapat menghindari dari penyakit yang biasa sampai yang berbahaya.
Menurut Giriwijoyo (2004: 30) “Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan secara sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya”. Kemudian pendapat lain menjelaskan “Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina serta mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial”, (UU RI SKN, 2005, pasal 1:2)
Berdasarkan penjelasan di atas penulis dapat penulis jelaskan bahwa olahraga merupakan kegiatan aktivitas jasmani yang terencana serta sitematis untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan rohani.
Terdapat banyak jenis olahraga yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan tubuh dan semua jenis olahraga memiliki tantangan dan peraturan tersendiri. Jenis olahraga yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani yaitu olahraga atletik, bela diri, olahraga permainan, renang dan masih banyak lagi olahraga lainnya. Namun, ada salah satu olahraga yang populer di masyarakat Indonesia bahkan di Dunia dari dulu sampai sekarang yaitu olahraga permainan sepak bola.
Permainan sepak bola selalu mengalami perkembangan dari bentuk sederhana dan primitif sampai sepak bola yang modern, yang sangat digemari dan disenangi masyarakat luas, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, sampai orang tua bahkan wanita juga menyukai sepak bola. Permainan ini relatif mudah dilakukan dan termasuk olahraga yang murah karena tidak memerlukan banyak biaya, sehingga permainan ini berkembang dengan cepat ke masyarakat. Banyak unsur-unsur yang mendukung berkembangnya sepak bola ke masyarakat luas, seperti lapangan sepak bola yang terdapat dimana-mana, dan diadakannya berbagai turnamen sepak bola mulai dari antar kampung, turnamen antar pelajar, mahasiswa sampai kompetisi nasional yang dinaungi oleh induk olahraga sepak bola yaitu Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) serta banyak didirkannya sekolah-sekolah sepak bola yang biasa disebut SSB (Sekolah Sepak Bola) di berbagai daerah.
“Sepak bola adalah permainan antara dua regu yang berusaha memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan, dengan anggota badan selain tangan.
Mereka yang memasukkan lebih banyak akan keluar sebagai pemenang”, (Sudjarwo, 2018: iv).
Menurut Simon dan Saputra (2007: 134) mengungkapkan “Permainan sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang menggunakan seluruh anggota tubuh kecuali lengan dalam memainkan bola”. Sedangkan bola yang digunakan untuk permainan sepak bola diungkapkan oleh Suyatno dan Santosa (2010: 13)
“Bola yang digunakan dalam pertandingan terbuat dari kulit atau bahan sejenisnya”. Pendapat lain mengungkapkan “Tujuan utama permainan sepak bola adalah memasukkan bola ke gawang lawan”, (Heryana dan Verianti, 2009: 10).
Maka dari penjelasan di atas, penulis jelaskan bahwa sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang menggunakan seluruh anggota tubuh selain lengan dengan memainkan bola yang terbuat dari kulit dengan tujuan utama memasukkan bola ke gawang lawan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi sepak bola adalah penguasaan teknik dasar permainan sepak bola. Oleh karena itu, seorang pemain sepak bola yang tidak menguasai teknik dasar sepak bola, tidak mungkin menjadi pemain yang baik. Semua pemain sepak bola yang baik harus menguasai teknik dasar permainan sepak bola. Adapun teknik-teknik dasar permainan sepak bola menurut Sudjarwo (2018: 1) adalah sebagai berikut. “(a) menendang bola (passing), (b) Menghentikan bola (mengontrol), (c) Menggiring bola (dribbling), (d) Menyundul bola (heading), (e) Melempar bola (throw in)”.
Dalam permainan sepak bola salah satu teknik dasar yang dominan digunakan adalah stop passing. Stop passing dalam permainan sepak bola memiliki tujuan yaitu menghentikan dan mengoper bola pada teman satu tim agar dapat menciptakan ruang, sehingga pemain dapat menciptakan gol ke gawang lawan dan
dapat mempertahankan daerah pertahanan bagi pemain bertahan. Mielke (2007:
24) menjelaskan Stop passing sebagai berikut.
salah satu teknik dasar dalam permainan sepak bola yang penggunaanya bersamaan dengan teknik menendang bola. Tujuan menghentikan bola adalah untuk mengontrol bola, yang termasuk di dalamnya adalah untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan, dan memudahkan untuk passing.
Teknik stop passing dalam permainan sepak bola sangatlah penting karena dengan stop passing yang tepat dan akurat maka dalam mengumpan bola kepada teman akan mudah diterima dan dikuasai, sehingga bola tidak mudah hilang atau direbut lawan. Dengan kemampuan stop passing yang baik dengan sedikit kesalahan bisa membuat suatu permainan menjadi semakin menarik untuk ditonton. Untuk bisa menguasai teknik stop passing ini dengan baik tentunya harus melakukan latihan yang rutin.
Latihan untuk meningkatkan keterampilan stop passing dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan latihan passing filanesia (filosofi sepak bola indonesia) yaitu variasi-variasi latihan passing yang terdapat pada kurikulum pembinaan sepak bola Indonesia. Menurut Danurwindo, dkk (2017: 14) menjelaskan Filanesia adalah suatu rumusan cara bermain yang dipilih oleh Indonesia untuk menuju ke level prestasi sepak bola tertinggi. Hal yang harus diperhatikan dalam memilih latihan passing filanesia tersebut adalah sesuai dengan fase pengembangan permainan sepak bola tiap kategori usia. Salah satu latihan passing filanesia yang dapat dijadikan latihan untuk meningkatkan keterampilan stop passing adalah latihan passing filanesia yang terdapat pada fase pengembangan permainan sepak bola 14-17 tahun karena sudah dirancang sesuai
dengan kategori usianya, sehingga siswa dapat mengembangkan dan meningkatkan keterampilan stop passing tersebut.
Di SSB Porgap Kabupaten Bandung minat dan bakat siswa terhadap olahraga sepak bola dibina melalui latihan. Latihan ini dilaksanakan tiga kali dalam seminggu yaitu Selasa, Kamis pukul 15.30 – 17.30 WIB, dan Minggu pukul 07.30 – 09.30 WIB. Siswa yang mengikuti latihan sepakbola usia 17 tahun sebanyak 30 orang.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam latihan SSB Porgap U-17 Kabupaten Bandung, dapat dilihat hampir semua siswa belum mampu melakukan stop passing secara tepat, hal ini ditunjukan pada saat bermain banyak siswa yang melakukan kesalahan dalam stop passing, antara lain: menghentikan atau mengontrol bola masih jauh dari kaki, passing tidak sampai kepada teman, passing yang terlalu kencang sehingga teman sulit untuk menguasai bola, passing yang asal-asalan sehingga tidak jelas kemana bola akan diberikan, passing yang tidak tepat ke arah teman sehingga memberi salah umpan. Selain itu pelatih yang memberi latihan secara monoton dan konvensional sehingga siswa mengalami kebosanan dalam latihan. Dalam bermain biasanya siswa masih sering melakukan stop passing yang asal-asalan terkadang hal tersebut terbawa saat pertandingan.
Kurangnya variasi dan metode latihan yang masih konvensional menjadi penyebab siswa merasa jenuh dan sering melakukan kesalahan yang mendasar dalam melakukan stop passing di saat latihan maupun pertandingan.
Melalui program latihan yang terprogram akan meningkatkan prestasi secara tim maupun individu. Namun program latihan di SSB Porgap U-17 Kabupaten
Bandung belum berjalan maksimal. Karena pelatih dalam latihan masih menggunakan metode konvensional dan kurangnya variasi dalam latihan stop passing. Oleh karena itu, banyak siswa yang kurang baik dalam menguasai teknik dasar stop passing ini. Pengenalan dan pelatihan teknik dasar tentunya akan membantu siswa dalam bermain sepak bola. Selain itu pelatih juga harus memberikan evaluasi kepada siswa terhadap teknik dasar yang sedang dilatih supaya tidak salah.
Sesuai dengan permasalahan diatas, peneliti bermaksud mengadakan penelitian eksperimen untuk meningkatkan keterampilan stop passing siswa SSB Porgap U-17 Kabupaten Bandung dengan latihan passing filanesia. Melalui latihan passing filanesia yang sesuai dengan fase pengembangan usianya serta berbagai variasi latihan passing filanesia siswa akan merasa lebih senang, termotivasi, dengan begitu diharapkan keterampilan stop passing siswa meningkat.
D. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak meluas dalam pembahasannya, maka perlu dibatasi.
Adapun batasan masalah adalah sebagai berikut.
1. Variabel Penelitian terdiri dari :
a. variabel bebas (X) : model pembelajaran direct intruction.
b. variabel terikat (Y) : hasil belajar passing dalam permainan sepak bola.
2. Subjek atau sasaran penelitiannya adalah siswa SSB Porgap U-17 Kabupaten Bandung.
3. Metode penelitian yang akan digunakan dalam proses penelitian ini yaitu
dengan menggunakan metode eksperimen.
4. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes tahan bola (stoping & passing) yang diadaptasi dari buku tes dan pengukuran pendidikan olahraga.
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana pengaruh latihan passing filanesia terhadap keterampilan stop passing dalam permainan sepak bola pada siswa ssb porgap U-17 kabupaten Bandung tahun 2023 ?
2. Seberapa besar pengaruh latihan passing filanesia terhadap keterampilan stop passing dalam permainan sepak bola pada siswa ssb porgap U-17 kabupaten Bandung tahun 2023 ?
F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut.
1. Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran yang objektif kepada pelatih supaya mempunyai pertimbangan terhadap pengaruh latihan passing filanesia terhadap keterampilan stop passing dalam permainan sepak bola.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui pengaruh latihan passing filanesia terhadap keterampilan stop passing dalam permainan sepak bola.
b. Untuk mengetahui besar pengaruh latihan passing filanesia terhadap keterampilan stop passing dalam permainan sepak bola.
G. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kegunaan bagi berbagai pihak, terutama bagi peneliti, pelatih, siswa, guru mata pelajaran pendidikan Olahraga, sekolah, dan FKIP Sebelas April Sumedang.
Manfaat/kegunaan yang diharapkan diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Secara Teoretis
Manfaat teoretis penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Agar dapat digunakan sebagai bahan informasi serta kajian penelitian ke depan, khususnya bagi para pemerhati peningkatan prestasi sepak bola maupun seprofesi dalam membahas peningkatan kemampuan shooting pada siswa.
b. Bahan referensi dalam memberikan materi latihan kepada siswa di lingkungan tempat latihan.
2. Secara Praktis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan masukan dan referensi bagi para pelatih dan pemain sepak bola untuk dapat lebih kreatif dan inovatif dalam merancang dan melatih. Agar bentuk-bentuk latihan tidak monoton dan bersifat membosankan.
H. Anggapan Dasar dan Hipotesis 1. Anggapan Dasar
Menurut Winarno (Arikunto 2013:104) “Anggapan dasar atau populat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik”. Guru mempunyai kewajiban untuk mendidik anaknya menjadi lebih baik, dalam hal ini guru harus bisa memberikan pembelajaran kepada siswa akan perubahan kognitif, apektif, dan psikomotor. Setiap siswa mempunyai kemampuan dan karakter unik dan tersendiri yang telah dibawanya sejak lahir. Peran guru dalam mendidik harus bisa memberikan pembelajaran yang baik dan dapat dipahami siswa karena adanya potensi dan kemampuan siswa yang berbeda. Dalam penelitian ini anggapan dasar peneliti adalah sebagai berikut.
a. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah memasyarakat di Indonesia.
b. Dalam proses pembelajaran permainan sepak bola sering digunakan pembelajran secara langsung atau berfokus kepada guru, sampai saat ini cara tersebut masih sangat efektif dalam transformasi pengetaahuan dan keterampilan.
c. Permainan sepak bola memiliki beberapa teknik dasar diantaranya passing, dribling, shooting, heading, menghentikan bola, lemparan ke dalam.
Dalam hal ini peneliti hanya mengambil satu teknik dasar passing yang akan diteliti
d. Menentukan model pembelajaran sangatlah pennting dalam menentukan keberhasilah sebuah pembelajaran, dari beberapa model yang ada peneliti mengambil model pembelajaran direct intruction.
2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara atau merupakan praduga tentang apa saja yang kita amati. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2015) mengatakan bahwa hipotesis adalah “jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan” (hlm. 96). Kutipan tersebut menjelaskan bahwa hipotesis merupakan pegangan seorang peneliti terhadap penelitiannya yang dilakukan.
Berdasarkan kerangka konseptual yang penulis kemukakan, hipotesis penelitian ini adalah “Terdapat pengaruh yang berarti latihan passing filanesia terhadap keterampilan stop passing dalam permainan sepak bola pada siswa SSB Porgap U-17 Kabupaten Bandung”.
I. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahan dalam menafsirkannya, penulis kemukakan makna yang dimaksud dari setiap istilah sebagai berikut.
Latihan, menurut Harsono (2015: 50) adalah “proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah beban latihan atau pekerjaannya”. Yang dimaksud latihan dalam penelitian ini adalah proses berlatih passing filanesia yang dilakukan secara sistematis dan dilakukan berulang-ulang dengan kian hari kian bertambah bebannya.
Sepak bola adalah “permainan antara dua regu yang berusaha memasukan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan, dengan anggota badan selain tangan.
Mereka yang memasukan lebih banyak keluar sebagai pemenang” (Sudjarwo, 2018: 1).
Stop passing adalah “salah satu teknik dasar dalam permainan sepak bola yang penggunaanya bersamaan dengan teknik menendang bola. Tujuan menghentikan bola adalah untuk mengontrol bola, yang termasuk di dalamnya adalah untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan, dan memudahkan untuk passing” (Mielke, 2007: 24).
Passing filanesia merupakan latihan passing yang terdapat pada kurikulum pembinanan sepak bola Indonesia. Sedangkan filanesia (filosofi sepak bola Indonesia) adalah “suatu rumusan cara bermain yang dipilih oleh Indonesia untuk menuju ke level prestasi sepak bola tertinggi” (Danurwindo dkk., 2017:
14).
Latihan passing filanesia, merupakan salah satu latihan teknik dasar sepak bola yaitu stop passing yang terdapat pada kurikulum pembinaan sepak bola indonesia. Passing filanesia ini berupa variasi-variasi latihan stop passing yang sesuai dengan fase pengembangan setiap kategori usia. Yang dimaksud latihan passing filanesia dalam penelitian ini yaitu sesuai dengan fase pengembangan permainan sepak bola 14-17 tahun.
J. Ringkasan Landasan Teoretis 1. Sepak bola
Menurut Simon dan Saputra (2007: 134) mengungkapkan “Permainan sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang menggunakan seluruh anggota tubuh kecuali lengan dalam memainkan bola”. Sedangkan bola yang digunakan untuk permainan sepak bola diungkapkan oleh Suyatno dan Santosa (2010: 13)
“Bola yang digunakan dalam pertandingan terbuat dari kulit atau bahan sejenisnya”.
2. Stop passing
Stop passing adalah “salah satu teknik dasar dalam permainan sepak bola yang penggunaanya bersamaan dengan teknik menendang bola. Tujuan menghentikan bola adalah untuk mengontrol bola, yang termasuk di dalamnya adalah untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan, dan memudahkan untuk passing” (Mielke, 2007: 24).
3. Latihan
Menurut Sukadiyanto (2005: 1) “Pada prinsipnya latihan merupakan suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik, yaitu untuk meningkatkan kualitas fisik kemampuan fungsional peralatan tubuh dan kualitas psikis anak latih”. Sedangkan menurut Harsono (1988: 102) “Latihan juga bisa dikatakan sebagai sesuatu proses berlatih yang sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang yang kian hari jumlah beban latihannya kian bertambah”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa latihan dalam bidang olahraga adalah untuk meningkatkan penampilan olahraga dalam melakukan aktivitas atau latihan harus sistematis. Sistematis yang dimaksud di sini yaitu setiap aktivitas harus disesuaikan dengan kemampuan masing-masing orang, dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang rumit. Selain itu, harus tetap diingat bahwa ketika melaksanakan latihan kemampuan fisik, seseorang harus memperhatikan pengulangan dari setiap aktivitas yang dilakukan. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti cedera otot, patah tulang, luka, dan sebagainya.
4. Passing filanesia
Passing filanesia merupakan latihan passing yang terdapat pada kurikulum pembinaan sepak bola indonesia. Menurut Danurwindo dkk. (2017: 14) menjelaskan “filanesia adalah suatu cara bermain yang dipilih oleh indonesia untuk menuju ke level prestasi sepak bola tertinggi”.
K. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian
Hampir semua penelitian mempunyai hipotesis yang perlu diuji kebenarannya secara empiris karena hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah penelitian. Untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang penulis ajukan, penulis melakukan penelitian melalui ujicoba/eksperimen untuk melihat suatu hasil (keterampilan stop passing) sebagai akibat melakukan latihan passing filanesia. Oleh karena itu metode penelitian yang penulis gunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah metode eksperimen. Pengertian metode eksperimen diungkapkan Sugiyono (2015) adalah “metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali” (hlm. 107). Kutipan tersebut menjelaskan bahwa penelitian eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.
Dalam arti kata yang luas, bereksperimen ialah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil. Hasil itu yang menegaskan bagaimana kedudukan perhubungan kausal antara variabel-variabel yang diselidiki. Tujuan eksperimen bukanlah pada pengumpulan data deskripsi melainkan pada penemuan faktor-faktor penyebab dan faktor-faktor akibat; karena itu maka di dalam eksperimen orang bertemu dengan dinamik dalam interaksi variabel-variabel.
Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam suatu penelitian eksperimen diperlukan adanya suatu faktor yang diujicobakan. Faktor yang diujicobakan dalam penelitian ini adalah latihan passing filanesia. Metode latihan ini diharapkan dapat memberikan suatu hasil yang dapat menunjukan hubungan kausal dari variabel-variabel dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini penulis
menghadapi satu kelompok yang diteliti, yaitu kelompok yang diberi latihan passing filanesia selama 18 pertemuan termasuk pretest dan postest.
2. Desain Penelitian
Dalam suatu penelitian eksperimen perlu dipilih suatu desain yang tepat, sesuai dengan kebutuhan variabel-variabel yang terkandung dalam tujuan penelitian dan hipotesis yang diajukan. Desain penelitian yang penulis gunakan adalah model one group pretest-postest design. Kelompok dalam penelitian ini diberikan perlakuan latihan stop passing dengan menggunakan alat bantu cones.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.
.
Gambar 1
Keterangan:
O1 = Pre-test (tes awal passing)
X = Perlakuan (Latihan passing filanesia) O2 = Post test (tes akhir passing)
Adapun langkah-langkah penelitian penulis gambarkan berikut ini.
O
1 XO
2Gambar 1 Penelitian
One-Grup Pretest-Postest Design (Sugiyono, 2017: 74)
POPULASI
SAMPEL
Gambar 2
Langkah-langkah Penelitian
3. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2015) populasi adalah “generalisasi yang terdiri objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (hlm. 117).
Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Populasi dibatasi sebagai jumlah kelompok atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang
TES AWAL PASSING
LATIHAN PASSING FILANESIA DALAM OLAHRAGA SEPAK BOLA
TES AKHIR PASSING
IDENTITAS DATA
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
KESIMPULAN
sama. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SSB Porgap U- 17 Kabupaten Bandung yang berjumlah 30 orang.
Menurut Sugiyono (2015) sampel adalah “sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi” (hlm. 118). Meskipun sampel hanya merupakan bagian dari populasi, kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu harus menggambarkan dalam populasi.
Teknik pengambilan sampel ini biasanya didasarkan oleh pertimbangan- pertimbangan tertentu, misalnya keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. Adapun cara dalam penentuan sampel, penulis menggunakan cara random sampling. Menurut Sugiyono (2015) random sampling adalah “pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu” (hlm. 120). Pengambilan sampel secara random/acak dapat dilakukan dengan bilangan random dan undian. Bila pengambilan dilakukan dengan undian, maka setiap anggota populasi diberi nomor terlebih dahulu, sesuai dengan jumlah anggota populasi. Selanjutnya “karena teknik pengambilan sampel adalah random, maka setiap anggota populasi mempunyai peluang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel” (Sugiyono, 2015 hlm. 132).
Pada pelaksanaannya, penulis mengambil sebagian dari populasi untuk menjadi sampel dengan kebutuhan penelitian. Kemudian penulis memilih dan menentukan populasi, jumlah sampel (subyek) penelitian sebanyak 20 orang, selanjutnya melakukan tes keterampilan stop passing.
4. Teknik Pengumpulan Data
Tersedianya data yang aktual merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang suatu penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah yang utama untuk memperoleh jawaban dari masalah yang diteliti dalam rangka pengukuran dan pengujian hipotesis. Sejalan dengan pendapat lain yang menjelaskan bahwa
“teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapatkan data”
(Sugiyono, 2015, hlm. 308).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan pengukuran. Menurut Nurhasan dan Abdul Narlan (2017) tes merupakan “suatu alat yang digunakan dalam memperoleh data dari suatu obyek yang akan diukur”
(hlm. 1). Sedangkan pengukuran merupakan “proses pengumpulan data/informasi dari suatu obyek tertentu, dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur”
(Nurhasan dan Abdul Narlan, 2017, hlm 3).
Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes keterampilan sepak tahan bola, tes ini digunakan untuk memperoleh data mengenai keterampilan siswa SSB Porgap U-17 Kabupaten Bandung melakukan teknik stop passing dalam permainan sepak bola sebelum dan sesudah mengikuti latihan passing filanesia.
Adapun proses pengumpulan datanya sebagai berikut :
a. Petugas datang lebih awal menyiapkan alat dan lapangan tes sepak tahan bola.
b. Pemain dibariskan dua bersaf dan diberi penjelasan untuk menendang dan mengontrol bola dengan kaki bagian dalam, punggung dan luar kaki.
c. Pemain melakukan pemanasan dan peregangan secara individu.
d. Petugas meletakan 2 bola di area tes sepak tahan bola.
e. Pemain dipanggil satu per satu dan setiap pemain diberi kesempatan melakukan tes sepak tahan bola selama 30 detik.
f. Petugas mencatat setiap poin yang didapat untuk setiap pemain yang sudah melakukan tes sepak tahan bola.
Menurut Nurhasan dan Abdul Narlan (2017) mengungkapkan bahwa “dengan alat ukur ini kita dapat memperoleh data dari suatu obyek tertentu, sehingga kita dapat mengungkapkan tentang keadaan obyek tersebut secara obyektif” (hlm. 3).
Pendapat selanjutnya menjelaskan bahwa “suatu ciri khas dari pengukuran meliputi hasil-hasil atau bentuk angka atau skor dan hasilnya dapat diolah secara statistik” (Nurhasan dan Abdul Narlan, 2017, hlm. 4).
5. Teknik Pengolahan Data
Setelah data berupa skor hasil tes keterampilan stop passing diperoleh, maka skor tersebut disusun, diolah dan dianalisis kebermaknaannya. Untuk itu penulis gunakan suatu pendekatan statistika. Langkah-langkah yang ditempuh untuk menguji diterima atau ditolaknya hipotesis, dalam pengolahan data penulis menggunakan rumus statistika yang ditulis oleh Narlan dan Juniar (2018) sebagai berikut:
a. (Menghitung rata-rata) dari setiap kelompok skor hasil tes awal dan tes akhir dari kedua kelompok subjek dengan menggunakan rumus dibawah ini.
X̅=Xo+P
( ∑ ∑
fi cifi)
Arti tanda-tanda tersebut adalah : X̅ = nilai rata-rata yang dicari
Xo = titik tengah skor yang memuat tanda-tanda kelas dengan nilai C
= 0
P = panjang kelas interval
∑ = sigma atau jumlah fi = frekuensi
ci = deviasi atau simpangan baku
b. (Menghitung simpangan baku) dari masing-masing kelompok sehingga diperoleh skor simpangan baku dari hasil tes awal dan tes akhir dengan menggunakan rumus dibawah ini.
s=P
√
n∑
fi cin(2n−1)−( ∑
fi ci)
2Arti tanda-tanda tersebut adalah : s = simpangan baku yang dicari P = panjang kelas interval
∑ = sigma atau jumlah fi = frekuensi
ci = deviasi atau simpangan baku n = jumlah sampel
c. (Menghitung varians) dari masing-masing tes, dengan menggunakan rumus : s2=P2n
∑
fi ci2−( ∑
fi ci)
2n(n−1)
Arti tanda-tanda tersebut adalah : s2 = nilai varians yang dicari
P2 = panjang kelas interval ci = deviasi atau simpangan baku n = jumlah sampel (n = ∑fi)
d. (Menguji normalitas dari setiap kelompok) untuk mengetahui apakah skor itu berdistribusi normal atau tidak normal, jika itu dapat dibandingkan dengan rumus parametrik yakni ukuran rata-rata dan simpangan baku dengan rumus χ2 (Chi-Kuadrat)
χ2=
∑
(Oi−Ei)2
Ei
Arti tanda-tanda tersebut adalah :
χ2 = chi-kuadrat adalah lambang yang menyatakan nilai normalitas Oi = frekuensi nyata
Ei = frekuensi teoritik/elspektasi jumlah sampel dalam kelompok
Kriteria pengujian dengan menggunakan distribusi Chi-kuadrat dengan taraf nyata (α) = 0,05 dan dk = k – 3. Apabila x2 (1- α ), (k – 3) atau x2 - tabel dari daftar chi-kuadrat lebih besar atau sama dengan hasil perhitungan statistik x2 , maka data-data dari setiap tes itu berdistribusi normal dapat diterima, untuk harga x2 lainnya ditolak.
e. (Menguji homogentitas) dari dua kelompok skor yang akan diuji kesamaannya untuk menentukan pendekatan statistika yang serasi untuk pengujian hipotesis dengan rumus F
F =
Variansterbesar Variansterkecil
Kriteria pengujian dengan menggunakan distribusi F dengan taraf nyata (α) = 0,05 dan dk = n – 3 adalah apabila F hitunglebih kecil atau sama denganF- tabel distribusi (F ≤ F ½ α (V1, V2), maka data-data dari kelompok itu homogen. F ½ α (V1, V2) didapat dari daftar distribusi F dengan peluang ½ α, sedangkan derajat kebebasan V1, V2 masing-masingsesuai dengan dk pembilang dan dk penyebut = n.
f. (Menguji diterima atau ditolaknya hipotesis) melalui pendekatan uji kesamaan kedua rata-rata uji satu pihak (uji t’). Dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
t '= X¯1− ¯X2
√
Sn121+Sn222Keterangan :
t’ = nilai signifikansi yang dicari X̅1 = skor rata-rata dari tes awal X̅2 = skor rata-rata dari tes akhir n = jumlah sampel
S12 = varian sampel tes awal S22 = varian sampel tes awal
Kriteria penerimaan hipotesis adalah terima hipotesis (Ho) jika t’ ≤
w1t1+w2t2
w1+w2 dan tolak dalam hal lainnya, dimana w1 = S12
n1 , w2 = S22 n2 , t1 = t (1- α¿ (n1 – 1), dan t2 = t (1- α¿ (n2 – 1. (Narlan dan Juniar, 2018, hlm. 22-93).
6. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang diperlukan penulis menggunakan alat ukur sebagai media pengumpul data. Maka “dengan alat ukur ini kita akan memperoleh data dari suatu subjek tertentu, sehingga kita dapat mengungkapkan tentang keadaan suatu objek tersebut secara objektif”. (Nurhasan, Abdul Narlan, 2017, hlm. 3). Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, diperlukan suatu instrumen penelitian. Menurut Arikunto (2013) instrumen adalah “alat ukur pada saat peneliti menggunakan metode” (hlm. 121). Instrumen yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai stop passing adalah tes keterampilan sepak tahan bola, karena menurut Nurhasan, Abdul Narlan (2017) “tes sepak tahan bola (passing dan stopping) bertujuan untuk mengukur keterampilan dan gerak kaki dalam menyepak dan menahan bola” (hlm. 149). Selanjutnya prosedur tes sepak tahan bola dijelaskan sebagai berikut:
a) Tujuan : Mengukur ketampilan dan gerak kaki dalam menyepak dan menahan bola.
b) Alat yang digunakan : a) Bola 2 buah
b) Stop Watch
c) Bangku Swedia 4 buah (papan ukuran 3 m x 60 cm sebanyak 2 buah)
d) Kapur
c) Petunjuk Pelaksanaan :
a) Teste berdiri dibelakang garis tembak berjarak 4 meter dari sasaran/papan, boleh dengan posisi kaki kanan siap menembak ataupun sebaliknya.
b) Pada aba-aba “Ya”, teste mulai menyepak bola ke sasaran/papan dan menahannya kembali dengan kaki dibelakang garis tembak kaki yang akan menyepak bola berikutnya yang arahnya berlawanan dengan sepakan pertama.
c) Lakukan kegiatan ini bergantian antara kaki kiri dan kanan selama 30 detik.
d) Apabila bola keluar dari daerah sepak, maka teste menggunakan bola cadangan yang telah disediakan.
c. Gerakan tersebut dinyatakan gagal apabila :
a) Bola ditahan dan disepak di depan garis sepak yang akan menyepak bola.
b) Hanya menahan dan menyepak bola dengan satu kaki saja.
c) Cara menskor : Jumlah menyepak dan menangkis bola yang sah, selama 30 detik. Hitungan 1, diperoleh dari satu kali kegiatan menendang bola. (Nurhasan, Abdul Narlan, 2017: 149).
Gambar 3
Diagram Lapangan Tes Sepak Tahan Bola Agenda Kegiatan Penelitian
Tabel 1
Agenda Kegiatan Penelitian
Waktu Kegiatan
Tahun 2022/2023 JA
N
FE B
MA R
AP R
ME I
JU N
JU L
AG T Pembuatan
perencanaan penelitian Pengurusan perizinan
Pemberian angket kepada siswa Pengumpulan angket
Pengolahan data Penulisan dan penyusunan
laporan hasil penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
Badriah, Dewi Laelatul. (2011). Fisiologi Olahraga. Bandung: Pustaka Ramadhan.
Danurwindo dkk. (2017). Kurikulum Pembinaan Sepakbola Indonesia. Jakarta Selatan : Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia.
Giriwijoyo, Santosa. (2004). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK UPI. Harsono, (1988). Coaching dan Aspek Aspek Psikologi Dalam Coaching. Jakarta:
CV.Kesuma.
Harsono. (2015). Kepelatihan Olahraga : Teori dan Metodologi. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Hasanah, Ina. (2009). Sepak Bola. Bandung: PT Indahjaya Adipratama.
Herwin. (2006). Keterampilan Sepakbola Dasar. Yogyakarta: FKIP UNY.
Heryana Dadan dan Giri Verianti. (2009). Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Arcaya Media Utama. Jakarta: Rineka Cipta.
Mielke, Danny. (2007). Dasar-dasar Sepakbola. Bandung: Pakar Raya.
Narlan, Abdul dan Dicky Tri Juniar. (2018). Statistika Dalam Penjas. Yogyakarta:
Deepublish.
Nurhasan dan Abdul Narlan. (2017). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga.
Bandung: PJKR FKIP UNSIL.
Simon dan Saputa. (2007). Permainan Sepak Bola (Bagian 2). Jakarta: Tambak Kusumah.
Soekatamsi. (2005). Permainan Sepak Bola I. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Guru dan Teknis.
Sudjarwo, Iwan. (2018). Permainan Sepak Bola. Bandung: PJKR FKIP UNSIL.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sumarmo. (2007). Pengaruh Latihan Lomba Bola Terhadap Keterampilan Stop Passing dalam Permainan Sepakbola (Eksperimen pada Siswa Kelas VI SD Negeri Kaduagung Sodonghilir Kabupaten Bandung). Bandung:
UNSIL tidak diterbitkan.
Suyatno dan Teguh Santosa. (2010). Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Tambak Kusumah.
Undang-undang RI Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.