• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh leverage, activity ratio dan firm size terhadap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh leverage, activity ratio dan firm size terhadap"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LEVERAGE, ACTIVITY RATIO DAN FIRM SIZE TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PERUSAHAAN AGRICULTURE DI

BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Serjana Pendidikan (STRATA 1)

PUTRI MARTA DAYANI 12090216

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STKIP PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2017

(2)
(3)

1

PENGARUH LEVERAGE, ACTIVITY RATIO DAN FIRM SIZE TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PERUSAHAAN AGRICULTURE DI

BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015 Oleh :

, , , , .

1Mahasiswa program studi pendidikan ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat

2,3Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat Email :[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh leverage, activity ratio dan firm size terhadap rentabilitas ekonomi perusahaan agriculture yang terdaftar di bursa efek indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:(1) leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap rentabilitas ekonomi pada perusahaan agriculture yang terdaftar di BEI. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koofesien sebesar -0,8048 dengan nilai thitung -5,1565> -ttabel sebesar-1,693.(2) activity berpengaruh positif dan signifikan terhadap rentabilitas ekonomi pada perusahaan agriculture yang terdaftar di BEI. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koofesien sebesar 1,0514 dengan thitung 4,0308> ttabel sebesar 1,693.(3) frim size berpengaruh positif dan signifikan terhadap rentabilitas ekonomi pada perusahaan agriculture yang terdaftar di BEI. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koofesien ssebesar 0,2501 dengan thitungsebesar 3,9829> ttabelsebesar 1,693.(4) leverage, activity, dan frim size secara simultan berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas ekonomi pada perusahaan agriculture di BEI. Hal ini ditunjukkan nilai Fhitung21,6819> Ftabel2,91 dengan taraf signifikan sebesar 0,000< α = 0,05. Hal ini berarti H0ditolak dan Haditerima.

Kata kunci : Rentabilitas Ekonomi, Leverage, Activity Ratio, dan Firm Size.

ABSTRACT

This study aimed to analyze the effect of leverage, activity ratio and firm size of the economic profitability of agriculture companies listed on the Indonesian stock exchange. The results showed that: (1) leverage significant negative effect on the economic profitability of agriculture in companies listed on the Stock Exchange. This is indicated by koofesien value of - 0.8048 to -5.1565 tcount> -ttabel by-1,693. (2) activity and significant positive effect on the economic profitability of agriculture companies listed in the Stock Exchange. This is indicated by the value koofesien of 1.0514 to 4.0308 thitung> ttable of 1,693. (3) frim size and significant positive effect on the economic profitability of agriculture companies listed in the Stock Exchange.

This is indicated by the value koofesien ssebesar thitung 0.2501 to 3.9829> ttable of 1,693. (4) leverage, activity and size frim simultaneously significant effect on the company's economic profitability of agriculture in BEI. It is shown the value of F 21.6819> Ftable 2.91 with a significant level of 0.000 <α = 0.05. This means that H0 rejected and Ha accepted.

Keyword : Economic Profitability, Leverage, Activity Ratio and Firm Size.

PENDAHULUAN

Dengan semakin berkembangnya dunia usaha dewasa ini, maka persaingan antar perusahaan akan semakin ketat. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan tersebut, maka diperlukan suatu penanganan dalam pengelolaan sumber daya yang dilakukan oleh pihak manajemen dengan baik. Bagi pihak manajemen, selain dituntut untuk dapat

mengkoordinasikan penggunaan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan secara efektif dan efesien, juga dituntut untuk menghasilkan keputusan-keputusan yang menunjang terhadap pencapaian tujuan perusahaan dimasa yang akan datang.

Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang yang kegiatannya adalah melakukan produksi atau distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis

(4)

untuk memaksimalkan laba sehingga perusahaan dapat tetap bertahan dan melakukan aktivitasnya serta melakukan ekspansi untukmemperluas pangsa pasarnya.

Bursa efek terus berkembang seiring dengan bertambahnya usia, dan keadaanpun semakin menunjukkan bahwa efek semakin banyak peminatnya. Ramainya tanggapan publik dan selalu bertambahnya perusahaan yang go public adalah wujud dari kemajuan bursa efek. Dibandingkan dengan bursa efek pada dekade yang lalu, keadaan saat ini memang telah jauh berbeda.

Perkembangan yang terjadi cukup pesat dan diluar dugaan. Tetapi bukan berarti bursa efek berjalan terus dengan mulus tanpa rintangan.

Banyak hal yang terjadi mewarnai pasang surut kehidupan bursa efek di Indonesia. Jika keadaan sosial, politik atau ekonomi bangsa kita sedang terganggu dan tidak stabil tentu saja kondisi bursa efek sangat terpengaruh.

Semua perusahaan publik yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia terdiri dari 9 sektor, berikut ini data 9 sektor perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia :

1. Agriculture 2. Mining

3. Basic Industry And Chemicals 4. Miscellaneous Industry 5. Consumer Goods Industry

6. Property, Real Estate And Building Construction

7. Infrastructure,Utilities&

Transportation 8. Finance

9. Trade, Services & Investment

Di atas dapat kita ketahui 9 sektor perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Dari beberapa perusahaan tersebut yang menjadi bahan/objek yang diteliti pada penelitian ini adalah perusahaan Agriculture yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

hal ini berarti perusahaan membutuhkan modal yang lebih besar, alternatif penggunaan hutang untuk mendapatkan modal adalah hal yang paling sering dilakukan. Selain itu, perusahaan pertanian merupakan perusahaan yang memiliki prospek yang sangat bagus di Indonesia. Namun kenyataannya perusahaan sektor Agriculture di Indonesia jauh menurun dibandingkan dengan perusahaan sektor Miscellaneous Industry yang bergerak dibidang otomotif, dimana hasil dari subsektor otomotif sekarang seperti kendaraan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi manusia.

Setiap perusahaan mempunyai tujuan tertentu, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Tujuan jangka panjangnya adalah memaksimalkan nilai perusahaan sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dan para pemegang saham lainnya. Sedangkan tujuan perusahaan jangka pendek umumnya mencapai laba maksimal dan berkesinambungan, agar perusahaan bisa tetap tumbuh dan tetap beroperasi.

Tapi disisi lain, laba yang besar belum merupakan cerminan bahwa perusahaan telah bekerja secara efisien. Efisien dapat diketahui dari tingkat pencampaian rentabilitas perusahaan, hal ini sesuai dengan pendapat Riyanto (2001) bahwa bagi perusahaan pada umumya masalah rentabilitas adalah hal penting dari masalah laba, karena laba yang besar saja belum merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah bekerja dengan efisien.

Efisiensi dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang dihasilkan laba tersebut, atau dengan kata lain dengan menghitung rentabilitasnya. Dengan demikian yang harus diperhatikan perusahaaan tidak hanya memperbesar laba, tetapi lebih penting adalah usaha untuk mempertinggipencapaian rentabilitasnya.

Berikut ini adalah hasil perbandingan rentabilitas ekonomi pada masing-masing Perusahaan Agriculture yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2015.

Tabel 1.

Rentabilitas Ekonomi (Return On Assets)

Perusahaan Agriculture yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015

No Kode

Rentabilitas ekonomi (%)

2011 2012 2013 2014 2015

1 AALI 24.48 20.29 12.72 14.13 3.23

2 BISI 9.76 8.15 7.42 8.83 12.33

3 LSIP 25.05 14.77 9.64 10.59 7.04

4 SGRO 16.11 8.13 2.67 6.40 3.50

5 SIMP 11.38 5.71 2.26 3.58 1.15

6 TBLA 10.32 4.69 1.39 5.96 2.16

7 DSFI 4.39 4.08 4.60 4.39 4.48

(5)

3

Sumber data : Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015 dan data olahan Dari Tabel 1 diatas, dapat dilihat bahwa

masing-masing perusahaan bahwasannya rentabilitas ekonomi perusahaan berfluktuasi tiap tahunnya sehingga belum bisa secara stabil memperoleh laba dari usaha yang dijalankannya.

Perusahaan yang memperoleh persentase rentabilitas ekonomi paling rendah periode 2011 sampai 2015 yaitu perusahaan Tunas Baru Lampung Tbk, yang nilai rentabilitasnya sebesar 1,39%. Sedangkan yang memperoleh persentase rentabilitas ekonomi paling tinggi periode 2011 sampai 2015 yaitu perusahaan PP London Sumatera Indonesia Tbk, yang nilai rentabilitas ekonomi sebesar 25,05%. Penulis menduga sering tidak stabilnya rentabilitas ekonomi pada perusahaan disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya masih besarnya penggunaan leverage pada perusahaan yang menyebabkan perusahaan membayar beban hutang sehingga dapat mengurangi perusahaan dalam memperoleh laba.

Rentabilitas ekonomi dipengaruhi oleh faktor activity ratio. Activity ratio untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Perputaran aset perusahaan lambat terlihat lambat, ini menunjukkan bahwa aset yang dimiliki terlalu besar dibandingkan penjualan, sebaliknya jika perputaran aset perusahaan cepat, menunjukkan bahwa aset yang dimiliki sedikit dibandingkan dengan penjualan yang dilakukan perusahaan. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik bagi perusahaan dalam memperoleh laba.

Faktor lain yang diduga mempengaruhi perusahaan dalam memperoleh rentabillitas ekonomi adalah firm size. Firm size merupakan ukuran perusahaan menunjukkan ukuran besar atau kecilnya sebuah perusahaan. Ukuran perusahaan yang diukur dengan menggunakan total market capitalization. Ukuran dengan total market capitalization tersebut menunjukkan besarnya aliran modal yang tersimpan didalam sebuah perusahaan, semakin besar market capitalization menunjukkan ukuran perusahaan semakin besar akan berpengaruh terhadap perolehan laba perusahaan.

KAJIAN TEORITIS 1. Rentabilitas

Menurut Sartono (2001:130) rentabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Menurut Munawir (2004:240) menyatakan bahwa rentabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktiva secara produktif dengan

demikian rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode tertentu dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tertentu.

Dari defenisi-defenisi rentabilitas, dapat ditarik kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan selama periode tertentu dengan modal atau aktiva yang dipergunakan.

Menurut Riyanto (2008:36-44), rentabilitas dapat dibedakan menjadi dua yaitu rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri.

Menurut Munawir (2004:83), faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas antara lain :

a. Jenis Perusahaan.

b. Umur Perusahaan c.Ukuran Perusahaan d. Harga Produksi

e. Habitat Bisnis (Kebiasaan).

f. Produk yang dihasilkan.

g. Tingkat Hutang (Leverage) h. Total Assets Turover 2. Leverage

Menurut Kasmir (2011:112), leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Artinya berapa besar beban hutang yang ditanggungperusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas rasio solvabilitas (leverage), digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (likuidasi)

Menurut Harahap (2004:306), leverage merupakan rasio yang menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun asset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal. Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi modal yang besar dari utang.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa leverage adalah penggunaan sejumlah aset atau dana oleh perusahaan yang diperoleh dari pihak luar, dimana dalam penggunaan aset atau dana tersebutperusahaan harus mengeluarkan biaya tetap. Penggunaan aset pada akhirnya dimaksudkan untuk meningkatkan keuntungan yang diperoleh perusahaan.

Menurut Kasmir (2011:112), ada lima jenis rasio leverage antara lain:

1) Debt to Assets Ratio (DAR) 2) Debt to Equity Ratio (DER)

3) Long Term Debt To Equity Ratio (LTDtER) 4) Time Interest Earning (TIE)

5) Debt To Total Assets (DTA)

(6)

operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya (Harahap, 2007).

Rasio activitas (activity ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Penggunaan rasio aktivitas adalah dengan cara membandingkan antara tingkat penjualan dengan investasi dalam aktiva untuk satu periode (Kasmir, 2015).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa rasio activity yaitu kemampuan perusahaan dalam mengelola atau mendayagunkan aset yang dimilikinya baik secara harian ataupun selama periode tertentu.

Menurut kasmir (2009) ada beberapa jenis-jenis rasio yang dapat digunakan untuk mengukur activity ratio, yaitu :

1. Perputaran Piutang ( Receivable Turn Over) 2. Inventory turnover (perputaran persediaan) 3. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn

Over)

4. Fixed assets turnover ratio 5. Total assets turnover 4. Firm Size

Menurut Ros (2010:211), ukuran perusahaan menunjukkan ukuran besar atau kecilnya sebuah perusahaan atau kecilnya sebuah perusahaan. untuk menentukan ukuran perusahaan dapat dilihat dari volume produksi atau skala produki. Ukuran perusahaan juga dapat dilihat dari perkembangan penjualan, besarnya nilai total assets ataupun ukuran kapitalisasi pasar. Ukuran perusahaan adalah sebuah alat untuk mengetahui besar atau kecilnya sebuah perusahaan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa frim size merupakansebuah alat untuk menentukan besar atau kecilnya sebuah perusahaan yang mana perusahaan besar dapat dinilai dari skala produksi atau kapasitas produksi yang mereka miliki.

Menurut James C. Van Horne (2010), ukuran perusahaan dapat diukur dengan tiga cara yaitu :

Hipotesis

Berdasarkan dari uraian landasan maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

1. Diduga leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Rentabilitas Ekonomi Ha : β1≥0

2. Diduga Activity ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Rentabilitas Ekonomi Ha : β2≥0

3. Diduga frim Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap Rentabilitas Ekonomi Ha : β3≥0

4. Diduga leverage, Activity ratio dan frim Size secara bersama-sama memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Rentabilitas Ekonomi Ha : β1,β2,β3, ≥0

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah bersifat pendekatan kuantitatif. Penelitian ini melalui situs Bura Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan periode 2011-2015. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan agriculture yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu sebanyak 21 perusahaan. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan metode purposive sampling. Menurut Sugiyono (2012:84-85), Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu. Maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 7 perusahaan dengan tahun penelitian sebanyak 5 periode (2011-2015). Maka jumlah sampel tahun sebanyak 35 sampel. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

Metode analisis yang digunakan yaitu analisis regresi linear berganda, uji t, dan uji F.

Analisis regresi linear berganda digunakan oleh uji hipotesis untuk mengetahui adanya pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskriptif Statistik Variabel

Dari hasil statistik deskriptif terlihat nilai rata-rata rentabilitas ekonomi yang dimilliki oleh perusahaan agriculture yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 sampai 2015 sebesar 8,28% . Dengan simpangan baku atau standar deviasi sebesar 7,80%, sedangkan nilai maxsimum dari rentabilitas ekonomi dari tahun 2011 sampai 2015 sebesar 25,05% dan nilai rentabilitas ekonomi

minimum dari tahun 2011 sampai 2015 sebesar 3,04%.

Perusahaan yang memiliki rentabilitas ekonomi yang terendah dalam penelitian ini adalah PT. Dharma Samudra Fishing Industries, Tbk tahun 2011 hingga 2015, sedangkan perusahaan yang memiliki nilai rentabilitas ekonomi tertinggi dalam penelitian ini adalah PT. PP London Samudera Indonesia, Tbk.

Variabel leverage perusahaan diperoleh nilai nilai rata-rata sebesar 0,39% dengan nilai tertinggi (maxsimum) sebesar 0,77% dan nilai

(7)

5

terendah (minimum) sebesar 0,13% dengan tandar deviasi sebesar 0,199

Perusahaan yang memiliki leverage yang tertinggi dalam penelitian ini adalah PT. Dharma Samudera Fishing Industries, Tbk tahun 2011, sedangkan perusahaan yang memiliki leverage terendah dalam penelitian ini adalah PT. Bisi Internasional, Tbk pada tahun 2012.

Variabel activity ratio perusahaan diperoleh nilai rata-rata sebesar 0,76 kali dengan nilai tertinggi (maxsimum) sebesar 1,84 kali dan nilai terendah (minimum) sebesar 0,41 kali dengan standar deviasi sebesar 0,341 kali.

Perusahaan yang memiliki activity ratio yang tertinggi dalam penelitian ini adalah PT. Dharma Samudera Fishing Industries, Tbk tahun 2011 sampai 2015, sedangkan perusahaan yang memiliki activity ratio terendah dalam penelitian ini adalah PT. Sampoerna Argo, Tbk pada tahun 2015.

Variabel firm size perusahaan diperoleh nilai rata-rata sebesar Rp 34,478 milyar dengan nilai tertinggi (maxsimum) sebesar Rp 371 milyar dan nilai terendah (minimum) sebesar Rp 1,68 milyar dengan standar deviasi sebesar Rp 70.865 milyar.

Perusahaan yang memiliki firm size yang tertinggi dalam penelitian ini adalah PT. Dharma Samudera Fishing Industries, Tbk pada tahun 2014, sedangkan perusahaan yang memiliki frim size terendah dalam penelitian ini adalah PT. Bisi International Tbk pada tahun 2013.

HASIL UJI ASUMSI KLASIK 1. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Pengujian ini menggunakan metode Jarque-Bera Test (JB Test).

Uji ini merupakan uji normalitas yang didasarkan pada koefisien keruncingan (Kurtosis) dan koefisien kemiringan (Skewness). Kriteria pengujian dilakukan dengan membandingkan nilia JB dengan χ2tabel. Jika nilai JB ≤ χ2tabel maka nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal dan sebaliknya.

Tabel 2. Hasil Analisa Uji Normalitas

Sumber: Hasil Olahan Data Sekunder Tahun 2017.

2. Hasil Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2011:105), uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas.

Berikut hasil uji multikolinearitas yang diperoleh dari analisa data penelitian sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Analisa Uji Multikoelinieritas Dependent Variable: X1

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.118998 0.514746 0.231178 0.8186

X2 0.081538 0.295104 0.276301 0.7841

X3 -0.141223 0.066602 -2.120402 0.0418

R-squared 0.190518

Dependent Variable: X2

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.692524 0.282886 2.448066 0.0200

X1 0.029189 0.105643 0.276301 0.7841

X3 -0.120573 0.036834 -3.273380 0.0026

R-squared 0.308371

0 2 4 6 8 10 12

-1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0

Series: Residuals Sample 1 35 Observations 35 Mean -2.92e-16 Median -0.008374 Maximum 0.861323 Minimum -0.991485 Std. Dev. 0.455623 Skewness -0.203884 Kurtosis 2.727063 Jarque-Bera 0.351122 Probability 0.838986

(8)

C 6.678428 0.495607 13.47525 0.0000

X1 -0.872338 0.411402 -2.120402 0.0418

X2 -2.080476 0.635574 -3.273380 0.0026

R-squared 0.190518

XzdsdsSumber: Hasil Olahan Data Sekunder Tahun 2017 3. Hasil Uji Heteroskedasitisitas

Uji heteroskedasrisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk meluhat ada atau tidaknya heteroskedastisitas ini digunakan suatu model yang disebut Uji White. Uji White menggunakan residual

kuadrat sebagai variabel dependen, dan variabel independennya terdiri atas variabel independen, kemudian variabel tersebut diregresikan.

Apabilai nilai signifikan (Probobilitas) besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.

Hasil analisa lebih lanjut dapat dilihat pada gambar berikut:

Tabel 4. Hasil Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 1.339470 Prob. F(9,25) 0.2672 Obs*R-squared 11.38660 Prob. Chi-Square(9) 0.2501 Scaled explained SS 7.713643 Prob. Chi-Square(9) 0.5632 Sumber: Hasil Olahan Data Sekunder Tahun 2017

4. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear berganda ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode berjalan dengan kesalahan pada periode

sebelumnya. Autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan Uji Statistik Durbin Watson (DW).

Berikut ini adalah adalah tabel hasil pengujian autokorelasi Durbin-Watson:

Tabel 5. Hasil Uji Autokorelasi Dependent Variable: Y

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.772900 0.454821 -1.699349 0.0993

X1 -0.804755 0.156067 -5.156483 0.0000

X2 1.051393 0.260842 4.030771 0.0003

X3 0.250109 0.062794 3.982990 0.0004

Durbin-Watson stat 1.960349 Sumber: Olahan Data Primer Tahun 2017 Koefisien Determinasi ( )

Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh hasil nilai R square sebesar 0,6772 yang artinya 67,72% perubahan pada variabel dependen (rentabilitas ekonomi) dapat dijelaskan oleh variabel independen (leverage, activity ratio dan frim size) sedangkan sisanya sebesar 32,28% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

Hasil Uji Hipotesis Hasil Uji t

Berdasarkan hasil uji t dari pengaruh masing- masing variabel bebas yang mempengaruhi motivasi belajar adalah:

1. Hipotesis 1, Pengaruh leverage (X1) terhadap rentabilitas ekonomi (Y)

Untuk variabel leverage terhadap rentabilitas ekonomi diperoleh nilai thitung 5,156

≥ ttabel1,693, maka keputusannya Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan leverage yang diukur dengan debt to assets ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap rentabilitas ekonomi.

(9)

7

2. Hipotesis 2, Pengaruh activity ratio (X2) terhadap rentabilitas ekonomi (Y)

Untuk variabel activity ratio terhadap rentabilitas ekonomi diperoleh nilai thitung4,030≥ ttabel 1,693 dengan nilai signifikan 0,000< 0,05, maka keputusannya Ho ditolak dan Ha diterima.

Sehingga dapat disimpulkan activity ratio yang diukur dengan total assets turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap rentabilitas ekonomi..

3. Hipotesis 3, Pengaruh frim size (X3) terhadap rentabilitas ekonomi (Y)

Untuk variabel firm size diperoleh nilai thitung sebesar 3,982 ≥ ttabel 1,693 dengan nilai signifikan 0,000< 0,05, maka keputusannya Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan firm size yang diukur dengan market capitalization berpengaruh positif dan signifikan terhadap rentabilitas ekonomi pada perusahaan agriculture yang terdaftar Bursa Efek Indonesia.

Hasil Uji F

Dari hasil pengolahan data pada tabel 20 menunjukkan bahwa nilai Fhitung21,6819≥Ftabel2,91 dan nilai signifikan 0,000 <0,05. Hal ini berarti H0

ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan disimpulkan bahwa leverage, activity ratio dan frim size secara simultan berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas ekonomi pada perusahaan agriculture yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia. Semakin rendah penggunaan leverage terhadap

PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan kepada permasalahan dan pertanyaan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap rentabilitas ekonomi. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koofesien sebesar 0,8048 yang bertanda negatif. Nilai koofesien ini signifikan karena nilai thitung -5,1565> -ttabel sebesar -1,693. Artinya apabila nilai leverage menurun sebesar satu satuan maka akan menurun rentabilitas sebesar 0,8048 dalam setiap satuannya

2. Activity ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap rentabilitas ekonomi. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koofesien sebesar 1,0514 yang bertanda positif. Nilai koofesien ini signifikan karena nilai thitung4,0308> ttabelsebesar 1,693. Artinya apabila nilai activity meningkat sebesar satu satuan maka akan meningkat rentabilitas sebesar 1,0514 kali dalam setiap satuannya.

3. firm size berpengaruh positif dan signifikan terhadap rentabilitas ekonomi. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koofesien sebesar 0,2501

yang bertanda positif. Nilai koofesien ini signifikan karena nilai sebesar thitung3,9829> ttabel

sebesar 1,693. Artinya apabila nilai firm size meningkat sebesar satu satuan maka akan meningkat rentabilitas ekonomi sebesar Rp 0,2501 milyar.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis dapat memberikan saran atau masukan sebagai berikut:

1. Penulis, sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Pendidikan Ekonomi di STKIP PGRI Sumbar, sekaligus untuk menambah pengetahuan dalam penulisan karya tulis di bidang keuangan.

2. Bagi perusahaan, diharapkan lebih memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan cara mengefektikfkan dan mengefesiensikan penggunaan biaya, me-manage utang, engatur penggunaan dana untuk ekspansi dan pembiayan operasi perusahaan dimasa datang dan mempertahankan modal kerja yang baik dan efesiens.

3. Bagi inverstor yang ingin berinvestasi pada perusahaan agriculture yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sebaiknya memperhatikan faktor-faktor penting lainnya selainrasio keuangan yang dapat mempengaruhi perkembangan laba perusahaan seperti umur perusahaa, ukuran perusahaan dan kestabilan politik shingga tidak keliru dalam mengambil keputusan terkait investasi yang akan dilakukan.

4. Penelitian Selanjutnya, penulis menyarankan agar dapat menggunakan alat ukur lainnya untuk mewakili rasio-rasio keuangan yang akan digunakan sehingga dapat memberikan pengaruh lebih signifikan terhadap rentabilitas ekonomi perusahaan seperti Leverage, Activity dan Firm size serta mempertimbangkan faktor-faktor lainya di luar rasio keuangan yang juga memberikan kontribusi terhadap perkembangan laba perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Soemarso. (2004). Akuntansi Suatu Pengantar.

Jakarta: Salemba Empat.

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi keempat.

Yogyakarta : BPFE

Sartono, A. (2010). Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi Edisi Keempat. Yogyakarta:

BPFE.

Munawir. (2004). Analisa Laporan Keuangan.

Yogyakarta: Liberty

Kasmir. (2011). Analisis Laporan Keuangan.

(10)

Pustaka Jakarta.

Horne, Van C James (2010). Financial Managemen

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH INTERNAL CASH FLOW, SALES GROWTH DAN FIRM SIZE TERHADAP CAPITAL EXPENDITURE PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2017-2021 SKRIPSI

Mengacu pada penelitian yang dilakukan pada perusahaan Food and Beverage pada BEI mengenai pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Leverage dan Firm Size terhadap Return Saham yang masih