• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) KANTOR PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN KAJIAN DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) KANTOR PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN KAJIAN DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Lembaga Administrasi Negara Puslatbang KDOD, salah satu unit pelayanan yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Unit tersebut berlokasi di Jalan H Muhammad Ardans, Sempaja Selatan, Samarinda Utara, Air Hitam, Kota Samarinda. Pemilihan tempat ini dilakukan oleh peneliti dengan tujuan untuk mengeksplorasi efek terhadap lingkungan dan penilaian kinerja aparatur sipil negara (ASN) saat menjalankan tugasnya di lingkungan pemerintah kota.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini memanfaatkan pendekatan kuantitatif karena informasi yang terhimpun berupa data numerik, dan teknik pengumpulan data dilakukan melalui penyelenggaraan kuesioner untuk mendapatkan informasi yang kemudian dianalisis secara statistik. Hasil statistik yang terperoleh nantinya akan melalui proses analisis lebih lanjut.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut penjelasan Handayani pada tahun 2020, populasi merujuk pada total individu yang tergabung dalam suatu kelompok dengan ciri- ciri serupa, dan menjadi objek utama penelitian. Dalam kerangka

(2)

penelitian ini, populasi yang diselidiki adalah 41 pegawai non- struktural di kantor Puslatbang KDOD LAN, yang merupakan bagian dari seluruh pegawai aparatur sipil negara (ASN).

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2012), untuk menggambarkan jumlah dan karakteristik suatu populasi, sangat penting bahwa sampel yang diambil secara representatif mencerminkan populasi tersebut. Ukuran sampel merujuk pada jumlah sampel yang diambil dari populasi tersebut. Menurut Arikunto (2012), apabila jumlah populasi kurang dari 100 orang, seluruhnya akan diambil sebagai sampel. Jika jumlah populasi melebihi 100 orang, sekitar 10-15% atau 20-25% dari total populasi akan diambil sebagai sampel. Dalam penelitian ini, penulis memilih untuk menggunakan seluruh populasi dari kantor Puslatbang KDOD LAN, yang terdiri dari 41 responden, karena jumlah populasi tidak melebihi 100 responden. Oleh karena itu, penelitian ini menerapkan metode pengambilan sampel sebagai sampel jenuh, memungkinkan penggunaan seluruh populasi tanpa perlu melakukan pengambilan sampel yang mewakili. Keuntungan dari penerapan sampel jenuh mencakup kesederhanaan, kemudahan, biaya yang masuk akal, dan efisiensi waktu dalam pengumpulan data sampel oleh penulis.

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Variabel Independen: Lingkungan Kerja

(3)

Keberhasilan suatu perusahaan sangat tergantung pada perhatian yang diberikan terhadap kondisi lingkungan kerja. Hal ini menjadi sangat penting mengingat masih banyak pemerintahan, instansi, dan perusahaan swasta yang mengalami dampak negatif karena kurang memperhatikan aspek lingkungan kerja. Kondisi lingkungan kerja secara langsung memengaruhi karyawan, dan lingkungan yang mendukung dan kondusif dapat meningkatkan kinerja mereka. Sebagaimana dijelaskan oleh Nitisemito (2009), lingkungan kerja mencakup semua faktor yang dapat memengaruhi karyawan dalam menjalankan tugas-tugas yang telah diberikan kepada mereka. (S.E. et al., 2019).

Berdasarkan pendapat Sedarmayanti (2009: 21), lingkungan kerja mencakup segala faktor yang secara keseluruhan memengaruhi situasi kerja baik individu maupun kelompok, termasuk peralatan, materi, lokasi kerja, prosedur kerja, dan organisasi. Dengan garis besar, lingkungan kerja dapat dibagi menjadi dua kategori:

1. Lingkungan kerja fisik melibatkan segala elemen terkait dengan lokasi fisik tempat bekerja, seperti kebersihan, ventilasi, pencahayaan, susunan ruang, dan tingkat kebisingan.

2. Lingkungan kerja yang tidak bersifat fisik melibatkan aspek-aspek seperti interaksi di antara anggota tim di tempat kerja dan dinamika hubungan antara karyawan dan pimpinan mereka.(Rosminah, 2021).

(4)

2. Variabel Dependen: Kinerja Pegawai

Variabel yang menjadi fokus utama penelitian ini adalah kinerja karyawan. Menurut Stephen P. Robbins pada tahun 1996, kinerja pegawai sangat dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu kemampuan pegawai sendiri, seperti tingkat pendidikan, pengetahuan, dan pengalaman. Semakin tinggi kemampuan pegawai, semakin tinggi pula kinerjanya. Selain itu, motivasi kerja pegawai juga menjadi faktor lain yang memengaruhi kinerja, mengacu pada dorongan

Tabel 3 1 Definisi Operasional

(5)

internal pegawai untuk menyelesaikan tugasnya. Tingkat motivasi kerja yang tinggi berkontribusi positif pada kinerja, sementara sebaliknya. Oleh karena itu, dapat disarikan bahwa terdapat hubungan positif antara motivasi dan kemampuan dalam konteks kinerja karyawan.

E. Jenis Data dan Sumber Data 1. Jenis Data

Data kuantitatif merujuk pada informasi yang diungkapkan dalam bentuk angka daripada melalui bahasa lisan atau tulisan. Sebaliknya, data penelitian kualitatif mencakup pandangan umum tentang topik penelitian, proses pembuatan, visi, misi, dan dialog mengenai permasalahan yang diteliti. Menurut Sugiyono (2017:8), metode penelitian kuantitatif berakar pada filsafat positivisme dan digunakan untuk menyelidiki populasi atau sampel tertentu. Penelitian ini melibatkan pengumpulan data dengan menggunakan instrumen penelitian, analisis data dengan pendekatan kuantitatif/statistik, dan

Tabel 3 2 Definisi Operasional Kinerja

(6)

bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Dalam konteks ini, penelitian kuantitatif bertujuan untuk menetapkan nilai variabel bebas, yang merupakan satu atau lebih variabel independen, tanpa membandingkannya atau menghubungkannya dengan variabel lain.

2. Sumber Data

a) Menurut (Digiwise Iso, 2017), informasi utama atau data yang relevan dengan kebutuhan penelitian ini harus diperoleh secara langsung oleh peneliti dari para pekerja. Untuk mengumpulkan data utama, peneliti perlu melaksanakan proses seperti melakukan wawancara secara langsung dan mengirimkan kuesioner melalui Google Form kepada staf Puslatbang KDOD LAN Kota Samarinda.

b) Data tambahan yang telah dikumpulkan berasal dari beragam pihak yang memiliki kepentingan, meliputi jurnal, penelitian sebelumnya, catatan sejarah lembaga, informasi karyawan, dan rincian profil pegawai.

F. Teknik Pengumpulan Data

Berikut ini adalah metode pengumpulan data yang digunakan:

1. Daftar Pertanyaan/ Angket (Kuesioner)

Seorang peneliti telah menyebarluaskan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya kepada responden terkait topik yang akan dipertimbangkan. Kuesioner digunakan sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian ini, dan metodenya serupa dengan penelitian

(7)

kuantitatif karena mengandung pertanyaan dengan pilihan jawaban tertutup dan juga memberikan kesempatan bagi informan untuk memberikan tanggapan terbuka. Dalam penelitian ini, survei dilakukan melalui kuesioner online yang dibuat menggunakan perangkat lunak administrasi survei berbasis web, yakni Google Formulir. (Dhian, 2018).

2. Pengamatan

Agar dapat melakukan penilaian yang akurat terhadap kegiatan yang sedang berlangsung, sangat penting untuk secara langsung mengamati informasi yang tersedia. Melibatkan observasi langsung dapat memberikan gambaran yang jelas kepada partisipan tentang isu yang menjadi pusat perhatian dalam pengumpulan data mengenai subjek penelitian. Sesuai dengan (Sugiyono, 2017), metode pengukuran yang diterapkan adalah Skala Likert dengan kategori yang ditentukan:

Tabel 3 3 Skala Pengukuran Likert

Penilaian alat survei harus difokuskan pada autentisitas dan konsistensi kualitas. Salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan

(8)

adalah seberapa dapat diandalkan alat tersebut dalam mengukur data.

Kepercayaan pada alat evaluasi semakin meningkat ketika dievaluasi oleh penilai yang bersifat independen, yang sebelumnya telah digunakan oleh ahli yang sama atau oleh mereka yang menghasilkan hasil serupa. Dengan kata lain, akurasi menjadi indikator sejauh mana kekonsistenan alat evaluasi dapat diukur dalam menghasilkan hasil yang serupa ketika situasi dan item yang dinilai hampir identik.

a. Validitas

Validitas, menurut Sugiyono (2017), mencerminkan seberapa akurat data yang dikumpulkan oleh peneliti sesuai dengan data aktual pada subjek tertentu. Untuk mengevaluasi validitas suatu elemen, dilakukan penilaian dengan mengaitkan skor elemen tersebut dengan keseluruhan skor artikel. Melalui penjelasan tersebut, bisa ditarik simpulan bahwasanya validitas mengindikasikan sejauh mana instrumen (alat ukur) dapat dengan akurat mengukur konsep yang dimaksud. Guna memastikan data yang didapatkan benar dan memenuhi tujuan pengukuran, perlu agar dievaluasi keakuratan dan keakuratan peralatan pengukuran yang dipakai untuk menjalankan fungsi tersebut.Peneliti menggunakan software SPSS versi 29 dalam melakukan penilaian terkait validitas kesimpulan. Metode pengujian yang populer dipakai ialah korelasi Pearson antara dua variabel (Pearson product moment).

Suatu elemen atau alat dianggap terhubung secara signifikan dengan skor keseluruhan jika ditemukan hubungan yang signifikan (diuji

(9)

dengan uji dua sisi pada tingkat signifikansi 0,05) yang efektif.

Sebaliknya, suatu elemen alat dianggap tidak valid jika rumus dengan derajat kebebasan df = n - 2 digunakan dengan nilai probabilitas Sig sebesar 0,05.

b. Reliabilitas

Beberapa contoh ketergantungan melibatkan kebutuhan akan mesin pencari yang tepat dan data yang dapat diakses dengan tingkat akurasi yang tinggi. Sebagai upaya untuk menjamin kehandalan perangkat atau indikator yang digunakan sebagai variabel pengukuran, Metode Alpha Cronbach digunakan, dan rumus yang berikut digunakan untuk menguji keandalan.

Dalam karyanya berjudul "SPSS for Research" (V. Wiratna sujarweni, 2014, Yogyakarta: new library press p-193), dijelaskan bahwa pemeriksaan reliabilitas dapat dilakukan secara serentak untuk semua elemen atau

Gambar 3 1 Reabilitas

(10)

pertanyaan dalam suatu kuesioner atau instrumen penelitian. Penentuan reliabilitas didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:

1. Apabila nilai Cronbach's alpha melebihi 0,60, maka tes atau alat ukur tersebut dianggap memiliki tingkat keandalan yang positif.

2. Sebagai gantinya, apabila nilai Cronbach's alpha berada di bawah 0,60, maka kuesioner atau instrumen dianggap tidak memiliki tingkat keandalan yang mencukupi.

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis data dan alat analisis data

Pengolahan data dilaksanakan dengan memanfaatkan SPSS versi 29, sebuah alat statistik yang umum digunakan dalam bidang ilmu sosial.

SPSS menonjol dengan antarmuka grafisnya yang memudahkan proses analisis, didukung oleh menu informatif dan opsi obrolan langsung. Selain itu, perangkat lunak ini juga memperlihatkan kecanggihan dalam kemampuan dan sistem manajemen data.

2. Asumsi Klasik

Untuk menguji hipotesis mengenai sampel yang diambil, diperlukan pembuatan perbedaan yang tidak tergantung pada kesesuaian model regresi.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan tes hipotesis konvensional berikut:

a. Uji normalitas

Pengujian normalitas mencakup penilaian sejauh mana sebaran data

(11)

atau distribusi data tersebut sesuai dengan distribusi normal. Dua pendekatan dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah data memiliki karakteristik yang tidak biasa. Salah satu metode melibatkan teknik charting dan pendekatan grafis, di mana data dianggap tidak mengikuti distribusi normal jika titik-titiknya condong ke kiri atau kanan dalam grafik. Dalam pendekatan grafis, ketidaknormalan data dapat terlihat dari pola sebaran yang tidak mengikuti pola diagonal. Untuk mengevaluasi normalitas nilai residual, kita dapat merujuk pada titik- titik dalam output SPSS, dengan memastikan bahwa kriteria tertentu telah terpenuhi dalam konteks ini.

1.) Jika titik-titik atau data berada dekat dengan garis diagonal atau mengikuti polanya, dapat disimpulkan bahwa distribusi residu bersifat normal.

2.) Sementara jika titik-titik tersebar secara tidak teratur dan tidak mengikuti pola diagonal, hal tersebut menunjukkan bahwa distribusi sisa tidak mengikuti distribusi normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2018), tujuan dari uji heteroskedastisitas adalah untuk mengevaluasi apakah variasi residual antar pengamatan dalam model regresi bersifat tidak konsisten. Apabila variasi residual antar pengamatan tetap stabil, hal ini disebut homoskedastisitas, sedangkan jika variasinya bervariasi, disebut heteroskedastisitas. Sebuah model regresi dianggap baik apabila menunjukkan homoskedastisitas, yang

(12)

mengindikasikan konsistensi variasi data tanpa memandang ukuran data (kecil, sedang, atau besar). Untuk mengidentifikasi apakah suatu model regresi mengalami heteroskedastisitas, dapat dilakukan dengan merujuk pada grafik scatterplot, dan analisisnya didasarkan pada prinsip-prinsip berikut.

1) Jika ditemukan suatu pola khusus, seperti susunan titik-titik yang mencerminkan pola tertentu (mengalami variasi, ekspansi, dan kemudian kontraksi), hal ini dapat menunjukkan keberagaman variasi yang sedang berlangsung.

2) Jika tidak terdapat pola yang secara tegas ditentukan, dan titik- titik tersebar secara acak di sekitar nol pada sumbu Y, maka tidak akan terjadi heteroskedastisitas.

b. Uji Hipotesis

Menguji hipotesis merupakan langkah penting untuk mengevaluasi apakah koefisien regresi memiliki tingkat signifikansi yang memadai. Dalam situasi ini, uji-t dan uji-f muncul sebagai dua teknik yang dapat digunakan untuk menilai signifikansi koefisien regresi.

c. Regresi Linier Sederhana

Dalam penelitian ini, digunakan model analisis data berupa Regresi Linier Sederhana untuk melakukan analisis. Model ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

(13)

d. Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (uji T)

Penggunaan Uji-T pada dasarnya dimaksudkan untuk menilai efek setiap variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian regresi parsial ini dirancang untuk mengevaluasi apakah masing- masing variabel independen secara individual memengaruhi variabel tergantung ketika variabel konstan tetap tidak berubah. Prinsip dasar dalam pengambilan keputusan dalam Uji-T adalah

1) Jika nilai signifikansi (Sig) berada di bawah 0,05, kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa variabel bebas (x) memiliki dampak signifikan pada variabel terikat (y), dan oleh karena itu, hipotesis dapat dinyatakan valid.

2) Apabila probabilitas (Sig) melebihi angka 0,05, maka hipotesis akan ditolak, mengindikasikan bahwa tidak terdapat dampak yang signifikan dari variabel independen (x) terhadap variabel dependen (y).

(14)

e. Koefisien Determinasi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ghozali pada tahun 2018, analisis data statistik menggunakan perangkat lunak SPSS menghasilkan informasi yang dapat diinterpretasikan melalui nilai Nagelkerke R Square. Nilai ini sebenarnya setara dengan R2 dalam konteks analisis regresi berganda. Untuk mengestimasi koefisien determinasi, penulis menggunakan rumus berikut:

Referensi

Dokumen terkait

Nara sumber atau pemateri dalam kegiatan pelatihan online Database Fundamental adalah Dosen dari Universitas Bina Insani, dengan latar belakang bidang keilmuan dan

Rumusan masalah sebagai berikut: (1) Bagaiamanakah metode pengembangan kompetensi pegawai negeri sipil pada STAIN Curup dalam meningkatkan mutu Pegawai ASN sesuai

Berdasarkan definisi-definisi para ahli sebagaimana tersebut di atas mengenai pegawai, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pegawai adalah seseorang yang bekerja

Kesimpulan dari penjelasan di atas adalah menjadi pegawai berarti menanggung segala resiko kerja. Resiko kerja ada dua, yaitu resiko fisik dan resiko kegagalan dalam

Dari hasil angket yang diberikan kepada responden ditemukan bahwa terdapat faktor-faktor yang berpengaruh dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap tugas

PKP2A I LAN merupakan institusi yang memiliki tugas poko dan fungsi yaitu melaksanakan tugas pemerintahan di bidang administrasi negara sesuai dengan

Tujuan diadakannya latihan dasar CPNS yaitu untuk menjadi karakter ASN sebagai professional dalam menanamkan kesadaran kepada para peserta bahwa mereka secara sukarela dan sadar telah

Berdasarkan Subramanian dan Nilikanta dalam Abdiaziz dan Ali 2014, inovasi teknologi dapat didefinisikan sebagai adopsi dari ide baru dengan tujuan membangun produk atau layanan baru,