Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi dewan komisaris independen dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi, dan komite audit berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yunos dkk. 2016) yang menunjukkan bahwa proporsi dewan komisaris independen mempunyai pengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. Namun penelitian Padmawati & Fachrurrozie (2015) menunjukkan bahwa variabel proporsi dewan komisaris independen tidak mempunyai pengaruh terhadap tingkat konservatisme akuntansi.
Sedangkan penelitian Amran & Manaf (2014) menunjukkan bahwa proporsi dewan direksi independen berpengaruh negatif terhadap derajat konservatisme akuntansi. Watts (2003) mendefinisikan konservatisme akuntansi sebagai suatu asimetri dalam verifikasi keuntungan (gain) dan kerugian (losses), dimana verifikasi ini dapat melihat tingkat konservatisme akuntansi dengan melihat seberapa tinggi derajat verifikasi yang dilakukan terhadap (keuntungan) dan kerugian (kerugian). Penelitian yang dilakukan oleh Nasr & Ntim (2017), Yunos dkk. 2016) menunjukkan bahwa proporsi dewan direksi independen berhubungan positif dengan konservatisme akuntansi.
Kusmurianto (2014) mengemukakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel proporsi dewan komisaris independen terhadap konservatisme akuntansi. Oleh karena itu, proporsi dewan komisaris diduga berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme akuntansi, sehingga hipotesis pertama penelitian ini adalah: Oleh karena itu, kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme akuntansi, sehingga hipotesis kedua penelitian ini adalah:
Penelitian yang dilakukan Putra et al (2016) dan Wardhani (2008) menunjukkan bahwa keberadaan komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap konservatisme akuntansi.
Kerangka Penelitian
METODE PENELITIAN 1. Sampel Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menekankan pada pengujian teori melalui variabel penelitian dan analisis data dengan prosedur statistik (Indriantoro & Supomo, 2014). Jenis penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis melalui pengujian penerapan teori dalam keadaan tertentu (Indriantoro & Supomo, 2014). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data kuantitatif yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dan website resminya masing-masing.
3 BBNI PT Bank Negara Indonezi (Persero) Tbk 4 BBRI PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 5 BBTN PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 6 BMRI PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Definisi Operasi Variabel 1. Variabel Dependen
Metode Analisis Data
KOM_INDi,t : Bagian perwakilan independen perusahaan i pada waktu t. KEP_INSi,t : Kepemilikan institusional perusahaan i pada waktu t. Selain itu, keakuratan fungsi regresi diukur dengan nilai goodness-of-fit yang diukur dengan koefisien determinasi, F-statistik, dan t-statistik.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Uji Statistik Deskriptif
Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian yang menganalisis pengaruh variabel Proporsi Komisaris Independen, Kepemilikan Institusional dan Komite Audit terhadap variabel Konservatisme Akuntansi. Berdasarkan pengujian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa variabel proporsi dewan komisaris independen dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi dan variabel komite audit berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. Artinya proporsi dewan komisaris independen, kepemilikan institusional dan komite audit yang menjadi bagian dari mekanisme Good Corporate Governance tidak dapat sepenuhnya memoderasi agency problem yang terjadi antara pemilik dan manajer sehingga konsep konservatisme akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan. perusahaan milik negara tidak dapat diterapkan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan saham proksi independen terhadap konservatisme akuntansi sehingga hipotesis pertama tidak didukung dalam penelitian ini. Porsi proxy independen dalam penelitian ini diukur dengan mempertimbangkan persentase jumlah proxy dibandingkan dengan jumlah proxy korporasi. Namun temuan penelitian ini menunjukkan bahwa saham dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
Proporsi dewan pengawas independen pada BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan masih cukup standar. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan sampel memiliki jumlah minimum direktur independen yaitu 33% sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Porsi komisaris independen dalam penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas pemantauan komisaris independen pada suatu perusahaan belum optimal digunakan sebagai instrumen untuk memantau manajemen.
Keberadaan dan penunjukan dewan komisaris independen yang hanya harus mematuhi aturan mungkin menjadi penyebab komisaris independen tidak mempunyai pengaruh signifikan. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap konservatisme akuntansi Berdasarkan hasil pengujian kepemilikan institusional terhadap konservatisme akuntansi diketahui bahwa variabel kepemilikan institusional tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Oleh karena itu hipotesis kedua (H2) yang menyatakan “kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi” tidak didukung.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Brilianti (2013) yang menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Berdasarkan hasil pengujian komite audit terhadap konservatisme akuntansi diketahui bahwa variabel komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Putra et al (2016) dimana penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel komite audit berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme akuntansi.
PENUTUP 1. Kesimpulan
Memiliki komite audit yang beranggotakan minimal tiga orang sesuai dengan aturan yang dikeluarkan OJK pada suatu perusahaan berarti proses pelaporan keuangan perusahaan terpantau dengan baik sehingga diharapkan pelaporan keuangan dilaporkan secara konservatif. Jumlah komite audit pada perusahaan pelat merah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan telah memenuhi persyaratan OJK. Pada analisis statistik deskriptif diperoleh nilai mean sebesar 3,96 atau 4 orang anggota komite audit.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan sampel mempunyai komite audit sebanyak 3 orang sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan sehingga pengawasan manajemen cukup optimal. Tugas utama komite audit adalah mengkaji sistem pengendalian internal dan melakukan pengawasan internal terhadap perusahaan agar kegiatan pengawasan yang berkaitan dengan akuntansi perusahaan dapat berjalan dengan baik dan laporan keuangan yang dihasilkan cenderung konservatif. Indonesia karena menurut hasil pengujian menunjukkan bahwa semakin besar kepemilikan institusional maka semakin rendah tingkat konservatisme akuntansi.
Gunakan pengukuran lain untuk mengukur variabel konservatisme akuntansi agar hasil yang diperoleh dapat lebih jelas dibandingkan. Pengaruh mekanisme good corporate governance terhadap konservatisme akuntansi pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tingkat Konservatisme Akuntansi: Kajian Dewan Komisaris, Manajemen Permodalan dan Komite Audit dalam Mekanisme Good Corporate Governance.
Tingkat konservatisme akuntansi di Indonesia dan hubungannya dengan karakteristik dewan direksi sebagai mekanisme tata kelola perusahaan.
TOP SOURCES
EXCLUDED SOURCES
EXCLUDED TEXT BLOCKS
ADHI
PGAS