• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP SELF-

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP SELF-"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

Volume 02. Nomor 02. Desember 2021

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

17

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP SELF-

COFIDENCE SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII SMP NEGERI 2 LAROMPONG

The Effect of Problem Solving Methods on Students’ Self-Confidence in Mathematics Learning Class VII SMP Negeri 2 Larompong

Nurfadillah1, Nurfaida Tasni2, Andika Saputra3 Pendidikan Matematika

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Yayasan Pendidikan Ujung Pandang (YPUP)

Email1: [email protected] Email2: [email protected] Email3: [email protected]

Abstrak

This study aims to determine whether there is an effect of problem solving methods on students self-cofidence in learning mathematics for class VII SMP Negeri 2 LAROMPONG. The population of this study were all students of class VII SMP Negeri 2 LAROMPONG. In this study the method of sampling is by means of random sampling technique used in this research in descriptive analysis where the number of samples used is 17 students, the average pretest value is 65.59 and the posttest value is 72.82, inferential statistical analysis by finding tcount using the t distribution table with a significant level α = 5 % (0.05) and db = N – 2 then the tcount value is 8.09 and ttable is 1.753 where tcount > ttable = 8.09 > 1.753, and it can be concluded that H0 is rejected and H1 is accepted, which means that the hypothesis in this research, there is a positive effect of the Problem Solving method on students’ self-confidence in learning mathematics for class VII SMP Negeri 2 LAROMPONG.

Keyword: learning methods, problem solving methods, students self-confidence, student confidence

Pendahuluan

Pendidikan adalah usaha yang disengaja dan terencana untuk membentuk lingkungan belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kualitas yang dibutuhkan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara, seperti kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dan akhlak mulia (Setiawati, 2017:348).

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensinya melalui proses pembelajaran yang ditawarkan melalui jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

(Received: 03-06-2021; Reviewed: 30-07-2021; Revised: 03-08-2021; Accepted: 30-09-2021; Published: 01-12-2021)

(2)

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

18 menemukan solusi dari kesulitan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam masyarakat kontemporer,

memiliki pemahaman yang kuat tentang matematika adalah alat yang berharga untuk mengatasi berbagai tantangan (Bishop dalam Mohamed & Waheed, 2011). Lebih dari mata pelajaran lain, matematika lebih mungkin diajarkan di sekolah dan perguruan tinggi di seluruh dunia. Matematika menantang bagi siswa untuk memahami karena sifat abstrak dan sifat sistematis dalam belajar.

Menurut Vandini (2015), siswa menganggap matematika sebagai topik yang paling menantang dan menakutkan, yang membuat mereka kurang termotivasi untuk belajar. Untuk mencegah kegiatan siswa mengganggu proses belajar dan mempengaruhi hasil belajar secara negatif, pendidikan matematika harus lebih dari sekadar mengikuti kursus pembelajaran dan melibatkan pembelajaran dan penanaman yang serius.

Pengaruh internal dan eksternal sama-sama berpotensi mempengaruhi hasil belajar. Ada dua kategori unsur psikologis internal yang mempengaruhi seberapa baik siswa belajar, yaitu faktor kognitif dan aspek afektif (Slameto, 2013). Percaya diri adalah salah satu karakteristik emosional yang mungkin mempengaruhi seberapa baik siswa belajar.

Self-Cofidence adalah kunci kesuksesan, karena kesuksesan bergantung pada kepercayaan diri sehingga muncul kekuatan kuat yang mendorong rasa percaya diri dan optimisme dalam diri. Hal ini penting untuk dipahami siswa karena optimisme selanjutnya akan meresapi semua sikap dan perilaku mereka. Dukungan dari orang-orang terdekat kita, termasuk teman, keluarga, orang tua, dan instruktur, juga berdampak pada optimisme karena dengan dorongan dan dukungan mereka, anak-anak akan lebih termotivasi dan bersemangat menghadapi semua tantangan yang akan mereka hadapi.

Mitos di masyarakat seperti yang mengklaim bahwa kemampuan matematika menentukan sikap seseorang atau bahwa jika seseorang tidak memahami matematika, seseorang tidak cerdas meskipun tingkat kecerdasannya berbeda-beda sehingga berdampak pada kurangnya rasa percaya diri siswa. 66) (Makur, 2007). Rendahnya sikap percaya diri siswa akan senantiasa melihat sesuatu dengan perasaan pesimis atau negatif, siswa tidak melihat kecuali dengan perasaan kelam dan hitam, walaupun siswa telah mempersiapkan faktor-faktor keberhasilan didalam pekerjaannya, melihat pekerjaan dengan kaca matapesimis bukanlah hal yang baik, hal itu akan membuat persoalan akan menjadi sulit yang akan menjerumuskan siswa kedalam kesulitan yang akan melelahkannya.

Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan belajar siswa. Salah satunya adalah lingkungan belajar yang kurang kondusif. Motivasi belajar siswa akan terpengaruh oleh lingkungan belajar yang kurang kondusif ini. Motivasi belajar dan hasil keduanya dipengaruhi ketika siswa puas dengan lingkungan belajar mereka. Karena itu, tugas seorang guru lebih dari sekedar menyampaikan pengetahuan; itu juga melibatkan memfasilitasi proses pembelajaran. Namun pengajar juga harus mahir dalam menyampaikannya (Irzani, 2013: 3).

Hasil penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa persentase jurusan matematika di setiap jenjang kelas sekarang sekitar 34%. Banyak organisasi, terutama yang meningkatkan kesadaran dan fokus secara khusus pada industri ini, menganggap situasi ini cukup memprihatinkan. Matematika merupakan mata pelajaran yang menantang bagi sebagian besar orang yang ingin mempelajarinya, yang membuat sebagian besar orang sulit memahami sebagian besar orang yang mengajarkannya (Makur, 2007:6).

Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru dan siswa di SMP Negeri 2 Larompong menunjukkan bahwa ketika siswa diberikan soal matematika siswa bisa menyelesaikan soal matematika tersebut.

Namun, ketika diminta untuk mengerjakan soal di depan kelas, siswa hanya diam. Ini bukan karena

(3)

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

19 mereka tidak mampu, tetapi juga karena mereka tidak memiliki keberanian dan kepercayaan diri untuk

melakukannya karena mereka takut salah. Teknik ceramah dan pembelajaran langsung masih merupakan pendekatan yang umum digunakan oleh guru untuk memfasilitasi pembelajaran. Secara umum, penggunaan teknik ceramah dan pembelajaran langsung di kelas tidak menimbulkan masalah.

Mengenai bagaimana melaksanakan proses pembelajaran ada beberapa metode yang dapat diterapkan.

Satu-satunya metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika adalah metode problem solving. Jelas bahwa di kelas matematika, siswa sering fokus pada masalah yang muncul dari teori matematika itu sendiri. Hal ini karena pengetahuan matematika juga dapat diterapkan pada masalah yang ada hubungannya dengan kegiatan sehari-hari. Akibatnya, aplikasi itu sendiri sangat membutuhkan kemampuan untuk menerapkan prinsip-prinsip matematika pada banyak situasi yang berbeda satu sama lain, dengan harapan bahwa hasilnya akan dapat diungkapkan secara matematis dan mengarah pada penemuan solusi.

Metode problem solving adalah strategi pembelajaran alternatif yang cocok untuk mengubah perspektif siswa. Dengan metode problem solving ini, guru berharap siswa tidak hanya terbiasa menerima penjelasan dari guru akan tetapi siswa juga mampu mengembangkan pemahaman yang dimilikinya dan memperoleh kepercayaan diri dalam menangani tantangan yang muncul dalam situasi dunia nyata (Irzani, 2013: 4).

Berdasarkan penjelasan dari metode problem solving diatas, sehingga peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui apakah ada pengaruh self-cofidence siswa terutama pada pelajaran matematika yang dikenal sulit. Oleh karenanya peneliti mengangkat judul yaitu “Pengaruh metode Problem Solving terhadap Self-Cofidence siswa dalam pembelajaran matematika Kelas VII SMP Negeri 2 Larompong”

Metode

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dalam bentuk eksperimen one-group pretest-postest design. Dalam penelitian ini akan ditentukan ada tidaknya pengaruh variable independent terhadap variabel dependent melalui perlakuan. Desain dalam penelitian ini menggunakan pretest sebelum diberikannya perlakuan, karena dapat dibandingkan dengan sebelum diberikan perlakuan, dalam penelitian ini terdapat satu kelompok yang akan diberikan pretest dan posttest, sebab dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui apakah metode problem solving memiliki pengaruh terhadap kepercayaan diri siswa kelas VII.1 SMP Negeri 2 LAROMPONG.

Penelitian ini, telah dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2022/2023 di SMP Negeri 2 LAROMPONG. Jenis variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu: Variabel bebas (Independent Variable) dalam penelitian ini adalah metode problem solving sebagai variabel X, dan Veriabel terikat (Dependant Variable) dalam penelitian ini adalah self-cofidence, sebagai variabel Y.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-Group Pertest Posttest Design.

Menurut Sugiyono (2008:74) desain One-Group Pertest Posttest Design di gambarkan seperti tabel berikut:

Tabel 1. Desain Penelitian

Kelompok (Variabel Terikat) (Variabel Bebas) (Variabel Terikat)

VII.1 Y1 X1 Y2

Tabel 3. 0-1 Den Penelitian Keterangan:

X1 = Perlakuan pembelajaran menggunakan pendekatan metode problem solving

(4)

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

20 Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Larompong

dan sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas VII.2 SMP Negeri 2 LAROMPONG dengan jumlah siswa sebanyak 17 siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling atau biasa juga diberi istilah pengambilan sampel secara rambang atau acak.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Melakukan Observasi untuk mengetahui jumlah kelas dalam populasi kelas VII (2 kelas), Melakukan pengambilan sampel dengan mengundi secara acak dari semua kelas yang ada di dalam populasi kelas VII, dan Kelas terpilih yaitu kelas VII.2 yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Data tersebut dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah atau pertanyaan penelitian (Lestari, 2015:163). Alat ukur dalam penelitian dinamakan instrumen penelitian. Dimana instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data. Dalam mengumpulkan data pada penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa instrumen atau alat pengumpul data yaitu:

Angket adalah instrumen non tes yang berupa daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh orang yang menjadi subjek dalam penelitian (responden). Angket adalah suatu alat pengumpul informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden. Angket seperti halnya wawancara, dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang diri responden atau informasi tentang orang lain. Dalam penelitian ini angket digunakan oleh peneliti sebagai pretest untuk mengetahui keadaan awal atau data siswa terkait dengan kepercayaan diri siswa.

Angket dalam penelitian ini berbentuk multiple choise yang terdiri dari empat pilihan, yakni (a) Selalu, (b) sering, (c) kadang-kadang dan (d) tidak pernah. Dengan ketentuan skor sebagai berikut:

Tabel 2. Model kualifikasi jawaban angket item positif

JAWABAN SKOR KETERANGAN

A 4 Selalu

B 3 Sering

C 2 Kadang-kadang

D 1 Tidak pernah

3. 0-2 Model kualifikasi jawaban angket item positif Tabel 3. Model kualifikasi jawaban angket item negatif

JAWABAN SKOR KETERANGAN

A 1 Selalu

B 2 Sering

C 3 Kadang-kadang

D 4 Tidak pernah

ualifikasi jawaban angket item negatif Tabel 4. Kriteria / Penggolongan.

No Interval Kriteria

1 81< × ≤ 100 Sangat percaya diri 2 68 < × ≤ 81 Percaya diri tinggi

3 56< × ≤ 68 Percaya diri sedang

4 43 < × ≤ 56 Percaya diri rendah 5 25 < × ≤ 43 Tidak percaya diri

(5)

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

21 Lembar observasi adalah instrumen non tes yang berupa kerangka kerja kegiatan penelitian yang

dikembangkan dalam bentuk sekala nilai atau berupa catatan temuan hasil penelitian. Lembar observasi digunakan untuk mengamati dan memperoleh data atau informasi tentang aspek kognitif, aspek afektif, ataupun aspek psikomotorik yang mungkin tidak bisa diperoleh atau diukur melalui perhitungan. Lembar observasi ini digunakan oleh peneliti untuk melihat keterlaksanaan pendekatan metode problem solving yang digunakan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2008:224).

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dengan berbagai alat, diantaranya alat yang sangat canggih sehingga dapat diobservasi benda yang sekecil kecilnya atau yang sejauh-jauhnya dijagat raya. Namun betapa canggihnya alat yang digunakan tujuannya tetap satu, yakni mengumpulkan data melalui observasi (Chony, 2016:166). Metode observasi digunakan oleh peneliti untuk melihat keterlaksanaan pendekatan metode Problem Solving yang digunakan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung.

Pengumpulan data melalui angket dilakukan dengan memberikan instrumen berupa daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh orang yang menjadi subjek dalam penelitian (responden). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan daftar pertanyaan tertutup yang dituangkan dalam bentuk angket. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data, data yang dimaksud disini adalah data mengenai Self- Cofidence (kepercayaan diri) siswa.

Adapun teknik analisis data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis inferensial.

Hasil Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu lembar angket, lembar observasi dan dokumentasi. Pengumpulan data dengan lembar angket diberikan kepada siswa kelas VII.2 dengan jumlah 17 orang. Angket tersebut diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran dengan metode problem solving. Angket tersebut berupa pernyataan yang terdiri dari 25 butir pernyataan dengan option selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah.

Pengumpulan data dengan teknik observasi dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan metode problem solving di dalam kelas dalam pembelajaran matematika. Dimana pada saat proses pembelejaran di mulai ibu Delti tampang, S.Pd. selaku guru matematika di SMP Negeri 2 LAROMPONG saya jadikan sebagai observer dalam penelitian ini. Pengumpulan data dengan teknik dokumentasi yang dilakukan adalah mendokumentasikan kegiatan belajar menggunakan metode Problem solving.

Data yang telah diperoleh peneliti didapatkan dari penyebaran angket kepercayaan diri siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan metode problem solving. Adapun nilai dari hasil pemberian angket kepercayaan diri di sajikan dalam table berikut.

(6)

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

22 Problem Solving terhadap Self-Cofidence siswa dalam pembelajaran matematika kelas VII SMP

Negeri 2 LAROMPONG.

Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh metode Problem Solving terhadap Self-Cofidence siswa dalam pembelajran Matematika kelas VII SMP Negeri 2 LAROMPONG. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan menggunakan desain penelitian One Group Pretest-Posttest Design. Pada proses penelitian, pertama-tama peneliti memberikan lembaran angket tentang self-cofidence terhadap siswa sebelum diberikan perlakuan menggunakan metode problem solving dan pada saat pertemuan terakhir penelitian siswa diberi kembali lembaran angket yang sama untuk mengetahui tingkat perbedaan self-cofidence siswa setelah diberikan perlakuan.

Self Confidence adalah suatu sikap yakin akan kemampuan diri sendiri dan memandang diri sendiri sebagai peribadi yang utuh dengan mengacu pada konsep diri. Menurut Yudhanegara, indikator self confidence adalah: Percaya pada kemampuan sendiri, Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, Memiliki konsep diri yang positif, dan Berani mengemukakan pendapat.

Dengan demikian, ketika semakin sering siswa dihadapkan pada suatu masalah yang membutuhkan penyelesaian tersebut maka mereka akan menjadi terbiasa, lebih kritis, dan lebih terampil. Siswa tersebut akan lebih mudah menyelesaikan masalah, soal-soal yang lebih rumit dari pada siswa lain yang hanya belajar teori. Ketika seorang siswa lebih unggul dibandingkan siswa lain tentunya akan ada rasa puas dan lebih senang, mereka akan lebih percaya dengan kemampuan yang dimiliki dan mampu berfikir positif dalam menghadapi berbagai masalah yang ada. Sebagaimana pendapat Derek Haylock dan Fiona Thangata (2007:147-148) bahwa setelah siswa menyelesaikan suatu permasalahan maka akan timbul rasa puas dan senang dalam dirinya sehingga akan menambah kepercayaan diri siswa tersebut.

Menurut Hakim, ciri-ciri orang yang percaya diri antara lain: Selalu bersikap tenang didalam mengerjakan segala sesuatu, Mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai, Mampu menetralisasi ketegangan yang muncul di dalam berbagai situasi, Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai situasi, Memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang penampilannya, Memiliki kecerdasan yang cukup, Memiliki tingkat Pendidikan formal yang cukup, Memiliki keahlian atau keterampilan lain yang menunjang kehidupannya, misalnya keterampilan berbahasa asing, Memiliki kemampuan bersosialisasi , Memiliki latar belakang pendidikan keluarga yang baik, Memiliki pengalaman hidup yang menempa mentalnya menjadi kuat dan tahan dalam menghadapi berbagai cobaan hidup, dan Selalu bereaksi positif di dalam menghadapi berbagai masalah, misalnya dengan tetap tegar, sabar, dan tabah dalam menghadapi persoalan hidup.

Sedangkan ciri-ciri orang yang tidak percaya diri antara lain Mudah cemas dalam menghadapi persoalan dengan tingkat kesulitan tertentu, Memiliki kelemahan atau kekurangan dari segi mental, fisik, sosial, atau ekonomi, Sulit menetralisasi timbulnya ketegangan didalam suatu situasi, Gugup dan kadang-kadang bicara gagap, Memliki latar belakang pendidikan keluarga kurang baik, Memiliki perkembangan yang kurang baik sejak masa kecil, Kurang memiliki kelebihan pada bidang tertentu dan tidak tahu bagaimana cara mengembangkan diri untuk memiliki kelebihan tertentu, Sering menyendiri dari kelompok yang dianggapnya lebih dari dirinya, Mudah putus asa, Cenderung terganggu pada orang lain dalam mengatasi masalah, Pernah mengalami trauma, dan Sering bereaksi negatif dalam menghadapi masalah, misalnya dengan menghindari tanggung jawab atau mengisolasi diri, yang menyebabkan rasa tidak percaya drinya semakin buruk.

(7)

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

23 Adapun hasil penelitian mengenai perbandingan nilai statistik menunjukkan bahwa jumlah sampel

yaitu 17 orang dimana nilai pretest untuk nilai terendah yaitu 54 dan nilai tertinggi yaitu 81 sedangkan nilai posttest untuk nilai terendah yaitu 63 dan nilai tertinggi yaitu 85. Rata-rata nilai pretest 65,59 dan rata-rata nilai posttest 72,82 sehingga bisa dikatakan setelah melakukan proses pembelajaran menggunakan metode problem solving dalam pembelajaran matematika di kelas VII.2 terdapat peningkatan self-cofidence siswa. Hasil yang diperoleh dari uji-t didapat harga thitung yaitu 8,09 dan ttabel yaitu 1,753 dimana thitung > ttabel (8,09 > 1,753) dimana untuk aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan jika thitung > ttabel maka H1 diterima dan Jika thitung < ttabel maka H0 diterima.

Oleh karenanya dapat disimpulkan terdapat pengaruh metode problem solving terhadap self-cofidence siswa pada pembelajaran matematika kelas VII SMP Negeri 2 LAROMPONG. Hal ini dapat dilihat dari perubahan yang terjadi pada siswa dimana siswa lebih berani mengemukakan pendapat, bertanya ketika ada pelajaran yang tidak dimengerti dan mampu menyesuaikan diri dengan teman-temannya dimana dilihat dari pengamatan dan nilai statistik yang telah dipaparkan sebelumnya. Sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Adhetia Martyanti menyatakan bahwa metode problem solving dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa. Dalam penelitian Junaidi Purnama Metode problem solving dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa. Maka dalam penelitian ini metode problem solving juga memiliki pengaruh terhadap self-cofidence siswa.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan metode problem solving terhadap self-cofidence siswa dalam pembelajaran matematika kelas VII SMP Negeri 2 LAROMPONG tahun ajaran 2022/2023. Hal ini ditunjukkan dari hasil Uji-t didapat harga thitung

yaitu 8,09 dan ttabel yaitu 1,753 dimana thitung > ttabel (8,09 > 1,753).

Saran

Berdasarkan hasil yang telah dicapai pada penelitian ini, maka ada beberapa saran yang perlu disampaikan:

1. Bagi kepala sekolah, untuk menunjang pengaplikasian sebuah metode agar memanfaatkan dan melengkapi kelengkapan yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran seperti LCD dan buku pegangan untuk siswa.

2. Bagi guru, walaupun metode problem solving membutuhkan waktu yang cukup banyak dalam peroses pembelajaran, akan tetapi diharapkan guru di SMP Negeri 2 LAROMPONG dapat menggunakan metode problem solving dalam proses pembelajaran karena respon siswa sangat baik ketika peneliti menerapkannya metode ini didalam kelas.

3. Bagi peserta didik, diharapkan agar tetap semangat dalam belajar walaupun terhadap matapelajaran yang tidak atau kurang disukai, dan jadilah siswa-siswi yang berani dan percaya diri dalam hal kebaikan.

Ucapan terima kasih

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian maupun penulisan artikel ini.

Referensi

Irzani dan Alkusairi. (2013). Pengembangan Program Pembelajaran Matematika Studi Praktis dengan Pendekatan Problem Solving. Jawa Tengah: Sukses Mandiri Pres.

(8)

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

24 Makur dkk. (2007). Mathematical Intelligence. Jogjakarta: AR-RUZZMEDIA.

Setiawati. 2017. Pendidikan Karakter Sebagai Pilar Pembentukan Karakter Bangsa. Jurnal prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Vol 1 No. 1

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Info lebih lanjut

Hubungi

LPPM STKIP YPUP Makassar Jalan Andi tonro no. 17 Makassar

Referensi

Dokumen terkait

Setelah kering, timbang dan catat berat benda uji beserta talam (W4);.. Dalam pelaksanaannya berat jenis curah adalah suatu sifat yang pada umumnya digunakan dalam

2 empty Trial completion date empty Scientific title The effect of IL-6 inhibitor Tocilizumab on the prognosis of covid-19 patients with acute respiratory failure Public title The