• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh minat belajar, efikasi diri dan konformitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh minat belajar, efikasi diri dan konformitas"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MINAT BELAJAR, EFIKASI DIRI DAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU MENYONTEK PADA

MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI DI SMA NEGERI 6 PADANG

JURNAL

Oleh:

Devi Angraini 12090287

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG 2017

(2)
(3)

PENGARUH MINAT BELAJAR, EFIKASI DIRI DAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU MENYONTEK PADA MATA PELAJARAN

EKONOMI KELAS XI IPS DI SMAN 6 PADANG Oleh

,

1Mahasiswa-prodi-pendidikan-ekonomi

2.3Dosen STKIP PGRI Sumbar

Deviangraini94@.gmail.com , yossy_ekaputri@yahoo.com, jimironald@gmail.com

ABSTRACT

This research is a descriptive study associative. Sampling using proportional random sampling technique using questionnaire instrument. Data analysis techniques used in this research is descriptive and inductive analysis using multiple linear regression. The results of data analysis showed that (1) there is a negative and significant effect between interest in learning the behavior of cheating, where the coefficient value of 0,544 with a value thitung5,843> ttable 1.985. (2) there is a negative and significant effect between self efficacy against cheating behavior, where the value of the coefficient of 0,253 with a value thitung 2.519> 1.985 ttabel. (3) there is a negative and significant influence between peer conformity to the behavior of cheating, where the value of the coefficient of 0.251 with thitung 3.569> 1.985 ttabel. (4) there is significant influence between interest in learning, self-efficacy and conformity to peer toward cheating behavior, where the value of F 99.052> Ftabel 2.70. Based on test results obtained value coefficient R square of 0.762 which means that 76.2% of the change in the dependent variable (the behavior of cheating) can be explained by the independent variables (interest in learning, self-efficacy and conformity peers) while the remaining 23.8% is influenced by variables another who did not get into this study.

Keywords: Cheating behavior, interest in learning, self-efficacy and conformity to peer ABSTRAK

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif asosiatif. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportional random sampling dengan menggunakan instrumen berupa angket. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif dan induktif dengan menggunakan Regresi Linear Berganda. Hasil analisis data menunjukan bahwa (1) terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara minat belajar terhadap perilaku menyontek, dimana nilai koefisien sebesar 0,544 dengan nilai thitung5,843 > ttabel sebesar 1,985. (2) terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara efikasi diri terhadap perilaku menyontek, dimana nilai koefisien 0,253 dengan nilai thitung

sebesar 2,519 > ttabel 1,985. (3) terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara konformitas teman sebaya terhadap perilaku menyontek, dimana nilai koefisien 0,251 dengan thitung sebesar 3,569 > ttabel 1,985. (4) terdapat pengaruh signifikan antara minat belajar, efikasi diri dan konformitas teman sebaya terhadap perilaku menyontek, dimana nilai Fhitung 99,052 > Ftabel 2,70. Berdasarkan pengujian koefisien diperoleh nilai hasil R square sebesar 0,762 yang artinya 76,2% perubahan pada variabel dependen (perilaku menyontek) dapat dijelaskan oleh variabel independen (minat belajar, efikasi diri dan konformitas teman sebaya) sedangkan sisanya sebesar 23,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk kedalam penelitian ini.

Kata kunci: perilaku Menyontek, minat belajar, efikasi diri dan konformitas teman sebaya

(4)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan seseorang. Dengan adanya pendidikan maka akan sangat membantu seseorang dalam mencapai dan memperoleh kehidupan yang lebih baik kedepannya.

Oleh karena itulah, pendidikan menjadi salah satu sasaran pokok pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kecerdasan rakyatnya.

Dalam UU No. 20 tahun 2003 pendidikan nasional Indonesia saat ini memiliki tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Menurut Kelley (2003:11) menyontek didefenisikan sebagai mengikuti ujian dengan melalui jalan tidak jujur, menjawab pertanyaan dengan cara yang tidak semestinya.

Melanggar aturan dalam ujian dan kesepakatan. Menurut (Rohana, 2015:645) faktor yang mempengaruhi prilaku menyontek yaitu. 1) efikasi diri, 2) konformitas teman sebaya dan (Miranda, 2016) faktor yang mempengaruhi prilaku menyontek yaitu:

konformitas teman sebaya dan minat belajar.

Menurut Hartanto (2012 :3) Kasus menyontek tampaknya merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam pendidikan di Indonesia. Bahkan ada yang menganggap bahwa menyontek telah menjadi budaya. Siswa yang terbiasa dengan perilaku menyontek akan sulit untuk meninggalkannya. Siswa yang tidak menyontek tetapi melihat

temannya menyontek, suatu saat juga timbul keinginan untuk menyontek

Masyarakat lebih menghargai nilai yang didapat tanpa melihat proses bagaimana seorang mahasiswa mendapat nilai tersebut. Kenyataan bahwa sistem pendidikan Indonesia yang menggunakan nilai dari tes atau evaluasi belajar terhadap materi yang diberikan sebelumnya untuk menunjukkan kemajuan dan penguasaan ilmu anak didik, menyebabkan masyarakat memandang prestasi belajar hanya dari pencapaian nilai yang tinggi, bukan pada prosesnya. Pandangan tersebut menimbulkan tekanan pada siswa untuk mencapai nilai yang tinggi.

Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian penulis yaitu SMA Negeri 6 Padang. Alasan penulis memilih SMA Negeri 6 Padang yaitu dilihat dari keberhasilan dalam pembelajaran yang dapat diukur dengan hasil perbandingan nilai UN, dari perbandingan tersebut dapat dilihat bahwa peringkat UN SMA Negeri 6 padang dari peringkat UN 3 tahun

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar,yang mana dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar, dan sisi siswa , hasil belajar merupakan puncak dari proses belajar.

Berikut dapat disajikan data perbandingan nilai ujian nasional (UN) SMA Negeri untuk 3 tahun terakhir di kota Padang

(5)

Tabel 1. Data Perbandingan Nilai Ujian Nasional (UN) SMA Negeri untuk 3 Tahun Terakhir Di Kota Padang

No Nama

Sekolah

2014 2015 2016

Rata- rata

Peringk at

Rata- rata

Pering kat

Rata- rata

Pering Kat

1 SMAN 1 77,72 1 78,25 1 77, 61 1

2 SMAN 2 67,55 6 69,26 5 69,31 4

3 SMAN 3 69,98 4 70,60 4 76,73 2

4 SMAN 4 74,68 2 72,26 3 68,72 5

5 SMAN 6 66,85 7 67,50 7 65,78 8

6 SMAN 7 69,77 5 68,30 6 65,36 10

7 SMAN 8 63,52 10 67,01 8 66,86 7

8 SMAN 10 72,52 3 75,41 2 71,37 3

9 SMAN 11 63,66 9 62,84 12 62,86 11

10 SMAN 12 64,08 8 65,90 9 67,55 6

11 SMAN 14 61,03 11 65,76 10 65,74 9

12 SMAN 16 59,33 12 64,06 11 59,01 12

Sumber: Data Referensi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Berdasarkan tabel data perbandingan nilai rata-rata ujian nasional (UN) antar SMA Negeri untuk 3 tahun terakhir yang berakriditasi A yang ada di Kota Padang. Dari perbandingan nilai rata-rata ujian nasional (UN) yang dilakukan dapat dilihat peringkat ujian nasional (UN) yang diraih sekolah selalu mengalami perubahan setiap tahunnya. Jika dilihat nilai rata-rata UN dan peringkat sekolah berdasarkan nilai UN, maka SMA

Negeri 6 Padang dari tahun 2014 hingga tahun 2016 mengalami penurunan peringkat prestasi berdasarkan nilai Rata-rata UN, dibandingkan dengan SMA Negeri 1 Padang yang bisa mempertahankan prestasinya setiap tahun.

Berdasarkan data dari SMA Negeri 6 Padang pada kelas XI IPS pada tanggal 6 September 2016, terlihat pada tabel 2 dibawah ini:

Tabel 2. Jumlah Siswa yang Berkasus Saat Ujian di SMAN 6 Padang Tahun Pelajaran 2015/2016

No Kelas

Jumlah siswa (orang)

Jumlah siswa menyontek

(orang)

Persentas e (%)

Jumlah siswa yang

tidak menyontek

(orang)

Persentas e (%)

1 IPS 1 32 20 62,5 12 37,5

2 IPS 2 32 23 71,9 9 28,1

3 IPS 3 32 19 59,4 13 40,6

4 IPS 4 32 25 78,1 7 21,9

Jumlah 128 87 41

Sumber : Guru IPS SMAN 6 Padang, 2016

Berdasarkan tabel 2 diatas terlihat bahwa perilaku menyontek siswa

termasuk tinggi pada saat Ujian Semester. Hal ini dapat dilihat dari kelas

(6)

IPS 4 yaitu 25 orang siswa yang menyontek dari 32 orang siswa dengan persentase 78,1% yang memiliki perilaku menyontek yang paling tinggi pada saat ujian diantara empat kelas.

sedangkan tiga kelas yang lain memiliki perilaku menyontek yang rendah antara lain, IPS 2 memiliki 23 orang siswa yang menyontek dari 32 orang siswa dengan persentase 71,9%, IPS 1 memiliki 20 orang siswa dari 32 orang siswa yang menyontek dengan persentase 62,5% dan IPS 3 memiliki 19 orang siswa yang menyontek dari 32 orang siswa dengan persentase 59,4%.

Jadi, kesimpulanya siswa yang menyontek paling tinggi terdapat di kelas IPS 4 dan yang paling rendah di kelas IPS 1, selebihnya dipengaruhi oleh faktor dari internal yaitu guru .

Para siswa lebih mementingkan hasil dari pada proses. Lebih mementingkan nilai dari pada ilmu yang diperoleh. Tekanan yang dirasakan akan membuat siswa lebih berorientasi pada nilai, bukan pada ilmu. Siswa dapat mempersepsi ujian sebagai alat untuk menyusun peringkat dan dapat menyebabkan dirinya mengalami kegagalan, bukan sebagai instrumen yang dapat menunjukkan kemajuan

dalam proses belajar. Menurut (Rohana, 2015:645) faktor yang mempengaruhi perilaku menyontek yaitu. 1) efikasi diri, 2) konformitas teman sebaya dan (Miranda, 2016:3) faktor yang mempengaruhi perilaku menyontek yaitu: konformitas teman sebaya dan minat belajar

Faktor yang mempengaruhi perilaku menyontek adalah minat Belajar. Minat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dalam kelancaran proses belajar mengajar. Siswa yang mempunyai minat belajar tinggi dalam proses pembelajaran dapat menunjang proses belajar mengajar untuk semakin baik, begitupun sebaliknya minat belajar siswa yang rendah maka kualitas pembelajaran akan menurun dan akan berpengaruh pada hasil belajar

Minat adalah kecendrungan yang menetapkan untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas.

Seseorang yang berminat terhadap aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang.

Berdasarkan data dari SMA Negeri 6 Padang pada kelas XI IPS pada tanggal 6 September 2016, terlihat pada tabel 3 dibawah ini:

Tabel 3. Jumlah Keaktifan Siswa dalam Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X1 SMA Negeri 6 Padang Tahun Pelajaran 2015/2016.

No Kelas

Jumlah Siswa (Orang)

Aktif (orang)

Persentase (%)

Tidak Aktif (orang)

Persentase (%)

1 IPS 1 32 10 31,3 22 68,7

2 IPS 2 32 14 43,7 18 56,3

3 IPS 3 32 13 40,6 19 59,4

4 IPS 4 32 11 34,4 21 65,6

Total 128 54 74

Sumber : Guru IPS SMA N 6 Padang, 2016

Dari Tabel 2 di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang tidak aktif dalam belajar yang paling tinggi terdapat di kelas IPS 1 yaitu 22 orang siswa dari 32 orang siswa dengan persentase 68,7%. Sedangkan yang paling rendah terdapat pada kelas IPS 2

yaitu 18 orang siswa dari 32 orang siswa dengan persentase 56,3%. Hal ini disebabkan karena siswa malas untuk belajar dan siswa kurang memiliki kepercayaan diri untuk menjawab pertanyaan dari gurunya.

(7)

Hal serupa juga disampaikan oleh guru yang mengajar mata pelajaran ekonomi bahwa siswa kelas XI IPS kurang aktif dalam belajar mengajar.Hal ini ditunjukan dengan sikap siswa yang sering ribut dikelas, mengobrol dengan teman-teman dan malas menggulang pelajaran dirumah. Bila siswa diberi latihan soal yang sulit, siswa tidak mengerjakan soal tersebut

Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat. Minat ini timbul apabila murid tertarik akan sesuatu karena yang akan dipelajari dirasakan bermaknabagi dirinya. Namun demikian, minat tanpa adanya usaha yang baik maka belajar juga sulit untuk berhasil. menurut Hamalik (2010:33)

Selanjutnya faktor efikasi diri sangat penting. Efikasi diri kuat mendorong siswa untuk tetap maju dalam mencapai tujuannya. Meski mengalami kegagalan, dengan efikasi diri yang tinggi akan dapat mendorong siswa untuk tidak mudah menyerah.

Menurut Ormrod (2008:22) bahwa efikasi diri mempengaruhi bagaimana orang mengatasi kekecewaan dan tekanan dalam mencapai tujuan hidupnya. Siswa dengan efikasi diri yang tinggi tentu lebih mampu menerima kekecewaan akan kegagalannya dan berusaha bangkit untuk meraihnya kembali. Berdasarkan data dari SMA Negeri 6 Padang pada kelas XI IPS pada tanggal 6 September 2016, terlihat pada tabel 4 dibawah ini:

Tabel 4. Data Kelengkapan Tugas Harian SiswaPada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X1 SMA Negeri 6 Padang Tahun Pelajaran 2015/2016.

No Kelas

Jumlah Siswa (Orang)

Lengkap (orang)

Persentase (%)

Tidak Lengkap

(orang)

Persentase (%)

1 IPS 1 32 15 46,9 17 53,1

2 IPS 2 32 13 40,6 19 59,4

3 IPS 3 32 14 43,7 18 56,3

4 IPS 4 32 12 37,5 20 62,5

Total 128 54 74

Sumber : Guru IPS SMAN 6 Padang, 2016 Berdasarkan tabel diatas tentang kelengkapan tugas siswa yang terkait dalam efikasi diri di SMA Negeri 6 Padang masih rendah itu terlihat dengan tabel 3 diatas sebanyak 20 orang siswa terdiri dari 32 orang siswa dengan persentase 62,5% siswa yang tidak membuat tugas pada kelas IPS 4 yang paling tinggi. Sedangkan yang paling rendah terdapat pada kelas IPS 1 yaitu 17 orang siswa dengan persentase 53,1%. Hal ini disebabkan kurangnya perhatian orang tua saat anak belajar, guru, teman dan lingkungan tempat tinggal yang ramai sehingga menjadi kendala bagi anak untuk belajar. Dengan keadaan tersebut yang tidak lengkapi

tugas hariannya dapat mempengaruhi proses pembelajaran sekolah

Banyak penyebab yang membuat seseorang melakukan perilaku menyontek. Mulai dari tuntutan orang tua agar nilai anaknya tinggi, dan tutunan belajar yang banyak. Bahwa menyontek merupakan hal yang wajar.

Dari semua hal tersebut, faktor internal dalam diri siswalah yang sangat mempengaruhi Menurut (Friyatmi 2011:176)) mengatakan bahwa kekuatan yang berasal dari dalam diri merupakan faktor utama dan sangat penting yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

Terakhir faktor yang mempengaruhi perilaku menyontek di kalangan siswa adalah konformitas

(8)

teman sebaya. Hal ini karena anak dan remaja adalah peniru sikap-sikap yang mereka tangkap sebagaimana mereka mempelajarinya. Seorang anak remaja cenderung mengambil dan meniru sikap dari kelompok sebayanya. Dari fenomena yang ada, konformitas pada siswa cenderung memiliki dampak atau efek buruk. Sesuai pendapat (Rohana

2015:643) menurutnya konformitas teman sebaya yang sering terjadi pada remaja disekolah adalah hal-hal yang negatif salah satunya perilaku menyontek. Berdasarkan data dari SMA Negeri 6 Padang pada kelas XI IPS pada tanggal 6 September 2016, terlihat pada tabel 5 dibawah ini:

Tabel 5. Data Perbandingan Tugas Kelompok Antar Kelas XI IPS SMAN 6 Padang tahun Pelajaran 2015/2016

No

Kelas/jmlh siswa (orang)

KKM Jenis Tugas Kelompok

Perbandingan

Kelompok Nilai Rata- rata

Nilai Rata- rata kerjasama Aktif Tdk

aktif 1 IPS 1 =32 81 a.Tugas 1

b.Tugas 2

25 20

7

12 83 82

2 IPS 2 =32 81 a. Tugas 1 b. Tugas 2

20 16

12

16 79 78

3 IPS 3 =32 81 a. Tugas 1 b. Tugas 2

17 13

15

19 77,5 76

4 IPS 4 =32 81 a. Tugas 1 b. Tugas 2

22 18

10

14 80 89

Sumber : Guru IPS SMAN 6 Padang,2016

Berdasarkan indikator dari konformitas teman sebaya salah satunya adalah ketaatan, maka terlihat dari tabel 5 di atas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata tugas kelompok yang memenuhi standar KKM hanya terdapat dikelas IPS 1 yang memiliki nilai rata- rata 83. Sedangkan tiga kelas yang lainnya tidak memenuhi standar KKM.

Dan yang paling rendah nilai tugas kelompok terdapat pada kelas IPS 3 yaitu dengan nilai rata-rata 77,5, dilihat nilai kerjasama kelas yang memenihi KKM terdapat pada kelas IPS 1 dengan nilai rata-rat 82 dan tiga kelas lainnya tidak memenuhi dtandar. Hal ini disebabkan siswa yang malas belajar dan menuruti perintah guru juga dipengaruhi oleh teman sebaya dalam proses belajar.

Perbandingan nilai rata-rata tugas kelompok antar kelas dilihat dari segi aspek penilian dalam belajar yaitu:

kognitif, afektif dan psikomotor, menunjukkan bahwa tiap kelas yang

memiliki nilai tugas kelompok yang berbeda-beda. Pada kelas IPS 1 mendapatkan nilai yang tinggi, jadi konformitas teman sebaya pada kelas IPS 1 menunjukan baik dibandingkan kelas yang lain bahwa dikelas tersebut nampak kekompokan dan kerjasama yang dikuti oleh penyesuaian, kepercayaan, kesepekatan dan ketaatan antar siswa dikelas.

Maka berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian

Pengaruh Minat Belajar, Efikasi Diri, dan Konformitas Teman Sebaya Terhadap Perilaku Menyontek Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI di SMAN 6 Padang“. Belum pernah dilakukan penelitian ini, untuk itu peneliti mengambil judul tersebut, penelitian ini diharapkan dapat menjawab permasalah yang sedang dihadapi oleh SMA N 6 Padang.

(9)

RUMUSAN MASALAH

1. Apakah minat belajar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perilaku menyontek pada mata pelajaran Ekonomi kelas XI di SMA Negeri 6 Padang ?

2. Apakah minat efikasi diri berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perilaku menyontek pada mata pelajaran Ekonomi kelas XI di SMA Negeri 6 Padang ?

3. Apakah konformitas teman sebaya berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perilaku menyontek pada mata pelajaran Ekonomi kelas XI di SMA Negeri 6 Padang ?

4. Apakah minat belajar, efikasi diri dan konformitas teman sebaya berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap perilaku menyontek pada mata pelajaran Ekonomi kelas XI di SMA Negeri 6 Padang ?

TUJUAN PENELITIAN

1. Pengaruh faktor minat belajar terhadap perilaku menyontek pada mata pelajaran Ekonomi kelas XI di SMA Negeri 6 Padang

2. Pengaruh efikasi diri terhadap perilaku menyontek pada mata pelajaran Ekonomi kelas XI di SMA Negeri 6 Padang

3. Pengaruh konformitas teman sebaya terhadap perilaku menyontek pada mata pelajaran Ekonomi kelas XI di SMA Negeri 6 Padang

4. Pengaruh minat belajar, efikasi diri, dan konformitas teman sebaya secara bersama-sama terhadap perilaku menyontek pada mata pelajaran Ekonomi kelas XI di SMA Negeri 6 Padang

LANDASAN TEORI

1. Menyontek secara sederhana dapat diartikan dengan perbuatan penipuan atau melakukan tindakan yang tidak jujur menurut Hartanto (2012:10) memaknai bahwa

menyontek sebagai prilaku ketidakjujuran akademik.

Menyontek dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berasal dari kata sontek yang mendapatkan awalan me- sehingga menjadi menyontek (KBBI, 2005:1084).

2. Menurut Friyatmi (2011:4) faktor- faktor pendorong perilaku menyontek yaitu :

a. Minat belajar

Bahwa minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Jika seseorang siswa memilikki rasa ingin belaja, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya. Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat. Namun demikian, minat tanpa adanya usaha yang baik maka belajar juga sulit intik berhasil.

b. Konsep Diri

Seperangkat instrumen pengendali mental dan karenanya mempenga-ruhi kemampuan berpikir seseorang.

Konsep diri terbentuk melalui proses yang terjadi sejak lahir kemudian secara bertahap mengalami perubahan seiring dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan individu. Pem- bentukan konsep diri sangat dipengaruhi oleh lingkungan.

Faktor-faktor yang penyebab menyontek dapat dikelompok menjadi dua bagian besar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal menurut Hartanto (2012:48)

1. Faktor internal a. Self efficacy

b. Status sosial ekonomi c. Nilai moral dimana siswa d. kemampuan akademi yang

rendah,

(10)

e. time management f. prokrastinasi.

2. Faktor eksternal

a. konformitas teman sebaya, b. tekanan dari orang tua,

c. peraturan sekolah yang kurang jelas

d. dan sikap sikap guru yang kurang tegas.

Kesimpulan dari faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyontek yaitu, Minat belajar, efikasi diri dan konformitas teman sebaya

3. Minat belajar adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu yang ingin dicapai. Menurut Syah (2006 : 25) mengatakan bahwa suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.

Anak didik yang berminat terhadap suatu pelajaran akan mempelajari dengan sungguh-sungguh karena ada daya tariknya. Proses belajar akan berjalan dengan lancar bila disertai dengan minat. Slameto (2010:178). Menurut Hamalik (2010)) Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat.

Namun demikian, minat tanpa adanya usaha yang baik maka belajar juga sulit untuk berhasil.

4. Efikasi dir menurut Ormod (2008:23) adalah penilaian seseorang pada kemampuan yang ada pada dirinya sendiri untuk melakukan perilaku tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.

Pernyataan tersebut berarti bahwa efikasi diri merupakan salah satu faktor dalam diri seseorang yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu agar tujuannya dapat tercapai. Seseorang dengan efikasi diri yang tinggi akan mendapatkan dorongan untuk dapat

mencapai tujuan yang

diinginkannya.. Menurut Purwanto

(2015) hasil penelitian bahwa efikasi diri siswa yang tinggi akan cendrung mengurangi perilaku menyontek karena siswa akan berusaha dalam mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik, sebaliknya ketika efikasi diri siswa yang rendah akan membuat siswa cendrung untuk melakukan tindakan menyontek 5. Menurut Hurlock (2006:221) juga

berpendapat bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi remaja adalah sikap teman sebaya yang berorientasi sekolah atau bekerja.

Pengaruh teman sebaya memiliki peran penting dalam melakukan perilaku menyontek. Menurut Hartanto (2012:91) konformitas dari teman sebaya disekolah memiliki pengaruh yang besar terhadap prilaku menyontek. Siswa yang tidak mau memberikan jawaban atau mengikuti prilaku menyontek biasanya akan dijauhi atau bahkan mendapatkan kekerasan baik secara lisan maupun fisik.

HIPOTESIS

1. Diduga terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara minat belajar siswa terhadap perilaku menyontek pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas X1 IPS SMA N 6 Padang

2. Diduga terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara efikasi diri siswa terhadap terhadap perilaku menyontek pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas X1 IPS SMA N 6 Padang

3. Diduga tidak terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara konformitas teman sebaya terhadap perilaku menyontek pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas X1 IPS SMA N 6 Padang

(11)

4. Diduga terdapat pengaruh signifikan antara minat belajar, efikaasi diri dan konformitas teman sebaya secara bersama-sama terhadap perilaku menyontek pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas X1 IPS SMA N 6 Padang

: β12, β3 < 0 : β123 METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asosiatif. Menurut Iskandar (2009:19) penelitian Deskriptif dan Asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahuai pengaruh atau hu bungan antara dua variabel atau lebih.berdasarkan indikator-indikator dari yang diteliti guna untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih atau pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMAN 6 Padang yang terdiri dari 128 orang reponden siswa, dan jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 97 orang siswa dengan

menggunakan teknik Propotional random sampling.

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah variabel perilaku menyontek (Y) sebagai variabel minat belajar (X1), efikasi diri (X2), dan konformitas teman sebaya (X3) sebagai variabel bebasnya.

Penelitian ini dilakukan di SMAN 6 Padang Jln. St. Syahril Koto Kaciak, Mato Air No, 11 Padang Selatan, Kota Padang Sumatra Barat

Teknik analisis data yang di gunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Analisis regresi Linear Berganda

Analisis regresi berganda dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS Versi 16.0 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 86,453 2.456 35,206 .000

Minat Belajar -.0,544 0,093 -.492 -5,843 .000 Efikasi Diri -.0,253 0,101 -.202 -2,519 .013 Konformitas

Teman Sebaya -.0,251 0,070 -.268 -3,569 .001 a. Dependent Variable: Perilaku

Menyontek

Sumber: olahan data primer, 2016

Berdasarkan hasil yang terdapat pada Tabel di atas, maka dapat dirumuskan persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y= 86,453 – 0,544X1 – 0,253X2 – 0,251X3

Dari model persamaan regresi linear berganda di atas dapat diketahui bahwa Nilai konstanta sebesar 86,453 yang berarti bahwa tanpa adanya pengaruh dari variabel minat belajar, efikasi diri dan konformitas teman

(12)

sebaya maka perilaku menyontek pada pelajaran ekonomi siswa adalah sebesar 86,453

Nilai koefesien regresi minat belajar sebesar 0,544 yang bertanda negatif. Hal ini berarti adanya pengsaruh negatif antara minat belajar terhadap perilaku menyontek, apabila nilai variabel minat belajar siswa kelas X1 IPS di SMA N 6 Padang meningkat sebesar satu satuan maka perilaku menyontek akan menurun sebesar 0,544 untuk setiap satuannya, dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.

Nilai koefesien regresi efikasi diri sebesar 0,253 yang bertanda negatif. Hal ini berarti adanya pengaruh negatif antara efikasi diri terhadap perilaku menyontek, apabila nilai variabel efikai diri siswa kelas X1 IPS di SMA N 6 Padang meningkat sebesar satu satuan, maka prilaku menyontek akan menurun sebesar 0,253 untuk setiap satuannya, dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.

Nilai koefesien regresi konformitas teman sebaya sebesar 0,251 yang bertanda negatif. Hal ini berarti adanya pengaruh antara konformitas teman sebaya terhadap perilaku menyontek,

apabila nilai variabel konformitas teman sebaya siswa kelas X1 IPS di SMA N 6 Padang meningkat sebesar satu satuan, maka perilaku menyontek akan menurunt sebesar 0,251 untuk setiap satuannya, dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan Hasil Analisis Koefisien Determinasi

Model R

1 0,873 (a) 0,762

Berdasarkan tabel diatas nilai R square sebesar 0,762 yang artinya 76,2% perubahan pada variabel dependen (perilaku menyontek) dapat dijelaskan oleh variabel independen (minat belajar, efikasi diri dan konformitas teman sebaya) sedangkan sisanya sebesar 23,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini.

UJI HIPOTESIS

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu uji t (parsial) dan uji F (simultan).

Hasil Uji t

Pengaruh masing-masing variabel bebas (minat belajar, efikasi diri, dan konformitas teman sebaya) terhadap variabel terikat (perilaku menyontek).

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 86,453 2.456 35,206 .000

Minat Belajar -.0,544 0,093 -.492 -5,843 .000 Efikasi Diri -.0,253 0,101 -.202 -2,519 .013 Konformitas

Teman Sebaya -.0,251 0,070 -.268 -3,569 .001 a. Dependent Variable: Prilaku

Menyontek

Sumber: olahan data primer, 2016

(13)

Hipotesis 1, terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara minat belajar (X1) terhadap perilaku menyontek siswa kelas X1 IPS di SMA N 6 Padang (Y) dengan nilai koefisien regresi minat belajar sebesar 0,544 bertanda negatif. Nilai ini signifikan karna nilai thitung sebesar 5,843 > ttabel

sebesar 1,985 sedangkan nilai signifikan 0,000 <0,05 (1,985) berarti Ha diterima dan H0 ditolak. Artinya adanya pengaruh minat belajar terhadap perilaku menyontek, apabila minat belajar meningkat sebesar satu satuan maka perilaku menyontek akan menurun sebesar 0,544 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.

Hipotesis 2, terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara efikasi diri (X2) terhadap perilaku menyontek siswa kelas X1 IPS di SMA N 6 Padang (Y) dengan nilai koefisien regresi efikasi diri sebesar 0,253 bertanda negatif. Nilai ini signifikan karna nilai thitung sebesar 2,519

> ttabel sebesar 1,985 sedangkan nilai signifikan 0,013 <0,05 (1,985) berarti Ha

diterima dan H0 ditolak. Hal ini berarti adanya pengaruh efikasi diri terhadap perilaku menyontek, apabila nilai efikasi diri meningkat sebesar satu satuan maka akan meningkatkan perilaku menyontek sebesar 0,253 dalam setiap satuannya, dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.

Hipotesis 3, terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara konformitas teman sebaya (X3) terhadap perilaku menyontek siswa kelas X1 IPS di SMA N 6 Padang (Y) dengan nilai koefisien regresi konformitas teman sebaya sebesar 0,251 bertanda negatif.

Nilai ini signifikan karna nilai thitung

sebesar 3,569 > ttabel sebesar 1,985 sedangkan nilai signifikan 0,013 <0,05 (1,985) berarti Ha diterima dan H0

ditolak. Artinya adanya pengaruh konformitas teman sebaya terhadap perilaku menyontek, apabila nilai konformitas teman sebaya meningkat sebesar satu satuan maka akan menurun perilaku menyontek sebesar 0,251 dalam setiap satuannya. Dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.

PEMBAHASAN

Pengaruh Minat Belajar Terhadap Perilaku Menyontek

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil penelitian terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara minat belajar (X1) terhadap perilaku menyontek siswa kelas X1 IPS di SMA N 6 Padang (Y) dengan nilai koefisien regresi minat belajar 0,544 yang bertanda negatif (-). Nilai ini signifikan karena nilai thitung sebesar 5,843 > ttabel

sebesar 1,985 sedangkan nilai signifikan 0,000 <0,05, berarti Ha diterima dan H0

ditolak. Artinya apabila nilai minat belajar meningkat sebesar satu satuan maka perilaku menyontek akan menurun sebesar 0,544. dalam setiap satuannya, dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh slameto (2010:178) mengatakan bahwa suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa adanya menyuruh. Anak didik yang berminat terhadap suatu pelajaran dan mempelajari dengan sungguh-sungguh karena adanya tariknya. Diman teori ini menyatakan jika nilai minat belajar meningkat maka nilai perilaku menyontek akan menurun begitu sebaliknya.

(14)

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Miranda (2016 ) yang hasil penelitianya mengenai pengaruh konformitas teman sebay dan minat belajar terhadap prilaku menyontek, dimana bahwa minat belajar berpengaruh negatif terhadap prilaku menyontek yang mengatakan semakin rendah minat belajar maka semakin tinggi prilaku menyontek.

Pengaruh Eefikasi Diri (X2) Terhadap perilaku menyontek

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil penelitian terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara efikasi diri (X2) terhadap perilaku menyontek siswa kelas X1 di SMA N 6 Padang (Y) dengan nilai koefisien regresi sikap siswa sebesar 0,253 yang bertanda negatif (-). Nilai ini signifikan karena nilai thitung sebesar 2,569 > ttabel

sebesar 1,985 sedangkan nilai signifikan 0,013 <0,05, berarti Ha diterima dan H0

ditolak. Artinya apabila nilai efikasi diri meningkat sebesar satu satuan maka akan menurun perilaku menyontek sebesar 0,253 dalam setiap satuannya, dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan

Menurut Cervone D. Dan Lawrence A.P. (dalam jurnal pendidikan Agus Purwanto 2015) menjelaskan bahwa individu yang mempunyai efikasi diri yang tinggi menunjukan upaya dan ketekunan yang lebih besar dan menampilkan sikap rendah diri yang baik dibandingkan individu yang memiliki efikasi diri rendah.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh Pudjiastuti (2012). Tentang hubungan self efficacy dengan perilaku mencontek mahasiswa psikologi yang mana hasil penelitiannya bahwa hubungan antara self efficacy dengan perilaku mencontek adalah hubungan negatif

Pengaruh Konformitas Teman Sebaya (X3) Terhadap Perilaku Menyontek

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil penelitian terdapat pengaruh signifikan terhadap perilaku menyontek siswa kelas X1 di SMA N 6 Padang. Nilai koefisien regresi konformitas teman sebaya sebesar 0,251 bertanda negatif (-). Nilai ini signifikan karena nilai thitung sebesar 3,569 > ttabel

sebesar 1,985 sedangkan nilai signifikan 0,001 <0,05, berarti Ha diterima dan H0

ditolak. Artinya adanya apabila nilai konformitas teman sebaya meningkat sebesar satu satuan maka akan menurun perilaku menyontek sebesar 0,251 dalam setiap satuannya, dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Hurlock (2006:221) juga berpendapat bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi remaja adalah sikap teman sebaya yang berorientasi sekolah atau bekerja.

Pengaruh teman sebaya memiliki peran penting dalam melakukan perilaku menyontek Jadi kesimpulanya bahwa konformitas teman sebaya berpengaruh terhadap prilaku menyontek

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Petrus (Petrus Galih Pramono Raharjo, 2015) yang menyatakan pengaruh konformitas teman sebaya terhadap perilaku menyotek yang mana hasil penelitiannya menyatakan ada pengaruh negatif konformitas teman sebaya terhadap perilaku menyontek Pengaruh Minat Belajar (X1), Efikasi Diri (X2) dan Konformitas Teman Sebaya (X3) Terhadap Perilaku Menyontek (Y) Pada Mata Peajaran Ekonomi Kelas X1 IPS SMA N 6 Padang

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh nilai

sebesar 99,052> F tabel 2,70 dan nilai signifikan 0,000<0,05. Hal ini

(15)

berarti H0 ditolak dan Ha diterima, Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara minat belajar, efikasi diri, dan konformitas teman sebaya secara bersama-sama terhadap perilaku menyontek pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS di SMA 6 Padang. Sedangkan berdasarkan nilai R square sebesar 0,762 yang artinya 76,2% perubahan pada variabel dependen (perilaku menyontek) dapat dijelaskan oleh variabel independen (minat belajar, efikasi diri dan konformitas teman sebaya) sedangkan sisanya sebesar 23,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini.

Penelitian ini menenunjukan bahwa minat belajar, efikasi diri dan konformitastemansebayaberpengaruh signifikan terhadap perilaku menyontek dan penelitian ini sesuai dengan terjadi dilapangan, jika minat belajar, efikasi diri dan konformitas teman sebaya meningkat maka perilaku menyontek menurun dan sebaliknya, jika minat belajar, efikasi diri dan konformitas teman sebaya menurun maka perilaku menyontek meningkat.

PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Minat belajar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perilaku menyontek pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS SMA N 6 Padang. Dengan nilai koefisien sebesar 0,544. Nilai ini signifikan karena nilai thitung sebesar 5,843 >

ttabel sebesar 1,985. Artinya jika minat belajar meningkat sebesar satu satuan maka perilaku menyontek akan menurun sebesar 0,544 satuan dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan.

2. Efikasi diri berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perilaku

menyontek pada mata pelajaran ekonomi kelas X1IPS SMA N 6 Padang. Dengan nilai koefisien sebesar 0,253. Nilai ini signifikan karena thitung sebesar 2,519 > ttabel

sebesar 1,985. Artinya jika efikasi diri siswa meningkat sebesar satu satuan maka perilaku menyontek akan menurun sebesar 0,253 seatu satuan dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan.

3. Konformitas teman sebaya berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perilaku menyontek pada mata pelajaran ekonomi kelas X1 IPS SMA N 6 Padang. Dengan nilai koefisien sebesar 0,251. Nilai ini signifikan karena thitung sebesar 3,569

> ttabel sebesar 1,985. Artinya jika konformitas teman sebaya meningkat sebesar satu satuan maka perilaku

menyontek juga akan

menurunsebesar 0,251 satuan dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan.

4. Minat belajar, efikasi diri, dan konformitas teman sebaya secara bersama- sama berpengaruh signifikan terhadap perilaku menyontek mata pelajaran ekonomi kelas X1 IPS di SMA N 6 Padang , dimana diperoleh nilai Fhitung 99.052

> Ftabel 270. Sedangkan nilai R square sebesar 0,762 yang artinya 76,2%

perubahan pada variabel dependen (perilaku menyontek) dapat dijelaskan oleh variabel independen (minat belajar, efikasi diri dan konformitas teman sebaya) sedangkan sisanya sebesar 23,8%

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini.

SARAN

Berdasarkan hasil dari penelitian, Penulis mengemukakan saran yang diharapkan dapat bermanfaat dalam mengurangiprilaku menyontek

(16)

hasil pada pelajaran ekonomi yang ditunjukan kepada:

1. Siswa pada penerimaan dalam hal ketika guru menjelaskan pelajaran saya sedang berbicara dengan teman untuk itu agar siswa lebih memperhatikan dan mendengarkan guru pada saat menerangkan pelajaran .

2. Siswa agar siswa lebih bisa untuk belajar mandiri dengan menggunakan buku cetak, internet dan teman- teman. Siswa lebih baik sering menggulang pelajaran dirumah dan banyak meluangkan waktu untuk belajar.

3. Kesepakatan dalam saat ujian saling membantu satu sama lain. Sebaiknya siswa harus mengerjakan ujian sendiri-sendiri agar siswa tahu seberapa besar pemahaman siswa dalam materi mata pelajaran tersebut.

4. Siswa sebaiknya tidak berpikiran negatif saat mendapatkan nilai jelek dengan maksud agar siswa senang dengan hasil kemampuan sendiri dibandingkan dengan hasil menyontek.

DAFTAR PUSTAKA

Djaali. (2012). Psikologi Pendidikan.

Jakarta: Bumi Aksara.

Dimayati dan mudijono. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung.

Alfabeta

Friyatmi. (2011). Faktor-faktor Penentu Perilaku Mencontek di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ekonomi UNP, 7(2), 173–188. Jurnal Psikologis

Hamalik, O. (2012). Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hartanto, D. (2012). Bimbingan dan Konseleling : Menyontek Mengungkapkan Akar Masalah

dan Solusinya. Jakarta: Indeks.

Hurlock, E. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Iskandar. (2009). Psikologi Pendidikan.

Ciputat: Gaung Persada Press.

Miranda, L. P. (2016). Pengaruh konformitas teman sebaya dan Minat belajar Terhadap Prilaku Menyontek Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Bontang. Jurnal Psikologis 5(1), 39–51

Myera, David, G. (2008). Social Psychology (9th ed). New York:

McGraw-Hill.

Ormrod, jeanne. (2008). Psikologi Pendidikan Edisi Keenam jilid 2.

Alih Bahasa: Amitya kamera.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Pudjiastuti, Endang (2015) Hubungan Self Elfycacy dengan prilaku

Mencintek Mahasiswa

Psikologi.Jurnal Psikologi

Raharjo,Pramono,Galih Petrus (2015) Pengaruh Kepercayaan Diri dan Konformitas Teman Sebaya terhadap Prilaku Menyontek Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Pengelasan SMKN 1 Sedayu Tahun Ajaran 2014/2015

Rohana. (2015). Hubungan Self Efficacy dan konformitas teman sebaya Terhadap Prilaku Menyontek Siswa SMP Bhakti Loa Janan (Vol.

3).

Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak. (Alih Bahasa: Mila Rachamawati, S.Psi 7 Anna Kaswanti). Jakarta: Penerbit Erlangga.

(17)

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor- faktor Yang Mempengaruhinya.

Jakarta: Rineka Cipta.

Referensi

Dokumen terkait

An internet of things-based tool measurement system with a water level principle uses an ultrasonic HC-SR04 sensor to measure Blynk's integrated water level, using

Pengaruh motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan teman sebaya terhadap hasil belajar ekonomi siswa Kelas XI IPS SMAN Titian Teras.. Jurnal