28
Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Semester Genap Tahun Ajaran 2019/2020
Azizah, S.Pd
SMA Negeri 12 Banda Aceh
ABSTRAK
Penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Daring Terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Semester Genap Tahun Ajaran 2019/2020”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Perbedaan pengaruh antara penggunaan media pembelajaran Daring dan LKS terhadap Hasil belajar kimia siswa. (2) Perbedaan pengaruh antara kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah terhadap hasil belajar kimia siswa. (3) Interaksi pengaruh antara jenis media yang digunakan dan jenjang kemampuan awal siswa terhadap hasil belajar kimia siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 12 Banda Aceh tahun ajaran 2019/2020.
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan rancangan faktorian 2 x 2. Jumlah sampel 156 siswa kelas X, yang dibagi dalam empat kelompok , setiap kelompok terdiri dari 39 siswa. Data dikumpulkan dengan tes ulangan harian untuk variabel nilai tes hasil belajar kimia, sedangkan untuk variabel kemampuan awal siswa dengan menggunakan nilai rapor kimia kelas X. Teknik analisis data menggunakan analisis varians (ANAVA) dua jalur dan dilanjutkan dengan t-test pada taraf signifikansi 5%. Hasil analisis pengujian hipotesis menunjukkan bahwa : (1) Pembelajaran LKS memberikan pengaruh yang lebih tinggi dari pada pembelajaran dengan menggunakan media Daring terhadap prestasi belajar kimia (Fhitung > Ftabel 5% atau 148,736 > 3,903). (2) Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara jenjang kemampuan awal tinggi dengan jenjang kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar kimia siswa. (Fhitung > Ftabel 5% atau 225,464 > 3,903 (3) Tidak ada interaksi pengaruh yang signifikan antara jenis penggunaan media dengan jenjang kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar kimia siswa. (Fhitung < Ftabel 5%
atau 0,000 < 3,903 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran Daring dapat digunakan untuk meningkatkan Hasil belajar. Kemampuan awal perlu diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran Kimia.
Kata Kunci : Model Pembelajaran, Daring, Larutan Elektrolit & Nonelektrolit
PENDAHULUAN
Dunia saat ini sedang marak-maraknya wabah coronavirus. Coronavirus itu sendiri adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis corona virus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat. Coronavirus Diseases 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Tanda dan gelaja umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk, dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah menetapkan sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia. Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus konfirmasi
29 COVID-19 sebanyak 2 kasus. Sampai dengan tanggal 16 Maret 2020 ada 10 orang yang dinyatakan positif corona. (Yurianto, Ahmad, Bambang Wibowo, 2020)
Dengan adanya virus COVID-19 diIndonesia saat ini berdampak bagi seluruh masyarakat. Menurut kompas, 28/03/2020 dampak virus COVID-19 terjadi diberbagai bidang seperti sosial, ekonomi, pariwisata dan pendidikan. Surat Edaran (SE) yang dikeluarkan pemerintah pada 18 Maret 2020 segala kegiatan didalam dan diluar ruangan disemua sektor sementara waktu ditunda demi mengurangi penyebaran corona terutama pada bidang pendidikan. Pada tanggal 24 maret 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran COVID, dalam Surat Edaran tersebut dijelaskan bahwa proses belajar dilaksanakan dirumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Belajar dirumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19. Pembelajaran yang dilasanakan di Sekolah Menengah Atas juga menggunakan pembelajaran daring/jarak jauh dengan melalui bimbingan orang tua.
Menurut Isman pembelajaran daring merupakan pemanfaatan jaringan internet dalam proses pembelajaran. Dengan pembelajaran daring siswa memiliki keleluasaan waktu belajar, dapat belajar kapanpun dan dimanapun. Siswa dapat berinteraksi dengan guru menggunakan beberapa aplikasi seperti classroom, video converence, telepon atau live chat, zoom maupun melalui whatsapp group. Pembelajaran ini merupakan inovasi pendidikan untuk menjawab tantangan akan ketersediaan sumber belajar yang variatif.
Keberhasilan dari suatu model ataupun media pembelajaran tergantung dari karakteristik peserta didiknya.
Menurut Nakayama bahwa dari semua literature dalam e-learning mengindikasikan bahwa tidak semua peserta didik akan sukses dalam pembelajaran online. Ini dikarenakan faktor lingkungan belajar dan karakteristik peserta didik.
(Nakayama M, Yamamoto H, 2007).
Dalam pembelajaran kimia di sekolah, sebagian besar siswa berpandangan bahwa mata pelajaran kimia sulit dan menakutkan. Hal ini terlihat dari sikap siswa dalam mengikuti pelajaran pasif, merasa bosan, takut, tidak mengerjakan tugas, sehingga siswa tidak dapat mengikuti pelajaran maupun mengerjakan tugas secara optimal. Akhirnya siswa hanya sekedar mengerjakan agar tidak dimarahi oleh guru.
Kalau hal ini terns dibiarkan, maka siswa semakin tidak mengerti kimia sehingga kimia menjadi mata pelajaran yang ditakuti oleh siswa. Keadaan ini semakin diperburuk dengan penerapan metode pembelajaran yang tidak melibatkan partisipasi siswa. Siswa kurang diperlakukan sebagai subyek belajar, namun masih lebih banyak diperlakukan sebagai obyek pengajaran. Tidak ada upaya untuk mendekatkan materi pelajaran kimia pada masalah kehidupan sehari-hari siswa sehingga siswa tertarik untuk mempelajarinya.
Berdasarkan beberapa hal yang menjadi latar belakang masalah diatas maka penulis berkeinginan untuk meneliti dalam bentuk eksperimen untuk sebuah penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Daring Terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Semester Genap Tahun Ajaran 2019/2020“.
30 Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui :
1. Perbedaan pengaruh antara penggunaan pembelajaran LKS dan media Daring terhadap prestasi belajar kimia siswa.
2. Perbedaan pengaruh antara kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar kimia siswa.
TINJAUAN PUSTAKA Kemampuan awal siswa
Dick & Carey (1985 : 85-90) menyebutkan bahwa perilaku awal (entry behaviors) yaitu kemampuan dan/atau ketrampilan khusus yang sudah dikuasai oleh sekelompok siswa sebelum memulai suatu pembelajaran yang baru. Dinyatakan pula bahwa dalam penelitiannya menunjukkan sebagian besar prediksinya yang berhasil dalam situasi pembelajaran adalah faktoro sejauh mana kemampuan awal siswa perlu diperhatikan. Hamzah B. Uno (2006 : 159) menyatakan bahwa kemampuan awal amat penting dalam peranannya dalam meningkatkan kebermaknaan pembelajaran, yang selanjutnya membawa dampak dalam memudahkan proses internal yang berlangsung dalam diri siswa ketika belajar. Adapun pengertian kemampuan awal dikemukakan oleh beberapa pakar sebagai berikut :
Media pembelajaran Daring
Media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar (ARisto, 2003 : 9). AECT (Association Of Educational and Communication Technology) mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang digunakan orang, untuk menyalurkan pesan: Gagne mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar; Briggs mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar (Aristo, 2003 : 10).
Online Learning
Online Learning (pembelajaran secara langsung ) menurut Michael Molinda (2005 : 182) dapat didefinisikan sebagai upaya menghubungkan pembelajar (peserta didik) dengan sumber belajarnya (database, pakar/instruktur, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi secara (secara langsung/synchronous dan secara tidak langsung/asynchronous).
METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada kelas X Semester II di SMA Negeri 12 Banda Aceh Tahun Ajaran 2019/2020. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada semester genap antara bulan januari sampai dengan Juni 2020 Tahun Ajaran 2019/2020.
31 Jenis Penelitian.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pola desain faktorial atau disingkat pola F, karena peneliti akan menyelidiki pengaruh yang ditimbulkan dari Sebuah perlakuan. Dari masing-masing kelas diadakan pembelajaran dengan menggunakan media yang beda, lalu peneliti mengadakan perbandingan hasil belajar yang diperoleh pembelajaran dengan Daring dengan pembelajaran dengan menggunakan media LKS. Dari hasil perbandingan peneliti dapat mengambil kesimpulan mana media yang efektif, dan mana media yang kurang efektif diantara dua media tersebut dalam pembelajaran kimia.
Desain Penelitian.
Penelitian ini dilakukan dengan desain eksperimen faktorial 2 x 2 (Sudjana, 2002:149) sebagai berikut : Pada kelompok eksperimen yaitu kelas X-MIPA1 dan kelas –MIPA2 siswa SMA Negeri 12 Banda Aceh diberi perlakuan pembelajaran dengan menggunakan system LKS, sedangkan pada kelompok kontrol yaitu kelas XMIPA3 dan kelas X-MIPA4 diberi perlakuan pembelajaran menggunakan media Daring, kedua kelompok, baik kelompok eksperimen maupun kelompok control, masing-masing dikelompokkan lagi menjadi kelompok yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan kelompok yang mempunyai kemampuan awal rendah. Dalam melakukan pengelompokkan tidak menggunakan perlakuan khusus, tetapi berdasarkan pada raport nilai kimia kelas X semester I tahun pelajaran 2019/2020. Pada akhir perlakuan diadakan pengambilan data prestasi belajar kimia untuk kedua kelompok dengan menggunakan alat tes yang sama.
Populasi dan Sampel.
Populasi menurut Kerlinger sebagaimana dikutip oleh Ary Donald, et al.(1982 : 189) adalah semua anggota sekelompok orang, kejadian, atau obyek yang telah dirumuskan dengan jelas. Sedangkan, menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 108), Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 12 Banda Aceh, yang berjumlah 18 kelas sedangkan Populasi terjangkaunya adalah siswa kelas X yang berjumlah enam kelas. Sampel menurut Aria Jalil (1997 : 4) adalah sebagian anggota populasi yang memberikan keterangan atau data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Hal senada juga dikatakan oleh Suharsimi Arikunto (2002 :109), bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel dari penelitian ini adalah empat kelas yang diambil secara acak untuk diberikan perlakuan.
Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian ini dalam pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : III), dengan teknik Cluster random sampling peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel. Secara acak ditentukan dua kelas diberi perlakuan pembelajaran Online dan dua kelas kontrol, yaitu diberi perlakuan pembelajaran menggunakan media LKS.
32 Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi dan teknik tes prestasi.
HASIL PENELITIAN
1. Nilai Kemampuan Awal Siswa
Nilai kemampuan awal siswa diperoleh dari nilai rapor kelas X semester genap tahun pelajaran 2019/2020. Jumlah siswa kelas X-MIPA1 adalah 39 siswa, kelas X - MIPA2 adalah 39 siswa. Nilai kemampuan awal dari masing-masing kelas adalah sebagai berikut :
Tabel Nilai Kemampuan Awal Siswa Nilai
Kelas
Eksperimen Kontrol Uji Coba
X A X B X C X D X E X F
Tertinggi 96 96 96 94 96 96
Terendah 65 65 65 65 65 65
Rata-rata 79,46 77,92 77,66 78,95 77,77 77,68
Median 80 76 78 79,50 77 77,50
Standar Deviasi 9,03 8,63 6,73 8,37 7,59 7,42 Jangkauan
Interkuartil
14,00 13,00 9,25 14,25 11,00 10,00
Nilai kemampuan awal terendah untuk setiap kelasnya adalah sama yaitu 65.
Hal ini sesuai dengan Kriteria ketuntasan Minimum (KKM) mata pelajaran kimia yang ditetapkan di SMA N 12 Banda Aceh. Artinya untuk siswa yang nilai rapornya masih kurang dari 65 harus diberikan remidi agar nilai siswa tersebut dapat mencapai 65.
2. Uji Keseimbangan
Uji keseimbangan bertujuan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dengan kelas kontrol maupun dengan kelas uji coba instrumen sebelum mendapat perlakuan dalam keadaan seimbang. Uji keseimbangan menggunakan statistik uji t-test.
a. Uji keseimbangan kelas eksperimen dengan kelas control.
Hasil uji keseimbangan antara kelas eksperimen dengan kelas control pada taraf signifikan 5 % dan derajat kebebasan 154 adalah thitung = 0,282. Nilai t pada tabel dengan taraf signifikan 5 % dan derajat kebebasan 154 adalah ttabel = 1,975. Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel diperoleh - ttabel < thitung < ttabel atau
|thitung| < ttabel maka dinyatakan bahwa rataan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol tidak ada perbedaan.
b. Uji keseimbangan kelas eksperimen dengan kelas ujicoba instrumen.
Hasil uji keseimbangan antara kelas eksperimen dengan kelas ujicoba instrumen pada taraf signifikan 5 % dan derajat kebebasan 154 adalah thitung= 0,631. Nilai t pada tabel dengan taraf signifikan 5 % dan derajat kebebasan 154 adalah ttabel = 1,975. Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel diperoleh - ttabel < thitung
< ttabel atau |thitung| < ttabel maka dinyatakan bahwa rataan antara kelas eksperimen dengan kelas ujicoba instrumen tidak ada perbedaan.
c. Uji keseimbangan kelas kontrol dengan kelas ujicoba instrumen.
33 Hasil uji keseimbangan antara kelas kontrol dengan kelas ujicoba instrumen pada taraf signifikan 5 % dan derajat kebebasan 154 adalah thitung = 0,374. Nilai t pada tabel dengan taraf signifikan 5 % dan derajat kebebasan 154 adalah ttabel = 1,975.
Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel diperoleh - ttabel < thitung < ttabel atau |thitung| < ttabel maka dinyatakan bahwa rataan antara kelas kontrol dengan kelas ujicoba instrumen tidak ada perbedaan.
d. Uji keseimbangan kelompok jenjang kemampuan awal tinggi.
Hasil uji keseimbangan kelompok jenjang kemampuan awal tinggi dengan taraf signifikan 5 % dan derajat kebebasan 76 adalah thitung = 1,444. Nilai t pada tabel dengan taraf signifikan 5 % dan derajat kebebasan 76 adalah ttabel = 1,665. Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel diperoleh - ttabel < thitung< ttabel atau
|thitung| < ttabel maka dinyatakan bahwa antara kelompok jenjang kemampuan awal tinggi dari kelas eksperimen dengan kelompok kelompok jenjang kemampuan awal tinggi dari kelas kontrol tidak ada perbedaan.
e. Uji keseimbangan kelompok jenjang kemampuan awal rendah.
Hasil uji keseimbangan kelompok jenjang kemampuan awal rendah dengan taraf signifikan 5 % dan derajat kebebasan 76 adalah thitung = 0,969. Nilai t pada tabel dengan taraf signifikan 5 % dan derajat kebebasan 76 adalah ttabel= 1,665. Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel diperoleh - ttabel < thitung < ttabel atau
|thitung| < ttabel maka dinyatakan bahwa antara kelompok jenjang kemampuan awal rendah dari kelas eksperimen dengan kelompok kemampuan awal rendah dari kelas kontrol tidak ada perbedaan.
3. Nilai Tes Prestas Kimia
a. Nilai Ulangan harian Kelas Eksperimen.
Kelas eksperimen dalam penelitian ini adalah kelas yang pembelajarannya dilakukan dengan menggunakan pembelajaran Daring, yaitu kelas X-MIPA1 dan kelas X-MIPA2. Jumlah siswa kelas eksperimen pada kelompok jenjang kemampuan awal tinggi maupun kelompok jenjang kemampuan awal rendah adalah sama yaitu 39 anak.
Nilai ulangan harian pada kelompok jenjang kemampuan awal tinggi kelas eksperimen adalah tertinggi = 100, terendah = 70, rata-rata = 85,79, median = 87, standar deviasi = 7,48, dan jangkauan interkuartil = 7,00.
Nilai ulangan harian pada kelompok jenjang kemampuan awal rendah kelas eksperimen adalah tertinggi = 77, terendah = 50, rata-rata = 66,26, median = 67, standar deviasi = 6,82, dan jangkauan interkuartil = 7,00. Nilai ulangan harian pada kelompok jenjang kemampuanm awal rendah kelas eksperimen lebih jelas tersaji pada tabel
Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Ulangan harian Kelompok Jenjang Kemampuan Awal Rendah Kelas Eksperimen.
NILAI 50 53 57 60 63 67 70 73 77 Banyaknya
siswa
1 2 2 4 6 8 8 4 4
Ringkasan nilai ulangan harian untuk kelas eksperimen adalah sebagai berikut :
34 Tabel Nilai Ulangan harian Kelas Eksperimen
NILAI
KELOMPOK Kemampuan awal Tinggi
Kemampuan awal rendah
Tertinggi 100 77
Terendah 70 50
Rata-rata 85,79 66,26
Median 87 67
Standar deviasi 7,48 6,82
Jangkauan interkuartil 7,00 7,00 b. Nilai Ulangan harian Kelas Kontrol.
Kelas kontrol adalah kelas X-MIPA1 dan kelas X-MIPA2 yang dalam penelitian ini dilakukan pembelajaran dengan menggunakan media LKS (Lembar Kerja Siswa). Banyaknya siswa pada kelompok jenjang kemampuan awal tinggi kelas kontrol adalah 39 anak dan banyaknya siswa pada kelompok jenjang kemampuan awal rendah kelas kontrol adalah 39 anak.
Nilai ulangan harian pada kelompok jenjang kemampuan awal tinggi kelas kontrol adalah tertinggi = 80, terendah = 50, rata--rata = 09,92. median = 73, standar deviasi = 9,04, dan jangkauan interkuartil = 14,00.
Nilai ulangan harian pada kelompok jenjang kemampuan awal rendah kelas kontrol adalah tertinggi = 67, terendah = 30, rata-rata = 50,41, median = 53, standar deviasi = 8,93, dan jangkauan interkuartil = 14,00.
Pembahasan
Penelitian yang menggunakan analisis statistic diperlukan beberapa asumsi yang harus dipenuhi. Analisis dilakukan setelah diadakan uji persyaratan, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data nilai kemampuan awal siswa pada kelompok jenjang kemampuan awal tinggi kelas eksperimen, kelompok jenjang kemampuan awal tinggi kelas kontrol, kelompok jenjang kemampuan awal rendah kelas eksperimen, dan kelompok jenjang kemampuan awal rendah kelas kontrol berdistribusi frekuensi normal atau tidak. Uji normalitas juga bertujuan untuk mengetahui apakah nilai tes prestasi kimia yaitu nilai ulangan harian pada kelompok jenjang kemampuan awal tinggi kelas eksperimen.
kelompok jenjang kemampuan awal tinggi kelas kontrol, kelompok jenjang kemampuan awal rendah kelas eksperimen, dan kelompok jenjang kemampuan awal rendah kelas kontrol berdistribusi frekuensi normal atau tidak. Pengujian normalitas dengan menggunakan uji Chi-kuadrat.
a. Uji Normalitas Nilai Kemampuan Awal Siswa.
Ringkasan hasil perhitungan Chi-kuadrat nilai kemampuan awal siswa pada kelompok jenjang kemampuan awal tinggi kelas eksperimen, kelompok jenjang kemampuan awal tinggi kelas kontrol, kelompok jenjang kemampuan awal rendah kelas eksperimen. dan kelompok jenjang kemampuan awal rendah kelas kontrol sebagaimana tersaji pada tabel berikut ini.
35 Tabel Tabel Hasil Perhitungan Chi-kuadrat Nilai Kemampuan Awal Siswa.
NILAI
KELOMPOK
Kemampuan Awal Kemampuan Awal
Rendah Tinggi
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Chi-kuadrat (2) 8,538 15,564 5,000 10,000
Derajat 17 15 11 12
Kebebasan
Perhitungan 2 nilai kemampuan awal siswa pada kelompok jenjang kemampuan awal tinggi kelas eksperimen adalah 8,538. Harga 2 tabel pada taraf signifikasi 5 %, dengan derajat kebebasan 17 adalah 27.6. Ternyata 2hitung < 2tabel maka dikatakan bahwa nilai kemampuan awal siswa pada kelompok jenjang kemampuan awal tinggi kelas eksperimen berdistribusi normal. Hasil perhitungan 2 nilai kemampuan awal siswa pada kelompok jenjang kemampuan awal tinggi kelas kontrol adalah 15,564.
Harga 2tabeI pada taraf signifikasi 5 %, dengan derajat kebebasan 15 adalah 25,0.
Ternyata 2hitung < 2tabel maka dikatakan bahwa nilai kemampuan awal siswa pada kelompok jenjang kemampuan awal tinggi kelas 2 kontrol berdistribusi normal.
Nilai hasil perhitungan 2 nilai kemampuan awal siswa pada kelompok jenjang kemampuan awal rendah kelas eksperimen adalah 5,000. Harga 2 tabel pada taraf signifikasi 5 %, dengan derajat kebebasan 11 adalah 19,7. Ternyata 2 hitung < 2 tabel maka dikatakan bahwa nilai kemampuan awal siswa pada kdompok jenjang kemampuan awal rendah kelas eksperimen berdistribusi normal.
Hasil perhitungan 2 nilai kemampuan awal siswa pada kelompok jenjang kemampuan awal rendah kelas kontrol adalah 10,000. Harga 2 tabel pada taraf signifikasi 5 %. dengan derajat kebebasan 12 adalah 21,0. Ternyata 2hitung < 2tabel maka dikatakan bahwa nilai kemampuan awal siswa pada kelompok jenjang kemarnpuan awal rendah kelas kontrol berdistribusi normal.
b. Uji Normalitas Nilai Tes Prestasi Kimia
R ingkasan hasil perhitungan Chi-kuadrat nilai tes prestasi kimia (ulangan harian) pada kelompok jenjang kemampuan awal tinggi. kelas eksperimen, kelompok jenjang kemampuan awal tinggi kelas control, kelompok jenjang kemampuan awal rendah kelas eksperimen, dan kelompok jenjang kemampuan awal rendah kelas kontrol sebagaimana tersaji pada tabel berikut :
Tabel Tabel Hasil Perhitungan Chi-kuadrat Nilai Tes PrestasiKimia.
NILAI
KELOMPOK Kemampuan Awal Tinggi
Kemampuan Awal Rendah
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol Chi-kuadrat (2) 14,590 14,590 12,000 16,000 Derajat
Kebebasan
9 9 8 10
36 Hasil perhitungan 2 pada kelompok jenjang kemampuan awal tinggi kelas eksperimen adalah 14,590. Harga 2 tabel pada taraf signifikasi 5% dengan derajat kebebasan 9 adalah 16,9. Ternyata 2 hitung < 2tabel maka dikatakan bahwa data nilai hasil ulangan harian pada kelompok jenjang kemampuan awal tinggi kelas eksperimen berdistribusi normal.
Hasil perhitungan 2 pada kelompok jenjang kemampuan awal tinggi kelas kontrol adalah 14.590. Harga 2 tabel pada taraf signifikasi 5% dengan derajat kebebasan 9 adalah 16,9. Ternyata 2 hitung < 2 tabel maka dikatakan bahwa data nilai hasil ulangan harian pada kelompok jenjang kemampuan awal tinggi kelas kontrol berdistribusi normal.
Hasil perhitungan 2 pada kelompok jenjang kemampuan awal rendah kelas eksperimen adalah 15,615. Harga 2 tabel pada taraf signifikasi 5% dengan derajat kebebasan 9 adalah 16,9. Ternyata 2 hitung < 2 tabel maka dikatakan bahwa data nilai hasil ulangan harian pada kelompok jenjang kemampuan awal rendah kelas eksperimen berdistribusi normal.
Hasil perhitungan 2 pada kelompok jenjang kemampuan awal tinggi kelas kontrol adalah 16,000. Harga 2 tabel pada taraf signifikasi 5% dengan derajat kebebasan 10 adalah 18,3. Ternyata 2 hitung < 2 tabel maka dikatakan bahwa data nilai hasil ulangan harian pada kelompok jenjang kemampuan awal rendah kelas kontrol berdistribusi normal.
2. Uji Homogenesis
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data nilai kemampuan awal siswa pada kelompok jenjang kemempuan awal tinggi dari kelas eksperimen, kelompok jenjang kemampuan awal tinggi kelas control, kelompom jenjang kemampuan awal rendah kelas eksperimen, dan kelompok jenjang kemampuan awal rendah kelas control bersifat homogen atau tidak. Uji homogenesis juga bertujuan untuk mengetahui apakah nilai tes prestasi kimia yaitu ulangan harian pada kelompok jenjang kemampuan awal tinggi dari kelas eksperimen, kelompok jenjang kemampuan awal tinggi kelas control, kelompok jenjang kemampuan awal rendah kelas eksperimen, dan kelompok jenjang kemampuan awal arendah kelas control bersifat homogeny atau tidak. Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan Uji-F.
a. Uji Homogenesis Nilai Kemampuan Awal Siswa.
Ringkasan hasil perhitungan uji-F nilai kemampuan awal siswa pada kelompok jenjang kemampuan awal tinggi kelas ekspeimen, kelompok jenjang kemampuan awal tinggi kelas control, kelompok jenjang kemampuan awal rendah kelas eksperimen, dan kelompok jenjang kemampuan awal rendah kelas control. sebagaimana tersaji dalam berikut ini: Tabel Tabel Hasil Perhitungan Varians Nilai Kemampuan Awal Siswa.
NILAI
KELOMPOK Kemampuan Awal Tinggi
Kemampuan Awal Rendah
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol Varians (S2) 28,555 20,255 14,340 17,252
N 39 39 39 39
37 Kemampuan
Awal
Hasil Perhitungan F nilai kemampuan awal siswa pada kelompok jenjang kemampuan awal tinggi adalah sebagai berikut : Ftabel pada taraf signifikasi 5 % dengan derajat kebebasan pembilang dan derajat kebebasan penyebut 38 adalah 1.717.
Fhitung dibandingkan dengan Ftabel diperoleh F hitung < F tabel maka dikatakan bahwa nilai kemampuan awal siswa pada kelompok jenjang kemampuan awal tinggi bersifat homogen.
Hasil perhitungan F nilai kemampuan awal siswa pada kelompok jenjang kemampuan awal rendah adalah sebagai berikut : F tabel pada taraf signifilkasi 5 % dengan derajat kebebasan pembilang 38 dan derajat kebebasan penyebut 38 adalah 1,717. F hitung dibandingkan dengan F tabel diperoleh F hitung < F tabel . maka dikatakan bahwa nilai kemampuan awal siswa pada kelompok jenjang kemampuan awal rendah bersifat homogen.
b. Uji Homogenitas Nilai Tes Prestasi Kimia.
Ringkasan hasil perhitungan uji-F nilai tes prestasi kimia pada kelompok jenjang kemampuan awal tinggi kelas eksperimen kelompok jenjang kemampuan awal tinggi kelas kontrol. kelompok jenjang kemampuan awal rendah kelas eksperimen, dan kelompok jenjang kemampuan awal rendah kelas kontrol dipaparkan pada tabel berikut ini :
Tabel Tabel Perhitungan Varians Nilai Ulangan harian
Hasil perhitungan F nilai tes pada kelompok jnejang kemampuan awal tinggi adalah sebagai berikut :
Fhitung =81,704 55,904 =1,462
Derajat kebebasan pembilang = N – 1 = 39 – 1 = 38 Derajat kebebasan penyebut = N – 1 = 39 – 1 = 38
Ftabel taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan pembilang 38 dan derajat kebebasan penyebut 38 adalah 1,717. Fhitung dibandingkan dengan Ftabel diperoleh Fhitung > Ftabel, maka nilai ulangan harian pada kelompok jenjang kemampuan awal tinggi tidak bersifat homogen.
Ftabel taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan pembilang 38 dan derajat kebebasan penyebut 38 adalah 1,717. Fhitung dibandingkan dengan Ftabel diperoleh Fhitung < Ftabel, maka nilai ulangan harian pada kelompok jenjang kemampuan awal rendah bersifat homogen.
38 Jenis
kemampuan Interaksi
kemampuan Uji Hipotesis
Data nilai prestasi kimia yang telah dikumpulkan, kemudian dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis varians (ANA) dua jalur dengan desain factorial 2 x 2. Ada 3 buah hipotesis yang akan diuji yaitu : 1( ada perbedaan pengaruh antara jenis penggunaan media terhadap prestasi belajar kimia, 2) ada perbedaan pengaruh antara jenjang kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar kimia, dan 3) ada interaksi pengaruh antara jenis penggunaan media dengan jenjang kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajara kimia.
Ringkasan hasil analisis data adalah sebagai berikut :
Tabel Ringkasan Hasil Analisis Varinas 2 jalur pada
1. Pengujian Hipotesis Pertama
Dari deskripsi nilai ulangan harian (lampiran 18) diketahui bawha nilai tes prestasi kimia pada kelas eksperimen dengan pembelajaran menggunakan media Online diperoleh nilai rat-rata = 76,03, standar deviasi 12,13 dan jangkauan interkuartil
= 20,00, sedangkan nilai tes prestasi kimia pada kelas kontrol dengan pembelajaran menggunakan media LKS diperoleh nilai rata-rata = 60,17, standar deviasi = 13,27 dan jangkauan interkuartil = 23,00.
Berdasarkan ringkasan hasil analisis varians diketahui bahwa nilai fhitung untuk variable jenis penggunaan media adalah 148,736. Nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasna pembilang 1 dan derajat kebebasan penyebut 152 adalah 3,903. Nilai Fhitung dibandingkan dengan Ftabel diperoleh Fhitung >
Ftabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara pembelajaran menggunakan media Online dengan pembelajaran yang menggunakan LKS terhadap prestasi belajar kimia.
2. Pengujian Hipotesis Kedua
Dari deskripsi nilai ulangan harian (lampiran 18) diketahui bawha nilai tes prestasi kimia pada jenjang kemampuan awal tinggi diperoleh nilai rata-rata = 77,86, standar deviasi 11,48 dan jangkauan interkuartil = 14,75, sedangkan nilai tes prestasi kimia pada jenjang kemampuan awal rendah diperoleh nilai rata-rata = 58,33, standar deviasi = 11,22 dan jangkauan interkuartil = 14,75
39 Berdasarkan ringkasan hasil analisis varians diketahui bahwa nilai fhitung untuk variable jenjang kemampuan awal siswa adalah 225,464. Nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan pembilang 1 dan derajat kebebasan penyebut 152 adalah 3,903. Nilai Fhitung dibandingkan dengan Ftabel diperoleh Fhitung >
Ftabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara jenjang kemampuan awal dengan jenjang kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar kimia.
3. Pengujian Hipotesis Ketiga
Dengan memperhatikan deskripsi pada Uji F ulangan harian dapat diketahui bawha nilai prestasi kimia dengan pembelajaran menggunakan Online pada siswa jenjang kemampuan awal tinggi diperoleh nilai rata-rata = 85,79, standar deviasi = 7,48, dan jangkauan interkuartil = 7,00, sedang nilai prestasi kimia dengan pembelajaran menggunakan LKS pada siswa jenjang kemampuan awal tinggi diperoleh nilai rata-rata = 69,92, standar deviasi = 9,04 dan jangkauan interkuartil = 14,00. Nilai prestasi kimia dengan pembelajaran menggunakan Online pada siswa jenjang kemampuan awal rendah diperoleh nilai rata-rata = 66,26, standar deviasi = 6,82 dan jangkauan interkuartil = 7,00, sedang nilai pretasi kimia dengan pembelajaran menggunakan media LKS pada sisa jenjang kemampuan awal rendah diperoleh nilai rata-rata = 50,41, standar deviasi = 8,93 dan jangkauan interkuartil =14,00.
Berdasarkan ringkasan hasil analisis varians diketahui bahwa nilai Fhitung untuk varians interaksi antara jenis penggunaan media dengan jenjang kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar kimia adalah 0,000. Nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan pembilang 1 dan derajat kebebasan penyebut 152 adalah 3,903. Nilai Fhitung dibandingkan dengan Ftabel diperoleh Fhitung <
Ftabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak, sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak ada interaksi pengaruh antara jenis penggunaan media dengan jenjang kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar kimia.
4. T-Test Nilai tes Prestasi Kimia
Suharsimi Arikunto (2002: 275) mengatakan bahwa setelah harga Fhitung ditemukan dan dikonsultasikan dengan harga Ftabel, langkah selanjutnya adalah mengadakan pengujian terhadap rata-rata setiap kelompok sampel untuk mengetahui kelompok mana yang pengaruhnya lebih besar.
Ringkasan hasil perhitungan t-test untuk masing-masing kelompok adalah sebagaimana terpampang pada tabel berikut ini :
Tabel Ringkasan Hasil t-test antar kelompok No Kelompok yang Dibandingkan
Selisih
Rata-rata T-test 1 Kemampuan awal tinggi-media
ONLINE dengan kemmapuan awal rendah – media ONLINE
19,53 12,057
2 Kemampuan awal tinggi-media 15,87 8,450 ONLINE dengan kemampuan awal
tinggi-media LKS
3 Kemampuan awal rendah-media
ONLINE dengan kemampuan awal rendah-media LKS
15,85 8,810
40 4 Kemampuan awal tinggi-media LKS
dengan kemampuan awla rendah- media LKS
19,51 9,593
Dari tabel ringsakasan hasil t-test dapat diketahui sebagai berikut :
a. Perbandingan rata-rata antara kelompok jenjang kemampuan awal tinggi yang dilakukan pembelajaran menggunakjan media Online dengan kelompok jenjang kemampuanawal rendah yang dilakukan pembelajaran menggunakan Online.
Hasil perhitungan T-test pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasna 76 adalah thitung = 12,057, sedangkan ttabel = 1,665. Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel diperoleh thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima yang artinya dalam pembelajaran menggunakan media Online nilai rata-rata kelompok jenjang kemampuan awal tinggi lebih besar dibandingkan dengan kelompok jenjang kemampuan awal rendah. Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar kimia antara siswa yang memiliki jenjang kemampuan awal tinggi diajar menggunakan media Online dengan siswa yang memiliki jenjang kemampuan awal rendah diajar menggunakan media LKS.
b. Perbandingan rata-rata antara kelompok jenjang kemampuan awal tinggi yang dilakukan pembelajaran menggunakan media Online dengan kelompok jenjang kemampuan awal rendah yang dilakukan pembelajaran menggunakan media LKS.
Hasil perhitungan T-test pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan 76 adalah thitung = 8,450, sedangkan ttabel = 1,665. Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel diperoleh thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima yang artinya dalam kelompok kemampuan awal tinggi nilai rata- rata ulangan harian pembelajaran menggunakan media Online lebih tinggi dibandingkan pembelajaran yang menggubndkan LKS. Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar kimia antara siswa yang memiliki jenjang kemampuan awal tinggi diajar menggunakan media Online dengan siswa yang memiliki jenjang kemampuan awal rendah diajar menggunakan media LKS.
c. Perbandingan rata-rata antara kelompok jenjang kemapuan awal rendah yang dilakukan pembelajaran menggunakan amedia Online dengan kelompok jenjang kemapuan awal rendah yang dilakukan pembelajaran menggunakan LKS.
Hasil perhitungan t-test pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan 76 adalah thitung = 8,810, sedangkan ttabel = 1,665. Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel diperoleh thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima yang artinya dalam kelompok kemampuan awal rendah nilai rata-rata ulangan harian pembelajaran menggunakan media Online lebih tinggi dibandingkan pembelajaran yang menggubndkan LKS. Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar kimia antara siswa yang memiliki jenjang kemampuan awal rendah diajar menggunakan media Online dengan siswa yang memiliki jenjang kemampuan awal rendah diajar menggunakan media LKS.
d. Perbandingan rata-rata antara kelompok jenjang kemampuan awal tinggi yang dilakukan pembelajaran menggunakan media LKS dengan kelompok jenjang kemapuan awal rendah yang dilakukan pembelajaran menggunakan LKS.
Hasil perhitungan t-test pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan 76 adalah thitung = 9,593, sedangkan ttabel = 1,665. Nilai thitung dibandingkan dengan
41 nilai ttabel diperoleh thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima yang artinya dalam pembelajaran menggunakan media LKS nilai rata-rata kelompok kemampuan awal tinggi lebih besar dibandingkan dengan kelompok kemampuan awal rendah. Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar kimia antara siswa yang memiliki jenjang kemampuan awal tinggi diajar mengguna kan media LKS dengan siswa yang memiliki jenjang kemampuan awal rendah diajar menggunakan media LKS.
Kesimpulan.
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pembelalaran menggunakan media Online dengan pembe1ajaran yang menggunakan LKS terhadap prestasi belajar kimia yang ditunjukkan dengan besarnya Fhitung = 148.736. Kelompok siswa yang diberikan pembelajaran menggunakan media LKS memiliki nilai tes prestasi belajar kimia, lebih tinggi dibanding dengan kelompok siswa yang diberikan pelalaran dengan menggunakan media Daring. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara jenjang kemampuan awal tinggi dengan jenjang kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar kimia yang ditunjukkan dengan besarnya Fhitung = 225,464. Kelompok siswa jenjang kemapuan awal tinggi memiliki nilai tes prestasi belajar kimia lebih tinggi dibanding dengan kelompok siswa jenjang kemampuan awal rendah. Tidak ada interaksi antara jenis penggunaan media dengan jenjang kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar kimia yang ditunjukkan dengan besarnyn Fhitung
= 0,000. Siswa yang memiliki jenjang kemampuan awal tinggi memiliki nilai tes prestasi belajar kimia yang lebih baik, hal ini tidak terpengaruh oleh jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Aristo, Rahadi. 2003, Media Pembelajaran. Jakarta : Departemen Pendidikan. Nasional.
Atwi Suparman, 1997, Model-model Pembelajaran Interaktif, Jakarta, STIA-. LAN, 1958. CD Pembelajaran Matematika, PT. Mitra Aksara
B. Uno, Hamzah (2006), Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis Di Bidang.
Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. BSNP (2007
Budiyono, Kabul. 2007. Nilai-nilai Kepribadian dan Kejuangan Bangsa. Indonesia.
Bandung: Alfabeta.
D. Zhang, J. L. Zhao, L. Zhou, and J. F. Nunamaker, “Can e-learning replace classroom learning?,” Commun. ACM, 2004.
Hamid, A. A. (2001). e-Learning. The Internet and Higher Education, 4(3-4), 311–316.
Haris Mudjiman,(2007),Belajar mandiri,Surakarta,LPP dan UNS Press.
Heinich, Molenda, Russel. (1996). Instructional Media and New Technologies of.
Instruction, Englewood Cliffs, N.J. : Prentice-Hall.
Oemar Hamalik. 1982. Media Pendidikan. Bandung : Alumni.
Roman, et.all, 2019, Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kesuksesan Pembelajaran Daring Dalam Revolusi Industri 4.0, Seminar Nasional Teknologi Komputer &
Sains (SAINTEKS), ISBN: 978-602-52720-1-1, https://seminar-id.com/semnas- sainteks2019.html
42 Depdiknas. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas.
Depdiknas. 2004. Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Mata Pelajaran Kimia.
Jakarta : Depdiknas.
Depdiknas.2005. Materi Pelatihan Terintegtasi Kimia. Jakarta : Depdiknas.
Dick, Walter., & Lou Carey. 1985. Designing Test for Evaluating Students.
Archivement ( Edisi terjemahan oleh Tedjasudana Lilian D). Bandung: ITB.
Gagne, Elliot, Stephen N., et al. 2000. Educational Psychology : Effective teaching, Effective learning. 3rd. Boston : McGraw-Hill.
Jujus S. Suriasumantri. 1996. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Pustaka Seminar Harapan.
Nakayama M, Yamamoto H, & S. R. (2007). The Impact of Learner Characterics on Learning Performance in Hybrid Courses among Japanese Students. Elektronic Journal E-Learning, Vol.5(3).1.
Pengelola Web Kemendikbud. (2020). Kemendikbud Imbau Pendidik Hadirkan Belajar Menyenangkan Bagi Daerah yang Terapkan Belajar di Rumah.
Www.Kemendikbud.Go.Id.https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/k emendikbud-imbau-pendidik-hadirkan-belajar-menyenangkan-bagi-daerah- yang-terapkan-belajar-di-rumah
Menteri Pendidikan. (2020). Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat CoronaVirus (COVID-19).
Toeti Soekamto dan Udin Saripudin Winataputra. 1996. Teori Belajar dan Model- Model Pembelajaran. Jakarta : Depdikbud.
Sukarman, H. 2003. Dasar-DasarDidaktik dan Penerapannya Dalam Pembelajaran.
Jakarta: Depdiknas.
Yurianto, Ahmad, Bambang Wibowo, K. P. (2020). Pedoman Pencegahan Dan
Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19) (M. I. Listiana Azizah, Adistikah Aqmarina (ed.)).
Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.