Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap sikap nasionalisme siswa kelas X-A SMK PGRI 4 Kediri. Artinya terdapat pengaruh penggunaan metode pembelajaran berbasis masalah terhadap sikap nasionalisme siswa kelas X SMK PGRI 4 Kediri. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh penggunaan metode pembelajaran berbasis masalah terhadap sikap nasionalisme siswa kelas X SMK PGRI 4 Kediri.
Tesis diploma yang berjudul “Pengaruh Metode Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Sikap Nasionalis Siswa Kelas X-A SMK PGRI 4 Kediri”.
IDENTIFIKASI MASALAH
Banyak hal yang direnggut dari negara kita karena kurangnya rasa nasionalisme, misalnya budaya yang diklaim oleh Malaysia beberapa tahun yang lalu, hal ini menunjukkan bahwa kita tidak menghargai dan melestarikan budaya negara kita. Saat ini kita dapat melihat bahwa inti permasalahan yang ingin dijawab oleh nasionalisme di negara kita adalah masalah integritas dan kemandirian nasional. Dan permasalahan seperti itu tidak akan pernah terselesaikan meski dengan proklamasi kemerdekaan negara ini.
Sebab persoalan keutuhan dan kemandirian bangsa itu sendiri bersifat dinamis dan berkembang sesuai dengan apa yang terjadi dalam kehidupan bangsa Indonesia sendiri.
PEMBATASAN MASALAH
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENELITIAN
KEGUNAAN PENELITIAN
Metode Pembelajaran
Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat lebih cepat memasuki lingkungan belajar dan memperoleh peta yang tepat mengenai arah dan tujuan pembelajaran. Tahap investigasi mempunyai dua tujuan utama, yaitu: .. a) agar siswa mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang dibahas di kelas, dan .. b) informasi dikumpulkan dengan satu tujuan, yaitu untuk disajikan di kelas. dan informasinya harus relevan dan dapat dimengerti. Setelah memperoleh sumber untuk keperluan pendalaman materi pada tahap belajar mandiri, siswa berdiskusi pada pertemuan berikutnya dalam kelompoknya untuk memperjelas pencapaiannya dan merumuskan solusi permasalahan kelompok.
Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat lebih cepat memasuki dunia pembelajaran dan memperoleh gambaran yang akurat mengenai arah dan tujuan pembelajaran. Bantulah siswa merencanakan dan mempersiapkan presentasi solusi terhadap masalah, dan bantu mereka berbagi tugas dengan teman-temannya. Para siswa, bersama dengan guru, menilai penelitian mereka dan proses yang telah mereka gunakan.
Sikap Nasionalisme
Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pendapat di atas adalah model pembelajaran berbasis masalah memerlukan waktu yang tidak sedikit. Pembelajaran dengan model ini memerlukan minat siswa dalam memecahkan masalah. Jika siswa tidak mempunyai minat tersebut maka siswa cenderung enggan untuk mencoba, dan model pembelajaran ini cocok untuk pembelajaran yang memerlukan keterampilan pemecahan masalah. Nasionalisme merupakan keyakinan mayoritas individu dimana mereka mengungkapkan rasa kebangsaan sebagai rasa memiliki bersama terhadap bangsa. Dalam bukunya Nationality in History and Politics, ia mengemukakan empat unsur nasionalisme, yaitu: Keinginan untuk bersatu.
Dari pengertian tersebut terlihat bahwa negara dan bangsa adalah sekelompok orang yang mempunyai kesamaan cita-cita yang mengikat warga negara menjadi satu kesatuan, mempunyai sejarah hidup bersama sehingga menimbulkan rasa senasib bersama, mempunyai adat istiadat, budaya dan adat istiadat yang sama. sebagai akibat pengalaman hidup bersama, menduduki suatu wilayah tertentu, yang merupakan kesatuan wilayah dan disusun dalam suatu pemerintahan yang berdaulat, sehingga terikat oleh suatu persekutuan hukum. Semangat nasionalisme (nasionalisme) terakomodasi dalam sila ke-3 Pancasila yaitu “Persatuan Indonesia” yang mempunyai ciri-ciri: Cinta tanah air dan bangsa Indonesia, rela berkorban demi bangsa dan negara, bangga terhadap bangsa dan tanah air Indonesia yang mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
KERANGKA BERPIKIR
HIPOTESIS
Variabel Bebas (Variabel Independen)
Dimana dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah pengaruh metode pembelajaran berbasis masalah (X). Hal ini sesuai dengan pandangan Siregar yang menyatakan bahwa variabel bebas atau variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan, mempengaruhi atau mengubah variabel lain (variabel terikat). Senada dengan hal tersebut Sugiono menyatakan bahwa variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan terjadinya atau perubahan variabel dependen.
Variabel Terikat (Variabel Dependen)
Variabel ini merupakan implikasi dari hasil penelitian atau disebut variabel respon yang dilambangkan dengan huruf Y. Oleh karena itu, Sugiono berpendapat bahwa variabel terikat yang disebut juga variabel keluaran atau konsekuensi adalah variabel yang menjadi hasil. keberadaan variabel independen.
Teknik dan Pendekatan Penelitian 1. Teknik Penelitian
Pendekatan Penelitian
Senada dengan hal tersebut, Misbahuddin menyatakan bahwa pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang menggunakan alat analisis model matematis, model stokastik, dan model ekonometrika. Hasil analisis disajikan dalam bentuk angka-angka, yang kemudian dijelaskan dan disajikan dalam bentuk uraian.
Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Waktu Penelitian
Populasi dan Sampel 1. Populasi
Sampel dan Teknik Sampling
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti dalam suatu penelitian yang hasilnya akan dianggap sebagai gambaran populasi aslinya. Hal ini sejalan dengan pendapat Siregar yang mengatakan bahwa sampel adalah suatu cara pengumpulan data yang diambil hanya sebagian dari populasi, sehingga dapat digunakan untuk menentukan ciri-ciri dan ciri-ciri yang diinginkan dari suatu populasi. Oleh karena itu, Arikunto menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi yang dapat diambil kesimpulannya.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan purposive random sampling atau pengambilan sampel secara purposive random dengan tetap memperhatikan tujuannya.
Instrumen Penelitian dan Teknik Pengambilan Data 1. Pengembangan Instrumen
Validasi Instrumen
Menurut Siregar, validasi instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur valid atau validnya suatu kuesioner. Validasi instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas instrumen dan uji reliabilitas instrumen. Menurut Sugiyono, instrumen yang baik harus mempunyai validitas yang tinggi dan reliabel atau konsisten.
Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel saat mengumpulkan data, diharapkan penelitian akan menghasilkan data yang dapat dipercaya kebenarannya.
Langkah-langkah Pengumpulan Data
Kuesioner adalah daftar pertanyaan atau pernyataan yang diberikan untuk mengetahui jawaban responden terhadap suatu survei. Menurut Siregar, kuesioner adalah suatu metode pengumpulan informasi yang memungkinkan dilakukannya analisis terhadap sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik sampel yang mungkin dipengaruhi oleh sistem yang ingin diselidiki.
Teknik Analisis Data 1. Jenis Analisis
Norma Keputusan
H0 : Tidak terdapat pengaruh penggunaan metode pembelajaran berbasis masalah terhadap sikap nasionalisme siswa kelas X SMK PGRI 4 Kediri. Ha : Terdapat pengaruh penggunaan metode pembelajaran berbasis masalah terhadap sikap nasionalisme siswa kelas X SMK PGRI 4 Kediri. Laporan hasil penelitian adalah laporan kegiatan selama penelitian dan hasil yang diperoleh selama penelitian terhadap suatu sampel.
Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas X SMK PGRI 4 Kediri.
Deskripsi Data Variabel
Dalam penelitian ini deskripsi data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik distribusi frekuensi untuk mengetahui ada peningkatan atau penurunan sikap nasionalis siswa. Berdasarkan Tabel 4.1 sikap nasionalisme sebelum pembelajaran berbasis masalah menunjukkan frekuensi tertinggi berada pada interval skor 45 – 64 yaitu sebanyak 16 siswa atau 38% mempunyai sikap nasionalisme rendah. Berdasarkan Tabel 4.2 sikap nasionalisme sebelum pembelajaran berbasis masalah menunjukkan frekuensi tertinggi berada pada interval skor 85 – 104 yaitu sebanyak 22 siswa atau 29% mempunyai sikap nasionalisme tinggi.
Analisis Data
Prosedur Analisis Data
Jadi dapat disimpulkan bahwa sikap nasionalisme setelah mendapatkan pembelajaran berbasis masalah memiliki sikap nasionalisme yang tinggi sebelum mendapatkan pembelajaran berbasis masalah dan 2 untuk mengecek sikap nasionalisme sebelum mendapatkan pembelajaran berbasis masalah.
Hasil Analisis Data
Dari tabel 4.3 diatas terdapat 20 soal yang dinyatakan valid dan tidak ada butir soal yang tidak valid karena seluruh nilai hitung > rtabel (0,396). Dari tabel 4.4 terlihat nilai Alpha sebesar 0,971 > 0,60 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini telah dinyatakan reliabel dengan kriteria reliabilitas tinggi. Dari hasil penelitian diperoleh nilai-nilai sikap nasionalis yang kemudian dianalisis dengan menggunakan uji normalitas, uji homogenitas dan uji sampel berpasangan.
Hasil pretest dan posttest kemudian diuji normalitasnya dengan menggunakan uji one sample Kolmogorov-Smirnov. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui seragam atau tidaknya variasi sampel yang diambil dari populasi yang sama. Pada tabel di bawah ini, hasil uji homogenitas menggunakan Levene Statistics dengan SPSS for Windows versi 24 disajikan pada taraf signifikansi α = 5%.
Berdasarkan perhitungan uji homogenitas diperoleh hasil signifikansi 0,516 > 0,05 sehingga data dinyatakan mempunyai varian yang homogen.
Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji Paired Sample T-test pada tabel 4.8 diperoleh hasil = 30,101 dan tabel dengan df=.
Pengujian Hipotesis a. Merumuskan H 0 dan H a
Pembahasan
Model pembelajaran berbasis masalah diartikan sebagai suatu model pembelajaran dimana siswa berusaha memecahkan masalah dengan melalui berbagai tahapan metode ilmiah sehingga siswa diharapkan mampu memperoleh pengetahuan yang berkaitan dengan masalah tersebut dan sekaligus diharapkan siswa dapat memperoleh pengetahuan yang berkaitan dengan masalah tersebut. untuk memperoleh keterampilan harus memecahkan masalah. Aris Shoimin meyakini pembelajaran berbasis masalah dapat mendorong siswa memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata, memiliki kemampuan membangun pengetahuan sendiri melalui kegiatan pembelajaran dan pembelajaran berbasis masalah, sehingga siswa tidak perlu mempelajari materi yang tidak ada hubungannya dengan pembelajaran. belajar. Selain itu, pembelajaran berbasis masalah dapat mendorong aktivitas ilmiah siswa melalui kerja kelompok, siswa mempunyai kesempatan untuk menilai kemajuan belajarnya sendiri, dan siswa mempunyai kesempatan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil karyanya.
Di sini mereka merasa pendapat, pengetahuan, dan pengalamannya dihargai dan didengarkan, sehingga secara tidak langsung mereka juga melakukan hal tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Trianto (2010) yang menyatakan bahwa manfaat yang diperoleh siswa dari melakukan kegiatan diskusi adalah meningkatnya rasa persaudaraan antar anggotanya, melatih keberanian siswa berbicara di depan banyak orang dalam menanggapi pertanyaan. permasalahan yang dialami kelompok lain. anggota dan melatih keberanian siswa untuk mengemukakan permasalahannya sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan sikap nasionalis siswa.
Simpulan
Implikasi Hasil Penelitian
Dilihat dari rata-rata nilai sikap nasionalis siswa setelah mendapat metode pembelajaran berbasis masalah lebih unggul dibandingkan nilai rata-rata sikap nasionalis siswa sebelum mendapat metode pembelajaran berbasis masalah. Jadi, secara teoritis hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan atau mengoptimalkan sikap nasionalis siswa. Dengan demikian, secara teoritis peningkatan atau optimalisasi hasil belajar dapat dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa selama proses kegiatan pembelajaran di kelas.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran berbasis masalah mempunyai implikasi praktis bagi guru, antara lain: (1) dapat meningkatkan proses pembelajaran yang mereka kelola. Dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah, implikasi praktisnya bagi siswa adalah: (1) dapat. memberikan informasi dan pengalaman belajar.
Saran-Saran