• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh model pembelajaran problem posing tipe pre

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh model pembelajaran problem posing tipe pre"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Posing Tipe Pre-Solution Posing terhadap peningkatan kemampuan komunikasi dan hasil belajar pada siswa kelas VII IPA Biologi MTs Darussalimin NW Sengkol Menyang. Berdasarkan hasil penelitian untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran prasolusi pemecahan masalah terhadap peningkatan kemampuan komunikasi dan hasil belajar siswa kelas VII MTs Darussalimin NW Sengkol Pemalang tahun ajaran 2020/2021 dilakukan uji hipotesis. dilakukan dengan menggunakan independent sample t-test, dimana hasil yang diperoleh adalah sig 0,000 artinya sig < 0,05, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran problem solving tipe pre-solution-forming terhadap peningkatan keterampilan komunikasi dan hasil belajar siswa kelas VII MTs Darussalimin NW Sengkol Menyang tahun pelajaran 2020/2021.

Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut agar tidak berkelanjutan, perlu adanya variasi model pembelajaran di dalam kelas, diantaranya model pembelajaran Problem Statement dengan Tipe Pre-Solution Posing. Penelitian yang dilakukan oleh Mawadurrohman berjudul “Penerapan model pembelajaran pemecahan masalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika bangun ruang dan persegi panjang pada siswa kelas VII SMP Ilam Al-Ihsan Pogalan Trenggalek. Berdasarkan pemaparan masalah yang telah diuraikan diatas maka peneliti tertarik untuk menerapkan salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk digunakan yaitu model pembelajaran Problem Posing Type Pre-Solution Posing dalam proses pembelajaran untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kemampuan komunikasi dan hasil belajar siswa.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing Tipe Pre-Solution Posing” terhadap peningkatan kemampuan komunikasi dan hasil belajar Biologi IPA pada siswa Kelas VII Darussalimin NW Sengkol Manasg Tahun Pelajaran 2020/2021.

Keterampilan Komunikasi

Komunikasi tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran karena proses pembelajaran terjadi sebagai akibat dari komunikasi, baik yang bersifat intrapersonal seperti berpikir, mengingat dan mempersepsi. Kemampuan berkomunikasi sangat penting dalam proses pembelajaran karena dapat membantu siswa untuk mengungkapkan pendapat dan bertukar informasi dengan guru atau sesama siswa. Keterampilan komunikasi juga akan mendukung rasa percaya diri siswa dalam menyampaikan pendapatnya dan menjadi sarana untuk mengembangkan empati dalam menghargai perbedaan pendapat di lingkungan sekitarnya.

Hasil belajar

Kerangka Berpikir

Hipotesis Penelitian

Populasi dan Sampel 1. Pupulasi

Dipilih 2 (dua) kelas sebagai sampel yaitu satu kelas sebagai kelas eksperimen atau kelas yang diberi perlakuan model pembelajaran mengajukan masalah tipe Asumsi Solusi dan satu kelas kontrol dengan ceramah dan diskusi. Teknik sampling (cara mengambil sampel) yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling jenuh. Kemudian, sampel Kelas VII C digunakan sebagai kelompok eksperimen dan Kelas VII B sebagai kelompok kontrol atau pembanding.

Waktu dan Tempat Penelitian

Variabel Penelitian

Kelas eksperimen diberi perlakuan model pembelajaran tipe Posing problem Pre-Solution sedangkan kelas kontrol menggunakan metode konvensional (diskusi kelompok). Adalah variabel yang dipengaruhi atau akibat, akibat adanya variabel bebas.27 Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan komunikasi dan hasil belajar siswa.

Desain Penelitian

Intrumen Penelitian 1. Lembar Observasi

Lembar rubrik penilaian dibuat sendiri oleh peneliti dan divalidasi oleh validator ahli, setelah itu lembar tersebut diisi oleh siswa yang bersangkutan dan digunakan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan komunikasi siswa.

Teknik Pengumpulan Data

Instrumen ini digunakan untuk menilai tingkat hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan oleh peneliti dengan menggunakan model pembelajaran Problem Statement tipe Pre-Solution Posing. Lembar rubrik penilaian akan diisi oleh siswa sesuai dengan petunjuk yang tertera pada lembar rubrik kemudian digunakan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan komunikasi siswa. Validasi adalah alat yang digunakan untuk mengukur validitas suatu instrumen, validasi ini digunakan untuk mengetahui apakah pertanyaan yang disusun layak atau tidak untuk dijadikan pertanyaan penelitian.

Teknik Analisis Data

Data Keterampilan Komunikasi a. Uji Validitas

Berdasarkan tabel 4.3 data statistik kemampuan komunikasi diperoleh nilai akhir (post-test) kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol, dimana nilai rata-rata post-test kelas eksperimen adalah 73,57, sedangkan post-test kelas kontrol -test adalah 64,25. Berdasarkan data gambar bar chart di atas, mayoritas frekuensi pretest kelas eksperimen berada pada interval 71, 73, dan 77 sebanyak 4 siswa (19,0). Berdasarkan data gambar bar chart di atas, mayoritas frekuensi Eksperimen pada kelas pretest terletak pada interval 71, 73, dan 56 sebanyak 4 siswa (20.0.

Berdasarkan data gambar grafik batang di atas, mayoritas frekuensi pretest kelas eksperimen terletak pada interval 63 sebanyak 4 siswa (20.0.

Gambar Diagram Batang 4.1
Gambar Diagram Batang 4.1

Data Hasil Belajar a. Uji Validitas

Valid Dari tabel 4.11 diatas terlihat bahwa hasil analisis validitas terhadap soal yang diujikan yaitu jumlah soal yang valid lebih banyak dari pada soal yang tidak valid. Analisis soal ini digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran dan tingkat daya pembeda soal karena jenis soal yang digunakan peneliti adalah tes pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 20 soal. Mengenai tingkat kesukaran soal, ada 3 kategori soal yang diujikan, yaitu soal sulit, sedang, dan mudah.

Adapun perhitungan tes kesukaran dan daya beda soal yaitu pada tes kesukaran 1 butir soal termasuk dalam kategori soal sulit, 1 butir soal termasuk dalam kategori sedang, dan 18 soal termasuk dalam kategori mudah. kategori barang. Berdasarkan Tabel 4.4 data statistik kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai akhir (post-test) kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol, dimana nilai rata-rata post-test kelas eksperimen adalah 88,57 sedangkan pada post test kontrol yaitu 73,75. Model problem statement tipe pre-solution statement demikian mempengaruhi tingkat hasil belajar siswa.

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi pretest kelas eksperimen dapat digambarkan pada histogram di bawah ini; Berdasarkan grafik batang data di atas, sebagian besar frekuensi pretest kelas eksperimen terletak pada interval 75 dengan jumlah siswa 6 orang (28,6%). pada 85 interval dengan 7 siswa (33,3%) dan 90 interval dengan 7 siswa (33,3%).

Berdasarkan gambar grafik batang di atas, frekuensi pretest kelas eksperimen mayoritas berada pada interval 70 sebanyak 6 siswa (28,6%). Berdasarkan diagram batang di atas, mayoritas frekuensi pemeriksaan pretest kelas berada pada interval 75 dari 6 siswa (28,6%). Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa data pretest dan posttest hasil belajar baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki nilai sig > 0,05.

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa signifikansi berdasarkan rata-rata adalah 0,829 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data simpangan posttest kelas eksperimen dan posttest kelas kontrol adalah sama atau homogen. Berdasarkan perhitungan di atas, dengan melihat perbedaan 2-tailed yang signifikan yaitu (0,00) < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata skor pretest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dan dapat dikatakan mengatakan bahwa model pemecahan masalah berpengaruh terhadap hasil belajar.

Tabel 4.11  Hasil Analisis Validitas
Tabel 4.11 Hasil Analisis Validitas

Data Keterlaksanaan RPP

Berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran yang diperoleh dari observasi keterlaksanaan RPP yang dilakukan oleh observer, hasil observasi menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen pada pertemuan pertama dengan jumlah indikator yang diimplementasikan sebanyak 23 indikator. Direncanakan 26 indikator sehingga tingkat keterlaksanaannya 88,46% dengan kategori sangat baik, pertemuan kedua di kelas eksperimen menunjukkan jumlah indikator yang diimplementasikan adalah 24 dari 26 indikator yang direncanakan sehingga persentase keterlaksanaannya 92,30% dengan sangat baik. kategori baik. Keterlaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama kelas kontrol menunjukkan jumlah indikator yang terlaksana 20 dari 23 indikator yang direncanakan sehingga tingkat keterlaksanaan sebesar 86,95% dengan kategori sangat baik, pada pertemuan kedua kelas kontrol jumlah indikator yang terlaksana ditunjukkan 20 dari dari 23 indikator yang direncanakan sehingga persentase pelaksanaan 86,95% dengan kategori sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata (post test) kelas kontrol yaitu rubrik keterampilan komunikasi sebesar 64,25, sedangkan kelas eksperimen memperoleh hasil sebesar 73,57.

Sedangkan pada kelas kontrol nilai rata-rata (post test) yaitu pada saat menilai hasil belajar nilai pada kelas kontrol adalah 73,75 sedangkan nilai pada kelas eksperimen adalah 88,57. Pada kelas eksperimen peneliti menggunakan model pembelajaran Problem Posing dengan tipe Pre-Solution Posing, sedangkan pada kelas kontrol peneliti menggunakan model konvensional. Model pembelajaran Problem Posing Pre-Solution Posing dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan komunikasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran dengan penyajian masalah yang disajikan sebelum pemecahannya berpengaruh dan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan hasil belajar siswa MTs Darussalimin NW Sengkol Pemalang tahun pelajaran 2020/2021. Dengan menggunakan model pembelajaran Problem Solving, siswa juga akan lebih aktif di dalam kelas dan bisa. Penelitian yang dilakukan oleh Mawadurrohman berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Problem Posing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Persegi Panjang Dan Persegi Panjang Siswa Kelas VII SMP Ilam Al-Ihsan Pogalan Trenggalek Tahun Pelajaran 2010/2011”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat setelah menerapkan model pembelajaran berbasis masalah yang terlihat pada hasil tes. 36 Rismawati, Pengaruh Penerapan Model Presentasi Masalah Terhadap Hasil Belajar Matematika Mata Pelajaran Lingkaran Dan Luas Segiempat Pada Siswa Kelas VII SMP Islam Durenan. Hasil yang diperoleh siswa dirata-ratakan dan diperoleh hasil sebagai berikut: pada kelas pre-test dan post-test ternyata terjadi peningkatan hasil belajar siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat setelah diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah yang terlihat dari hasil pre dan post test. 37Mawadurrohman, Penerapan Model Pembelajaran Problem Statement Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Persegi Panjang Dan Persegi Panjang Siswa Kelas VII SMP Ilam Al-Ihsan Pogalan Trenggalek.

PENUTUP

Pengaruh penerapan model pembelajaran creative problem solving terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif dalam memecahkan masalah fisika pada siswa SMA” Journal of Physics Education Vol. Penerapan Model Pembelajaran Post Solution Posing Problem Posing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 01 Bengkulu Tengah” Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Sekolah (JP2MS), Vol. Hodiyanto, dkk, “Mencoba model pembelajaran problem solving dan problem solving dengan pendekatan PMR terhadap prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis ditinjau dari kreativitas siswa kelas VII SMP Negeri di Kabupaten Sukoharjo”.

JDP, Menggunakan Model Pembelajaran Pre-Solution untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika, Volume 9, Edisi 1, April 2016. Jusriana, dkk, “Efektivitas Metode Pembelajaran Pre-Solution Problem-Setting Terhadap Kemampuan Menganalisis Peserta. Pengaruh Metode Pembelajaran dan Motivasi Hasil Belajar Programmable Logic Controller (Plc) Siswa Kelas III Jurusan Teknik Elektro SMK Negeri 5 Makassar, Majalah MEDTEK, Volume 1, Edisi 2, Oktober 2009.

LA MPIRAN 1

Petunjuk

  • Data Keterlaksanaan Rpp Kelas Eksperimen Keterlaksanaan RPP Kelas Ekspeimen Pertemuan I

Euglena tidak cocok jika hanya termasuk dalam animalia, karena euglena juga memiliki sifat yang dimiliki plantae yaitu. Saya selalu tenang dan tepat dalam menanggapi audiens dengan mengatur nada suara. Saya terkadang mencoba memperhatikan penonton. Saya berjuang untuk bersikap tenang, profesional, dan menerima penonton. Saya tidak peduli dengan publik. Data kinerja RPP kelas Eksperimen Kinerja RPP Kelas Eksperimen pertemuan I Kinerja RPP Kelas Eksperimen pertemuan I.

Tabel 3.4 Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran  No  Persentase (%)  Kategori
Tabel 3.4 Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran No Persentase (%) Kategori

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Berpikir
Gambar Diagram Batang 4.1
Gambar Diagram Batang 4.2
Gambar Diagram Batang 4.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh data tentang pengaruh penerapan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe course review