• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data Keterlaksanaan RPP

H. Teknik Analisis Data

3. Data Keterlaksanaan RPP

Berdasarkan perhitungan di atas, dengan melihat perbedaan signifikan 2 tailed sebesar (0,00) < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan dari rata-rata skor pre-test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dan dapat dikatakan model problem posing berpengaruh terhadap hasil pembelajaran

Berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran yang diperoleh melalui hasil observasi keterlaksanaan RPP yang dilakukan oleh observer, hasil observasi menunjukan bahwa keterlaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen pada pertemuan pertama dengan jumlah indikator yang telah terlaksana 23 dari 26 indikator yang direncanakan sehingga presentase keterlaksanaan 88,46%dengan kategori sangat baik, pada pertemuan kedua pada kelas eksperimen menunjukan jumlah indikator yang terlaksana 24 dari 26 indikator yang direncanakan sehingga presentase keterlaksanaan 92,30% dengan kategori sangat baik. Keterlaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol pertemuan pertama dengan jumlah indikator yang telah terlaksana 20 dari 23 indikator yang direncanakan sehingga presentase keterlaksanaan 86,95%dengan kategori sangat baik, pada pertemuan kedua pada kelas kontrol menunjukan jumlah indikator yang terlaksana 20 dari 23 indikator yang direncanakan sehingga presentase keterlaksanaan 86,95%dengan kategori sangat baik. Data selengkapnya dapat dilihat pada lamp.

B. Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan keterampilan komunikasi dan hasil belajar antara siswa kelas kontrol dan siswa kelas eksperimen. Hal ini dibuktikan berdasarkan nilia rata-rata (post-test) kelas kontrol yaitu pada penilian rubrik keterampilan komunikasi yaitu sebesar 64,25 sedangkan pada kelas eksperimen diperoleh hasil sebesar 73,57.

Sedangkan pada nilai rata-rata (post-test) kelas control yaitu pada penilaian hasil belajar diperoleh nilai pada kelas kontrol yaitu sebesar 73,75, sedangkan pada kelas eksperimen diperoleh nilai sebesar 88,57.

Perbedaam ini disebabkan karena model pembelajaran yang diterapkan berbeda. Pada kelas eksperimen peneliti menerapkan model pembelajaran Problem Posing Tipe Pre-Solution Posing sedangkan pada kelas kontrol peneliti menggunakan model Konvensional. Pokok bahasan dalam penelitian ini yaitu “klasifikasi makhluk hidup”. Model pembelajaran problem posing tipe Pre-Solution posing bisa membantu peserta didik dalam meningkatkan keterampilan komunikasi dan hasil belajar IPA Biologi siswa. Siwa lebih aktif dan mengeluarkan keterampilan- keterampilan lain yang dimiliki seperti mengajukan pertanyaan atau mencari sendiri jawaban dari pertanyaan yang diajukan.

Berdasarkan hasil uji normlitas data kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal, sehingga pengujian data dilanjutkan dengan menggunakan uji independent sample t test. Berdasarkan hasil perhitungan dengan melihat perbedaan signifikan 2 tailed sebesar (0,00) < 0,05, maka dapat diputuskan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran problem posing tipe Pre-Solution posing berpengaruh dan dapat meningkatkan keterampilan komunikasi dan hasil belajar siswa MTs Darussalimin NW Sengkol Mantang tahun pelajaran 2020/2021.

Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Problem Posing Tipe Pre-Solution Posing proses pembelajaran siswa menjadi lebih baik karena siswa diajak melakukan percobaan dengan cara merumuskan masalah, mengajukan pertanyaan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan terakhir siswa membuat kesimpulan sendiri dari masalah yang ditemukan. kegiatan tersebut dilaksanakan secara berurutan sehingga dapat mempertinggi pemahaman siswa terhadap suatu materi yang dipelajari. Setelah siswa dapat mempertinggi pemahamannya siswa mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi di dalam pembelajaran. Sehingga siswa tersebut lebih percaya diri dalam memberikan pendapat atau mengajukan pertanyaan.

Pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di sekolah dengan menggunakan model Problem Posing Tipe Pre-Solution Posing dari merumuskan masalah sampai menarik kesimpulan siswa aktif melakukan percobaan, bertanya, berpendapat, berdiskusi maupun mempersentasikan hasil percobaan yang telah mereka lakukan. Dengan menggunakan model pembelajaran Problem Posing Tipe Pre-Solution Posing yaitu melibatkan secara langsung kemampuan siswa dalam proses pembelajaran dan membuat siswa lebih aktif dalam melakukan pengamatan sehingga siswa memperoleh pengalaman secara langsung.

Dengan menggunakan model pembelajaran Problem Posing Tipe Pre- Solution Posing siswa juga akan lebih aktif di dalam kelas dan dapat

memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan sendiri.

Berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan RPP pada pertemuan pertama dan kedua pada kelas eksperimen mengalami peningkatan yaitu dari 76,47% dengan kategori baik menjadi 88,23% dan termasuk katagori sangat baik, sedangkan untuk pertemuan pertama dan kedua pada kelas kontrol juga mengalami peningkatan yaitu dari 76,47% dengan kategori baik menjadi 82,35% dengan katagori sangat baik.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Rismawati dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Problem Posing terhadap hasil belajar matematika materi pokok keliling dan luas segi empat pada peserta didik kelas VII SMP Islam Durenan”. Adapun hasil dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa menurut hasil hitung baik pada taraf signifikansi 1% maupun 5% ternyata nilai thitung > ttabel (5% = 2,048 dan 1% = 2,637), dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima dengan besar pengaruh 24,11%.36

Penelitian yang dilakukan oleh Mawadurrohman, dengan judul “ Penerapan model pembelajaran problem posing untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada materi Persegi panjang dan persegi panjang siswa kelas VII SMP Ilam Al-Ihsan Pogalan Trenggalek 2010/2011”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat setelah penerapan model pembelajaran problem posing yang terlihat dari hasil tes

36 Rismawati, Pengaruh Penerapan Model Problem Posing Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Keliling Dan Luas Segi Empat Pada Peserta Didik Kelas VII SMP Islam Durenan.

2012

sebelum tindakan dan setelah tindakan. Nilai yang diperoleh siswa dihitung rata-rata dan didapatkan hasil sebagai berikut : pada kelas Pre- Test dan Post-Test nampak bahwa terjadi peningkatan terhadap hasil belajar siswa. Pada kelas Post-Testnilai rata-rata yang diperoleh 84,61%, meningkat dari sebelum tindakan hanya 47,30%. Sedangkan nilai rata-rata yang diperoleh 92,69%.37

Penelitian yang dilakukan oleh Mawadurrohman, dengan judul “ Penerapan model pembelajaran problem posing untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada materi Persegi panjang dan persegi panjang siswa kelas VII SMP Ilam Al-Ihsan Pogalan Trenggalek 2010/2011”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat setelah penerapan model pembelajaran problem posing yang terlihat dari hasil tes sebelum tindakan dan setelah tindakan. Nilai yang diperoleh siswa dihitung rata-rata dan didapatkan hasil sebagai berikut : nampak bahwa terjadi peningkatan terhadap hasil belajar siswa. Pada kelas eksperimen nilai rata-rata yang diperoleh 84,61%, meningkat dari sebelum tindakan hanya 47,30%.

Selanjutnya berdasarkan perhitungan prasyarat pada uji normalitas dan uji homogenitas terlihat bahwa data kelas eksperimen dan data kelas kontrol terdistribusi normal dan memiliki varians data yang homogen karana nilai signifikasi> 0,05.

37Mawadurrohman, Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Persegi Panjang Dan Persegi Panjang Siswa Kelas VII SMP Ilam Al-Ihsan Pogalan Trenggalek. 2010

BAB V

Dokumen terkait