Oleh Saska Purdawan NIM 1501030325
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM 2019
Skripsi
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Saska Purdawan NIM 1501030325
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM 2019
Pembelajaran Question Student Have Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Sisea Kelas VIII MTs Tarbiyatul Qurro Selagalas” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk di uji.
Disetujui pada tanggal:
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Kristayulita, S.Pd, M.Si NIP. 198107282008012012
Fadrik Adi Fahrudin, M.Pd NIP. 198204102015031004
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan di Mataram
Assalamu’alaikum, Wr.Wb.
Dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi, kami berpendapat bahwa skripsi Saudara:
Nama Mahasiswa :Saska Purdawan
NIM :150.1.03.0325
Jurusan/Prodi :Tadris Matematika
Judul :Pengaruh Model Pembelajaran Question Student Have Terhadap Motivasi dan Hadil Belajar Siswa Kelas VIII MTs Tarbiyatul Qurro Selagalas..
Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram. Oleh karena itu, kami berharap agar skripsi ini dapat segera di-munaqasyah-kan.
Wassalammu’alaikum, Wr.Wb.
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Kristayulita, S.Pd, M.Si NIP. 198107282008012012
Fadrik Adi Fahrudin, M.Pd NIP. 198204102015031004
Pembelajaran Question Student Have Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII MTs Tarbiyatul Qurro Selagalas,” telah dipertahankan di depan dewan penguji Jurusan Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram pada tanggal
Dewan Penguji
Dr. Kristayulita, S.Pd, M.Si.
(Ketua Sidang/Pemb. I)
...
Samsul Irfan, M.Pd (Penguji I)
...
...
(Penguji II)
...
Mengetahui,
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Dr. Hj. Lubna, M.Pd.
NIP. 196812311993032008 Fadrik Adi Fahrudin, M.Pd
(Sekretaris Sidang/Pemb. II)
...
نم دارأاي نُدلا ه يلعف م ل عل ا ب و نم دارأ ر خآا ه يلعف م ل عل ا ب و نم دارأامه عف ه يل م ل عل ا ب (هاورينار طلا)
Artinya :
Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia, maka ia harus memiliki ilmu ,dan barang siapa yang menginginkan kehidupan akhirat maka itupun harus dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan keduanya maka itupun harus dengan ilmu. (HR.
Thabrani)1
1http://kbbi.web.id/ilmu, di akses tanggal 28 Juni 2019
“Kupersembahkan Skripsi ini untuk kedua orang tuaku Bapak Abbas A. Gani dan Ibu Sainin, kakak- kakakku, adikku beserta keluarga besarku, teman- teman, sahabat-sahabatku yang telah mensupprot, serta yang terpenting untuk guru-guruku, dosen- dosenku dan almamaterku UIN Mataram, dan umumnya untuk semua sahabat kerabatku.
shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin.
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu antara lain adalah:
1. Ibu Dr. Kristayulita, S.Pd, M.Si. sebagai pembimbing I dan Bapak Fadrik Adi Fahrudin, M.Pd. selaku pembimbing II yang dengan sabar dan ikhlas membimbing penulis sehingga penyusunan skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik;
2. Bapak Dr. Alkusaeri, M.Pd. selaku Ketua jurusan matematika;
3. Dr. Hj. Lubna, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan;
4. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai;
5. Mujibullah, S.Pd.I selaku kepala Madrasah dan semua bapak/ibu guru MTs.
Tarbiyatul Qurro Selagalas.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vi
HALAMAN MOTTO ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Bealakang Masalah ... 1
B. Rumusan Msalah dan Batas Masalah ... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
D. Defenisi Operasional ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
A. Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian ... 9
1. Kajian Pustaka ... 9
a. Pembelajaran ... 9
b. Model Pembelajaran Question Student Have ... 11
c. Motivasi Belajar ... 24
d. Hasil Belajar ... 28
2. Kerangka Berfikir... 35
3. Hipotesis Penelitian ... 36
3. Waktu dan Tempat Penelitian ... 39
4. Variabel Penelitian ... 49
5. Desain Penelitian ... 40
6. Instrumen/Alat dan Bahan Penelitian... 42
7. Teknik Pengumpulan Data ... 46
8. Teknik Analisis Data ... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51
A. Hasil Penelitian ... 51
1. Pengumpulan Data ... 51
2. Penyajian Data ... 52
3. Analisis Data ... 54
a. Uji Normalitas ... 54
b. Uji Homogenitas ... 57
c. Uji Hipotesis... 59
4. Hasil Analisis ... 60
B. Pembahasan ... 62
1. Hasil Belajar ... 62
2. Motivasi Belajar ... 65
BAB V PENUTUP ... 68
A. Kesimpulan ... 68
B. Saran ... 68 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Tabel 3.1 Jumlah siswa kelas VIII MTs Tarbiyatul Qurro 38
Tabel 3.2 Variabel penelitian 39
Tabel 3.3 Desain penelitian 40
Tabel 3.4 Penetapan skor jawaban angket motivasi belajar 43 Tabel 3.5 Kisi-kisi instrumen angket motivasi belajar siswa 43 Tabel 3.6 Kisi-kisi instrumen tes hasil belajar siswa 44 Tabel 4.1 Hasil pre test dan post test siswa kelas eksperimen
dan kelas control
52 Tabel 4.2 Data perolehan skor total angket motivasi belajar
siswa kelas eksperimen dan kontrol
53 Tabel 4.3 Data hasil uji normalitas (pre-test) hasil belajar
siswa pada kelas eksperimen dan kelas xiiiontrol
54 Tabel 4.4 Data hasil uji normalitas (post-test) hasil belajar
siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
55 Tabel 4.5 Data hasil uji normalitas (post- test) angket motivasi
belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
56
Table 4.7 Uji homogenitas (pree test) hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
57 Table 4.8 Uji Homogenitas (post test) Hasil Belajar pada
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
58
Table 4.9 Uji Homogenitas (post test) Angket Motivasi Belajar pada Kelas Eksperimen dan Kontrol
58
Table 4.10 Uji Hipotesis Hasil Belajar 59
Table 4.11 Uji Hipotesis Motivasi Belajar 59
Gambar 2.1 Gambar Kerangka Berfikir 34
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol Lampiran 3 Materi Sistem Persaman Linier Dua Variabel Lampiran 4 Kisi-kisi Soal Pretest-Posttest
Lampiran 5 Soal Peretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Lampiran 6 Soal Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Lampiran 7 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar Siswa
Lampiran 8 Lembar Angket Motivasi Belajar Posttest Lampiran 9 Data Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Lampiran 10 Data Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII
Lampiran 11 Hasil Uji Normalitas Pre Test Hasil Belajar Kelas Eksperimen Lampiran 12 Hasil Uji Normalitas Post Test Kelas Eksperimen
Lampiran 13 Hasil Uji Normalitas Pre Test Kelas Kontrol Lampiran 14 Hasil Uji Normalitas Post Test Kelas Kontrol
Lampiran 15 Hasil Uji Normalitas Angket Motivasi Belajar Post Test Kelas Eksperimen
Lampiran 16 Hasil Uji Normalitas Angket Motivasi Belajar Post Test Kelas Kontrol
Lampiran 17 Uji Homogenitas Pre Tes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Lampiran 18 Uji Homogenitas Post Tes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Lampiran 19 Uji Homogenitas MB Pree Tes Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Lampiran 20 Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar dengan menggunkan Uji Polled Varians
Lampiran 21 Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar dengan menggunkan Uji Polled Varians
Oleh:
Saska Purdawan NIM. 1501030325
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Question Student Have terhadap motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII MTs Tarbiyatul Qurro Selagalas. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. . Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Tarbiyatul Qurro Selagalas. Teknik pengambilan sampel adalah sampling jenuh. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas yaitu siswa kelas VIII A sebanyak 20 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebanyak 20 siswa sebagai kelas kontrol. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 mei 2019-13 juni 2019. Penelitian dilakukan di MTs Tarbiyatul Qurro Selagalas.
Penelitian ini menggunakan Pretest posttest control group design. Instrumen pemgumpulan data hasil belajar menggunkan tes, dan istrumen pengumpulan data motivasi belajar menggunakan angket.
Teknik analisis data menggunakan Uji-t Polled Varians yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat uji normalitas dan uji homogenitas. Perhitungan untuk uji t polled varian untuk hasil belajar didapatkan thitung sebesar 7,56358 dan ttabel
2.024394 dengan taraf signifikan 5%, karena thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Question Student Have terhadap hasil belajar siswa kelas VIII MTs Tarbiyatul Qurro Selagalas. Dan perhitungan untuk uji t Polled varian untuk motivasi belajar didapatkan thitung sebesar 2,21768 dan ttabel sebesar 2,024394 dengan taraf signifikan 5%, karena thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Question Student Have terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII MTs Tarbiyatul Qurro Selagalas
Kata Kunci: Metode Question Student Have, Motivasi Belajar, Hasil Belajar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat digunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka didalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk menentukan perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku dan kurikulum (sebagai kursus untuk belajar).1 Setiap model mengarahkan guru untuk mendesain pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mencapai berbagai tujuan. Sebagaimana pendapat Joice bahwa “Each model guides us asa we design instruction to help student achieve various objectives”2 Artinya setiap model mengarahkan dan merancang pembelajaran untuk membantu siswa sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Model pembelajaran yang tidak tepat menyebabkan motivasi belajar siswa rendah dan menyebabkan siswa tidak berminat mengikutinya3. Model pembelajaran yang tidak tepat disebabkan karena pembelajaran yang berlangsung satu arah, bersifat pasif, ceramah, dan tidak dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa4. Siswa-siswi yang merasa takut dan cemas untuk bertanya, sehingga siswa tidak paham terhadap materi yang diberikan guru.
Para siswa kurang percaya diri untuk menyampaikan pertanyaan walaupun sebenarnya siswa tidak memahami pelajaran tersebut. Faktor yang
1 Triarto. 2014.” Model Pembelajaran Terpadu:. Jakarta: PT.Bumi Aksara hlm 52
2 Ibid, hlm 52
3 Uno, B Hamzah. 2014.”Model Pembelajaran”. Jakarta. PT Bumi Aksara. hlm 2
4 Vianata Haning. Pengaruh Model Pembelajaran Question Student Have terhadap hasil belajar IPS Sejarah siswa. Indonesian juornal of History Education. Vol 1. Edisi 1 hal 2
menyebabkan siswa tidak aktif bertanya5 adalah kurangnya motivasi yang dimiliki oleh siswa untuk bertanya padahal dalam dirinya sudah ada pertanyaan yang akan disampaikan. Sikap yang pasif tersebut dapat menyebabkan tidak adanya interaksi timbal balik antara guru dan siswa.
Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara pada salah satu guru matematika yang bernama Ibu Uswatun Cahyani, S.Pd pada tanggal 20 November 2018 di MTs Tarbiyatul Qurro Selagalas, hasil wawancara menyebutkan bahwa metode yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah berkisar pada metode ceramah dan penugasan. Metode tersebut belum mampu meningkatkan motivasi siswa sehingga berpengaruh pada hasil belajar. Pada umumnya metode tersebut didominasi oleh siswa yang pandai dan mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan baik, sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan berkomunikasi kurang baik akan cenderung pasif dalam proses pembelajaran6. Sedangkan hasil observasi, siswa hanya sibuk mencatat ketika guru menyampaikan materi dengan metode konvensional.
Kegiatan pembelajaran cenderung berjalan satu arah dengan cara guru menyampaikan materi disertai dengan beberapa pertanyaan yang kemudian akan dijawab, berdampak terhadap berkurangnya keaktifan siswa. Hal ini dikarenakan siswa hanya mendengarkan materi namun siswa belum mampu menyampaikan gagasan/pendapatnya untuk menjawab pertanyaan dari guru.
Hal ini menandakan kemampuan berkomunikasi siswa masih rendah. Oleh
5 Ibid,… hlm 3
6Wawancara kepada Ibu Uswatun Cahyani / Guru Matematika di MTs Tarbiyatul Qurro Selagalas
karena itu guru perlu menyusun model pembelajaran yang menarik, sehingga dapat membantu mengembangkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dan meningkatkan motivasi serta hasil belajar siswa7.
Model pembelajaran kooperatif dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Model pembelajaran kooperatif adalah konsep belajar yang meliputi semua jenis kerja kelompok yang diarahkan oleh guru8. Ada banyak model pembelajaran kooperatif. Setiap model pembelajaran memberikan penekanan pada tujuan tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi interaksi peserta didik.
Menurut Silberman, Question Student Have merupakan salah satu strategi pembelajaran aktif yang menggunakan sebuah tehnik untuk menggunakan partisipasi siswa lewat tulisan. Strategi ini akan lebih efektif ketika digabungkan dengan metode diskusi9. Question Student Have diharapkan dapat mengatasi permasalahan pembelajaran yang berhubungan dengan keaktifan siswa dalam hal bertanya, karena pada dasarnya strategi ini digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan siswa sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang merekamiliki.
Penelitian tentang model pembelajaran Question Student Have telah dilakukan oleh Yusuf et al pada pembelajaran biologi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada pengujian pertama sebesar 11,89% pada pengujian kedua hasil belajar
7 Observasi kelas VIII MTs Tarbiyatul Qurro Selagalas
8 Uno, B Hamzah.”Model Pembelajaran”. (Jakarta. PT Bumi Aksara . 2014),. hlm 2
9 Silberman, M.. Active Learning: 101 Strategies to Teach Any Subject.
Translated by Sarjuli, Ammar, Sutrisno, Ahmad, dan Muqowim. 2009.
Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
meningkat sebesar 2,49% sehingga total peningkatan hasil belajar siswa mencapai 14,38% dengan angka ketuntasan mencapai 83,78%. Peningkatan hasil belajar ini disebabkan oleh pertanyaan QSH siswa memunculkan pemahaman dan pengertian atau menimbulkanreaksi atau jawaban yang dapat dipahami dan diterima oleh akal dengan strategi yang langsung melibatkan siswa dalam proses pembelajaran inimembuat siswa merasa termotivasi untuk belajar dan merasakan pembelajaran yang bermakna10. Penelitian lainnya dilakukan oleh Supiani, menyimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran Question Student Have dalam model pembelajaran langsung lebih baik daripada hasil pembelajaran yang tidak menggunakan strategi pembelajaran Question Student Have dalam model pembelajaran langsung. Ini terlihat pada ketuntasan hasil belajar matematika siswa dengan menggunkan strategi Question Student Have dalam pembelajaran langsung sebesar 71,4% lebih baik daripada hasil belajar yang tidak menggunakan strategi Question Student Have dalam model pembelajaran langsung sebesar 60,15%11
Question Student Have memanfaatkan teknik yang mengundang partisipasi melalui penulisan. Setiap siswa diharapkan dapat menulis kan pertanyaan yang mereka miliki tentang materi pelajaran pada kartu kosong
10 Yusuf Y, Yustina, E Suryati. 2012. Penerapan Strategi Pembelajaran Question Student Have (QSH) untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Rimba Melintang Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Biogenesis,8 (2): 16-17
11Supiani, Pengaruh Strategi Questiont Student Have dalam model pembelajatran langsung terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Pembangunan Bagan Batu , (Pekan Baru 2013)
yang diberikan oleh guru. Siswa yang memiliki pertanyaan yang sama dapat memberikan tanda centang pada kartu tersebut, sehingga semua siswa dapat mengeluarkan hasil berpikirnya tanpa merasa malu atau takut pada guru dan teman-temannya. Selanjutnya guru memberi penjelasan terhadap permasalahan yang lebih banyak ditanyakan dan membagi pertanyaan yang masih tersisa kepada siswa. Melalui cara ini siswa dapat lebih aktif, termotivasi dalam proses pembelajaran.12
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul “pengaruh model pembelajaran Question Student Have terhadap motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII di MTs Tarbiyatul Qurro Selagalas tahun pelajaran 2018/2019”.
B. Rumusan Masalah dan Batas Masalah 1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini dirumuskan masalah yaitu:
a. Apakah ada pengaruh model pembelajaran Question Student Have (QSH) terhadap hasil belajar siswa kelas VIII MTs Tarbiyatul Qurro Selagalas Tahun Pelajaran 2018/2019 ?
12 Putri, Novianti Mega Putri. Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Dengan Metode Question Student Have.(PTK Pembelajaran Kelas VIIIB SMP KARYA Toroh).
Vol 3 , 2012, hlm 5
b. Apakah ada pengaruh model pembelajaran Question Student Have (QSH) terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII MTs Tarbiyatul Qurro Selagalas Tahun Pelajaran 2018/2019 ?
2. Batas Masalah
a. Batas subjek penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTs Tarbiyatul Qurro Selagalas pada kelas VIII A dan VIII B.
b. Batas objek penelitian
Obek penelitian ini dibatasi pada model pembelajaran Question Student Have pada materi sistem persamaan linier dua variabel
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengatahui pengaruh model pembelajarn Question Student Have terhadap motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII MTs Tarbiyatul Qurro Selagalas Tahun Pelajaran 2018/2019.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan wawasan ilmu-ilmu pendidikan yang berhubungan dengan peningkatan pemahaman metode dalam pelajaran ilmu pasti khususnya matematika.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi sekolah yaitu: sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran.
2. Bagi guru yaitu: memberikan informasi mengenai manfaat pembelajaran dengan model Question Student Have dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar.
3. Bagi siswa yaitu: hasil penelitian ini dapat membuat siswa lebih aktif dalam belajar dan selalu mengingat materi pelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh hasil yang lebih baik seperti yang diharapkan.
4. Bagi peneliti lain yaitu: sebagai acuan dalam penyusunan penelitian baik penelitian yang ilmiah maupun non ilmiah yang berkaitan model pembelajaran Question Student Have
D. Definisi Operasional
1. Question Student Have (QSH) yang dimaksud peneliti disini menuliskan pertanyaan yang siswa miliki tentangmateri pelajaran pada lembar kertas kosong yang diberikan oleh guru. siswa yang memiliki pertanyaan yang sama dapat memberikan tanda centang pada lembar kertas, sehingga semua peserta didik dapat mengeluarkan hasil berpikirnya tanpa merasa malu atau takut pada guru dan teman-temannya. Tujuan siswa dalam
membuat pertanyaan adalah mendorong siswa untuk berpikir dalam memecahkan masalah suatu soal, menyelidiki dan menilai penguasaan siswa tentang bahanpelajaran, membangkitkan minat siswa untuk sesuatu sehingga akan menimbulkan keinginan untuk mempelajarinya dan juga menarik perhatiansiswa dalam belajar
2. Motivasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah respon siswa yang diukur dengan cara pembagian angket kepada siswa dimana angket tersebut diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
3. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan yang di miliki siswa setelah menerima pengalaman belajar, dimana dalam penelitian ini diukur dengan cara pemberian tes kepada siswa kelas VIII.A dan siswa kelas VIIIB dengan materi sistem persamaan linier dua variabel Tes hasil belajar adalah tes yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telahdiberikan oleh guru kepada siswa dalam jangka waktu tertentu13.
13Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Tekhnuk Evaluasi Pengajaran, (Bandung : PT.
Remaja Rosda Karya, 2008), hlm.33
BAB II
KAJIAN PUSTAKA E. Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian
1. Kajian Pustaka a. Pembelajaran
Pembelajaran atau proses belajar mengajar merupakan interaksi atau hubungan seorang guru dengan siswa dalam situasi pendidikan.
Pembelajaran adalah proses atau cara menjadikan orang hidup belajar.
Disamping itu pembelajaran merupakan identitas aktifitas belajar mengajar yang diawali dengan perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi untu mencapai tujuan yang telah ditetapkan14.
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran pada dasarnya mempunyai komponen yang terdiri atas peserta didik, pendidik, tujuan, materi, metode, media serta evaluasi hasil belajar15.
Seorang guru dan calon guru hendaknya menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar yang dapat mengantar anak didik ke tujuan pembelajaran. Guru sebagai tenaga
14Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta, 2003)
15Oemar Hamalik, Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. (Bandung: Tarsito Bandung. 2005.)
pendidik berperan sebagai pendorong semangat belajar siswa. Oleh karena itu guru harus dapat menimbulkan motivasi belajar siswa yaitu dengan cara memilih strategi pembelajaran, artinya motivasi yang berasal dari luar diri siswa itu mampu menggugah semangat dan keaktifan siswa, perang guru bukan hanya memberikan informasi melainkan juga menggerakkan dan memberi fasilitas belajar agar proses belajar lebih memadai.16
Terkait dengan rendahnya minat belajar siswa tersebut banyak sekali cara yang dapat dilakukan, misalnya memilih model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dan memperbanyak interaksi siswa dengan guru atau siswa dengan siswa sehingga dapat meningkatkan cara belajar dan meningkatkan hasil belajar siswa. Guru tidak hanya bertugas sebagai pengajar di depan kelas, tetapi juga harus mampu membangkitkan motivasi belajar siswa. Untuk meningkatkan motivasi dan belajar perlu melakukan pemilihan model pembelajaran yang tepat sehingga dapat membuka cakrawala berfikir siswa. Apabila siswa telah mau berpartisipasi dalam kelas maka pembelajaran akan menjadi menarik dan setelah itu diharapkan hasil belajar akan tinggi17.
16Yusuf Yustini, dkk,” Penerapan Strategi Pembelajaran Question Student Have (Qsh) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Viii3 Smp Negeri I Rimba Melintang Tahun Pelajaran 2011/2012”, Jurnal Biogenesis, Vol.8. Nomor 2, Februari 2012, hal 13.
17Jimi Ronald,” Pengaruh Model Pembelajaran Aktif Dengan Metode Question Students Have Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas Xi Ips Di Sma Negeri 7 Dan Sma Negeri 8 Padang”, Journal of Economic and Economic Education, Vol.3 No. 2, hal. 196
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses interaksi belajar mengajar yang melibatkan komponen-komponen pembelajaran yang meliputi siswa sebagai subyek yang menerima pelajaran, guru sebagai pengajar, tujuan pembelajaran, materi pelajaran, metode pembelajaran, media yang digunakan dalam proses belajar mengajar, serta evaluasi hasil belajar.
Komponen-komponen tersebut saling mempengaruhi satu sama lain dan saling berhubungan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan dari pembelajaran itu sendiri.
b. Model pembelajaran Question Student Have (QSH)
1) Pengertian model pembelajaran Question Student Have (QSH) Keterampilan bertanya adalah suatu pengajaran itu sendiri, sebab pada umumnya guru dalam pengajarannya selalu menggunakan tanya jawab. Ketrampilan bertanya merupakan ketrampilan yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari orang lain. Hampir seluruh proses evaluasi, pengukuran, penilaian dan pengujian dilakukan melalui pertanyaan18
Pada hakekatnya belajar adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu. Sedangkan menjawab pertanyaan menunjukkan kemampuan seseorang dalam berfikir. Dalam proses belajar mengajar peran bertanya sangatlah penting, sebab melalui pertanyaan guru dapat mengetahui yang diharapkan dan dibutuhkan siswa, sehingga guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang
18Marno dan M. Idris, Strategi dan Metode Pembelajaran,.Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2008
dipelajarinya. Baik pertanyaan yang diajukan oleh guru maupun pertanyaan yang berasal dari siswa sendiri19.
Dalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan sangat berguna untuk; 1) Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran. 2) Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar. 3) merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu. 4) Memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan. 5) Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu20.
Tipe Question Student Have (QSH) adalah salah satu tipe instruksional dari belajar aktif (active learning) yang termasuk dalam bagian Collaborative learning (belajar dengan cara bekerjasama) yang bertujuan melatih kemampuan bekerjasama, melatih kemampuan mendengarkan pendapat oranglain, peningkatan daya ingat terhadap materi yang dipelajari, melatih rasa peduli dan kerelaan untuk berbagi, meningkatkan rasa penghargaan terhadap oranglain, melatih kecerdasan emosional, mengasah kecerdasan interpesonal, meningkatkan motivasi dan suasana belajar serta kecepatan dan hasil belajar dapat lebih meningkat21.
19Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media. 2008
20 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta. 2012
21Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran (Edisi Revisi). Bandung: Refika Aditama.
2014.
Model belajar aktif tipe Question Student Have (QSH) merupakan suatu kegiatan belajar kolaboratif yang dapat digunakan guru ditengah-tengah pelajaran sehingga dapat menghindari cara pengajaran yang selalu didominasi oleh guru dalam PBM. Melalui kegiatan belajar secara kolaborasi (bekerjasama) diharapkan peserta didik akan memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara aktif22.
Pembelajaran aktif tipe Question Student Have (QSH) merupakan salah satu cara yang paling efektif dan efisien untuk meningkatkan kegiatan belajar aktif. Karena Question Student Have (QSH) dikembangkan untuk melatih siwa agar memiliki kemampuan dan ketrampilan bertanya. Strategi ini membagi peserta didik menjadi berkelompok sehingga dengan siswa berkelompok hampir tidak mungkin bahwa salah satu siswa akan diabaikan dan sulit juga bagi siswa untuk tidak aktif, sehingga dengan kelompok yang sedikit diharapkan siswa dapat berpartisipasi dan berperan secara aktif.
Aktivitas dalam model belajar aktif tipe Question Student Have (QSH) ini merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan anak didik sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Tipe ini
22 Yeni Fitria, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Matematika melalui Model Pembelajaran Question Student Have (Qsh) Pada Siswa Kelas Viii.
Smp N 1 Sasak Ranah Pasisie”, Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 02, No.1 Th. 2017, hal.161
digunakan untuk mendapatkan partisipasi siswa melalui tulisan, hal ini sangat baik digunakan pada siswa yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan dan harapan-harapan melalui percakapan23.
Strategi Tipe Questions Student Have dapat diartikan sebagai pertanyaan yang dimiliki siswa yang juga mengharapkan partisipasi dari guru dalam proses pembelajaran yang kurang dipahami dan dimengerti. Strategi ini mengharuskan siswa untuk mengungkapkan pertanyaan mengenai materi yang belum dipahami melalui tulisan.24
Dalam model pembelajaran Question Study Have diharapkan dapat menunjang kegiatan pembelajaran dan menyediakan situasi yang tepat agar potensi siswa berkembang sehingga tujuan dari pendidikan dan pembelajaran dapat tercapai.25 Strategi ini tidak membuat siswa takut mengungkapkan pertanyaan dan pendapat mereka karena mereka dituntut berpartisipasi melalui tulisan.
Question Study Have merupakan cara yang mudah dilakukan untuk mengetahui kebutuhan dan harapan siswa. Dengan demikian guru
23Agus Suprijono, Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009
24Anny Sovia, “Motivasi Belajar Mahasiswa Dengan Strategi Question Student Have Disertai Pemberian Modul Pada Perkuliahan Kalkulus Vektor”, Lemma, Vol. II, No 1, November 2015, hlm.2
25 Haning Vianata.”Pengaruh Model Pembelajaran Question Study Have Terhadap Hasil Belajar Ips Sejarah Siswa”.Indonesian Journal of History Education., ISSN 2252-6641. hlm 3.
dapat memenuhi kebutuhan siswa sehingga motivasi dan minat belajar siswa lebih maksimal.26
Strategi pembelajaran QSH sebagai strategi dalam proses belajar mengajar dapat membelajarkan peserta didik secara aktif yaitu dengan mengoptimalkan seluruh potensi yang dimiliki baik secara visual, auditori, maupun kinestetik. Selain itu strategi pembelajaran ini dapat membuat setiap peserta didik tidak merasa terdeskriminasi dan takut untuk menyampaikan pendapat ataupun pertanyaannya27.
2) Metode-metode strategi Question Student Have (QSH).
Disaat guru memberi kesempatan kepada siswanya untuk bertanya, sering kita jumpai siswa tersebut diam saja tidak melontarkan pertanyaan. Keadaan semacam ini sering dipahami bahwa siswa tidak berminat, sebagianlain memahami bahwa siswa sudah paham terhadap materi yang diajarkan. Padahal yang terjadi adalah siswa belum siap mengajukan pertanyaan. Model model strategi Question Student Have ini adalah petunjuk yang efektif agar siswa lebih tertantang untuk membuat pertanyaan setelah mereka sebelumnya mendapat kesempatan memahami materi pelajaran. Diantaranya adalah
26Dian Suciana Amri,” Perbedaan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Antara menerapkan Strategi Question Student Have Dan Strategi Think Pair Share pada Kelas X Di Sma Negeri 1 Dan Sma Negeri 2 Kota Solok”, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang, hlm. 2-3
27Arsad Bahri, dkk,” Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Question Student Have dan Kemampuan Akademik Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas VIII SMPN 2 Camba”, Jurnal Sainsmat, Vol. I, No. 1, Maret 2012, Hal. 43.
a) Belajar berawal dari pertanyaan
Berawal dari pertanyaan adalah strategi Question Student Have yang dilakukan diawal tatap muka antara guru dengan siswa. Dimana guru menstimulir siswa untuk mempelajari sendiri terlebih dahulu bahan-bahan materi pelajaran yang akan disampaikan dalam waktu tertentu. Setelah itu siswa dipersilahkan untuk menyampaikan pertanyaan dari materi yang belum ia pahami maupun yang sudah dipahami. Ini bisa dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
(1). Pilih bahan bacaan yang sesuai kemudian bagikan kepada siswa. Dalam hal ini bahan bacaan tidak harus difoto copy dan membagikannya kepada siswa. Anda dapat menggunakan satu halaman dalam sebuah buku pegangan siswa. Inti dari pilihan materi harus berdasarkan kebutuhan untuk menstimulir pertanyaan para siswa. Dan yang paling baik adalah bahan bacaan yang mempunyai banyak penjelasan namun tidak mempunyai solusinya. Atau bahan bacaan yang banyak menimbulka interpretasi agar siswa mudah terangsang bertanya.
(2). Perintahkan siswa untuk mempelajari buku pegangan sendiri atau dengan pasangannya.
(3). Perintahkan agar siswa memahami buku pegangan yang mereka baca. Kemudian minta siswa untuk menandai setiap
bacaan yang tidak mereka pahami untuk dijadikan pertanyaan.
Anjurkan siswa memberi tanda sebanyak mungkin sesuai dengan yang mereka kehendaki. Jika waktunya cukup gabungkan pasangan belajar menjadi kelompok berjumlah empat orang. Kemudian minta mereka saling membantu membahas poin-poin yang dipertanyakan.
(4). Kumpulkan semua pertanyaan dari siswa. Sesudah itu perintahkan siswa untuk kembali keposisi masing-masing dan sampaikan pelajaran dengan menjawab pertanyaan siswa tersebut.
b) Pertanyaan yang disiapkan
Strategi Question Student Have yang dilakukan dengan cara menyiapkan sejumlah pertanyaan terlebih dahulu, yang akan ditanyakan beberapa siswa sebagai stimulus bagi siswa lainnya bertanya. Langkah-langkah yang bisa dilakukan adalah:
(1.) Siapkan tiga sampai enam pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan anda sampaikan.
(2.) Tulislah masing-masing pertanyaan dalam kertas beserta isyarat yang akan digunakan untuk menandakan agar pertanyaan tersebut diajukan oleh siswa yang ditunjuk.
(3.) Sebelum pelajaran dimulai pilihlah siswa yang akan mengajukan pertanyaan tersebut. Bagikan pertanyaannya dan jelaskan tanda isyarat tersebut. Pastikan bahwa
mereka tidak akan menceritakannya kepada siapapun bahwa mereka telah diberi pertanyaan.
(4.) Bukalah sesi tanya jawab dengan mengemukakan topiknya dan berikan isyarat pertama anda sebagaimana kesepakatan dengan siswa yang anda pilih, misalnya dengan melepas kacamata, menggarukgaruk hidung dan atau yang lainnya. Panggilah siswa yang telah diberi pertanyaan. Jawablah pertanyaan tersebut dan kemudian berikan isyarat selanjutnya.
(5.) Setelah pertanyaan yang anda buat terjawab semua, mulailah membuka kesempatan siswa yang lain untuk mengajukan pertanyaan baru.
c) Pertanyaan pembalikan peran
Strategi Question Student Have yang dilakukan dengan cara guru memerankan sebagai siswa, memberikan pertanyaan kepada siswa beberapa kali untuk memotivasi siswa bertanya.
Cara seperti ini bisa dilakukan dengan langkah-langkah:
(1.) Susunlah pertanyaan yang akan anda ajukan tentang beberapa materi pelajaran. Jika anda yang berperan sebagai siswa buatlah pertanyaan dengan tujuan berupaya mengklarifikasi materi yang sulit atau rumit, membandingkan materi dengan pengetahuan yang lain,
menentang pendapat, meminta contoh seputar masalah yang dibahas, atau menguji daya serap materi.
(2.) Pada sesi awal pertanyaan umumkan kepada siswa bahwa anda akan menjadi mereka. Dan mereka secara resmi akan menjadi anda
(3.) Bersikaplah argumentatif, penuh canda, atau apapun itu untuk merangsang mereka agar memberi anda dengan banyak jawaban.
(4.) Setelah itu mulailah minta siswa untuk mengajukan pertanyaan mereka sendiri atas materi yang sempat anda bicarakan diawal dengan tanya jawab28.
3) Langkah-langkah penerapan model belajar aktif tipe Question Student Have (QSH).
Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model belajar aktif tipe Question Student Have (QSH) sebagai berikut:
a) Guru menjelaskan secara singkat materi di papan tulis.
b) Sembari guru menjelaskan materi, siswa mengamati materi pada hand out yang telah diberikan.
c) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.
d) Guru membagikan potongan kertas kosong kepada setiap siswa dalam tiap kelompok.
28 Melvin L. Silberman, Active Learning. Bandung: Nusamedia. 2006.
e) Guru meminta siswa untuk menulis satu pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan.
f) Memutar lembar kertas tersebut searah keliling jarum jam dalam tiap kelompok. Ketika setiap lembar kertas diedarkan pada anggota kelompok, anggota kelompok harus membacanya dan memberikan tanda centang jika pertanyaan tersebut di anggap penting. Perputaran berhenti sampai lembar kertas tersebut kembali pada pemiliknya masing-masing.
g) Setiap pemilik lembar kertas dalam kelompok harus memeriksa pertanyaan-pertanyaan mana yang mendapat centang terbanyak. Setelah itu jumlah perolehan suara atas pertanyaan itu dibandingkan dengan perolehan lain dalam satu kelompok.
pertanyaan yang mendapat suara terbanyak kini menjadi milik kelompok
h) Setiap kelompok melaporkan secara tertulis pertanyaan yang telah menjadi milik kelompok (mewakili kelompok).
i) Guru melakukan pemeriksaan terhadap pertanyaan dari tiap- tiap kelompok, mungkin ada pertanyaan yang substansinya sama. Pertanyaan-pertanyaan yang sudah diseleksi oleh guru dikembalikan kepada siswa untuk dijawab secara mandiri maupun kelompok, jawaban lisan maupun tulisan.
j) Guru menginstruksikan siswa untuk mengumpulkan seluruh pertanyaan sebagai evaluasi bagi guru.
k) Guru membuat kesimpulan bersama dengan siswa29.
Untuk memudahkan dan tercapainya tujuan penggunaan strategi Question Student Have maka penting untuk mengetahui jenis-jenis pertanyaan. Dimana menurut Taksonomi Bloom terdiri dari:
a) Pertanyaan pengetahuan
Adalah pertanyaan yang hanya mengharapkan jawaban yang sifatnya hafalan atau ingatan terhadap apa yang telah dipelajari murid., Kata kata yang sering digunakan dalam penyusunan pertanyaan ini biasanya adalah apa, kapan siapa atau sebutkan.
b) Pertanyaan pemahaman
Adalah pertanyaan yang menuntut jawaban dengan jalan mengorganisasi informasi yang pernah diterimanya dengan kata-kata sendiri, atau menginterpretasikan informasi yang dilukiskan melalui grafik atau kurva dengan jalan membanding-bandingkan. Kata-kata yang sering digunakan adalah jelaskan dan uraikan.
c) Pertanyaan penerapan
Adalah pertanyaan yang menuntut jawaban tunggal dengan cara menerapkan pengetahuan, informasi, aturan-aturan, kreteria dan lain- lain yang pernah diterimanya pada suatu kasus atau kejadian yang sesungguhnya.
d) Pertanyaan analisis
29Zaini Hisyam, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD. 2010
Adalah pertanyaan yang menuntut jawaban dengan cara mengidentifikasi motif masalah yang ditampilkan, mencari bukti-bukti atau kejadian-kejadian yang menunjang suatu kesimpulan atau generalisasi yang ditampilkan, dan menarik kesimpulan berdasarkan informasi yang ada
e) Pertanyaan sintesis
Adalah pertanyaan yang menuntut jawaban lebih dari satu, serta berbentuk ramalan. Dimana pemecahan masalah dengan mengembangkan imajinasi dan komunikasi dengan kenyataan.
f) Pertanyaan evaluasi
Adalah pertanyaan yang menuntut jawaban dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isu yang ditampilkan30
4) Kelebihan dan Kelemahan dari model belajar aktif tipe Question Student Have (QSH).
a) Kelebihan dari Model belajar aktif tipe Question Student Have (QSH) yakni:
(1.) Dapat melatih kemampuan bekerja sama, karena membagi peserta didik menjadi berkelompok sehingga dengan peserta didik berkelompok hampir tidak mungkin bahwa salah satu peserta didik akan diabaikan dan sulit juga bagi peserta didik untuk tidak aktif.
30Syaiful Bahri Djawarah dan Aswar Zaini, Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta. 2006
(2.) Melatih kemampuan mendengarkan pendapat orang lain.
(3.) Mampu meningkatkan daya ingat terhadap materi yang dipelajari, karena guru memberikan penguatan materi dengan menjelaskan kembali pertanyaan dari peserta didik.
(4.) Dapat melatih rasa peduli dan kerelaan untuk berbagi.
(5.) Mampu meningkatkan rasa penghargaan terhadap orang lain.
(6.) Mampu meningkatkan minat, motivasi dan suasana belajar serta kecepatan menangkap materi.
b) Kelemahan dari model belajar aktif tipe ini yakni:
(1.) Guru harus mengeluarkan tenaga dan pikiran yang tidak sedikit demi tercapainya tujuan pembelajaran.
(2.) Biasanya peserta didik mengalami kesulitan dalam menuliskan pertanyaan terhadap materi yang kurang dipahami.
(3.) Dimungkinkan tidak semua pertanyaan dari peserta didik dapat dibahas dalam satu kali pertemuan, karena keterbatasan waktu, sehingga membutuhkan jam tambahan.
(4.) Guru perlu memberikan perhatian dan pengawasan yang lebih efektif agar proses belajar dalam kelompok dapat berjalan.
Keberhasilan dalam usaha mengembangkan kesadaran dan keterampilan bekerjasama dalam kelompok memerlukan waktu yang cukup lama.
c. Motivasi belajar siswa
1) Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku, sedangkan menurut Winkel, motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.Motivasi dapat juga diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu.31
Motivasi menurut Sumadi Suryabrata adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan.32
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.33
2) Fungsi Motivasi
Motivasi mempunyai fungsi yang penting dalam belajar, karena motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang
31 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008.
32 Haji Jaali,Psikologi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2013
33 Hamzah, Teori Motivasi dan Pengukurannya : Analisis di Bidang Pendidikan,Jakarta : Bumi Aksara, 2014
dilakukan siswa. Hawley menyatakan bahwa para siswa yang memiliki motivasi yang tinggi, belajarnya lebih baik dibandingkan para siswa yang memiliki motivasi rendah.34 Karena siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan tekun dalam belajar secara kontinyu tanpa mengenal putus asa serta mengesampingkan hal-hal yang dapat mengganggu kegiatan belajar yang dilakukannya.
Ada tiga fungsi motivasi juga yang dikemukakan oleh Hamalik yakni :
a) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar.
b) Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan
c) Sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Kuat lemahnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.35
3) Teknik-Teknik Motivasi Dalam Pembelajaran
Ada beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran sebagai berikut :
a) Pernyataan penghargaan secara verbal
b) Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan c) Menimbulkan rasa ingin tau
d) Memunculkan sesuatu yang tak terduga oleh siswa e) Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa
f) Menggunakan materi yang sudah dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar.
g) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahiran didepan umum.
h) Menggunakan simulasi dan permainan
i) Membuat persaingan yang sehat diantara para siswa j) Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai.36
34 Hawley, Belajar Mudah Penelitian, Bandung : Alfabeta, 2000
35Hamalik, Belajar Mudah Penelitian, Bandung : Alfabeta, 2000
Pada penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik motivasi dalam proses pembelajaran yaitu: pernyataan penghargaan secara verbal, menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan.
4) Indikator Motivasi Belajar
Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a) Adanya hasrat dan keinginan berhasil
Hasrat dan keinginan untuk berhasildalam belajar dan dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya disebut motif berprestasi, yaitu motif untuk berhasildalam melakukan suatu tugas dan pekerjaan atau motif untuk memperoleh kesempurnaan.
b) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
Penyelesaian suatu tugas tidak selamanya di latar belakangi oleh motif berprestasi atau keinginan untuk berhasil, kadang kala seorang individu menyelesaikan suatu pekerjaan sebaik orang yang memiliki motif berprestasi tinggi, justru karena dorongan menghindari kegagalan yang bersumber pada ketakutan akan kegagalan itu.
c) Adanya harapan dan cita-cita masa depan
36Hamzah, Teori Motivasi dan Pengukurannya : Analisis di Bidang Pendidikan,Jakarta : Bumi Aksara, 2014.
Harapan di dasari pada keyakinanbahwa orang di pengaruhi oleh perasaan mereka tentang gambaran hasil tindakan mereka, contohnya orang yang menginginkan kenaikan pangkat akan menunjukan kinerja yang baik kalau mereka menganggap kinerja yang tinggi di akui dan di hargai dengan kenaikan pangkat.
d) Adanya penghargaan dalam belajar
Pertanyatan verbal atau penghargaan dalam bentuk lainnya terhadap perilaku yang baik atau hasil belajar anak didik yang baik merupakan cara paling mudah dan efektif dalam meingkatkan motif belajar anak didik kepada hasil belajar yang lebih baik.
e) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
Baik simulasi maupun permainan merupakan salah satu proses yang sangat menarik bagi siswa. Suasana yang menarik menyebabkan proses belajar menjadi bermakna. Sesuatu yang bermakna akan selalu di ingat, di pahami, dan di haragai.
f) Adanya lingkungan yang kondusif.
Lingkungan belajar yang kondusif adalah salah satu faktor pendorong belajar anak didik, dengan demikian anak didik mampu memperoleh bantuan yang tepat dalam mengatasi kesulitan atau masalah dalam belajar.37
37Ibid, hlm. 23
d. Hasil Belajar Siswa
1) Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang mengetahui bahan yang sudah diajarkan.Untuk mengatualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat. Pengukuran demikian merupakan kegiatan ilmiah yang dapat diterapkan pada berbagai bidang termasuk pendidikan.
Setiap siswa mempunyai potensi untuk di didik. Potensi itu merupakan perilaku yang dapat diwujudkan menjadi kemampuan nyata.Potensi jiwa yang dapat diubah melalui pendidikan melalui domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Pendidikan atau pembelajaran adalah usaha mengubah potensi perilaku kejiwaan agar mewujud menjadi kemampuan. Hasil belajar adalah perwujudan kemampuan akibat perubahan perilaku yang dilakukan oleh usaha pendidikan.38
2) Indikator Keberhasilan Belajar-Mengajar
Keberhasilan belajar - mengajar dapat dilihat dari :
a) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan telah mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
38Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011)
b) Perilaku yang digariskan dalam tujuan instruksional khusus telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.39
Akan tetapi, indikator yang dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap.
3) Hasil Belajar Sebagai Objek Penilaian
Ada empat unsur utama proses belajar-mengajar, yakni tujuan-bahan-metode dan alat serta penilaian. Tujuan sebagai arah dari proses belajar-mengajar pada hakikatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima atau menempuh pengalaman belajarnya. Bahan adalah seperangkat pengetahuan ilmiah yang dijabarkan dari kurikulum untuk disampaikan atau dibahas dalam proses belajar-mengajar agar sampai kepada tujuan yang telah ditetapkan. Metode dan alat adalah cara atau teknik yang digunakan dalam mencapai tujuan.
Sedangkan penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak.
Dengan kata lain penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa.
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan hasil belajar dari Benyamin S. Bloom yang secara
39 Syaiful Bahri Djamarah, dkk. “Strategi Belajar Mengajar”. Jakarta: Rineka Cipta. hlm 105-106
garis besar membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
a) Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
b) Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
c) Ranah Psikomotoris
Ranah Psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni (a) gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perceptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampi lan kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar.
Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan
dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.40
4) Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dibagi menjadi dua bagian, yakni faktor dari dalam siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.41Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya.
Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat, dan perhatian, sikap, dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik, dan psikis. Kedua faktor tersebut (kemampuan siswa dan kualitas pengajaran) mempunyai hubungan berbanding lurus dengan hasil belajar siswa. Artinya, makin tinggi kemampuan siswa dan kualitas pengajaran, makin tinggi pula hasil belajar siswa.42
e. Kajian Penelitian Terdahulu
Penelitian dengan judul” pengaruh model pembelajaran Question Student Have terhadap motivasi dan hasil belajar matematika kelas VIII di MTs Tarbiyatul Qurro Selagalas Tahun Pelajaran 2018/2019” belum
40 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2002), h. 22-23
41 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung, Sinar Baru Algensindo, 2009), h. 39-40.
42 Islahul Mukmin, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Thine Pair Share (TPS) Pada Mata Pelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, (Skripsi IAIN, Mataram, 2011), h. 19
pernah ada yang meneliti sejauh pengatahan penulis. Namun, penelitian yang menggunakan model pembelajaran Question Student Have telah ada beberapa peneliti yang menerapkannya sebelumnya, diantaranya:
1) Skripsi Penerapan metode Question Student Have untuk meningkatkan hasil belajar ilmu pengetahuan alam (IPA) pada materi berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik murid kelas IV B SD Negeri 017 Tampan Pekan Baru tahun pelajaran 2010/2011 oleh Irma Yeni.
Dalam skripsi ini, penggunaan model QSH pada setiap siklus pembelajaran untuk melihat perkembangan motivasi dan hasil belajar siswa.43
Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindak kelas (PTK).
Hasil penelitian dari penerapan metode question student have dapat meningkatkan hasil belajar IPA murid kelas IV B SD Negeri 017 Tampan Pekanbaru, pada siklus I 6,55% dan 7,65% pada siklus ke II.
Kemudian, penerapan metode question student have dapat meningkatkan aktivistas guru dalam mengajar IPA pada materi berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik kelas IV B, pada siklus I 90% sedangkan pada siklus II 100%. penerapan metode question student have dapat meningkatkan aktivistas siswa dimana pada siklus I 64,56% dan 7,5% pada siklus ke II.
43 Irma Yeni, Penerapan metode Question Student Have untuk meningkatkan hasil belajar ilmu pengetahuan alam (IPA) pada materi berbagai penyabab perubahan lingkungan fisik murid kelas IV B SD Negeri 017 Tampan Pekan Baru, (Pekan Baru,2010)
Persamaan pada penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti variabel model pembelajaran Question Student Have dan hasil belajar siswa. Perbedaan pada penelitian melakukan penelitian di kelas VI SD Negeri 017 tampan baru riau. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Sedangkan pada penelitian ini melakukan penelitian di MTs Tarbiyatul Qurro Selagalas, di kelas VIII tahun ajaran 2018/2019. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif eksperiman bersifat eksperimen semu
2) Skripsi pengaruh strategi Question Student Have dalam model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Pembangunan Bagan Batu kecamatan Bagan Sinembah kabupaten rokan hilir Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh Supiani.
Skripsi ini menekankan pada penggunaan model QSH pada pembelajaran yang berdampak pada hasil belajar siswa.44
Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan eksperimen, hasil penelitian dari pengaruh strategi Question Student Have dalam model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Pembanguna Bagan Batu bahwa hasil belajar matematika siswa dengan mrnggunakan Strategi Questiont Student Have dalam model pembelajaran langsung lebih baik daripada
44 Supiani, Pengaruh Strategi Questiont Student Have dalam model pembelajatran langsung terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Pembangunan Bagan Batu , (Pekan Baru 2013)
hasil pembelajaran yang tidak menggunakan Strategi Questiont Student Have dalam model pembelajaran langsung. Ini terlihat pada ketuntasan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan Strategi Questiont Student Have dalam pembelajaran langsung sebesar 71,4 lebih baik daripada hasil belajar yang tidak menggunakan Strategi Questiont Student Have dalam model pembelajaran langsung sebesar 60,15.
Persamaan pada penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti variabel model pembelajaran Question Student Have dan hasil belajar siswa. Perbedaan pada penelitian terdahulu melakukan penelitian di kelas X SMA Pembanguna Bagan Batu Riau.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif.
Sedangkan pada penelitian ini melakukan penelitian di MTs Tarbiyatul Qurro Selagalas, di kelas VIII tahun ajaran 2018/2019. Sedangkan objek penelitian adalah motivasi dan hasil belajar siswa MTs Tarbiyatul Qurro Selagalas.
Model Pembelajaran Question Student 2. Kerangka Berfikir
Guru
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian
Diagram di atas, diuraikan secara singkat, bahwa dalam proses belajar mengajar awalnya guru menerapkan metode konvensional yaitu ceramah kepada siawa. Dimana dengan metode ini siswa merasa jenuh, bosan, bahkan tidak jarang dari siswa banyak yang mengantuk. Hal ini terjadi karena kurangnya dorongan atau motivasi baik dari siswa maupun dari guru dan ini tidak akan menutup kemungkinan akan berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang maksimal.
Sedangkan pada saat guri (peneliti) menerapkan model pembelajaran yang berbeda seperti model Question Student Have kepada siswa, ternyata siswa merasa senang dan bersemangat dalam belajar karena model QSH ini didalamnya terdapat unsur media yang tidak akan membuat siswa bosan dan akan membangkitkan motivasi siswa dalam belajar. Apabila motivasi belajar tinggi pada siswa maka hasil belajar pun akan meningkat. Jadi dari uraian
S i s w a Kelas A (Kelas
Eksperimen )
Kelas B ( Kelas Kontrol )
Model Pembelajaran Konvensional
diatas yang menjadi variabel terikatnya adalah motivasi dan hasil belajar.
Sedangkan yang termasuk variable bebas adalah model Question Student Have. Alasan utama peneliti menggunakan model pembelajaran tipe QSH yaitu, pembelajaran kooperatif ini merupakan model pembelajaran yang menyenangkan, karena didalamnya terdapat unsur media yang membuat siswa tidak jenuh dalam belajar..
3) Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Sedangkan menurut suharsimi Arikunto hipotesis didefinisikan sebagai alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitian.
Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan dugaan atau jawaban yang sifatnya sementara yang masih harus diuji kebenarannya secara empiris. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh model pembelajaran Question Student Have terhadap motivasi belajar kelas VIII di MTs Tarbiyatul Qurro Selagalas Tahun Ajaran 2018/2019 dan Ada pengaruh model pembelajaran Question Student Have terhadap hasil belajar Matematika kelas VIII di MTs Tarbiyatul Qurro Selagalas Tahun Ajaran 2018/2019
BAB III
METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Sesuai dengan tujuan peneliti yaitu untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Question Student Have dalam pembelajaran matematika terhadap motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII MTs Tarbiyatul Qurro tahun pelajaran 2018/2019, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Desain eksperimen digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subyek yang diselidiki. Dengan kata lain, penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat yaitu dengan membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak menerima perlakuan.
Penelitian ini adalah untuk membandingkan kelas yang diajarkan menggunakan model pembelajaran Question Student Have dengan kelas yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran Question Student Have atau menggunakan model konvensional yang biasa diterapkan oleh
guru dengan maksud untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Question Student Have dalam pembelajaran matematika terhadap motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII MTs Tarbiyatul Qurro tahun ajaran 2018/2019. Penelitian ini dilakukan materi sistem persamaan linier dua variabel di kelas VIII MTs Tarbiyatul Qurro tahun ajaran 2018/2019.
2. Populasi dan Sampel a. Populasi
Menurut Hadari Nawawi, populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penellitian45. Berdasarkan keterangan tersebut, maka yang dimaksud dengan populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Tarbiyatul Qurro Selagalas Tahun Pelajaran 2018/2019.
Tabel. 3.1 Jumlah siswa kelas VIII MTs Tarbiyatul Qurro
Kelas Jumlah Siswa Total
L P
VIII A 9 11 20
VIII B 8 12 20
Jumlah Siswa Keseluruhan 40
45 Zulfadrial. Penelitian Kuantitatif (Yogyakarta:Media Perkasia, 2002) hlm 76