Volume 5, No. 6, November 2022 ISSN 2614-2155 (online) DOI 10.22460/jpmi.v5i6.1645-1656
1645
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
Dinda Safrima Sekar Kinanthi*1, Nelly Fitriani2, Puji Nurfauziah3
1,2,3 IKIP Siliwangi, Jl. Terusan Jenderal Sudirman, Cimahi, Jawa Barat, Indonesia
Diterima: 22 Mei, 2022; Disetujui: 2 Oktober, 2022
Abstract
The Covid-19 pandemic has led to distance learning (PJJ). This results in a lack of student motivation which leads to a decrease in learning outcomes. This study aims to increase students' learning motivation in the form of providing motivational videos. This study used purposive sampling with 10 students of class VII-B at SMPN 1 Margaasih. The researcher also uses Kemmis and Taggart's research model and the data collection technique used is the Likert Scale Technique. The analytical technique used is by distributing a learning motivation questionnaire. After being given a motivational video, learning outcomes are directly proportional to the results of learning motivation. With the results of the research Cycle 1 is 40%, Cycle 2 is 80%, and Cycle 3 is 100%. From this research, the researcher concludes that learning motivation affects learning outcomes.
Keywords: Stimulus, Motivation, Learning Outcomes
Abstrak
Pandemi Covid-19 menyebabkan pembelajaran dilakukan melalui jarak jauh (PJJ). Hal ini berakibat pada kurangnya motivasi belajar siswa yang mengarah pada turunnya hasil belajar. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa berupa pemberian video motivasi. Penelitian ini menggunakan purposive sampling yakni dengan 10 orang siswa kelas VII-B di SMPN 1 Margaasih.
Peneliti juga menggunakan model penelitian milik Kemmis dan Taggart dan teknik pengumpulan data yang dimanfaatkan yaitu Teknik Skala Likert. Teknik analisis yang digunakan yaitu dengan menyebarkan angket motivasi Belajar. Setelah diberikan video motivasi, hasil belajar berbanding lurus dengan hasil motivasi belajar. Dengan hasil penelitian Siklus 1 yaitu 40%, Siklus 2 yaitu 80%, dan Siklus 3 yaitu 100%. Dari penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa motivasi belajar mempengaruhi hasil belajar.
Kata Kunci:Stimulus, Motivasi, Hasil Belajar
How to cite: Kinanthi, D. S. S., Fitriani, N. & Nurfauziah, P. (2022). Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Problem Based Learning. JPMI – Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif, 5 (6), 1645-1656.
PENDAHULUAN
Tahun 2021 menjadi tahun dimana tahun ini menjadi tahun peralihan di masa new normal, yaitu penyesuaian agar bisa beradaptasi dengan masa pandemi ini. Di bidang pendidikan yang semula menggunakan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), kini mulai kembali Pertemuan Tatap Muka (PTM). Pembelajaran Jarak Jauh dilaksanakan pada daerah yang masih berada di zona merah, hal ini disesuaikan dengan instruksi Mendagri No. 14 Tahun 2021. Namun, daerah
diluar zona merah diperbolehkan untuk melaksanakan tatap muka namun terbatas dengan jumlah siswa maksimal 50%. Baik dari siswa maupun guru, perlu banyak perubahan yang harus disesuaikan agar tetap bisa beradaptasi dengan situasi pembelajaran baru.
Ketika seseorang telah bergantung pada diri sendiri dan lingkungan maka seseorang tersebut telah dikatakan berhasil. Menurut Alifah & Aripin (2018) kemampuan siswa untuk berfikir juga sangat diperlukan untuk menerima ilmu dan perkembangan teknologi yang sangat cepat.
Menurut Sadirman & Lestringsih (2014) jika sudah ada keinginan dari dalam diri sendiri, dipastikan seseorang akan giat belajar. Ditambahkan pula, jika daya penggerak yang merubah aktivitas pasif menjadi aktif agar mencapai tujuan yang diinginkan bisa ditemukan pada motivasi. Sesuai dengan hasil analisis yang dilakukan Mustaqim (2020) dimana pencapaian prestasi bisa didorong oleh motivasi.
Menurut Husnidar & Hayati (2021) model pembelajaran yang bervariasi bisa menjadi cara supaya siswa menjadi aktif. Pada era globalisasi seperti ini, salah satu model yang bisa dimanfaatkan dalam proses pembelajaran guna memaksimalkan ketrampilan yakni Problem Based Learning (PBL). Ditambahkan oleh Amir (2016), Prof. Howard Barrows dalam McMaster University Canada adalah yang pertama kali mengembangkan model ini. Menurut Savery & Duffy (Rahmayanti, E. 2017) model ini didasarkan pada masalah yang merupakan titik awal dari pengetahuan baru.
Menurut Watson (Andriani & Rasto, 2019) sesuatu yang bisa dilakukan oleh siswa yang sebelumnya tidak bisa mereka lakukan bisa didefinisikan sebagai hasil belajar. Ditambahkan oleh Sudjana, bahwa hasil belajar merupakan kapabilitas yang didapat dengan belajar. Warsito (Depdiknas), berpendapat bahwa hasil yang ditandai dengan perubahan perilaku positif yang terus menerus pada individu merupakan hasil belajar. Ditambahkan pula oleh Wahidmurni (2018) dimana jika siswa mampu merubah dirinya berarti ia telah berhasil dalam belajar. Baik itu dari sikap siswa terhadap suatu objek, ketrampilan, atau kemampuan berpikirnya.
Selaras oleh analisis Warti (Rangkuti, 2021) dimana hasil belajar siswa di lokasi penelitian Warti diberikan pengaruh oleh motivasi belajar. Begitu pula dengan analisis yang dilakukan Novalinda (2018) dimana hasil belajar siswa di lokasi penelitian ini dalam mata pelajaran akuntansi dipengaruhi oleh motivasi belajar dengan signifikan.
Peneletian di atas menjelaskan bahwa dengan memberi motivasi belajar serta memanfaatkan model Problem Based Learning bisa memaksimalkan hasil belajar siswa. Menurut Aripin (2015) belajar menggunakan pembelajaran berbasis masalah atau PBL akan lebih berhasil daripada menggunakan pembelajaran yang lainnya atau konvensional. Selaras dengan peneltian di atas, maka peneliti berfokus pada “Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Problem Based Learning”.
METODE
Jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimanfaatkan oleh peneliti dalam analisis ini. Desain PTK milik Kemmis serta Mc Taggart adalah yang digunakan dalam analisis. Desain ini memiliki empat tahapan dimulai dengan perencanaan, pelaksanakan, pengamatan, sampai dengan refleksi dalam setiap siklus sampai dengan target yang ditentukan. SMPN 1 Margaasih adalah lokasi yang dipilih peneliti. Siswa kelas VII-B SMPN 1 Margaasih berjumlah 10 orang yang sudah mengikuti tiga kali pembelajaran selama 3 minggu berturut-turut dimanfaatkan
sebagai subjek dalam analisis ini. Metode purposive sampling yakni sampel yang memenuhi karakteristik yang digunakan. Metode ini dimanfaatkan oleh peneliti dalam menganalisis.
Guna melakukan perbaikan mutu praktik pembelajaran dikelas serta perilaku siswa dikelas, PTK dilakukan. Terdapatnya problematika yang ada di kelas VII-B SMPN 1 Margaasih dikarenakan motivasi belajar kelas tersebut masih sangat rendah, terlihat dari banyaknya siswa yang terlambat mengumpulkan tugas serta tidak memahami konsep pembelajaran ini memiliki pengaruh terhadap hasil belajar yang rendah, adalah alasan dari peneliti mengambil metode pembelajaran ini. Guna melakukan peningkatan motivasi belajar dan semangat siswa penelitian ini dilakukan. Kekurangan pada proses pembelajaran bisa dengan mudah diidentifikasi dengan adanya PTK. Guru juga bisa memberikan hasil pembelajaran yang lebih efektif dengan mengadaptasi teori yang ada melalui pelaksanaan PTK. Serta adanya pemahaman mengenai apa yang harus dilakukan guna dirinya sendiri. Buku Hard Skill Soft Skill menjadi acuan dalam mengambil indikator motivasi belajar ketika angket diberikan pada siswa. Berikut merupakan indikator-indikatornya:
Tabel 1. Angket Motivasi Belajar
No Pernyataan Respons
A. Indikator: Percaya diri dalam menggunakan matematika SS S TS STS B. Indikator: Fleksibel dalam melakukan kerja matematika SS S TS STS C. Indikator: Kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas lain SS S TS STS D. Indikator: Ketekunan dalam mengerjakan matematika SS S TS STS E. Indikator: Dapat mempertahankan pendapat SS S TS STS F. Indikator: Gigih dan ulet dalam mengerjakan tugas-tugas
matematika
SS S TS STS
Pendekatan Problem Based Learning juga digunakan pada pembelajaran saat penelitian, selain angket motivasi belajar. Berikut sintak Problem Based Learning menurut Paloloang (2014):
Tabel 2. Sintak Model Problem Based Learning Langkah-langkah Problem
Based Learning
Aktivitas Orientasi siswa pada
masalah
Dilakukan penjelasan oleh guru mengenai tujuan pembelajaran, peralatan yang dibutuhkan, serta demonstrasi masalah guna memberikan motivasi pada siswa.
Mengorganisasi siswa Diberikan bantuan pada siswa dalam mendefinisikan tugas- tugas pembelajaran berkaitan dengan masalah yang ada.
Membimbing Penyelidikan Diberikan dorongan oleh guru ketika pengumpulan informasi dan pelaksanaan eksperimen serta pencarian solusi.
Mengembangkan hasil karya Diberikan bantuan oleh guru agar siswa bisa melakukan perencanaan dengan baik berkenaan dengan karya yang mereka siapkan serta membantu siswa agar bisa bekerja sama dengan teman sebaya.
Analisis dan Evaluasi Diberikan bantuan oleh guru ketika mengevaluasi proses yang dilakukan dalam pembelajaran.
Keberhasilan penelitian disini ditinjau dari segi motivasi belajar serta hasil belajar siswa. Dari segi motivasi belajar bisa dikatakan berhasil jika motivasi belajar siswa baik yaitu sekitar 60%.
Sedangkan dari segi hasil, bisa dikategorikan berhasil jika masing-masing siswa minimal 75%
dari total keseluruhan mendapatkan nilai minimal 75. Dua hal tersebut adalah ketentuan yang sudah diterapkan dalam lokasi penelitian, yang merupakan ketentuan dari Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Berikut merupakan model PTK menurut Rahman (2018) yang dimanfaatkan pada penelitian ini sebagai alur PTK :
Gambar 1. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Wawancara dengan guru matematika dan observasi kepada guru di SMP Negeri 1 Margaasih adalah awalan pada analisis ini, guru mengeluhkan lemahnya hasil belajar siswa, rendahnya komunikasi matematis siswa ditambah dengan belum maksimalnya penggunaan Problem Based Learning dikarenakan pembelajaran dilakukan secara Hybrid Learnig. Masalah yang dikemukakan oleh guru adalah akibat peralihan dari PJJ menjadi PTM terbatas membuat siswa kurang memahami konsep dalam pembelajaran sehingga komunikasi matematis sangat rendah.
Masih diperlukan alternatif pembelajaran agar siswa bisa meningkatkan motivasi belajarnya sehingga hasil belajar bisa maksimal, karena motivasi belajar siswa masih rendah dikarenakan tidak memperhatikan guru saat pembelajaran, terlambatnya siswa dalam pengerjaan tugas, serta nilai yang masih dibawah KKM yakni 75.
Didasarkan pada hasil wawancara dengan guru disepakati bahwa PTK ini dilakukan sebanyak 3 siklus guna meninjau pengaruh motivasi belajar dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi himpunan dengan memanfaatkan Probem Based Learning. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus 1.
Tabel 3. Hasil Belajar Siklus 1.
No Nama Nilai Siklus
1 Asyfa Rahmadini 80
2 Aura Salsabila 85
3 Jessica Betrice A 75
4 Kevin Khoerul A 85
5 Marvel Janathan A 85
6 M. Rizki Faldi 75
7 Nurjanah 75
8 Reizza Miftah A 75
9 Risa Nurul F 75
10 Sopian Adrian 70
Rata-rata 78
Hasil belajar pada pertemuan pertama hanya 40% yang melebihi KKM yaitu 75, dan 50 % yang pas dari KKM dan 10% yang belum mencapai nilai KKM. Pertemuan pertama rata-rata nilai hanya 78, walaupun nilai rata-rata sudah melebihi KKM tetapi jika dilihat hasil belajar tiap siswa masih banyak yang harus di perbaiki.
Gambar 2. Hasil Motivasi Belajar Siklus 1
Dari 25 pernyataan yakni 14 pernyataan positif serta 11 pernyataan negatif, dan di hitung dengan cara jumlah siswa yang paling banyak menjawab jawaban di bagi dengan seluruh jumlah pernyataan dan hasil persentase siswa yang menjawab pernyataan positif hanya 47%
dan yang menjawab pertanyaan negatif adalah 53%. Siswa masih banyak yang mengisi angket dengan jawaban negatif.
Tabel 4. Hasil Belajar Siklus 2 No Nama Nilai Siklus II 1 Asyfa Rahmadini 85
2 Aura Salsabila 90 3 Jessica Betrice A 90 4 Kevin Khoerul A 95 5 Marvel Janathan A 90 6 M. Rizki Faldi 75
7 Nurjanah 80
8 Reizza Miftah A 75
9 Risa Nurul F 80
10 Sopian Adrian 80
Rata-rata 84
Selanjutnya, Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus 2. Adanya peningkatan hasil belajar dari siklus I yang tadinya hanya 40% yang tuntas kini naik menjadi 80%. Nilai rata-rata yang tadinya hanya 78 kini naik menjadi 84, Siklus II ini sudah melebihi dari persentase nilai KKM yaitu 75% dan persentase dari siklus II ini sudah 80%.
Pernyataan PositifPernyataan Negatif 0,4
0,45 0,5 0,55
1 47%
53%
Hasil Motivasi Belajar
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Gambar 3. Hasil Motivasi Belajar Siklus 2
Dari 25 pernyataan yakni 14 pernyataan positif serta 11 pernyataan negatif, dan di hitung dengan cara jumlah siswa yang paling banyak menjawab jawaban di bagi dengan seluruh jumlah pernyataan dan hasil persentase siswa yang menjawab pernyataan positif 58% dan yang menjawab pernyataan negatif adalah 42%. Siswa lebih banyak menjawab pernyataan positif.
Tabel 5. Hasil Belajar Siklus 3 No Nama Nilai Siklus III
1 Asyfa Rahmadini 85
2 Aura Salsabila 95
3 Jessica Betrice A 98
4 Kevin Khoerul A 98
5 Marvel Janathan A 95
6 M. Rizki Faldi 87
7 Nurjanah 88
8 Reizza Miftah A 78
9 Risa Nurul F 90
10 Sopian Adrian 83
Rata-rata 90
Terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus II yang tadinya hanya 80% yang tuntas kini naik menjadi 100%. Nilai rata-rata yang tadinya 84 kini naik menjadi 90, siklus III ini sudah melebihi dari persentase nilai KKM yaitu 75% dan persentase dari siklus III ini sudah 100%.
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif 0%
50%
100%
1
58% 42%
Hasil Motivasi Belajar
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Gambar 4. Hasil Motivasi Belajar Siklus 2
Dari 25 pernyataan yakni 14 pernyataan positif serta 11 pernyataan negatif, dan di hitung dengan cara jumlah siswa yang paling banyak menjawab jawaban di bagi dengan seluruh jumlah pernyataan dan hasil persentase siswa yang menjawab pernyataan positif 67% dan yang menjawab pernyataan negatif adalah 33%. Siklus III ini siswa lebih banyak menjawab pernyataan positif. Pada siklus II ini, hasil belajar sudah tuntas, tentu saja sudah melebihi batas KKM, dan hasil pernyataan motivasi belajar siswa di siklus III ini sudah melebihi batas minimum motivasi persentase di siklus III ini adalah sebanyak 67%. Peneliti berhenti untuk melakukan PTK karena presentase hasil belajar serta motivasi belajar siswa sudah meningkat.
Pembahasan
Disesuaikan dengan model PTK, penelitian ini menggunakan rancangan yang di kemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart , PTK dilakukan dengan 3 siklus. Setiap siklus dilakukan hanya 1 kali pertemuan disesuaikan dengan prosedur penelitian. Pembelajaran pada kelas VII-B ini memanfaatkan model pembelajaran Problem Based Learning, dengan angket motivasi belajar yang diberikan kepada siswa mengacu kepada buku Hard Skill Soft Skill. Dimana dalam hal ini siswa diharapkan bisa memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru, kemudian dapat melakukan diskusi guna menyelesaikan permasalahan tersebut, dan selanjutnya siswa dapat berani mengemukakan hasil jawabannya di depan kelas.
Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Hotimah (2020) yang dimana hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa melalui metode Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam bercerita, Problem Based Learning dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling belajar berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain.
Berdasarkan wawancara dengan guru matematika dan observasi kepada guru di SMP Negeri 1 Margaasih, guru mengeluhkan rendahnya hasil belajar siswa, rendahnya komunikasi matematis siswa ditambah dengan belum maksimalnya penggunaan Problem Based Learning dikarenakan pembelajaran dilakukan secara Hybrid Learnig. Masalah yang dikemukakan oleh guru adalah akibat peralihan dari PJJ menjadi PTM terbatas membuat siswa kurang memahami konsep dalam pembelajaran sehingga komunikasi matematis sangat rendah. Masih diperlukan alternatif pembelajaran agar siswa bisa meningkatkan motivasi belajarnya sehingga hasil belajar bisa maksimal, karena motivasi belajar siswa masih rendah dikarenakan tidak memperhatikan guru saat pembelajaran, terlambatnya siswa dalam pengerjaan tugas, serta nilai yang masih dibawah
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif 0%
50%
100%
1 67% 33%
Hasil Motivasi Belajar
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
KKM yakni 75. Mencoba mengatasi masalah diatas peneliti akan memberi motivasi kepada siswa setiap pembelajaran dan menggunakan metode Problem Based Learning untuk penyampaian materi.
Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus I. Pada siklus 1, peneliti menerapkan pendekatan PBL dengan metode diskusi serta tanya jawab. Peneliti memberikan materi dalam bentuk Power Point, LKS dan angket motivasi belajar siswa. Penggunaan pendekatan di siklus 1 belum begitu maksimal dikarenakan siswa masih dalam masa peralihan dari pembelajaran daring ke tatap muka sehingga siswa masih menyesuaikan diri. Kemudian kurangnya keaktifan siswa menjadi salah satu faktor rendahnya motivasi belajar salah satunya siswa tidak berani unjuk bakat dalam menjawab soal didepan kelas, sesuai dengan yang di kemukakan oleh Sa'diyah (2019) bahwa keaktifan siswa saat belajar mempengaruhi sebuah motivasi dalam diri. Sehingga itu juga menjadi salah satu faktor kurangnya motivasi belajar siswa.
Dapat disimpulkan, meski menggunakan pendekatan yang baik dengan tahapan yang benar, guru harus terlebih dulu mengidentifikasi kesulitan siswa secara menyeluruh agar dapat dilakukan perbaikan pada pembelajaran selanjutnya. Hasil belajar dan angket hasil motivasi belajar masih rendah. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Surya (2017) yang dimana hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa saat menerapkan metode Problem Based Learning tahap yang harus diperhatikan adalah mengorientasikan siswa terhadap masalah pembelajaran karena tahap ini menentukan keberhasilan pelaksanaan model Problem Based Learning.
Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus II. Dalam implementasi siklus ini, peneliti melanjutkan materi himpunan yaitu jenis-jenis himpunan yang memanfaatkan model pembelajaran Problem Based Leaning. Peneliti memberikan LKS dan angket motivasi belajar siswa, serta materi yang sudah dirancang dalam bentuk PPT sebelumnya. Pada siklus kedua ini ada sedikit peningkatan dari pertemuan sebelumnya. Siswa sudah mulai bisa beradaptasi dalam pembelajaran tatap muka ini, sehingga motivasi belajar siswa sedikit meningkat walaupun tidak meningkat secara signifikan.
Kemudian terbatasnya waktu KBM masih menjadi kendala bagi peneliti untuk berdiskusi dan untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran sehingga banyak siswa yang mengeluh waktunya kurang. Selanjutnya dapat peneliti simpulkan, dalam siklus kedua ini guru harus terus mendorong motivasi belajar siswa supaya lebih giat dalam belajar dan juga memberikan materi yang baik dan detail agar siswa lebih mudah paham. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Isabela & Surur (2021) yang menyatakan bahwa pada kegiatan belajar mengajar, guru memberikan penjelasan mengenai tahapan - tahapan pembelajaran yang akan dilalui sehingga siswa tidak kesulitan dalam menyesuaikan diri dan sesuai dengan yang sudah direncanakan serta guru hendaknya memaksimalkan penerapan PBL dengan tujuan meningkatkan kemampuan percaya diri siswa.
Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus III. Pada pelaksanaan siklus ketiga ini peneliti melanjutkan materi himpunan yaitu operasi himpunan dan mengaitkan materi ini dengan materi sebelumnya yang memanfaatkan model pembelajaran Problem Based Learning. Peneliti memberikan LKS serta angket motivasi belajar siswa serta materi yang sudah dirancang dalam bentuk PPT sebelumnya yang diberikan sehari sebelum kegiatan pelajaran dimulai. Siswa menjadi bersemangat pada saat pembelajaran daring dikarenakan dalam siklus ini siswa mulai paham dengan cara pembelajaran.
Kemudian, dalam siklus III ini siswa menyimak pembelajaran dengan baik, sering bertanya jika ada yang kurang paham, siswa lebih aktif berdiskusi dengan teman lainnya, dan siswa lebih berani untuk kedepan untuk mempresentasikan hasil jawabannya. Kemudian dapat peneliti simpukan, dalam siklus III dengan memberikan motivasi berupa video dan cerita motivasi belajar siswa naik, implementasi dalam siklus ketiga ini bisa dikatakan sudah optimal dalam memanfaatkan model pembelajaran Problem Based Learning, melihat hasil angket motivasi belajar siswa yang setiap siklus meningkat dan juga respon siswa yang sangat baik. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Damiati (2022) yang dimana hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa melalui metode Problem Based Learning berbantuan gambar dan video dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VI MI Himmatul Mu’alimin tahun pelajaran 2021/2022.
Gambar 5. Grafik Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Siklus I- siklus III
Persentase tersebut meninjau bahwa persentase hasil belajar dan motivasi belajar di tiap siklusnya selalu meningkat di kelas VII-B SMPN 1 Margaasih dengan memotivasi siswa lewat video motivasi dan cerita motivasi tentang prestasi belajar juga memanfaatkan model pembelajaran problem-based learning di setiap siklus nya itu meningkat, sesuai dengan hasil penelitian Arief & Sudin (2016) menunjukan motivasi belajar peserta didik terus meningkat yang cukup signifikan dengan pembelajaran menggunakan pendekatan problem based- learning. Didasarkan pada hasil tersebut diambil kesimpulan dimana hasil belajar siswa diberikan pengaruh oleh motivasi belajar.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini adalah model pembelajaran Problem Bassed Learning dapat meningkatkan hasil belajar dan mempengaruhi motivasi belajar siswa. Sehingga motivasi belajar siswa sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, jika dilakukan secara benar dan sesuai dengan kendala yang ditemukan selama pembelajaran, saran dapat dilakukan penelitian yang lebih baik mengenai hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran Problem Bassed Learning.
Siklus I Siklus II
Siklus III
0%
50%
100%
Hasil Belajar Motivasi Belajar
40% 47%
80%
58%
100%
67%
Persentase Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Siklus I-Siklus III
Siklus I Siklus II Siklus III
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis ucapkan terimakasih kepada Bpk. Usman Aripin, M.Pd yang telah membimbing dalam penyusunan artikel ini. Tak lupa ucapan terimakasih penulis untuk kepala sekolah SMPN 1 Margaasih yang telah memberi izin penulis untuk melaksanakan penelitian, serta siswa – siswi kelas VII-B SMPN 1 Margaasih karena telah bersedia menjadi subjek penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Alifah, N., & Aripin, U. (2018). Proses Berpikir Siswa Smp Dalam Memecahkan Masalah Matematik Ditinjau Dari Gaya Kognitif Field Dependent Dan Field Independent. JPMI (Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif), 1(4), 505–512.
https://doi.org/10.22460/jpmi.v1i4.p505-512
Amir, M. T. (2016). Inovasi pendidikan melalui problem based learning. Prenada Media.
Andriani, R., & Rasto, R. (2019). Motivasi belajar sebagai determinan hasil belajar siswa.
Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 4(1), 206–212.
https://doi.org/10.17509/jpm.v4i1.14958
Arief, H. S., & Sudin, A. (2016). Meningkatkan Motivasi Belajar Melalui Pendekatan Problem- Based Learning (Pbl). Jurnal Pena Ilmiah, 1(1), 141–150.
Aripin, U. (2015). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematik Siswa Smp Melalui Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah. P2M STKIP Siliwangi, 2(1), 120–127.
https://doi.org/10.22460/p2m.v2i1p120-127.171
Damiati. (2022). Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Gambar dan Video pada Pembelajaran Tematik. Jurnal Penelitian Pendidikan, 7(1), 109–120.
Hotimah, H. (2020). Penerapan Metode Pembelajaran Problem Based Learning Dalam Meningkatkan Kemampuan Bercerita Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Edukasi, 7(3), 5–
11. https://doi.org/10.19184/jukasi.v7i3.21599
Husnidar, H., & Hayati, R. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa. Asimetris: Jurnal Pendidikan Matematika Dan Sains, 2(2), 67–72. https://doi.org/10.51179/asimetris.v2i2.811
Isabela, Miftahus Surur, Y. P. (2021). Penerapan Model PBL(Problem Based Learning) untuk Meningkatkan Kemampuan Percaya Diri Siswa. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(2), 2729–
2739.
Maemunah Sa’diyah, A. (2019). Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Website Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di Man 1 Kota Bogor. Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora, 4(2), 547–553. https://doi.org/10.32696/jp2sh.v4i2.338
Mustaqim, I. (2020). Pengaruh Kompetensi Dosen, Kurikulum Dan Motivasi Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa. Reslaj : Religion Education Social Laa Roiba Journal, 1(1), 63–75.
https://doi.org/10.47467/reslaj.v1i1.67
Novalinda, E., Kantun, S., & Widodo, J. (2018). Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas X Jurusan Akuntansi Semester Ganjil Smk Pgri 5 Jember Tahun Pelajaran 2016/2017. JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi Dan Ilmu Sosial, 11(2), 115.
https://doi.org/10.19184/jpe.v11i2.6456
Paloloang, M. F. B. (2014). Penerapan Model Problem Based Learning (Pbl) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Panjang Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran Di Kelas Viii Smp Negeri 19 Palu. Medicine, 2, 69–82.
Rahman, T. (2018). Aplikasi model-model pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas. CV.
Pilar Nusantara.
Rangkuti, N., Turmudi, T., & Abdussakir, A. (2021). Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi
Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar. Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Budaya, 7(3), 283. https://doi.org/10.32884/ideas.v7i3.415 Sadirman, A. M., & Lestringsih, A. D. (2014). Sejarah Indonesia Untuk SMA/MA SMK/MAK
Kelas X1 Semester 1. Jakarta: Ke-Mendikbud, 3, 215–218.
Surya, Y. F. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN 016 Langgini Kabupaten Kampar. Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1), 38–53.
Wahidmurni. (2018). Pengembangan penilaian untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS). Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif, 1(1), 1–19.