PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INTRUCTION TERHADAP KEMAMPUAN
MENULIS SURAT PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 08
KOTA BENGKULU
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiya Dan Tadris Universitas Islam Fatmawati Sukarno Bengkulu Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh
Gelar Sarjana Dalam Bidang Tadris Bahasa Indonesia
Oleh ASWIN SUNADI
NIM 1811290050
PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI
SUKARNO BENGKULU TAHUN 2022
MOTTO
“Barang siapa belum pernah merasakan pahitnya menuntut ilmu walaupun sesaat ia akan menelan hinanya kebodohan
sepanjang hidupnya”
(Imam Syafi’i)
Yang membuat kita kuat adalah Doa
Yang membuat kita maju adalah Usaha Keras
Dan Yang Membuat kita semangat adalah Harapan dan Impian
(Aswin Sunadi)
PERSEMBAHAN
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh model pembelajaran explicit instruction terhadap kemampuan menulis surat pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 08 Kota Bengkulu”. Seiring doa dan hati yang tulus kupersembahkan karya sederhana ini yang telah dilalui dengan suka duka, dan air mata serta rasa terima kasih yang setulus tulusnya untuk orang yang telah mendukung, memotivasi, dan mengiringi keberhasilan dalalm hidup penulis :
1. Kedua orang tuaku. Bapak ( Sirijal) dan ibuku (Usmirayati) yang selalu memberikan dukungan, motivasi, semangat, bimbingan dan nasehat serta do‟a yang tulus yang tiada hentinya demi tercapainya keberhasilanku. Semoga Allah selalu memberi rahmat kepada keduanya.
2. Kedua Saudara/I. Bapak ( Ripianto ) dan ibu ( Liana Susanti) yang telah memberikan dukungan, motivasi, semangat, bimbingan dan nasehat serta do‟a yang tulus yang tiada hentinya demi tercapainya keberhasilanku.
Semoga Allah selalu memberi rahmat kepada keduanya.
3. Untuk Teman-Teman dan saudara, yang selalu mendukung dan menyemangatiku serta memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Teman seperjuanganku yang suatu saat akan kurindukan Dan Selalu Terkenang Bahasah Indonesia B/18
5. Almamater yang menjadi kebanggaanku Dan Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu (UINFAS Bengkulu), tempatku menuntut ilmu, gudang segala ilmu, kampus hijau tercinta
ABSTRAK
Aswin Sunadi.NIM 1811290050 2022. Pengaruh Model Pembelajaran Explicit Instruction Terhadap Keterampilan Menulis Surat Pribadi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 08 Kota Bengkulu (UINFAS )BengkuluPembimbing 1.Salamah SE M.Pd.
2. Ixsir Eliya, M.Pd.
Kata Kunci : Explicit Instruction, Keterampilan Menulis Surat Pribadi
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh model pembelajaran Explicit Instruction terhadap keterampilan menulis surat pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 08 Kota Bengkulu.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam menulis surat pribadi pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran Explicit Instruction di kelas VII SMP Negeri 08 Kota Bengkulu.Jenis penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 08 Kota Bengkulu.Teknik pengambilan data yang digunakan yaitu menggunakan angket dengan cara mengumpulkan data sebanyak 30 siswa. Variabel penelitian meliputi Explicit Instruction sebagai variabel bebas dan hasil belajar kemampuan menulis surat pribadi sebagai variabel terikat. Teknik analisis data yang digunakan, yaitu analisis statistik deskriptif dan
inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan menulis surat pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 08 Kota Bengkulu.setelah menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction terjadi peningkatan dilihat dari perolehan presentase yaitu Sebesar 0,828%, Sama 82,8%. Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan penggunaan model pembelajaran Explicit Insruction berpengaruh terhadap keterampilan menulis surat pribadi setelah diperoleh tHitung = 11,590 dan tTabel = 0,000 maka hipotesis diterima. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh dalam penggunaan model pembelajaran Explicit Instruction terhadap keterampilan menulis surat pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 08 Kota Bengkulu.
ABSTRACT
Aswin Sunadi.NIM 1811290050 2022. Pengaruh Model Pembelajaran Explicit Instruction Terhadap Keterampilan Menulis Surat Pribadi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 08 Kota Bengkulu (UINFAS )Bengkulu Pembimbing 1.Salamah SE M.Pd. 2. Ixsir Eliya, M.Pd.
Kata Kunci : Explicit Instruction, Personal Letter Writing Skills
The main problem in this study is how the influence of the Explicit Instruction learning model on the skills of writing personal letters in class VII students of SMP Negeri 08 Bengkulu City. This study aims to describe student learning outcomes in writing personal letters in Indonesian subjects using the Explicit Instruction learning model. in class VII SMP Negeri 08 Bengkulu City. This type of research is quantitative research. The population in this study were seventh grade students of SMP Negeri 08 Bengkulu City. The data collection technique used was using a questionnaire by collecting data for 30 students. The research variables include Explicit Instruction as the independent variable and the learning outcomes of writing skills as the dependent variable. The data analysis technique used is descriptive and inferential statistical analysis. The results showed that the personal letter writing skills of seventh grade students of SMP Negeri 08 Bengkulu City. After applying the Explicit Instruction learning model, there was an increase in the percentage gain, namely 0.828%, or 82,8. Based on the hypothesis test that has been carried out using the Explicit Instruction learning model has an effect on personal letter writing skills after obtaining tCount = 11,590 and tTable = 0,000 then the hypothesis is accepted. Based on the results of the research above, it can be concluded that there is an influence in the use of the Explicit Instruction learning model on the skills of writing personal letters in seventh grade students of SMP Negeri 08 Bengkulu City.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt karena atas limpahan rahmat dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Explicit Intruction Terhadap Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas VII SMP Negeri 08 Kota Bengkulu” Shalawat dan salam semoga tetap senantiasa dilimpahkan kepada junjungan dan uswatun hasanah kita, Rasulullah Muhamad Saw.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari adanya bimbingan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. H. Zulkarnain, M.Pd. Selaku Rektor (UINFAS) Bengkulu yang telah memberikan berbagai fasilitas di (UINFAS) Bengkulu.
2. Dr. Mus Mulyadi, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Tadris yang telah memfasilitasi dalam pengesahan berkas skripsi.
3. Risnawati, M.Pd. Selaku Ketua Jurusan Bahasa yang telah memfasilitasi dan memberikan kemudahan dalam penyelesaian skripsi penulis.
4. Heny Friantary, M.Pd. Selaku Plt. Kaprodi yang telah memberikan arahan, kritikan, dan saran dalam penulisan
skripsi penulis.
5. Salamah SE,M.Pd. Selaku Pembimbing I yang senantiasa sabar dan tabah dalam mengarahkan dan memberikan petunjuk serta motivasinya kepada penlis dalammenyelesaikan skripsi
6. Ixsir Eliya. M.Pd. Selaku Pembimbing II yang senantiasa sabar dan tabah dalam mengarahkan dan memberikan petunjuk serta motivasinya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
7. Dr. Kasmantoni, S.Ag., M.S.I. Selaku Pembimbing Akademik yang telah mengarahkan penulis dalam menentukan judul yang diminati penulis dan selalu memberi motivasi kepada penulis.
8. Kepala perpustakaan UINFAS Bengkulu beserta staf yang telah banyak memberikan fasilitas dalam penulisan proposal skripsi penulis.
9. Segenap Dosen Tadris Bahasa Indonesia yang telah memberikan ilmunya dari semester awal sampai akhir, sehingga penulis mendapat ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai bekal pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara.
10. Segenap Civitas Akademika baik dilingkup Prodi Bahasa Indonesia, Fakultas Tarbiyah dan Tadris, maupun (UINFAS) Bengkulu yang selalu memberikan kemudahan dalam
adminitrasi akademik.
Penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Bengkulu, Juni 2022 Penulis
Aswin Sunadi NIM 1811290050
DAFTAR ISI
NOTA PEMBIMBING ... ii
MOTTO ... iii
PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
1. Manfaat Teoritis ... 5
2. Manfaat Praktis ... 5
BAB II LANDASAN TEORI A. Model Pembelajaran Explicit Instruction ... 7
1. Pengertian Model Pembelajaran Instruction... 7
2. Langkah-Langkah Explicit Instruction ... 7 3. Kelebihan Dan Kekurangan Explicit Instruction 9
4. Indikator Model Pembelajaran
Explicit Instruction ... 10
B. Kemampuan Menulis ... 11
1. Hakikat Menulis ... 11
2. Tujuan Menulis ... 11
3. Indikator Kemampuan Menulis ... 12
4. Menulis Surat Pribadi ... 14
C. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 16
D. Kerangka Berfikir ... 19
E. Hipotesis Penelitian ... 20
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian... 21
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22
C. Populasi dan Sampel ... 24
D. Teknik Pengumpulan Data ... 24
E. Instrumen Penelitian... 25
F. Uji Coba Instrumen ... 26
1. Uji Validitas ... 26
2. Uji Reliabilitas ... 29
G. Teknik Analisi Data ... 30
1. Analisis Normalitas ... 30
2. Uji Homogenitas ... 31
H. Uji Hipotesis... 31
1. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 31
2. Uji Statistik t ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian ... 33
1. Sejarah Berdirinya SMPN 08 Kota Bengkulu . 33 2. Visi dan Misi SMPN 08 Kota Bengkulu ... 33
3. Data Guru dan Siswa ... 35
B. Hasil Penelitian ... 41
1. Hasil Uji Coba Instrumen... 41
a. Uji Validitas ... 41
b. Uji Reliabilitas ... 43
2. Uji Asumsi Dasar ... 44
a. Uji Normalitas ... 44
b. Uji Homogenitas ... 45
3. Uji Hipotesis... 46
a. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 46
b. Uji Statistik t ... 47
C. Pembahasan ... 48
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 50
B. Saran ... 50 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat izin penelitian Lampiran 2 : RPP
Lampiran 3 : Data Tabulasi Lampiran 4 : Uji Validitas Lampiran 5 : Uji Reliabilitas Lampiran 6 : Uji Normalitas Lampiran 7 : Uji Homogenitas Lampiran 8 : Pengujian Hipotesis Lampiran 9 : Dokumentasi Penelitian
1 A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang menjadi identitas bangsa Indonesia. Untuk menjaga kelestarian dan juga kemurnian bahasa indonesia maka diperlukan berbagai upaya. Contoh upaya untuk menjaga kemurnian bahasa Indonesia adalah dengan menuliskan kaidah-kaidah ejaan dan tulisan bahasa Indonesia dalam sebuah buku yang disebut dengan Pedoman Ejaan Umum Bahasa Indonesia (PUEBI), Pedoman Ejaan Umum Bahasa Indonesia dapat digunakan sebagai pedoman dalam suatu kegiatan berkomunikasi dan berinteraksi menggunakan bahasa Indonesia dengan benar, baik komunikasi secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan upaya lain yang dapat digunakan untuk melestarikan bahasa Indonesia adalah dengan menanamkan bahasa Indonesia sejak dini.
Penanaman bahasa Indonesia sejak dini adalah memberikan pelatihan dan pendidikan tentang bahasa Indonesia sejak anak masih kecil. Pelaksanaan pendidikan bahasa Indonesia dapat dilakukan melalui pendidikan informal, pendidikan formal, maupun pendidikan nonformal.
Pendidikan ini dilakukan saat anak berada dirumah bersama
dengan keluarganya. Sedangkan pada pendidikan formal dilaksanakan di dalam lembaga pendidikan resmi mulai dari SD sampai dengan perguruantinggi. Dalam pendidikan formal ini gurulah yang berperan penting dalam menanamkan pengetahuan akan bahasa Indonesia.
Sedangkan pendidikan nonformal dilaksanakan di luar rumah dan sekolah, dapat melalui kursus pelatihan-pelatihan, pondok pesantren dan lain sebagainya.1
Pendidikan bahasa Indonesia di lembaga formal dimulai dari SD. Banyaknya jumlah jam pelajaran bahasa Indonesia di maksudkan agar siswa mempunyai kemampuan berbahasa Indonesia yang baik serta mempunyai kemampuan berpikir dan bernalar yang baik yang dapat disampaikan melalui bahasa yang baik pula.2
Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi, semua orang menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa adanya bahasa. Mengingat pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi, maka dalam suatu proses pembelajaran berbahasa juga harus diarahkan pada tercapainya keterampilan berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan tertulis, maupun dalam hal pemahaman dan
1 Santosa, Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2011), h. 8.
2 Santosa, Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD…….h. 10.
penggunaan.
Pembelajaran menulis merupakan salah satu pembelajaran yang sangat penting diajarkan sejak dini.
Kemampuan menulis ini juga berkaitan erat dengan budaya industri yang merupakan salah satu tuntutan dalam rangka pembangunan nasional pada masa yang akan datang.
Ironisnya sampai saat ini masih saja dijumpai persepsi atau anggapan dari kalangan masyarakat maupun dari siswa sendiri, bahwa penulisan itu sulit.3
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan pada tanggal 24 Februari 2021. Mereka tidak langsung mengerjakan tetapi menyambutnya dengan keluhan. Bukti tersebut memperjelas bahwa mereka kurang menyukai kegiatan menulis. Keterpaksaan siswa dalam mengerjakan tugas, akhirnya berdampak buruk pada hasil tulisannya, sebagian besar siswa kurang paham dalam menulis surat pribadi. Banyak bentuk kesalahan dalam menggunakan kosakata, ejaan dan format yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan surat. Hal ini diperkuat dengan hasil menulis surat pribadi siswa yang sebagian besar kurang dari target rata-rata ketuntasan minimum. Alasan di atas mejadi latar belakang untuk mengadakan suatu kegiatan observasi yang di lakukan
3 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Kompetensi Bahasa (Bandung:
Angkasa, 1990), h. 21-24.
di SMPN 08 Kota Bengkulu sehingga diperoleh beberapa keterangan hasil wawancara dari guru dan pengamatan kegiatan pembelajaran di kelas, bahwa siswa yang tuntas hanya 51,59% dan 45,06% melaksanakan metode remedial terlebih dahulu baru mencapai ketuntasan minimum (KKM 75).4
Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis dimungkinkan karena terdapat pengaruh beberapa faktor internal dan eksternal. Faktor internal terlihat pada kurang terampilnya siswa mempergunakan ejaan dan memilih kata sehingga penyusunan kalimat masih banyak mengalami kesalahan. Faktor eksternal muncul dari pemilihan strategi dan pendekatan belajar yang digunakan guru pada pembelajaran tersebut. Guru masih banyak terpaku dengan model pembelajaran pemberian tugas dan latihan saja.
Kondisi seperti ini dapat menghambat para peserta didik untuk aktif dan kreatif sehingga dapat menyebabkan rendahnya kualitas siswa. Sistem pembelajaran dengan pendekatan tradisional yang masih diterapkan guru tidak mampu menciptakan peserta didik yang diidamkan, terutama untuk bidang keterampilan menulis.
Hal tersebut dikarenakan dominasi guru dalam pembelajaran dengan pendekatan tradisional lebih menonjol
4 Observasi di SMP Negeri 08 Kota Bengkulu, Tanggal 23 Januari 2022.
dan hanya dikuasai guru, sehingga keterlibatan siswa kurang mendapat tempat. Guru lebih banyak mendominasi sebagian besar pada aktivitas proses belajar-mengajar sehingga para siswa cenderung pasif. Fenomena inilah yang peneliti jumpai saat melaksanakan observasi di kelas VII SMPN 08 Kota Bengkulu.
Jika keadaan ini terus berlanjut, tanpa ada solusi penanggulangannya secara tepat dikhawatirkan lama- kelamaan akan menurunkan kemampuan dan kualitas siswa dalam menulis. Padahal pembelajaran menulis ini dimula sejak Sekolah Dasar, merupakan salah satu bidang garapan pada pembelajaran bahasa Indonesia yang memegang peranan penting. Tanpa memiliki bidang keterampilan menulis yang memadahi siswa akan mengalami kesulitan di kemudian hari, bukan saja bagi pelajaran bahasa Indonesia tetapi juga bagi pelajaran yang lain.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasukdi dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Dari konsep pembelajaran, model dan metode pembelajaran dapat didefinisikan bahwa model pembelajaran adalah prosedur atau polasistematis yang digunakan sebagai suatu pedoman untuk mencapai tujuan pembelajaran
didalamnya terdapat strategi, teknik, metode, bahan, media dan alat penilaian pembelajaran.
Pemilihan model dan pendekatan yang tepat dalam pembelajaran merupakan hal yang harus betul-betul dipertimbangkan oleh guru agar tujuan pemebelajaran yang telah dirumuskan dapat mencapai sasaran. Demikian juga, siswa hendaknya diberi kesempatan untuk berlatih pada guru dalam menyampaikan pelajaran yang berupa keterampilan agar peserta didik juga dapat mengembangkan kemampuan mereka. Pembelajaran dengan model pembelajaran Explicit Intruction merupakan suatu konsep baru. Selain itu, melalui model pembelajaran Explicit Intruction ini diharapkan siswa dapat mengembangkan bidang kemampuan menulis dengan baik dan benar.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang tersebut, peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Expilicit Instruction terhadap Keterampilan Menulis Surat Pribadi Pada Siswa SMPN 08 Kota Bengkulu.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh model pembelajaran expilicit intruction terhadap kemampuan menulis surat pribadi pada siswa kelas VII SMPN 08 Kota Bengkulu?
C. Tujuan Penilitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Explicit Intruction terhadap kemampuan menulis surat pribadi siswa kelas VII SMPN 08 Kota Bengkulu.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian menjelaskan seberapa besar manfaat dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan diharapkan dapat memberikan manfaat yang tidak hanya untuk peneliti sendiri. Melainkan juga untuk pihak-pihak yang terkaitdidalamnya seperti siswa, guru dan sekolah.
Manfaat penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat praktis yang dijelaskan sebagai berikut.
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis adalah manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yang bersifat teori. Secara teori, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dibidang pendidikan, terutama dalam pembelajaran menulis surat pribadi. Manfaat bersifat teori diperoleh dalam penelitian ini yaitu:
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam penentuankebijakan sekolah
b. Dapat dijadikan sebagai alternatif model pembelajaran yang dapat dilakukan guru dalam menerapkan pembelajaran
bahasa Indonesia.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis adalah manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yang bersifat praktik dalam pembelajaran.
Manfaat praktis berkaitan dengan kontribusi praktis yang diberikan dari penyelenggaraan penelitian terhadap objek penelitian, baik individu kelompok, maupun organisasi. Dalam penelitian ini manfaat praktis bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukannya untuk memperbaiki kinerja, terutama bagi siswa, guru, dan sekolah. Manfaat praktis yang didapat melalui penilitian ini antara lain:
a. Bagi Siswa
Manfaat penelitian bagi siswa yaitu untuk membantu mengembangkan imajinasi dalam membuat karangan menggunakan model pembelajaran Explicit Intruction pada pembelajaran menulis surat pribadi.
Dengan menggunakan model Explicit Instruction dalam pembelajaran akan membangkitkan minat dan semangat siswa dalam belajar. Jika sudah semangat dalam belajar, maka pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan berdampak positif dalam peningkatan hasilbelajar
b. Bagi Guru
Hasil dari penelitian ini dapat menambah pengetahuan guru tentang model pembelajaran Explicit Instruction. Selain itu juga bisa menjadi bahan pertimbangan bagi guru untuk menrapkan model pembelajaran bahasa Indonesia di sekolahnya. Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber referensi dalam pengembangan penelitian serta menumbuhkan minat budaya meneliti agar terbentuk inovasi pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini bagi sekolah yaitu dapat memberikan konstribusi pada sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran bahasa Indonesia sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi sekolah untuk memperkaya dan melengkapi hasil-hasil penelitian yang telah dilaksanakan guru-guru sebelumnya.
d. Bagi Pembaca
Penelitian ini dapat menjadi sumber referensi dalam penelitian karya yang sejenis dan menambah khazanah ilmu pengetahuan.
e. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menjadi acuan dan pembelajaran untuk menulis karya ilmiah lainnya.
10
1. Pengertian Model Pembelajaran Explicit Instruction
Model pembelajaran Explicit Instruction disebut juga pengajaran langsung. Model pengajaran secara langsung adalah “salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa. Model pembelajaran Explicit Instruction adalah suatu cara atau teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran dimana guru pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan sumber pembelajaran dalam menunjang tercapainya tujuan belajar.5
Model pembelajaran ini berkaitan erat dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dan dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Model ini juga sering
5Dahri Hi. Halek, "Penerapan Pembelajaran Kooperatif Explicit Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Pada Materi Dinamika Litosfer Siswa Kelas X2 SMA Negeri 2 Kota Ternate," Jurnal Pendidikan, vol 13. no.2 (Juni 2015): h. 468.
dikenalkan dengan pengajaran langsung. Model pembelajaran Explicit Instruction dapat diterapkan di bidang studi yang berorientasi pada aspek penampilan atau kinerja seperti kemampuan menulis, kemampuan membaca, kemampuan menguasai bidang matematika, bidang musik dan pendidikan jasmani. Disamping itu pengajaran langsung juga cocok juntuk mengajarkan komponen-komponen bidang keterampilan dari mata pelajaran sejarah dan sains.6
2. Langkah-langkah Explicit Instruction
Model pembelajaran Explicit Intruction khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang aspek pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah.
berbentuk “ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok”.7 Model ini juga dapat digunakan utuk menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa.
6 Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Konteksual, 3th edn (Jakarta: Kencana, 2017), h. 93.
7 Rezky Ramadhona Nartia, Nur Izzati, "Penerapan Model Pembelajaran Explicit Instruction Pada Materi Penyajian Data Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bintan," Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, vol 1. no. 1 (January 1, 2020): h. 565.
Tabel 2.1
Tahapan atau Sintaks Model Pengajaran Langsung 8
Tahap Peran
Guru
Tahap 1:
Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
Guru
menjelaskan TPK,
informasi latar belakang
pelajaran dan mempersiapkan siswa untuk belajar.
Tahap 2:
Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
Guru mendemonstrasikan mata pelajaran, baik berupa keterampilan maupun konsep atau menyajikan informasi tahap demi tahap.
Tahap 3:
Membimbing pelatihan
Guru merencanakan dan memberi instruksi awal kepada siswa.
Tahap 4:
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan baik
Guru memeriksa apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik dengan memberinya kesempatan untuk berlatih konsep dan keterampilan, lalu melihat apakah mereka berhasil memberiumpan balik yang positif atau tidak.
8 Kardi dan Nur. Pembelajaran Langsung. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya ( 2000), h. 99
Tahap 5:
Memberikan kesempatan untukpelatihan lanjutan dan penerapan
Guru merencanakan kesempatan untuk melakukan instruksi lebih lanjut dengan berfokus pada situasi yang lebih kompleks atau kehidupan sehari-hari.
Pada tahap persiapan, guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan memotivasi peserta didik agar siap menerima presentasi materi pelajaran yang dilakukan melalui demontrasi yakni tentang suatu aspek pengetahuan dan keterampilan. Pembelajaran diakhiri dengan pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan suatu pelatihan dan pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan pelatihan dan pemberian umpan balik terhadap keberhasilan siswa.
Pada tahap pelatihan dan pemberian umpan balik, guru perlu selalu mencoba memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan atau keterampilan yang dipelajari kedalam situasi kehidupan nyata.
3. Kelebihan dan Kekurangan Explicit Instruction a. Kelebihan Model Explicit Instruction
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dalam model pembelajaran diharapkan dapat menjadikan sistem pembelajaran menjadi lebih efektif, sedangkan kekurangannya yakni
dapat menghambat proses suatu pembelajaran. Adapun kelebihan pada model pembelajaran Explicit Insruction adalah sebagai berikut.9
1) Guru bisa mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga guru dapat mempertahankan fokus apa yang harus dicapai oleh siswa.
2) Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
3) Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi oleh siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
4) Dapat menjadi cara yang cukup efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.
5) Merupakan suatu cara paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.
6) Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang relatif singkat dan dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa.
9 Tri Andari, "Perbandingan Metode Explicit Instruction Dan Student Teams Achievement Division Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Dalam Pokok Bahasan Lingkaran Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas Viii Smpn 1 Sawahan," Jurnal Edukasi Matematika Dan Sains, vol 3 no. 2 (2015), h. 2.
7) Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadinya mengenai suatu mata pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang dapat merangsang ketertarikan dan antusiasme siswa.
b. Kekurangan Model Explicit Instruction
Disamping memiliki aspek kelebihan, model pembelajaran Explicit Intstruction juga mempunyai kekurangan yaitu sebagai berikut.10
1) Terlalu bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendegarkan, mengamati dan mencatat, sementara tidak semua siswa memiliki keterampilan dalam hal- hal tersebut, sehingga guru masih harus mengajarkannya kepada siswa.
2) Kesulitan untuk mengatasi aspek perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar serta ketertarikan siswa 3) Kesulitan siswa untuk mengembangkan ketermapilan
sosial dan interpersonal yang baik.
4) Kesuksesan strategi ini hanya bergantung pada
10Try Hayati Siregar, "Efektivitas Model Pembelajaran Explicit Instruction (Pengajaran Langsung) Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa DISMKS PANCADHARMA PADANGSIDIMPUAN". Jurnal MathEdu (Mathematic Education Journal), vol 2 no. 3 (November 3, 2019): h. 110.
penilaian dan antusiame guru diruang kelas.
5) Adanya berbagai hasil penelitian yang menyebutkan bahwa tingkat struktur dan kendali guru yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi suatu karakteristik dari strategi Explicit Instruction, dapat berdampak negatif terhadap kemampuan dalam penyelesaian masalah, kemandirian dan keingintahuan siswa.
4. Indikator Model Pembelajaran Explicit Instruction Menurut Bistari Basuni Yusuf ada 5 indikator Model pembelajaran explicit instruction, yaitu:11
a. Pengelolaan pelaksanaan pembelajaran b. Proses komunikatif
c. Respon peserta didik d. Aktivitas belajar e. Hasil belajar B. Kemampuan Menulis
1. Hakikat Menulis
Menulis merupakan suatu proses yang kemampuan, pelaksanaan, dan hasilnya diperoleh secara bertahap.
Artinya, untuk menghasilkan tulisan yang baik umumnya
11Bistari Basuni Yusuf, “Konsep dan Indikator Pembelajaran Efektif”.
Jurnal Kajian Pembelajaran dan Keilmuan, Vol. 1 No, 2 (Oktober 2017-Maret 2018). h. 16
orang melakukannya berkali-kali. Dalam hal ini, menulis melibatkan tiga tahapan, yaitu sebagai berikut: 12
a. Tahap pra penulisan
Tahap persiapan menulis untuk memperoleh data dan menata ide, gagasan, dan masalah yang berkaitan dengan topik karangan.
b. Tahap penulisan
Langkah-langkah dalam membuat atau menyusun suatu tulisan.
c. Tahap pasca penulisan
Menyempurnakan dan menghaluskan tulisan kasar yang dihasilkan. Kegiatan ini meliputi penyuntingan dan merevisi.
Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian suatu pesan secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Menulis merupakan suatu kegiatan menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menghasilkan suatu aspek bahasa yang dapat dipahami oleh seseorang (informan) sehingga orang lain (informan) dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut dan dapat memahami
12 Hery Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angksa, 2008), h. 3.
bahasa dan grafis itu.13 Dengan demikian dapat dikatakan kegiatan menulis adalah suatu kegiatan penyampain pesan atau informasi melalui lambang-lambang grafis (tulisan) kepada informan.
2. Tujuan Menulis
Tujuan yang jelas akan membimbing seseorang dalam usahanya membuat tulisan yang baik. Menulis untuk sekedar menyelesaikan tugas atau memenuhi kewajiban, tidak dapat dikatakan sebagai tujuan menulis yang nyata. Ada tiga tujuan menulis yaitu: (1) informatif, (2) ekspresif, dan (3) persuasif.
Seseorang akan menggunakan tujuan informatif untuk berbagi pengetahuan dan informasi, memberi petunjuk atau mengungkapkan gagasan. Tujuan ekspresif digunakan seseorang jika ingin menulis sebuah cerita atau esai. Tujuan persuasif ketika seorang berusaha untuk mempengaruhi orang lain atau memprakarsai suatu aksi atau perubahan.14
Dalam tujuan menulis adalah mengekspresikan perasaan, memberi informasi, mempengaruhi pembaca, dan memberi hiburan. Akan tetapi, dalam kenyataanya, adakalanya maksud dan tujuan saling bercampur. Dalam arti
13 Sudirin, Bahasa Indonesia Buku Ajar Mahasiswa, (Metro: STAIN Jurai Siwo Metro, 2015), h. 86.
14 Pangesti Wiedarti, Menuju Budaya Menulis, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005), h. 132.
mempunyai tujuan agenda. Tulisan yang persuasif tentu saja mengandung informasi-informasi, tulisan yang informatif pun mempunyai unsur-unsur persuasif, demikian juga yang bersifat hiburan dapat juga diwarnai dengan maksud mempengaruhi pembaca.15
Dengan demikian dapat diketahui bahwa tujuan dari menulis adalah untuk memberitahukan meyakinkan, menghibur atau menyenangkan dan mengutarakan atau mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat dan berapi- rapi. Sebagai salah satu aspek dari keterampilan berbahasa, menulis atau mengarang merupakan kegiatan yang kompleks.
Pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam menulis perlu mengetahui apa yang harus dilakukan dalam proses penulisannya, bahan apa yang hendak diperlukan, bentuk ragam karangan macam apa hendak dipilih, dan mungkin sudut pandang penulisan yang seperti apa yang akan ditetapkan.
3. Indikator Kemampuan Menulis
Kemampuan menulis adalah seseorang untuk menuangkan buah pikiran, ide, gagasan, dengan
15 Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta:
Erlangga, 2009), h. 26.
mempergunakan rangkaian bahasa tulis yang baik dan benar. Suatu tulisan pada dasarnya terdiri atas dua hal.
Pertama, isi suatu tulisan menyampaikan sesuatu yang ingin diungkapkan penulisnya. Kedua, bentuk yang merupakan unsur mekanik karangan seperti ejaan, kata, kalimat, dan alenia.16
Menurut Iskandarwassid dan Dadang Sunendar dalam kaitannya dengan penilaian menulis, terdapat beberapa kriteria yang digunakan antara lain sebagai berikut.17 a. Kualitas dan ruang lingkup isi.
Kualitas dan ruang lingkup isi dalam melatih aspek keterampilan menulis sangat penting untuk diperhatikan.
Hal tersebut karena semakin tinggi dan luas ruang lingkup seseorang dalam menulis maka hasil tulisan yang diperoleh juga akan semakin maksimal.
b. Organisasi dan penyajian isi.
Organisasi dan penyajian isi dalam melatih kemampuan menulis harus seseuai dengan aturan kepenulisan yang sesuai dan menggunakan bahasa dan kalimat serta tanda baca secara baik dan benar agar hasil
16 Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa Bandung, 2008), h. 4.
17 Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2011), h. 250.
tulisan yang dibuat juga mempunyai kualitas yang tinggi.
c. Komposisi.
Komposisi tulisan dalam aspek keterampilan menulis harus sesuai dengan PUEBI dan kaidah kepenulisan yang berlaku, agar kalimat dan bahasa tulisan tidak rancu.
d. Kohesi dan Koherensi.
Kohesi dan koherensi dalam aspek kepenulisan juga sangat perlu diperhatikan agar tulisan yang dihasilkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam kepenulisan terseut.
e. Gaya dan bentuk bahasa.
Gaya dan bentuk bahasa yangdigunakan harus sesuai dan benar serta menggunakan bahasa yang baku dalam aspek kepenulisan tersebut, agar tulisan mudah dicerna dan dipahami oleh pembaca.
f. Kerapian tulisan dan kebersihan.
Tingkat kreapian dan juga kebersihan tulisan haruslah diperhatikan secara maksimal agar tulisan yang dihasilkan berkualitas dan bernilai tinggi dalam aspek keterampilan menulis.
Selain dari ke tujuh keterampilan menulis juga harus terus dilatih karena suatu bidang kemampuan menulis tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.
4. Menulis Surat Pribadi a. Pengertian Surat Pribadi
Surat pribadi adalah surat yang dibuat oleh seseorang yang isinya menyangkut kepentingan pribadi. Walaupun saat ini sudah banyak alat komunikasi yang canggih, seperti telepon, telepon genggam (hand phone), internet dan sebagainya, namun seringkali kita masih sangat memerlukan surat sebagai alat komunikasi yang dapat membantu kita dalam mengungkapkan perasaan dengan panjang lebar kepada orang lain, seperti kepada orang tua, sahabat, teman dan anggota keluarga lainnya.18
Surat pribadi yaitu surat yang ditulis untuk kepentingan pribadi, bukan untuk suatu lembaga atau organisasi dalam penulisan surat pribadi, tidak banyak aturan-aturan khusus yang mengikat, seperti dalam penulisan surat resmi atau surat dinas. Hal ini tergantung kepada pribadi masing-masing.19 Hanya saja yang perlu diperhatikan dalam penulisannya adalah dari segi tata bahasanya dan etika sopan santun sehingga surat tersebut tetap dapat dilihat sebagai sarana komunikasi yang indah
18 Galuh Atika Ratna, Skripsi: Peningkatan Keterampilan MenulisParagraf Argumentasi Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial Pada Siswa Kelas X5 SMA Negeri 1 Subah Kabupaten Batang (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2011), h. 19.
19 Nurkholis, Saya Senang Berbahasa Indonesia (Jakarta: Erlangga, 2017), h. 15.
dan baik bila kita membacanya.
b. Jenis-Jenis Surat Pribadi
Surat pribadi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu surat pribadi yang bersifat kedinasan dan kekeluargaan.20
1) Surat pribadi yang bersifat kekeluargaan. Surat pribadi yang bersifat kekeluargaan, yakni surat pribadi yang dikirimkan kepada anggota keluarga, sanak famili, sahabat, kenalan, dan sebagainya.
2) Surat pribadi kedinasan. Surat pribadi kedinasan, yakni surat pribadi yang dikirimkan kepada pengurus suatu organisasi, pimpinan instansi, jabatan, perusahaan dan lain sebagainya karena ada hubungannya dengan atau pekerjaannya.
c. Bagian-bagian Surat Pribadi
Bagian-bagian dari surat pribadi adalah sebagai berikut.21 1) Alamat dan tempat tanggal pembuatan surat
Bagian ini menjelaskan posisi dan juga waktu dituliskanannya surat. Contohnya seperti:
Kotaraja, 24 September 2020 Sahabatku Hardy Etry Di Kotaraja
20 Najib Sulhan, Piramida Bahasa Indonesia (Surabaya: SIC, 2006),h. 79.
21 Najib Sulhan, Piramida Bahasa Indonesia ………..h. 80.
2) Salam Pembuka
Salam pembuka adalah bentuk sapaan seseorang sebelum menulis surat. Seperti assalamualaikum, salam manis, salam sejahtera dan lain-lain.
3) Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka dapat berupa suatu pertanyaan mengenai kabar, kesehataan, keadaan atau sekedar basa-basi. Contoh: Hai, apakabar? Bagaimana keadaanmu? Sehat dan bahagia bukan? Apakah kamu suka menanam bunga mawar? Saya ingin sekali bertemu kamu lho Et! Kamu pasti tambah cantik, ya?
Atau mungkin tambah gemuk.
4) Paragraf Isi
Paragraf ini berisi inti atau tujuan dibuatnya surat.
Walaupun yang ditulis adalah surat pribadi, bagian ini tetap harus anda tulis jelas dengan mudah dimengerti.
Contoh: Etry sahabatku yang baik. Sejak kita berpisah, banyak hal yang terjadi di sini. Kota ini memang berkembang sangat pesat. Gedung yang dulu menjadi tempat pentas dan latihan drama itu sudah rata dengan tanah. Kini sudah muncul bangunan super mewah, sayang itu hanya tempat untuk belanja! Rasanya tak mungkin untuk berkesenian, apalagi untuk pentas drama.
5) Paragraf Penutup
Paragraf penutup digunakan untuk mengakhiri isi surat.
Biasanya pada paragraf ini berisi permohonan maaf, mohon diri, harapan dan lain sebagainya.22
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil beberapa peneliti sebelumnya, antara lain adalah sebagai berikut.
1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Agustan yang melakukan penelitian pada tahun 2019, yang melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Explicit Instruction dalam pembelajaran bahasa indonesia pada siswa kelas IV SD Inpres Kapasa Makassar” dengan jumlah siswa 28 siswa. Hasil penelitian Agustan membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran Explicit Instruction rata-rata kelas hanya 83,29 yang tergolong ketegori tinggi, persentase ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 92,86% yang memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar secara klasikal, hasil uji hipotesis diperoleh hitung
> tabel (4,931>1,703) sehingga Ha (Ha:µ1<µ2)diterima, diperoleh peningkatan nilai pretest dan posttest dengan indeks gain, sebesar 0.62601 yang berada kategori sedang.
Perbedaan penelitian oleh Agustan dengan skripsi ini adalah
22 Najib Sulhan, Piramida Bahasa Indonesia (Surabaya: SIC, 2006), h. 83
penelitiannya menggunakan jenis penelitian tindakan kelas sementara penulis menggunakan jenis penelitian eksperimen adapun yang menjadi persamaannya adalah keduanya menggunakan model pembelajaran Explicit Instruction.
2. Penelitian Nurvitriawati (2018) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Explicit Instruction terhadap Hasil Membaca Bahasa Indoensia Konsep Denah pada Murid Kelas IV SD Inpres Bertingkat Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa” Jenis Penelitian ini adalah penelitian pra eksperimen yang hanya melibatkan satu kelas dan dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Satuan eksperimen di lakukan secara acak (random). Jenis penelitian ini adalah penelitian Eksperimen one group pretest-posttest desain. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas SMPN 08 Bengkulu sebanyak 23 orang. Keadaan ini dapat dilihat dari hasil tes yang menunjukkan bahwa posttest yang diberi perlakuan melalui Model Explicit Instruction mendapatkan nilai rata-rata lebih tinggi yaitu 69,47 dibandingkan dengan pretest yang tidak menerima perlakuan melalui model Explicit Instruction yaitu 47,65. Berdasarkan uji t baik taraf signifikan 5% diperoleh thitung 7,45 dan ttabel
1,71, karena thitung > ttabel maka ada pengaruh dalam penerapan Model Explicit Instruction terhadap hasil membaca yang diberi perlakuan melalui model Explicit
Instruction. Perbedaan penelitian Nurvitriawati dengan proposal ini yaitu penelitiannya membahas mengenai hasil membaca sedangkan proposal ini meneliti mengenai keterampilan menulis. Adapun yang menjadi persamaanya adalah keduanya menggunakan jenis penelitian eksperimen.
3. Penelitian yang dilakukan oleh I Wayan Ardi Marta Eka Yasa (2012) yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Explicit Instruction Berbantuan CD Interaktif untuk Meningkatkan Aktifitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X Multimedia dalam Pembelajaran Audio Digital di SMK TI Bali Global Singaraja. Pada penelitian siklus I diperoleh data nilai rata-rata siswa adalah 75,65 dengan nilai terendah 63 dan nilai tertinggi 88, sedangkan persentase ketuntasan belajar klasikal 82,61%. Pada penelitian siklus II didapat nilai rata-rata siswa adalah 81,70 nilai terendah 72 dan nilai tertinggi 95 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal siswa pada siklus II adalah 100 %. Pada penelitian siklus II diperoleh informasi terjadinya peningkatan aktifitas belajar siswa, terbukti dari peningkatan rata-rata aktifitas belajar siswa pada siklus I sebesar 16,1 yang tergolong aktif menjadi 19,3 pada siklus II yang tergolong sangat aktif. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah sama-sama berbentuk penelitian kualitatif dalam penerapan model pembelajaran Explicit Instruction pada
proses pembelajaran. Sedangkan perbedaanya adalah terletak pada subjek dan jumlah informannya serta rumus yang digunakan dan juga data yang diperoleh pada saat penelitian.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati Utari, Desak Putu Parmiti, Dewa Nyoman Sudana (2016), “Pengaruh Model Pembelajaran Explicit Instruction Berbantuan Lingkungan Alam Sekitar Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas IV di MIN Air Kuning Tahun Pelajaran 2015/2016”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran Explicit Instruction berbantuan lingkungan alam sekitar dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV di MIN Air Kuning Tahun Pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen dengan menggunakan desain non-equivalent post-test only control group design.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV Semester II di MIN Air Kuning Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 41 orang. Penentuan sampel dilakukan dengan cara sampling jenuh dengan teknik undian.
Pengumpulan data dikumpulkan menggunakan metode tes dengan instrumen tes hasil belajar IPA berbentuk pilihan ganda. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial (uji-t).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasi belajar yang signifikan antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Explicit Instruction berbantuan lingkungan alam sekitar dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh hitung = 3,712 dan tabel (pada taraf signifikansi 5%)
=1,684. Hal ini berarti bahwa hitung > tabel. Dari rata-rata hitung, diketahui rata-rata kelompok eksperimen = 20,28 dilihat dari hasil konversi tergolong kriteria sangat baik dan ratarata kelompok kontrol = 16 tergolong kriteria baik. Hal ini berarti penerapan model pembelajaran Explicit Instruction berbantuan lingkungan alam sekitar berpengaruh positif terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV di MIN Air Kuning tahun pelajaran 2015/2016. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah terletak pada metode dan uji hasil data yang dilakukan sedangkan perbedaannya yaitu terletak pada sumber data dan objek yang diteliti, dimana pada penelitian ini objeknya adalah pembelajaran IPA sedangkan pada penelitian yang dilakukan peneliti objek datanya yaitu pembelajaran Bahasa Indonesia.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Riyadu Sulaiman (2014) dengan judul Explicit Instruction Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII Mts Guppi Pogalan
Trenggalek Tahun 2013/2014. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa, terdapat beberapa pengaruh yang signifikan pada penerapan explicit instruction terhadap hasil belajar matematika siswa.
persamaan penelitaian ini dengan penelitaian yang dilakukan penliti adalah sama-sama menggunakan metode dan pendekatan yang sama pada proses penelitian dan data yang diperoleh hampir keseluruhan memiliki kemiripan.
Sedangkan perbedaanya hanya terletak pada objek yang diteliti.
D. Kerangka Berpikir
Berdasarkan uraian di atas, ada beberapa hal yang dijadikan penulis sebagai suatu landasan berpikir yang selanjutnya mengarahkan penulis untuk menemukan data- data dan informasi guna memecahkan masalah yang telah ditemukan. Adapun landasan berpikir yang dijadikan sebagai suatu gambaran atau langkah-langkah dari penelitian yang akan dilakukan. Adapun kerangka berpikir pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban diberikan baru didasarkan pada teori dan belum menggunkan fakta.
Ho : Tidak ada pengaruh pembelajaran explicit instruction Pembelajaran Bahasa Indonesia
Menulis Surat Pribadi
Siswa Guru
Kegiatan Belajar Mengajar Bahasa Indonesia
Setelah Menerapkan Model Pembelajaran Explisit
Intruction Sebelum Menerapkan
Model Pembelajaran Explisit Intruction
terhadap keterampilan menulis surat pribadi pada siswa SMPN 08 Kota Bengkulu.
Ha : Ada pengaruh pembelajaran explicit instruction terhadap keterampilan menulis surat pribadi pada siswa SMPN 08 Kota Bengkulu.
33 A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data berupa angka-angka. Menurut Sugiyono, data kuantitatif merupakan suatu metode penelitian yang berlandaskan data konkrit, data penelitian berupa angka-angka yang aka diukur menggunakan sttistik sebagai alat uji penghitungan, yang berkaitan dengan masalah-masalah yang diteliti untuk menghasilkan suatu kesimpulan.23
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif regresi. Penelitian kuantitatif regresi adalah sebuah metode pendekatan untuk mengetahui pemodelan hubungan antara satu variabel yang dependen dan satu variabel independen.24 Dalam model regresi, variabel independen menerangkan variabel dependennya. Dalam analisis regresi sederhana, hubungan antara variabel bersifat linier, dimana perubahan pada variabel X akan diikuti oleh perubahan pada variabel Y
23 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta CV, 2017), h. 13.
24 S Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000): h.
79.
secara tetap. Sementara pada hubungan non linier, perubahaan variabel X tidak diikuti dengan perubahaan variabel Y secara proporsional. seperti pada model kuadratik, perubahan X diikuti oleh kuadrat dari variabel X.
Data-data yang berupa angka-angka tersebut kemudian diolah dan dianalisis untuk memperoleh informasi ilmiah dibalik angka-angka tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kuantitatif, karena akan ada pengolahan yang berkaitan dengan nilai atau angka yang dapat dihitung secara matematis dengan perhitungan statistik.25
Azwar berpendapat alat ukur dalam penelitian kuantitatif adalah berupa kuisioner, data yang diperolehberupa jawaban dari pertanyaan atau butir- butiryang diajukan. Butir-butir yang baik adalah sebagai berikut.26
1. Butir-butir harus relevan atau terikat dengan apa yang diukur.
2. Butir-butir harus ringkas.
3. Butir-butir tidak membingungkan.
4. Butir-butir yang bagus harus memuat satu pikiran.
25 Cholid Naburko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2013), h. 44.
26 S Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000): h.
80.
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda karena variabelnya terdiri dari satu. Variabel yang mempengaruhi disebut independent variable (variabel bebas) dan variabel yang dipengaruhi disebut dengan dependent variable (variabel terikat).27 Metode analisis regresi linier berganda pada penelitian ini dipilih untuk mengetahui seberapa valid data yang diperoleh mengenai pengaruh pembelajaran explicit instruction terhadap keterampilan menulis surat pribadi pada siswa SMPN 08 Kota Bengkulu.
Dengan cara ini dari mengumpulkan koleksi yang diperlukan oleh peneliti, peneliti membuktikan durasi psikoanalisis dan bukti memahami koleksi ini untuk harta karun di tempat lain bagaimana konsekuensi dari pemerintahan sendiri berubah x konsekuensi dari (model pembelajaran explicit intruction) pada y berubah (kemampuan siswa). Jadi, dalam hal ini komunikator sendiri melihat melihat bagaimana konsekuensi pengaruh model pembelajaran explicit intruction terhadap kemampuan anak kelas VII dalam menulis surat pribadi di SMP Negeri 08 Kota Begkulu.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
27 Syilfi, dkk., “Analisis Regresi Linier Piecewise Dua Segmen”, Jurnal Gaussian, Vol 1 No. 1 (2012): 220.
1. Tempat Penelitin
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 08 jalan.
Lingkar Barat Kecamatan. Gading Cempaka, Kota Bengkulu.
2. Waktu Penelitian
penelitian ini dilakukan pada tanggal 27 Mei sampai 15 Juli 2022.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Populasi Penelitian
Tabel 3.1 Populasi N
o Kelas Jenis Kelamin Jumlah
1
VII Pria 18
2 Wanita 12
3 Total 30
Populasi seluruh siswa kelas VII adalah keseluruhan subjek penelitian.28 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 08 Kota Bengkulu ini memiliki siswa yang beragam latar belakang dengan asal siswa dari berbagai desa yang ada di Kota Bengkulu yang berjumlah 30 orang.
1. Sampel Penelitian
Sampel muerupakan bagian dari jumlah dan karakteistik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.29. Bisa juga dikatakan bahwa sampel merupakan bagian kecil yang diambil dari anggota populasi berdasarkan prosedur yang sudah ditentukan sehingga bisa digunakan untuk mewakili populasinya.30 Akan tetapi, apabila jumlah populasinya kurang dari 100 orang, maka jumlah sampelnya diambil secara keseluruhan, jika populasinya lebih dari 100 orang, maka bisa diambil 10-15% atau 20-25% dari jumlah
28 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 130-131.
29 Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta,2017),h. 62.
30 Ismail Nurdin dan Sri Hartati, Metodologi Penelitian Sosial, h. 95.
populasinya.31
Adapun teknik pengambilan sampelnya yaitu secara total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana besar sampel sama dengan populasi (Sugiyono). Alasan mengambil total sampling karena menurut Arikunto, jumlah yang kurang dari 100 maka seluruh populasi dijadikan sampel penelitian. Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam rangka memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian ini, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi
Widoyoko mneguraikan, observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek
31 Ajat Rukajat. Pendekatan Penelitian Kuantitatif, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018). h. 62.
peneliti.32 Ditunjang dengan penafsiran para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan tersebut di atas merupakan kumpulan ajakan dengan melakukan evaluasi secara terpadu terhadap cuaca lingkungan yang berwujud yang memudahkan kegiatan evaluasi, sehingga diperoleh representasi yang mengkristal dari pertimbangan fenomena evaluasi.33
2. Angket
Angket adalah salah satu teknik dalam pengumpulan informasi yang memungkinkan analisis mempelajarari perilaku, keyakinan, sikap-sikap, dan karakteristik beberapa orang utama didalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada. 34 Jadi, angket merupakan suatu teknik pengumpulan data yang berisi penilaian terhadap informan dan dilaksanakan melalui tes. Subyek angket ini adalah siswa SMP N 08 Kota Bengkulu.
3. Dokumentasi
32Eko Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009), h. 18.
33 Yatim Riyanto, Metodologi Peneltian Pendidikan, (Surabaya: SIC, 2010), h. 20.
34 Margono, Metodologi Penelitian Pendiidkan STATISTIK, (Yogyakarta : C.V Andi Offset, 2004), h. 41.
Sugiyono berpendapat bahwa teknik dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data di mana penulis menyelidiki benda-benda tertulis seperti misalnya buku- buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan dan sebagainya.35 Dalam hal ini dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data yang valid agar dapat menentukan hasil dari variabel dalam suatu penelitian.
E. Instrumen Penelitian
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
No Variabel Indikator Item
1
Model Pembelajaran
Explicit Instruction (X)
a. Pengelolaan pelaksanaan pembelajaran b. Proses komunikatif c. Respon peserta didik d. Aktivitas belajar e. Hasil belajar
1,2,3,4 5,6,7 8,9,10
11,12 13,14,1
5
35 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D...h.
227.
2
Kemampuan Menulis Surat
Pribadi (Y)
1. Kualitas dan ruang lingkup isi
2. Organisasi dan penyajian isi
3. Komposisi
4. Kohesi dan Koherensi 5. Gaya dan bentuk
bahasa
6. Kerapian tulisan dan kebersihan
16,17 18,19,2
0 21,22 23,24,2
5 26,27 28,29,3
0
Tabel 3.3
Alternatif Jawaban dan Skor Angket Kategori Skor Simbol
Sangat setuju 5 SS
Setuju 4 S
Ragu-ragu 3 RR
Tidak setuju 2 TS
Sangat tidak setuju 1 STS
Arikunto menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik.36 Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item instrument yang berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap instruments menggunakan skala likert. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor misalnya:
F. Uji Coba Instrumen 1. Uji Validitas
Uji validitas adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk menguku rapa yang sebenarnya diukur.37 Suatu kuesioner dilakukan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
36 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 160.
37Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kombinasi (Mixed Methods), Cetakan 13,(Bandung: Alfabeta, 2103), h. 120
tersebut. Dasar pengambilan keputusan valid atau tidaknya pernyataan oleh sugiyono:38
Jika r positif, serta r ≥ 0,361 maka item pertanyaan tersebut valid.
Jika negative, serta r ≤ 0,361, maka item pernyataan tersebut tidak valid.
Untuk mengetahui valid tidaknya masing-masing item pertanyaan dalam instrument dilakukan uji validitas dengan rumus Karl Pearson Correlation Product :
∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) +{ ∑ (∑ ) }
Keterangan :
R = Koefisienkorelasi product moment X= Skor masing-masing item pertanyaan Y= Total skor item-item pertanyaan
38Sugiyono, Metode Penelitian..., h. 126
N= Banyak data atau banyak responden
No Ite
m
Variabel Rhitung Rtabel Keterangan
1 V 0,423 0,361 Valid
2 A 0,676 0,361 Valid
3 R 0,533 0,361 Valid
4 I 0,474 0,361 Valid
5 A 0,512 0,361 Valid
6 B 0,445 0,361 Valid
7 E 0,439 0,361 Valid
8 L 0,569 0,361 Valid
9 0,526 0,361 Valid
10 X 0,745 0,361 Valid
11 0,597 0,361 Valid
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas
12 0,531 0,361 Valid
13 0,380 0,361 Valid
14 0,373 0,361 Valid
15 0,364 0,361 Valid
16 V 0,777 0,361 Valid
17 A 0,377 0,361 Valid
18 R 0,425 0,361 Valid
19 I 0,619 0,361 Valid
20 A 0,373 0,361 Valid
21 B 0,628 0,361 Valid
22 E 0,516 0,361 Valid
23 L 0,634 0,361 Valid
24 0,636 0,361 Valid
25 Y 0,715 0,361 Valid
26 0,617 0,361 Valid
27 0,674 0,361 Valid
28 0,701 0,361 Valid