Volume 1 No 2 (2023), Desember P-ISSN: .... - ...., E-ISSN: .... - ....
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License
1
Pengaruh Model Pembelajaran Pbl (Problem Based Learning) Dalam Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Pada Siswa Ma Husnul Khotimah Kuningan
Tabiin
Guru MAS Husnul Khotimah Kabupaten Kuningan. E-mail: [email protected]
Abstrak: Tujuan dari penelitan ini adalah untuk mengetahui bagaimana sejauh mana dampak model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam meningkatkan kemampuan belajar siswa Kelas XI IPA1 MA Husnul Khotimah Kuningan khususnya dalam memecahkan masalah, mengingat masih rendahnya kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran, terutama mata pelajaran fiqih. Dalam penelitian ini jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan telaah dokumen hasil observasi di kelas Ketika kegiatan pembelajaran. Metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh), tidak mengisolasi individu ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi memandangnya sebagai bagian dari keutuhan. Dari hasil penelitian yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran mapel Fiqih pada materi Jinayah/Tindak Kejahatan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning di kelas XI IPA1 menunjukkan bahwa 90 % dari seluruh peserta didik cenderung lebih aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran dan 10 % kurang aktif.
Kata kunci: efektifitas model pembelajaran pbl dalam meningkatkan kemampuan siswa
1. Pendahuluan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dinamik sepanjang kehidupan manusia. Perubahan yang terjadi pada satu fase menjadi dasar perkembangan pada fase berikutnya. Pertumbuhan dan perkembangan yang paling mencolok terjadi pada masa kanak- kanak dan remaja Dalam hal ini mereka tidak menerima jika diperlakukan seperti anak-anak, tetapi mereka juga belum mampu menyesuaikan diri seperti orang dewasa dalam bertindak di lingkungan sekitarnya.
Maka, pada masa transisi ini remaja mengalami krisis identitas diri yang berpengaruh secara psikologis kepada emosinya, perilakunya maupun perkembangan psikososialnya.
Selama ini kita sebagai guru Menganggap tidak penting untuk melakukan inovasi- inovasi dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kebanyakan guru hanya melaksanakan tugas sebagai pengajar yang masuk ke kelas lalu menyampaikan materi dan memberi tugas kepada peserta didik dengan tidak pernah melakukan
2
evaluasi diri terhadap apa yang telah dilakukan apakah berhasil atau tidak. Dari permasalahan di atas penulis merasa ada yangperlu diteliti tentang efektif tidaknya melakukan inovasi-inovasi dalam melaksanakan KBM di kelas terutama dalam pemilihan strategi atau model pembelajaran.
Mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran merupakan keharusan bagi seorang guru agar pembelajaran yang dilakukan senantiasa tampak baru di kalangan peserta didik. Selain itu PTK juga dapat meningkatkan profesionalisme guru melalui penelitian yang dilakukan serta dalam rangka meningkatkan pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Dan inti penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa efektifnya Model Pembelajaran (Problem Based Learning) Dalam Meningkatkan Kemampuan Belajar Siswa MA Husnul Khotimah Kuningan.
Model pembelajaran Problem based learning yang diterapkan adalah model pembelajaran yang didasarkan pada permasalahan di mana siswa dihadapkan dengan masalah yang ada di dunia nyata yang dianggap bermakna, kemudian bertindak secara kolaboratif untuk menciptakan solusi dari masalah tersebut.
Pembelajaran berbasis proyek membuat pembelajaran menjadi sesuatu yang lebih
“hidup” bagi siswa. Siswa akan mengerjakan proyek dalam waktu tertentu, di mana mereka terlibat langsung dalam proses pemecahan masalah dan menjawab pertanyaan-pertanyaan kompleks. Model pembelajaran yang dianjurkan untuk digunakan pada kurikulum 2013 adalah model pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik (student centered) yang salah satunya adalah model pembelajaran Problem Based Learning. Dalam modul implementasi kurikulum 2013 dijelaskan bahwa Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/ kegiatan sebagai inti pembelajaran. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintetis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk belajar.
Model pembelajaran Problem Based Learning memiliki keunggulan yang sangat penting dan bermanfaat bagi siswa, namun model pembelajaran Problem Based Learning sangat jarang digunakan oleh guru, karena memang dalam prakteknya memerlukan persiapan yang cukup dan pengerjaannya lama. Problem Based Learning, atau PBL adalah model pembelajaran yang bertujuan untuk memfokuskan pserta didik pada permasalahan kompleks yang diperlukan dalam melakukan investigasi dan memahami pelajaran melalui investigasi. Model ini juga bertujuan untuk membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan serbagai subyek (materi) kurikulum, memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif.
Problem Based Learning, atau PBL adalah model pembelajaran yang yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan menintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dan beraktifitas secara nyata. PBL dirancang untuk digunakan pada permasalahan yang kompleks yang diperlukan peserta didik dalam melakukan investigasi dan memahaminya.
3
Sugihartono, mengungkapkan metode problem adalah metode pembelajaran berupa penyajian kepada peserta didik materi pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah yang selanjutnya dibahas dari berbagai sisi yang relevan sehingga diperolah pemecahan secara menyeluruh dan bermakna.metode ini memberi kesempatan siswa untuk menganalis suatu masalah dari sudut pandang peserta didik sesuai dengan minat dan bakatnya
Kemampuan pemecahan masalah merupakan kecakapan atau potensi yang dimiliki siswa dalam menyelesaikan permasalahan dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari”. Pemecahan masalah diartikan sebagai suatu proses terencana yang perlu dilaksanakan agar memperoleh penyelesaian tertentu dari sebuah masalah yang mungkin tidak didapat dengan segera diselesaikan. Pandangan lain menjelaskan bahwa pemecahan masalah merupakan suatu proses untuk mengatasi kesulitan yang ditemui untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.
Pemecahan masalah telah didefinisikan sebagai proses kognitif tingkat tinggi yang memerlukan modulasi dan kontrol lebih. Pemecahan masalah, yang tidak diragukan lagi terletak di jantung rekayasa dan teknologi, dianggap salah satu fungsi intelektual yang paling kompleks (Mose: 2013). Pemecahan masalah memerlukan kesiapan, kreativitas, pegetahuan dan kemampuan serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu, pemecahan masalah juga merupakan persoalan-persoalan yang dikenal sebagai proses berfikir tinggi dan penting dalam proses pembelajaran(Hadi dan Riyadatul: 2014).
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemecahan masalah adalah upaya mencari jalan keluar yang dilakukan dalam mencapai tujuan.
Sehingga Definisi Operasional variabel bebas dari penelitian ini, yakni Kemampuan Pemecahan Masalah adalah upaya Siswa kelas XI IPA1 MA Husnul Khotimah Kuningan dalam mencari jalan keluar yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan indikator dari Kemampuan Memecahkan Masalah, yaitu
1. Merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang berkaitan dengan materi Jinayah/Tindak Kejahatan, sehingga Siswa kelas XI IPA1 MA Husnul Khotimah Kuningan mengerti masalah apa yang akan dikaji. Dalam hal ini, siswa harus mampu mendefinisikan beberapa masalah mengenai isu- isu hangat yang terjadi di lingkungannya;
2. Mampu mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah, serta menganalisis berbagai faktor, baik faktor yang bisa menghambat maupun faktor yang dapat mendukung dalam penyelesaian masalah”. Jika hal yang pertama dilakukan adalah mengindentifikasi masalah, maka selanjutnya Siswa ke XI
4
IPA1 MA Husnul Khotimah Kuningan harus dapat menyelidiki ataupun menemukan sebab atau alasan terjadi suatu permasalahan tersebut sehingga bisa mencari solusi;
3. Mampu merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas XI IPA1 MA Husnul Khotimah Kuningan. Mengatasi suatu permasalahan tentunya bisa melakukan berbagai hal sesuai tingkat permasalahan yang ada. Strategi yang dilakukan pun bisa berbeda beda sehingga perlu adanya alternatif strategi yang lain jika salah satu strategi tidak dapat berhasil mengatasi suatu permasalahan tersebut;
4. Mampu menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat dilakukan. Pengambilan keputusan sangat diperlukan dalam memecahkan suatu masalah karena menentukan strategi yang paling baik dari beberapa alternatif strategi yang ada.
Mampu melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil”. Evaluasi dilakukan agar dapat memperbaiki hal-hal yang salah dari kegiatan proses maupun hasil yang dilakukan ketika memecahkan suatu masalah. Sehingga akan menjadi cerminan untuk selanjutnya agar melakukan strategi yang lebih baik lagi.
2. Metode
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan telaah dokumen hasil observasi di kelas Ketika kegiatan pembelajaran. Metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang diamati( Bogdan dan Taylor:1975). Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh), tidak mengisolasi individu ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi memandangnya sebagai bagian dari keutuhan( Darmalaksana: 2020).
Penelitian tindakan kelas bagi peneliti selaku guru dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional. Dengan melakukan tahap-tahapan dalam penelitian tindakan kelas, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya, juga bagi siswa penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran di kelas, sedangkan bagi madrasah penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Objek dalam Penelitian ini adalah peserta didik Kelas XI IPA1 MA Husnul Khotimah Kuningan dengan jumlah peserta didik sebanyak 33 siswa. Materi pada penelitian ini adalah materi Fiqih tentang Jinayah/Tindak Kejahatan. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 3 siklus, masing – masing siklus 1 kali pertemuan. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas dengan Siklus.
5
3. Hasil
ada siklus ini membahas Materi tentang Jinayah/Tindak Kejahatan.
3.1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan persiapan–persiapan untuk melakukan perencanaan tindakan dengan membuat silabus, rencana pembelajaran, lembar observasi siswa, lembar kerja siswa (LKPD), lalu peserta didik mendiskusikan permasalahan yang disajikan di LKPD bersama kelompoknya dan membuat alat evaluasi berbentuk tes tertulis dengan model essay.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini yang dilakukan adalah :
1. Guru menjelaskan materi tentang Jinayah/Tindak Kejahatan secara klasikal.
2. Pengorganisasian siswa yaitu dengan membentuk 4 kelompok, masing– masing kelompok terdiri dari 6 atau 7 orang siswa, kemudian siswa diminta untuk menganalisis masalah yang disajikan di LKPD.
3. Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan kegiatan sesuai dengan langkah–langkah kegiatan yang tertera dalam LKPD dan buku yang dijadikan sebagai sumber materi, kemudian diskusi kelompok, lalu dilanjutkan dengan diskusi antar kelompok, dan menjawab soal – soal. Dalam bekerja kelompok siswa saling membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota bertanggung jawab terhadap kelompoknya.
c. Tahap Observasi
Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan, aspek yang diamati adalah ide atau gagasan, keaktifan, dan kerjasama peserta didik dalam proses pembelajaran menggunakan lembar observasi aktivitas dan respon peserta didik. Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar siswa.
Lembar Observasi Pengamatan Kegiatan Pembelajaran
No Nama Siswa
Aspek Yang diamati Skor
Ide/Ga gasa
N Aktif Kerja
sama 1 2 3 4
1 Abdan Syakura Bin Yasir 4 4 4 √
2 Abdullah Hammam 4 4 4 √
6
3 Abdullah Syamil Hanafi Hafidz
3 3 3 √
4 Adli Hammam Musyaffa 4 4 4 √
5 Ahmad Hariz Faza 4 4 4 √
6 Aqil Nafi Aditama 4 4 4 √
7 Arruhul Haraky
Muhammad
3 3 2 √
8 Fajran Fathurramadhan 4 4 4 √
9 Faris Abqory Aurangzeb 4 4 4 √
10 Fathi Fauzan Suwigyo 3 3 3 √
11 Fathur Rahman Raditya Soulisa
4 4 4 √
12 Haikal Salman Mubarok Candra
4 4 4 √
13 Hizba Muhammad Husna 4 4 4 √
14 Ilham Afuw Ghaniy 4 4 4 √
15 Isma'il Faruqy 4 4 4 √
16 Maulana Ahmad 4 4 4 √
17 Muh Faiz Nashrudin Mufid
3 3 4 √
18 Muh. Rayyan Al Qadri 4 4 4 √
19 Muhamad Zafier Rayyan 4 3 4 √
20 Muhammad Fatih 4 4 4 √
21 Muhammad Nabil Syauqi Rasyiq
4 4 4 √
22 Muhammad Syamil Alghiffari
4 4 4 √
7
23 Muhammad Zakaria Haniya
4 4 4 √
24 Nafi' Azka Fuadi 4 4 4 √
25 Radhitya Daffansyah Yahya
4 4 4 √
26 Rafinas Akbar 2 4 3 √
27 Raissyawalinov Al Kindi 4 4 4 √
28 Rajwaa Kawaakib Firdaws
4 4 4 √
29 Rasyid Zaki Albanna 4 4 4 √
30 Riza Gumilang Wibawa 4 4 4 √
31 Syamil Al Ghifary 4 4 4 √
32 Zahran Al Muzakki 4 4 4 √
Nilai = skor x 25 d. Tahap Refleksi
NO ASPEK YANG DIAMATI PERSENTASE
1 Tidak memberikan Ide / Gagasan 2 %
2 Kurang Aktif 15 %
3 Aktif, bekerjasama 83 %
Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I dan menjadi pertimbangan untuk merencanakan siklus berikutnya. Pertimbangan yang dilakukan bila dijumpai satu komponen dibawah ini belum terpenuhi, yaitu sebagai berikut :
a) Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 66.
b) Ketuntasan klasikal jika ≥ 83% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual yang diambil dari tes hasil belajar siswa.
3.2. Siklus II
Setelah melakukan observasi terhadap aktivitas peserta didik di kelas 11 Agama.1 pada siklus I dengan menggunakan metode discovery learning dan model pembelajaran problem based learning menunjukkan bahwa siswa yang aktif dan mampu bekerjasama dalam menyelesaikan masalah mencapai 83 %, kurang aktif 15 %,
8
dan tidak memberikan ide atau gagasan hanya 2 %. Kemudian Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I ini digunakan untuk acuan dalam merencanakan siklus II dengan memperbaiki kelemahan dan kekurangan pada siklus I. pada siklus II peneliti menerapkan hal yang sama dengan tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap siklus I dan masih sama dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan bahasan Bab Hudud dan Hikmahnya .
LEMBAR OBSERVASI PENGAMATAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Nama Siswa
Aspek Yang diamati Skor Ide/Ga
gasa n
Aktif Kerja sama
1 2 3 4
1 Abdan Syakura Bin Yasir 4 4 4 √
2 Abdullah Hammam 4 4 4 √
3 Abdullah Syamil Hanafi Hafidz 4 4 4 √
4 Adli Hammam Musyaffa 4 4 4 √
5 Ahmad Hariz Faza 4 4 4 √
6 Aqil Nafi Aditama 4 4 4 √
7 Arruhul Haraky Muhammad 4 4 4 √
8 Fajran Fathurramadhan 4 4 4 √
9 Faris Abqory Aurangzeb 4 4 4 √
10 Fathi Fauzan Suwigyo 4 4 4 √
11 Fathur Rahman Raditya Soulisa
4 4 4 √
12 Haikal Salman Mubarok Candra
4 4 4 √
13 Hizba Muhammad Husna 4 4 4 √
14 Ilham Afuw Ghaniy 4 4 4 √
9
15 Isma'il Faruqy 4 4 4 √
16 Maulana Ahmad 4 4 4 √
17 Muh Faiz Nashrudin Mufid 3 3 4 √
18 Muh. Rayyan Al Qadri 4 4 4 √
19 Muhamad Zafier Rayyan 4 3 4 √
20 Muhammad Fatih 4 4 4 √
21 Muhammad Nabil Syauqi Rasyiq
4 4 4 √
22 Muhammad Syamil Alghiffari 4 4 4 √
23 Muhammad Zakaria Haniya 4 4 4 √
24 Nafi' Azka Fuadi 4 4 4 √
25 Radhitya Daffansyah Yahya 4 4 4 √
26 Rafinas Akbar 2 4 3 √
27 Raissyawalinov Al Kindi 4 4 4 √
28 Rajwaa Kawaakib Firdaws 4 4 4 √
29 Rasyid Zaki Albanna 4 4 4 √
30 Riza Gumilang Wibawa 4 4 4 √
31 Syamil Al Ghifary 4 4 4 √
32 Zahran Al Muzakki 4 4 4 √
Nilai = skor x 25
Tahap Refleksi
NO ASPEK YANG DIAMATI PERSENTASE
1 Tidak memberikan Ide / Gagasan 0 %
2 Kurang Aktif 5 %
3 Aktif, bekerjasama 95 %
10
Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I dan menjadi pertimbangan untuk merencanakan siklus berikutnya.
Pertimbangan yang dilakukan bila dijumpai satu komponen dibawah ini belum terpenuhi, yaitu sebagai berikut :
1. Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 80%.
2. Ketuntasan klasikal jika ≥ 90% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual yang diambil dari tes hasil belajar siswa.
3.3. Siklus III
Setelah melakukan observasi terhadap aktivitas peserta didik di kelas 11 IPA1 pada siklus I dan II dengan menggunakan metode discovery learning dan model pembelajaran problem based learning menunjukkan bahwa siswa yang aktif dan mampu bekerjasama dalam menyelesaikan masalah mencapai 83 %, kurang aktif 15 %, dan tidak memberikan ide atau gagasan hanya 2 %. Kemudian Hasil refleksi dan analisis data pada siklus II ini digunakan untuk acuan dalam merencanakan siklus III dengan memperbaiki kelemahan dan kekurangan pada siklus I dan II. pada siklus III peneliti menerapkan hal yang sama di kelas 11 IPA1 dengan tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap siklus I dan II masih sama dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) .
4. Pembahasan
Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis secara Deskriptif, seperti berikut ini : a. Data tes hasil hasil belajar digunakan untuk mengetahui ketuntasan
belajar siswa atau tingkat keberhasilan belajar pada materi tentang Jinayah/Tindak kejahatan dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif dan model Problem Based learning (PBL). Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai nilai 80 .
b. Ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 80 ini jumlahnya sekitar 85%
dari seluruh jumlah siswa dan masing – masing di hitung dengan rumus, menurut Arikunto (2012: 24) sebagai berikut:
Dimana : P = Prosentase
F =frekuensi tiap aktifitas
11
N = Jumlah seluruh aktifitas
Penelitian yang dilakukan di MA Husnul Khotimah Kuningan. Objek dalam Penelitian ini adalah peserta didik Kelas XI IPA1 dengan jumlah peserta didik sebanyak 32 siswa.
Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama beberapa pertemuan.
Materi pada penelitian ini adalah materi Fiqih tentang Jinayah/Tindak Kejahatan.
Penelitian ini direncanakan sebanyak 3 siklus masing- masing siklus adalah 1 kali pertemuan. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas dengan Siklus.
Setelah melakukan observasi awal pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi atau model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siklus I, II dan III, penulis menyimpulkan bahwa model pembelajaran ini lebih efektif dibandingkan dengan model-model pembelajaran yang lain, hal ini karena peserta didik kelas XI itu usianya kisaran 15-17 tahun yang berada pada tahap identity vs role menurut teori perkembangan psikososial Erikson, pada fase ini dapat memicu anak untuk lebih aktif belajar menggunakan model ini dan mampu menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi.
5. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran mapel Fiqih materi tentang Jinayah/Tindak Kejahatan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning di kelas menunjukkan bahwa peserta didik kelas 11 IPA1 90 % dari seluruh peserta didik cenderung lebih aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran dan 10 % kurang aktif.
Daftar Pustaka
Darmalaksana, W. (2020). Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka dan Studi Lapangan. In Pre-print Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Issn, P., & Issn, O. (2022). (Print ISSN 2528-1402, Online ISSN 2549-5593). 6(1), 75–89.
Khasanah, U. A., PH, L., & Indrayati, N. (2019). Hubungan Perkembangan Psikososial Dengan Prestasi Belajar Anak Usia Sekolah. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 2(3), 157. https://doi.org/10.32584/jikj.v2i3.426
Kusmawati, A., Psi, S., & Si, M. (2021). Modul Terapi Psikososial.
1–17. http://repository.umj.ac.id/4232/
Psikososial, P., Anak, P., & Sekolah, U. (2019). ABSTRAK Perkembangan teknologi pada jaman sekarang sangat berkembang pesat . Salah satu bagian dari hal ini
12
adalah game online yang berbasis pada internet . Game online ini sudah menguasai banyak anak- anak sehingga dapat terjadi kecanduan game online . Ke. 002, 1–11.
Ratnasari, D., & Masada, C. (2021). Jurnal Mahasiswa BK An-Nur : Berbeda , Bermakna , Mulia Volume 7 Nomor 3 Tahun 2021 Tersedia Online : https://ojs.uniska- bjm.ac.id/index.php/AN-NUR LAYANAN INFORMASI TENTANG TAHAPAN
PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL PADA GURU TK BALITA QUR ’ AN JAKARTA Dipublikasi (Vol. 7).
Tambrin, M. (2022). Implementasi Teori Psikologi Perkembangan Di Madrasah. Adba: Journalof Education, 2(3), 374–385.
Wicaksana, A. (2016). Pengaruh Stratetegi Pembeljaran PBL Terhadap Hasil Belajar Fiqih Peserta Didik Kelas X di MA Ma’arif. In Https://Medium.Com/.
https://medium.com/@arifwicaksanaa/pengertian-use-case-a7e576e1b6bf