• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN METODE SI SIGAP (SIMULASI MITIGASI SIAP SIAGA) GEMPA BUMI TERHADAP KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI BENCANA PADA SISWA KELAS 5 SDN 161 SUKAPURA KOTA BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN METODE SI SIGAP (SIMULASI MITIGASI SIAP SIAGA) GEMPA BUMI TERHADAP KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI BENCANA PADA SISWA KELAS 5 SDN 161 SUKAPURA KOTA BANDUNG "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH PEMBERIAN METODE SI SIGAP (SIMULASI MITIGASI SIAP SIAGA) GEMPA BUMI TERHADAP KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI BENCANA PADA SISWA KELAS 5 SDN 161 SUKAPURA KOTA BANDUNG

Dian Sari1

,

Irma Nur Amalia1, Dinny Ria Pertiwi1

1Program Studi Sarjana Keperawatan, STIKes Dharma Husada email : diansarisdhb@gmail.com

Abstract

THE EFFECT OF THE SI SIGAP METHOD (SIMULATION OF READY TO STANDBY MITIGATION) OF EARTHQUAKES ON DISASTER PREPAREDNESS IN GRADE 5 STUDENTS OF SDN 161 SUKAPURA BANDUNG CITY

Background: Indonesia has a high risk of natural disasters. Among the many disasters, earthquakes are one of the unpredictable disasters. According to the U.S. Geological Survey (USGS), 80% of the world's largest earthquakes occur on the Pacific Ring of Fire, including Indonesia. West Java, including Bandung City, is at risk because it is located on the Lembang Fault route which has the potential for casualties. This study aims to determine the effect of giving the Si Sigap method on the preparedness of grade 5 students of SDN 161 Sukapura Bandung City.

Method: This type of research uses quasi experiment with pre-post test design without control group. The sampling technique using purposive sampling obtained 56 respondents. This research instrument used a knowledge questionnaire sheet with validity and reliability test values (r = 0.2632, reliability = 0.718), checklist observation sheets (r = 0.2632, reliability = 0.706). The data were analyzed using the Paired T-te test. Research Results:

shows an influence with a ρ-value of 0.000. The conclusion is that there is an influence of the provision of the Si Sigap method on disaster preparedness in grade 5 students of SDN 161 Sukapura Bandung City.

Keywords : Earthquake, Lembang Fault, Knowledge, Skills, Preparedness

Abstrak

Latar Belakang : Indonesia memiliki risiko tinggi terjadinya bencana alam. Di antara banyaknya bencana, gempa bumi merupakan salah satu bencana yang tidak dapat diprediksi. Menurut U.S Geological Survey (USGS) 80%

gempa terbesar dunia terjadi di Cincin Api Pasifik termasuk Indonesia. Jawa Barat, termasuk Kota Bandung, berisiko karena terletak di jalur Sesar Lembang yang berpotensi jatuhnya korban jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian metode Si Sigap terhadap kesiapsiagaan siswa kelas 5 SDN 161 Sukapura Kota Bandung. Metode : Jenis penelitian ini menggunakan quasi experiment dengan desain pre-post test design without control group. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling diperoleh 56 responden.

Instrumen penelitian ini menggunakan lembar kuesioner pengetahuan dengan nilai uji validitas dan reliabilitas (r = 0,2632, reliabilitas= 0,718), lembar observasi checklist (r = 0,2632, reliabilitas = 0,706). Data dianalisis menggunakan uji Paired T-test. Hasil Penelitian: menunjukan adanya pengaruh dengan nilai ρ-value sebesar 0,000. Kesimpulannya adalah terdapat pengaruh pemberian metode Si Sigap terhadap kesiapsiagaan menghadapi bencana pada siswa kelas 5 SDN 161 Sukapura Kota Bandung.

Kata Kunci : Gempa bumi, Sesar Lembang, Pengetahuan, Keterampilan,Kesiapsiagan

(2)

2 PENDAHULUAN

Gempa bumi sepanjang tahun 2022 menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat telah terjadi sebanyak 24 kejadian gempa bumi di Indonesia.

Kejadian gempa bumi yang mengakibatkan dampak besar adalah gempa bumi Pasaman yang terjadi pada tanggal 25 Februari 2022 dengan magnitudo (M 6,2), mengakibatkan 27 meninggal, 457 orang luka-luka dan mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan berupa retakan tanah, likuefaksi dan gerakan tanah. Kejadian gempa bumi merusak berikutnya gempa bumi di Jawa Barat yaitu di Kota Cianjur yang terjadi pada tanggal 21 November 2022 dengan magnitudo (M 5,6) mengakibatkan 635 meninggal, 1.083 orang luka ringan (ESDM & PVMBG, 2023).

Bencana menurut International Strategy for Disaster Reduction (ISDR) adalah suatu kejadian, yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia, dan terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan, sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia, harta benda serta kerusakan lingkungan, kejadian ini diluar kemampuan masyarakat dengan segala sumberdayanya (Umeidini et al., 2019)

.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, mendefinisikan bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat salah satunya yaitu perlindungan terhadap kelompok rentan (Undang-Undang Tentang Penanggulangan Bencana, 2007).

Kelompok rentan yang dimaksud diantaranya adalah bayi, anak usia dibawah lima tahun, anak-anak, ibu hamil atau menyusui, penyandang cacat dan orang lanjut usia. Anak-anak merupakan

salah satu kelompok rentan yang paling beresiko terkena dampak bencana (PP No 21 Tahun 2008), kerentanan anak-anak terhadap bencana dipicu oleh faktor keterbatasan pemahaman tentang risiko- risiko di sekeliling mereka, yang berakibat tidak adanya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana (Indriasari, 2018).

Beberapa faktor yang menjadi penyebab utama timbulnya banyak korban dan kerugian saat gempa bumi adalah kurangnya pengetahuan masyarakat dan anak-anak tentang bencana, bahaya, sikap, atau perilaku yang mengakibatkan penurunan sumberdaya alam, dan kurangnya kesiapan masyarakat dalam mengantisipasi bencana tersebut (Susilowati et al., 2020). Selain dipengaruhi oleh faktor diatas, gempa bumi juga dipengaruhi oleh tingkat resiko bencana dan selain ditentukan oleh potensi bencana juga ditentukan oleh upaya mitigasi dan kesiapan dalam mengahadapi bencana (Susilowati et al., 2020).

Menurut penelitian Aprilin (2018), kesiapsiagaan merupakan salah satu bagian dari proses manajemen bencana dan di dalam konsep bencana yang berkembang saat ini, pentingnya kesiapsiagaan merupakan salah satu elemen penting dari kegiatan pencegahan kebijakan pengurangan risiko bencana yang bersifat pro-aktif, sebelum terjadinya suatu bencana. Kesiapsiagaan perlu dilakukan di berbagai komunitas, tidak hanya di tingkat masyarakat saja, komunitas sekolahpun juga perlu melakukan kesiapsiagaan (Sandra & Izati, 2020).

Beberapa metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesiapsiagaan diantaranya melalui perencanaan dan persiapan, pembangunan infrastruktur, kolaborasi dan koordinasi (BNPB, 2017). Perencanaan dan persiapan pada fase pra bencana yaitu melalui pendidikan kesehatan dan simulasi atau pelatihan. Pendidikan siaga bencana merupakan salah satu langkah untuk mengurangi risiko bencana karena pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan (Simeulu & Asmanidar, 2020).

(3)

3 Pengetahuan dapat meningkatkan

kesiapsiagaan bencana gempa bumi serta mengurangi risiko dampak kerugian dan jatuhnya korban apabila sewaktu-waktu terjadi bencana (Yustisia et al., 2019).

Melalui pendidikan dan simulasi kebencanaan yang diberikan dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana gempa serta meningkatkan kesiapsiagaan siswa/siswi dalam menghadapi bencana gempa bumi, sehingga anak-anak dapat memahami serta melakukan langkah-langkah dalam penyelamatan. Simulasi merupakan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip atau ketrampilan tertentu (Ferianto & Hidayati, 2019). Simulasi dapat dijadikan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada obyek yang sebenarnya (Yustisia et al., 2019).

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan kepada guru yang mengajar dan kepala sekolah di SDN 161 Sukapura Kota Bandung di dapatkan bahwa belum adanya paparan informasi mengenai simulasi mitigasi bencana alam salah satunya bencana alam gempa bumi dan belum adanya kurikulum pembelajaran tentang kesiapsiagaan bencana. Dan berdasarkan hasil wawancara kepada 8 orang siswa/i sebagian besar mereka tidak mengetahui mengenai tindakan yang tepat yang harus dilakukan jika bencana gempa datang.

Berdasarkan hal tersebut yang sudah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

“Pengaruh Pemberian Metode Si Sigap (Simulasi Mitigasi Siap Siaga) Gempa Bumi Terhadap Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Pada Siswa Kelas 5 SDN 161 Sukapura Kota Bandung”.

TINJAUAN TEORI 1. Simulasi

Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Simulasi adalah metode pembelajaran yang menyajikan pelajaran

dengan menggunakan situasi atau proses nyata, dengan peserta didik terlibat aktif dalam berinteraksi dengan situasi dilingkungannya. Model pembelajaran simulasi merupakan model pembelajaran yang membuat suatu peniruan terhadap sesuatu yang nyata, terhadap keadaan sekelilingnya (state of affaris) atau proses (Susanto, 2016).

Tujuan dilakukannya simulasi bencana adalah menyediakan pembelajaran melalui praktik mengidentifikasi peran individu pada situasi emergensi, dan memfasilitasi kritik yang mampu mengidentifikasi masalah pada proses perencanan.

Simulasi bencana merupakan tahapan lebih lanjut dari pendidikan dan pelatihan bencana. Hal ini karena pada simulasi bencana, individu dilibatkan secara langsung pada aktivitas kesiapan bencana, seperti penyelamatan diri pada situasi darurat (Yustisia et al., 2019).

Adapun bentuk simulasi feer teaching, sosiodrama,psikodrama,simulasi games, dan role playing.

2. Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi,dengan tujuan untuk mengingat fakta atau kondisi nyata, dengan cara memberi dorongan terhadap pengarahan diri (self direction), aktif memberikan informasi- informasi atau ide baru (Siregar, 2020).

Adapun tujuan pendidikan kesehatan menurut WHO untuk mengubah perilaku orang atau masyarakat dari perilaku yang tidak sehat atau belum sehat menjadi perilaku sehat. Defenisi sehat menurut (Undang-Undang No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, 2009) yaitu suatu keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

3. Kesiapsiagaan

Menurut Osman et al., (2022) definisi kesiapsiagaan adalah upaya yang

(4)

4 dilaksanakan untuk mengantisipasi

kemungkinan terjadinya bencana guna menghindari jatuhnya korban jiwa, kerugian harta benda dan berubahnya tatanankehidupan masyarakat.

Kesiapsiagaan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna (BNPB, 2017).

Kesiapsiagaan dipengaruhi oleh beberapa faktor - faktor diantaranya adalah pengetahuan, sikap, rencana tanggap darurat, sistem peringatan dini, dan mobilisasi sumber daya (LIPI_UNESCO/ISDR, 2006). Hariyanto

& Kurniawati (2019) menyebutkan bahwa faktor utama yang menjadi kunci untuk kesiapsiagaan adalah pengetahuan.

Dengan pengetahuan yang dimiliki dapat mempengaruhi sikap dan kepedulian untuk siap siaga dalam mengantisipasi bencana (Hariyanto & Kurniawati, 2019).

Siswa sebagai bagian dari komunitas sekolah memiliki peran penting dalam peningkatan kesiapsiagaan di lingkungan sekolah. Kesiapsiagaan pada siswa perlu diberikan sejak dini dengan harapan dapat membangun budaya keselamatan dan kesiapsiagaan terhadap bencana.

United Nations Centre for Regional Development (UNCRD) menjelaskan bahwa dengan pemberian pengetahuan kebencanaan kepada siswa, diharapkan kesiapsiagaan siswa terhadap bencana meningkat dan diharapkan sikap siaga bencana tersebut dapat disebarluaskan kepada orang terdekat.

METODE PENELITIAN

bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji Paired T-test.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 Distribusi Frekuensi tingkat pengetahuan sebelum diberikan Metode Si Sigap

Pengetahuan Siswa Sebelum Diberikan Metode Si Sigap

F %

Kurang 53 94,6 %

Cukup 3 5,4%

Total 56 100,0

Berdasarkan tabel 1 hasil analisis dari 56 responden yang diteliti kepada siswa kelas 5 SDN 161 Sukapura Kota Bandung sebelum diberikan pendidikan kesehatan menunjukan sebagian besar responden dengan kategori pengetahuan kurang sebanyak 53 responden (94,6%).

Tabel 2 Distribusi Frekuensi tingkat pengetahuan sesudah diberikan Metode Si Sigap

Pengetahuan Siswa Sesudah Diberikan Metode Si Sigap

F %

Cukup 18 32,1 %

Baik 38 67,9%

Total 56 100,0%

Jenis penelitian ini menggunakan quasi experiment dengan desain pre-post test design without control group. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling diperoleh 56 responden. Instrumen penelitian ini menggunakan lembar kuesioner pengetahuan dengan 20 item pertanyaan dan menggunakan lembar checklist observasi sebanyak 11 item yang sudah di uji validitas dan reliabilitas. Analisa

Berdasarkan tabel 2 hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan responden setelah diberikan pendidikan kesehatan yaitu sebanyak 18 (32,1%) responden dengan pengetahuan cukup, dan responden dengan pengetahuan baik sebanyak 38 (67,9%) responden.

Tabel 3 Distribusi Frekuensi tingkat keterampilan sebelum diberikan Metode Si Sigap

(5)

5 Keterampilan

Siswa Sebelum Diberikan Metode Si Sigap

F %

Cukup 8 14,3 %

Kurang 48 85,7%

Total 56 100.0

Berdasarkan tabel 3 tingkat keterampilan siswa kelas 5 SDN 161 Sukapura Kota Bandung sebelum diberikan metode Si Sigap sebanyak 8 (14,3%) responden berada dalam kategori keterampilan cukup, dan responden dengan kategori keterampilan kurang sebanyak 48 (85,7%) responden.

Tabel 4 Distribusi Frekuensi tingkat keterampilan sesudah diberikan Metode Si Sigap

Tingkat Keterampilan Siswa Sesudah diberikan Metode Si Sigap

F %

Baik 45 80.4 %

Cukup 11 19.6 %

Total 56 100.0

Berdasarkan tabel 4 tingkat keterampilan siswa kelas 5 SDN 161 Sukapura Kota Bandung sesudah diberikan metode Si Sigap responden dengan keterampilan baik sebanyak 45 (80.4%), dan responden dengan keterampilan cukup sebanyak 11 (19.6%).

Tabel 5 Pengaruh Pemberian Metode Si Sigap Terhadap Tingkat

Pengetahuan Siswa

Berdasarkan tabel 5 hasil uji T-test menggunakan perhitungan SPSS pada tabel diatas didapatkan nilai p value (sig) = 0,000 dengan nilai α = 0,05 (p < α ), hal ini menunjukan bahwa terdapat Pengaruh Pemberian Metode Si Sigap (Simulasi Siap Siaga) Gempa Bumi Terhadap Pengetahuan Menghadapi Bencana Pada Siswa Kelas 5.

Dari hasil perhitungan diperoleh rata-rata (mean) tingkat pengetahuan responden sebelum diberikan metode Si Sigap yaitu 42,41 dan sesudah diberikan metode Si Sigap menjadi 81,88 hal ini menunjukan bahwa pengetahuan siswa SD kelas 5 mengalami peningkatan.

Tabel 6 Pengaruh Pemberian Metode Si Sigap Terhadap Tingkat Keterampilan Siswa

Keterampilan Mean t Df P- Value

SD

Sebelum Diberikan Metode Si Sigap Sesudah Diberikan Metode Si Sigap

2,63

9,36 -

31.922 55 .000 1.57

Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat p- value (sig) bernilai 0,000. Hal ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh pemberian metode si sigap terhadap tingkat keterampilan siswa kelas 5 yang ditunjukan dengan hasil nilai mean sebelum dan sesudah. Dimana hasil diperoleh sebelum diberikan simulasi yaitu 2,63 dan sesudah diberikan simulasi menjadi 9,36.

PEMBAHASAN

1. Pengaruh pemberian metode si sigap terhadap tingkat pengetahuan

Berdasarkan hasil analisa didapatkan rata-rata pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan metode Si Sigap (simulasi mitigasi siap siaga) mengalami peningkatan pengetahuan setelah diberikan metode Si Sigap. Sebelum diberikan metode Si Sigap nilai rata-rata pengetahuan yaitu 42,41 dan setelah diberikan metode Si Sigap nilai rata-rata

Pengetahuan Mean t Df P-

Value SD

Sebelum Diberikan Metode Si Sigap Sesudah Diberikan Metode Si Sigap

42,41

81,88 -

19,295 55 .000

14.234

(6)

6 pengetahuan menjadi 81,88. Hasil Uji T

dependen didapatkan nila p-value (sig) bernilai 0.000. Hal ini menunjukan terdapat pengaruh pemberian metode Si Sigap terhadap tingkat pengetahuan siswa kelas 5.

Sejalan dengan penelitian Hariyanto

& Kurniawati (2019) yang menyebutkan bahwa faktor utama yang menjadi kunci untuk kesiapsiagaan adalah pengetahuan.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan yaitu berupa penyuluhan kesehatan. Menurut Marwiah (2018) dalam Rumyati (2022), penyuluhan merupakan proses perubahan yang bertujuan untuk mengubah individu, kelompok dan masyarakat menuju hal-hal yang positif karena secara terencana melalui proses belajar. Dengan diberikannya penyuluhan pengetahuan responden meningkat. Akhirnya pengetahuan tersebut dapat membawa akibat terhadap perubahan pengetahuan responden (Rumiyati & M, 2022).

2. Pengaruh pemberian metode si sigap terhadap tingkat keterampilan

Berdasarkan hasil Uji Paired T-test menggunakan pengolahan data SPSS diperoleh nilai nila p-value (sig) bernilai 0,000 yang berarti bahwa terdapat pengaruh pemberian metode si sigap terhadap tingkat keterampilan. Hal tersebut diperkuat dengan hasil perbandingan nilai mean, dimana sebelum diberikan simulasi rata-rata keterampilan siswa kelas 5 SD diperoleh hasil dengan jumlah 2,63 sedangkan nilai keterampilan siswa sesudah diberikan simulasi diperoleh hasil dengan jumlah 9.36.

Menurut Notoatmodjo (2007), secara teori perubahan perilaku seseorang dalam kehidupannya melalui 3 tahap yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan.

Sebelum seseorang mengadopsi perilaku, ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya (Magdalena et al., n.d.). Trianto, (2010) dan Bruner dan Lewis, (2006) mengemukakan bahwa kesiapsiagaan sangat dipengaruhi oleh perkembangan

kognitif anak, dimana anak mengembangkan proses pikirannya sehingga timbul inisiatif dalam melakukan keterampilan yang diajarkan dan perkembangan psikologisnya sehingga anak mampu mengantisipasi, mengidentifikasi dan bisa mengendalikan diri terhadap tindakan yang seharusnya dilakukan untuk menjadi siaga pada saat terjadinya bencana serta meningkatkan kepedulian terhadap sesama dalam menghadapi bencana (Daud et al., 2014).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Indriasari (2018) tentang “Pengaruh Pemberian Metode Simulasi Siaga Bencana Gempa Bumi Terhadap Kesiapsiagan Anak Di Yogyakarta” yang menyatakan bahwa pemberian metode simulasi siaga bencana gempa bumi memberikan pengaruh terhadap kesiapsiagaan anak sekolah dasar yang ditunjukkan dengan nilai P < 0,001.

Hal yang berkaitan dengan sikap juga disampaikan oleh Azwar (2011) sikap yang positif terhadap sesuatu mencerminkan perilaku yang positif (Adiwijaya, 2016).

KESIMPULAN

Terdapat pengaruh pemberian metode Si Sigap (simulasi mitigasi siap siaga) gempa bumi terhadap kesiapsiagaan menghadapi bencana pada siswa kelas 5 SDN 161 Sukapura Kota Bandung yang ditunjukan dengan nilai p-value sebesar 0,000.

DAFTAR PUSTAKA

Adiwijaya, C. (2016). Cahyadi Adiwijaya 1.

81–101.

Aprilin, H. (2018). Kesiapsiagaan Sekolah Terhadap Potensi Bencana Banjir di SDN Gebangmalang Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto.

Jurnal Biosains Pascasarjana, 20(2), 133.

https://doi.org/10.20473/jbp.v20i2.2 018.133-145

BNPB. (2017). Buku Pedoman Latihan Kesiapsiagaan Bencana Nasional (J. T.

Novi Kumalasari, Susilastuti (ed.)).

BNPB.

Daud, R., Sari, S. A., Milfayetty, S., &

Dirhamsyah, M. (2014). PENERAPAN

(7)

7

PELATIHAN SIAGA

BENCANA. 1(1), 26–34.

ESDM, & PVMBG. (2023). Kejadian Gempa Bumi Merusak Di Indonesia Tahun 2022. Kementrian Energi Dan Sumber

Daya Mineral.

https://vsi.esdm.go.id/index.php/kegiata n-pvmbg/kegiatan-diseminasi-

informasi/4041-kejadian-gempa-bumi- merusak-di-indonesia-tahun-2022 Ferianto, K., & Hidayati, U. N. (2019).

Efektifitas Pelatihan

Penanggulangan Bencana Dengan Metode Simulasi Terhadap Perilaku Kesiapsiagaan Bencana Banjir Pada Siswa Sman 2 Tuban. Jurnal Kesehatan Mesencephalon, 5(2).

https://doi.org/10.36053/mesencepha lon.v5i2.110

Hariyanto, S., & Kurniawati. (2019).

Pengaruh Metode Simulasi Bencana Banjir terhadap Tingkat Kesiapsiagaan Mahasiswa Program studi Ilmu Keperawatan FIK UNIPDU Jombang.

Journals of Ners Community, 10(1), 67–73.

Indriasari, F. N. (2018). Pengaruh Pemberian Metode Simulasi Siaga Bencana Gempa Bumi terhadap Kesiapsiagaan Anak di Yogyakarta. Jurnal Keperawatan Soedirman, 11(3), 199.

https://doi.org/10.20884/1.jks.2016.11.3 .700

LIPI_UNESCO/ISDR. (2006). KAJIAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGANTISIPASI BENCANA GEMPA BUMI & TSUNAMI. LIPI.

Magdalena, I., Islami, N. F., Rasid, E. A., Diasty, N. T., & Tangerang, U. M.

(n.d.). TIGA RANAH TAKSONOMI BLOOM DALAM PENDIDIKAN. 2, 132–139.

Osman, W. W., Arifin, M., Akil, A., Ali, M., Ekawati, S. A., Rasyid, R., Sutopo, Y. K. D., Lakatupa, G., Mandasari, J., Munawarah, A., K, G.

A. T., Perencanaan, D., Teknik, F.,

& Hasanuddin, U. (2022).

Sosialisasi Kesiapsiagaan Masyarakat dan Arahan Pencegahan Bahaya Kebakaran di Kawasan Permukiman Padat Penduduk ( Studi Kasus : Kelurahan Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar ). 5, 124–137.

Rumiyati, E., & M, M. Y. (2022).

PROGRAM STUDI KEBIDANA PROGRAM SARJANAN UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2022 PROGRAM STUDI KEBIDANA PROGRAM SARJANAN UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2022.

Sandra, & Izati. (2020). Analisis Hubungan Pengetahuan Dengan Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Pada Siswa Di SDN 19 Air Tawar Barat. Seminar Nasional Syedza Saintika, 153–161.

Simeulu, P., & Asmanidar, A. (2020).

Pengaruh Penyuluhan Kesehatan terhadap Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Gempa Bumi pada Siswa SD No 7 Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan. Jurnal Serambi Akademica, 8(3), 379–386.

http://www.ojs.serambimekkah.ac.id/sera mbi-akademika/article/view/2119

Siregar, P. A. (2020). Buku Ajar Promosi Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN Sumatera Utara.

Susanto, A. (2016). Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar (1st ed.). Prenadamedia Group.

https://books.google.co.id/books?id=HB ZNDwAAQBAJ&pg=PA59&dq=kelebih an+dan+kekurangan+pembelajaran+simu lasi&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjcpI30 z5D-

AhUw9DgGHXeRBcAQ6wF6BAgDEA I#v=onepage&q=kelebihan dan

kekurangan pembelajaran

simulasi&f=false

Susilowati, T., Puji Lestari, R. T., &

Hermawati, H. (2020). Hubungan Pengetahuan Siaga Gempa Bumi dan Sikap Siswa Terhadap Kesiapsiagaan Di SD Negeri 2 Cepokosawit. Gaster, 18(2), 172.

https://doi.org/10.30787/gaster.v18i2.523 Umeidini, F., Nuriah, E., & Fedryansyah, M.

(2019). Partisipasi Masyarakat Dalam Penanggulangan Bencana Di Desa Mekargalih Kecamatan Jatinangor.

Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial, 2(1), 13.

https://doi.org/10.24198/focus.v2i1.2311 5

Undang-undang Tentang Penanggulangan Bencana, Pub. L. No. 24 (2007).

Yustisia, N., APRILATUTINI, T., &

UTAMA, T. A. (2019). Pengaruh Simulasi Menghadapi Bencana Gempa Bumi Terhadap Kesiapsiagaan Siswa Sdn 86 Kota Bengkulu. Journal of Nursing and Public Health, 7(2), 32–38.

(8)

8 https://doi.org/10.37676/jnph.v7

i2.888

Referensi

Dokumen terkait

Students’ Ability in Writing Descriptive Text Sri Rahmadhani Siregar*1, Nursahara Dongoran2 Institut Agama Islam Negeri IAIN Padangsidimpuan.. The Correlation Between Adjective

Consultants who agree to such extension shall confirm that they maintain the availability of the technical staff submitted in the proposal and their financial proposal; consultants