• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN STREPTOMYCIN SULFATE DAN Corynebacterium TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN NILAM DI DAERAHENDEMIK PENYAKIT LAYU DAN BUDOG - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN STREPTOMYCIN SULFATE DAN Corynebacterium TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN NILAM DI DAERAHENDEMIK PENYAKIT LAYU DAN BUDOG - repository perpustakaan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang Masalah

Minyak atsiri merupakan salah satu jenis minyak nabati yang mempunyai banyak manfaat, antara lain sebagai bahan baku industri parfum, kosmetika, farmasi, serta bahan penyedap (flavoring agent) dalam industri makanan dan minuman. Minyak atsiri ada yang bersifat fixatif (mengikat minyak atsiri lainnya) yang sampai sekarang belum ada produk subtitusinya (Santoso, 2000).

Di pasar internasional minyak atsiri merupakan komoditi ekspor nonmigas yang cukup menjanjikan. Salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang bernilai ekonomi tinggi yaitu nilam. Minyak nilam tercatat sebagai penyumbang terbesar devisa negara dibanding minyak atsiri lain, dimana Indonesia memasok lebih dari 70% kebutuhan minyak nilam dunia.

Dilaporkan ekspor minyak nilam Indonesia pada tahun 2009 mencapai 1.079 ton dengan nilai 18.609.000 US$ (Anonim, 2011).

Di Indonesia daerah penghasil minyak nilam adalah Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan daerah lainnya. Luas areal pertanaman nilam di Indonesia terus meningkat. Pada tahun 1989 hanya 8.745 hektar dengan produksi 3.312 ton, meningkat menjadi 22.150 hektar pada tahun 2007 (Anonimous, 2007). Namun perkembangan areal pertanaman nilam, belum

(2)

2

diikuti oleh peningkatan produktivitas, mutu dan stabilitas harga. Pada tahun 1989 produktivitas nilam 378,7 kg/ha, pada tahun 2007 turun menjadi 114,94 kg/ha dengan harga selalu berfluktuasi (Anonim 2007). Berdasarkan data Ditjenbun tahun 2007 bahwa rendahnya produktivitas dan mutu minyak nilam disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya serangan penyakit tanaman nilam, terutama layu bakteri dan budog.

Penyakit layu disebabkan bakteri Ralstonia solanacearum(Nasrun et al.,2004), penyakit ini dapat menular dari tanaman inang yang sudah ada

pada lahan sebelum ditanami nilam, atau dari benih yang telah mengandung penyakit. Oleh karenanya perlu diperhatikan tanaman apa yang telah ditanam sebelumnya dilahan yang akan ditanami dan menghindari pengambilan setek dari tanaman yang telah tertular penyakit.

Penyakit budog banyak ditemukan dipertanaman nilam di Aceh, Sumatera Barat, dan didaerah Jawa. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Synchytrium sp (Wahyuno, dkk. 2011). Gejala penyakit ditandai dengan terjadinya pembengkakan atau kutil berupa benjolan kecil-kecil pada pangkal batang, cabang atau ranting yang dekat dengan permukaan tanah.

Gejala tersebut berkembang ke batang, cabang, ranting, dan tulang daun sehingga permukaannya kelihatan kasar dengan warna hitam kecokelatan.

Daun yang baru terbentuk berukuran kecil-kecil, kaku, keriting, tebal berwarna merah keunguan (Nurmansyah. 2011).

Pengaruh Pemberian Streptomycin..., Muhammad Faizal, FKIP UMP, 2015

(3)

3

Desa Limpakuwus, Kecamatan Sumbang, merupakan salah satu daerah sentra penanaman nilam di Kabupaten Banyumas. Di daerah tersebut juga sering dijumpai penyakit layu dan penyakit budog, yang menyebabkan produktivitas tanaman nilam menjadi berkurang. Sampai saat ini para petani masih belum bisa menangani masalah penyakit tersebut secara optimal.

Pengendalian penyakit umumnya dilakukan dengan pestisida kimia sintetik yang banyak menimbulkan dampak negatif.

Dampak negatif penggunaan pestisida kimia sintetik antara lain adalah: pencemaran lingkungan, pencemaran hasil panen, gangguan kesehatan pada manusia dan merusak ekosistem. Oleh karena itu perlu adanya upaya pengendalian penyakit yang lebih ramah lingkungan yaitu dengan mengurangi penggunaan Streptomycin Sulfate dan pemberian agen hayati Corynebacterium yang berperan sebagai bakteri antagonis untuk mengurangi intensitas penyakit layu dan budog serta meningkatkan pertumbuhan dan hasil nilam, sehingga diharapkan hasil minyak nilam juga akan semakin meningkat.

(4)

4 1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut dapat dirumuskan permasalahan yaitu:

a. Bagaimana pengaruh pemberian streptomycin sulfate dan Corynebacterium terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman nilam di

daerah endemik penyakit layu dan budog?

b. Adakah interaksi antara streptomycin sulfate dan Corynebacterium terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman nilam di daerah endemik penyakit layu dan budog?

1.3 Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pengaruh pemberian streptomycin sulfate dan Corynebacterium terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman nilam di

daerah endemik penyakit layu dan budog

b. Untuk mengetahui interaksi antara Streptomycin Sulfate dan Corynebacterium terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman nilam di daerah endemik penyakit layu dan budog

Pengaruh Pemberian Streptomycin..., Muhammad Faizal, FKIP UMP, 2015

(5)

5 1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

a. Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pengendalian penyakit layu dan budog pada tanaman nilam dengan pemanfaatan streptomycin sulfate dan Corynebacterium.

b. Memberikan informasi untuk meningkatkan produktivitas tanaman nilam kepada para petani khususnya di daerah endemik penyakit layu dan budog.

Referensi

Dokumen terkait

Methods: his study used medical record data from patients who underwent childbirth at RSIA Permata Bunda, Solok City, West Sumatra, from July to December 2021,