• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN SALEP SUBFRAKSI ETIL ASETAT DAUN MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) KONSENTRASI 10% TERHADAP PENYEMBUHAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN SALEP SUBFRAKSI ETIL ASETAT DAUN MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) KONSENTRASI 10% TERHADAP PENYEMBUHAN "

Copied!
115
0
0

Teks penuh

Judul Skripsi: Pengaruh Salep Subfraksi Etil Asetat Daun Meniran (Phyllathus niruri L.) Konsentrasi 10% Terhadap Penyembuhan Luka Eksisi pada Mencit Putih Jantan. PENGARUH PEMBERIAN Salep ETIL ASETAT DAUN MENIRAN KONSENTRASI 10% (Phyllanthus niruri L.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA LUKA PADA TIKUS PUTIH JANTAN”. Telah dilakukan penelitian pengaruh salep subfraksi etil asetat konsentrasi 10% pada daun meniran (Phyllanthus niruri l.) terhadap penyembuhan luka eksisi pada tikus putih jantan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian salep subfraksi etil asetat (Phyllanthus niruri L.) konsentrasi 10% terhadap penyembuhan luka eksisi pada tikus putih jantan.

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang

Rumusan Masalah

Adakah pengaruh pemberian salep subfraksi 10% daun meniran etil asetat (Phyllanthus niruri L.) terhadap persentase penyembuhan luka, waktu epitelisasi dan kadar hidroksiprolin pada tikus putih jantan.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

  • Nama Daerah
  • Nama Asing
  • Deskripsi Tanaman

Efek farmakologi meniran (Phyllanthus niruri L.) antara lain peluruh kencing (diuretik), pembersih hati, antiradang, penurun panas, ekspektoran, pencahar haid, pencerah penglihatan, penambah nafsu makan, astringen, obat disuria, kencing nanah, sifilis, sakit ginjal . , tetanus, pembersih darah dan diare, sedangkan akar meniran untuk kolik dan sakit gigi (Arief, 2011). Selain itu, meniran juga memiliki efek imunomodulator, antispasmodik, antilitik (untuk ureter dan batu empedu), pereda nyeri, antihipertensi, antivirus, antibakteri, antimutagenik, dan hipoglikemik (Lestari, 2015).

Tabel 1.Efek farmakologi daun meniran
Tabel 1.Efek farmakologi daun meniran

Flavonoid

  • Tinjauan Farmasetik
  • Tinjauan Umum Salep .1 Pengertian Salep .1 Pengertian Salep
    • Penggolongan Sediaan Setengah Padat

Beberapa jenis senyawa steroid yang digunakan dalam dunia medis antara lain estrogen yaitu sejenis steroid hormon seks yang digunakan untuk kontrasepsi sebagai penghambat ovulasi, progestin yaitu steroid sintetik yang digunakan untuk mencegah keguguran dan tes kehamilan, glikokortikoid sebagai anti -inflamasi, alergi, demam, leukimia dan hipertensi serta kardenolida merupakan glikosida steroid jantung yang digunakan sebagai diuretik dan penambah jantung (Arifin et al, 2018). Meniran (Phyllanthus niruri L.) dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan baku obat tradisional dan dikembangkan menjadi sediaan farmasi. Saat ini meniran diproduksi dalam berbagai sediaan farmasi, seperti contoh obat paten berupa bahan effervescent. tablet dengan nama sediaan Promuno®, dalam bentuk kapsul dan sirup dengan nama sediaan Stimuno®, yang memiliki khasiat yang bermanfaat. 10 merangsang tubuh untuk memproduksi lebih banyak antibodi dan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh, sehingga sistem kekebalan berfungsi secara optimal dan membantu sistem kekebalan tubuh bekerja lebih aktif, sehingga sistem kekebalan tubuh meningkat (Sari, 2013).

Basis salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi menjadi 4 kelompok: basis salep senyawa hidrokarbon, basis salep penyerap, basis salep yang dapat dicuci dengan air, basis salep yang larut dalam air.

Gambar 3. Struktur Kimia Steroid (Arifin dkk., 2018)
Gambar 3. Struktur Kimia Steroid (Arifin dkk., 2018)

Dasar salep serap

11 berdasarkan salep yang dapat larut dalam air untuk membentuk emulsi air dalam minyak (parafin hidrofilik dan lanolin anhidrat), dan kelompok dua terdiri dari emulsi air dalam minyak yang dapat larut dengan sejumlah larutan air tambahan (lanolin) .

Dasar salep yang dapat dicuci dengan air

Dasar salep larut dalam air

  • Pengertian kulit
  • Bagian-bagian kulit

Lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel dan berasal dari ektodermis sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesodermis adalah dermis atau dermis dan merupakan lapisan jaringan ikat. Semua bagian kulit mengandung tiga lapisan dasar yang sama, yaitu lapisan luar (epidermis), lapisan dermis di bawahnya, dan lapisan dalam yaitu.

Epidermis

Sel Langerhans: adalah sel penyaji antigen khusus (sel dendritik) yang membentuk sekitar 3-6% sel di stratum spinosum. Sel-sel ini mengeluarkan lipid spesifik menjadi butiran intraseluler di ruang antara sel mati (skuama) di lapisan atas. Protein dalam sel-sel ini menjadi ikatan silang untuk membentuk perancah protein yang kuat.

Saat mereka bergerak ke atas, sel-sel ini mulai kehilangan nukleus dan organel sitoplasmanya dan kemudian mati.

Gambar 4.Histologi Kulit (Sumber: Mescher, 2013)  2.  Dermis
Gambar 4.Histologi Kulit (Sumber: Mescher, 2013) 2. Dermis

Hipodermis

  • Tinjauan Umum Luka .1 Pengertian Luka .1 Pengertian Luka
    • Jenis-jenis Luka
    • Klasifikasi Luka

Daerah ini mengandung jaringan ikat longgar, kapiler, dan saraf, yang keduanya meluas ke epidermis antara papila dermal. Lapisan ini juga mengandung sel-sel kekebalan seperti makrofag dan sel-sel lemak (adiposit) dan kelenjar keringat, yang terletak di lapisan yang lebih dalam dari daerah ini dan di hipodermis. Memar (luka memar), terjadi akibat benturan dari tekanan dan ditandai dengan cedera jaringan lunak, perdarahan dan pembengkakan.

Lepuhan (Luka Lepuh), terjadi akibat gesekan dengan benda lain, biasanya dengan benda tidak tajam.

Berdasarkan tingkat kontaminasi

Luka robek terjadi akibat goresan benda tajam, seperti goresan kaca atau kawat. Luka Penetrasi (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ tubuh, biasanya pada awal luka diameternya kecil namun pada ujung luka akan melebar. Hewan liar yang biasa menggigit adalah hewan yang ganas dan memakan daging, yaitu dalam upaya mempertahankan diri.

Luka bersih terkontaminasi (clean kontaminasi luka) adalah luka operasi dimana saluran pernapasan, pencernaan, kelamin atau saluran kemih dalam kondisi terkendali, kontaminasi tidak selalu terjadi, kemungkinan infeksi luka adalah 3% - 11%.

Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka

20 Proses peradangan dan infeksi pada sistem pernapasan, pencernaan, genital, dan saluran kemih tidak terjadi. Luka yang terkontaminasi, termasuk luka terbuka, luka baru, luka kecelakaan dan luka bedah dengan kerusakan luas akibat teknik aseptik atau kontaminasi dari saluran pencernaan; Kategori ini juga termasuk luka radang akut, bukan bernanah.

Berdasarkan proses penyembuhan dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu

Berdasarkan lama penyembuhan

  • Fase Penyembuhan Luka

Fase inflamasi penyembuhan luka dimulai segera setelah kerusakan jaringan dan fase awal hemostasis (Kartika, 2015).

Jaringan granulasi terdiri dari kombinasi dari: fibroblas, sel radang, pembuluh darah baru, fibronektin dan asam hialuronat. Pada tahap ini, jaringan granulasi menutupi permukaan luka dan keratosit bermigrasi untuk membantu menutup luka dengan jaringan epitel baru (Kartika, 2015).

Fase maturasi atau remodelling

  • Ekstraksi Simplisia .1 Pengertian Simplisia .1 Pengertian Simplisia
    • Estraksi
    • Subfraksinasi
  • Kromatografi
  • Spektrofotometri UV-Vis
  • Instrumentasi Spektrofotometer UV-Vis
  • Waktu dan Tempat Penelitian
    • Alat
    • Bahan
  • Prosedur Penelitian .1 Pengambilan Sampel .1 Pengambilan Sampel
    • Identifikasi Sampel
    • Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Meniran ( Phyllantus niruri L. ) Ekstrak dibuat dengan cara maserasi dengan menggunakan etanol 70%
    • Subfraksinasi Etil Asetat Daun Meniran ( Phyllantus niruri L. )
    • Pembuatan Salep Subfraksi Etil Asetat Daun Meniran
    • Uji Kualitatif Senyawa Dalam Ekstrak
    • Penyiapan Hewan Percobaan
    • Pembuatan Luka
    • Pengujian Aktivitas Penyembuhan Luka
  • Parameter Penyembuhan Luka .1 Persentase Penyembuhan Luka .1 Persentase Penyembuhan Luka
    • Waktu Epitelisasi

Fase ini merupakan fase penyembuhan luka yang paling lama dimana fibroblas dan jaringan kolagen akan meningkatkan penyembuhan luka (Kartika, 2015). Pada orang gemuk, penyembuhan luka lebih lambat karena jaringan lemak lebih sulit menyatu, infeksi lebih mudah dan membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh. Kekurangan volume darah akan mengakibatkan vasokonstriksi dan berkurangnya ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka.

Namun jika terdapat gumpalan yang besar, butuh waktu lama untuk diserap oleh tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan luka. Salah satu parameter proses penyembuhan luka adalah pengamatan biokimia jaringan kulit yaitu pengukuran kadar hidroksiprolin. Semakin tinggi kandungan hidroksiprolin maka dapat ditunjukkan adanya peningkatan sintesis kolagen yang berhubungan dengan kecepatan proses penyembuhan luka (Rismana et al, 2013).

Selain itu, fase berair berulang kali difraksinasi dengan etil asetat (2:1) seperti prosedur di atas untuk mendapatkan fraksi kental semi polar (Aldi, 2013). Subfraksi etil asetat daun Meniran (Phyllanthus niruri L.) dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 5 ml akuades dan 5 ml kloroform asetat dan dibiarkan membentuk 2 lapisan (Harbrone, 1987). Sediaan salep yang akan dibuat pada penelitian ini memiliki konsentrasi subfraksi 10% etil asetat daun meniran dan 25 g sediaan salep yang akan dibuat.

Pengujian pengaruh subfraksi etil asetat meniran terhadap penyembuhan luka dilakukan menggunakan tikus putih jantan dengan berat 200-250 gram. Menurut (Kusmiati, 2006), persen penyembuhan luka dihitung dengan menghitung luas luka pada hari pertama setelah luka dan pada hari ke 5 dan 10 pada masing-masing kelompok.

Gambar 8. Fase remodeling penyembuhan luka pada hari ke-21 sampai 1 tahun  setelah  terjadi  kerusakan  jaringan/  luka
Gambar 8. Fase remodeling penyembuhan luka pada hari ke-21 sampai 1 tahun setelah terjadi kerusakan jaringan/ luka

Pembuatan Larutan Induk Hidroksiprolin 500 ppm

Ukur pH larutan dengan menggunakan pH meter, tambahkan larutan NH4OH 0,2 M sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga diperoleh pH 7.

Pembuatan Kurva kalibrasi

  • Analisis Data
  • Hasil
  • Pembahasan

Hasil pengukuran rerata persentase penyembuhan luka pada hari ke 5 kontrol, pembanding dan konsentrasi 10% berturut-turut adalah dan 11,436%. Rata-rata waktu epitelisasi pada kontrol, pembanding dan konsentrasi 10% berturut-turut adalah hari ke-10, hari ke-8, dan ke-7 (Tabel 5). Hasil penghitungan rerata persentase kadar hidroksiprolin pada kelompok kontrol hari ke-5 berturut-turut adalah pembanding dan konsentrasi 10% dan 0,751%.

Tujuan pemilihan untuk melihat efek penyembuhan luka pada hari ke 5, hari ke 10 dan hari ke 15 adalah untuk melihat efek penyembuhan luka pada fase proliferasi. Fase proliferatif terjadi pada hari ke 3-21 setelah luka Pada fase ini terjadi pembentukan fibroblas Fibroblas merupakan sel mesenkimal berupa serat kolagen yang berperan dalam penyembuhan luka, dimana kolagen merupakan parameter pembentukan jaringan atau regenerasi kulit Kolagen ditemukan di dermis -lapisan kulit. 55 Dari hasil pengukuran persentase penyembuhan luka pada hari ke 5, hari ke 10 dan hari ke 15, kelompok pembanding yang diolesi T® Ointment memberikan rerata persentase kesembuhan luka tertinggi dibandingkan semua kelompok, diikuti subfraksi etil asetat 10% kelompok salep.

Pengukuran diameter luka dilakukan pada hari ke-5, hari ke-10 dan hari ke-15 untuk menghitung persentase penyembuhan luka. Persentase penyembuhan luka yang diamati adalah pengukuran luas luka awal dan pengukuran luas luka akhir pada hari ke 5, 10 dan 15, persentase yang tinggi ditunjukkan dengan semakin kecil ukuran luka maka penyembuhan luka semakin baik. 59 Parameter kedua adalah waktu epitelisasi, waktu epitelisasi adalah waktu yang dicatat dari hari pertama pengelupasan koreng tanpa meninggalkan sisa luka Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama 15 hari pada hewan coba kelompok perlakuan subfraksi etil asetat 10% rata-rata waktu epitelisasi pembuatan salep pada hari ke-7.

Kemudian disusul kelompok pembanding dengan rata-rata waktu epitelisasi pada hari ke-8, dan terakhir kelompok kontrol dengan rata-rata waktu epitelisasi pada hari ke-10. Kadar hidroksiprolin ditentukan pada hari ke 5, 10 dan 15 setelah luka, karena hari ini memasuki fase proliferasi dimana terjadi pembentukan fibroblas.

Tabel 3. Hasil Pengukuran Persentase Penyembuhan Luka pada Hari ke-10
Tabel 3. Hasil Pengukuran Persentase Penyembuhan Luka pada Hari ke-10

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1 Kesimpulan

Saran

Disarankan juga untuk melanjutkan pengujian penyembuhan luka dengan mengisolasi senyawa aktif pada tanaman meninan yang paling berperan dalam proses penyembuhan luka. Efek topikal ekstrak etanol daun piladanga (Solenostemon scutellarioides (L.) Codd) secara topikal terhadap penyembuhan luka eksisi pada tikus putih jantan. Uji farmakologi ekstrak kental daun meniran (Phyllanthus niruru L.) untuk membantu penyembuhan luka pada tikus putih jantan.

Uji pengaruh pemberian salep yang mengandung fraksi etil asetat daun meniran (Phyllanthus niruri l.) terhadap gambaran histopatologi luka eksisi pada tikus putih jantan selama 10 hari. Produksi beta 1-3-glukan dari Agrobacterium dan aktivitas penyembuhan luka terbuka pada tikus putih Penelitian ilmiah . Uji aktivitas ekstrak etanol umbi talas jepang (Colocasia esculenta (L.) Schoot var. antiquorum) terhadap penyembuhan luka terbuka pada tikus putih (rattus norvegicus) jantan galur Sprague Dawley.

Pengaruh salep fraksi etil asetat daun meniran (Phyllanythus niruri L.) terhadap gambaran histopatologi luka eksisi pada tikus putih jantan selama 20 hari. Pengaruh Salep Fitoplankton Chlorella Vulgaris Terhadap Penyembuhan Sayatan Pada Mencit (Mus Musculus Albinus). Uji Aktivitas Berbagai Subfraksi Etil Asetat Herba Meniran (Phyllanthus niruri Linn.) Terhadap Reaksi Hipersensitivitas Kulit Aktif Unand: Padang.

Meniran (Phyllanthus niruri L.) Fraksi etil asetat daun. a) sediaan salep subfraksi asetat 10%, (b) sediaan dasar salep kontrol, (c) sediaan pembanding (salep T®). Catatan: a) eluen n-heksana: etil asetat (2:1) = ekstrak: fr.heksana: fr.etil, tinggi pelat = 5,5 cm, panjang lintasan = 5 cm, titik tampak = 254 nm sinar UV. b) eluen n-heksana:etil asetat (2:1)=fr.heksana:fr.etil:sub.

Gambar 13. Gambar Meniran
Gambar 13. Gambar Meniran

Kurva Kalibrasi

It tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.

Tabel 17 . Perhitungan Persamaan Regresi Larutan Standar Hidroksiprolin  Pada  = 559 nm
Tabel 17 . Perhitungan Persamaan Regresi Larutan Standar Hidroksiprolin Pada = 559 nm

Gambar

Gambar 1. Tanaman Meniran (Feriska, 2020)  Kingdom    : Plantae
Tabel 1.Efek farmakologi daun meniran
Gambar  6.  Fase  inflamasi  penyembuhan  luka  dimulai  segera  setelah  terjadi  kerusakan jaringan dan fase awal hemostasis (Kartika, 2015)
Gambar 7. Fase proliferasi penyembuhan luka pada hari ke-4 sampai 21 setelah  terjadi  kerusakan  jaringan/luka
+7

Referensi

Dokumen terkait

aureus, yang meliputi ekstraksi daun trembesi dengan pelarut etanol, partisi menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat, dan n-butanol, penentuan daya hambat fraksi