• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN JENIS USAHA TERHADAP PENDAPATAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN JENIS USAHA TERHADAP PENDAPATAN "

Copied!
81
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Landasan Teori

  • Pengertian Lembaga Keuangan Mikro
  • Fungsi Intermediasi
  • Baitul Mal wa Tamwil
    • Pengertian Baitul Mal wa Tamwil
    • Azaz dan Badan Hukum Baitul Mal wa Tamwil
    • Ciri-ciri Baitul Mal wa Tamwil
    • Produk Baitul Mal wa Tamwil
  • Teori Pendapatan
  • Tinjauan Akad Pembiayaan Mudharabah
    • Pengertian Akad
    • Syarat-syarat Akad
    • Pengertian Pembiayaan
    • Pengertian Akad Pembiayaan Mudharabah
    • Macam-macam Pembiayaan Mudharabah
    • Rukun-rukun Pembiayaan Mudharabah
    • Landasan Syariah Pembiayaan Mudharabah
    • Implikasi Pembiayaan Mudharabah
  • Penelitian Terdahulu
  • Kerangka Pikir
  • Hipotesis

Nisbah bagi hasil produk perbankan syariah dan tabungan BMT biasanya memiliki perbedaan dimana BMT menetapkan nisbah yang lebih kecil untuk nasabah. Persentase bagi hasil ditentukan melalui kesepakatan antara BMT dengan calon peminjam secara pribadi. Hal ini karena BMT tidak tunduk pada ketentuan BI (Bank Indonesia), sehingga lebih fleksibel dalam menerapkan konsep bagi hasil yang sebenarnya.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa akad pembiayaan mudharab adalah suatu bentuk akad bagi hasil dimana pemilik modal (shahibul maal) memberikan modalnya (100%) kepada pengusaha atau yang sering disebut mudharib, untuk Jadikan itu kenyataan. kegiatan produktif asalkan keuntungan yang dihasilkan dibagi sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan sebelumnya dalam akad (Ascarya, 2005). Dalam mudharabah, selain keuntungan dari sistem bagi hasil yang diterapkan, juga terdapat resiko yang harus dihadapi. Prinsip bagi hasil dalam mudharabah berbeda dengan prinsip bunga tetap dimana bank akan membebankan kepada nasabah sejumlah bunga tetap berapapun keuntungan yang diperoleh nasabah, sekalipun ia merugi dan terjadi krisis ekonomi.

Lembaga keuangan syariah adalah lembaga keuangan yang melakukan pembiayaan dengan menggunakan akad berdasarkan prinsip bagi hasil. Disebut investasi karena prinsip yang dilakukan adalah prinsip menginvestasikan dana dan keuntungan yang akan diperoleh bergantung pada kinerja usaha yang menjadi objek investasi sesuai dengan nisbah bagi hasil yang telah ditetapkan. disepakati sebelumnya. Disebut pembiayaan karena lembaga syariah menyediakan dana untuk membiayai kebutuhan nasabah yang membutuhkan dan berhak menggunakan prinsip bagi hasil.

Gambar 2.1 : Alur Akad Musyarakah
Gambar 2.1 : Alur Akad Musyarakah

METODE PENELITIAN

  • Tempat Penelitian
  • Sumber Data
  • Metode dan Teknik Pengumpulan Data
  • Populasi dan Penentuan Sampel
  • Definisi Operasional dan Variabel Penelitian
  • Metode Analisis Data
    • Regresi Linier Sederhana
    • Uji Asumsi Klasik
    • Uji Hipotesis

Beberapa pertimbangan dalam pengambilan sampel didasarkan pada nasabah yang telah mendapatkan pembiayaan mudharabah di BMT Sahara dengan jenis usaha sablon dan penjahit. Populasi dalam penelitian ini adalah 60 nasabah penerima pembiayaan mudharabah di BMT Sahara Tulungagung. Faktanya pembiayaan mudharabah yang diberikan oleh BMT Sahara Tulungagung mampu memberikan pembiayaan kepada salah satu anggotanya sebesar RP.

Pembiayaan mudharabah yang diberikan oleh BMT Sahara Tulungagung fokus pada sektor yang tidak berisiko tinggi dan menawarkan bagi hasil yang lancar. Hal ini dilakukan karena banyaknya pembiayaan bermasalah akan mempengaruhi penyaluran pembiayaan mudharabah di BMT. BMT Sahara Tulungagung harus mampu mempertahankan dan mengembangkan produk pembiayaan mudharabah yang sudah ada untuk meningkatkan perekonomian masyarakat bawah.

Pembiayaan mudharabah yang diberikan BMT Sahara Tulungagung fokus pada sektor yang tidak memiliki risiko tinggi dan menawarkan bagi hasil yang lancar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil BMT Sahara Tulungagung

Baitul Maal wat Tamwil yang selanjutnya disingkat BMT adalah Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang beroperasi berdasarkan hukum Islam. BMT merupakan lembaga yang melakukan 2 kegiatan secara terpadu, yaitu Baitul Maal (melakukan kegiatan sosial dan dakwah), dan Baitut Tamwil (melakukan kegiatan usaha). 38 Tahun 1999, tentang pengelolaan zakat, dimana BMT secara hukum dapat berperan secara hukum sebagai Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang bertindak sebagai pemungut, pengelola dan penyalur zakat, infaq, shadaqoh, hibah dan sejenisnya.

Kopsyah BMT Sahara adalah Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) yang berperan sebagai penggerak dan media penghubung antara aghnia' (yang memiliki kelebihan dana) dan dhuafa (nasabah yang tidak memiliki dana) dengan menggunakan prinsip muamalah Islam. Sebagai lembaga keuangan alternatif yang didirikan oleh, dari dan untuk masyarakat, Kopsyah BMT Sahara telah memberikan harapan baru bagi perkembangan ekonomi masyarakat. Hal ini dikarenakan perputaran dana terbesar dihabiskan untuk masyarakat itu sendiri, sehingga lebih sesuai dengan kebutuhan dan tradisi masyarakat.

BMT Sahara didirikan pada tanggal 10 Maret 1999 dan beroperasi secara legal dengan sertifikat operasi yang dikeluarkan oleh Pusat Inkubasi Usaha Kecil (PINBUK) nomor: 10115/SO/Pinbuk?III/1999 sebagai Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) BMT, dibantu oleh PINBUK berdasarkan perjanjian kerjasama antara Bank Indonesia dengan PINBUK Nomor: 003/MOU/PH.Bk.PINBUK/IX-95 tanggal 27 September 1995.

Visi dan Misi BMT Sahara Tulungagung

Tujuan BMT Sahara Tulungagung

Hasil Pengujian Asumsi Klasik

  • Uji Normalitas
  • Uji Heteroskedastisitas
  • Uji Autokorelasi
  • Uji Multikolinearitas

Tujuan dari uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain dalam model regresi. Untuk mendeteksi apakah terdapat heteroskedastisitas pada model regresi dapat dilihat dari plot grafik antara nilai prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Jika sebaran data berupa titik-titik tidak membentuk pola tertentu dan menyebar di atas dan di bawah sumbu Y, maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

Hasil analisis pada Gambar 4.3 menunjukkan bahwa titik-titik tidak terdistribusi secara acak dan membentuk pola tertentu. Dari kedua variabel terlihat nilai signifikansi lebih besar dari α, sehingga dapat disimpulkan heteroskedastisitas terpenuhi atau data tidak mengalami heteroskedastisitas. Dasar pengambilan keputusan menggunakan nilai uji Durbin Watson, dimana nilai DW berada diantara nilai DU dan nilai 4-dU, sehingga model regresi yang digunakan bebas dari autokorelasi.

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas, nilai VIF untuk X adalah 1.000 yang berarti tidak terjadi multikolinearitas karena variabel X memiliki nilai VIF kurang dari 10, sesuai dengan asumsi jika nilai VIP > 10 maka terjadi multikolinearitas dan jika VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.

Gambar 4.2 Grafik Normal Plot
Gambar 4.2 Grafik Normal Plot

Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian

  • Persamaan Regresi
  • Uji t
  • Uji F
  • Koefisien Determinasi

Koefisien regresi pembiayaan mudharabah adalah 0,472 yang berarti jika pembiayaan mudharabah meningkat sebesar 1000 rupiah dengan variabel independen lainnya konstan maka pendapatan rata-rata akan meningkat sebesar 0,472. Uji parsial digunakan untuk menguji apakah terdapat pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan uji t-statistik dimana nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel atau nilai p lebih kecil dari α 5 %, menunjukkan efek parsial. Berdasarkan hasil regresi, nilai t hitung pembiayaan mudharabah sebesar 8,831 lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1,671 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 yang menunjukkan adanya pengaruh.

Dan nilai t hitung jenis sablon dan penjahit adalah 3,448 lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1,671 dan nilai signifikansi 0,003 < 0,05 yang menunjukkan bahwa jenis sablon dan penjahit meningkatkan pendapatan pelanggan. Uji simultan digunakan untuk menguji apakah ada pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan uji statistik F dimana nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel atau nilai p kurang dari α 5% yang menunjukkan a efek simultan. Pengujian secara simultan terhadap Persepsi, Pengetahuan, Kesadaran, Pelayanan Kepatuhan Wajib Pajak diperoleh angka F sebesar 43.503 lebih besar dari Tabel F 3.15, dan angka signifikansi sebesar 0,000 alpha kurang dari 5% yang menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara pendanaan.

Koefisien determinasi pembiayaan mudharabah terhadap peningkatan pendapatan sebesar 0,790, artinya perubahan peningkatan pendapatan disebabkan oleh pembiayaan mudharabah sebesar 79%, sedangkan perubahan peningkatan pendapatan disebabkan oleh faktor lain sebesar 21%.

Tabel 4.4 : Regresi Pembiayaan Mudharabah Terhadap Pendapatan
Tabel 4.4 : Regresi Pembiayaan Mudharabah Terhadap Pendapatan

Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Terhadap Peningkatan

BMT SAHARA menggunakan strategi yang pertama, menggunakan Strategi Sikap dalam artian, strategi yang tetap ingin mempertahankan hubungan bisnis dengan pelanggan dalam rangka jangka panjang dalam peningkatan ekonomi pelanggan, yang kedua menggunakan Strategi Fase, yaitu merupakan strategi ketika BMT tidak ingin melanjutkan hubungan bisnis dengan nasabah yang bersangkutan dalam rangka waktu yang lama karena akan menimbulkan kerugian yang sangat besar dan sangat berpengaruh dalam alokasi dana pembiayaan mudharabah. Berdasarkan resiko yang mungkin terjadi, BMT Sahara Tulungagung tentunya ingin memastikan agar dana yang diberikan terhindar dari hal tersebut, BMT Sahara Tulungagung juga mengawal dana yang diberikan seperti dikutip dalam wawancara berikut ini. Selain itu, BMT Sahara Tulungagung sejak berdiri hingga saat ini memiliki kekuatan, kelemahan dan peluang yang dipaparkan langsung oleh pengelola BMT seperti dikutip dalam wawancara berikut.

Berdasarkan kesadaran akan kekuatan, kelemahan dan peluang pembiayaan mudharabah yang diberikan oleh BMT Sahara Tulungagung, diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan memberikan dampak yang lebih baik bagi perkembangan BMT Sahara Tulungagung. Apalagi dengan bukti bahwa keberadaan BMT Sahara Tulungagung mampu memberikan pembiayaan mudharabah yang berdampak pada peningkatan pendapatan nasabah, hal ini jelas merupakan kinerja yang baik dan perlu ditingkatkan untuk kedepannya.

Strategi BMT Sahara Tulungagung Dalam Meningkatkan

Strategi untuk meningkatkan jumlah pembiayaan mudharabah BMT Sahara Tulungagung adalah tentang besaran nilai pembiayaan, strategi fokus pembiayaan dan strategi lainnya yaitu BMT harus berusaha untuk meminimalkan Non Performing Loan (NPL) atau pembiayaan bermasalah karena akan mempengaruhi jumlah. penyaluran pembiayaan mudharab. Setelah mempelajari dan melakukan penelitian tentang Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Terhadap Peningkatan Pendapatan Nasabah (Studi Kasus di BMT SAHARA Kabupaten Tulungagung), dikemukakan beberapa saran. Dampak pembiayaan Mudharabah Bmt Binamas terhadap perkembangan usaha dan pendapatan nasabah Mudharabah di Bmt Binamas Purworejo.

Jawab: Pembiayaan mudharabah tidak diungkapkan secara terbuka karena pembiayaan mudharabah merupakan pembiayaan yang berisiko tinggi, namun nasabah tertentu yang mendapatkan pembiayaan mudharabah seperti nasabah yang sudah memiliki pengalaman di bidangnya. Jawaban: Yang kami pertimbangkan dalam memberikan pembiayaan mudharabah adalah pengalaman nasabah di bidang usaha, kepribadian nasabah dan bagaimana prospek usaha kedepan. Jawab : BMT SAHARA menggunakan strategi yang pertama, menggunakan Strategi Stay dalam artian, strategi tersebut tetap ingin mempertahankan hubungan bisnis dengan pelanggan dalam konteks jangka panjang dalam meningkatkan perekonomian pelanggan, yang kedua menggunakan Strategi Phase Out adalah strategi apabila BMT tidak mau melanjutkan hubungan usaha dengan nasabah yang bersangkutan dalam rangka waktu yang lama karena akan menimbulkan kerugian yang sangat besar dan sangat berpengaruh dalam alokasi dana pembiayaan mudharabah.

Jawab : Pembiayaan mudharabah memiliki resiko yang sangat tinggi dibandingkan produk pembiayaan yang tersedia di BMT SAHARA, oleh karena itu pembiayaan mudharabah akan diberikan kepada nasabah tertentu dan informasi nasabah sangat diperhitungkan karena resiko pembiayaan mudharabah bersifat fatal finansial, karena BMT Sahara menyediakan modal usaha 100 %.

PENUTUP

Saran

Upaya memperluas target pasar sebaiknya BMT Sahara Tulungagung melakukan kegiatan promosi atau menjangkau masyarakat secara langsung maupun tidak langsung secara berkesinambungan baik melalui media massa maupun toko religi untuk lebih meningkatkan lagi, untuk memperkenalkan produk yang dihasilkan sesuai syariah kepada masyarakat luas. masyarakat sehingga BMT Sahara Tulungagung dapat menjaring lebih banyak calon anggota. BMT Sahara Tulungagung sebaiknya mengadakan seminar di lembaga pendidikan untuk membantu memunculkan wirausaha baru yang potensial di Tulungagung. Jawab : ya, untuk nasabah baru dan nasabah yang membutuhkan pengawasan dalam pengembangan usahanya, dan memberikan penarikan kepada nasabah untuk menyediakan dana usaha untuk mengembangkan BMT di bidang permodalan.

Jawaban : dilihat dari kekuatan pembiayaan mudharabah sangat besar tampilannya dalam menghasilkan keuntungan bagi bmt, sedangkan kelemahan pembiayaan mudharab sangat fatal jika terjadi kredit macet dan kerugian yang sangat besar bagi keuangan bmt dan dari sisi peluang pembiayaan, mudharabe memiliki peluang yang masih terbuka, namun juga dengan resiko yang sangat tinggi. Menurut Anda, bagaimana strategi BMT SAHARA dalam meningkatkan jumlah pembiayaan mudharabah dan meningkatkan pendapatan nasabah. Dengan memberikan pembiayaan yang cukup besar sehingga dapat meningkatkan pendapatan yang diterima dari nasabah BMT Sahara Tulungagung.

Gambar

Gambar 2.1 : Alur Akad Musyarakah
Gambar 2.2 : Alur Akad Mudharabah
Gambar  2.3 : Alur Akad Ijarah
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu  Nama  Skripsi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, dengan pendekatan kuantitatif asosiatif, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi mahasiswa,