• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DISERTAI LDS TERHADAP HASIL

BELAJAR BIOLOGI SISWAKELAS X SMA NEGERI 1 LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN

ARTIKEL ILMIAH

DESI MAYANG SARI NIM. 12010251

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2017

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DISERTAI LDSTERHADAP HASIL

BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN

Nama : Desi Mayang Sari NIM : 12010251

Program Studi : Pendidikan Biologi

Institusi : Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

Padang, Maret 2017

Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Febri Yanti, M.Pd Meliya Wati, M.Si

Ketua Program Studi

Rina Widiana, M.Si.

(3)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DISERTAI LDSTERHADAP HASIL

BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN

Desi Mayang Sari, Febri Yanti, Meliya Wati

Program Studi Pendidikan Biologi (STKIP) PGRI Sumatera Barat Email: [email protected]

ABSTRAK

The low yield study biology class X SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti South Coastal District primarily on Biological Diversity material which is still below the minimum completeness criteria (KKM). One way that can be applied teachers to overcome this problem is to implement cooperative learning model Numbered head together with LDS. This study aims to determine the effect of the application of cooperative learning model Numbered Head Together with LDS on learning outcomes biology students SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti South Coastal District.

This type of research is experimental research with the study design randomized control group posttest-only design. The population in this study were students of class X SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti South Coastal District in the academic year 2016/2017. Sampling was determined by purposive sampling technique. Sample class is class x.8 as an experimental class and class X.9 as the control class. Instruments used in this research is to test student learning outcomes in the cognitive domain, and psychomotor afekif. Data were analyzed using t test correlation on the real level of 0.05. The results of the data analysis has been done on the cognitive obtained t ttabel 2.36 and 1.67. Therefore thitung> ttabel then the hypothesis is accepted. In the affective domain obtained t 0.51 and 1.67 ttable therefore tcount <ttabel then the hypothesis is rejected. In psychomotor obtained t ttabel 2.30 and 1.69. Therefore thitung> ttabel then the hypothesis is accepted. From this study it can be concluded that cooperative learning model Numbered Head Together with LDS influence the biology student learning outcomes on cognitive and psychomotor but not in the affective domain.

Keywords: Learning Outcomes Biology, NHT

(4)

PENDAHULUAN

Biologi merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat fakta dan logis.

Alasan kenapa kita harus mempelajari mata pelajaran biologi, karena biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk mahkluk hidup dan lingkungannya, baik itu manusia, hewan, tumbuhan, mikrooganisme, dan dekomposer. Dengan demikian tentu kita sebagai seorang guru biologi, harus mengupayakan agar mata pelajaran biologi digemari oleh siswa. Namun kenyataan yang ada di sekolah mata pelajaran biologi ini kurang diminati, karena siswa beranggapan bahwa pelajaran biologi bersifat hafalan dan sulit untuk dipahami.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi SMA Negeri 1Linggo Sari Baganti pada bulan Agustus 2016 dimana terdapatnilai siswamasih di bawahKriteriaKetuntasan Minimum (KKM).

Rendahnya hasil belajar siswa ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu dalam proses pembelajaran guru hanya menerapkan metode ceramah dan tanya jawab, setelah menjelaskan materi guru memerintahkan siswa mengerjakan tugaspada saat mengerjakan tugas banyak siswa yang tidak serius. Pada saat guru bertanyasiswa hanya mendengarkan tanpa menjawab pertanyaan dari guru. Kurangnya interaksi antara guru dengan siswa,dan siswa kurang berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa. Akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 80.

Terlihat dari rata-rata hasil belajar siswa pada materi Keanekaragaman Hayati di SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti untuk kelas X.180,94; X.2 78,19; X.3 73,91;X.4 77,08;X.5 74,18; X.6 70,55; X.7 76,66; X.8 75; X.9 72,16; tahun pelajaran 2015/2016.

Salah satu upaya yang dapat diberikan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Penerapan model pembelajaran kooperatif akan lebih maksimal jika disertai dngan media pembelajaran yang menarik. Model pembelajaran yang digunakan yaitu Numbered Head Together (NHT). Menurut Istarani (2011:12) Numbered Head Together merupakan rangkaian penyampaian materi dengan menggunakan kelompok sebagai

wadah dalam menyatukan persepsi/pikiran siswa terhadap pertanyaan yang dilontarkan atau diajukan guru, yang kemudian akan dipertanggungjawabkan oleh siswa sesuai dengan nomor permintaan guru dari masing- masing kelompok.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas maka penulis telah melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together(NHT) Disertai LDS Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together(NHT) disertai LDS terhadap hasil belajar biologi di SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan dikelas X SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan pada bulan Januari 2017 semester genap tahun ajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Randomized Control Group Postest Only Design Lufri (2007: 68-69). Prosedur penelitian terdiri dari tiga bagian yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Instrumen yang digunakan dalam penilitian ini tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

Penilaian pada ranah kognitif berupa soal objektif yang berjumlah 33 butir soal. Agar dengan tes tersebut menjadi alat ukur yang baik, maka perlu dilakukan analisis soal melalui validitas, reliabilitas (Arikunto 2010: 70-103), indeks kesukaran item dan daya pembeda item (Sudijono 2012: 372-389). Penilaian pada ranah afektif berupa lembar observasi siswa yang diamati melalui satu orang observer penilaian ranah psikomotor pada kelas eksperimen dilakukan melalui LDS dan resume.

Teknik analisa data yang digunakan uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t (sudjana, 2005: 239). Teknik penilaian ranah afektif dan psikomotor berdasarkan kriteria Permendikbud 2015.

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Dari penelitian yang telah dilakukan pada keduan kelas sampel, diperoleh data tentang hasil belajar biologi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together disertai LDS dan pembelajaran dengan metode ceramah dan tannya jawab.

1. Penilaian Afektif

Berdasarkan hasil observasi pada ranah afektif yang berkaitan dengan sikap siswa yang telah dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian afektif dilakukan pada dua aspek yang diamati, yaitu bertanggung jawab dan berkomuni Berdasarkan data yang dianalisis adalah nilai rata-rata perindikator yang disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Histogram Penilaian Afektif Siswa Kelas Sampel

Pada uji normalitas kedua kelas sampel, berdistribusi normal yaitu pada kelas eksperimen diperoleh (L

sedangkan (Lt = 0,15). Pada kelas kontrol diperoleh (L0 = -0,18) sedangkan (L

Uji homogenitas kedua kelas sampel memiliki varians yang homogen dengan F 1,86 sedangkan Fh = 1,42. Sehingga untuk pengujian hipotesis digunakan uji

hasil uji-t didapatkan thitung

1,67. Dengan demikian, t hipotesis ditolak.

2. Penilaian Kognitif

Setelah melakukan penelitian pada kedua kelas sampel, diperoleh data

0 20 40 60 80 100

Bertanggung Jawab 76,66

65,16

Kelas Eksperimen HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari penelitian yang telah dilakukan pada keduan kelas sampel, diperoleh data tentang hasil belajar biologi dengan menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together disertai LDS dan pembelajaran dengan metode ceramah dan tannya jawab.

Berdasarkan hasil observasi pada ranah afektif yang berkaitan dengan sikap siswa yang telah dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian afektif dilakukan pada dua aspek yang diamati, yaitu bertanggung jawab dan berkomunikasi.

Berdasarkan data yang dianalisis adalah nilai rata perindikator yang disajikan pada

Gambar 1. Histogram Penilaian Afektif

Pada uji normalitas kedua kelas sampel, berdistribusi normal yaitu pada diperoleh (L0 = 0,10)

= 0,15). Pada kelas kontrol 0,18) sedangkan (Lt = 0,02).

Uji homogenitas kedua kelas sampel memiliki varians yang homogen dengan Ft =

= 1,42. Sehingga untuk digunakan uji-t. Dari

hitung = 0,51 dan ttabel = 1,67. Dengan demikian, thitung < ttabel, maka

Setelah melakukan penelitian pada kedua kelas sampel, diperoleh data

tentang kemampuan kompetensi

akhir yang diperoleh berjumlah 33 butir soal yang diambil dari 75 soal yang telah diuji cobakan. Pada kelas eksperimen diikuti oleh 30 siswa kelas X.8 SMAN 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan.

Berdasarkan data yang dianalisis adalah rata-rata nilai tes akhir yang disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Histogram Hasil Tes Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Terlihat pada uji normalitas kedua kelas sampel, berdistribusi normal yaitu pada kelas eksperimen diperoleh (L

sedangkan (Lt = 0,161). Pada kelas kontrol diperoleh (L0 = 0,01) sedangkan (L

Uji homogenitas kedua sampel memiliki varians yang homogen dengan F

sedangkan Fh = 1,27. Sehingga untuk pengujian hipotesis digunakan uji

hasil uji-t didapatkan thitung

1,67. Dengan demikian, t

hipotesis diterima dan dapat dinyatakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together

dapat berpengaruh hasil belajar biologi siswa.

3. Penilaian Psikomotor

Penilaian keterampilan dalam penelitian ini pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ada dua aspek yang dinilai yaitu pada kelas eksperimen kesesuaian jawaban LDS dengan pertanyaan dan penulisan, pada kelas kontrol kesesuaian isi resume dengan tujuan pembelajaran dan penulisan. Berdasarkan data yang dianalisis Bertanggung Berkomunikasi

80,33

65,16 71,16

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

62 64 66 68 70 72 74 76

Eksperimen 75,44

tentang kemampuan kompetensi siswa. Tes akhir yang diperoleh berjumlah 33 butir soal yang diambil dari 75 soal yang telah diuji cobakan. Pada kelas eksperimen diikuti oleh 30 siswa kelas X.8 SMAN 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan.

Berdasarkan data yang dianalisis adalah rata nilai tes akhir yang disajikan pada

Gambar 2. Histogram Hasil Tes Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Terlihat pada uji normalitas kedua kelas sampel, berdistribusi normal yaitu pada kelas eksperimen diperoleh (L0 = 0,06)

= 0,161). Pada kelas kontrol

= 0,01) sedangkan (L0 = 0,03).

Uji homogenitas kedua sampel memiliki varians yang homogen dengan Ft = 1,90

= 1,27. Sehingga untuk pengujian hipotesis digunakan uji-t. Dari

hitung = 2,36 dan ttabel = 1,67. Dengan demikian, thitung > ttabel, maka hipotesis diterima dan dapat dinyatakan penerapan model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together disertai LDS dapat berpengaruh hasil belajar biologi

Penilaian keterampilan dalam penelitian ini pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ada dua aspek yang dinilai yaitu pada kelas eksperimen kesesuaian jawaban LDS dengan pertanyaan dan penulisan, pada kelas kontrol kesesuaian isi an pembelajaran dan penulisan. Berdasarkan data yang dianalisis

Kontrol 67,55

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

(6)

adalah nilai rata-rata perindikator yang disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3. Histogram Penilaian Psikomotor Siswa Kelas Sampel

Dilihat pada Pada uji normalitas kedua kelas sampel, berdistribus

yaitu pada kelas eksperimen diperoleh (L 0,01) sedangkan (Lt = 0,15). Pada kelas kontrol diperoleh (L0 = -0,28) sedangkan (L

= 0,03). Uji homogenitas kedua kelas sampel memiliki varians yang tidak homogen dengan Ft = 1,88 sedangkan F

Sehingga untuk pengujian hipotesis digunakan uji-t. Dari hasil uji

thitung = 2,30 dan ttabel

demikian, thitung > ttabel

diterima.

Pembahasan 1. Penilaian Afektif

Berdasarkan hasil analisis data afektif diambil oleh obsever selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil dari nilai siswa selama tiga kali pertemuan pada kedua kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penilaan perindikator yang telah dilakukan mengenai bertanggung jawab siswa kelas eksperimen rata perindikator lebih tinggi yaitu 76,66 dari pada kelas kontrol yaitu nilainya 65,16. Pada penilaian berkomunikasi lebih tinggi nilainya pada kelas eksperimen yaitu 80,33 dari pada kelas kontrol yaitu 71,16.

Berdasarkan analisis data d

hipotesis data tes akhir, α (taraf nyata) 0,05 dimana thitung < ttabel maka hipotesis ditolak.

Dapat dinyatakan bahwa penerapan model 0

10 20 30 40 50 60 70

LDS/Resume 67,08

46,75

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

rata perindikator yang disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3. Histogram Penilaian Psikomotor

Dilihat pada Pada uji normalitas kedua kelas sampel, berdistribusi normal yaitu pada kelas eksperimen diperoleh (L0 =

= 0,15). Pada kelas 0,28) sedangkan (Lt

= 0,03). Uji homogenitas kedua kelas sampel memiliki varians yang tidak homogen

= 1,88 sedangkan Fh = 1,27.

Sehingga untuk pengujian hipotesis t. Dari hasil uji-t didapatkan

tabel = 1,69. Dengan

tabel, maka hipotesis

Berdasarkan hasil analisis data oleh obsever selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil dari nilai siswa selama tiga kali pertemuan pada kedua kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penilaan perindikator yang telah dilakukan mengenai bertanggung s eksperimen rata-rata perindikator lebih tinggi yaitu 76,66 dari pada kelas kontrol yaitu nilainya 65,16. Pada penilaian berkomunikasi lebih tinggi nilainya pada kelas eksperimen yaitu 80,33 dari pada kelas kontrol yaitu 71,16.

Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis data tes akhir, α (taraf nyata) 0,05 maka hipotesis ditolak.

Dapat dinyatakan bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT disertai LDS tidak berpengaruh pada ranah afektif.

Ranah afektif merupakan r yang berkenaan dengan sikap dan nilai siswa. Sesuai yang dikemukakan oleh Sudjana (2010:29-30) bahwa ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatian terhadap pembelajarana, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru, dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial.

Bertanggung jawab pada kelas eksperimen dengan nilai rata

menunjukkan sebagian siswa sudah melakukan tanggung jawabnya dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan Asma (2012:10) setiap orang atau setiap kelompok bertanggung jawab untuk menguasai materi pelajaran karena keberhasilan belajar kelompok ditentukan dari seberapa besar sumbangan hasil secara perorangan.

Berkomunikasi dalam diskusi sangatlah penting. Aspek berkomunikasi pada kelas eksperimen dengan nilai rata 80,33. Diantara kedua indikator yang paling tinggi nilai rata-rata adalah berkomunikasi.

Tingginya pada aspek berkomunikasi dikarenakan dalam diskusi sis

berinteraksi dengan kelompknya sehingga membantu siswa untuk memahami materi.

Interaksi yang terjadi melalui diskusi akan memberikan keuntungan bagi seemua anggota kelompok karena memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing masing anggota kelompok.

Pada penelitian ranah afektif dilihat dua sikap yaitu bertanggung jawab dan berkomunikasi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan Permendikbud (2015) nilai akhir yang diperoleh untuk ranah afektif diambil untuk analisis rata-rata nilai siswa. Pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Head Together disertai LDS siswa dapat bekerja sama dengan efektif untuk menyelesaikan LDS sesuai dengan sintak pembelajaran.

Rendahnya nilai rata

afektif pada kelas kontrol karena hanya sebagian siswa yang memiliki tanggung jawab sehingga dalam proses pembelajaran siswa banyak acuh tak acuh dengan temanya dan teman lain, kurangnya kerjasama dengan LDS/Resume Penulisan

68,5

46,75 50,75

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

pembelajaran kooperatif tipe NHT disertai LDS tidak berpengaruh pada ranah afektif.

Ranah afektif merupakan ranah yang berkenaan dengan sikap dan nilai siswa. Sesuai yang dikemukakan oleh 30) bahwa ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatian mbelajarana, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru, dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial.

Bertanggung jawab pada kelas eksperimen dengan nilai rata-rata 76,66. Ini menunjukkan sebagian siswa sudah melakukan tanggung jawabnya dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan Asma (2012:10) setiap orang atau setiap kelompok bertanggung jawab untuk menguasai materi pelajaran karena keberhasilan belajar kelompok ditentukan dari seberapa besar sumbangan hasil secara perorangan.

kasi dalam diskusi sangatlah penting. Aspek berkomunikasi pada kelas eksperimen dengan nilai rata-rata 80,33. Diantara kedua indikator yang paling rata adalah berkomunikasi.

Tingginya pada aspek berkomunikasi dikarenakan dalam diskusi siswa saling berinteraksi dengan kelompknya sehingga membantu siswa untuk memahami materi.

Interaksi yang terjadi melalui diskusi akan memberikan keuntungan bagi seemua anggota kelompok karena memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing-

a kelompok.

Pada penelitian ranah afektif dilihat dua sikap yaitu bertanggung jawab dan berkomunikasi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan Permendikbud (2015) nilai akhir yang diperoleh untuk ranah afektif diambil untuk a nilai siswa. Pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered disertai LDS siswa dapat bekerja sama dengan efektif untuk menyelesaikan LDS sesuai dengan sintak Rendahnya nilai rata-rata ranah afektif pada kelas kontrol karena hanya sebagian siswa yang memiliki tanggung jawab sehingga dalam proses pembelajaran siswa banyak acuh tak acuh dengan temanya dan teman lain, kurangnya kerjasama dengan

(7)

teman dan juga siswa banyak yang meribut sehingga menganggu kosentrasi siswa yang lain dalam belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Rohani (2010:147) tindakan pengelolaan kelas adalah tindakan yang dilakukan oleh guru dalam rangka penyediaan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar berjalan dengan efektif.

2. Penilaian Kognitif

Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis data tes akhir, α (taraf nyata) 0,05 dimana thitung >ttabel terlihat bahwa terdapat perbedaan hasil belajar dari kedua kelas sampel. Terlihat bahwa persentase pada kelas eksperimen yang mendapatkan nilai diatas KKM sebanyak 56% dengan rata-rata 75,44 dengan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Togetherdisertai LDS lebih baik dari pada kelas kontrol yang hannya mendapatkan nilai diatas KKM sebanyak 18% dengan rata-rata 67,55 dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.

Peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Togetherdisertai LDS dapat meningkatkan keaktifan siswa tersebut. Hal ini terlihat mulai dari masing-masing siswa bekerjasama dalam kelompok menyatukan pendapat dan pengetahuan yang dimilikinya dan kesiapan serta tanggungjawab siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Proses pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together melibatkan siswa lebih aktif, karena setiap siswa mempunyai peluang yang sama untuk melibatkan diri dalam aktivitas pembelajaran. Menurut Trianto (2009:82) model pembelajaran Numbered Head Together merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas.

Pembelajaran Numbered Head Together merupakan model pembelajaran kooperatif yang memiliki keistimewaan yaitu adanya sistem penomoran, dengan sistem penomoran ini setiap anggota dalam kelompok berusaha untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan yang diberikan guru, karena guru hanya menunjuk salah

satu nomor untuk menjawab pertanyaan sehingga tiap-tiap anggota dalam kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama dalam menemukan jawaban pertanyaan yang diajukan guru dan hanya siswa yang bernomor sama yang berhak menjawab, serta bertanggung jawab dalam mempersentasikan jawaban yang telah ditemukan dan disepakati dalam kelompok.

Menurut Istarani (2011:12) Numbered Head Together merupakan rangkaian penyampaian materi dengan menggunakan kelompok sebagai wadah dalam menyatukan persepsi/pikiran siswa terhadap pertanyaan yang dilontarkan atau diajukan guru, yang kemudian akan dipertanggungjawabkan oleh siswa sesuai dengan nomor permintan guru dari masing-masing kelompok. Dengan demikian, dalam kelompok siswa diberi nomor masing-masing dengan urutannya.

Sedangkan pelaksanaan pembelajaran di kelas kontrol dilakukan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Di sini siswa tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together disertai LDS, melainkan guru hanya menjelaskan materi dan siswa hanya mendengar, mencatat dan bertanya tentang materi yang belum dipahami, tetapi kenyataanya tidak semua siswa mencatat dan bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami. Beberapa orang siswa terlihat menganggu teman yang lain sehingga konsentrasi temanya terganggu.

Hanya siswa berkemampuan tinggi saja yang berkeinginan belajar serius. Pada akhir pembelajaran kurang adanya partisipasi siswa dalam menutup pembelajaran sehingga pembelajaran pada kelas kontrol interaksi siswa dengan guru kurang hidup hanya satu arah saja. Menurut Sudjana (2008:31) bahwa komunikasi satu arah kurang menghidupkan kegiatan siswa belajar. Hal ini berarti siswa kurang memahami konsep-konsep pembelajaran sepenuhnya. Oleh karena itu siswa menganggap biologi pelajaran yang sukar di pahami akibatnya hasil belajar biologi siswa rendah.

Hal yang menjadi kendala pada saat pelaksanaan di kelas eksperimen adalah masih ada siswa yang tidak serius mengikuti diskusi dalam kelompoknya, pada saat pembentukan kelompok siswa masih sulit untuk di atur untuk duduk dalam

(8)

kelompoknya sehingga menggunakan waktu yang lama dan masih ada siswa yang merasa malu serta kaku saat menjawab pertanyaan ketika nomornya yang terpanggil untuk menjawab pertanyaan. Hal ini disebabkan karena mereka masih belum terbiasa untuk memberikan pendapat atau ide yang mereka miliki.

3. Penilaian Psikomotor

Berdasarkan hasil penilaian psikomotor selama tiga kali pertemuan pada keduan kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari hasil penilaian perindikator pada kelas eksperimen adalah kesesuaian isi jawaban LDS dengan pertanyaan hasil rata-rata yang di peroleh yaitu 67,08. Sedangkan penilaian pada kelas kontrol indikator yang di nilai adalah kesesuian isi resume dengan tujuan pembelajaran rata-rata yang di peroleh yaitu 65,16 lebih rendah dari kelas eksperimen.

Dalam penulisan pada kelas eksperimen memperoleh rata-rata yaitu 80,33 sedangkan pada kelas kontrol rata-rata yaitu 71,16Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis data tes akhir, α (taraf nyata) 0,05 dimana thitung > ttabel maka hipotesis diterima. Dimana pada kelas eksperimen dengan menggunakan LDS sedangkan pada kelas kontrol membuat resume.

Tingginya nilai keterampilan pada kelas eksperimen yaitu kesesuaian jawaban LDS dengan pertanyaan memiliki rata-rata 67,08 dan penulisan rata-rata 68,5.

Disebabkan masing-masing siswa menggunakan LDS dengan hal tersebut siswa lebih memahami pembahasan materi juga siswa lebih mudah mengingat pelajaran yang dijelaskan guru dan selain itu siswa bisa langsung memahami pertanyaan- pertanyaan yang terdapat dalam LDS. Hal ini sesuai dengan Anwar (2009: 87).

penilaian keterampilan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterampilan (skill) yang dimiliki siswa setelah mereka memahami proses pembelajaran kognitif dan afektif. Hal ini juga tidak lengkap dari sikap dan minat siswa itu sendiri karena tercapainya suatu hasil pembelajaran itu tergantung pada sikap dan minat siswa itu sendiri untk belajar.

Rendahnya nilai keterampilan pada kelas kontrol yaitu kesesuaian isi reaume dengan tujuan pembelajaran dengan

rata-rata 46,75 dan penulisan 50,75 di sebabkan oleh siswa hanya mencatat biasa yang kenyataanya tidak semua siswa yang mencatat, selain itu siswa di saat pembelajaran banyak siswa yang berketawa bersama temanya dan sebagian ada yang keluar masuk kelas dan beberapa siswa yang tidak hadir dan bolos sebelum pembelajaran biologi berlangsug. Hal ini sesuai dengan Permendikbud (2015:66) bahwa”

pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer”. Tetapi berbeda dengan kelas kontrol siswanya pada umumnya menyelesaikan tugas resume sesuai dengan teman sebangku dengan penilaian perindividu.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan:

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together disertai LDS berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa pada ranah kognitif 2. Penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Head Together disertai LDS tidak berpengaruh pada ranah afektif

3. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together disertai LDSberpengaruh pada ranah psikomotor

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis mengemukakan beberapa saran antara lain:

1. Guru biologi khususnya, dan guru-guru bidang studi lain umumnya diharapkan dapat menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together(NHT) disertai LDS sebagai salah satu upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat diharapkan melakukan penelitian lanjutan pada pokok bahasan biologi lain dan dengan tingkat sekolah yang berbeda.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, syafri. 2009. Penilaian Berbasis Kompetensi. Padang: UNP Press.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara

Asma, N. 2012. Model Pembelajaran Kooperatif. Padang: UNP Press.

Dwi Herawati, dkk. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Dengan Media Komik Pada Materi Pengelolaan Lingkungan Guna Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar (Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Semboro Jember. Jurnal Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jember

Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada.

Lufri. 2007. Strategi pembelajaran. Padang Permendikbud dan Dekdikbud. 2015.

Panduan Penilaian untuk Sekolah Menengah Atas . Balitbang : Permendikbud

Rohani, A. 2010. Pengelolaan Pengajaran : Sebuah Pengantar Menuju Guru Professional. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana. 2005 a. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Trianto. 2009. Mendesain Model

Pembelajaran Inovatif-Progresif.

Jakarta: Prenada Media

Referensi

Dokumen terkait

Hasil belajar Matematika siswa kelas VI setelah mengikuti pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus II berdasarkan KKM matematika SDN 4 Bungkulan