• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DISERTAI MEDIA GAMBAR

TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII SMPN 1 MAPAT TUNGGUL

KABUPATEN PASAMAN

Dewi Wahyuni, Mulyati, Annika Maizeli

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat dewi.wahyuni@email.com

ABSTRACT

This study is based on the low learning outcomes of students, where many are still under the KKM. One of the materials whose value under the KKM is the motion system in humans. Low student learning outcomes caused by several factors including in the learning process is still focused on the teacher, teachers tend to use the method of discussion and frequently asked questions and learning media rarely used. This study aims to determine the effect of the application of Think-Pair-Share learning model along with the image media on the biology students' learning outcomes in grade VIII SMPN 1 Mapat Tunggul Pasaman District. This type of research is experimental research, with design research design Randomized Control-Group Posttest Only Design. The population in this study is all students of class VIII SMPN 1 MapatTunggul Pasaman Pasuruan Lesson 2017/2018. Sampling using total sampling technique. Based on the research results can be concluded that the application of Think-Pair-share model along with the media of the image have a good effect on the learning outcomes of students of grade VIII SMPN 1 Mapat Tunggul Pasaman.

Keywords: Think-Pair-Share, Image Media.

PENDAHULUAN

Proses belajar mengajar yang menuntut adanya interaksi antara siswa dan guru. Dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai tenaga pendidik yang membimbing siswa untuk mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan dapat merubah kondisi siswa dari tidak tahu menjadi tahu. Oleh sebab itu, guru harus mampu

menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, tanpa ada beban dan rasa takut. Guru juga harus mampu menciptakan suasana yang kondusif sehingga mampu memberikan daya tarik tersendiri bagi siswa.

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di SMPN 1 Mapat Tunggul Kabupaten Pasaman, didapatkan data bahwa

(2)

dalam proses belajar mengajar masih terpusat pada guru, guru cenderung menggunakan motode diskusi dan tanya jawab, siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari kurangnya keinginan siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan guru yang diberikan pada saat pembelajaran, akibatnya kurang terjadi interaksi antara siswa dengan guru. Penggunaan media yang bervariasi juga jarang digunakan dalam proses pembelajaran dimana media yang sering digunakan guru adalah LKS dan buku paket yang diperoleh dari perpustakaan dengan jumlah yang terbatas.

Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa banyak dibawah Kiteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan untuk pelajaran IPA yaitu 70. Rendahnya hasil belajar siswa salah satunya pada materi sistem gerak pada manusia, kelas VIII semester ganjil yaitu kelas VIII1 37,79 tahun pelajaran 2016/2017. Karena pada materi ini siswa dituntut agar bisa mendiskripsikan satu persatu organ penyusun sistem gerak pada

manusia. Pada materi ini peran media sangat dibutuhkan seperti media gambar, torsow, power point dll.

Berdasarkan permasalahan di atas salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah menerapkan model pembelajaran kooperatif . Dalam pembelajaran kooperatif siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen sehingga mereka saling membantu untuk mempelajari suatu pokok bahasan.

Model kooperatif yang diharapkan dapat menarik perhatian serta mengaktifkan siswa dalam pembelajaran adalah model koopertif tipe TPS ( Think- Pair- Share ).

Model pembelajaran Think- Pair- Share (TPS) ini menekan pada peningkatan daya nalar, daya kritis, daya imajinasi dan daya analisis siswa terhadap suatu permasalahan, dan juga guru perlu menyediakan media pembelajaran (Istarani, 2014:68).

Media pembelajaran berfungsi untuk membantu siswa dalam memahami materi. Media pembelajaran terdiri dari: media

(3)

gambar, media audio, video, dan sebagainya. Salah satu media yang dipilih untuk pelaksanaan proses pembelajaran adalah media gambar.

Media gambar adalah media praktis yang digunakan dalam proses pembelajaran karena mudah untuk didapat.

Beberapa penelitian tentang Think Pair Share yang pernah dilakukan dantaranya dilakukan oleh Purnamasari, (2014:4) dengan judul “pengaruh model pembalajaran Think Pair Share disertai media gambar terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII pada materi system pernapasan di SMPN 1 Bangun Purba Kabupaten Rokan Hulu” bahwa hasil belajar dengan menggunakan model TPS disertai media gambar tahun pelajaran 2014/2015 lebih efektif dari pada dengan menggunakan metode ceramah.

Berdasarkan uraian diatas, penulis telah melakukan penelitian ini dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think- Pair- Share (TPS) Di Seratai Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa

Kelas VIII Di SMPN 1 Mapat Tunggul Kabupaten Pasaman”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Tipe Think- Pair- Share (TPS) di sertai media gambar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Di SMPN 1 Mapat Tunggul Kabupaten Pasaman.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan pada September di SMPN 1 Mapat Tunggul Kabupaten Pasaman tahun ajaran 2017/2018.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah

“Randomized Control Group Postest Only Design”. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Instrumen

yang digunakan untuk

mengumpulkan data pada ranah afektif adalah lembar observasi sikap, ranah kognitif yaitu soal ujian objektif sebanyak 70 butir dan ranah psikomotor digunakan penilaian produk. Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji t.

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada kedua kelas sampel, maka diperoleh data

hasil belajar siswa meliputi 3 penilaian yaitu penilaian ranah afektif, kognitif dan psikomotor, yang disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa Pada Kelas Eksperimen Dan Kontrol.

Ranah Penilaian

Eksperimen Kontrol Hipotesis Keterangan Nilai Predikat Nilai Kontrol

Afektif 77.67 Baik (B) 67.1 Cukup (C)

Thitung 4.50 >

Ttabel 1.68

H1 diterima

Kognitif 63.14 Cukup (C)

52.14 Cukup (C)

Thitung 2.54 >

Ttabel1.68

H1 diterima

Psikomotor 76.7 Baik (B) 74 Baik (B)

Thitung 1.75 >

Ttabel 1.68

H1 diterima

Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa rata-rata nilai siswa pada ranah afektif, kognitif dan psikomotor kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.

1. Ranah afektif

Penilaian ranah afektif dilakukan selama proses pembelajaran berlansung. Data hasil penilaian ranah afektif siswa dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Rata-rata Nilai Siswa Perindikator Pada Ranah Afektif

Berdasarkan Gambar 1, pada ranah afektif indikator yang dinilai yaitu kerja sama, tanggung jawab dan komunikasi pada saat proses belajar mengajar. Untuk indikator kerja sama pada kelas eksperimen

0 20 40 60 80

Eksperimen Kontrol 76.8

72.5 75.5

65.8 7.8 64.3

A B

76.8 72.5

75.5

65.8 7.8 64.3

A C

A : Kerja Sama

B : Bertanggung Jawab C : Komunikasi

(5)

yaitu 76.8 dan kelas kontrol 72.5 keduanya dengan predikat (B) sedangkan untuk indikator tanggung jawab pada kelas eksperimen adalah 75.5 dengan predikat (B) dan kelas kontrol adalah 65.8 dengan predikat (C) dan pada indikator komunikasi pada kelas eksperimen 7.8 dengan predikat (B) kelas kontrol 64.3 dengan predikat (C). Rata-rata keseluruhan pada kelas eksperimen yaitu 76.67 dengan predikat (B) sedangkan pada kelas kontrol 67.1 dengan predikat (C) selanjutnya dilakukan uji t menunjukkan H1 diterima.

2. Ranak Kognitif

Penilaian ranah kognitif dilakukan pada akhir penelitian, rata-rata nilai siswa pada penilaian ranah kognitif pada kelas eksperimen memiliki rata-rata nilai 63.14 sedangkan kelas kontrol 52.14. Berdasarkan uji t menunjukkan H1 diterima.

3. Ranah Psikomotor

Penilaian ranah psikomotor dilakukan setelah proses pembelajaran dan yang dinilai adalah laporan hasil diskusi kelompok. Data hasil penilain

psikomotor pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Rata-Rata Nilai Siswa

Pada Ranah

Psikomotor

Berdasarkan Gambar 2, terlihat bahwa pada ranah psikomotor didapatkan indikator kelengkapan isi ringkasan pada kelas eksperimen didapatkan nilai 86.8 dan kelas kontrol 78.3, untuk indikator kejelasan ringkasan pada kelas eksperimen didapatkan nilai 75.5 dan kelas kontrol 72.5.

Indikator kerapian tulisan pada kelas eksperimen didapatkan nilai 68,5 dan pada kelas kontrol 69.3.

Sedangkan rata-rata nilai keseluruhan pada kelas eksperimen didapatkan nilai 76.7 dan pada kelas

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Eksperimen Kontrol

86.8 75.5

68.5 78.3

72.5 69.3

Kelengkapan isi ringkasan

Kejelasan ringkasan Kerapian tulisan

(6)

kontrol 74. dan setelah dilakukan uji t didapatkan H1 diterima.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka nilai siswa untuk ranah afektif, kognitif dan psikomotor siswa kelas eksperimen nilai lebih tinggi dari nilai siswa kelas kontrol.

1. Ranah Afektif

Berdasarkan hasil uji t didapatkan H1 diterima, artinya penerapan model pembelajaran think pair share disertai media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah afektif kelas VIII SMPN 1 Mapat Tunggul Kabupaten Pasaman. Hal ini dapat dilihat pada saat proses pembelajaran siswa diberi tugas dan tugas tersebut dikerjakan oleh masing-masing siswa dengan cara membaca buku sumber dan mengamati media gambar, meskipun masih ada beberapa siswa yang masih mencontoh pada teman sebelahnya, tapi hal ini bisa di atasi oleh guru yang selalu memantau siswa agar tidak mencontek pada temannya. Pada tahap ini terlihat rasa tanggung jawab siswa dalam

mengerjakan tugasnya. Dari tugas yang dikerjakan masing-masing siswa selanjutnya berdiskusi dengan pasangannya. Hasil diskusi dengan pasangannya ditulis pada buku untuk dipresentasikan di depan kelas pada saat diskusi dengan pasangan siswa terlihat aktif, bertanggung jawab dan saling kerja sama dalam menyatukan pendapat. Pada tahap Share siswa mempresentasikan hasil diskusi dengan pasangan secara bergantian lebih kurang 25% dari jumlah pasangan. Saat presentasi terlihat siswa saling merespon ketika temannya memberi pendapat.

Jadi mereka sudah dapat bekerja sama, bertanggung jawab dan berkomunikasi dengan baik. pada saat persentasi. Menurut pendapat Sanjaya (2012: 246-247) keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya.

Selain dengan menerapkan model Think Pair Share dalam proses pembelajaran juga diterapkan media pembelajaran. Media gambar yang diberikan guru membuat siswa

(7)

menjadi tertarik karena berisikan gambar yang mendorong siswa untuk memahami materi sistem gerak pada manusia dan gambar yang diberikan tersebut jelas dan menarik sehingga mudah untuk memahami materi yang sedang dipelajari. Menurut Lufri (2007:

112) tanpa media, penyajian materi pelajaran menjadi kurang menarik bahkan materi menjadi sulit dipahami dan membosankan.

Hasil penilaian ranah afekitif pada kelas kontrol dengan menerapkan metode diskusi dan tanya jawab lebih rendah dari kelas eksperimen, terutama pada indikator bertanggung jawab dan komunikasi.

Pada indikator bertanggung jawab hal ini dapat dilihat pada saat diskusi masih banyak siswa yang tidak ikut serta dalam mengerjaan tugas dengan anggota kelompok.

Siswa banyak yang acuh tak acuh dengan teman sekelompoknya, sehingga siswa yang lain tidak termotivasi untuk melakukan diskusi. Hal ini menyebabkan kurangnya rasa tanggung jawab diantara anggota kelompok.

Selanjutnya pada indikator

berkomunikasi, dapat dilihat saat siswa diskusi, banyak siswa yang berbicara sesuka hati yang jauh dari materi yang dipelajari. Menurut Slameto (2003: 36) menciptakan relasi yang baik antara siswa sangat diperlukan agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa. Sementara pada indikator kerja sama hampir sama dengan kelas eksperimen.

2. Ranah Kognitif

Berdasarkan hasil uji t didapatkan H1 diterima. Terlihat bahwa penerapan model pembelajaran Think Pair Share disertai media gambar dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa pada ranah kognitif.

Pada saat proses pembelajaran penilaian kompetensi afektif akan berdampak pada penilaian kompetensi kognitif.

Tingginya hasil belajar pada kelas eksperimen terlihat pada proses pembelajaran ini siswa lebih aktif, karena siswa sudah berfikir secara sendiri dan mendiskusikan apa yang difikirkan pada tahap berfikir sendiri secara berpasangan sampai mempersentasikan hasil diskusi

(8)

dengan baik. Meskipun sedikit agak kaku tetapi lama-kelaman mereka mulai terbiasa sehingga mulai berani untuk mengeluarkan pendapat.

Menurut Istarani (2014:68) model pembelajaran TPS baik dalam rangka melatih berfikir siswa secara baik. Selain penggunaan model pembelajaran dikelas eksperimen juga menggunakan media gambar dengan tujuan dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah.

Hasil belajar pada kelas kontrol dengan menerapkan metode diskusi dan tanya jawab lebih rendah dibanding kelas eksperimen.

Disebabkan pembelajaran pada kelas kontrol hanya didominasi oleh beberapa orang siswa yang aktif dalam bertanya, dan dikuasai oleh siswa yang mempunyai kemampuan lebih pada saat proses pembelajaran.

Dalam pembelajaran pada kelas kontrol guru menggunakan metode diskusi dan tanya jawab, hanya sebagian siswa saja yang terlibat tanya jawab dengan guru, sedangkan siswa yang lain hanya diam, sehingga tidak ada interaksi antara siswa, baik interaksi antara siswa yang kemampuan tinggi,

sedang maupun rendah. Menurut Majid (2013: 199) metode ceramah tidak dapat memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi memecahkan masalah sehingga proses menyerap pengetahuannya kurang tajam.

3. Ranah Psikomotor

Berdasarkan hasil uji t yang telah dilakukan bahwa H1 diterima, artinya penerapan model think pair share disertai media gambar dapat meningkatkan hasil belajar Biologi pada ranah psikomotor siswa kelas VIII SMPN 1 Mapat Tunggul Kabupaten Pasaman.

Setelah melakukan penilaian kompetensi afektif dan kompetensi kognitif maka juga dilakukan penilaian kompetensi psikomotor pada kedua kelas sampel berupa nilai ringkasan yang dibuat pada buku catatan. Penilaian pada ranah psikomotor ini didapatkan nilai siswa kelas eksperimen 76.7 dan kelas Kontrol 74.

Tingginya nilai siswa kelas eksperimen karena pada saat proses pembelajaran siswa menunjukkan kerja sama dan tanggung jawab yang tinggi baik secara mandiri maupun secara berpasangan dan

(9)

juga dengan adanya media gambar sebagai pendukung materi sehingga siswa sudah bisa membuat laporan (resume) yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, sistematis dan tulisan menjadi lebih rapi. Hal ini sesuai dengan penilitian yang telah dilakukan Anccillina (2013:3) model pembelajaran TPS disertai media gambar merupakan model pembelajaran yang dapat membantu melatih sikap dan kemampuan berfikir siswa.

Rendahnya penilai ranah psikomotor pada siswa kelas kontrol disebabkan karena kurangnya kerja sama dan tanggung jawab dalam berdiskusi pada saat proses pembelajaran. Hal ini mengakibatkan hasil pembuatan laporan (resume) yang dibuat kurang lengkap dan terdapat banyak coretan sehingga kurang rapi.

Menurut Kunandar (2013: 251) penilaian psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan (skill) sebagai hasil tercapainya kompetensi pengetahuan.

Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian

seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu..

Berdasarkan data yang diperoleh dari ketiga ranah yang diamati, maka penilaian afektif, kognitif dan psikomotor pada kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Annurahman (2010:

54) menyatakan bahwa hasil belajar dari ketiga ranah bukan merupakan bagian-bagian yang terpisah, akan tetapi merupakan satu kesatuan yang saling terkait.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Think-Pair-Share disertai dengan media gambar dapat berpengaruh baik terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMPN 1 Mapat Tunggul Kabupaten Pasaman.

DAFTAR PUSTAKA

Accillina, desi. Hadi Soekarno.

Sudarno Herlsmbang.

2013. Pengaruh Think Pair Share Dengan Media Gambar Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa. Alumni Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negri

(10)

Malang. Jurnal Online Pendidikan Vol. 2, No. 1, 2013.

Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:

Alfabeta.

Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif.

Medan: Media Persada.

Istarani. 2012. Kurikulum sekolah berkarakter. Medan: Media Persada.

Lufry 2007. Strategi Pembelajaran Biologi : Teori, Praktik, Dan Penelitian. Padang : UNP Press.

Majid, A. 2013. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung:

Remaja Rosdakarya Offset.

Sanjaya, W. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Slameto. 2003. Belajar dan faktor-

faktor yang

mempengaruhinya. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada.

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik.

Jakarta: Grafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 5.. Artinya, terdapat terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share berbantuan media visual pada siswa kelas III SD

Tabel 2.5 Hubungan antara Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share terhadap Keterampilan Berpikir Kritis