• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penerapan model pembelajaran problem based

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh penerapan model pembelajaran problem based"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DISERTAI VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI

SISWA KELAS VIII DI SMPN 30 PADANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

, RRP Megahati ,

ABSTRAC

The low studying biology student in SMPN 30 Padang because learning process still dominated by teacher. Learning media the form book and LKS for source readings less maximal for this media on the material zat aditif. Less communication student with teacher and fellow student and student motivation in the learning is low. To overcomes this problem, teacher requested creative in choose and use learning model and media on learning is right, especially on the material zat aditif. This research aims to knowing influence learning model Problem Based Learning by giving videos to learning result biology student class VIII in SMPN 30 Padang school year 2015/2016. This research is the research experiments using, a design Randommized Control Group-Posttest Only Design. The population in this sample are all class VIII in SMPN 30 Padang school year 2015/2016. A sample taking use technique of purposive sampling and consisting of class as the experimental class and control class class. The results the data analysis using t-test. A results average end test for student experimental class 88,08 and 81,25 for control class. Based on the hypothesis test t-test was obtained

> that is 3,22 > 1,66. This means hypothesis cognitive the research is accepted, it can be concluded that by implementing learning model Problem Based Learning by giving videos can improve to learning result biology student and activity student, psychomotor student class VIII in SMPN 30 Padang school year 2015/2016.

Kata Kunci : Learning model Problem Based Learning, Videos, dan Result study.

PENDAHULUAN

Biologi merupakan salah satu cabang ilmu IPA yang membahas ilmu tentang kehidupan makhluk hidup, karena menyangkut unsur hayati yang merupakan subjek dan objek Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Untuk memaksimalkan hasil pembelajaran Biologi disetiap tingkat pendidikan dibutuhkan proses pembelajaran yang berkualitas. Guru sebagai pendidik berperan aktif untuk menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan serta membuat siswa lebih aktif dan termotivasi dalam belajar.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di SMP Negeri 30

Padang pada materi zat aditif makanan, dalam proses pembelajaran guru telah menggunakan metode pembelajaran, seperti metode ceramah, tetapi belum menggunakan model pembelajaran. Kurangnya variasi guru Biologi dalam menggunakan strategi, metode dan belum menggunakan model pembelajaran membuat siswa merasa bosan di dalam kelas

karena proses pembelajaran

terpusat/didominasi oleh guru, kurangnya semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, kurangnya komunikasi siswa dengan guru dan sesama siswa dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran masih rendah.

(2)

Hal tersebut dapat terlihat dari hasil belajar Biologi siswa masih rendah dan tidak mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan yaitu 80. Dapat dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian 3 pada materi bahan kimia dalam makanan (zat aditif pada makanan) tahun pelajaran 2014/2015 nilai rata-rata siswa dapat dirincikan sebagai berikut, pada kelas VIII/1 =76,29, kelas VIII/2

=76,06, kelas VIII/3 =71,12, kelas VIII/4

=73,93, VIII/5 =73,5, kelas VIII/6 =73,06, dan VIII/7 =70,14.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka guru dituntut kreatif dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran yang tepat sehingga dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan semangat siswa dalam belajar.

Salah satu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dan mengoptimalkan siswa dalam pembelajaran adalah model pembelajaran Problem Based Learning.

Problem Based Learning mampu untuk membangkitkan interaksi siswa dan meningkatkan potensi kemampuan analisis masalah siswa. Menurut Sanjaya (2006:214)

Problem Based Learning dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah”.

Selain penerapan model pembelajaran, dalam proses pembelajaran juga sangat membutuhkan sebuah media pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi pada materi bahan kimia dalam makanan (zat aditif pada makanan) guru sudah memakai media bahan ajar berupa buku paket dan LKS sebagai sumber bacaan tetapi kurang maksimal untuk dijadikan media, dikarenakan materi menuntut siswa agar mampu mengaitkan materi dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu media yang dapat digunakan adalah media visual berupa video.

Video termasuk dalam kategori bahan ajar audio visual. Media. Dengan kombinasi dua materi ini, pendidik dapat menciptakan proses pembelajaran yang lebih berkualitas, karena komunikasi berlangsung secara efektif.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul:

“Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Disertai Video Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 30 Padang Tahun Pelajaran 2015/2016”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Rancangan penelitian eksperimen Randommized Control Group Posttest Only Design merujuk pada Lufri (2007:68).

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 12 April sampai dengan 30 April 2016 di SMPN 30 Padang tahun pelajaran 2015/2016.

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling. Variabel yang digunakan adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning disertai Video. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa berupa skor yang diperoleh siswa setelah diberikan tes hasil belajar.

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer, data yang diperoleh langsung dari siswa kelas sampel.

Sumber data diperoleh dari siswa kelas VIII SMPN 30 Padang tahun pelajaran 2015/2016.

Teknik pengambilan data adalah data yang diperoleh untuk penelitian ini adalah data kuantitatif berupa hasil tes akhir untuk ranah kognitif, hasil skor yang diisi oleh observer untuk ranah afektif, dan hasil skor laporan dan catatan untuk ranah psikomotor. Data kuantitatif tersebut didapat setelah berakhirnya perlakuan. Secara umum prosedur penelitian dapat dibagi atas tiga bagian yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Instrumen penelitian adalah pada ranah kognitif menyusun kisi-kisi soal dan membuat soal tes akhir. Untuk mendapatkan soal tes akhir yang baik maka dilakukan uji coba soal tes. Analisis uji coba soal dengan mencantumkan teori yang ada yaitu validitas dan reliabilitas merujuk pada Arikunto (2010:

103), indeks kesukaran dan daya pembeda merujuk pada Sudijono (2011: 389). Pada ranah afektif dan psikomotor instrument penelitian menggunakan lembar observasi dan

(3)

penilaian hasil kerja yang terdiri dari beberapa indicator dan kriteria merujuk pada Kunandar (2013: 112-308).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada ranah kognitif dilakukan uji-t (uji hipotesis) merujuk pada Sudjana (2005: 239), sebelum uji-t dilakukan uji normalitas merujuk pada Sudjana (2005:

466) dan uji homogenitas masing-masing kelas sampel merujuk pada Sudjana (2005: 249).

Pada ranah afektif dan psikomotor skor yang telah diperoleh oleh masing-masing siswa dikonversikan menjadi persentase dengan menggunakan rumus merujuk pada Kunandar (2013: 129-307).

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Ranah Kognitif

Nilai Rata-rata, Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Hipotesis Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Disertai Video Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII Di SMPN 30 Padang.

No Parameter Kelas Keterangan

Eksperimen Kontrol

1 Rata-rata 88,08 81,25 Eksperimen > Kontrol

2 Uji Normalitas = 0,1461 = 0,161

= 0,0892 = 0,151

< (Normal) < (Normal) 3 Uji

Homogenitas

= 1,41

= 1,81

< (Homogen) 4 Uji Hipotesis = 3,22

= 1,66

> (Hipotesis Diterima)

Keterangan:

Eksperimen : Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Disertai Video.

Kontrol : Menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.

2. Ranah Afektif

Rata-rata nilai ranah afektif kelas sampel.

Kelas Nilai Rata-rata

Eksperimen 84,7

Kontrol 80,29

(4)

Grafik perbandingan pencapaian per indikator ranah afektif kelas sampel.

Keterangan indikator yang dinilai:

A = Menghargai pendapat orang lain B = Disiplin

C = Percaya diri 3. Ranah Psikomotor

Rata-rata nilai ranah psikomotor kelas sampel.

Kelas Nilai Rata-rata

Eksperimen 85,91

Kontrol 66,72

Grafik perbandingan pencapaian per indikator ranah psikomotor kelas sampel.

Keterangan indikator yang dinilai:

A = Kejelasan isi laporan/catatan B = Kelengkapan laporan/catatan

C = Kerapian dan kebersihan laporan/catatan

B. PEMBAHASAN 1. Ranah Kognitif

Berdasarkan hasil analisis data tes akhir, nilai rata-rata yang didapat dari hasil belajar biologi siswa pada kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran

Problem Based Learning disertai video lebih baik dari kelas kontrol dengan menerapkan metode ceramah dan tanya jawab. Dari analisis data yang diperoleh nilai rata-rata tes akhir kelas eksperimen = 88,08 dan kelas kontrol = 81,25. Dari nilai rata-rata tes akhir tersebut jelas terlihat bahwa adanya peningkatan hasil

(5)

belajar siswa kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol meskipun nilai dikedua kelas berada diatas KKM 80.

Meningkatnya hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMPN 30 Padang pada kelas sampel yang berada diatas KKM disebabkan karena pada kelas eksperimen dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning disertai video pada proses pembelajaran. Menurut Sanjaya (2006: 220) penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dalam proses pembelajaran merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran, pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.

Sedangkan media video dalam proses pembelajaran di kelas eksperimen berguna untuk untuk menstimulus siswa terhadap permasalahan sesuai tujuan pembelajaran.

Menurut Achrudin (2013: 101) penyajian materi dengan disertai video dapat meningkatkan perhatian siswa dalam proses pembelajaran. Nilai pada kelas kontrol juga berada diatas KKM. Tingginya hasil belajar siswa pada kelas kontrol disebabkan karena pada kelas kontrol siswa pada setiap pertemuan diwajibkan mencatat semua materi yang dijelaskan guru, oleh karena itu materi yang akan dihafal oleh siswa pada saat akan UH lebih terorganisasi.

2. Ranah Afektif

Berdasarkan analisis data lembar observasi sikap ranah afektif, nilai rata-rata pada kelas eksperimen dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning disertai video lebih baik dari kelas kontrol dengan menerapkan metode ceramah dan tanya jawab, tetapi dikedua kelas sama-sama berada diatas KKM. Dari hasil analisis data yang diperoleh nilai rata-rata pada kelas eksperimen = 84,7 dan kelas kontrol = 80,29.

Hal ini juga dapat dilihat dari pencapaian persentase tiap indikator penilaian. Indikator menghargai pendapat orang lain, persentase pada kelas eksperimen 100 % sedangkan pada kelas kontrol juga 100 %, persamaan hasil persentase dikarenakan siswa di kedua kelas

sampel tidak ada yang memaksakan pendapatnya dengan cara yang tidak sopan.

Indikator disiplin, persentase pada kelas eksperimen 85,08 % sedangkan pada kelas kontrol 83,19 % persentase pada kedua sampel sama-sama berada diatas KKM. Hal ini terjadi karena siswa telah mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan mengumpulkan laporan berupa LDS dan catatan dengan tepat waktu. Indikator percaya diri persentase pada kelas eksperimen 80,47 % sedangkan pada kelas kontrol 80,33 % persentase pada kedua sampel sama-sama berada diatas KKM. Hal ini terjadi karena pada kelas eksperimen siswa dalam kelompoknya sudah berani berargumen pada saat diskusi kelompok maupun diskusi kelas, sedangkan pada kelas kontrol siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode tanya jawab terlihat percaya diri dalam berargumen menuliskan pendapatnya di papan tulis.

Tingginya persentase kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dikarenakan, Menurut Margetson dalam Rusman (2012: 230) Problem Based Learning membantu untuk meningkatkan perkembangan keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis, dan membantu siswa belajar aktif. Problem Based Learning memfasilitasi keberhasilan memecahkan masalah, komunikasi, kerja kelompok dan keterampilan interpersonal dengan lebih baik.

Pada kelas kontrol juga mendapatkan nilai rata-rata dan persentase per indikator diatas KKM, dimana pada kelas kontrol siswa juga terlihat aktif pada saat guru memberi pertanyaan-pertanyaan sebelum ataupun sesudah proses pembelajaran.

3. Ranah Psikomotor

Berdasarkan analisis data lembar penilaian ranah psikomotor, nilai rata-rata pada kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning disertai video lebih baik dari kelas kontrol dengan menerapkan metode ceramah dan tanya jawab. Dari hasil analisis data yang diperoleh nilai rata-rata pada kelas eksperimen

= 85,91 sedangkan pada kelas kontrol = 66,72.

(6)

Hal ini juga dapat dilihat dari pencapaian persentase tiap indikator penilaian. Indikator kejelasan isi laporan atau catatan, persentase pada kelas eksperimen 79,23 % sedangkan pada kelas kontrol 75, 40 %. Hal ini terjadi karena pada kelas eksperimen laporan yang dibuat siswa pada umumnya sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran, sedangkan pada kelas kontrol pada pertemuan pertama catatan yang dikumpulkan siswa yang tidak lengkap sehingga kurang sesuai dengan tujuan pembelajaran pada pertemuan pertama.

Indikator kelengkapan laporan atau catatan, persentase pada kelas eksperimen 99,42 % sedangkan pada kelas kontrol 70,11 %. Hal ini terjadi karena pada kelas eksperimen siswa telah menulis laporan sesuai dengan struktural LDS yang disediakan, sedangkan pada kelas kontrol kebanyakan siswa tidak ada menulis sub topik pada setiap kali pertemuan. Indikator kebersihan dan kerapian laporan atau catatan, persentase pada kelas eksperimen 90,27 % sedangkan pada kelas kontrol 78,72 %.

Laporan atau catatan yang siswa buat pada umumnya bersih dan rapi tetapi ada juga siswa yang mengerjakan tugas asal-asalan.

Perbedaan rata-rata yang begitu jauh antara kelas eksperimen dan kontrol dikarenakan pada kelas kontrol banyak siswa yang tidak mengumpulkan catatan. Seharusnya guru memberikan penghargaan/hadiah, dan pujian kepada siswa yang mengerjakan tugas dengan baik agar siswa termotivasi. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Djamarah dan Zain (2010: 107) dimana didalam kegiatan belajar mengajar, guru dapat memberikan hadiah berupa apa saja kepada anak didik yang berprestasi dalam menyelesaikan tugas, benar menjawab tugas ulangan formatif yang diberikan, dapat meningkatkan disiplin dalam mengajar, taat pada tata tertib sekolah, dan sebagainya.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning disertai video dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari ranah kognitif, afektif

dan psikomotor siswa kelas VIII SMP N 30 Padang Tahun Pelajaran 2015/2016.

DAFTAR PUSTAKA

Achrudin, Sajidan, & Indrowati. 2013.

Peningkatan Aktivitas Sosial Siswa Dalam Pembelajaran Biologi Melalui Penerapan Model Pembelajaran STAD Disertai Video Di Kelas VII SMP Negeri 1 JATEN. Jurnal Pendidikan Biologi, 5 (1), 96-103.

Diperoleh 17 Mei 2016, dari Google Cendikia.

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah, S. B. Zain A. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013).

Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi.

Padang: UNP.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran.

Jakarta: Rajawali Pers.

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sudijono, A. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali.

Sudjana, A. 2005. Metoda Statistika. Bandung:

Tarsito.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan terlihat bahwa hasil belajar ranah afektif siswa pada kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning