• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DISERTAI LDS TERHADAP HASIL

BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA N 1 SUNGAI GERINGGING KAB. PADANG PARIAMAN

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Mulyarni Hidayah1, Vivi Fitriani2, Abizar3 Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

Jurusan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Email : mulyarni57@gmail.com

ABSTRACT

The learning process is still centralized on the teacher, the use of learning media which is less precise and less varies, cause students become less active and feel bored in the learning process. Effort that can be done is with implementation of cooperative learning model of Group Investigation (GI) with LDS on biology learning outcome of class XI IPA SMAN 1 Sungai Geringging, Kab. Padang Pariaman. This research is aimed for knowing the effect of cooperative learning model of Group Investigation (GI) with LDS on outcome of biology learning of class XI IPA SMAN 1 Sungai Geringging, Kab. Padang Pariaman. This type of research is experimental research, using a randomized control group posstest only design planning. The population of this research is all students of class XI SMA N 1 Sungai Geringging Kab. Padang Pariaman on academic year 2016/2017. Sampling using purposive sampling technique with class XI IPA 1 as an experimental class and class XI IPA 3 as control class. Instruments which is used in the cognitive is the final test of student learning outcome in the form of objective test as many as 56 questions, for the affective and psychomotor use the assessment rubric. Data is analyzed with using t-test. Learning outcomes of the final test analysis on cognitive assessment shows that the experimental class has an higher average mark (79.2) than the control class (73.26). On both classes sample there is an increase in cognitive outcome but on the control class student's average mark is still below the KKM. The hypothesis test is obtained tcalculate1.78 and 1.67 as ttable. Thus tcalculate > ttable, then the hypothesis is accepted. In the affective assessment and psychomotor assessment on experimental class get a better mark than the control class. From the description above can be concluded that the implementation of cooperative learning model of Group Investigation (GI) with LDS can increase biology learning outcome of class XI IPA SMAN 1 Sungai Geringging Kab. Padang Pariaman.

Keywords: Group Investigation (GI), LDS, Learning Outcome.

PENDAHULUAN

Dalam proses pembelajaran guru harus melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa termotivasi untuk belajar dan aktif dalam pembelajaran, agar siswa aktif dalam proses pembelajaran seorang guru seharusnya bisa memilih dan menggunakan model yang diajarkan agar proses pembelajaran yang baik akan membentuk kemampuan intelektual, berpikir kritis dan munculnya kreatifitas serta perubahan perilaku atau pribadi

seseorang berdasarkan pengalaman tertentu.

Berdasarkan hasil observasi penulis dengan guru biologi di SMA N 1 Sungai Geringging Kab. Padang Pariaman, selama melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) pada bulan Agustus- Desember 2015 diperoleh informasi, bahwa rendahnya hasil belajar biologi siswa disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, pembelajaran masih terpusat pada guru, guru telah menggunakan metode pembelajaran, seperti metode ceramah, diskusi dan tanya

1

(2)

jawab. Guru juga telah mengunakan media pembelajaran, seperti media charta.

Penggunaan media yang kurang bervariasi oleh guru menjadikan mata pelajaran biologi kurang menarik, siswa merasa bosan dalam proses pembelajaran, kurangnya keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga dalam proses pembelajaran kurangnya interaksi yang terjadi antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru.

Salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa kelas XI IPA adalah materi Sistem Gerak Pada Manusia. Pada materi ini siswa dituntut memahami dan menjelaskan bagian-bagian materi seperti sistem gerak, sendi, dan otot serta gangguan yang terjadi pada materi sistem gerak pada manusia. Hal ini menyebabkan hasil belajar biologi yang diperoleh siswa masih rendah atau masih belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). KKM pada materi sistem gerak pada manusia yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 78, dimana nilai rata-rata ulangan harian siswa semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 pada materi sistem gerak pada manusia kelas XI IPA 1=66,53, kelas XI IPA 2=65,93, kelas XI IPA 3=66,06, kelas XI IPA 4=63,53 dan kelas XI IPA 5=62,10.

Keadaan ini menunjukan bahwa proses pembelajaran biologi belum memperoleh hasil yang optimal, maka dalam proses pembelajaran guru perlu memilih model pembelajaran dan media yang tepat sehingga dapat meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa. Diantaranya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).

Menurut Jufri (2013: 125) satu keunggulan model group investigasi dari model pembelajaran kooperatif lainnya yaitu melibatkan siswa dalam perencanaan tentang topik yang akan dipelajari dan cara melaksanakan investigasi. Investigasi yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran akan lebih terarah apabila dibantu dengan media pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan dari model ini adalah lembar diskusi siswa (LDS). LDS ini dipilih karena komponen yang dipakai di dalamnya lebih mencangkup, seperti terdapatnya pertanyaan-pertanyaan yang berupa tulisan maupun gambar sehingga siswa lebih mudah

dalam menginvestigasi sub topik pada proses pembelajaran berlangsung.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) disertai LDS terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA N 1 Sungai Geringging Kab. Padang Pariaman.

METODE PENELITIAN

Penelitian telah dilaksanakan di SMA N 1 Sungai Geringging Kab. Padang Pariaman pada bulan Oktober-November 2016 semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian adalah penelitian Eksperimen. Penelitian ini menggunakan rancangan Randomized Control-Group Posttest Only Design, yang digambarkan Lufri (2005: 70). Prosedur penelitian terdiri dari tiga bagian yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian.

Jenis instrumen yang peneliti gunakan dalam penelitian ini berupa tes objektif dengan lima option dalam bentuk pilihan ganda. Agar instrumen tes tersebut menjadi alat ukur yang baik, maka perlu dilakukan analisis soal melalui validitas soal, reliabilitas tes (Arikunto 2010: 70-103), dan daya pembeda soal dan indeks kesukaran soal (Sudijono 2011: 372-390). Penilaian pada ranah afektif berupa lembaran observasi siswa yang diamati melalui satu orang observer Penilaian ranah psikomotor pada kelas eksperimen dilakukan melalui laporan hasil diskusi siswa.Teknik Analisa data yang digunakan uji normalitas, uji homogenitas dan Uji hipotesis dengan menggunakan uji-t (Sudjana, 2005: 239).

Teknik Penilaian ranah afektif dan psikomotor berdasarkan kriteria Permendikbud Nomor 104.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Setelah dilakukan penelitian di SMA N 1 Sungai Geringging Kab. Padang Pariaman pada materi sistem gerak pada manusia terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA.

1. Penilaian Ranah Kognitif

Setelah melakukan penelitian pada kedua kelas sampel, diperoleh data tentang kemampuan kompetensi siswa. Tes akhir

(3)

yang diberikan berjumlah 56 butir soal yang di ambil dari 98 soal yang telah diuji cobakan. Pada kelas eksperimen diikuti oleh 28 siswa dan pada kelas kontrol diikuti oleh 33 siswa kelas XI IPA SMA N 1 Sungai Geringging Kab. Padang Pariaman Tahun Pellajaran 2016/2017. Dilihat pada Gambar 1.

Dari hasil uji-t didapatkan thitung = 1,78 dan ttabel= 1,67. Dengan demikian, thitung

>ttabel, maka hipotesis diterima dan dapat dinyatakan pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) disertai LDS dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa.

2. Penilaian Ranah Afektif

Berdasarkan hasil observasi pada ranah afektif yang berkaitan dengan sikap siswa yang telah di lakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian ranah afektif dalam penelitian ini mencakup tiga aspek yaitu menghargai pendapat teman, bertanggung jawab, dan satun berkomunikasi dalam proses pembelajaran.

Dapat dilihat pada Gambar 2.

Pada penilaian ranah afektif kelas eksperimen mendapat nilai rata-rata yang lebih tinggi dari pada kelas kontrol.

3. Penilaian Ranah Psikomotor

Penilaian ranah psikomotor dalam penelitian ini pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ada 2 aspek yang dinilai yaitu kelengkapan isi laporan, kebersihan dan kerapian penulisan. Dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Rata-Rata Ranah Psikomotor Pada Capaian Optimum.

Pada penilaian ranah psikomotor kelas eksperimen mendapat nilai rata-rata yang lebih tinggi dari pada kelas kontrol.

Pembahasan

1. Penilaian pada ranah kognitif

Penilaian pada ranah kognitif diambil dari nilai tes akhir penelitian dengan jumlah soal 56 buah dalam bentuk pilihan ganda.

Rata-rata nilai siswa pada ranah kognitif kelas eksperimen yaitu 79,2. Siswa yang mencapai nilai KKM di kelas eksperimen sebanyak 17 orang dengan persentase ketuntasan 60,7% . sedangkan nilai siswa yang berada di bawah KKM sebanyak 11 orang dengan presentase 39,3%. Nilai rata- rata siswa pada kelas kontrol yaitu 73,26.

Siswa yang mencapai KKM sebanyak 14 orang dengan presentase ketuntasan 42,4%.

Sedangkan nilai siswa yang berada dibawah KKM sebnyak 19 orang dengan presentase ketuntasan 57,6%. Berdasarkan data dari kedua sampel, dapat dinyatakan proses pembelajaran sudah baik. Hal ini dikemukakan oleh Djamarah (2010: 107) dimana tingkat keberhasilan belajar mengajar dikatakan baik apabila bahan 79,2 73,26

0 20 40 60 80 100

XI IPA 1 XI IPA 3

0 0,5 1 1,5 2 2,53 3,54

Gambar 1. Rata-Rata Ranah Kognitif Kelas Sampel.

Gambar 2. Rata-Rata Ranah Afektif Kelas Sampel Per-Indikator.

yang diberikan berjumlah 56 butir soal yang di ambil dari 98 soal yang telah diuji cobakan. Pada kelas eksperimen diikuti oleh 28 siswa dan pada kelas kontrol diikuti oleh 33 siswa kelas XI IPA SMA N 1 Sungai Geringging Kab. Padang Pariaman Tahun Pellajaran 2016/2017. Dilihat pada Gambar 1.

Dari hasil uji-t didapatkan thitung = 1,78 dan ttabel= 1,67. Dengan demikian, thitung

>ttabel, maka hipotesis diterima dan dapat dinyatakan pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) disertai LDS dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa.

2. Penilaian Ranah Afektif

Berdasarkan hasil observasi pada ranah afektif yang berkaitan dengan sikap siswa yang telah di lakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian ranah afektif dalam penelitian ini mencakup tiga aspek yaitu menghargai pendapat teman, bertanggung jawab, dan satun berkomunikasi dalam proses pembelajaran.

Dapat dilihat pada Gambar 2.

Pada penilaian ranah afektif kelas eksperimen mendapat nilai rata-rata yang lebih tinggi dari pada kelas kontrol.

3. Penilaian Ranah Psikomotor

Penilaian ranah psikomotor dalam penelitian ini pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ada 2 aspek yang dinilai yaitu kelengkapan isi laporan, kebersihan dan kerapian penulisan. Dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Rata-Rata Ranah Psikomotor Pada Capaian Optimum.

Pada penilaian ranah psikomotor kelas eksperimen mendapat nilai rata-rata yang lebih tinggi dari pada kelas kontrol.

Pembahasan

1. Penilaian pada ranah kognitif

Penilaian pada ranah kognitif diambil dari nilai tes akhir penelitian dengan jumlah soal 56 buah dalam bentuk pilihan ganda.

Rata-rata nilai siswa pada ranah kognitif kelas eksperimen yaitu 79,2. Siswa yang mencapai nilai KKM di kelas eksperimen sebanyak 17 orang dengan persentase ketuntasan 60,7% . sedangkan nilai siswa yang berada di bawah KKM sebanyak 11 orang dengan presentase 39,3%. Nilai rata- rata siswa pada kelas kontrol yaitu 73,26.

Siswa yang mencapai KKM sebanyak 14 orang dengan presentase ketuntasan 42,4%.

Sedangkan nilai siswa yang berada dibawah KKM sebnyak 19 orang dengan presentase ketuntasan 57,6%. Berdasarkan data dari kedua sampel, dapat dinyatakan proses pembelajaran sudah baik. Hal ini dikemukakan oleh Djamarah (2010: 107) dimana tingkat keberhasilan belajar mengajar dikatakan baik apabila bahan XI IPA 3

Eksperimen Kontrol

Eksperimen Kontrol

4 4 4

3

0 1 2 3 4 5

Kelengkapan laporan Kerapian, keb ersihan dan kejelasan

Gambar 1. Rata-Rata Ranah Kognitif Kelas Sampel.

Gambar 2. Rata-Rata Ranah Afektif Kelas Sampel Per-Indikator.

yang diberikan berjumlah 56 butir soal yang di ambil dari 98 soal yang telah diuji cobakan. Pada kelas eksperimen diikuti oleh 28 siswa dan pada kelas kontrol diikuti oleh 33 siswa kelas XI IPA SMA N 1 Sungai Geringging Kab. Padang Pariaman Tahun Pellajaran 2016/2017. Dilihat pada Gambar 1.

Dari hasil uji-t didapatkan thitung = 1,78 dan ttabel= 1,67. Dengan demikian, thitung

>ttabel, maka hipotesis diterima dan dapat dinyatakan pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) disertai LDS dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa.

2. Penilaian Ranah Afektif

Berdasarkan hasil observasi pada ranah afektif yang berkaitan dengan sikap siswa yang telah di lakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian ranah afektif dalam penelitian ini mencakup tiga aspek yaitu menghargai pendapat teman, bertanggung jawab, dan satun berkomunikasi dalam proses pembelajaran.

Dapat dilihat pada Gambar 2.

Pada penilaian ranah afektif kelas eksperimen mendapat nilai rata-rata yang lebih tinggi dari pada kelas kontrol.

3. Penilaian Ranah Psikomotor

Penilaian ranah psikomotor dalam penelitian ini pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ada 2 aspek yang dinilai yaitu kelengkapan isi laporan, kebersihan dan kerapian penulisan. Dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Rata-Rata Ranah Psikomotor Pada Capaian Optimum.

Pada penilaian ranah psikomotor kelas eksperimen mendapat nilai rata-rata yang lebih tinggi dari pada kelas kontrol.

Pembahasan

1. Penilaian pada ranah kognitif

Penilaian pada ranah kognitif diambil dari nilai tes akhir penelitian dengan jumlah soal 56 buah dalam bentuk pilihan ganda.

Rata-rata nilai siswa pada ranah kognitif kelas eksperimen yaitu 79,2. Siswa yang mencapai nilai KKM di kelas eksperimen sebanyak 17 orang dengan persentase ketuntasan 60,7% . sedangkan nilai siswa yang berada di bawah KKM sebanyak 11 orang dengan presentase 39,3%. Nilai rata- rata siswa pada kelas kontrol yaitu 73,26.

Siswa yang mencapai KKM sebanyak 14 orang dengan presentase ketuntasan 42,4%.

Sedangkan nilai siswa yang berada dibawah KKM sebnyak 19 orang dengan presentase ketuntasan 57,6%. Berdasarkan data dari kedua sampel, dapat dinyatakan proses pembelajaran sudah baik. Hal ini dikemukakan oleh Djamarah (2010: 107) dimana tingkat keberhasilan belajar mengajar dikatakan baik apabila bahan

Kerapian, keb ersihan dan kejelasan

Eksperimen Kontrol

Gambar 1. Rata-Rata Ranah Kognitif Kelas Sampel.

Gambar 2. Rata-Rata Ranah Afektif Kelas Sampel Per-Indikator.

(4)

pelajaran yang diajarkan 60%-70% dikuasai oleh siswa.

Proses pembelajaran pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) disertai LDS berpengaruh terhadap minat dan motivasi siswa.

Tingginya hasil belajar siswa pada ranah kognitif ini disebabkan pada saat proses pembelajaran siswa dituntut untuk mempunyai rasa tanggung jawab individu dalam menjawab pertanyaan di LDS, tanggung jawab dalam membahas dan memahami sendiri terlebih dahulu dalam menginvestigasi pertanyaan di LDS dan copian buku sumber yang dibagikan.

Sehingga semuanya bekerja dalam kelompok pada saat mengumpulkan informasi, ide, gagasan-gagasan baru dan penemuan-penemuan dalam investigasi mereka. Selain itu siswa berani mengemukan atau mengkomunikasikan hasil investigasi yang mereka temukan pada saat menjawab pertanyaan yang terdapat di dalam LDS yang sesuai dengan sub topik pada masing-masing kelompok, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berfikir dan menambah pemahaman lebih terhadap materi yang kurang dipahami sebelumnya untuk memperoleh prestasi belajar yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Lufri, dkk (2007: 130) hakekat dan kekuatan dari minat dan sikap seseorang merupakan aspek peting kepribadian.

Karakteristik ini secara material mempengaruhi prestasi pendidikan dan pekerjaan (Anastasi dan Urbina, 1998).

Penilaian ranah kognitif pada kelas kontrol dengan rata-rata hasil tes akhir yaitu 73,26 dan belum mencapai KKM dan tidak sebaik nilai rata-rata kelas eksperimen.

Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena pada saat pembelajaran berlangsung pada saat diskusi kelompok, rasa tanggung jawab siswa pada masing-masing anggota kurang. Selain itu, siswa hanya mengamati sedikit sumber buku sehingga siswa merasa jenuh terhadap bahan yang mereka amati, berbeda dengan kelas eksperimen yang diberi bahan ajar berupa copian buku sumber sebanyak 5 buah macam buku sumber untuk masing-masing kelompok. Pada saat pembentukan kelompok kelas kontrol dibagi berdasar urutan tempat duduknya saja. Tidak

semua anggota kelompok yang ikut terlibat dalam diskusi kelompok. Beberapa kelompok masih mengandalkan teman yang pintar untuk mengerjakan tugas yang disuruh guru.

Kondisi diatas merupakan contoh dari sikap siswa yang memiliki kecenderungan negatif. Sehingga kemampuan berpikir dan pemahamannya tidak bertambah untuk masing-masing kelompok kecuali siswa yang mengerjakan tugas yang disuruh guru tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Lufri, dkk (2007: 131) sikap didefinisikan sebagai suatu keadaan internal yang mempengaruhi individu terhadap tindakan yang terarah pada benda, atau kejadian.

Sikap mempunyai dua dimensi, yaitu kecenderungan positif dan kecenderungan negatif. Seseorang yang menghubungkan perasaan positif terhadap objek psikologi dikatakan mempunyai sikap terhadap objek itu. Sebaliknya, seseorang yang menghubungkan perasaan negatif terhadap suatu objek psikologi dikatakan mempunyai sikap negatif terhadap objek tersebut (Gagne, 1985). Scbeci dan Reley menyatakan bahwa persepsi para siswa terhadap pembelajaran adalah indikator yang valid dari perilaku pengajaran, kemudian para guru yang menunjukkan perilaku pembelajaran dengan mendorong para siswa menjadi kreatif dan mencoba menjadikan sains lebih mungkin memunyai sikap positif terhadap sikap para siswa. Sikap positif ini kembali mempunyai pengaruh positif terhadap prestasi siswa.

2. Penilaian pada ranah afektif

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan pada ranah afektif, kognitif dan psikomotor, maka diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) disertai LDS sedangkan kelas kontrol menggunakan metode diskusi dan tanya jawab disertai LDS biasa.

Berdasarkan analisis data pada ranah afektif yang didapat nilai rata-rata siswa selama 4 pertemuan pada kedua kelas sampel, dapat diketahui mengalami peningkatan. Pada ranah afektif kelas eksperimen memiliki rata-rata 3,55 (B) lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu 2,81 (C). Hal

(5)

ini dapat terlihat pada gambar 2 dimana untuk indikator menghargai pendapat teman dalam berdiskusi kelas eksperimen 3,71 (B) sedangkan kelas kontrol 2,91 (C).

Tingginya nilai rata-rata ranah afektif kelas eksperimen pada indikator menghargai pendapat teman karena kelas eksperimen siswa diminta untuk saling mendengarkan pendapat, bertukar pikiran dan berkontribusi antara yang menanggapi maupun yang memberikan informasi di dalam kelompoknya masing-masing agar sub topik yang didapatkan oleh kelompok dapat terkuasai dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Aunurrahman (2011: 150) bahwa keaktifan siswa melalui investigasi kelompok ini diwujudkan di dalam aktivitas bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi, kondisi ini akan memberikan dorongan yang besar bagi siswa untuk belajar menghargai pemikiran-pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan pengalaman masing-masing.

Tingginya indikator pada rasa bertanggung jawab siswa kelas eksperimen, karena siswa diberi kesempatan untuk memilih sub topik dalam proses pembelajaran. Selain itu, siswa juga diberi kesempatan memilih pertanyaan yang disediakan di dalam LDS dan mencari sendiri permasalahan yang terdapat di dalam LDS tersebut lalu menyelesaikan sendiri permasalahan yang sudah didapatkan dengan satu sub topik. Membuat siswa harus bertanggung jawab jika ingin tugasnya selesai sehingga jika ada siswa atau kelompok lain yang menanyakan sub topik yang didapat oleh kelompok tersebut yang kurang dipahami maka kelompok tersebut dapat langsung menjawab pertanyaan yang telah diajukan oleh kelompok lain sehingga pertanyaan yang telah diajukan tidak dilempar ke kelompok lain. Sedangkan kelas kontrol mengerjakan tugas diskusi kelompok seperti biasanya. Sesuai dengan kelebihan model pembelajaran Group Investigation yaitu melatih siswa untuk bertanggung jawab sebab ia diberi tugas untuk diselesaikan dalam kelompok (Istarani, 2014: 87).

Tingginya indikator santun berkomunikasi pada saat proses pembelajaran kelas ekperimen memiliki rata-rata 3,71 (B) dan kontrol 3,1 (B) karena selama proses pembelajaran pada kelas eksperimen siswa dilatih untuk menemukan hal-hal baru pada saat diskusi berlangsung dan siswa mampu mengeluarkan ide dan gagasan masing-masing dengan jelas dalam kelompok untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi kelompoknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Lufri, dkk (2007: 1) untuk mencapai hasil belajar yang optimal harus adanya interaksi edukatif, artinya interaksi ini terjadi antara guru dengan anak didik dan anak didik dengan anak didik lainnya serta anak didik dengan lingkungannya. Selain itu, pada saat kelompok mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas dan kelompok lain menanggapi hasil diskusinya, mereka mampu untuk berkomunikasi yang baik di forum diskusi.

3. Penilaian ranah psikomotor

Setelah melakukan penilaian pada ranah afektif dan penilaian pada ranah kognitif, maka juga dilakukan penilaian pada ranah psikomotor untuk melihat hasil kerja siswa selama proses pembelajaran. Penilaian ranah psikomotor pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berupa laporan hasil diskusi LDS kelompok. Penilaian ranah psikomotor pada kedua kelas sampel mencangkup dua aspek indikator yaitu kelengkapan laporan diskusi dan kerapian, kebersihan serta kejelasan dalam penulisan.

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan didapatkan nilai capaian optimum psikomotor kelas eksperimen 3,85 (A) dan kelas kontrol 3,33 (B+). Meningkatnya penilaian psikomotor pada kelas eksperimen dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigasi disertai LDS karena sudah menunjukan rasa menghargai pendapat teman dalam berdiskusi yang baik dan rasa bertanggung jawab yang baik juga sehingga siswa mampu membuat laporan hasil diskusi yang lengkap.

Siswa saling bekerja sama dan bertukar pikiran sehingga jawaban dari pertanyaan yang telah diinvestigasi di dalam LDS tersebut dibuat dalam bentuk laporan hasil diskusi yang ditulis rapi, bersih dan jelas.

(6)

Rendahnya penilaian psikomotor pada kelas kontrol dikarenakan siswa mengerjakan LDS yang pertanyaannya sama untuk semua kelompok, sehingga rasa tanggung jawab siswa kurang sebab dalam kelompok tersebut masih mengandalkan teman yang rajin dan pintar saja dalam pembuatan laporan hasil diskusi. Laporan hasil diskusi yang dibuat juga kurang rapi dan banyak coretan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kunandar (2013: 251) penilaian kompetensi keterampilan adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi keterampilan dari peserta didik yang meliputi aspek imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi dan naturalisasi.

Menurut Annonimos (2014: 10) tingkat kompetensi merupakan batas minimal pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Berdasarkan uraian di atas, penerapan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) disertai LDS dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa pada ranah afektif, kognitif dan psikomotor.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Dewi (2012: 3) mengungkapkan bahwa penerapan model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa pada ranah pengatahuan. Penelitian yang dilakukan juga oleh Kurniawan (2015: 117- 122) mengungkapkan bahwa penerapan model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan prestasi belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Annonimus. 2014. Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta:

Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 104.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: Rineka Cipta.

Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Dewi, Ratih Puspita. 2012. Penerapan Model Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Materi Bahan Kimia Di SMP.

Jurnal MIPA. Hlm. 1-8.

Djamarah dan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Istarani. 2014. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Jufri, Wahab. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka Cipta.

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik. Jakarta:

Rajawali Press.

Kurniawan, Yunita. 2015. Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Kelas XI Semester Genap SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 4.

Hlm. 117-122.

Lufri, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP Press.

Lufri. 2005. Metodologi Penelitian. Padang:

Universitas Negeri Padang.

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung:

Tarsito.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh data tentang pengaruh penerapan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe course review

(2) nilai hasil belajar siswa dalam ranah pengetahuan (kognitif) mengalami peningkatan, hal ini dibuktikan dari nilai rata-rata kelas untuk pretest sebesar 34,00 dan posttest