• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DISERTAI HANDOUT TERHADAP HASIL

BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMAN 2 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR

SELATAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Rinda Oftari, Ruth Rize Paas Megahati dan Ria Kasmeri Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

Rindaoftari@gmail.com ABSTRACT

The result of low student studying biology in plant tissue material due to the learning process is still centered on the teacher (teacher center), the lack of teaching materials of the students so that students are less active in the learning process, and less varied learning model given by the teacher. Plant tissue material is difficult to understand by students primarily on the structure and the parts of the plant tissue. One model of learning that can be used to improve learning outcomes biology is modelpembelajaran cooperative Two Stay Two Stray (TSTS) with handouts. This study aims to determine the application of cooperative learning model Two Stay Two Stray accompanied Handout on learning outcomes biology class XI student of SMAN 2 Lengayang South Coastal District. This experimental study design was Randomized Control Group Posttest-Only Design. The population of this research is all class XI students enrolled in the academic year 2016/2017. This study using purposive sampling technique. Data were analyzed using t-test. The average value of 47.40 while the experimental class control class has an average value of 58.46. T test results obtained t <t table, namely t = -4.58 with table = 1.69, thus the hypothesis in the second grade sample was rejected. Affective obtained experimental class overall value of 2.83 with the notation mode C and control class 2,86 predicate psychomotor domain of experimental class C. obtain optimum outcomes with the predicate B of 3.17 and 2.91 with the predicate control B. From the study it can be concluded that there is an increase in the learning outcomes biology class XI with the implementation of cooperative learning model (TSTS) with handouts at SMAN 2 Lengayang.

Keywords: Model, Cooperative Learning, TSTS, Handout, Student PENDAHULUAN

Guru hendaknya memotivasi siswa dengan berbagai strategi pembelajaraN dalam proses pembelajaran sehingga mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran biologi.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru biologi SMAN 2 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan pada bulan April tahun 2016 diperoleh informasi bahwa, hasil belajar biologi

siswa rendah, proses pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher center), kurangnya bahan ajar yang dimiliki siswa sehingga siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, dan kurang bervariasinya model pembelajaran yang diberikan oleh guru.

Rendahnya nilai rata-rata Ulangan Harian (UH) pada materi jaringan tumbuhan siswa kelas XI yang berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minuman (KKM). Nilai KKM yang ditetapkan

(2)

sekolah pada mata pelajaran biologi adalah 80.

Untuk mengatasi permasalahan diatas, model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) disertai Handout. Menurut Istarani dan Muhammad Ridwan (2014 :105 ) Two Stay Two Stray (TSTS) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan pada setiap kelompok untuk membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain. Menurut Majid (2011:175) handout adalah bahan ajar yang disiapkan oleh guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray disertai Handout terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMAN 2 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray disertai Handout terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMAN 2 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah eksperimen, dengan rancangan

penelitian yang digunakan adalah randomized control group postest only design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMAN 2 Lengayang Kabupaten pesisir Selatan pada semester I Tahun Pelajaran 2016/ 2017 yang terdiri dari 5 kelas pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas dapat dilakukan uji hipotesis menggunakan uji t uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian ini diterima atau ditolak.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. RANAH AFEKTIF

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) disertai Handout yang dilakukan di SMAN 2 Lengayang Kabupaten Pesisir selatan diperoleh data tentang penilaian sikap siswa untuk ranah afektif berupa lembar observasi yang bertujuan untuk melihat sikap dan minat siswa selama proses pembelajaran dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Rata-rata nilai Afektif

Data penelitian ranah afektif selama proses pembelajaran berlangsung diadakan observasi untu k penilaian antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Penilaian sikap pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terdiri dari tiga indikator yaitu rasa ingin tahu, santun berkomunikasi dan disiplin dalam belajar. Hasil penelitian menunjukkan secara umum bahwa sikap siswa selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajatan tipe Two Stay Two Stray (TSTS) disertai Handout dengan metode ceramah dan diskusi sama-sama mendapat predikat yang sama. Kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata modus (2,88) berada pada predikat C sedangkan kelas kontrol nilai rata-rata modus (2,86) berada pada predikat C. Menurut Kunandar (2013:

100) sikap menentukan keberhasilan seseorang yang tidak memiliki minat

Rasa Ingin Tahu

Santun Berkomunikasi

Disiplin

sekolah pada mata pelajaran biologi adalah 80.

Untuk mengatasi permasalahan diatas, model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) disertai Handout. Menurut Istarani dan Muhammad Ridwan (2014 :105 ) Two Stay Two Stray (TSTS) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan pada setiap kelompok untuk membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain. Menurut Majid (2011:175) handout adalah bahan ajar yang disiapkan oleh guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray disertai Handout terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMAN 2 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray disertai Handout terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMAN 2 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah eksperimen, dengan rancangan

penelitian yang digunakan adalah randomized control group postest only design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMAN 2 Lengayang Kabupaten pesisir Selatan pada semester I Tahun Pelajaran 2016/ 2017 yang terdiri dari 5 kelas pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas dapat dilakukan uji hipotesis menggunakan uji t uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian ini diterima atau ditolak.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. RANAH AFEKTIF

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) disertai Handout yang dilakukan di SMAN 2 Lengayang Kabupaten Pesisir selatan diperoleh data tentang penilaian sikap siswa untuk ranah afektif berupa lembar observasi yang bertujuan untuk melihat sikap dan minat siswa selama proses pembelajaran dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Rata-rata nilai Afektif

Data penelitian ranah afektif selama proses pembelajaran berlangsung diadakan observasi untu k penilaian antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Penilaian sikap pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terdiri dari tiga indikator yaitu rasa ingin tahu, santun berkomunikasi dan disiplin dalam belajar. Hasil penelitian menunjukkan secara umum bahwa sikap siswa selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajatan tipe Two Stay Two Stray (TSTS) disertai Handout dengan metode ceramah dan diskusi sama-sama mendapat predikat yang sama. Kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata modus (2,88) berada pada predikat C sedangkan kelas kontrol nilai rata-rata modus (2,86) berada pada predikat C. Menurut Kunandar (2013:

100) sikap menentukan keberhasilan seseorang yang tidak memiliki minat

0 1 2 3 4

Rata-rata Nilai Modus

2,322,71 2,79

Rasa Ingin Tahu

Santun Berkomunikasi

Disiplin

sekolah pada mata pelajaran biologi adalah 80.

Untuk mengatasi permasalahan diatas, model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) disertai Handout. Menurut Istarani dan Muhammad Ridwan (2014 :105 ) Two Stay Two Stray (TSTS) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan pada setiap kelompok untuk membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain. Menurut Majid (2011:175) handout adalah bahan ajar yang disiapkan oleh guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray disertai Handout terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMAN 2 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray disertai Handout terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMAN 2 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah eksperimen, dengan rancangan

penelitian yang digunakan adalah randomized control group postest only design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMAN 2 Lengayang Kabupaten pesisir Selatan pada semester I Tahun Pelajaran 2016/ 2017 yang terdiri dari 5 kelas pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas dapat dilakukan uji hipotesis menggunakan uji t uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian ini diterima atau ditolak.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. RANAH AFEKTIF

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) disertai Handout yang dilakukan di SMAN 2 Lengayang Kabupaten Pesisir selatan diperoleh data tentang penilaian sikap siswa untuk ranah afektif berupa lembar observasi yang bertujuan untuk melihat sikap dan minat siswa selama proses pembelajaran dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Rata-rata nilai Afektif

Data penelitian ranah afektif selama proses pembelajaran berlangsung diadakan observasi untu k penilaian antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Penilaian sikap pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terdiri dari tiga indikator yaitu rasa ingin tahu, santun berkomunikasi dan disiplin dalam belajar. Hasil penelitian menunjukkan secara umum bahwa sikap siswa selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajatan tipe Two Stay Two Stray (TSTS) disertai Handout dengan metode ceramah dan diskusi sama-sama mendapat predikat yang sama. Kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata modus (2,88) berada pada predikat C sedangkan kelas kontrol nilai rata-rata modus (2,86) berada pada predikat C. Menurut Kunandar (2013:

100) sikap menentukan keberhasilan seseorang yang tidak memiliki minat

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 2,79 2,82 2,88 3,0

5

Rasa Ingin Tahu

Santun Berkomunikasi

Disiplin

(3)

dan belajar yang sulit untuk mencapaai keberhasilan secara optimal.

2. RANAH KOGNITIF

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada kedua kelas sampel diperoleh data hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Data tersebut diperoleh dari tes akhir yang dilakukan pada kegiatan penelitian dapat dilihat pada gambar 3

Gambar 3. Nilai Rata-Rata Kognitif Kedua Kelas Sampel

kelas eksperimen terlihat nilai rata-rata tes akhir siswa lebih rendah dari kelas kontrol, yaitu kelas eksperimen 47,40 dan kelas kontrol 58,46. Kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) di sertai Handout tidak terjadi peningkatan terhadap hasil belajar biologi siswa. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil belajar biologi siswa pada kedua kelas sampel tidak menunjukkan perbedaan yang berarti sehingga hipotesis ditolak. Jika dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu menggunakan motode ceramah dan tanya jawab yaitu 58,46.

Pada kelas eksperimen hal ini dikarenakan pada saat pembelajaran berlangsung, terlihat sebagian siswa yang tidak terlalu aktif dalam mengerjakan permasalahan yang diberikan guru. Kadang sulitnya siswa disuruh berpindah kelompok ke yang lain, terlihat kurang nya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar, walaupun sudah diberi

Handout tetap saja minat belajar siswa masih rendah dan menyebabkan nilai hasil belajar menjadi rendah. Hal ini sesuai yang dikatakan Megahati (2015) dengan adanya handout dapat membuat siswa termotivasi untuk belajar, karena adanya gambar-gambar yang sangat jelas sehingga konsentrasi siswa lebih terfokus pada proses pembelajaran.

Pada kelas kontrol nilai rata-rata siswa lebih tinggi dari kelas eksperimen disebabkan karena kemampuan siswa pada kelas kontrol lebih tinggi dibandingakan kelas eksperimen, hal ini terlihat pada kuis yang diberikan setiap akhir pembelajaran, banyak siswa pada kelas kontrol yang mendapatkan nilai yang tinggi dibandingkan kelas eksperimen. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2013: 39) hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh 2 faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.

3. RANAH PSIKOMOTOR

Penilaian psikomotor dilakukan pada kedua kelas sampel yaitu pada kelas eksperimen dinilai dari hasil lembar diskusi siswa (LDS) setelah melakukan diskusi sedangkan pada kelas kontrol yang dinilai adalah catatan siswa setiap pertemuan yang dibuat setelah guru menerangkan materi pada saat proses pembelajaran. Data hasil penilaian psikomotor pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.

0 20 40 60

XI IPA3 Nilai Rata-rata Hasil Belajar

47,40

dan belajar yang sulit untuk mencapaai keberhasilan secara optimal.

2. RANAH KOGNITIF

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada kedua kelas sampel diperoleh data hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Data tersebut diperoleh dari tes akhir yang dilakukan pada kegiatan penelitian dapat dilihat pada gambar 3

Gambar 3. Nilai Rata-Rata Kognitif Kedua Kelas Sampel

kelas eksperimen terlihat nilai rata-rata tes akhir siswa lebih rendah dari kelas kontrol, yaitu kelas eksperimen 47,40 dan kelas kontrol 58,46. Kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) di sertai Handout tidak terjadi peningkatan terhadap hasil belajar biologi siswa. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil belajar biologi siswa pada kedua kelas sampel tidak menunjukkan perbedaan yang berarti sehingga hipotesis ditolak. Jika dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu menggunakan motode ceramah dan tanya jawab yaitu 58,46.

Pada kelas eksperimen hal ini dikarenakan pada saat pembelajaran berlangsung, terlihat sebagian siswa yang tidak terlalu aktif dalam mengerjakan permasalahan yang diberikan guru. Kadang sulitnya siswa disuruh berpindah kelompok ke yang lain, terlihat kurang nya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar, walaupun sudah diberi

Handout tetap saja minat belajar siswa masih rendah dan menyebabkan nilai hasil belajar menjadi rendah. Hal ini sesuai yang dikatakan Megahati (2015) dengan adanya handout dapat membuat siswa termotivasi untuk belajar, karena adanya gambar-gambar yang sangat jelas sehingga konsentrasi siswa lebih terfokus pada proses pembelajaran.

Pada kelas kontrol nilai rata-rata siswa lebih tinggi dari kelas eksperimen disebabkan karena kemampuan siswa pada kelas kontrol lebih tinggi dibandingakan kelas eksperimen, hal ini terlihat pada kuis yang diberikan setiap akhir pembelajaran, banyak siswa pada kelas kontrol yang mendapatkan nilai yang tinggi dibandingkan kelas eksperimen. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2013: 39) hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh 2 faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.

3. RANAH PSIKOMOTOR

Penilaian psikomotor dilakukan pada kedua kelas sampel yaitu pada kelas eksperimen dinilai dari hasil lembar diskusi siswa (LDS) setelah melakukan diskusi sedangkan pada kelas kontrol yang dinilai adalah catatan siswa setiap pertemuan yang dibuat setelah guru menerangkan materi pada saat proses pembelajaran. Data hasil penilaian psikomotor pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.

XI IPA2

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

58,46

dan belajar yang sulit untuk mencapaai keberhasilan secara optimal.

2. RANAH KOGNITIF

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada kedua kelas sampel diperoleh data hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Data tersebut diperoleh dari tes akhir yang dilakukan pada kegiatan penelitian dapat dilihat pada gambar 3

Gambar 3. Nilai Rata-Rata Kognitif Kedua Kelas Sampel

kelas eksperimen terlihat nilai rata-rata tes akhir siswa lebih rendah dari kelas kontrol, yaitu kelas eksperimen 47,40 dan kelas kontrol 58,46. Kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) di sertai Handout tidak terjadi peningkatan terhadap hasil belajar biologi siswa. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil belajar biologi siswa pada kedua kelas sampel tidak menunjukkan perbedaan yang berarti sehingga hipotesis ditolak. Jika dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu menggunakan motode ceramah dan tanya jawab yaitu 58,46.

Pada kelas eksperimen hal ini dikarenakan pada saat pembelajaran berlangsung, terlihat sebagian siswa yang tidak terlalu aktif dalam mengerjakan permasalahan yang diberikan guru. Kadang sulitnya siswa disuruh berpindah kelompok ke yang lain, terlihat kurang nya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar, walaupun sudah diberi

Handout tetap saja minat belajar siswa masih rendah dan menyebabkan nilai hasil belajar menjadi rendah. Hal ini sesuai yang dikatakan Megahati (2015) dengan adanya handout dapat membuat siswa termotivasi untuk belajar, karena adanya gambar-gambar yang sangat jelas sehingga konsentrasi siswa lebih terfokus pada proses pembelajaran.

Pada kelas kontrol nilai rata-rata siswa lebih tinggi dari kelas eksperimen disebabkan karena kemampuan siswa pada kelas kontrol lebih tinggi dibandingakan kelas eksperimen, hal ini terlihat pada kuis yang diberikan setiap akhir pembelajaran, banyak siswa pada kelas kontrol yang mendapatkan nilai yang tinggi dibandingkan kelas eksperimen. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2013: 39) hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh 2 faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.

3. RANAH PSIKOMOTOR

Penilaian psikomotor dilakukan pada kedua kelas sampel yaitu pada kelas eksperimen dinilai dari hasil lembar diskusi siswa (LDS) setelah melakukan diskusi sedangkan pada kelas kontrol yang dinilai adalah catatan siswa setiap pertemuan yang dibuat setelah guru menerangkan materi pada saat proses pembelajaran. Data hasil penilaian psikomotor pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.

(4)

Gambar 4.Nilai Rata-rata Masing- Masing Indikator

Psikomotor Kelas Sampel Penilaian, pada ranah psikomotor yang dinilai pada kelas eksperimen adalah penilaian LDS, dan pada kelas kontrol yang dinilai adalah berupa catatan selama proses pembelajaran selama 3 kali pertemuan.

Penilaian LDS pada kelas eksperimen menggunakan dua indikator yang terdiri atas kelengkapan isi hasil LDS dan kebersihan dan kerapian hasil LDS dan pada kelas kontrol juga menggunakan dua indikator yang terdiri atas kelengkapan catatan dan kebersihan dan kerapian isi catatan.

Nilai capaian optimum pada kelas eksperimen adalah 3,17 dengan predikat B. Tingginya capaian optimum yang diperoleh siswa ini disebabkan karena pada umumnya kesusuaian menginvestigasi, membuat jawaban LDS sudah baik, meskipun masih ada yang kurang lengkap dan telah sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Pada kelas kontrol memiliki nilai capaian optimum yang diperoleh yaitu 2,91 dengan predikat B. Siswa sudah membuat catatan dengan lengkap meskipun ada sebagian siswa yang kurang bersih dan rapi dalam membuat catatan. Menurut kunandar (2013 : 251) penilaian kompetensi keterampilan adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi keterampilan dari peserta

didik yang meliputi aspek imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi dan naturalisasi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi peningkatan terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI dengan penerapan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) disertai Handout di SMAN 2 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Dari penelitian yang telah dilakukan maka peneliti menyarankan beberapa hal:

1. Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar menggunakan model pembelajaran yang lain yang cocok untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa.

2. Penerapan model pembelajaran menggunakan Two Stay Two Stray (TSTS) di sertai Handout bukan tidak baik digunakan tetapi mungkin karena suatu keadaan sehingga model ini tidak berpengaruh terhadap siswa. Untuk sekolah yang lain mungkin cocok digunakan model Two Stay Two Stray (TSTS) di sertai Handout ini.

DAFTAR PUSTAKA

Istarani, Muhammad Ridwan. (2014) .50 tipe pembelajaran kooperatif.

Media Persada: Bandar Selamat Medan.

Megahati. 2015. Jurnal Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Learning Stars With A Question (LSQ) disertai Handout pada Materi Sistem Gerak Kelas VII Di SMPN 22 Padang, Bio CONCETTA, Vol. 1 (1) : 45-50 Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 0

2 4

Kelengkapan Isi Hail LDS

Kebersihan dan kerapian isi hasil LDS

Nilai Rata-rata

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 3,18 2,65 2,68

Gambar 4.Nilai Rata-rata Masing- Masing Indikator

Psikomotor Kelas Sampel Penilaian, pada ranah psikomotor yang dinilai pada kelas eksperimen adalah penilaian LDS, dan pada kelas kontrol yang dinilai adalah berupa catatan selama proses pembelajaran selama 3 kali pertemuan.

Penilaian LDS pada kelas eksperimen menggunakan dua indikator yang terdiri atas kelengkapan isi hasil LDS dan kebersihan dan kerapian hasil LDS dan pada kelas kontrol juga menggunakan dua indikator yang terdiri atas kelengkapan catatan dan kebersihan dan kerapian isi catatan.

Nilai capaian optimum pada kelas eksperimen adalah 3,17 dengan predikat B. Tingginya capaian optimum yang diperoleh siswa ini disebabkan karena pada umumnya kesusuaian menginvestigasi, membuat jawaban LDS sudah baik, meskipun masih ada yang kurang lengkap dan telah sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Pada kelas kontrol memiliki nilai capaian optimum yang diperoleh yaitu 2,91 dengan predikat B. Siswa sudah membuat catatan dengan lengkap meskipun ada sebagian siswa yang kurang bersih dan rapi dalam membuat catatan. Menurut kunandar (2013 : 251) penilaian kompetensi keterampilan adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi keterampilan dari peserta

didik yang meliputi aspek imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi dan naturalisasi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi peningkatan terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI dengan penerapan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) disertai Handout di SMAN 2 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Dari penelitian yang telah dilakukan maka peneliti menyarankan beberapa hal:

1. Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar menggunakan model pembelajaran yang lain yang cocok untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa.

2. Penerapan model pembelajaran menggunakan Two Stay Two Stray (TSTS) di sertai Handout bukan tidak baik digunakan tetapi mungkin karena suatu keadaan sehingga model ini tidak berpengaruh terhadap siswa. Untuk sekolah yang lain mungkin cocok digunakan model Two Stay Two Stray (TSTS) di sertai Handout ini.

DAFTAR PUSTAKA

Istarani, Muhammad Ridwan. (2014) .50 tipe pembelajaran kooperatif.

Media Persada: Bandar Selamat Medan.

Megahati. 2015. Jurnal Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Learning Stars With A Question (LSQ) disertai Handout pada Materi Sistem Gerak Kelas VII Di SMPN 22 Padang, Bio CONCETTA, Vol. 1 (1) : 45-50 Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum

Kebersihan dan kerapian isi hasil LDS

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

2,68 2,64

Gambar 4.Nilai Rata-rata Masing- Masing Indikator

Psikomotor Kelas Sampel Penilaian, pada ranah psikomotor yang dinilai pada kelas eksperimen adalah penilaian LDS, dan pada kelas kontrol yang dinilai adalah berupa catatan selama proses pembelajaran selama 3 kali pertemuan.

Penilaian LDS pada kelas eksperimen menggunakan dua indikator yang terdiri atas kelengkapan isi hasil LDS dan kebersihan dan kerapian hasil LDS dan pada kelas kontrol juga menggunakan dua indikator yang terdiri atas kelengkapan catatan dan kebersihan dan kerapian isi catatan.

Nilai capaian optimum pada kelas eksperimen adalah 3,17 dengan predikat B. Tingginya capaian optimum yang diperoleh siswa ini disebabkan karena pada umumnya kesusuaian menginvestigasi, membuat jawaban LDS sudah baik, meskipun masih ada yang kurang lengkap dan telah sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Pada kelas kontrol memiliki nilai capaian optimum yang diperoleh yaitu 2,91 dengan predikat B. Siswa sudah membuat catatan dengan lengkap meskipun ada sebagian siswa yang kurang bersih dan rapi dalam membuat catatan. Menurut kunandar (2013 : 251) penilaian kompetensi keterampilan adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi keterampilan dari peserta

didik yang meliputi aspek imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi dan naturalisasi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi peningkatan terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI dengan penerapan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) disertai Handout di SMAN 2 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Dari penelitian yang telah dilakukan maka peneliti menyarankan beberapa hal:

1. Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar menggunakan model pembelajaran yang lain yang cocok untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa.

2. Penerapan model pembelajaran menggunakan Two Stay Two Stray (TSTS) di sertai Handout bukan tidak baik digunakan tetapi mungkin karena suatu keadaan sehingga model ini tidak berpengaruh terhadap siswa. Untuk sekolah yang lain mungkin cocok digunakan model Two Stay Two Stray (TSTS) di sertai Handout ini.

DAFTAR PUSTAKA

Istarani, Muhammad Ridwan. (2014) .50 tipe pembelajaran kooperatif.

Media Persada: Bandar Selamat Medan.

Megahati. 2015. Jurnal Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Learning Stars With A Question (LSQ) disertai Handout pada Materi Sistem Gerak Kelas VII Di SMPN 22 Padang, Bio CONCETTA, Vol. 1 (1) : 45-50 Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum

(5)

2013).Jakarta :Raja Grafindo Persada

Sudjana, N. 2013. Dasar-Dasar Proses Pembelajaran Mengajar.

Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa penerapan strategi pembelajaran two stay two stray pada materi Bulan Ramadan yang Indah kelas V di SDN Pulang