• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE QUESTION STUDENTS HAVE (QSH) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VII

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE QUESTION STUDENTS HAVE (QSH) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VII "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE QUESTION STUDENTS HAVE (QSH) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VII

DI SMPN 17 PADANG

JURNAL

Oleh

ELPINA YUNITA NIM.10020026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2014

(2)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE QUESTION STUDENTS HAVE (QSH) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VII

DI SMPN 17 PADANG

Elpina Yunita1 Ahmad Nurhuda 2

Kaksim3

Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

The background of this research is about learning process of IPS (history) that is still from the teachers’ material, the students only listen the teacher in front of class. Otherwise, there are not least variation media and strategy in teaching process in order to the students can understand and active in the class. This case caused low score of IPS lesson at class VII SMPN 17 Padang year 2013/2014. One of strategy can improve the students’ score which applying learning model for Question Students Have type where the purpose of the research is to know the students’ score with applying learning model for Question Students Have type is more good method than the students’ score by using speak up method in the class VII SMPN 17 Padang.This research is experiment research, this research is done in SMPN 17 Padang mount April – May two semester year 2013/2014. The population of the research is all of the students at VII SMPN 17 Padang. Take of sampling is Total Sampling where is VII1 as experiment class and VII2 as control class. The result of the research show that the students’ score of IPS subject in experiment class more high than control class. Experiment class gets average grade of 87.08 meanwhile, control class gets average score of 67.78. Hypothesis test is with t test where can be got Tcalculate (2.84) > Ttable (1.67) in order to H0 is rejected and H1 is accepted. In briefly, hypothesis is accepted. This case can be concluded that the different of the students’ score use learning model for Question Students Have type with full speak up in IPS (history) lesson at class VII SMPN 17 Padang. Experiment class gets 87.08 score more high than the students’ score in control class of 67.78 score. Applying of this strategy will help the students remember and develop their thinking and knowledge from learning model for Question Students Have type in teaching learning process at class.

Key Word: Question Students Have type, The Students’ Score, and History Lesson

1 Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2 Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatra Barat

3 Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatra Barat

(3)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan (Hamalik, 2011: 79). Salah satu upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia adalah dengan meningkatkan proses pembelajaran oleh guru. Lufri (2007: 5) mengemukakan bahwa guru (pendidik) adalah orang yang bertugas mengajar, mendidik dan melatih peserta didik dan bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan peserta didik.

Salah satu komponen untuk meningkatkan kualitas belajar siswa dengan meningkatkan hasil pembelajaran, diantaranya hasil belajar sejarah.

Sejarah adalah salah satu mata pelajaran yang harus di ikuti oleh pelajar di Indonesia, Sejarah adalah ilmu yang mempelajari tentang mahkluk sosial bahkan diri kita sendiri. Siswa cenderung mempelajari sejarah ini dengan hafalan saja, akibatnya pembelajaran Sejarah terasa menjenuhkan. Untuk mengatasi permasalahan dan meningkatkan hasil belajar siswa guru perlu mencari dan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat, menyenangkan dan mendorong siswa mengkontruksi sendiri.

Salah satu strategi yang dapat diterapkan guru pada siswa adalah strategi Question Students Have (pertanyaan peserta didik).

Bertanya merupakan hal yang penting dalam pembelajaran karena dengan bertanya guru dapat mengetahui suatu hal yang tidak di pahami atau diragukan oleh siswa. Pengalaman yang peneliti amati selama praktek lapangan disaat guru memberikan pertanyaan secara langsung jarang sekali siswa yang mau menjawab dan di suruh bertanya, kebanyakan siswa takut dan ragu-ragu untuk bertanya.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan dengan guru IPS (sejarah) Kelas VII SMP Negeri 17 Padang tahun ajaran 2013/2014, menunjukkan masih ditemui gejala-gejala atau fenomena-fenomena pada pelajaran Sejarah sebagai berikut:

1. Proses belajar mengajar Sejarah tidak merangsang siswa untuk terlibat secara aktif mengikuti pelajaran, hal ini tampak dari kegiatan anak yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

2. Kurangnya keinginan siswa untuk bertanya ataupun mengajukan pendapat saat pembelajaran di kelas berlangsung.

3. Siswa terkesan sulit memahami materi yang disampaikan oleh guru di kelas.

4. Pembelajaran hanya terfokus kepada guru saja, sehingga siswa kurang aktif. Kurangnya minat siswa dalam belajar terlihat saat proses belajar mengajar berlangsung, siswa tersebut kurang berpatisipasi dalam proses pembelajaran, hanya sebagian siswa saja yang ikut berpatisipasi dalam belajar, dan sebagian siswa lainnya terlihat pasif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu:

1. Model pembelajaran yang digunakan guru SMP Negeri 17 Padang belum bervariasi sehingga menimbulkan rasa bosan bagi siswa dan menyebabkan tujuan pembelajaran yang diharapkan tidak tercapai.

2. Peneliti ingin meneliti penerapan model pembelajaran tipe Question Students Have (QSH) terhadap hasil belajar IPS (Sejarah) siswa kelas VII SMP Negeri 17 Padang.

3. Kegiatan pembelajaran pada umumnya masih didominasi oleh guru.

4. Siswa kurang aktif terhadap materi pembelajaran.

5. Kurangnya partisifasi peserta didik dalam proses pembelajaran.

6. Hasil belajar siswa rendah.

Untuk lebih terarah penelitian ini, maka penulis memfokuskan penulisan ini pada pengaruh Question Students Have (QSH) terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS (sejarah) kelas VII SMP Negeri 17 Padang.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh Model Pembelajaran Tipe Question Students Have (QSH) terhadap hasil belajar IPS (Sejarah) pada siswa kelas VII SMP Negeri 17 Padang Tahun Pelajaran 2013/2014 ”

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan hasil belajar IPS (sejarah) siswa dengan penerapan strategi pembelajaran Question Students Have dengan hasil belajar IPS (sejarah) siswa dengan menggunakan pembelajaran ceramah dalam pembelajaran IPS (sejarah) siswa kelas VII SMP Negeri 17 Padang.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini:

1. Maytira (2008), dengan judul “pengaruh model pembelajaran aktif tipe Question Student Have dalam pembelajaran Sejarah

(4)

menyatakan bahwa dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Air hangat Kerinci”.

2. Suci kartika sari (2009), dengan judul

“pengaruh pembelajaran kooperatif tipe group investigation terhadap efektifitas pencapaiantujuan belajar sejarah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Lubuk Basung kabupaten Agam”.

3. Maslia dewanti (2011), pengaruh penggunaan model koopratif tipe student teams achicvement division (STAD) untuk menigkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas IX SMP Negeri 5 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen, dimana penelitian dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya sesuatu yang dikenakan pada subjek didik.

Caranya adalah dengan membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak menerima perlakuan.

Pada penelitian ini yang dilakukan pada kelas eksperimen adalah pembelajaran aktif tipe Question Students Have (QSH), sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran konvensional.

Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri 17 Padang dan waktu penelitian pada semester genap pada tahun ajaran 2013/2014.

Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti sedangkan Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti yang dipilih untuk sumber data penelitian (Arikunto,2010:174).

Variabel Ada 2 variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Variabel bebas (X), variabel yang mempengaruhi variabel terikat yaitu penggunaan model pembelajaran aktif tipe Question Student Have (QSH).

2. Variabel terikat (Y), variabel yang telah dipengaruhi variabel bebas yaitu hasil belajar IPS (Sejarah) siswa setelah diberi perlakuan .

Jenis Data

1. primer yaitu data tentang hasil belajar Sejarah siswa yang diperoleh setelah mengadakan eksperimen.

2. Data sekunder yaitu nilai ulangan harian 1 semester ganjil.

Instrumen penelitian merupakan alat pengumpul data yang digunakan dalam suatu penelitian. Instrumen yang digunakan dalam

penelitan ini adalah tes akhir berbentuk soal objektif. Menurut Margono (2010:155).

1) Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk melihat apakah soal yang di analisa valid atau tidak. Dalam penelitian ini penulis menggunakan r-product moment yang dikemukakan oleh Arikunto (2013: 87).

2) Indeks kesukaran soal

Indeks kesukaran soal digunakan untuk melihat apakah soal tersebut soal yang mudah, sedang, dan sukar.

3) Daya pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).

4) Uji reliabilitas

Realibilitas adalah suatu ukuran apakah hasil tersebut dapat dipercaya atau tidak. menurut Arikunto (2010: 232).

Analisis data bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan, apakah diterima atau ditolak. dalam menganalisis data, penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data sampel berdistribusi normal atau tidak.

2. Uji homogenitas

Uji homogenitas berguna untuk mengetahui apakah data kedua sampel mempunyai varians atau tidak. Untuk mengujinya dilakukan uji F.

3. Uji hipotesis

Berdasarkan hipotesis yang dikemukakan maka digunakan uji kesamaan rata-rata yaitu uji T.

PEMBAHASAN A

.

Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2014 di SMP Negeri 17 Padang. Penelitian dilaksanakan terhadap siswa kelas VII yang terdiri dari dua kelompok yang merupakan kelompok sampel penelitian, yaitu kelas VII1 sebagai kelompok eksperimen dimana pada kelompok ini dalam proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran tipe Question Student Have sedangkan kelas VII2

(5)

sebagai kelas kontrol yang dalam proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran konvensional.

Sebelum tes diberikan kepada siswa sebagai sampel penelitian maka dilakukan uji coba tes. Uji coba tes dilakukan untuk megetahui tingkat validitas dan reabilitas tes. Setelah dilakukan uji coba reabilitas tes, ternyata diperoleh tingkat reabilitas tes yang tinggi yaitu 0,65. Pada saat uji coba tes dilakukan yang terdiri dari 40 soal, terdapat 10 soal uji coba yang tidak terpakai karena tidak memenuhi persyaratan, sehingga jumlah soal tes yang digunakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebanyak 30 soal.

Hasil yang diperoleh pada saat penelitian ini meliputi data hasil instrumen tes. Data hasil tes akan digunakan untuk mengolah data secara kuantitatif untuk pengujian hipotesis..

B. Deskripsi data hasil belajar IPS sejarah Data hasil belajar sejarah diperoleh melalui penilaian pada akhir pembelajaran. Penilaian ini dilakukan melalui tes akhir menggunakan bentuk soal pilihan ganda dengan jumlah soal 30 buah dapat dilihat pada lampiran 12 pada kelas eksperimen jumlah siswa adalah 30 orang dan pada kelas kontrol 30 orang.

Dapat dilihat untuk kelas eksperimen nilai siswa berkisar dari 63,6 – 100 dengan nilai rata- rata 87,08, simpangan baku 25,67 untuk kelas kontrol nilai siswa berkisar dari 46,6 – 93,3, simpangan baku 22,16. Secara keseluruhan nampak bahwa rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, seperti yang disajikan pada tabel 5 sebagai berikut.

Tabel 5: Nilai rata-rata, nilai tertinggi dan terendah, simpangan baku dan varians kelas eksperimen pada pelajaran IPS sejarah

Kelas Nilai X N S2 S

Tertin ggi

Ter end ah Ekspe

rimen

100 63,6 87,0 8

30 25,67 5,07 Kontr

ol

93,3 46,6 67,7 8

30 22,16 4,70

Tabel 5 mengungkapkanbahwa nilai rata- rata hasil belajar IPS sejarah siswa ranah kognitif kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Nilai varians kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol lebih bervariasi jika dibandingkan dengan kelas eksperimen. Untuk mengetahui apakah perbedaan nilai antara kedua kelas sampel ini

berarti atau tidak, maka perlu dilakukan analisis statistik menggunakan uji t.

Disrtibusi nilai hasilbelajar ranah kognitif kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat selengkapnya pada ( lampiran 16halaman 100).

C. Analisis data hasil belajar IPS (sejarah) Analisis Data

1. Validitas

Pengujian validitas instrumen uji coba dilakukan dengan cara membandingkan antara instrumen dengan materi yang telah diajarkan.

Sacara teknis dilakukan dengan membuat kisi- kisi instrumen (kisi-kisi instrumen dapat dilihat lampiran 11 halaman 89). Suatu soal dikatakan valid apabila soal tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Sesuai dengan tujuan penelitian, validitas tes yang dilihat adalah validitas isi, yaitu:

a) Bahan tes sesuai dengan bahan yang diajarkan

b) Bahan tes sesuai dengan kurikulum mata pelajaran IPS (Sejarah)

2. Indeks kesukaran soal

Indeks kesukaran soal dibuat adalah unutk melihat apakah soal yang telah dibuat termasuk kategori sukar, sedang atau mudah. Dari semua soal yang telah diuji cobakan kemudian dilakukan analisis dan diperoleh hasil bahwa 5 soal tergolong kategori sukar, 25 soal tergolong kriteria sedang dan 10 soal yang tergolong kategori mudah (analisis lengkap data dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 84).

3. Daya pembeda

Dari semua soal yang telah diujikan dilakukan analisis soal dan ternyata diperoleh bahwa 21 soal kategori baik, 9 soal kategori cukup dan 10 soal kategori jelek (analisis lengkap data dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 84)

4. Kriteria penerimaan soal

Setiap soal yang telah dianalisis perlu diklafikasikan menjadi soal yang tetap dipakai.

Berdasarkan analisis nilai tes uji coba, diperoleh bahwa hanya 30 soal yang bisa dipakai dan 10 soal yang dibuang.

5. Realibilitas

Realibilitas tes menrupakan suatu ukuran apakah tes tersebut dapat dipercaya. Hasil perhitungan realibilitas soal diketahui bahwa soal reliabilitas (analisis lengkap data dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 87)). Dari hasil analisis dan berdasarkan interpretasi nilai r maka

(6)

dapat dilihat bahwa tes mempunyai tingkat realibilitas tes yang tinggi yaitu 0,85.

Sebelum pengujian hipotesis terhadap nilai tes akhir, dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas varians.

1. Uji normalitas

Untuk melihat apakah sampel barasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji normalitas menggunakan uji Liliefor terhadap data hasil belajar pada kedua sampel. Setelah dilakukan perhitunganpada kedua sampel diperoleh hasil seperti yang disajikan pada tabel 6.

Tabel 6. Hasil perhitungan uji normalitas hasil belajar Sejarah kelas postest

Kelas N A Lo Lt Keteran

gan Ekspe

rimen

30 0,05 O,1577 0,161 Normal Kontr

ol

30 0,05 0,1487 0,161 Normal

Tabel 6. mengungkapkan bahwa hasil perhitungan uji normalitas untuk hasil belajar sejarah siswa ranah kognitif pada taraf 0,05 memperlihatkan bahwa Lo < Ltuntuk kedua sampel. Hal ini menunjukkan bahwa data hasil belajar sejarah siswa melalui tes akhir kedua sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17 halamana 101).

2. Uji homogenitas

Uji homogenitas untuk mengelahui apakah data hasil belajar kelas sampel memiliki varians yang homogen atau tidak, dengan menggunakan uji F. Setelah dilakukan perhitungan diperoleh hasil seperti yang disajikan pada tebel 7.

Tabel 7. Hasil perhitungan uji homogenitas, hasil belajar Sejarah kelas sampel

Kelas N S2 A Fh Ft Keter

angan ekspe

rimen

30 25,67 0,05 1,16 1,88 Hom ogen Kontr

ol

30 22,16

Tabel 7. Mengungkapkan bahwanilai Fh <

Ft untuk kedua kelas sampel. Ini berarti data hasil belajar sejarah pada ranah kognitif untuk kedua sampel memiliki varians homogen.

Perhitungan uji homogenitas selengkapnya untuk ranah kognitif (analisis lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 18 halaman 103).

3. Uji hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas, dapat disimpulkan kedua sampel berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis diperoleh kesimpulkan yaitu terdapat pengaruh penerapan strategi pembelajaran tipe Question Students Have (QSH) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 17 Padang, dmana hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan tipe Quaetion Students Have (QSH) lebih besar dari hasil belajar kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional dengan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 87,08 dan rata-rata hasil belajar kelas kontrol 67,78. Hal ini berarti bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata hasil belajar kelas kontrol.

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. edisi revisi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamzah dan Nurdin Mohamad. 2012. Belajar dangan Pendekatan PAILKEM.

Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Lufri. 2005. Metodologi Penelitian.

Padang: Negeri Padang University Press.

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning Mempratikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia

Sardiman, 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Silberman, Melvin. L. 2009. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung:

Pustaka Insan Madani.

Sudjana. 2005. Metode Statiska. Bandung:

Tarsito.

Sudjana, Nana. 2008. Strategi Belajar Mengajar.

Bandung: Tarsito.

Syaiful, Sagala. 2010. Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta

(7)

Ahmad, Sabri. 2005. Strategi belajar mengajar dan micro teaching. Jakarta: Quantum Teaching

Margono, 2010. Metodologi penelitian pendidikan. Penerbit: rineka cipta.

Slameto. 2010, beljar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresfi; Konsep, Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Surabaya:

Kencana.

Hamdani. 2011.Strategi Belajar Mengajar.

Bandung: Pustaka Setia.

B. Skripsi

1. Maytira (2008), dengan judul “pengaruh model pembelajaran aktif tipe Question Student Have dalam pembelajaran Sejarah menyatakan bahwa dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Air hangat Kerinci”.

2. Suci kartika sari (2009), dengan judul

“pengaruh pembelajaran kooperatif tipe group investigation terhadap efektifitas pencapaiantujuan belajar sejarah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Lubuk Basung kabupaten Agam”.

3. Maslia dewanti (2011), pengaruh penggunaan model koopratif tipe student teams achicvement division (STAD) untuk menigkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas IX SMP Negeri 5 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap akhlak siswa kelas VII SMP

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe