• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Fraud Pengaruh Penerapan Sanksi Adat, Peran Badan Pengawas Internal dan Kompetensi SDM Terhadap Fraud Pada LPD di Kabupaten Buleleng

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Fraud Pengaruh Penerapan Sanksi Adat, Peran Badan Pengawas Internal dan Kompetensi SDM Terhadap Fraud Pada LPD di Kabupaten Buleleng"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Management Studies and Entrepreneurship Journal

Vol 5(1) 2024 : 1093-1106

Copyright © 2024 THE AUTHOR(S). This article is distributed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International license, http://journal.yrpipku.com/index.php/msej

The Influence of Implementing Customary Sanctions, the Role of Internal Supervisory Bodies and Human Resource Competence on Fraud in LPDs in Buleleng Regency

Pengaruh Penerapan Sanksi Adat, Peran Badan Pengawas Internal Dan Kompetensi SDM Terhadap Fraud Pada LPD di Kabupaten Buleleng

I Made Widiawan1, Ni Kadek Sinarwati2, I Nengah Suarmanayasa3 Pascasarjana Prodi Ilmu Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha1,2,3 madewidiawan@rocketmail.com1, nikadeksinarwati@undiksha.ac.id2,

nengah.suarmanayasa@undiksha.ac.id3

*Coresponding Author ABSTRACT

Several studies have been carried out to determine the causes of fraudulent behavior, especially in traditional institutions or LPDs. The research findings are generally not able to provide a consistent picture, therefore the development of variables such as the application of customary sanctions, the role of internal supervisory bodies and HR competency needs to be linked back to fraud. This research aims to analyze the influence of the application of customary sanctions, the role of internal supervisory bodies and HR competency on fraud that occurs at LPDs in Buleleng Regency. The research population was all LPDs in Buleleng Regency, and the research sample was LPD administrators consisting of pamucuk/chairman, secretary/secretary and petengen/treasurer who were selected based on the purposive sampling method. The data analysis method used is multiple linear regression. The research results show that the application of customary sanctions, the role of internal supervisory bodies and HR competency have a significant negative effect on fraud.

Keywords: Application of Customary Sanctions, Role of Internal Supervisory Bodies, HR Competence, Fraud

ABSTRAK

Beberapa penelitian telah dilangsungkan untuk mengetahui penyebab perilaku fraud/kecurangan khususnya pada lembaga adat atau LPD. Temuan hasil penelitiannya secara umum belum mampu memberi gambaran yang konsisten, oleh sebab itu pengembangan variable seperti penerapan sanksi adat, peran badan pengawas internal dan kompetensi SDM perlu dihubungkan kembali dengan fraud/kecurangan. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh penerapan sanksi adat, peran badan pengawas internal dan kompetensi SDM terhadap fraud/kecurangan yang terjadi pada LPD di Kabupaten Buleleng. Populasi penelitian seluruh LPD di Kabupaten Buleleng, dan sampel penelitian adalah pengurus LPD yang terdiri dari pamucuk/ketua, penyarikan/sekretaris dan petengen/bendahara yang dipilih berdasarkan metode purvosive sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan penerapan sanksi adat, peran badan pengawas internal dan kompetensi SDM berpengaruh negatif signifikan terhadap fraud/kecurangan.

Kata Kunci : Penerapan Sanksi Adat, Peran Badan Pengawas Internal, Kompetensi SDM, Fraud 1. Pendahuluan

Provinsi Bali terus menunjukkan kebangkitan ekonomi pasca mengalami keterpurukan sangat dalam akibat hantaman wabah penyakit sejak tahun 2020 lalu. Pertumbuhan ekonomi Bali sudah kembali positif 4,84 persen ditahun 2022, hanya saja optimalisasi pemulihan ekonomi Bali tercatat masih menyimpan berbagai kendala penghambat, khususnya dari Lembaga Keuangan Mikro (LKM) seperti Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang dikenal sebagai mitra usaha masyarakat Adat Bali di tingkat lokal masih cukup kesulitan dalam mengoptimalkan pembiayaanya (Bali Tribune, 2022b).

(2)

Widiawan dkk, (2024) MSEJ, 5(1) 2024: 1093-1106

1094

LPD tampak belum mampu sepenuhnya keluar dari tekanan ekonomi, data Lembaga Pemerdayaan LPD Provinsi Bali bulan Desember 2022 memperlihatkan betapa masih lemahnya kondisi keuangan dari 1.439 LPD yang ada. LPD dengan status sehat hanya tercatat ada sebanyak 633 LPD atau 43,98 persen, dan sisanya terdata cukup sehat 283 LPD atau 19,67 persen, kurang sehat 279 LPD atau 19,39 persen, tidak sehat 123 LPD atau 8,55 persen, tidak beroperasi lagi 105 LPD atau 7,30 persen dan terakhir dari LPD tidak melapor kondisi keuangannya sebanyak 16 LPD atau 1,11 persen.

Tabel 1. Data Kesehatan LPD Se-Bali Tahun 2022 Kabupaten Sehat Cukup Sehat

Kurang Sehat

Tidak Sehat

Tidak Operasi

Tidak

Lapor Total

Denpasar 20 8 4 3 - - 35

Badung 40 31 23 19 4 5 122

Buleleng 76 22 35 15 21 - 169

Jembrana 49 7 3 4 1 - 64

Tabanan 150 52 43 23 40 3 311

Gianyar 84 49 79 37 13 8 270

Bangli 88 38 22 6 5 - 159

Klungkung 46 33 29 6 5 - 119

Karangasem 80 43 41 10 16 - 190

Jumlah 633 283 279 123 105 16 1.439

Persentase 43,99 19,67 19,39 8,55 7,30 1,11 100,00 Sumber: LPLPD Provinsi Bali Tahun 2022 (data diolah)

Permasalahan tindak pidana yang banyak terjadi pada LPD di Kabupaten Buleleng, disinyalir sebagai salah satu penyebab utamanya (Bali Tribune, 2022a). Pantauan pada beberapa sumber media cetak dan media online dari tahun 2020 hingga 2022, setidaknya ada enam kasus LPD yang di tindak penegak hukum di Kabupaten Buleleng dan terdata sebagai jumlah kasus LPD terbanyak di Provinsi Bali dengan jumlah kerugian mencapai Rp. 150 miliar lebih.

Tabel 2. Kasus Fraud LPD di Kabupaten Buleleng Periode 2020 s/d 2022

Th. Kec. Pelaku Status

2020 Seririt Ketua LPD berinisial KD menggunakan dana dengan cara

kasbon Rp. 355 juta Tersangka

2021 Seririt Pengurus LPD tidak menyetor pembayaran angsuran

nasabah ke kas LPD Rp. 200 juta Tersangka

2021 Gerokgak Pengurus LPD (MS, NM dan KS) menggelapkan dana

dengan modus kredit fiktif Rp.1,2 miliar Tersangka 2021 Kubutambahan Ketua LPD berinisial KR menggunakan dana untuk

keperluan pribadi Rp. 1.2 miliar Tersangka 2021 Buleleng Ketua LPD berinisial NAW mengelapkan dana dengan

modus kredit fiktif Rp. 137 miliar Terdakwa 2022 Tejakula Ketua LPD berinisial NB menggelapkan dana dengan

modus kredit fiktif Rp. 12 miliar Terdakwa Sumber: (Koran Buleleng, 2020), (Radar Bali, 2020), (Bali post, 2021), (Antara News, 2021),

(Republika, 2021), (Radar Bali, 2022) dari Tahun 2020 s/d Tahun 2022

Berita mengenai tindakan fraud yang banyak berlangsung didalam tubuh LPD Kabupaten Buleleng, menunjukkan keberadaan LPD masih sangat rentan akan tindakan kecurangan (Intan, 2021). Kecurangan atau fraud disini dimaknai sebagai perilaku sengaja dilakukan seseorang

(3)

Widiawan dkk, (2024) MSEJ, 5(1) 2024: 1093-1106

1095

atau sekelompok orang yang mengakibatkan pihak lain menanggung sebuah kerugian (Kurniawan & Purwati, 2021). Terjadinya fraud tentu akan menjadi masalah besar yang dapat memberi dampak buruk pada banyak pihak, terutama pada masyarakat adat selaku penyimpan dana di LPD akan menjadi pihak yang paling dirugikan atas peristiwa kecurangan atau fraud tersebut, sehingga diperlukan adanya sebuah pengaturan sanksi tegas untuk mencegah terjadinya perbuatan fraud yang dapat membahayakan LPD, masyarakat adat dan juga stabilitas ekonomi desa (Alice, 2022).

Teori GONE menjelaskan Eksposes (pengungkapan) ikut menjadi bagian sebagai pemicu yang mampu mendorong seseorang untuk melangsungkan sebuah tindakan fraud (Neva &

Amyar, 2020). Eksposes atau pengungkapan erat kaitannya dengan sanksi yang akan diterima pelaku jika ditemukan melangsungkan perbuatan fraud. Disini LPD sejatinya telah didukung perangkat hukum kuat, selain sanksi administratif, LPD juga didukung oleh seperangkat awig- awig yang didalamnya memuat sanksi adat yang dapat diterapkan sebagai sanksi pidana apabila pengurus melakukan sebuah penyelewengan dana (K. R. Pratiwi & Wahyuni, 2022).

Namun sejauh ini penggunaan sanksi adat masih cukup sedikit diterapkan, kasus-kasus tindak pidana pada lingkup LPD lebih condong diselesaikan dengan hukum yang berlaku secara nasional, akan tetapi dengan melihat belum adanya efek yang signifikan, maka perlu diimbangi dengan menerapkan sanksi adat untuk membuat jera pelaku saat melangsungkan perbuatan sama (Mahottama et al., 2022). Studi yang dilangsungkan (Cahyaningsih & Atmadja, 2021) dan (Pramana, 2021) mengungkapkan dengan adanya perlindungan awig-awig melalui sanksi adat yang tegas maka akan membuat tindakan kecurangan makin sulit untuk dilakukan, namun hasil berbeda didapat (I. P. E. Saputra et al., 2023) yang menyatakan perlindungan awig-awig tidak akan menimbulkan efek jera pelaku kecurangan.

Peristiwa tindakan fraud merupakan sebuah wujud akan kekuasaan seseorang yang luput dari kontrol dari badan pengawas internal sehingga menimbulkan penyalahgunaan wewenang (Mahottama et al., 2022). Semakin efektif peran yang mampu di jalankan badan pengawas internal di dalam melaksanakan pengawasan, pemeriksaan dan pemantauan maka akan semakin optimal kegiatan pengelolaan LPD dan semakin kecil pula peluang yang dapat dimanfaatkan pengelola untuk berbuat kecurangan (Hakim, 2022). Mayoritas badan pengawas internal belum efektif dalam menjalankan pemantauan dari perjalanan dan perkembangan LPD, sehingga tidak sepenuhnya operasional LPD mampu terbebas dari penyimpangan pada ketentuan yang ada (Ramantha et al., 2018). Fraud triangle theory menjelaskan kesempatan atau peluang menjadi sebuah faktor dasar terjadinya kecurangan, untuk itu diperlukan sebuah pengendalian internal dari badan pengawas internal untuk mengeliminasinya (Putri, 2022).

Penelitian yang diselenggarakan (Kustina & Prilandewi, 2022), (Utami, 2021) dan (Irwanyah &

Zega, 2023) menyatakan semakin efektif pelaksanaan peran badan pengawasan internal akan menurunkan kesempatan terjadinya kecurangan, namun hasil kontradiksi diperoleh (Jusuf, 2022) dalam penelitiannya menemukan bahwa jika audit internal dinaikkan maka kecenderungan kecurangan juga ikut bertambah.

Tindakan kecurangan yang erat kaitannya dengan perlakuan salah saji juga dapat terjadi karena adanya keterlibatan dari unsur kompetensi. Fenomena sulitnya desa adat mendapatkan rekrutan yang berkompeten di bidang keuangan untuk dipekerjakan pada LPD menjadi titik awal dari masalah-masalah kecurangan LPD saat ini (Ramantha et al., 2018).

Ketika jabatan penting seperti pengurus diisi oleh bidang ilmu tidak sesuai kebutuhan LPD, maka pemahaman pengelolaan keuangan akan sangat terbatas dan ketika pengendalian internal lemah mudah akan terjadi suatu kecurangan (A. A. M. Pratiwi et al., 2023). Studi yang dilaksanakan (Antoni et al., 2022) dan (Rosifa & Supriatna, 2022) menemukan adanya dampak positif signifikan dari kompetensi SDM terhadap berlangsungnya fraud/kecurangan, akan tetapi studi (Tinay et al., 2022) mendapati hasil berbeda yakni kemampuan membawa pengaruh negatif dan signifikan pada kecenderungan kecurangan apparat desa kala mengelola keuangan desa.

(4)

Widiawan dkk, (2024) MSEJ, 5(1) 2024: 1093-1106

1096

Merujuk pada kasus-kasus fraud pada LPD di Kabupaten Buleleng dan adanya inkonsistensi temuan yang telah dihasilkan pada studi sebelumnya maka menarik untuk dilakukan pengembangan terjadinya fraud dari sisi variabel penerapan sanksi adat, peran badan pengawas internal dan kompetensi SDM. Berdasar atas kondisi tersebut penelitian ini dimaksudkan menganalisis Pengaruh Penerapan Sanksi Adat, Peran Badan Pengawas Internal Dan Kompetensi SDM Terhadap Fraud Pada LPD di Kabupaten Buleleng.

2. Tinjauan Pustaka Fraud

Fraud atau kecurangan dapat diterjemahkan sebagai tindakan tidak jujur yang sengaja di lakukan oleh seorang pegawai maupun manajemen yang di rancang untuk memperkaya diri pribadi atau golongan, dengan merugikan pihak lainnya (Dewi.YR, 2017) dan (Agindawati, 2022). Setidaknya fraud terbagi dalam tiga kelompok, diantaranya: 1). Corruption, dengan indicator: melakukan pemerasan ekonomi, dan menyalahgunakan wewenang atau konflik kepentingan, 2). Asset Misappropriation, dengan indicator: melakukan kecurangan pada biaya perolehan aktiva, dan kecurangan pada transaksi perolehan aktiva, dan 3). Financial Statement Fraud, dengan indikator manipulasi bukti pendukung transaksi atau nota ganda, dan menyisipkan beban palsu (Dewi.YR, 2017) dan (Theodorus M, 2019).

Penerapan Sanksi Adat

Sanksi adat dapat didefinisikan sebagai suatu respon adat yang ditujukan pada masyarakat adat akibat melakukan perbuatan melanggar dari ketentuan hukum adat yang diterapkan sebagai aturan dasar pengaturan sikap dan perilaku pergaulan hidup masyarakat yang telah disesuaikan dengan adat istiadat setempat (Dewi, 2021) dan (Marlina, 2021).

Pengenaan sanksi adat memiliki beberapa jenis, diantaranya: 1). Mengaksama, dengan indicator: meminta maaf atas pelanggaran adat saat rapat desa adat, Kerampag dengan indicator: disita harta benda pelaku untuk mengembalikan hutangnya pada desa adat, Kesepekang dengan indicator: pengasingan (tidak di ajak bicara dalam waktu tertentu) dari hubungan banjar/desa adat dan Kanorayang dengan indicator: pelaku dikeluarkan sebagai anggota desa adat (Suartha, 2015) dan (Limbong et al., 2021).

Peran Badan Pengawas Internal

Sesuai Perda LPD No.3 Tahun 2017 badan pengawas internal LPD merupakan sekumpulan orang-orang terdiri dari bendesa adat dan dua anggota pembantu yang ditunjuk pihak desa adat untuk mengemban tugas sama halnya dengan auditor internal yaitu untuk merencanakan, melaksanakan pemeriksaan dan melakukan penilaian atau evaluasi dari aktivitas organisasi yang hasilnya wajib diterima dan ditinjau atau diperbaiki oleh pihak pimpinan (Rahmani &

Rahayu, 2022) dan (Rinjani, 2022). Peran badan pengawas internal/auditor internal dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori, diantaranya: 1). Watchdog, dengan indicator:

menjalankan kegiatan Inspeksi kepada pengelola atas kepatuhan pada aturan yang ada, 2).

Konsultan, dengan indicator: memberi saran dan anjuran pengelolaan sumber daya organisasi pada pengelola, dan 3). Katalis, dengan indicator: memberi saran-saran konstruksi dalam memajukan organisasi (Fatimah & Pramudyastuti, 2022) dan (Mulqiani, 2021).

Kompetensi SDM

Kompetensi SDM dapat diartikan sebagai kapasitas yakni kemampuan yang dimiliki seseorang dalam menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya agar aktivitas perusahaan mampu bergerak dengan baik dan lancar (Praja, 2022) dan (Kuntadi et al., 2022). Kompetensi SDM setidaknya memiliki lima karakteristik, diantaranya: 1). Motif, dengan indicator:

Pemahaman akan tugas yang membangkitkan sebuah Tindakan, 2). Sifat, dengan indicator:

karakter pengendalian diri yang dimiliki dalam merespon situasi, 3). Konsep diri, dengan

(5)

Widiawan dkk, (2024) MSEJ, 5(1) 2024: 1093-1106

1097

indicator: sikap dan nilai yang dianut dalam melaksanakan sesuatu, 4). Pengetahuan, dengan indicator: pemahaman yang dimiliki pada pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, dan 5).

Keterampilan, dengan indicator: kemampuan mental dalam menjabarkan tugas pekerjaan yang diterima (K. A. K. Saputra et al., 2019) dan (Sudarmanto & Wibawa, 2018).

Hipotesis Penelitian

Jawaban sementara dari permasalahan pengaruh penerapan sanksi adat, peran badan pengawas internal dan kompetensi SDM terhadap fraud, adalah:

H1 : Penerapan Sanksi Adat berpengaruh negatif terhadap fraud pada LPD di Kabupaten Buleleng

H2 : Peran badan pengawas internal berpengaruh negatif terhadap fraud pada LPD di Kabupaten Buleleng

H3 : Kompetensi SDM berpengaruh positif terhadap fraud pada LPD di Kabupaten Buleleng 3. Metode Penelitian

Penelitian pengaruh penerapan sanksi adat, peran badan pengawas internal dan kompetensi SDM terhadap fraud ini merupakan jenis penelitian kuantitatif hubungan kausal dimana populasi penelitian adalah LPD di Kabupaten Buleleng dan yang menjadi sampel adalah pengurus (pamucuk/ketua, penyarikan/sekretaris dan petengen/bendahara) LPD di Kabupaten Buleleng sejumlah 86 orang. Dalam mengumpulan data adapun teknik yang dipakai adalah kepustakaan, dokumentasi dan kuisioner dengan skala likert, kemudian regresi linier berganda dipakai untuk analisis data dengan didahului pengujian instrument penelitian, dan pengujian asumsi klasik.

4. Hasil dan Pembahasan Uji Validitas

Pengujian validitas instrument ditempuh atas dasar hasil penarikan 84 kuisioner dari 86 kuisioner yang disebar kepada pengurus LPD di Kabupaten Buleleng. Pengujian validitas ditempuh dengan cara mengamati angka corrected item-total correlation sebagai nilai rhitung, lalu disandingkan dengan rtabel pada (df) = n-2 atau (df) = 84-2 = 82 dan alfa 0,05 yang menemukan nilai rtabel = 0,215 (Ghozali, 2009). Adapun perolehan nilai dari pengujian ditampilkan, dibawah ini.

Tabel 3. Uji Validitas No Pertanyaan X1 (Penerapan

Sanksi Adat) X2 (Peran Badan

Pengawas Internal) X3 (Kompetensi

SDM) Y (Fraud) rhitung > rtabel rhitung > rtabel rhitung > rtabel rhitung > rtabel

1. Pertama 0,304>0,215 0,455>0,215 0,469>0,215 0,614>0,215 2. Kedua 0,485>0,215 0,499>0,215 0,541>0,215 0,577>0,215 3. Ketiga 0,545>0,215 0,475>0,215 0,552>0,215 0,709>0,215 4. Keempat 0,510>0,215 0,512>0,215 0,728>0,215

5. Kelima 0,489>0,215 0,771>0,215

6. Keenam 0,698>0,215

Keputusan Valid Valid Valid Valid

Sumber: Output SPSS

Sesuai nilai yang didapat dalam tabel, dapat dinyatakan bahwa semua pertanyaan menunjukkan nilai rhitung melebihi nilai rtabel, sehingga disimpulkan semua pertanyaan adalah valid dan sah untuk digunakan.

(6)

Widiawan dkk, (2024) MSEJ, 5(1) 2024: 1093-1106

1098 Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas ditempuh dengan cara mengamati angka cronback’s alpha, kemudian dibandingkan dengan pedoman yang ada yakni 0,60 (Ghozali, 2009). Adapun perolehan nilai dari pengujian ditampilkan, dibawah ini.

Tabel 4. Uji Reliabilitas

No. Variabel Cronbach’s Alpha Standar Keputusan 1 X1 (Penerapan Sanksi Adat) 0,675 0.60

Reliabel

2 X2 (Peran BPI) 0.663 0.60

3 X3 (Kompetensi SDM) 0.748 0.60

4 Y (Fraud) 0.863 0.60

Sumber: Output SPSS

Sesuai nilai yang didapat dalam tabel, dapat dinyatakan semua variabel menunjukkan nilai cronback’s alpha melebihi pedoman 0,60, sehingga disimpulkan semua variable adalah reliabel dan sah untuk digunakan.

Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Pengujian normalitas ditempuh dengan cara mengamati angka singnifikansi Kolmogorov- Smirnov Z, jika angka signifikansi KS>0,05 dipastikan regresi sudah terdistribusi normal (Ghozali, 2009). Adapun perolehan nilai dari pengujian ditampilkan, dibawah ini.

Tabel 5. Uji Normalitas

No. Analisis Statistik Nilai Keputusan 1 Kolmogorov-Smirnov Z 1,048 Layak 2 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,222

Sumber: Output SPSS

Perolehan angka K-S Z = 1,048 dengan signifikansi 0,222 yang tertera dalam tabel diatas, dapat dinyatakan angka signifikansi 0,222 tersebut melebihi 0,05, dapat dipastikan distribusi data sudah normal.

Uji Multikolinearitas

Pengujian Multikolinearitas ditempuh dengan cara mengamati angka tolerance & VIF, perolehan angka tolerance bila melebihi 0,1 dan VIF tidak melampaui 10, dipastikan regresi tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2009). Adapun perolehan nilai dari pengujian ditampilkan, dibawah ini.

Tabel 6. Uji Multikolinearitas

No. Variabel Tolerance VIF Keputusan

1. X1 (Penerapan Sanksi Adat) 0,999 1,001

Layak

2. X2 (Peran BPI) 0,870 1,149

3. X3 (Kompetensi SDM) 0,871 1,148 Sumber: Output SPSS

Perolehan angka tolerance seluruhnya melampaui angka 0,10 dan angka VIF seluruhnya tidak sampai 10 yang tertera dalam tabel diatas, dapat dipastikan gejala multikolinearitas tidak muncul di model regresi.

Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas ditempuh dengan cara mengamati angka signifikansi Uji Glejser, jika variabel independent mendapati angka sig. melebihi 0,05 dipastikan regresi

(7)

Widiawan dkk, (2024) MSEJ, 5(1) 2024: 1093-1106

1099

terbebas dari heterokedastisitas (Ghozali, 2009). Adapun perolehan nilai dari pengujian ditampilkan, dibawah ini.

Tabel 7. Uji Heteroskedastisitas

No. Variabel Sig. Ketentuan Keputusan

1. X1 (Penerapan Sanksi Adat) 0,073 >0,05

Layak

2. X2 (Peran BPI) 0,340 >0,05

3. X3 (Kompetensi SDM) 0,517 >0,05 Sumber: Output SPSS

Perolehan nilai signifikansi melebihi 0,05 dari semua variable independent yang tertera dalam tabel diatas, dapat dipastikan masalah heteroskedastisitas tidak muncul di data model regresi.

Regresi Linier Berganda

Regresi berganda adalah teknik analisis ditujukan mengamati kemampuan variabel penerapan sanksi adat, peran badan pengawas internal dan kompetensi SDM dalam mempengaruhi variabel fraud. Adapun perolehan nilai dari pengujian ditampilkan, dibawah ini.

Tabel 8. Analisis Regresi

No. Model Nilai Koefisien

1. Konstanta 36,442

2. X1 (Penerapan Sanksi Adat) - 0,497

3. X2 (Peran BPI) - 0,536

4. X3 (Kompetensi SDM) - 0,551 Sumber: Output SPSS

Perolehan hasil analisis regresi yang tertera dalam tabel diatas, mendapatkan nilai persamaan Y = 36,442 – 0,497X1 – 0,536X2 – 0,551X3 yang dapat diinterprestasikan sebagai berikut.

1. Nilai konstanta 36,442 dapat dimaknai apabila penerapan sanksi adat, peran badan pengawas internal dan kompetensi SDM dianggap tidak ada, maka fraud/kecurangan akan bernilai positif sebesar 36,442.

2. Nilai koefisien penerapan sanksi adat - 0,497 dapat dimaknai apabila peran badan pengawas internal dan kompetensi SDM dianggap tidak ada, maka fraud/kecurangan akan bernilai negatif sebesar 0,497.

3. Nilai koefisien peran badan pengawas internal -0,536 dapat dimaknai bahwa apabila penerapan sanksi adat dan kompetensi SDM dianggap tidak ada, maka fraud/kecurangan akan bernilai negatif sebesar 0,536.

4. Nilai koefisien kompetensi SDM -0,551 dapat dimaknai apabila penerapan sanksi adat dan peran badan pengawas internal dianggap tidak ada, maka fraud/kecurangan akan bernilai negatif sebesar 0,551.

Uji Parsial/Uji-t

Uji parsial pada prinsipnya ditujukan mengamati pengaruh penerapan sanksi adat, peran badan pengawas internal dan kompetensi SDM secara parsial terhadap fraud. Adapun perolehan nilai dari pengujian ditampilkan, dibawah ini.

Tabel 9. Uji Parsial/Uji-t

No Variabel Perbandingan

thitung>ttabel Sig. Hipotesis 1. X1 (Penerapan Sanksi Adat) -4,076 > 1,664 0,000 Diterima 2. X2 (Peran BPI) -2,555 > 1,664 0,013 Diterima

(8)

Widiawan dkk, (2024) MSEJ, 5(1) 2024: 1093-1106

1100

3. X3 (Kompetensi SDM) -3,380 > 1,664 0,001 Ditolak Sumber: Output SPSS

Mengacu sebagaimana ketentuan yang ada, hasil perbandingan yang tertera dalam tabel diatas dapat dijabarkan:

1. Nilai thitung penerapan sanksi adat -4,076, melebihi ttabel 1,664 (4,076>1,664) dengan signifikansi 0,000 tidak melampaui 0,05 (0,000<0,05), sehingga penerapan sanksi adat berhubungan signifikan negatif terhadap fraud/kecurangan dan dugaan penelitian diterima.

2. Nilai thitung peran badan pengawas internal -2,555, melebihi ttabel yaitu 1,664 (2,555>1,664) dengan signifikansi 000 tidak melampaui 0,05 (0,013<0,05), sehingga peran badan pengawas internal berhubungan signifikan negatif terhadap fraud/kecurangan dan dugaan penelitian diterima.

3. Nilai thitung kompetensi SDM -3,380, melebihi ttabel yaitu 1,664 (3,380>1,664) dengan signifikansi 000 tidak melampaui 0,05 (0,001<0,05), sehingga kompetensi SDM berhubungan signifikan negatif terhadap fraud/kecurangan dan dugaan penelitian ditolak.

Uji Simultan/Uji F

Uji Statistik F pada prinsipnya ditujukan untuk mengamati pengaruh penerapan sanksi adat, peran badan pengawas internal dan kompetensi SDM secara simultan terhadap fraud.

Adapun perolehan nilai dari pengujian ditampilkan, dibawah ini.

Tabel 10. Uji Simultan/Uji F No. Keterangan Perbandingan

Fhitung>Ftabel Sig. Hipotesis 1. Uji Simultan 15,201 > 2,720 0,000 Diterima Sumber: Output SPSS

Sesuai dengan ketentuan yang ada hasil perbandingan Fhitung dengan Ftabel dari semua variable independent mendapati hasil Fhitung sebesar 15,201 melebihi Ftabel 2,720 (15,201>2,720) dengan signifikansi tidak melampaui 0,05 (0,000<0,05), sehingga penerapan sanksi adat, peran badan pengawas internal dan kompetensi SDM secara simultan dapat dinyatakan miliki hubungan yang positif juga signifikan pada fraud/kecurangan.

Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi pada prinsipnya ditujukan guna melihat sejauh mana penerapan sanksi adat, peran badan pengawas internal dan kompetensi SDM dapat menerangkan variabel fraud. Penilaian kekuatan hubungan dilakukan dengan cara mengambil angka Adjusted R Square dikali 100 (seratus). Adapun perolehan nilai dari pengujian ditampilkan, dibawah ini.

Tabel 11. Koefisien Determinasi

No. Keterangan Nilai R2x100 Kesimpulan

1. Adjusted R Square 0,339 33,9 % Cukup Rendah Sumber: Output SPSS

Perolehan nilai kekuatan hubungan 0,339 yang tertera dalam tabel diatas, menunjukkan bahwa variabel penerapan sanksi adat, peran badan pengawas internal dan kompetensi SDM mampu menerangkan terjadinya fraud pada LPD di Kabupaten Buleleng sebesar 33,9 persen.

(Adjusted R Square = 0,339x100) dan 66,1 persen lainnya diterangkan unsur lain yang tidak diuji pada penelitian.

Pengaruh Penerapan Sanksi Adat Terhadap Fraud

(9)

Widiawan dkk, (2024) MSEJ, 5(1) 2024: 1093-1106

1101

Hasil uji parsial/uji-t menunjukkan penerapan sanksi adat mendapatkan thitung 4,076 melebihi ttabel 1,664 dengan signifikansi 0,000 tidak melampaui 0,05. Nilai ini memastikan dugaan penelitian pertama yang diajukan terbukti benar didukung oleh data. Perolehan hasil bahwa fraud yang berlangsung di LPD Kabupaten Buleleng dapat dikurangi dengan menerapkan sanksi adat yang tegas, mengandung arti semakin baik penerapan sanksi adat dari pimpinan desa adat atau bendesa adat, maka akan membuat semakin rendah terjadinya fraud yang dilakukan pengurus LPD.

Kemampuan penerapan sanksi adat dalam memperkecil terjadinya fraud/kecurangan pada LPD, disinyalir tidak lepas dari keberadaan awig-awig sebagai landasan hukum dari pendirian LPD yang pengaturannya tidak membedakan antara pengelola LPD dengan warga adat lainnya yaitu apabila melangsungkan sebuah perbuatan tercela yang bertentangan dengan ketentuan awig-awig selaku aturan hukum yang berperan menata perjalanan hidup masyarakat adat dan akan dikenai sanksi sebagai konsekuensi untuk mengembalikan keseimbangan, ketentraman, ketertiban, dan kedamaian, serta rasa kesetaraan di dalam komunitas adat (Sirtha, 2008).

Menerima sanksi adat dalam kehidupan masyarakat adat umumnya dipandang sebagai sebuah perbuatan tercela yang akan menimbulkan rasa malu termasuk bagi diri sendiri dan juga pihak keluarga, sehingga dengan adanya penerapan sanksi adat yang tegas maka akan membuat dorongan untuk melangsungkan sebuah pelanggaran hukum menjadi semakin rendah. Hal ini sesuai dengan ungkapan (Dewi.YR, 2017) yang menyatakan, jika adanya sanksi atau hukuman berat yang diterima pelaku ataupun calon pelaku kecurangan, maka peluang terjadinya tindakan kecurangan akan dapat ditekan atau diperkecil. Perolahan dari hasil studi ini sama dengan apa yang diperoleh (Cahyaningsih & Atmadja, 2021), dimana dalam studinya menemukan hasil bahwa dengan adanya perlindungan awig-awig atau sanksi adat yang tegas akan membuat tindakan kecurangan takut untuk diulang kembali. Begitupula perolehan studi ini sejalan pula dengan apa yang diperoleh (Pramana, 2021), dikatakan bahwa perlindungan awig-awig memiliki hubungan yang negatif dan juga signfikan dengan kecenderungan kecurangan akuntansi.

Pengaruh Peran Badan Pengawas Internal Terhadap Fraud

Perolehan uji parsial/uji-t menunjukkan peran badan pengawas internal mendapati thitung

2,555 melebihi ttabel 1,664 dengan signifikansi 0,013 tidak melampaui 0,05. Perolehan ini memastikan dugaan penelitian kedua yang diajukan terbukti benar didukung oleh data. Hasil ini membuktikan bahwa kondisi fraud di lingkungan LPD dapat diperkecil dengan mengefektifkan peran dari badan pengawas internal LPD, jika semakin efektif peran yang mampu dijalankan oleh badan pengawas internal dalam melakukan pengawasan, pemeriksaan dan pemantauan, maka akan mengurangi potensi terjadinya fraud dari pengurus LPD.

Kemampuan peran badan pengawas internal dalam mengurangi terjadinya fraud tidak terlepas dari kedudukan badan pengawas internal LPD yang memiliki kesamaan dengan auditor internal yang wajib melaksanakan pengawasan, pemeriksaan dan pemantauan terhadap penglolaan LPD, sehingga dengan hadirnya peran badan pengawas internal pada seluruh kegiatan pengelolaan keuangan, akan membuat penyalahgunaan wewenang, penyimpangan atau kecurangan yang dapat merugikan lembaga baik itu dalam jumlah kecil maupun besar menjadi sulit untuk dapat diaplikasikan (Fajar, 2022).

Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan (Naya & Yanti, 2020) yang menyatakan bahwa bila badan pengawas internal mampu menerapkan sebuah pengendalian yang optimal pada suatu perusahaan maka akan mampu menurunkan perilaku kecurangan yang dilakukan pegawai di tempatnya bekerja. Hasil studi ini selaras dengan studi yang diselenggarakan (Kustina & Prilandewi, 2022), dimana dalam studinya menyatakan makin tinggi dan efektif peran panureksa akan menyebabkan makin rendah terjadi kecenderungan kecurangan akuntansi. Kemudian perolehan hasil penelitian ini juga selaras atas studi dari (Utami, 2021)

(10)

Widiawan dkk, (2024) MSEJ, 5(1) 2024: 1093-1106

1102

yang juga mendapatkan adanya hubungan negatif signifikan dari peranan panureksa pada kecenderungan kecurangan, dan terakhir hasil ini selaras dengan perolehan hasil penelitian dari (Irwanyah & Zega, 2023), yang menemukan hubungan negatif signifikan dari peran internal audit dengan kecenderungan kecurangan pada pada BUMN beserta entitas lain di Indonesia.

Pengaruh Kompetensi SDM Terhadap Fraud

Berdasarkan hasil uji parsial/uji-t kompetensi SDM mendapati thitung 3,380 melebihi ttabel

1,664 atau 3,380 > 1,664 dengan signifikansi 0,001 tidak melampaui 0,05. Raihan ini memastikan dugaan penelitian ketiga yang diajukan kebenarannya tidak terbukti didukung oleh data. Tidak terbuktinya kebenaran dari hipotesis penelitian ini menunjukkan bahwa fraud yang terjadi dalam organisasi LPD tidak benar keberadaanya karena disebabkan oleh memadainya kompetensi SDM. Semakin baik kompetensi yang dimiliki pengurus LPD di dalam menunaikan tugasnya pada LPD tidak berpotensi menyebabkan terjadinya kecurangan.

Raihan negatif signifikan dari hubungan kompetensi SDM terhadap fraud dapat dijelaskan melalui karakteristik kompetensi yang identik dengan sebuah serangkaian pemahaman yang baik akan sebuah perbuatan. Seseorang yang memiliki pemahaman yang baik akan suatu perbuatan benar atau tidak menyalahi aturan sebagaimana ketentuan yang berlaku maka akan dapat meminimalisir terjadinya kesalahan-kesalahan penyajian laporan keuangan, sehingga output laporan keuangan yang dihasilkan bakal mampu menunjukkan laporan yang akuntabel, transparan serta terbebas dari tindakan kecurangan.

Penjelasan tersebut memiliki kesamaan dengan apa yang disampaikan (Laksmi & Sujana, 2019) yang menyatakan kurangnya kompetensi di dalam mengimplementasikan aturan dan regulasi akan berpengaruh kuat pada kekeliruan atau kesalahan penyajian laporan keuangan dan akan membuat informasi yang disampaikan menjadi tidak tepat atau menyesatkan. Hasil ini juga mendukung hasil uji dari (Tinay et al., 2022) dimana hasil studinya menyatakan kemampuan membawa pengaruh negatif dan signifikan pada kecenderungan kecurangan apparat desa. Kemudian perolehan hasil ini juga sejalan dengan studi (Sudariani & Yudantara, 2021) dan (Arshantya et al., 2022) yang juga sama-sama mendapat pengaruh negatif signifikan dari kompetensi SDM terhadap kecurangan.

5. Penutup

Berdasarkan uraian yang telah dipresentasikan, berikut ditarik beberapa rangkuman penelitian antara lain.

1. Penerapan sanksi adat berpengaruh negatif signifikan terhadap fraud. Hasil ini memperlihatkan semakin tegas penerapan sanksi adat akan mampu membuat semakin rendah terjadinya fraud pada LPD di Kabupaten Buleleng.

2. Peran badan pengawas internal berpengaruh negatif signifikan terhadap fraud. Raihan ini menunjukkan semakin efektif peran badan pengawas internal akan mampu mengurangi potensi terjadinya fraud Pada LPD di Kabupaten Buleleng.

3. Kompetensi SDM berpengaruh negatif signifikan terhadap fraud. Hasil ini menggambarkan semakin baik kompetensi SDM akan mampu mengurangi terjadinya salah saji yang dapat berpotensi menjadi sebuah temuan kecurangan pada LPD di Kabupaten Buleleng.

Pihak desa adat melalui Bendesa Adat diharapkan 1). Untuk dapat lebih mengefektifkan penerapan sanksi adat yang ada didesanya guna melindungi keberadaan LPD dari oknum tidak bertanggung jawab dengan cara: melibatkan masyarakat adat secara aktif dalam perancangan sanksi adat, adakan konsultasi dengan tokoh masyarakat adat untuk memahami dinamika LPD dan diskusikan penerapan sanksi adat yang tepat, berikan pendidikan dan informasi secara berkala kepada pengurus LPD tentang dampak dari penerapan sanksi adat guna meningkatkan kesadaran akan norma yang berlaku di desa adat, buat prosedur penerapan sanksi adat yang transparan dan mudah dimengerti oleh semua pihak untuk mengurangi ketidakpastian dan

(11)

Widiawan dkk, (2024) MSEJ, 5(1) 2024: 1093-1106

1103

konflik, kuatkan sistem keadilan adat dengan memastikan bahwa sanksi akan diterapkan dengan proses yang adil, independen dan mengikuti prinsip-prinsip HAM dan lakukan evaluasi berkelanjutan terhadap efektivitas penerapan sanksi adat untuk memperbaiki dan menyesuaikan proses yang didasarkan pembelajaran dari pengalaman sebelumnya. 2). Untuk dapat meningkatkan kompetensi pengurus LPD guna memperkecil timbulnya kesalahan- kesalahan dalam pengaplikasian logika-logika akuntansi, dengan cara: mengadakan program pelatihan dan pengembangan kompetensi secara rutin dengan mendatangkan narasumber berpengalaman dalam bidang LPD, berikan beasiswa pendidikan manajemen keuangan kepada pengurus LPD, lakukan pengembangan keterampilan manajerial pengurus LPD, dengan menyediakan program pendampingan atau belajar dari pengurus yang lebih berpengalaman dan beri kesempatan pengurus berpartisipasi dalam seminar untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pengurus tentang tren dan inovasi terkini.

Pihak LPLPD Kabupaten Buleleng diharapkan untuk dapat meningkatkan peran badan pengawas internal LPD, dengan cara: memberikan pedoman dan kebijakan yang jelas terkait peran, tanggung jawab, dan tugas badan pengawas internal dalam LPD yang mencangkup standar etika, prosedur pemeriksaan, dan kerangka kerja pengendalian internal, memberikan pelatihan dan pengembangan yang terus-menerus kepada anggota badan pengawas internal, berikan jadwal pelaksanaan audit internal secara berkala pada badan pengawas internal guna memastikan pengendalian sudah dilakukan dalam kegiatan operasional LPD, lakukan pemantauan dan evaluasi kinerja badan pengawas internal secara rutin untuk memastikan bahwa tugas-tugas badan pengawas internal sudah berjalan baik sesuai standar yang ditetapkan, dan wajibkan adanya laporan tertulis hasil pemeriksaan badan pengawas internal beserta rincian rekomendasi yang diberikan kepada pihak manajemen LPD.

Penelitian dimasa depan diharapkan untuk berfokus pada penggunaan salah satu teori kecurangan dalam memprediksi fraud seperti halnya menggunakan dari teori segi tiga kecurangan atau fraud triangle saja, atau mungkin hanya memakai dari sisi teori fraud diamond dan atau diprediksi hanya dari teori GONE. Sehingga hasil uji yang didapat benar- benar mampu memberi gambaran utuh mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat memiliki hubungan kuat pada fraud/kecurangan yang terjadi pada LPD.

Daftar Pustaka

Agindawati, I. N. (2022). Investigasi dan Audit Fraud (kecurangan). CV Budi Utama.

Alice, N. C. (2022). Efektivitas Komite dan Mekanisme Tata Kelola Perusahaan terhadap Pencegahan Kejahatan Keuangan. Owner Riset & Jurnal Akuntansi, 6(1), 176–188.

Antara News. (2021). Kejari Buleleng: Ketua LPD jadi tersangka korupsi Rp1,2 miliar.

Bali.Antaranews.Com. https://bali.antaranews.com/berita/259449/kejari-buleleng-ketua- lpd-jadi-tersangka-korupsi-rp12-miliar

Antoni, R., Diah P.A, E., & Mansur, F. (2022). Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Kecendrungan Kecurangan (Fraud) Di Sektor Pemerintahan (Studi Empiris Pada Dinas- Dinas Di Provinsi Jambi). In Jambi Accounting Review (JAR) (Vol. 2, Issue 1, pp. 1–13).

Arshantya, L., Saputri, M., & Sujana, E. (2022). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Potensi Fraud Dalam Pengelolaan Dana Desa Akibat Pandemi COVID-19 (Studi Kasus Pada Desa- Desa di Kabupaten Buleleng). Jurnal Akuntansi Profesi, 13(2), 591–602.

Bali post. (2021). Pelaku Korupsi LPD Gerokgak Divonis Berbeda. Balipost.Com Portal Berita.

https://www.balipost.com/news/2021/09/30/218151/Pelaku-Korupsi-LPD-Gerokgak- Divonis...html

Bali Tribune. (2022a). Lemahnya Pengawasan Bendesa Sumber Masalah di LPD.

Balitribune.Co.Id. https://balitribune.co.id/content/lemahnya-pengawasan-bendesa- sumber-masalah-di-lpd

Bali Tribune. (2022b). Perbaikan Tata Kelola LPD, Gubernur Koster Ajak Pengurus Lakukan Perubahan Fundamental. Bali Tribune Kritis, Obyektif, Independen.

(12)

Widiawan dkk, (2024) MSEJ, 5(1) 2024: 1093-1106

1104

https://balitribune.co.id/content/perbaikan-tata-kelola-lpd-gubernur-koster-ajak- pengurus-lakukan-perubahan-fundamental

Cahyaningsih, N. K., & Atmadja, A. T. (2021). Pengaruh Moralitas Individu, Kesesuaian Kompensasi, Proteksi Awig-Awig Desa Adat Dan Asimetri Informasi Terhadap Kecendrungan Kecurangan (Fraud) Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Di Kabupaten Buleleng. VJRA, 10(02), 97–106.

Dewi.YR, R. (2017). Fraud Penyebab dan Pencegahnya. Alfabeta,cv.

Dewi. (2021). Sistem Pengendalian Internal Sanksi Adat Pada Tradisi Mutranin. JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa …, 12(02), 514–522. h

Fajar, N. (2022). Pengaturan Kewenangan Pengawasan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Pekraman Desa Adat Di Bali. Jurnal Yustitia, 16(1), 45–53.

Fatimah, K., & Pramudyastuti, O. L. (2022). Analisis Peran Audit Internal Dalam Upaya Pencegahan Dan Pendeteksian Kencenderungan Kecurangan Akuntansi (Fraud). In Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis (Vol. 7, Issue 2, pp. 235–243).

Ghozali, I. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS (Cetakan ke). Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hakim, L. N. (2022). Efektivitas Peran Audit Internal Dalam Pencegahan Fraud. Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan, 10(3), 523–532. https://doi.org/10.37641/jiakes.v10i3.1412

Intan, D. P. (2021). Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Tekanan Finansial, Perilaku Tidak Etis, Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud) Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Di Kabupaten Buleleng.

Irwanyah, & Zega, W. (2023). The Influence of Good Corporate Governance , The Role of Internal Audit , The Effectiveness of Internal Controls and The Appropriate of Compensation on Fraud Trends. International Business and Accounting Research Journal, 7(1), 37–51.

Jusuf, N. N. A. (2022). Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi, Pengendalian Internal Dan Audit Internal Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. 1–150.

Koran Buleleng. (2020). Terjerat Kasus Korupsi, Ketua LPD Kalianget Tersangka.

Koranbuleleng.Com Menguatkan Keberagaman.

https://koranbuleleng.com/2020/12/30/terjerat-kasus-korupsi-ketua-lpd-kalianget- tersangka/

Kuntadi, C., Puspita, B. A., & Taufik, A. (2022). Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pencegahan Kecurangan: Sistem Pengendalian Internal, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Kesesuaian Kompensasi. Jurnal Ekonomi Manajemen Sistem Informasi, 3(5), 530–539.

Kurniawan, F., & Purwati, A. S. (2021). The Influence of Internal Control, Compensation Suitability, Corporate Ethical Culture, Competency, Organizational Justice, Standard Enforcement, Asymmetric Information on Fraud Trends in Banking Article Information. In International Journal of Accounting, Taxation, and Business (Vol. 2, Issue 1, pp. 41–50).

Kustina, K. T., & Prilandewi, K. L. (2022). Pengaruh Efektivitas Pengendalian Internal, Moralitas Individu, Dan Peranan Panureksa Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Di Lembaga Perkreditan Desa Kecamatan Sukawati Kabupaten Giayar Bali. In Jurnal Ilmiah Manajemen dan Kewirausahaan STIE Trianandra (Vol. 1, Issue 1, pp. 24–33).

Laksmi, P. S. P., & Sujana, I. K. (2019). Pengaruh Kompetensi SDM, Moralitas dan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Pencegahan Fraud Dalam Pengelolaan Keuangan Desa.

E-Jurnal Akuntansi, 2155.

Limbong, D. B., Pura, M. H., & Ramadhan, L. (2021). Keberadaan Sanksi Adat Dalam Penyelesaian Kasus Tindak Pidana Adat. In Supremasi: Jurnal Pemikiran, Penelitian Ilmu- ilmu …: Vol. XVI (Issue 2, pp. 211–219).

Mahottama, K. M. A., I Nyoman Putu Budiartha, & Ni Made Puspasutari Ujianti. (2022).

Pengenaan Sanksi Adat Bagi Pelaku Tindak Pidana Penyalahgunaan Wewenang Terhadap Keuangan Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Tuwed Kecamatan Melaya Kabupaten

(13)

Widiawan dkk, (2024) MSEJ, 5(1) 2024: 1093-1106

1105 Jembrana. Jurnal Konstruksi Hukum, 3(2), 234–239.

Marlina, K. R. (2021). Mengungkap Peran Sanksi Untuk Mengurangi Potensi Kredit Macet Pada Lembaga Perkreditan Desa (Studi Kasus pada Lembaga Perkreditan Desa Adat Kayuputih Melaka). In Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika (Vol. 11, Issue 1, p. 30).

Mulqiani, D. (2021). Peran Inspektorat Dalam Pencegahan Fraud Di Lingkungan Pemerintahan (Studi pada Inspektorat Kota Tarakan, Kalimantan Utara).

Naya, J., & Yanti, H. B. (2020). Mendeteksi Kecurangan Melalui Teori Gone Menurut Persepsi Auditor Eksternal Dengan Pengalaman Kerja Sebagai Variabel Moderasi. Prosiding Seminar Nasional Pakar Ke 3 Tahun 2020, 2.41.1-2.41.6.

Neva, S., & Amyar, F. (2020). Pengaruh Fraud Diamond Dan Gonetheory Terhadap Academic Fraud. JAS-PT Jurnal Analisis Sistem Pendidikan Tinggi, 5(1), 29–38.

Praja, I. P. W. A. S. dan I. K. Y. (2022). The Effect of Organizational Culture, Human Resource Competency, and Effectiveness of Supervision on LPD Performance in Tabanan Regency.

American Journal of Humanities and Social Sciences Research (AJHSSR), 6(11), 56–63.

Pramana, K. A. W. (2021). Pengaruh Pengendalian Internal, Integritas, Dan Proteksi Awig-Awig Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Pada LPD Kecamatan Penebel).

Pratiwi, A. A. M., Mertha, M., & Suryanawa, I. K. (2023). Pengaruh pengendalian internal, kompetensi sumber daya manusia dan budaya etis organisasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi di LPD Kabupaten Badung. In Management Studies and Entrepreneurship Journal (Vol. 4, Issue 5, pp. 5086–5099).

Pratiwi, K. R., & Wahyuni, M. A. (2022). Pengaruh Good Corporate Governance , Moralitas Individu , dan Personal Culture terhadap Pencegahan Kecurangan pada Lembaga Perkreditan Desa ( LPD ) Se – Kecamatan Tejakula. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Humanika, 12(1), 275–283.

Putri, N. W. A. dan I. W. S. (2022). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Pada LPD di Kabupaten Badung: Peran Keefektifan Pengendalian Internal. E-Jurnal Akuntansi, 32(1), 1–16.

Radar Bali. (2020). Tilep Cicilan Nasabah LPD, Kejari Buleleng Bidik Pengurus LPD Unggahan.

Radarbali.Id. https://radarbali.jawapos.com/bali/70830929/tilep-cicilan-nasabah-lpd- kejari-buleleng-bidik-pengurus-lpd-unggahan

Radar Bali. (2022). Dana Rp 12 Miliar Ditilep Oknum Pengurus, LPD Ngis Langsung Kolaps.

Radarbali.Id. https://radarbali.jawapos.com/hukum-kriminal/70857167/dana-rp-12- miliar-ditilep-oknum-pengurus-lpd-ngis-langsung-kolaps

Rahmani, H. F., & Rahayu, N. (2022). Pengaruh Peran Audit Internal Dan Pengendalian Internal Terhadap Pencegahan Terjadinya Kecurangan (fraud) Pada Pasim Group Wilayah Bandung. In Seminar Nasional Riset Ekonomi dan Bisnis (pp. 34–42).

Ramantha, I. W., Yasa, N. N. K., Supartha, I. W. G., Setiawina, N. D., Sudibia, I. K., Giantari, I. G.

A. K., Surya, I. B. K., Rahyuda, H., Adnyani, I. G. A. D., Sukawati, T. G. R., Astawa, I. P., &

Budiartha, I. K. (2018). Bunga Rampai: Strategi Penguat LPD di Bali. In Udayana University Press (Vol. 5, Issue 3, pp. 248–253).

Republika. (2021). Ketua LPD Desa Adat Anturan Tersangka Korupsi Rp 137 Miliar LPD menjalankan usaha simpan pinjam dan tanah kaveling sejak 2010. News.Republika.Co.Id.

https://news.republika.co.id/berita/r316kh485/ketua-lpd-desa-adat-anturan-tersangka- korupsi-rp-137-miliar

Rinjani. (2022). Peran Auditor Internal dan Auditor Eksternal Dalam Upaya Pemberantasan Korupsi. E-Jurnal Akuntansi TSM, 2(2), 1083–1098.

Rosifa, D., & Supriatna, I. (2022). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Kecurangan pada Pengelolaan Dana Desa (Survei pada Pemerintahan Desa di Kabupaten Bandung Barat). In Indonesian Accounting Research Journal (Vol. 2, Issue 3, pp. 218–236).

Saputra, I. P. E., Yuniasih, N. W., & Putra, I. P. D. S. (2023). Pengaruh Whistleblowing System, Proteksi Awig-Awig dan Implementasi Good Corporate Governance Terhadap

(14)

Widiawan dkk, (2024) MSEJ, 5(1) 2024: 1093-1106

1106

Kecenderungan Kecurangan (Fraud) (Studi Empiris Pada Lembaga Perkreditan Desa Se- Kecamatan Kerambitan). Hita Akuntansi Dan Keuangan Universitas Hindu Indonesia, Edisi Apri, 84–97.

Saputra, K. A. K., Pradnyanitasari, P. D., Priliandani, N. M. I., & Putra, I. G. B. N. P. (2019).

Praktek Akuntabilitas Dan Kompetensi Sumber Daya Manusia Untuk Pencegahan Fraud Dalam Pengelolaan Dana Desa. Jurnal Krisna: Kumpulan Riset Akuntansi, 10(2), 168–176.

Sirtha, I. N. (2008). Aspek Hukum Dalam Konflik Adat Di Bali (J. Atmaja (ed.); Cetakan Pe).

Udayana University Press.

Suartha, I. D. M. (2015). Hukum dan Sanksi Adat Perspektif Pembaharuan Hukum Pidana.

Setara Press (kelompok Intrans Publishing) Wisma Kalimetro.

Sudariani, N. M. R., & Yudantara, I. G. A. P. (2021). Dalam Pengelolaan Dana Bumdes. 830–841.

Sudarmanto, & Wibawa, S. (2018). Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM teori, Dimensi Pengukuran, dan Implementasi Dalam Organisasi (Cetakan Ke). Pustaka Pelajar.

Theodorus M, T. (2019). Audit Internal Berbasis Risiko. Salemba Empat.

Tinay, A., Karamoy, H., & Sondakh, J. J. (2022). Analisis Kecenderungan Kecurangan (Fraud) Dalam Pengelolaan Keuangan Desa Menggunakan Fraud Diamond Theory (Studi Empiris Di Kecamatan Wori). In Notary Law Journal (Vol. 13, Issue 2, pp. 216–234). Jurnal Riset Akuntansi dan Auditing “GOODWILL.”

Utami, P. P. (2021). Pengaruh Asimetri Informasi, Kecerdasan Emosional, Moralitas Individu, Dan Peranan Panureksa Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Empiris Pada Lembaga Perkreditan Desa di Kecamatan Sawan).

Referensi

Dokumen terkait