• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 PASAMAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN STRATEGI GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 PASAMAN "

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 PASAMAN

KABUPATEN PASAMAN BARAT

Edi Saputra, Mulyati, Vivi Fitriani

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat e-mail: [email protected]

ABSTRACT

The Issues contained in SMAN 1 Pasaman is still low competence of student learning. This is due to the lack of activity of students in the learning and teaching methods are applied to teachers is still dominated by a lecture and discussion methods are not structured. Efforts to overcome these problems with the implementation of the strategy Genius Learning. This study aims to determine the effect of the application of Genius Learning strategies on learning outcomes biology class X of SMAN 1 Pasaman Pasaman West. This research was experimental study, using a randomized control design - group posttest-only design. The population of the study were all the students of Class X MIA SMAN 1 Pasaman 2014/2015 academic year consist of 5 classes that using purposive sampling technique. Data were analyzed using t-test correlation level of 95% (α = 0.05).

The results showed that at t = 190 whereas get table = 167 t> t table so the hypothesis (H1) is accepted. Attitude competency assessment in the experimental class were on a good rating (3.41), the control class is at a good rating (3.20). Competency assessment of knowledge in the experimental class were on a good rating (2.94), the control class is at a good rating (2.84).

Competency assessment skills in the experimental class were on a good rating (3.14), the control class is at a good rating (3.20). The conclusion of this study are the effect of applying Genius Learning Strategy on learning outcomes of biology class X of SMAN 1 Pasaman Pasaman West.

Key word: Genius Learning, strategy, results of the study, learning proccess

PENDAHULUAN

Belajar merupakan pola pikir yang ditandai dengan adanya perubahan, perubahan tersebut meliputi cara berbuat, cara bertindak maupun cara bersikap.

Pembelajaran pada kurikulum 2013 dilaksanakan menggunakan pendekatan saintifik. Proses pembelajaran meliputi tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kegiatan pembelajaran saintifik dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis sewaktu melaksanakan praktek lapangan (PL) di SMAN 1 Pasaman tahun pelajaran 2013/2014, dengan guru biologi yaitu Ibu Armaida, S.Pd pada tanggal 14 Maret 2014. Diperoleh informasi bahwa, dalam proses pembelajaran siswa jarang bertanya, memberikan tanggapan

terhadap apa yang dijelaskan guru. Siswa jarang ikut serta dalam mengambil kesimpulan di akhir pembelajaran, pembelajaran masih berpusat pada guru.

Kondisi belajar yang kurang kondusif ini berdampak pada nilai biologi siswa kelas X SMAN 1 Pasaman masih tergolong rendah.

Salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa kelas X adalah materi keanekaragaman hayati karena banyak bersifat teori, dan kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep. Akibat kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep sehingga tidak dapat mengablikasikan manfaat keanekaragaman hayati dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi belajar yang kurang kondusif ini berdampak pada nilai biologi siswa di SMAN 1 Pasaman yang masih tergolong rendah. Persentase ketuntasan nilai ulangan harian kelas X Tahun Pelajaran 2013/2014 masih kurang memuaskan.

(2)

Cara untuk mengatasi permasalahan tersebut diantaranya: guru harus mampu menciptakan kondisi belajar yang membuat siswa terlibat secara aktif. Menggunakan strategi dalam mengajar yang lebih menarik dan bermakna, sehingga siswa lebih termotivasi dan aktif untuk belajar. Usaha yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dibutuhkan suatu inovasi dalam pembelajaran biologi, yaitu menciptakan suasana yang kondusif dalam pembelajaran. Sehingga siswa lebih paham terhadap materi yang dipelajari. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan Strategi Genius Learning.

Strategi Genius Learning adalah strategi yang menggunakan sistem yang berbentuk jalinan yang sangat efisisen yang meliputi siswa, guru, pembelajaran, serta lingkungan pembelajaran. Genius Learning membantu siswa untuk memahami kekuatan dan kelebihan mereka sesuai dengan gaya belajar masing–masing. Strategi Genius Learning adalah suatu sistem dalam bentuk jalinan yang efisien, meliputi siswa, guru dan pembelajaran serta lingkungan pembelajaran. Genius learning atau lebih tepat di sebut sebagai holoistik learning adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu rangkayan pendekatan praktis dalam upaya meningkatkan hasil proses pembelajaran. Upaya peningkatan ini dicapai dengan menggunakan pengetahuan yang berasal dari berbagai disiplin ilmu seperti pengetahuan tentang cara kerja otak, cara kerja memori, motivasi, konsep diri, kepribadian, emosi, perasaan, metagoni, gaya teknik mencatat, dan gaya belajar lainnya. Gunawan (2006:2) Dasar dari Genius Learning strategy adalah Acceleretead Learning atau percepatan belajar. Pemercepatan didefenisikan sebagai memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan dengan upaya yang normal dan dibarengi kegembiraan (DePorter, 2005:14) tujuannya sama yaitu bagaimana membuat proses pembelajaran menjadi efisien, efektif dan menyenangkan.

Bertitik tolak dari uraian di atas maka penulis telah melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Penerapan Strategi Genius Learning Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMAN 1 Pasaman”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan Strategi

Genius Learning terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMAN 1 Pasaman.

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Bagi peneliti, sebagai tambahan pengetahuan untuk mengajar biologi di masa datang. Bagi guru biologi, sebagai bahan masukan dalam memilih strategi dan model pembelajaran di SMAN 1 Pasaman. Bagi sekolah, sebagai masukan kepada sekolah dalam usaha peningkatan mutu pendidikan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-September tahun pelajaran 2014/2015 di kelas X semester 1, tempat penelitian di SMAN 1 Pasaman Kabupaten Pasaman Barat. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Siswa dikelompokkan atas dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Proses pembelajaran biologi di kelas eksperimen yaitu pendekatan saintifik dengan menggunakan strategi Genius Learning.

Pada kelas kontrol diterapkan pendekatan saintifik. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Control- Group Posttest Only Design

,

yang digambarkan Lufri (2005: 69).

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Mia1, X Mia2, X Mia3,X Mia4,X Mia5, yang terdaftar pada tahun pelajaran 2014/2015. Sesuai dengan rancangan penelitian, maka diperlukan 2 kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, dimana kelas eksperimen yaitu kelas X MIA 4 dan kelas kontrol yaitu kelas X MIA 5.

Prosedur penelitian terdiri dari tiga bagian yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan akhir. Instrumen tes berupa soal pilihan ganda yang di uji cobakan pada kelas XII Mia3. Agar instrumen tes tersebut menjadi alat ukur yang baik, maka perlu dilakukan analisis soal melalui validitas tes, reliabilitas soal, indeks kesukaran soal dan daya beda soal. Maka soal yang didapatkan untuk tes akhir penelitian dengan jumlah 36 butir soal dengan lima options Penilaian kompetensi sikap dan psikomotor berupa lembaran observasi/ pengamatan aktifitas belajar siswa yang diamati melalui satu orang observer.

Analisa data yang digunakan pada penilaian kompetensi pengetahuan melalaui

(3)

uji normalitas, uji homogenitas dan Uji hipotesis dengan menggunakan uji dua rata- rata. Teknik Penilaian kompetensi sikap dan keterampilan berdasarkan kriteria Permendikbud No 104, dimana pada penilaian kompetensi sikap diperoleh dari nilai modus (nilai yang sering muncul), sedangkan penilaian kompetensi keterampilan diperoleh dari capaian optimum (nilai tertinggi yang dicapai).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada kedua kelas sampel, maka diproleh data tes hasil belajar Biologi siswa pada pokok bahasan Keanekaragaman Hayati kelas X SMAN 1 Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel. 2. Tabel Kompetensi Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas X SMAN 1 Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat Tahun Pelajaran 2014/2015.

Kelas Sikap Pengetahuan Ketrampilan

Rata-rata modus

Predikat Skor rerata Predikat Rata-rata capaian optimum

Predikat

Eksperimen 3,41 B 2,94 B 3,14 B

Kontrol 3,20 B 2,84 B 3.20 B+

Berdasarkan tabel 2 dapat di lihat bahwa kompetensi belajar yang dinilai pada kedua kelas sampel yaitu kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dimana ketiga kompetensi pada kedua kelas sampel menunjukkan persamaan yaitu dengan predikat baik. Pada penilaian kompetensi sikap yang dinilai oleh observer yang dilakukan tiga kali pertemuan maka kelas eksperimen berada pada predikat baik dengan nilai 3,41 dan kelas kontrol berada pada predikat baik dengan nilai 3,20. Aspek yang diamati dari penilaian kompetensi sikap yaitu percaya diri, jujur, kerja sama, disiplin, dan santun.

Berdasarakan aspek yang diamati pada kelas eksperimen dengan menggunakan strategi Genius Learning terjadi peningkatan pada aspek jujur, kerja sama dan disiplin. Hal ini sesuai dengan tuntutan strategi Genius Learning dimana dalam proses pembelajaran siswa ditutut untuk bekerja sama sesuai dengan gaya belajar siswa masing-masing.

Sedangkan aspek percaya diri dan santun lebih rendah dibandikan kelas kontrol hal ini disebabkan pada kelas eksperimen memiliki keterbatasan waktu dalam belajar sehingga percaya diri lebih rendah dibandingkan kelas kontrol yang memiliki banyak waktu untuk belajar sehingga percaya diri kelas kontrol lebih tinggi. Sementara untuk aspek santun lebih rendah dari kelas kontrol karna strategi ini melibatkan gaya belajar siswa lebih menyenangkan tanpa ada unsur paksaan yang menyebabkan siswa belajar sambil bermain.

Hal ini sesuai dengan pendapat Kunandar

(2013:100) menyatakan bahwa sikap menentukan keberhasilan belajar seseorang.

Apabila seseorang memiliki sikap dan minat untuk belajar maka dapat mencapai keberhasilan belajar secara optimal.

Penilaian pengetahuan berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 36 soal didapatkan nilai rata-rata pengetahuan kelas eksperimen 73,42 setelah dikonversi ke dalam bentuk skor rerata menjadi 2,94 dengan predikat baik (B). Siswa yang mencapai nilai diatas KKM dikelas eksperimen ada sebanyak 7 orang dengan persentase ketuntasan 20,59%. Siswa yang memiliki nilai dibawah KKM ada sebanyak 27 orang siswa dengan persentase 79,4%. Nilai rata-rata kelas kontrol 71,09 setelah dikonversi kedalam bentuk skor rerata menjadi 2,84 berada pada predikat baik (B).

Siswa yang mencapai nilai diatas KKM ada sebanyak 1 orang siswa dengan persentase ketuntasan 2,86%.Siswa yang memiliki nilai dibawah KKM ada sebanyak 34 orang siswa dengan persentase 97,1%.

Rendahnya hasil belajar pada kelas eksperimen karna banyaknya siswa yang tidak serius pada saat diskusi berlangsung.

Ketika siswa disuruh mengamati oleh guru siswa tidak mengamati tapi mengobrol dengan teman sebangku. Ini dibuktikan ketika guru memasuki proses jangkaran atau pengambilan kesimpun hanya satu dan dua orang siswa yang berpartisipasi. Pada hal ini menyebabkan banyak siswa yang tidak mengerti dengan isi materi pembelajaran.

Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah dan Zain (2010: 107) bahwa “Tingkatan

(4)

keberhasilan belajar mengajar dikatakan kurang apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60 % dikuasai oleh siswa. Pada kelas kontrol hasil belajar juga rendah hal ini disebabkan karena pada saat pembelajaran berlangsung hanya sebagian siswa saja yang berdiskusi dengan kelompoknya. Beberapa kelompok masih mengandalkan temannya yang pintar untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru sedangkan sebahagian siswa yang lainnya hanya mengobrol yang tidak penting saat diskusi berlangsung. Hal ini sesuia dengan pendapat Lufri (2007:38) diskusi akan terasa kaku bila persoalan yang akan didiskusikan tidak dikuasai, didominasi oleh peserta didik yang aktif berbicara sehingga pembelajaran kurang menarik bagi peserta didik yang pasif saat pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa penilaian kompetensi pengetahuan pada kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol.

Nilai keterampilan pada kelas eksperimen yaitu 3,14 dengan predikat baik (B) dan pada kelas kontrolyaitu 3,20 dengan predikat baik (B+). Dari kedua kelas sampel dapat dilihat dari mau mengikuti pratikum, mempersiapkan bahan pratikum, ketelitian kerja dalam pratikum, mendapatkan data dan menyimpulkan.

Meningkatnya kompetensi ketrampilan pada kelas kontrol disebabkan karna waktu praktikum yang di butuhkan lebih banyak dibandingkan kelas eksperimen dan siswa memiliki antusias yang tinggi terlihat bahwa dalam melengkapi bahan praktikum siswa mempersiapkan bahan praktikum dengan lengkap sehingga praktikum berjalan dengan baik, sedangkan pada kelas eksprimen lebih rendah karna waktu yang dibutuhkan dalam mengikuti praktikum miliki waktu yang lebih singkat pada saat praktikum siswa tidak membawa bahan praktikum dengan lengkap sehingga siswa sibuk mencari bahan peraktikum sehingga waktu yang seharusnya digunakan untuk memulai praktikum terpakai untuk mencari atau melengkapi bahan praktikum.

Hal ini sejalan dengan pendapat Arifin (2013:19) menyatakan bahwa ranah keterampilan merupakan kemampuan yang dimiliki individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankankepadanya melalui kegiatan-kegiatan yang dikooardinasi. Apabila siswa mengikuti

prosedur dalam praktikum maka praktikum akan berjalan dengan baik sehingga nilai keterampilan akan meningkat. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Skinner dalam Mudjiono (2013:9) bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Jadi Sikap, pengetahuan dan keterampilan saling berhubungan satu sama lain, apa bila sikap seseorang baik maka pengetahuan dan keterampilannya juga baik.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa penerapan Strategi Genius Learning dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa pada materi Keanekaragaman Hayati di kelas X SMAN 1 Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat.

Saran

Saran dari penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

1. Strategi Genius Learning bisa di coba di materi yang lain.

2. Kendala yang dihadapi pada saat penerapan Strategi Genius Learning ini kurang dalam pengelolaan kelas, dan keaktifan siswa , untuk itu bagi peneliti selanjutnya agar memperhatikan dalam pengelolaan kelas agar keributan dalam belajar tidak terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Aripin, Ahmad. 2013. Evaluasi Belajar.

Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah, S.Bahri dan Zain Aswan (2010). Strategi Belajar Mengajar. rev.ed.

Jakarta: Rineka Cipta.

Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi.

Padang: Universitas Negeri Padang Press.

Sukardi. 2011. Evaluasi Pendidikan. Jakarta Timur: Bumi Aksara

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013).

Jakarta: Raja Grapindo Persada.

(5)

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum pencapaian keterampilan proses sains pada kelas eksperimen dalam materi ekosistem lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol dikarenakan pembelajaran dalam kelas

[r]