• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN ISO 9001:2008 TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT. INSASTAMA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN ISO 9001:2008 TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT. INSASTAMA "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

53

PENGARUH PENERAPAN ISO 9001:2008 TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT. INSASTAMA

Tan Christian Albion Kurniawan tchristian.ak@gmail.com

Kazia Laturette klaturette@ciputra.ac.id

Universitas Ciputra ABSTRACT

This study aims to determine the effect of the application of ISO 9001: 2008 on production division employee performance of PT. Insastama. The independent variables are quality management system, management responsibility, resource management, product realization and measurement, analysis and improvement. The dependent variable in this study is the performance of employees. Data was collected by a questionnaire with 60 respondents production division employees of PT. Insastama.

Method of analysis data used in this study is quantitative by using multiple linear regression. The result showed variable product realization and variable measurement, analysis and, improvement has influence on production division employee’s performance of PT. Insastama. Variable quality management system, management responsibility, and resource management has no effect on production division employee’s performance of PT. Insastama.

Keywords: ISO 9001:2008, Employee Performance.

ABSTRAK

Kesiapan Indonesia dalam menghadapi era globalisasi, salah satunya ditunjukan dengan kesiapan mutu. Perusahaan harus memiliki mutu yang baik agar mampu menghadapi persaingan yang ketat dalam era globalisasi. Sebelum menerapkan ISO 9001: 2008, mindset SDM yang ada belum sejalan dengan visi dan misi sehingga dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan ISO 9001:2008 terhadap kinerja karyawan divisi produksi PT.

Insastama. Variabel bebas dalam penelitian adalah sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, pengelolaan sumber daya, realisasi produk, serta pengukuran, analisis, dan perbaikan.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner dengan 60 responden karyawan divisi produksi PT. Insastama. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan uji regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan variabel realisasi produk dan pengukuran, analisis, dan perbaikan memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan divisi produksi PT. Insastama. Variabel sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, dan pengelolaan sumber daya tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan divisi produksi PT. Insastama.

Kata kunci: ISO 9001:2008, Kinerja Karyawan.

PENDAHULUAN

Mutu merupakan kata kunci dalam era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang ketat (Purwadi, 2012:1). Perusahaan harus memiliki standar agar memiliki mutu dan kekuatan untuk bersaing. Salah satu

standar yang banyak dimiliki oleh perusahaan di seluruh dunia dan diakui secara internasional adalah ISO. Menurut Tricker (2014:33), International Organization for Standarization (ISO) adalah organisasi internasional yang bertanggung jawab dalam penyusunan standar baru maupun merevisi

(2)

54

standar yang telah ada. ISO berasal dari bahasa Yunani “ISOS” yang berarti “sama”. Salah satu ISO yang berkaitan dengan manajemen mutu adalah ISO 9001:2008 (Purwadi 2012:30). Fokus ISO 9001:2008 adalah menerapkan sistem manajemen mutu ke dalam peraturan, petunjuk atau definisi karakteristik untuk internal perusahaan, organisasi, sekolah, lembaga, maupun kelompok.

Salah satu perusahaan yang memiliki ISO 9001:2008 di Indonesia adalah PT.

Insastama. Perusahaan manufaktur yang berlokasi di kota Kediri, Jawa Timur, Indonesia ini adalah produsen baut dan mur.

Sertifikasi ISO 9001:2008 telah dimiliki PT.

Insastama sejak 2009. PT. Insastama memiliki 197 karyawan.

Sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan memiliki peranan dalam mengimplementasi kebijakan manajemen sebagai penggerak utama seluruh kegiatan atau aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya. Kinerja organisasi atau perusahaan sangat dipengaruhi dan bahkan tergantung pada kualitas dan kemampuan kompetitif sumber daya manusia yang dimilikinya.

Perusahaan belum pernah mengidentifikasi pengaruh klausul ISO 9001:2008 terhadap kinerja karyawan secara nyata. Perusahaan perlu untuk mengetahui pengaruh penerapan setiap klausul ISO 9001:2008 terhadap kinerja karyawan. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan pengaruh klausul sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, pengelolaan sumber daya, realisasi produk, dan pengukuran, analisis, dan perbaikan terhadap kinerja karyawan divisi produksi PT.

Insastama.

KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ISO 9001:2008

Purwadi (2012:30) mengemukakan bahwa ISO 9001:2008 merupakan Sistem Manajemen Mutu (SMM) yang terpadu atau QMS (Quality Management System). QMS merupakan konsep yang tidak hanya menekankan pada aspek hasil, tetapi juga kualitas sumber daya

manusia dan kualitas proses internal perusahaan. Fokus ISO 9001:2008 adalah menerapkan sistem manajemen mutu ke dalam peraturan, petunjuk atau definisi karakteristik untuk internal perusahaan, organisasi, sekolah, lembaga, maupun kelompok. Angka 2008 menunjukkan tahun revisi sehingga ISO 9001:2008 adalah sistem manajemen mutu ISO 9001 hasil revisi tahun 2008. Sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 meliputi delapan klausul, yaitu: Ruang Lingkup, Referensi Normatif, Istilah dan Definisi, Sistem Manajemen Mutu, Tanggung Jawab Manajemen, Pengelolaan Sumber Daya, Realisasi Produk, dan Pengukuran, Analisis, dan Perbaikan. Klausul Ruang Lingkup, Referensi Normatif, dan Istilah dan Definisi hanya bersifat sebagai pengantar standar ISO 9001:2008 yang belum ada persyaratan yang harus dijalankan.

Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan adalah pencapaian hasil kerja karyawan berdasarkan kualitas maupun kuantitas sebagai prestasi kerja dalam periode waktu tertentu yang disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab (Mangkunegara, 2012:9).

Kinerja karyawan memiliki peranan penting bagi perusahaan, apabila kinerja yang ditampilkan karyawan rendah maka mengakibatkan usaha perusahaan dalam mencapai tujuan menjadi terhambat (Ariana dan Riana, 2013:123).

Hipotesis Penelitian

Juana, et. al (2016:92) dan Umiyati (2015:87) sistem manajemen mutu memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan. Sistem manajemen mutu memiliki klausul persyaratan umum dan persyaratan dokumentasi diduga dapat meningkatkan kinerja karyawan dari segi kualitas dan kuantitas. Karyawan dapat bekerja berdasarkan panduan dari persyaratan umum dan dokumentasi

H1: Sistem Manajemen Mutu berpengaruh terhadap kinerja karyawan divisi produksi.

(3)

55 Gambar 1. Model Penelitian

Menurut Juana, et. al (2016:92) dan Enny (2015:369), tanggung jawab manajemen memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan.

Klausul tanggung jawab manajemen dalam ISO 9001:2008 terdiri dari komitemen manajemen, fokus pada pelanggan, kebijakan mutu, perencanaan, tanggung jawab, wewenang dan komunikasi, dan tinjauan manajemen diduga berpengaruh pada kinerja karyawan baik secara kualitas maupun kuantitas. Tanggung jawab manajemen dalam klausul ini merupakan tanggung jawab manajemen dalam hal ini adalah pimpinan puncak yang berkomitmen, bertanggung jawab dan memastikan implementasi mutu telah dilaksanakan.

H2: Tanggung Jawab Manajemen berpengaruh terhadap kinerja karyawan divisi

produksi.

Menurut Umiyati (2015:87) dan Enny (2015:369), pengelolaan sumber daya memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan.

Kinerja karyawan yang baik diduga juga dapat dipengaruhi oleh pengelolaan sumber daya dari segi penyediaan sumber daya, sumber daya manusia, lingkungan yang mendukung dan saran prasarana yang mendukung,

H3: Pengelolaan Sumber Daya terhadap kinerja karyawan divisi produksi.

Menurut Juana, et. al (2016:92) dan Enny (2015:369), sistem manajemen mutu memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan.

Klausul realisasi produk terdiri dari perencanaan realisasi produk, proses yang berkaitan dengan pelanggan, desain dan pengembangan, pembelian, produksi dan

penyediaan jasa, pengendalian peralatan pemantauan dan pengukuran diduga berpengaruh terhadap kinerja karyawan divisi produksi secara kuantitas dan kualitas.

H4: Realisasi Produk terhadap kinerja karyawan divisi produksi.

Menurut Juana, et. al (2016:92) dan Umiyati (2015:87), pengukuran, analisis, dan perbaikan memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan. Dengan adanya perencanakan dan pengimplementasikan proses pemantauan, pengukuran, analisis dan perbaikan yang diperlukan untuk memastikan kesesuaian sistem manajemen mutu diduga berpengaruh terhadap kinerja karyawan divisi produksi.

H5: Pengukuran, Analisis, dan Perbaikan berpengaruh terhadap kinerja karyawan divisi produksi.

METODA PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah 60 responden karyawan divisi produksi PT. Insastama. Penelitian ini menguji seluruh populasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner (data primer) yang disebarkan secara langsung ke 60 orang karyawan divisi produksi PT. Insastama. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert (Kristaung dan Augustine, 2013:65) yang terdiri dari lima kategori, yaitu: Sangat Setuju (SS) = 5, Setuju (S) = 4, Ragu-ragu (R) = 3, Tidak Setuju (TS)

= 2, dan Sangat Tidak Setuju (STJ) = 1.

(4)

56

Jabaran Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari 5 (lima) variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah klausul Sistem Manajemen Kualitas (X1), klausul Tanggung Jawab Manajemen (X2), klausul

Manajemen Sumber Daya (X3), klausul Realisasi Produk (X4), dan klausul Pengukuran, Analisis, dan Peningkatan (X5).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kinerja Karyawan (Y1). Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1.

Definisi operasional variabel

Variabel Sub-Variabel Indikator Sumber

Sistem Manajemen

Mutu (X1)

Persyaratan Umum PT. Insastama memiliki sistem manajemen mutu.

Badan Standardisasi Nasional (2008:2) Persyaratan Umum PT. Insastama terus menerus

memperbaiki sistem manajemen mutu.

Persyaratan Dokumentasi

PT. Insastama memiliki bukti dan dokumentasi yang berkaitan dengan sistem manajemen mutu

Tanggung Jawab Manajemen

(X2)

Komitmen Manajemen

Manajemen PT. Insastama memiliki komitmen untuk menjalankan sistem manajemen mutu.

Badan Standardisasi Nasional (2008:4) Fokus Pada

Pelanggan PT. Insastama memiliki fokus pada kepuasan pelanggan

Kebijakan Mutu PT. Insastama membuat kebijakan mutu sesuai dengan sasaran perusahaan

Perencanaan PT. Insastama membuat kebijakan dan sasaran mutu yang terukur dan konsisten

Tanggung Jawab, Wewenang, dan Komunikasi

Manajemen PT. Insastama memberikan tanggung jawab dan wewenang kepada setiap karyawan sesuai dengan prosedur

Tinjauan Manajemen

Manajemen PT. Insastama melakukan peninjauan sistem manajemen mutu secara berkala.

Pengelolaan Sumber Daya

(X3)

Penyediaan Sumber Daya

PT. Insastama menyediakan sumber daya yang diperlukan dalam menunjang kinerja karyawan

Badan Standardisasi Nasional (2008:6) Sumber Daya

Manusia

PT. Insastama memberikan pelatihan guna meningkatkan kemampuan karyawan

Badan Standardisasi Nasional (2008:6) Prasarana PT. Insastama memiliki prasarana

yang memadai. Contoh : peralatan proses

Lingkungan Kerja Lingkungan kerja PT. Insastama sesuai dengan kebutuhan proses operasional

(5)

57 Tabel 1.

Definisi Operasional Variabel (Lanjutan)

Variabel Sub-Variabel Indikator Sumber

Realisasi Produk (X4)

Perencanaan Realisasi Produk

PT. Insastama memiliki jadwal yang teratur dan sistematis untuk proses produksi

Badan Standardisasi Nasional (2008:7) Proses yang

Berkaitan dengan Pelanggan dan Desain dan Pengembangan

PT. Insastama menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan

Pembelian PT. Insastama membeli produk dari pemasok sesuai dengan persyaratan yang ditentukan

Produksi dan Penyedia Jasa

PT. Insastama merencanakan dan melaksanakan produksi dan penyediaan jasa dalam keadaan terkendali

Pengendalian Peralatan Pemantauan dan Pengukuran

PT. Insastama memastikan bahwa pemantauan dan pengukuran dapat dilakukan dengan konsisten dan sesuai dengan persyaratan pemantauan dan pengukuran

Pengukuran, Analisis, dan Perbaikan

(X5)

Umum dan Pemantauan dan Pengukuran

PT. Insastama secara rutin mengecek produk yang dihasilkan apakah sudah sesuai standar atau belum

Badan Standardisasi Nasional (2008:13) Perbaikan dan

Analisis Data

PT. Insastama selalu berusaha melakukan perbaikan ketika mendapatkan complaint Pengendalian

Produk yang Tidak Sesuai

PT. Insastama memiliki prosedur untuk pengendalian produk yang tidak sesuai

Kinerja Karyawan

(X6)

Quality Karyawan mengerjakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan prosedur dan peraturan

Wibowo (2014 : 173

& 282 ) Quantity Karyawan mampu menghasilkan

produk (baik produk jadi bagi divisi produksi dan laporan-laporan bagi divisi lain) sesuai dengan target yang diberikan

Timeliness Karyawan mengerjakan tugas dan tanggung jawab dengan maksimal dan tepat waktu

Cost-effectiveness Karyawan menggunakan sumber daya dan biaya yang ada di perusahaan sesuai dengan peraturan yang berlaku

Flexibility Karyawan mampu mempelajari hal baru untuk menunjang pekerjaan Collaborativeness Karyawan mampu bekerja sama

dengan karyawan lain

(6)

58

Tabel 1.

Definisi Operasional Variabel (Lanjutan)

Variabel Sub-Variabel Indikator Sumber

Kinerja Karyawan

(X6)

Timeliness Karyawan mengerjakan tugas dan tanggung jawab dengan maksimal dan tepat waktu

Wibowo (2014 : 173

& 282 ) Cost-effectiveness Karyawan menggunakan sumber

daya dan biaya yang ada di perusahaan sesuai dengan peraturan yang berlaku

Flexibility Karyawan mampu mempelajari hal baru untuk menunjang pekerjaan Collaborativeness Karyawan mampu bekerja sama

dengan karyawan lain

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah 60 karyawan PT. Insastama divisi produksi. 60 orang atau 100 persen responden dalam penelitian ini berjenis kelamin pria. 31 orang atau 51,7 persen responden berumur antara 17- 25 tahun. Responden yang berumur 26-35 tahun berjumlah 16 orang atau 26,7 persen, sedangkan responden yang berumur 36-45 tahun berjumlah 13 orang atau 21,7 persen. 43 orang atau 71,7 persen responden memiliki pendidikan terakhir SMA. Responden yang memiliki pendidikan terakhir SMK berjumlah 17 orang atau 28,3 persen. 34 orang atau 56,7 persen responden telah bekerja di PT.

Insastama selama 1-3 tahun. Responden yang sudah bekerja selama 4-6 tahun berjumlah 19 orang atau 31,7 persen, sedangkan responden yang telah bekerja selama 7-9 tahun berjumlah 7 orang atau 11,7 persen.

Deskripsi Jawaban Responden

Variabel kinerja karyawan memiliki nilai rata-rata paling tinggi jika dibandingkan dengan variabel lain dalam penelitian ini, yaitu sebesar 4,038. Variabel sistem manajemen mutu memiliki nilai rata-rata tertinggi kedua, yakni sebesar 4,002 dan diikuti oleh variabel realisasi produk sebesar 3,996, tanggung jawab manajemen sebesar 3,994, pengelolaan sumber daya sebesar 3,979, dan pengukuran,

analisis, dan perbaikan sebesar 3,961. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert.

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Semua pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, pengelolaan sumber daya, realisasi produk, dan pengukuran, analisis, dan perbaikan, serta kinerja karyawan memiliki nilai signifikansi kurang 0,05 sehingga seluruh pernyataan dalam kuesioner penelitian ini dapat dinyatakan valid.

Seluruh nilai koefisien Cronbach Alpha masing-masing variabel penelitian > 0,6 sehingga pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, pengelolaan sumber daya, realisasi produk, dan pengukuran, analisis, dan perbaikan, serta kinerja karyawan dinyatakan reliabel serta dapat digunakan dalam penelitian ini.

Persamaan Regresi Linier Berganda

Y1 = 1,263 + 0,108X1 + 0,035 X2 + 0,029X3 + 0,353X4 + 0,169X5 + e

Keterangan:

Y1 = Kinerja Karyawan X1 = Sistem Manajemen Mutu X2 = Tanggung Jawab Manajemen X3 = Pengelolaan Sumber Daya X4 = Realisasi Produk

(7)

59 X5 = Pengukuran, Analisis, dan

Peningkatan

Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi (R) adalah 0,713 atau 71,3 persen. Nilai tersebut menunjukkan besarnya hubungan variabel sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, pengelolaan sumber daya, realisasi produk, dan pengukuran, analisis, dan perbaikan terhadap variabel kinerja karyawan sebesar 0,713 atau 71,3 persen .

Nilai koefisien determinasi (R2) yang mencapai 0,509 atau 50,9 persen. Nilai tersebut menunjukkan hubungan terhadap variabel sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, pengelolaan sumber daya, realisasi produk, dan pengukuran, analisis, dan perbaikan terhadap variabel kinerja karyawan sebesar 0,509 atau 50,9 persen.

Uji Asumsi Klasik

Hasil dari uji normalitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada tes Kolmogorov- Smirnov adalah 0,823 atau lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data yang diuji dalam penelitian ini berdistribusi normal (Sujarweni 2015:52).

Hasil dari uji multikolinearitas menunjukkan bahwa nilai VIF dari variabel sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, pengelolaan sumber daya, realisasi produk, dan pengukuran, analisis, dan perbaikan kurang dari 10 sehingga tidak ada masalah multikoliniearitas dalam penelitian ini dan mempertegas kelayakan model regresi yang dijalankan (Ghozali, 2011:105).

Hasil dari uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari uji Glejser pada variabel sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, pengelolaan sumber daya, realisasi produk, dan pengukuran, analisis, dan perbaikan lebih besar dari 0,05 sehingga tidak terjadi

heteroskedastisitas (Ghozali 2013:142).

Hasil dari uji autokorelasi menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson sebesar 1,990.

Nilai dU dalam penelitian ini sebesar 1,7671 dan nilai dL sebesar 1,4083 dengan nilai n (jumlah data) sebanyak 60 dan nilai k (jumlah variabel independen) sebanyak lima. Menurut Ghozali (2011:100), nilai Durbin Watson berada di rentang dU – 4-dU , yaitu 1,7671 <

1,990 < 2,2329 sehingga tidak terjadi autokorelasi.

Hasil dari uji liniearitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi adalah 0,000 atau kurang dari 0,05 sehingga variabel sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, pengelolaan sumber daya, realisasi produk, dan pengukuran, analisis, dan perbaikan memiliki hubungan linier dengan variabel kinerja karyawan.

Uji F dan Uji t

Hasil dari uji F menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 atau < 0,05 (Kristaung, dan Augustine 2013:209) sehingga menunjukkan bahwa variabel sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, pengelolaan sumber daya, realisasi produk, dan pengukuran, analisis, dan perbaikan memiliki pengaruh terhadap variabel kinerja karyawan.

Hasil dari uji t menunjukkan bahwa nilai signifikansi sistem manajemen mutu adalah 0,344, tanggung jawab manajemen adalah 0,813, dan pengelolaan sumber daya adalah 0,795 atau lebih besar dari 0,05 sehingga variabel sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, pengelolaan sumber daya tidak berpengaruh terhadap variabel kinerja karyawan. Hasil dari uji t menunjukkan bahwa nilai signifikansi realisasi produk adalah 0,013 dan pengukuran, analisis, dan perbaikan adalah 0,049 atau kurang dari 0,05 (Kristaung dan Augustine 2013:209) sehingga variabel realisasi produk dan pengukuran, analisis, dan perbaikan berpengaruh terhadap variabel kinerja karyawan .

(8)

60

Tabel 2 Uji Regresi

PEMBAHASAN

Berdasarkan persamaan regresi linier berganda yang telah dikemukakan, nilai konstanta menunjukkan 1,263. Nilai konstanta yang positif menunjukkan pengaruh positif variabel independen dalam penelitian ini.

Dalam Tabel 2 menunjukan nilai sistem manajemen mutu sebesar 0,108 positif, hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi sistem manajemen mutu maka semakin tinggi kinerja karyawan divisi produksi. Sistem manajemen mutu yang terdiri dari persyaratan umum dan persyaratan dokumentasi akan meningkatkan kinerja karyawan divisi produksi PT. Insastama.

Hasil uji t yang menguji pengaruh variabel sistem manajemen mutu terhadap kinerja karyawan divisi produksi divisi produksi PT. Insastama menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,344 atau lebih dari 0,05 (Kristaung dan Augustine 2013:209) sehingga variabel sistem manajemen mutu (X1) tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan divisi produksi divisi produksi PT. Insastama.

Berdasarkan hasil tersebut, hipotesis pertama (H1) dalam penelitian ini ditolak.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Umiyati (2015:87) yang mengemukakan bahwa sistem manajemen mutu memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan divisi produksi. Penulis mengindikasi hasil uji t dalam penelitian ini disebabkan profil responden, yaitu karyawan divisi produksi yang kurang memahami sistem

manajemen mutu. Direksi dan manajemen PT.

Insastama merupakan pihak yang memahami dan merancang sistem manajemen mutu, sedangkan karyawan adalah “mesin” yang digunakan oleh perusahaan tanpa memiliki pengetahuan yang mumpuni tentang sistem manajemen mutu.

Tabel 2 menunjukan nilai tanggung jawab manajemen sebesar 0,035 positif, hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi tanggung jawab manajemen maka semakin tinggi kinerja karyawan divisi produksi. Hasil uji t yang menguji pengaruh variabel tanggung jawab manajemen terhadap kinerja karyawan divisi produksi divisi produksi PT. Insastama menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,813 atau lebih dari 0,05 (Kristaung dan Augustine 2013:209) sehingga variabel tanggung jawab manajemen tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan divisi produksi divisi produksi PT.

Insastama. Berdasarkan hasil tersebut, hipotesis kedua (H2) dalam penelitian ini ditolak.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Enny (2015:369) yang mengemukakan bahwa tanggung jawab manajemen memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan divisi produksi. Penulis mengindikasi hasil uji t dalam penelitian ini disebabkan profil responden, yaitu karyawan divisi produksi yang tidak memiliki kewenangan untuk membuat keputusan manajerial sehingga karyawan tidak memahami tentang tanggung jawab manajemen. Manajemen PT. Insastama

(9)

61 merupakan pihak yang membuat keputusan

manajerial, misalnya dalam mengimplementasi klausul tanggung jawab manajemen dalam ISO 9001:2008.

Dalam Tabel 2, menunjukan nilai pengelolaan sumber daya sebesar 0,029 positif, hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi pengelolaan sumber daya maka semakin tinggi kinerja karyawan divisi produksi. Hasil uji t yang menguji pengaruh variabel pengelolaan sumber daya terhadap kinerja karyawan divisi produksi divisi produksi PT. Insastama menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,795 atau lebih dari 0,05 (Kristaung dan Augustine 2013:209) sehingga variabel pengelolaan sumber daya tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan divisi produksi divisi produksi PT. Insastama.

Berdasarkan hasil tersebut, hipotesis ketiga (H3) dalam penelitian ini ditolak.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Umiyati (2015:87) yang mengemukakan bahwa pengelolaan sumber daya memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan divisi produksi. Penulis mengindikasi hasil uji t dalam penelitian ini disebabkan karyawan divisi produksi PT.

Insastama tidak merasakan dampak dari kebijakan perusahaan dalam mengim- plementasi klausul pengelolaan sumber daya.

Dalam Tabel 2 menunjukan nilai realisasi produk sebesar 0,353 positif, hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi realisasi produk maka semakin tinggi kinerja karyawan divisi produksi. Hasil uji t yang menguji pengaruh variabel realisasi produk terhadap kinerja karyawan divisi produksi PT.

Insastama menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,013 atau kurang dari 0,05 (Kristaung dan Augustine 2013:209) sehingga variabel realisasi produk berpengaruh terhadap kinerja karyawan divisi produksi divisi produksi PT.

Insastama. Berdasarkan hasil tersebut, hipotesis keempat (H4) dalam penelitian ini diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Juana, et. al (2016:92) yang mengemukakan bahwa realisasi produk memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan.

Tabel 2 menunjukan nilai pengukuran, analisis dan perbaikan sebesar 0,169 positif, hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi pengukuran, analisis dan perbaikan maka semakin tinggi kinerja karyawan divisi

produksi. Hasil uji t yang menguji pengaruh variabel pengukuran, analisis, dan perbaikan terhadap kinerja karyawan divisi produksi PT. Insastama menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,049 atau kurang dari 0,05 (Kristaung dan Augustine 2013:209) sehingga variabel pengukuran, analisis, dan perbaikan berpengaruh terhadap kinerja karyawan divisi produksi divisi produksi PT.

Insastama. Berdasarkan hasil tersebut, hipotesis kelima (H5) dalam penelitian ini diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Enny (2015:369) yang mengemukakan bahwa pengukuran, analisis, dan perbaikan memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan.

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

Simpulan

Sistem Manajemen Mutu tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT.

Insastama sehingga hipotesis pertama dalam penelitian ini ditolak. Tanggung Jawab Manajemen tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Insastama sehingga hipotesis kedua dalam penelitian ini.

Pengelolaan Sumber Daya tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Insastama sehingga hipotesis ketiga dalam penelitian ini ditolak. Realisasi Produk berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Insastama sehingga hipotesis keempat dalam penelitian ini dapat diterima. Pengukuran, Analisis, dan Perbaikan berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Insastama, sehingga hipotesis kelima dalam penelitian ini diterima.

Keterbatasan dan Saran

Pertanyaan dalam kuesioner terbatas pada framework ISO 9001:2008. Jumlah responden dalam penelitian yang terbatas, yakni 60 orang. Dokumen perusahaan yang didapat sangat terbatas karena bersifat rahasia.

Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada variabel sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, pengelolaan sumber daya, realisasi produk, dan pengukuran, analisis, dan perbaikan.

Kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh

(10)

62

variabel-variabel lain yang belum diteliti oleh penelitian ini. Peneliti selanjutnya dapat menambah variabel lain yang belum diteliti

dalam penelitan ini atau menggunakan uji hipotesis yang berbeda dari penelitian ini.

DAFTAR REFERENSI

Ariana, I. dan Riana, I. 2013. Pengaruh Kepemimpinan, Kompensasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Hotel Cendana Resort and Spa Ubud, Gianyar. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 2 (1):

121-136.

Badan Standardisasi Nasional. 2008. Sistem Manajemen Mutu – Persyaratan. ICS 03.120.10. Jakarta.

Enny, M. 2015. Effect of ISO 900-2008 QMS, Total Quality Management and Work Environment on Job Satisfaction and Employee Performance at PT. Mount Dreams Indonesia in Gresik. The International Journal Of Business and Management, 3(4): 369-374.

Ghozali, I. 2011. Ekonometrika Teori Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro.

Juana, N. P., Sudibya I. G. A., Sintaasih D. K.

2016. Pengaruh Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap Kinerja Pegawai dengan Mediasi Kepuasan Kerja. Jurnal Buletin Studi Ekonomi, 21(1): 92-100.

Kristaung, R., dan Ausgustine, Y.2013.

Metodologi Penelitian Bisnis dan Akuntansi. Jakarta: Dian Rakyat.

Mangkunegara, A. P. 2012. Evaluasi Kinerja SDM. Jakarta: PT Refika Aditama.

Purwadi. 2012. ISO 9001:2008 Document Development Compliance Manual.

Jakarta: Media Guru.

Tricker, R. 2014. ISO 9001:2008 for Small Businesses. 5th edition. Oxford: Elsevier.

Umiyati.2015. Pengaruh Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dan partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial. Jurnal Etikonomi, 14 (1): 87- 112.

Wibowo. 2014. Manajemen Kinerja. Edisi 4.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Lai, City University of Hong Kong Kim Teng Lua, National University of Singapore Hyuk-Cheol Kwon, Pusan National University Chungmin Lee, Seoul National University Ik-Hwan Lee, Yonsei