• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MINAT KERJA DAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN TERHADAP KESIAPAN KERJA MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER FAKULTAS

N/A
N/A
ali amrideppatoro

Academic year: 2024

Membagikan "PENGARUH MINAT KERJA DAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN TERHADAP KESIAPAN KERJA MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER FAKULTAS"

Copied!
164
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MINAT KERJA DAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN TERHADAP KESIAPAN KERJA MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER FAKULTAS

TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

THE EFFECT OF WORK INTEREST AND FIELD EXPERIENCE PRACTICES EXPERIENCE ON WORK READINESS OF INFORMATION

ENGINEERING AND COMPUTER ENGINEERING STUDENTS, FACULTY OF ENGINEERING MAKASSAR STATE UNIVERSITY

NUR AMAL JAYA 1729042123

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2023

(2)

ii

LAPANGAN TERHADAP KESIAPAN KERJA MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER FAKULTAS

TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer Universitas Negeri Makassar

NUR AMAL JAYA 1729042123

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2023

(3)
(4)
(5)

Informatika dan Komputer Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar”.

Skripsi. Pembimbing: H. Ruslan dan Purnamawati.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh minat kerja terhadap kesiapan kerja mahasiswa, (2) pengaruh Praktik Pengalaman Lapangan terhadap kesiapan kerja mahasiswa, dan (3) mengetahui pengaruh minat kerja dan Praktik Pengalaman Lapangan terhadap kesiapan kerja mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknik UNM. Populasi dalam penelitian ini sebesar 182 mahasiswa Angkatan 2018 dan 2019 yang telah melaksanakan PPL dan ditarik sampel sebanyak 65 mahasiswa. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik penyebaran instrumen dan dokumentasi, data variabel dianalisis dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada pengaruh minat kerja terhadap kesiapan kerja mahasiswa, (2) ada pengaruh Praktik Pengalaman Lapangan terhadap kesiapan kerja mahasiswa, (3) minat kerja dan Praktik Pengalaman Lapangan juga mempunyai pengaruh terhadap kesiapan kerja mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.

Kata Kunci: Minat Kerja, PPL, Kesiapan Kerja, PTIK FT UNM.

(6)

skripsi ini. Serta shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW yang sebagai suri teladan hakikat hidup bagi semua manusia, semoga shalawat dan

salam senantiasa tercurah kepadanya.

Bismillahirrahmanirahim

Kupersembahkan sebuah karya sederhana ini untuk kedua orang tua-ku, ayahanda Muslimin dan Ibundaku Marni atas kasih sayang dan cinta kasih yang tiada tara, atas kesabaran dan setiap pengorbanan serta dukungan dan doa yang

tulus yang senantiasa mengiringiku sampai saat ini. Apa yang saya dapatkan hari ini, belum mampu membayar semua kebaikan, keringat, dan juga air mata

yang telah dikeluarkan untuk saya, semoga kelak suatu hari nanti doa dan harapan kalian dapat saya wujudkan.

Serta ucapan terima kasih kepada keluarga dan saudara-saudariku PTIK 2017 atas dukungan dan kerja samanya selama ini, dan kupersembahkan untuk orang-

orang yang ikut mendampingi dalam penulisan skripsi ini.

(7)

"FATUM BRUTUM AMOR FATI"

Mencintai takdir seburuk apapun takdirmu -Nietzsche

“Bermimpilah yang tinggi, tapi jangan berusaha menggapai hal tersebut, melainkan berusahalah melampauinya.” (Anies Baswedan)

Jangan terlalu ambil hati dengan ucapan seseorang, kadang manusia punya mulut tapi belum tentu punya pikiran.

(8)

Allah SWT. karena atas izin, rahmat, petunjuk, dan hidayah-Nya sehingga skripsi dengan judul “Pengaruh Minat Kerja dan Praktik Pengalaman Lapangan Terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar”, ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa penyusunan dan penulisan skripsi ini banyak pihak yang membantu dan memberikan dukungan serta do’a kepada penulis dalam menghadapi segala tantangan, sehingga sepatutnya pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga saya, terkhusus pada kedua orang tua saya, serta saudara-saudariku. Demikian pula segala bantuan dan dorongan para dosen-dosen beserta teman-teman yang memberikan semangat dan motivasi selama perkuliahan, sehingga dapat membantu dalam penyusunan skripsi. Oleh karena itu, saya mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Husain Syam, M.TP., IPU., ASEAN Eng., Rektor Universitas Negeri Makassar.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Yahya, M.Kes., M.Eng., IPU., ASEAN Eng., Dekan FT UNM serta jajarannya.

3. Bapak Dr. Ir. Mustari S Lamada, S.Pd., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika dan Komputer.

4. Ibu Dr. Sanatang, S.Pd., M.T. selaku Sekretaris Jurusan Teknik Informatika dan Komputer.

(9)

Purnamawati, M.Pd., selaku pembimbing II.

7. Teman-teman seperjuangan PTIK, yang selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

8. Kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas semua dukungan yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat pada skripsi ini. Saran dan kritik penulis harapkan dari pembaca untuk perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang.

Makassar, 28 November 2022

Nur Amal Jaya

(10)

ABSTRAK ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

MOTTO ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Kajian Teori ... 8

B. Kerangka Pikir ... 37

C. Hipotesis Penelitian ... 40

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

A. Jenis Penelitian ... 41

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 41

C. Desain Penelitian ... 41

D. Populasi dan Sampel ... 42

E. Variabel Penelitian ... 44

F. Definisi Operasional Variabel ... 44

G. Teknik Pengumpulan Data ... 45

H. Instrumen Penelitian ... 46

I. Uji Coba Instrumen ... 49

J. Teknik Analisis Data ... 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Hasil Penelitian ... 57

B. Pembahasan ... 75

BAB V PENUTUP ... 83

A. Kesimpulan ... 83

(11)
(12)

xi i

3.1 Desain Penelitian...42

4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Variabel Minat Kerja...63

4.2 Grafik Distribusi Frekuensi Variabel PPL...65

4.3 Grafik Distribusi Frekuensi Variabel Kesiapan Kerja...67

(13)

xii i

3.1 Skor Alternatif Jawaban...47

3.2 Kisi – Kisi Instrumen Kesiapan Kerja Mahasiswa...47

3.3 Kisi – Kisi Instrumen Minat Kerja...48

3.4 Kisi – Kisi Instrumen Praktik Pengalaman Lapangan...49

3.5 Pedoman Interpretasu Koefisien Korelasi...51

4.1 Hasil Uji Validitas Variabel Minat Kerja (X1)...58

4.2 Hasil Uji Validitas Variabel PPL (X2)...58

4.3 Hasil Uji Validitas Variabel Kesiapan Kerja (Y)...59

4.4 Pedoman Pemberian Interprestasi Koefiesien Korelasi...60

4.5 Hasil Uji Reliabilitas...61

4.6 Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel...61

4.7 7 Hasil Uji Pengkategorian Variabel Minat Kerja...63

4.8 Hasil Uji Pengkategorian Variabel PPL...65

4.9 Hasil Uji Pengkategorian Variabel Kesiapan Kerja...66

4.10 Hasil Uji Normalitas...68

4.11 Hasil Uji Multikolinieritas...69

4.12 Hasil Uji Heterokedastisitas...70

4.13 Hasil Uji Linearitas...71

4.14 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda...73

4.15 Hasil Uji F Minat Kerja dan PPL dengan kesiapan Kerja...74

4.16 Hasil Uji Parsial (Uji t) Variabel Independen...75

4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi Simultan...76

4.18 Hasil Uji Koefisien Determinasi Parsial (r2)...77

(14)

xiv

Lampiran 3 Hasil Analisis Data...111 Lampiran 4 Dokumentasi...128 Lampiran 5 Persuratan...131

(15)

1 A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan tumpuan harapan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru untuk menghadapi tantangan yang ada sesuai dengan perkembangan zaman. Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia yang unggul pada setiap aspek kehidupan sehingga menciptakan generasi penerus bangsa yang mampu bersaing dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, pendidikan diarahkan pada upaya pembentukan manusia yang tanggap terhadap lingkungan dan peka terhadap perubahan.

Pendidikan juga diarahkan untuk meningkatkan potensi jiwa sebagai subjek pembelajaran. Disamping itu, pendidikan mempunyai peran yang penting untuk menjamin kelangsungan hidup manusia sehingga perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas lulusan dalam mencapai tujuan pendidikan secara umum. Keberhasilan di bidang pendidikan merupakan salah satu faktor penentu tercapainya tujuan pembangunan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alenia ke-4. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

(16)

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada Pasal 1 menyebutkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Era globalisasi membuat persaingan dalam segala bidang semakin ketat, Termasuk dalam dunia kerja yang menuntut adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan mempunyai daya saing. Peranan sektor pendidikan dalam mempersiapkan sumber daya manusia tidak dapat diabaikan lagi. Program Pendidikan khususnya kejuruan harus berorientasi pada kebutuhan tenaga pendidik yang profesional.

Dengan demikian proses pendidikan akan memberi arti pencapaian tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, lembaga pendidikan perlu menjalin kerjasama dengan dunia usaha/dunia industri Data yang tertera dalam Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pada Agustus 2019 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) untuk lulusan perguruan tinggi, yaitu sebesar 5,67%, lulusan Diploma I/II/III sebesar 5,99%, lulusan SD sebesar 2,41%, lulusan SMP sebesar 4,75%, Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 7,92%, lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebesar 10,42%, jika dilihat dari data yang ada tingkat pengangguran untuk pendidikan menegah ke atas yaitu lulusan Diploma dan S1 jika di gabungkan masih sangat tinggi yaitu sebesar 11,66%. Kesiapan mahasiswa dalam memasuki dunia kerja dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal.

Faktor eksternal yaitu faktor

(17)

yang berasal dari luar diri mahasiswa, meliputi peran masyarakat, keluarga, sarana dan prasarana, informasi dunia kerja, dan pengalaman kerja. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa, meliputi kematangan baik fisik maupun mental, tekanan, kreativitas, minat, bakat, intelegensi, kemandirian, penguasaan ilmu pengetahuan, dan motivasi.

Faktor eksternal yang bersala dari luar manusia yaitu informasi yang diperoleh, lingkungan tempat tinggal, sarana dan prasarana belajar, pengalaman praktik lapangan dan latar belakang mahasiswa. Kesiapan mengajar seorang guru haruslah dibentuk semenjak duduk di bangku kuliah yaitu semenjak menjadi calon guru. Di mulai dari minat dan niat untuk menjadi seorang pendidik serta memilih Program Studi Kependidikan. Minat untuk menjadi seorang guru haruslah tumbuh dari dalam diri sendiri, bukan karena paksaan.

Universitas Negeri Makassar (UNM) yang dahulunya bernama IKIP merupakan perguruan tinggi pencetak pendidik yang menyiapkan berbagai Program Studi yang berkaitan dengan kependidikan yang menjembatani para calon guru untuk menyalurkan minatnya menjadi seorang guru. Salah satu Program Studi kependidikan yang tersedia di UNM adalah Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer di Fakultas Teknik. Sebagai mahasiswa calon guru yang menempuh Pendidikan di UNM tentunya harus mendapatkan bekal yang memadai untuk menguasai kompetensi-kompetensi yang mempengaruhi dalam kesiapan mengajar baik secara teoritis maupun praktis seperti kemampuan dasar mengajar, keterampilan dalam mengelola PBM, serta pengelolaan kelas.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer ini

(18)

diperuntukkan bagi Mahasiswa yang minat menjadi seorang guru TIK. Para calon guru TIK dididik dan dilatih untuk mempersiapkan diri mereka saat kelak menjalankan tugasnya menjadi seorang guru. Namun kenyataannya, sampai sekarang masih terdapat mahasiswa yang mengambil Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer yang tidak berminat untuk menjadi seorang guru TIK.

Sebagai penunjang adanya Program Studi kependidikan sekaligus untuk menciptakan tenaga pendidik yang profesional, UNM telah menyiapkan berbagai program yang terselenggara dalam berbagai mata kuliah salah satunya adalah Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). Mata kuliah PPL merupakan mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa calon guru Program Studi S1 kependidikan. PPL merupakan sebuah kegiatan dimana mahasiswa terjun ke dalam sekolah-sekolah dan mengajar di sekolah tersebut sepanjang waktu yang telah ditentukan. PPL merupakan pengaplikasian seluruh pengetahuan, keterampilan serta kemampuan yang telah diperoleh selama proses perkuliahan berlangsung. Dalam PPL ini mahasiswa sudah merupakan seorang guru di depan siswa-siswi tempat praktiknya. Segala kemampuan mengajarnya harus mereka keluarkan selayaknya guru profesional pada umumnya.

Dengan adanya PPL ini diharapkan mahasiswa menjadi lebih siap dalam melakukan pembelajaran di dalam kelas. Akan tetapi kenyataannya kesiapan mengajar mahasiswa masih belum matang. Karena beberapa mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer yang menyatakan bahwa meskipun mereka telah melaksanakana PPL, mereka merasa kesiapan mengajar mereka masih

(19)

kurang karena keterbatasan waktu yang dimiliki ketika melaksanakan PPL serta keterampilan mengajar yang masih kurang sehingga harus diperbaiki dan dipelajari kembali.

Guna mengetahui seberapa besar pengaruh minat kerja dan praktik pengalaman lapangan maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh minat kerja dan praktik pengalaman lapangan (PPL) terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Universitas Negeri Makassar”. Berdasarkan latar belakang masalah, permasalahan yang muncul berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja baik dari faktor intern maupun faktor ekstern antara lain kesiapan mahasiswa masih belum optimal.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh minat kerja terhadap kesiapan kerja mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar?

2. Bagaimana pengaruh praktik pengalaman lapangan terhadap kesiapan kerja mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar?

3. Bagaimana pengaruh minat kerja dan praktik pengalaman lapangan terhadap kesiapan kerja mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar?

(20)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh minat kerja terhadap kesiapan kerja mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.

2. Untuk mengetahui pengaruh praktik pengalaman lapangan terhadap kesiapan kerja mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.

3. Untuk mengetahui pengaruh minat kerja dan praktik pengalaman lapangan terhadapa kesiapan kerja mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat baik di tinjau secara teoritis maupun secara praktis

1. Manfaat secara teoritis

a. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan terutama menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah minat kerja dan praktik industri b. Dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat secara praktis

a. Bagi Jurusan Teknik Informatika dan Komputer hasil penelitian ini di harapkan

(21)

dapat bermanfaat dan berkontribusi positif sebagai input dan bahan pertimbangan bagi Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer untuk lebih memaksimalkan potensi mahasiswa sehingga menghasilkan output yang kompoten dan berkualitas.

b. Bagi pembaca, hasil penelitian ini di harapkan dapat digunakan sebagai acuan mahasiswa calon guru untuk meningkatkan minat untuk menjadi guru agar kelak setelah lulus dari perguruan tinggi dapat menjadi guru yang profesional

(22)

A. Kajian Teori 1. Kesiapan Kerja a. Pengertian Kesiapan

Kesiapan berasal dari kata dasar siap, dapat diartikan kesiapan adalah keadaan siap seseorang untuk menanggapi atau merespon sesuatu. Mahasiswa yang ingin memiliki sebuah kesiapan maka harus belajar dan memiliki bekal baik ilmu maupun hal-hal yang dibutuhkan agar dapat dikatakan siap. Kesiapan meliputi kemampuan untuk menempatkan dirinya jika akan memulai serangkaian gerakan yang berkaitan dengan siap mental dan jasmani (Wibowo & Rahmadi, 2020).

Readiness atau kesiapan ini senantiasa mengalami perubahan setiap hari sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan fisiologis individu serta adanya desakan-desakan dari lingkungan seseorang. Kesiapan sangat perlu diperhatikan dalam suatu proses terutama untuk mahasiswa, karena jika mahasiswa sudah ada kesiapan untuk melakukan sesuatu, maka hasil yang diperoleh akan memuaskan. Kesiapan merupakan kesediaan untuk memberi respons atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh James Drever dalam (Rusdiana & Nasihudin, 2018) yang mendefinisikan kesiapan sebagai berikut:

(23)
(24)

“Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respons/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi.

Penyesuaian kondisi pada suatu saat berpengaruh pada atau kecenderungan untuk memberi respons. Kondisi mencakup setidak-tidaknya 3 aspek, yaitu:

1) Kondisi fisik, mental dan emosional 2) Kebutuhan–kebutuhan, motif dan tujuan

3) Keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang sudah dipelajari”

Kondisi fisik yang temporer misal lelah, keadaan, alat indera dan lain-lain serta kondisi fisik yang permanen misal cacat tubuh tidak termasuk pada kondisi fisik yang mempengaruhi kematangan. Untuk kondisi mental mencakup kecerdasan, sedangkan kondisi emosional berhubungan dengan motif atau dorongan yang akan mempengaruhi kesiapan. Kebutuhan yang disadari akan mendorong usaha atau membuat seseorang siap untuk berbuat. Mempelajari keterampilan, pengetahuan dan aspek pengertian permulaan juga akan mempengaruhi kesiapan.

Kesiapan (readiness) terdapat prinsip-prinsip dan juga aspek-aspek kesiapan, yang menurut Slameto dalam (Rusdiana & Nasihudin, 2018) ada 4 prinsip yaitu:

“Prinsip-prinsip readiness:

1) Semua aspek perkembangan berinteraksi (saling berpengaruh mempengaruhi).

2) Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dan pengalaman.

3) Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan.

(25)

4) Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama masa pembentukan dalam masa perkembangan”

Selanjutnya adapun aspek-aspek yang terkandung dalam kesiapan atau readiness dijabarkan oleh Rusdiana & Nasihudin, (2018:14)

1) Kematangan (Maturation); Kematangan adalah proses yang menimbulkan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan . 2) Kecerdasan; Menurut J. Piaget dalam Slameto (2014), perkembangan

kecerdasan adalah sebagai berkut : a) sensory motor period; (0-2 tahun) b) Preoperational (2-7 tahun) c) Concrete operation (7-11 tahun) d) Formal operation (lebih dari 11 tahun)

Untuk hal itu, Ngalim Purwanto dalam (Rusdiana & Nasihudin, 2018), mengaitkan juga dengan taksonomi Bloom yang dikembangkan oleh Bloom yang terdiri atas tiga ranah, yaitu : a) Ranah kognitif mencakup hasil belajar yang berhubungan dengan ingatan, pengetahuan dan kemampuan intelektual; b) Ranah afektif mencakup hasil belajar yang berhubungan dengan sikap, nilai-nilai perasaan dan minat; c) Ranah psikomotorik mencakup hasil belajar yang berhubungan dengan keterampilan fisikgerak yang ditunjang oleh kemampuan psikis.

Menurut Nasution (2003) dalam jurnal (Riyanti & Kasyadi, 2021) menyatakan bahwa “Kesiapan adalah kondisi yang mendahului kegiatan itu sendiri, tanpa kesiapan atau kesediaan ini proses mental tidak terjadi. Kematangan ini merupakan proses saat tercapainya batas yang memadai bagi orang ataupun fungsi

(26)

tertentu di dalam melaksanakan tugasnya serta tepat untuk mendapatkan latihan dan pelajaran.

Lingkungan juga menjadi penyumbang pembentukan kesiapan, orang yang berkembang intelektualitasnya lebih berkembang pula pemikirannya dan kemampuannya membuat keputusan. Kesiapan seseorang merupakan sifat-sifat dan kekuatan pribadi yang berkembang sehingga memungkinkan orang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya.

Berdasarkan beberapa teori tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kesiapan adalah suatu kondisi/ kemampuan seseorang yang sudah siap yang dapat diperoleh melalui belajar maupun pengalaman praktik dan dapat dilihat dari tingkat kematangan, kecerdasan dan pengalaman yang telah dimiliki seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan.

b. Pengertian Kesiapan Kerja

Kesiapan Kerja merupakan modal utama bagi seseorang untuk dapat melakukan suatu pekerjaan sehingga menghasilkan kerja yang maksimal.

Universitas dituntut untuk dapat mempersiapkan mahasiswa sebagai calon tenaga kerja yang siap kerja, baik siap fisik maupun mental. Seseorang yang telah memiliki kesiapan kerja harus berani mengambil keputusan untuk memilih pekerjaan sesuai dengan kompetensi keahliannya. Menurut Stevani dan Yulhendri (2014) dalam jurnal (Baiti et al., 2017) menyebutkan bahwa “kesiapan kerja adalah keseluruhan kondisi dari individu yang menunjukan keserasian antara kematangan fisik, mental

(27)

dan pengalaman serta adanya kemauan dan kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan yang sedang dihadapi".

Kesiapan kerja adalah suatu kemampuan seseorang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan ketentuan tanpa mengalami kesulitan dan hambatan dengan hasil maksimal dengan target yang telah ditentukan ((Riyanti & Kasyadi, 2021)

Pembentukan kesiapan kerja diperlukan sikap kerja yang dikaitkan dengan kesiapan mental dari seseorang atau individu untuk memasuki industri pekerjaan.

Adanya kematangan emosional seseorang yang bekerja, minat untuk bekerja, motivasi untuk bekerja dan sikap positif atau pandangan terhadap suatu pekerjaan.

Kesiapan kerja juga dapat dipelajari, dibentuk, disesuaikan dan dikembangkan melalui pengalaman belajar yang diperoleh di sekolah maupun luar sekolah. Oleh karena itu, proses pengembangannya perlu dilakukan secara sistematis dan terencana yang tertuang dalam suatu rencana kesiapan kerja. (Riyanti & Kasyadi, 2021) “Kesiapan kerja terbentuk dari tiga aspek yang mendukung yaitu aspek aspek penguasaan pengetahuan, penguasaan sikap kerja, dan aspek penguasaan keterampilan kerja”.

Seseorang yang memiliki kesiapan kerja lebih mudah untuk mempraktikkan keterampilan serta keahliannya dalam melakukan suatu pekerjaan. Kesiapan kerja dapat diperoleh melalui pengalaman belajar mahasiswa di sekolah maupun diluar sekolah yang dapat mendukung mahasiswa untuk memiliki kesiapan kerja yang tinggi.

Berdasarkan beberapa teori tesebut dapat disimpulkan bahwa, Kesiapan

(28)

Kerja adalah keseluruhan kondisi individu yang meliputi kematangan fisik, mental yang meliputi faktor internal seseorang (kemampuan, bakat, minat, nilai- nilai, kepribadian dan potensi diri) dan pengalaman, sehingga mampu melaksanakan suatu kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan kebutuhan industri atau dunia usaha.

c. Ciri-Ciri Kesiapan Kerja

Kesiapan Kerja memiliki karakteristik yang dapat mengungkapkan seseorang siap atau tidak dalam menghadapi dunia kerja. Seseorang yang siap dalam bekerja menunjukkan kesiapannya baik secara pengetahuan, minatnya pada pekerjaan maupun motivasi atau dorongan yang ada pada dirinya untuk mempersiapkan diri agar siap dalam bekerja. Menurut Agus Fitriyanto (2019: 9) ciri mahasiswa yang memiliki kesiapan kerja yaitu apabila mahasiswa tersebut telah memiliki pertimbangan-pertimbangan berikut:

1) Memiliki pertimbangan yang logis dan objektif. Mahasiswa yang telah cukup umur mempunyai pertimbangan yang tidak hanya dilihat dari satu sisi saja, tetapi mahasiswa tersebut menghubungkan dengan hal lain serta dengan melihat pengalaman orang lain.

2) Mempunyai kemampuan dan kemauan untuk bekerja sama dengan orang lain.

Dalam bekerja dibutuhkan hubungan dengan banyak orang untuk menjalin kerjasama dalam dunia kerja, mahasiswa dituntut untuk dapat berinteraksi dengan orang banyak.

3) Memiliki sikap kritis. Sikap kritis dibutuhkan untuk dapat mengkoreksi kesalahan sebelumnya, yang selanjutnya dapat memutuskan tindakan apa yang

(29)

dilakukan setelah koreksi tersebut. Mengkritisi disini tidak hanya untuk kesalahan diri sendiri tetapi juga untuk lingkungan dimana ia hidup sehingga memunculkan ide dan gagasan serta inisiatif.

4) Mempunyai keberanian untuk menerima tanggungjawab secara individual.

Dalam bekerja diperlukan tanggung jawab dari setiap pekerja. Tanggung jawab timbul dari diri mahasiswa ketika ia telah melampaui kematangan fisik dan mental disertai dengan kesadaran yang timbul dari

Kesiapan Kerja dapat tercermin dari pola tingkah laku individu masing- masing. Apabila telah memiliki karakter di atas, maka Mahasiswa dapat dikatakanmempunyai kesiapan kerja. Ciri- ciri seseorang yang telah mempunyai Kesiapan Kerja menurut Kuswana (2013) dalam (Muspawi & Lestari, 2020) menyebutkan bahwa ciri- ciri seorang yang memiliki kesiapan kerja adalah mencakup:

1) Mengetahui, dan memahami apa yang dilakukan dalam pekerjaannya sesuai jabatan yang diembannya;

2) Berpengetahuan mengenai prasarat kerja berdasarkan dimensi, pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan yang saling terkait;

3) Berpengetahuan bagaimana harus berperilaku sebagai tenaga yang kompeten;

4) Mempunyai persfektif positif, minat dan motivasi terhadap setiap aturan yang diberlakukan dalam lingkungan pekerjaannya;

5) Bersikap positif dan menerima resiko sebagai akibat pekerjaan dan lingkungannya;

(30)

6) Memahami dan dapat mengatasi masalah akibat pekerjaan.

Kesiapan Kerja bagi mahasiswa sangatlah penting dikarenakan setelah lulus nantinya mahasiswa tersebut bekerja. Hal ini juga harus diimbangi dengan kemapuan dan keterampilan yang memadai oleh mahasiswa yang diperoleh dari hasil kegiatan belajar di kampus, sehingga mahasiswa memiliki bekal dalam menghadapi dunia kerja. Lulusan universitas diharapkan memiliki kesiapan kerja sehingga mampu menjadi pekerja yang sukses di dunia kerja, baik sebagai tenaga kerja maupun wirausahawan.

Menurut Sukirin yang dikutip oleh (Rusdiana & Nasihudin, 2018) menegaskan bahwa untuk mencapai tingkat kesiapan kerja dipengaruhi oleh tiga hal yaitu:

1) Tingkat kematangan. Tingkat menunjukkan pada proses perkembangan atau pertumbuhan yang sempurna, dalam arti siap digunakan. Kesiapan dibedakan menjadi kesiapan fisik yang berhubungan dengan pertumbuhan fisik dan kesiapan mental yang berhubungan dengan aspek kejiwaan.

2) Pengalaman. Pengalaman merupakan pengalaman - pengalaman yang diperoleh berkaitan dengan lingkungan, kesempatan-kesempatan yang tersedia, dan pengaruh dari luar yang tidak sengaja. Pengalaman merupakan salah satu faktor penentu.

3) Keadaan mental dan emosi yang serasi. Keadaan mental dan emosi yang serasi meliputi keadaan kritis, memiliki perimbangan - pertimbangan yang logis, obyektif, bersikap dewasa dan emosi terkendali, kemauan untuk bekerja dengan orang lain, mempunyai kemampuan untuk menerima, kemauan untuk maju

(31)

serta mengembangkan keahlian yang dimiliki.

Selaras dengan beberapa pedapat diatas Menurut Susantoputri, dkk (2014) yang dikutip oleh (Baiti et al., 2017) dalam proses mempersiapkan diri untuk menghadapi dunia kerja, seseorang perlu mempunyai keyakinan tentang dirinya, yakin dengan ciri-ciri kepribadian yang menonjol, yakin akan potensi intelektualnya, dan yakin dengan kelebihan yang dimiliki membedakannya dari orang lain, serta dapat menerima perbedaan tersebut.

Berdasarkan uraian pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa seorang peserta didik lulusan universitas sebagai calon tenaga kerja disebut memiliki Kesiapan Kerja apabila mahasiswa tersebut memiliki pertimbangan yang logis dan objektif, mempunyai kemampuan dan kemauan untuk bekerja sama dengan orang lain, memiliki sikap kritis, bertanggungjawab, mampu untuk beradaptasi dengan lingkungan, serta mempunyai ambisi untuk maju dan mengikuti perkembangan kompetensi keahlian yang dimiliki.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja

Kesiapan kerja tidak serta merta timbul dan dimiliki oleh seseoran g.

Beberapa hal yang menjadi penyebab dan sangat berpengaruh bagi mahasiswa dalam rangka mempersiapkan kesiapan kerja yang optimal. Menurut Hemanto Sofyan dalam (Wahyuni et al., 2021) mengemukakan bahwa faktor - faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan kerja antara lain: (1) motivasi belajar, (2) pengalaman Praktik luar, (3) bimbingan vokasional, (4) latar belakang ekonomi orang tua, (5) prestasi belajar sebelumnya, (6) informasi pekerjaan, dan (7) ekspektasi masuk dunia kerja.

(32)

Memiliki kesiapan kerja merupakan nilai lebih bagi tenaga kerja yang telah siap untuk menghadapi segala permasalahan yang timbul dalam pekerjaannya. Pencari tenaga kerja mengutamakan calon tenaga kerja yang siap kerja, karena hal tersebut merupakan investasi yang besar. Tenaga kerja yang siap untuk bekerja biasanya mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang tinggi, sehingga mampu mengikuti setiap kemajuan dari pengetahuan dan teknologi.

Selain itu, faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap kesiapan seseorang dalam memasuki dunia kerja.

Menurut Akhmad Kardimin (Wahyuni et al., 2021) faktor-faktor yang mempengaruhi Kesiapan Kerja di antaranya adalah:

1) Faktor Internal Faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri individu, yang meliputi:

a) Kematangan fisik maupun mental

Kematangan fisik merupakan kematangan yang bersifat lahiriah sedangkan kematangan mental berupa kematangan psikis seseorang untuk menghadapi resiko atas pekerjaan yang dijalankan.

b) Tekanan

Tekanan merupakan dorongan yang bersumber dari dalam maupun luar diri seseorang. Tekanan akan menimbulkan reaksi perbuatan untuk melakukan sesuatu.

c) Kreativitas

Kreativitas merupakan kecakapan dalam melakukan sesuatu. Kreativitas seseorang akan mempengaruhi kesiapan untuk melakukan suatu pekerjaan.

(33)

d) Minat

Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi, perpaduan dan campuran dari perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut, dan kecenderungan-kecenderungan lain untuk bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Minat sangat besar pengaruhnya dalam mencapai kesiapan dan prestasi dalam suatu pekerjaan serta pemilihan jabatan atau karir.

e) Bakat

Bakat adalah suatu kondisi, suatu kualitas yang dimiliki individu yang memungkinkan individu tersebut untuk berkembang pada masa mendatang, sehingga perlu diketahui sedini mungkin bakat-bakat peserta didik untuk mempersiapkan peserta didik sesuai dengan bidang kerja dan jabatan atau karir setelah lulus.

f) Kemampuan intelejensi

Tingkat intelegensi yang dimiliki setiap orang berbeda-beda, orang yang memiliki taraf intelejensi tinggi lebih cepat memecahkan masalahb ila dibandingkan dengan seseorang yang memiliki taraf intelejensi rendah.

Kemampuan intelejensi yang dimiliki oleh individu memegang peranan penting sebagai pertimbangan apakah individu tersebut memiliki kesiapan dalam memasuki suatu pekerjaan.

g) Kemandirian

Kemandirian adalah suatu kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu.Kemandirian dari dalam diri individu tentang suatu pekerjaan atau karir akan berpengaruh terhadap kesiapan individu tersebut

(34)

untuk melakukan suatu pekerjaan.

h) Penguasaan ilmu pengetahuan

Penguasaan terhadap materi pelajaran dalam pendidikan yang sedang ditekuninya oleh individu berpengaruh terhadap kesiapan kerja individu tersebut.

i) Motivasi

Motivasi merupakan dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.

2) Faktor Eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yaitu meliputi bimbingan dari orang tua, keadaan teman sebaya, keadaan masyarakat sekitar, sarana dan prasarana sekolah, informasi dunia kerja dan pengalaman kerja.

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Winkel (2006), dalam jurnal (Muspawi & Lestari, 2020) faktor - faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja sebagai berikut :

1) Taraf intelegensi, kemampuan untuk mencapai prestasi yang di dalamnya berfikir memegang peranan.

2) Bakat, kemampuan yang menonjol disuatu bidang kognitif, bidang keterampilan, atau bidang kesenian.

3) Minat, mengandung makna kecenderungan yang agak menetap pada seseorang yang merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang mengikuti berbagai kegiatan.

(35)

4) Pengetahuan, informasi yang dimiliki pada bidang - bidang pekerjaan dan tentang diri sendiri.

5) Keadaan jasmani, ciri - ciri yang dimiliki seseorang, seperti tinggi badan, tampan, dan tidak tampan,ketajaman penglihatan, dan pendengaran baik dan kurang baik, mempunyai kekuatan otot tinggi atau rendah dan jenis kelamin.

6) Sifat- sifat, ciri- ciri kepribadian yang sama-sama memberikan corak khas pada seseorang, seperti ramah, tulus, teliti, terbuka, tertutup, dan ceroboh.

7) Nilai - nilai kehidupan, individu berpengaruh terhadap pekerjaan yang dipilihnya, serta berpengaruh terhadap prestasi pekerjaan

Menurut Slameto (Rusdiana & Nasihudin, 2018) faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan meliputi 3 aspek yaitu “kondisi fisik, mental dan emosional; kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan; keterampilan, pengetahuan dan pengertian lain yang telah dipelajari”. Ketiga aspek tersebutmempengaruhi kesiapan seseorang untuk berbuat sesuatu. Slameto (Rusdiana & Nasihudin, 2018) juga berpendapat bahwa, “pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja terdiri dari faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal meliputi kematangan fisik maupun mental, tekanan, kreativitas, minat, bakat, intelegensi, kemandirian, penguasaan ilmu pengetahuan, dan motivasi. Sedangkan faktor eksternal meliputi bimbingan dari orang tua, keadaan teman sebaya, keadaan masyarakat sekitar, sarana dan prasarana sekolah, informasi dunia kerja dan pengalamankerja.

(36)

2. Minat Kerja a. Pengertian Minat

Minat adalah sebuah rasa suka dan ketertarikan seseorang terhadap suatu objek tertentu sehingga timbulah rasa perhatian yang mengakibatkan ingin terlibat dengan objek tersebut serta menjadi pendorong yang lebih kuat untuk berhubungan lebih dekat, aktif, dan mendalam. Minat yang muncul dalam diri seseorang tidaklah langsung ada begitu saja. Akan tetapi diperoleh dari adanya proses terlebih dahulu. Minat yang muncul dalam diri seseorang mendorong orang tersebut untuk melakukan sesuatu untuk mencapai apa yang diinginkan dan diharapkan. Munculnya minat terjadi karena adanya kesesuaian antara diri orang tersebut dengan objek yang diminati. Keinginan, kemampuan, dan bakat yang terdapat dalam diri seseorang tersebutlah yang nantinya akan menentukan besar kecilnya minat terhadap suatu objek.

Minat akan timbul dari dalam diri seseorang secara sadar untuk melakukan sesuatu hal guna mencapai kepuasan terhadap suatu objek.

Seseorang yang berminat pada suatu objek tertentu, maka cenderung merasa senang bila berada di dalam objek tersebut. Mereka cenderung memberikan perhatian yang besar karena dirasa objek tersebut bermakna bagi dirinya dan ada harapan dari obyek yang dituju. Pendapat mengenai definisi minat dikemukakan oleh Walgito dalam menjelaskan bahwa minat adalah keadaan dimana seseorang menaruh perhatian dan disertai keinginan untuk mengetahui, mempelajari dan membuktikan lebih lanjut. Menurut Slameto dalam (Sari et al., 2019) berpendapat bahwa: Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang

(37)

menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut maka semakin besar minat.

Minat merupakan rasa tertarik dan suka pada suatu hal yang semakin kuat melekat pada diri seseorang yang mampu mendorong untuk menyukai memiliki sesuatu. Untuk menimbulkan minat dibutuhkan kesadaran yang diawali dengan niat”. Adanya pengetahuan atau informasi mengenai suatu objek tertentu.

Seseorang yang memiliki minat terhadap sesuatu jenis pekerjaan tertentu maka orang tersebut akan melakukan langkah-langkah nyata untuk mengetahui segala tentang pekerjaan yang diminatinya. Penerimaan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri tersebut merupakan gambaran dari minat seseorang terhadap suatu pekerjaan. Proses manipulasi dan eksplorasi yang dilakukan terhadap dunia luar tersebut, maka timbul minat seseorang yang mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.

Dalam hal ini minat mampu memberikan dorongan kepada seseorang untuk berinteraksi dengan dunia luar yang sekiranya menarik untuk diketahui, sehingga seseorang akan memiliki semangat tinggi untuk mengetahui sesuatu yang telah menarik hatinya. Seseorang yang tertarik terhadap suatu objek tertentu maka akan cenderung memberikan perhatian lebih terhadap objek yang disukainya. Pendapat yang dikemukakan (Sari et al., 2019) mengemukakan bahwa Minat mengandung unsur-unsur kognisi (mengenal), emosi (perasaan) dan konasi (kehendak). Unsur kognisi dalam minat didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai obyek yang dituju oleh minat tersebut. Unsur emosi, karena dalam partisipasi atau

(38)

pengalaman disertai dengan perasaan tertentu (perasaan senang). Unsur konasi merupakan kelanjutan dari kedua unsur tersebut yaitu yang diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat merupakan aspek psikis yang dimiliki seseorang yang menimbulkan rasa suka atau tertarik terhadap sesuatu dan mampu mempengaruhi tindakan orang tersebut.

Minat mempunyai hubungan yang erat dengan dorongan dalam diri individu yang kemudian menimbulkan keinginan untuk berpartisipasi atau terlibat pada suatu yang diminatinya. Seseorang yang berminat pada suatu obyek maka akan cenderung memperhatikan dan memberikan perhatian yang besar terhadap obyek.

b. Pengertian Kerja

Setiap manusia memerlukan adanya interaks dengan manusia lainya, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah maupun lingkungan lainnya. Gejala dan aktivitas tersebut sangat kompleks, antara lain tingkah laku, keterampilan maupun pekerjaan. Kerja merupakan suatu usaha atau tindakan yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan atau keinginan, sehingga akan mendatangkan kepuasan terhadap hasil yang dicapai setelah melakukan pekerjaan. Kerja dipandang dari sudut sosial merupakan kegiatan yang dilakukan dalam upaya untuk mewujudkan kesejahteraan umum, terutama bagi orang-orang terdekat (keluarga) dan masyarakat, untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan. Dalam hal ini bekerja merupakan suatu komitmen hidup yang harus dijalani oleh setiap individu.

(39)

Menurut Yusuf dalam (Mustari, 2021) minat kerja adalah keadaan dimana seseorang menentukan seberapa jauh orang tersebut berpartisipasi dalam sebuah pekerjaan atau kegiatan. Dalam hal ini bekerja dapat dimaksudkan sebagai usaha yang dilakukan seseorang untuk ikut serta dengan tujuan untuk mendapatkan imbalan guna kelangsungan hidup seseorang.

Bekerja dilakukan oleh seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup masing-masing individu. Dalam melakukan pekerjaan seseorang akan diberikan imbalan berupa uang. Sejalan dengan itu, kerja merupakan sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai profesi untuk mendapatkan penghasilan, Kemudian menurut Hasibuan kerja adalah pengorbanan jasa, jasmani, dan pikiran untuk menghasilkan barang -barang atau jasa -jasa dengan memperoleh imbalan tertentu (Muspawi & Lestari, 2020).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kerja merupakan kegiatan melakukan sesuatu dengan mengorbankan jasmani dan pikiran untuk mendapatkan imbalan berupa uang guna kelangsungan hidup seseorang. Seseorang yang berhasil dalam bekerja, akan mendatangkan kepuasan terhadap hasil yang dicapai setelah melakukan pekerjaan tersebut.

c. Unsur-Unsur Minat Kerja

(Mustari, 2021) mengemukakan bahwa terdapat 3 indikator yang dapat digunakan untuk mengukur minat kerja seseorang yaitu: Perasaan Senang dan Ketertarikan, Memilki Perhatian, Konsentrasi/ aktivitas yang dijabarkan sebagai berikut:

(40)

1) Perhatian

Perhatian muncul pada diri seseorang apabila melihat sesuatu kejadian atau objek yang menarik sehingga perhatian tersebut tertuju pada suatu objek.

perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang dilakukan.Perhatian seseorang merupakan kreatifitas jiwa yang tinggi yang semata- mata tertuju pada suatu objek tertentu. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa semakin banyak kesadaran yang terlibat dalam aktivitas makin tinggi pemusatan perhatiannya dan mampu mengontrol kestabilan emosionalnya sehingga akan lebih mudah dan tepat dalam melakukan aktivitasnya.

2) Tertarik

Tertarik mengandung pengertian merasa senang, terpikat, menaruh minat.

Tertarik merupakan awalan dari individu yang menaruh minat terhadap suatu objek. Perasaan senang terhadap 25 suatu objek baik orang atau benda akan menimbulkan minat pada diri seseorang. Seseorang yang merasa tertarik pada suatu objek akan timbul keinginan untuk memiliki objek tersebut. Dengan demikian individu yang bersangkutan berusaha dan mempertahankan objek tersebut. perasaan didefinisikan sebagai suatu gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf. Dalam hal ini rasa tertarik adalah peristiwa kejiwaan yang bersifat subjektif yang dialami dengan senang dalam hubungan peristiwa mengenai individu.

(41)

3) Aktivitas

Kegiatan atau pekerjaan yang dilakaukan seseorang dalam melakukan aktivitas tertentu yang membuat seseorang mendapatkan kesibukan tertentu.

aktivitas adalah banyak sedikitnya orang menyatakan diri, menjelmakan perasaan- perasaan dan pikiran-pikirannya dalam tindakan yang spontan.

4) Kemauan

Kemauan yang dimaksud adalah dorongan yang terarah pada tujuan yang dikendaki oleh akal pikiran. Dorongan ini akan melahirkan timbulnya suatu perhatian terhadap suatu objek. Sehingga akan memunculkan minat individu yang bersangkutan dan individu yang memiliki kemauan akan memiliki etos kerja yang tinggi.

d. Pengertian Minat Kerja

Minat kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk menentukan jenis pekerjaan yang akan dipilih oleh mahasiswa setelah mereka lulus nanti. Kesesuaian pekerjaan dengan minat dan kepribadian akan menimbulkan sikap giat dan rasa bertanggung jawab dalam bekerja. Minat dalam bekerja akan menentukan seberapa jauh keikusertaanya dalam suatu pekerjaan, semakin kuat minat dan perhatian seseorang maka semakin peduli seseorang tersebut dalam pekerjaannya. Oleh karena itu, minat kerja memiliki pengaruh terhadap kesiapan kerja. Rasa tertarik pada sesuatu yang dipelajari timbul karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang dipelajari dirasakan bermakna bagi dirinya, sehingga setelah setelah lulus sekolah mahasiswa tersebut akan mempunyai dorongan untuk bekerja sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

(42)

Sejalan dengan hal tersebut pendapat yan dikemukakan oleh (Rahmawati &

Ahmad, 2021) mengatakan bahwa Orang yang berminat pada sesuatu, memberikan perhatikan kepadanya, mencarinya, mengarahkan dirinya kepadanya, atau berusaha mencapai atau memperoleh sesuatu yang bernilai baginya.

Seseorang akan bekerja dengan senang hati dan penuh kegembiraan apabila yang dikerjakan itu memang sesuai dengan keadaan dirinya, kemampuannya, dan minatnya”.

Akumulasi minat yang berkembang sejalan dengan pengalaman, sikap, serta keinginan seorang individu akan berpengaruh terhadap kesiapan seseorang dalam bekerja. Minat seseorang dalam memilih suatu pekerjaan juga dapat dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang sejalan dengan adanya dorongan dari diri individu untuk melakukan sesuatu yang dikehendaki. Menurut A. Muri Yusuf dalam jurnal (Suyanto et al., 2019) mengatakan bahwa “Minat kerja seseorang akan menentukan seberapa jauh keikutsertaannya dalam suatu kegiatan. Makin kuat minat dan perhatian seseorang, makin peduli yang bersangkutan dalam pekerjaan itu”. Minat kerja dibutuhkan seseorang agar dapat menyesuaikan dengan pekerjaan yang diminatinya. Apabila seseorang telah mempunyai minat mengenai suatu pekerjaan yang diminati maka seseorang tersebut akan cenderung berupaya mempersiapkan diri secara matang untuk mencapai suatu pekerjaan.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa minat kerja merupakan kecenderungan seseorang memiliki prospek pekerjaan atau jabatan tertentu yang sesuai dengan karakteristik dan kepribadianya. Dimana dengan minat kerja yang kuat akan menumbuhkan rasa tertarik dan harapan tentang

(43)

pekerjaan tersebut, sehingga seseorang akan menjadi termotivasi mempersiapkan dirinya untuk bekerja.

e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Kerja

Suatu pekerjaan yang dilaksanakan oleh individu setidaknya ada sangkut pautnya dengan kemampuan dan minat seseorang. Kemampuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang yang telah sesuai dengan harapan dirinya, maka akan memperkuat minatnya untuk melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya sehingga akan mendapatkan kepuasan pada dirinya. Faktor yang mendasari timbulnya minat kerja sebagai berikut:

1) Karakteristik organisasi

Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan teknologi organisasi yang dapat mempengaruhi segi-segi tertentu dari efektivitas dengan berbagai cara.

Maksud struktur di sini adalah hubungan yang relatif tepat sifatnya, seperti dijumpai dalam organisasi. Susunan struktur meliputi bagaimana cara organisasi menyusun orang-orangnya dalam menyelesaikan pekerjaan, sedangkan yang dimaksud teknologi adalah mekanisme suatu organisasi untuk mengubah masukan mentah menjadi keluaran.

2) Karakteristik lingkungan

Lingkungan luar dan lingkungan dalam juga telah dinyatakan berpengaruh atas efektivitas, keberhasilan hubungan organisasi lingkungan tampaknya amat tergantung pada tingkat variabel kunci yaitu tingkat keterdugaan keadaan lingkungan, ketepatan persepsi atas keadaan lingkungan,tingkat rasionalisme organisasi. Ketiga faktor ini mempengaruhi ketepatan tanggapan organisasi

(44)

terhadap perubahan lingkungan.

3) Karakteristik pekerja

Pekerja merupakan sumber daya yang langsung berhubungan dengan pengelolaan semua sumber daya yang ada di dalam organisasi, oleh sebab itu perilaku pekerja sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi.

Pekerja merupakan modal utama di dalam organisasi yang akan berpengaruh besar terhadap efektivitas, karena walaupun tehnologi yang digunakan merupakan tehnologi yang canggih dan didukung oleh adanya struktur yang baik, namun tanpa adanya pekerja maka semua itu tidak ada gunanya.

4) Karakteristik kebijaksanaan dan praktik manajemen

Semakin rumitnya proses teknologi dan perkembangannya lingkungan maka peranan manajemen dalam mengkoordinasi orang dan proses demi keberhasilan organisasi semakin sulit. Minat Kerja seseorang dapat dipengaruhi dari berbagai faktor, diantaranya minat kerja seseorang dapat dilihat dari karakteristik organisasi, karakteristik lingkungan, karakteristik pekerja dan karakteristik kebijaksanaan dan praktik manajemen dalam mengkoordinasi orang dan proses demi keberhasilan organisasi semakin sulit.

Faktor- faktor yang mempengaruhi minat kerja terbagi menjadi dua yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

1) Faktor Intrinsik

Faktor intrinsik adalah faktor yang timbul karena pengaruh rangsangan dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor intrinsik sebagai pendorong minat bekerja antara lain karena adanya kebutuhan akan pendapatan, harga diri, dan perasaan

(45)

senang.

a) Kebutuhan akan masa depan

Manusia sebagai makluk hidup mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi agar manusia tetap bisa bertahan hidup. Kebutuhan manusia tidak hanya makan, minum, pakaian, tempat tinggal tetapi masih bamyak lagi kebutuhan yang lain seperti pendidikan, transportasi, komunikasi, biaya dan lain- lain.

Dalam kebutuhan akan pendapatan, seseorang membutuhkan penghasilan baik berupa unag maupun barang. Bekerja merupakan cara untuk mendapatkan penghasilan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Keinginan untuk memperoleh pendapat itulah yang dapat menimbulkan minat kerja.

b) Harga diri

Manusia diciptakan sebagai makhluk yang paling mulia, karena dikaruniai akal, pikiran, dan perasaan. Hal itu menyebabkan manusia merasa butuh dihargai dan dihormati orang lain. Bekerja merupakan salah satu cara untuk meningkatkan harga diri seseorang, memperoleh popularitas, dan menjaga gengsi.

c) Perasaan senang

Perasaan senang merupakan suatu keadaan hati atau peristiwa kejiwaan seseorang, baik perasaan senang atau tidak senang. Perasaan erat hubungannya dengan pribadi seseorang terhadap suatu hal tidak sama antara orang satu dengan lainnya. Hal ini akan memicu timbulnya perasaan senang dengan kompetensi yang saat ini mereka jalani.

(46)

2) Faktor Ekstrinsik

Faktor ekstrinsik adalah faktor yang mempengaruhi individu karena pengaruh rangsangan dari luar. Faktor-faktor ekstrinsik yang mempengaruhi minat bekerja antara lain lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, peluang bekerja dan pendidikan atau pengetahuan.

a) Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga adalah kelompok masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Keluarga merupakan pemberi pengaruh terbesar terhadap terbentuknya kepribadian. Orang tua adalah pihak yang bertanggung jawab dalam memotivasi anak tersebut untuk bekerja keras. Salah satu unsur kepribadian adalah minat. Minat untuk bekerja akan terbentuk apabila keluarga memberikan pengaruh positif terhadap minat yang dipilih oleh anaknya.

b) Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan di luar lingkungan keluarga baik kawasan tempat tinggalnya atau tempat lain. Masyarakat yang dapat mempengaruhi minat kerja antara lain tetangga, saudara, teman, dan orang lain c) Peluang

Peluang merupakan kesempatan yang dimiliki seseorang untuk melakukan apa yang diinginkan atau menjadi harapannya. Suatu pekerjaan yang memberikan peluang akan menimbulkan minat seseorang untuk memanfaatkan peluang tersebut.

d) Pendidikan

Pengatahuan yang didapat selama sekolah merupakan modal dasar untuk dapat

(47)

bekerja. Kompetensi yang telah dikuasai selama di sekolah terutama yang didapat pada mata pelajaran praktik menjadi modal kuat untuk memasuki dunia kerja.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi minat kerja adalah faktor dorongan dari dalam individu yang dapat ditunjukan dengan pembawaan seseorang, faktor motif sosial yang dapat dilihat daripada interaksi terhadap lingkungan seseorang serta faktor emosional yang dapat ditunjukan dengan perhatian seseorang.Indikator yang terkandung dalam faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Kerja adalah perhatian, perasaan senang, dorongan/motif, harapan, ketertarikan, lingkungan, dan kemauan.

3. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) a. Pengertian Praktik Pengalaman Lapangan

Praktik Pengalaman Lapangan atau PPL merupakan bagian intrakurikuler yang dilaksanakan oleh mahasiswa PPL yang mencakup baik latihan mengajar maupun tugas nonmengajar, secara terbimbing dan terpadu sebagai persyaratan pembentukan profesi keguruan. Tim penyusun buku panduan PPL UNM (2020) adalah titik kulminasi dari seluruh program Pendidikan yang harus dialami oleh mahasiswa di LPTK. Oleh karena itu, PPL dapat diartikan sebagai salah satu program yang merupakan ajang pelatihan untuk menerapkan berbagai pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam rangka pembentukan guru yang profesional. Dengan demikian PPL adalah suatu program yang mempersyaratkan kemampuan aplikatif dan terpadu dari seluruh pengalaman belajar sebelumnya kedalam program pelatihan berupa kinerja dalam hal yang berkaitan dengan jabatan keguruan, baik

(48)

kegiatan mengajar maupun tugastugas keguruan lainnya. Kegiatan-kegiatan itu diselenggarakan dalam bentuk pelatihan terbimbing, dan pelatihan mandiri yang sistematis dibawah bimbingan dosen pembimbing dan guru pembimbing. Hakikat PPL semacam ini berlaku baik bagi pendidikan guru terintegrasi (concurrent) maupun pendidikan guru berlapis (consecutive) (Pedoman PPL UNM, 2020).

Dipandang dari sudut kurikulum, PPL merupakan mata kuliah proses belajar mengajar yang dipersyaratkan bagi mahasiswa Jurusan/Program Studi Kependidikan dan dalam pendidikan prajabatan guru. PPL dirancang untuk menyiapkan mahasiswa Jurusan/Program Studi Kependidikan agar memiliki dan menguasai kemampuan keguruan yang terpadu secara utuh sehingga setelah mereka menjadi guru dapat mengembangkan tugas dan tanggung jawab secara profesional. Dipandang dari segi isi, PPL adalah seperangkat komponen pelatihan prajabatan guru yang berlangsung dalam siklus teori- praktik secara berlapis dan berulang pada setiap langkah yang dipersyaratkan dalam program pelatihan tersebut. Setiap langkah dalam komponen pelatihan selalu mengacu kepada teori yang dapat dibenarkan, diperbaiki, atau ditolak berdasarkan efektivitas dan ketetapan dan ketepatannya dalam praktik dalam kondisi tertentu.

Asril (2015) mengemukakan Program pengalaman lapangan merupakan muara dan aplikasi dari seluruh materi yang diterima peserta didik selama mengikuti pembelajaran di bangku kuliah. Program pengalaman lapangan pada hakikatnya adalah melakukan/memberikan pembelajaran pada seseorang atau beberapa orang berupa pengetahuan maupun yang lainnya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa praktik pengalaman lapangan (PPL) adalah sarana untuk melatih keterampilan yang dimiliki oleh mahasiswa serta menerapkan teori yang telah diperoleh selama di

(49)

bangku kuliah untuk menambah pengalaman dalam mengajar.

b. Tujuan Praktik Pengalaman Lapangan

PPL bertujuan memberikan pengalaman nyata di lapangan kepada mahasiswa jurusan/prodi kependidikan sehingga terbentuk menjadi tenaga kependidikan yang professional, yaitu tenaga kependidikan yang memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang diperlukan bagi profesinya serta mampu menerapkannya dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran. Dalam PPL akan melatih mahasiswa PPL agar memiliki kemampuan memperagakan kinerja dalam situasi nyata, baik dalam kegiatan mengajar maupun dalam tugas-tugas keguruan lainnya. PPL memberikan peluang secara bertahap kepada mahasiswa untuk melaksanakan tanggung jawab dalam merencanakan dan menyelenggarakan kegiatan pembelajaran serta tugas-tugas keguruan lainnya di sekolah.

Secara rinci, tujuan PPL dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Mengembangkan kemandirian mahasiswa sebagai guru sampai merasa yakin dapat mengambil alih kegiatan pembelajaran di kelas, dan dapat mempersiapkan urut- urutan kegiatan pembelajaran.

2) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa tentang peserta didik, dan kemampuan untuk memanfaatkan pengetahuan tersebut dalam pembelajaran dan pengelolaan kegiatan pembelajaran

3) Memberikan kemampuan kepada mahasiswa PPL untuk mengembangkan model dan strategi pembelajaran serta pengelolaan kegiatan pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa.

4) Memberikan kemampuan kepada mahasiswa PPL untuk mengenali dan menghargai nilai kepribadian individual siswa, serta tanggap terhadap perbedaan yang terdapat antar individu.

(50)

5) Mengembangkan kemampuan untuk menilai diri; kemampuan memberi refleksi yang bermakna atas pengalaman di kelas dan secara aktif mencari solusi terhadap masalah- masalah yang ditemukan dalam kegiatan pembelajaran.

6) Menawarkan kepada mahasiswa PPL wawasan mengenai kehidupan guru di sekolah, budaya, dan organisasi sekolah.

7) Mendorong perkembangan nilai profesional sebagai pendidik, komitmen terhadap pengembangan profesi keguruan secara berkesinambungan, yang meliputi hal-hal berikut ini:

a) Mengenal secara cermat lingkungan sosial, fisik, administrasi, dan akademik sekolah/tempat latihan lainnya sebagai tempat ber-PPL;

b) Menguasai berbagai keterampilan dasar mengajar;

c) Dapat menerapkan berbagai kemampuan keguruan secara utuh dan terintegrasi dalam situasi sebenarnnya;

d) Mampu mengembangkan aspek pribadi dan sosial di lingkungan sekolah;

e) Menarik kesimpulan edukatif dari penghayatan dan pengalamannya selama pelatihan mulai refleksi dan menuangkan hasil; refleksi itu dalam bentuk laporan.

f) Dapat menarik pelajaran dari pengalaman dan penghayatannya yang direfleksikan dalam perilaku sehari-hari.

c. Tujuan Praktik Pengalaman Lapangan

1) PPL termasuk dalam kelompok mata kuliah PBM, dengan bobot 6 sks, meliputi kegiatan pemberian pengalaman awal (PPL 1) dan pemberian pengalaman langsung di lapangan (PPL II).

2) PPL wajib diikuti oleh semua mahasiswa program studi kependidikan Universitas Negeri Makassar, baik pada jenjang S1 maupun S0.

(51)

d. Persyaratan

Mahasiswa dapat mengikuti PPL II apabila telah memenuhi persyaratan akademik dan persyaratan administratif.

1) Syarat Akademik

a) Telah mengikuti sekurang-kurangnya 80% dari keseluruhan jumlah sks program studi masing-masing dengan IPK minimal 2,5.

b) Telah lulus semua Mata Kuliah prasyarat PPL: Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) dan Mata Kuliah Bidang Studi (MKBS) yang diterapkan oleh masing masing jurusan/program studi.

c) Telah lulus mata kuliah PPL I.

2) Syarat Administratif

a) Setiap mahasiswa yang akan mengikuti PPL II diwajibkan mengontrak mata kuliah PPL II tersebut, dan tidak diperkenankan memprogramkan mata kuliah lain selain skripsi dan atau mata kuliah non tatap muka lainnya, kecuali memperoleh izin khusus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b) Setiap mahasiswa yang mengontrak PPL II memperoleh persetujuan dari dosen Penasihat Akademik dan Ketua Jurusan/Program Studi.

e. Waktu

1) Pemberian pengalaman awal PPL (I) dilaksanakan di luar dari blok waktu pemberian pengalaman langsung di lapangan (PPL I) yang dilaksanakan di kampus melalui mata kuliah MKDK dan MKPBM yang setara dengan 6 minggu efektif, atau melalui mata kuliah PPL I selama satu semester.

2) Pemberian pengalaman nyata (PPL II) dilaksanakan pada setiap semester.

3) Pemberian pengalaman nyata (PPL II) dilaksankan dalam blok waktu selama 1

(52)

semester (minimal 12 minggu efektif) f. Tempat

Pemberian pengalaman awal berlangsung di kampus dan/atau di luar kampus sesuai dengan keperluan. Pemberian pengalaman langsung (PPL II) untuk program S1 dilaksanakan di SLTP, SMU, SMK, dan atau MA, dan untuk program S0 (D2 PGSD) dilaksanakan di SD, baik negeri maupun swasta yang meliputi sekolah mitra dan atau sekolah yang mendapat persetujuan dari instansi terkait (Kepala Dinas Pendidikan Nasional, Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten/Kota atau Kepala Sekolah yang bersangkutan).

B. Kerangka Pikir

1. Pengaruh Minat Kerja terhadap Kesiapan Kerja

Minat Kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk menentukan jenis pekerjaan yang akan dipilih oleh mahasiswa setelah mereka lulus nanti. Adanya Minat Kerja merupakan sesuatu yang sangat penting dimiliki oleh mahasiswa kampus. Minat Kerja akan timbul karena adanya perhatian, perasaan senang, dorongan/motif, harapan, ketertarikan, kebutuhan dan kemauan dari seseorang untuk berpartisipasi atau terlibat pada suatu yang diminatinya.

Dengan adanya Minat Kerja yang tinggi, maka orang tersebut akan memiliki kesiapan saat melakukan suatu pekerjaan.

Minat dalam bekerja akan menentukan seberapa jauh keikusertaanya dalam suatu pekerjaan, semakin kuat minat dan perhatian seseorang maka semakin peduli seseorang tersebut dalam pekerjaannya. Usaha yang dilakukan mahasiswa adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan sesuai bidang keahliannya. Sehingga

(53)

mahasiswa mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

2. Pengaruh Praktik Pengalaman Lapangan terhadap Kesiapan Kerja

Dalam rangka menyiapkan calon lulusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer yang memiliki Kesiapan Kerja diperlukan adanya kerjasama yang dilakukan oleh pihak sekolah. Dengan adanya kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) mahasiswa akan memperoleh pengalaman, pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik dalam mengajar. Dalam program ini mahasiswa mendapatkan bekal bagaimana menjadi seorang guru yang baik dalam teoritis maupun praktik. Mahasiswa dibekali berbagai ilmu keguruan sebagai dasar latihan keterampilan keguruan dan belajar pula bagaimana menerapkan ilmu yang telah dipelajarinya di universitas dan mengembangkan sikap keguruannya di sekolah.

Dengan adanya bekal berupa pengalaman Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) maka mahasiswa menjadi siap untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas sebagai seorang guru.

3. Pengaruh Minat Kerja dan Praktik Pengalaman Lapangan terhadap Kesiapan Kerja

Kesiapan Kerja merupakan variabel yang berkaitan dengan hal yang berasal dari dalam diri mahasiswa maupun dari luar mahasiswa. Kesiapan Kerja bagi mahasiswa mutlak diperlukan karena misi Sekolah Menengah Kejuruan yaitu menyiapkan tamatan yang siap kerja. Banyak faktor internal yang dapat mempengaruhi Kesiapan Kerja, salah satunya adalah Minat Kerja. Mahasiswa yang mempunyai Minat Kerja senantiasa akan memiliki rasa ketertarikan terhadap

Gambar

Gambar 2.1. Alur Kerangka Pikir C. Hipotesis Penelitian
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.1 Skor Alternatif Jawaban Pernyataan Positif
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Kesiapan Kerja Mahasiswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam melaksanakan tugasnya, seorang guru wajib memiliki kesiapan. Kesiapan seorang guru dapat diukur dengan kompetensi yang dimilikinya. Dalam Undang-Undang Republik

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa pengalaman praktik kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja, motivasi

Praktik Pengalam Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang

Pengalaman Lapangan. Kesiapan mahasiswa prodi Pendidikan Teknik Mesin dalam pelaksanaan1. Program

Berdasarkan hasil dan pembahasan terdapat hubungan positif yang signifikan antara pengetahuan Teori Teknik Peme- sinan dengan kesiapan Prakerin siswa Kelas XI SMK PGRI

Persepsi kesiapan kerja mahasiswa setelah melaksanakan Kerja Praktik Industri (KPI) pada Prodi Pendidikan Informatika dijabarkan menjadi Sembilan indikator, yaitu: (a)

2016 yang menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan minat menjadi guru dan praktik pengalaman lapangan PPL secara bersama-sama terhadap kesiapan mengajar mahasiswa

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis yang telah peneliti lakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwasanya terdapat kontribusi efikasi diri terhadap