• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengangguran Lulusan Perguruan Tinggi Terhadap PDRB Per Kapita Di Jawa Barat

N/A
N/A
Fanisya Zalika Salsabila

Academic year: 2024

Membagikan " Pengaruh Pengangguran Lulusan Perguruan Tinggi Terhadap PDRB Per Kapita Di Jawa Barat"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

REGIONAL BRUTO PER KAPITA DI JAWA BARAT

Amalia Aisyah

1

, Arlinda Karunia Siska

2

, Fanisya Zalika Salsabila

3

, Khansa Alifah Royani

4

, Kuntum Khairah Ummah

5

, M. Dendy Elviendry

6

, Nanda

Alifya Nuraini Putri

7

, Rendi Pratama

8

, Shafa Dinar Akbar

9

¹

Departemen Ekonomi Syariah, IPB University, Indonesia

²

Departemen Ilmu Ekonomi, IPB University, Indonesia

³

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, IPB University, Indonesia

Sekolah Bisnis, IPB University, Indonesia

Sekolah Bisnis, IPB University, Indonesia

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, IPB University, Indonesia

Departemen Ekonomi dan Sumberdaya Lingkungan, IPB University, Indonesia

Departemen Manajemen, IPB University, Indonesia

Departemen Agribisnis, IPB University, Indonesia Abstrak

Tingginya tingkat pengangguran lulusan perguruan tinggi berdampak pada PDRB per kapita di Jawa Barat sebagai salah satu provinsi terpadat dan memiliki jumlah perguruan tinggi yang cukup signifikan, menjadi fokus utama dalam analisis tingkat pengangguran terdidik lulusan perguruan tinggi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengangguran lulusan perguruan tinggi di Jawa Barat, korelasi antara pengangguran lulusan perguruan tinggi dengan Produk Domestik Regional Bruto per kapita di Jawa Barat, dan faktor-faktor yang memengaruhi pengangguran terdidik di Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metodologi kuantitatif menggunakan data sekunder. Hasil dari penelitian ini adalah pengangguran terdidik di Jawa Barat meningkat dari 2018 hingga 2022, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti krisis ekonomi, masalah sosial, dan ketidaksesuaian kualifikasi lulusan dengan kebutuhan pasar kerja. Meskipun demikian, PDRB per kapita Jawa Barat cenderung meningkat, kecuali pada tahun 2020 yang terdampak oleh pandemi COVID-19. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor industri untuk mengatasi tantangan ini dan menciptakan kondisi yang lebih kondusif bagi pendidikan yang berkualitas dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Kata kunci: pendidikan, perguruan tinggi, pengangguran, PDRB

1

(2)

Abstract

The high unemployment rate of college graduates has an impact on GRDP per capita in West Java as one of the most populous provinces and has a significant number of universities, becoming the main focus in analyzing the unemployment rate of educated college graduates. This research aims to determine the unemployment rate of college graduates in West Java, the correlation between unemployment of college graduates and Gross Regional Domestic Product per capita in West Java, and the factors that influence educated unemployment in West Java. This research uses a quantitative methodology using secondary data. The results of this research are that educated unemployment in West Java will increase from 2018 to 2022, influenced by various factors such as the economic crisis, social problems, and the mismatch of graduate qualifications with job market needs. However, West Java's GDP per capita tends to increase, except in 2020 which was affected by the COVID-19 pandemic. Collaboration between government, educational institutions and the industrial sector is needed to overcome these challenges and create conditions that are more conducive to quality education and sustainable economic growth.

Keywords: education, higher education, unemployment, GDRP

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Peningkatan tingkat pendidikan merupakan salah satu indikator utama dalam pembangunan suatu negara. Di Indonesia, khususnya di Jawa Barat, tingkat partisipasi pendidikan tinggi terus mengalami peningkatan signifikan dari tahun ke tahun. Hal ini tercermin dari jumlah lulusan perguruan tinggi yang semakin bertambah setiap tahunnya.

Namun, dengan pertumbuhan jumlah lulusan perguruan tinggi yang pesat, masalah pengangguran terdidik juga menjadi perhatian serius. Ironisnya, di tengah pengangguran terdidik yang menumpuk, masih terdapat sektor- sektor vital yang kekurangan tenaga ahli.

Hal ini dikarenakan adanya ketidakcocokan antara keterampilan yang diajarkan dengan kebutuhan industri. Kondisi ini tidak hanya menjadi masalah bagi individu tersebut, tetapi juga bagi perekonomian dan pembangunan sosial di wilayah tersebut.

Jawa Barat, sebagai salah satu provinsi terpadat dan memiliki jumlah perguruan tinggi yang cukup signifikan, menjadi fokus utama dalam analisis tingkat pengangguran terdidik.

Melalui analisis yang komprehensif, dapat dipahami faktorfaktor yang menyebabkan tingkat pengangguran terdidik meningkat di wilayah ini dari tahun 2018 hingga 2022 dan pengaruhnya terhadap PDRB di Jawa Barat. Oleh karena itu, penelitian berjudul Analisis Tingkat Pengangguran Lulusan Perguruan Tinggi dan Korelasinya dengan PDRB Per Kapita di Jawa Barat menjadi penting untuk dilakukan guna memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang masalah ini. Dengan pemahaman yang baik, diharapkan dapat dirumuskan kebijakan dan strategi yang tepat untuk mengurangi tingkat pengangguran terdidik dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Jawa Barat.

Pendekatan permasalahan pada penelitian ini adalah terkait bagaimana tingkat pengangguran lulusan perguruan tinggi di Jawa Barat, apakah terdapat korelasi antara pengangguran lulusan perguruan tinggi dengan Produk Domestik Regional Bruto per kapita di Jawa Barat, serta apa saja faktor-faktor yang memengaruhi tingkat pengangguran lulusan perguruan tinggi di Jawa Barat. Oleh karena itu, penelitian ini

(3)

akan menerangkan tingkat pengangguran lulusan perguruan tinggi di Jawa Barat, menguraikan terdapat atau tidaknya korelasi antara pengangguran lulusan perguruan tinggi dengan Produk Domestik Regional Bruto per kapita di Jawa Barat, serta menjabarkan faktor- faktor yang memengaruhi tingkat pengangguran lulusan perguruan tinggi di Jawa Barat.

2. Metodologi

2.1 Bahan dan Data

Pada penelitian ini digunakan metodologi penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif pada dasarnya adalah pendekatan penelitian yang menggunakan data yang dapat diukur atau dihitung dan berbentuk angka. Menurut Priadana dan Sunarsi (2021), penelitian kuantitatif menghasilkan informasi yang lebih terukur, hal ini dikarenakan data yang digunakan untuk penelitian kuantitatif dapat dengan jelas dikuantifikasi atau diukur dan hasil penelitian pun banyak bergantung kepada instrumen pengambilan atau pengumpulan data serta tidak bergantung kepada keterlibatan emosi dan rasa. Data yang digunakan adalah data sekunder. Menurut Sari, M.S. dan Zefri, M. (2019) mengemukakan bahwa data sekunder merupakan data yang didapatkan secara tidak langsung dari objek penelitian. Data yang diperoleh dapat dari situs internet ataupun sebuah referensi yang sama dengan topik yang diteliti oleh penulis.

Penelitian ini melibatkan penggunaan data yang telah dikumpulkan oleh lembaga atau organisasi terkait, seperti :

1. Tingkat Pengangguran Terdidik Lulusan Perguruan Tinggi di Jawa Barat menurut Open Data Jawa Barat 2018-2022

2. Data Produk Domestik Regional Bruto di Jawa Barat Berdasarkan Harga Berlaku menurut Badan Pusat Statistika tahun 2018-2022

2.2 Metode Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri tingkat pengangguran di Jawa Barat lulusan perguruan tinggi tahun 2018-2022 dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita di Jawa Barat berdasarkan harga berlaku tahun 2018-2022. Pada penelitian ini, untuk menganalisis keterkaitan antarvariab digunakan korelasi pearson. Metode analisis dilakukan melalui:

1. Analisis deskriptif terhadap data yang ada dengan tabulasi dan visualisasi masing- masing set data dengan bar chart dan menggunakan fungsi Insert >

insert bar chart pada Microsoft Excel.

2. Mentabulasikan data “Jumlah Pengangguran Terbuka Berdasarkan Pendidikan di Jawa Barat tahun 2018-2022 dengan “Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Harga Berlaku 2018-2022 ” menurut provinsi dan tahun menggunakan Microsoft Excel.

3. Membentuk scatter plot berdasarkan tabel “Jumlah Pengangguran Terbuka Berdasarkan Pendidikan di Jawa Barat tahun 2018-2022” >< “Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Provinsi Jawa Barat Bersarkan Harga Berlaku tahun 2018-2022” menggunakan fungsi Insert > Scatter plot pada Microsoft Excel.

4. Jika terlihat dari scatter plot bahwa terdapat hubungan linear antara data “Jumlah Pengangguran Terbuka Berdasarkan Pendidikan di Jawa Barat tahun 2018-2022”

dan “Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Provinsi Jawa Barat 2018- 2022”, maka akan dihitung koefisien korelasi Pearson antara kedua data tersebut dengan fungsi/formula Korelasi Pearson pada Microsoft Excell.

(4)

3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Tren Pengangguran di Jawa Barat Lulusan Perguruan Tinggi dan PDRB Per Kapita di Jawa Barat dalam Kurun Waktu 2018-2022

Gambar 1 : Diagram jumlah pengangguran lulusan perguruan tinggi di Jawa Barat 2018-2022 Melalui gambar 1, terlihat bahwa jumlah pengangguran di Jawa Barat lulusan perguruan tinggi memiliki tren yang meningkat tajam dari tahun 2018-2020 dengan kenaikan sebesar 0,44%. Hal ini sebagian besar dipengaruhi oleh meningkatnya kasus covid-19 yang mengakibatkan banyak perusahaan bangkrut dan melakukan PHK besar-besaran. Namun, pada tahun 2020-2022 terlihat bahwa tren tersebut mengalami penurunan sebesar 0,2%

akibat regulasi pemerintah terhadap pencegahan covid-19 yang tidak terlalu ketat serta kondisi perekonomian yang kembali bertumbuh.

Gambar 2: PDRB per kapita berdasarkan harga berlaku (ribu Rp) Jawa Barat dalam kurun waktu 2018-2022

174411 188173

490915

204199

166033

0 100000 200000 300000 400000 500000 600000

2018 2019 2020 2021 2022

Jumlah Pengangguran Lulusan Perguruan Tinggi di Jawa Barat Tahun 2018-2022

Jumlah Pengangguran Lulusan Perguruan Tinggi di Jawa Barat Tahun 2018-2022

40237

43309 43237 45194

49038

0 10000 20000 30000 40000 50000 60000

2018 2019 2020 2021 2022

PDRB Jawa Barat Per Kapita (Ribu Rp) Tahun 2018-2022

PDRB Jawa Barat Per Kapita (Ribu Rp) 2018-2022

(5)

Kemudian, pada gambar 2 terlihat PDRB per kapita Jawa Barat berdasarkan harga berlaku memiliki tren yang konstan meningkat kecuali pada tahun 2020 yang dipengaruhi oleh kasus covid-19. Melalui kedua data tersebut, dapat disimpulkan bahwa seiring berjalannya waktu, PDRB per kapita di Jawa Barat berdasarkan harga berlaku akan mengalami peningkatan seiring jumlah pengangguran terdidik lulusan perguruan tinggi menurun (terkecuali pada tahun 2018).

Gambar 3: PDRB per kapita Jawa Barat berdasarkan harga berlaku (ribu Rp) dan jumlah pengangguran di Jawa Barat lulusan perguruan tinggi pada kurun waktu 2018-2022

Pada gambar 3, terlihat jelas pada tahun 2019-2022, kedua peubah memiliki tren yang saling berlawanan. Hal yang dapat disimpulkan dari hasil data ini adalah, terdapat suatu hubungan antara nilai PDRB Jawa Barat per kapita dengan jumlah pengangguran di Jawa Barat lulusan perguruan tinggi. Namun, dilihat pada tahun 2018, data hubungan antar keduanya tidak sesuai dengan grafik di tahun yang lain (memiliki hubungan positif). Oleh karena itu, perlu adanya analisis lebih lanjut mengenai faktor lain selain covid-19 yang menjelaskan korelasi hubungan antara PDRB per kapita Jawa Barat berdasarkan harga berlaku (ribu Rp) dan jumlah pengangguran di Jawa Barat lulusan perguruan tinggi.

3.2 Korelasi antara Pengangguran di Jawa Barat Lulusan Perguruan Tinggi dan PDRB Per Kapita Jawa Barat dalam Kurun Waktu 2018-2022

40273 43309 43237 45194

49038

0 100000 200000 300000 400000 500000 600000

0 10000 20000 30000 40000 50000 60000

2018 2019 2020 2021 2022

PDRB Per Kapita Jawa Barat dan Jumlah Pengangguran di Jawa Barat Lulusan Perguruan Tinggi (2018-2022)

PDRB Per Kapita Jawa Barat Jumlah Pengangguran Lulusan Perguruan Tinggi Jawa Barat

R² = 0.0346

0 100000 200000 300000 400000 500000 600000

0 10000 20000 30000 40000 50000 60000

PDRB Per Kapita Jawa Barat Berdasarkan Harga Berlaku >< Jumlah Pengangguran di Jawa Barat

Lulusan Perguruan Tinggi

(6)

Gambar 4: Scatter plot PDRB Jawa Barat per kapita berdasarkan harga berlaku (ribu Rp.) >< Jumlah pengangguran di Jawa Barat lulusan perguruan tinggi

Dengan membentuk scatter plot, dapat diidentifikasi ada atau tidaknya hubungan antara kedua peubah yang diuji, dan jika ada, apakah hubungan tersebut bersifat linear atau non- linear. Berdasarkan gambar 4, terlihat bahwa terdapat hubungan linear negatif antara nilai PDRB per kapita Jawa Barat berdasarkan harga berlaku (ribu Rp) dan jumlah pengangguran di Jawa Barat lulusan perguruan tinggi pada kurun waktu 2020-2022.

Dengan teridentifikasinya hubungan linear antara kedua peubah, maka dapat dicari koefisien korelasi pearson dari kedua peubah tersebut. Dengan rumus koefisien korelasi pearson, didapatkan bahwa r = -0,193. Hal ini berarti terdapat korelasi negatif yang sangat lemah antara nilai PDRB per kapita Jawa Barat berdasarkan harga berlaku (ribu Rp) dan jumlah pengangguran di Jawa Barat lulusan perguruan tinggi pada kurun waktu 2020-2022, yang berarti ketika jumlah pengangguran di Jawa Barat lulusan perguruan tinggi pada kurun waktu 2020-2022 meningkat, maka PDRB per kapita Jawa Barat berdasarkan harga berlaku (ribu Rp) menurun, begitu juga sebaliknya.

Di sisi lain, peningkatan jumlah lulusan terdidik disertai dengan adanya pandemi covid yang berdampak terhadap keterbatasan lapangan kerja, menyebabkan tingkat pengangguran di Jawa Barat pada tahun 2020 mengalami peningkatan secara signifikan. Namun, sejak tahun 2021 ekonomi mulai pulih, dan disertai dengan perkembangan ekonomi digital yang semakin pesat membuka peluang bagi pengangguran terdidik. Di sisi lain, setiap tahunnya perusahaan hanya memerlukan beberapa ratus tenaga kerja, sementara jumlah lulusan mencapai ribuan pertahun, kondisi ini menciptakan ketidakseimbangan dan keterlambatan dalam perkembangan ekonomi yang menjadi penyebab meningkatnya jumlah pengangguran terdidik di Jawa Barat.

3.3 Faktor yang Memengaruhi Pengangguran di Jawa Barat Lulusan Perguruan Tinggi (Pengangguran Terdidik)

Menurut data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) dari tahun 2018- 2022 di Provinsi Jawa Barat, pengangguran terdidik di wilayah tersebut didominasi oleh usia 25-34 tahun. Dengan menggunakan regresi logistik, yang diperkuat oleh faktor-faktor yang memengaruhi tingkat pengangguran terdidik seperti krisis ekonomi, masalah sosial, ketidakseimbangan struktur , jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, dan ketidakseimbangan penyediaan tenaga kerja. “Pada abad 21, pendidikan dihadapkan pada sejumlah tantangan yang krusial dan memerlukan perhatian serius untuk menciptakan sistem pendidikan yang relevan, inklusif, dan berdaya saing.” (Isma et al. 2023). Tantangan relevansi kurikulum dan keterkaitannya dengan kebutuhan industri dan pasar kerja menjadi hal yang harus dibenahi, sebab ketidakrelevanan antara kurikulum dan dunia industri memiliki dampak signifikan terhadap kualitas lulusan. Tidak relevannya antara kurikulum dan kebutuhan industri mengakibatkan ketidaksesuaian kualifikasi lulusan dan persyaratan kerja yang diperlukan sehingga muncul kesenjangan keterampilan di antara para lulusan. Tantangan tersebut turut dipengaruhi oleh faktor perubahan teknologi dan pasar kerja yang berubah dengan cepat.

Dalam era digital, teknologi informasi memainkan peran yang krusial. Oleh karena itu, memasukkan keterampilan teknologi informasi dalam kurikulum pendidikan menjadi hal penting untuk dilakukan.

Dari hasil penelitian Sakernas yang telah disebutkan di atas, dapat dibuktikan bahwa kualitas pendidikan memiliki dampak positif terhadap kesempatan kerja bagi lulusan di Jawa Barat. Selain itu, faktor-faktor lain yang memengaruhi tingkat pengangguran terdidik di Jawa Barat meliputi usia, keterampilan, persaingan, pengalaman, dan tingkat gaji. Semua faktor tersebut berpengaruh besar terhadap tingkat pengangguran terdidik.

(7)

3.4 Koefisien Korelasi Pearson (r)

Berdasarkan jurnal yang berjudul “Kajian Hubungan Koefisien Korelasi Pearson, Spearman- Rho, Kendall-Tau, Gamma, dan Somers“ yang ditulis oleh Nugroho et al. (2015), koefisien korelasi Pearson (r) merupakan ukuran kekuatan dua variabel yang memiliki hubungan linier. Nilai koefisien korelasi ini berada di antara -1≤ r ≤ 1. Apabila nilai r mendekati -1, menunjukkan bahwa hubungan linier yang kuat dan negatif, hal ini berarti jika nilai satu variabel meningkat, maka variabel lainnya akan menurun. Apabila nilai r mendekati 1, maka hubungan linier menunjukkan hubungan kuat dan positif antara kedua variable, hal ini berarti ketika salah satu variabel meningkat, maka variabel lainnya juga akan meningkat. Jika nilai r mendekati 0, menunjukkan bahwa kedua variable memiliki hubungan yang sangat lemah atau tidak memiliki hubungan.

Koefisien korelasi Pearson dapat dirumuskan sebagai berikut.

4. Simpulan dan Saran

Peningkatan tingkat pendidikan merupakan sebuah indikator penting dalam pembangunan suatu negara. Di Jawa Barat, seperti halnya di Indonesia secara umum, tingkat partisipasi pendidikan tinggi terus mengalami peningkatan signifikan dari tahun ke tahun. Namun, pertumbuhan jumlah lulusan perguruan tinggi yang pesat juga membawa dampak negatif, yaitu meningkatnya tingkat pengangguran terdidik. Pengangguran terdidik merupakan fenomena yang memengaruhi individu-individu yang telah menyelesaikan pendidikan tinggi namun mengalami kesulitan dalam memperoleh pekerjaan sesuai dengan kualifikasi dan kompetensinya. Melalui analisis komprehensif, penelitian ini bertujuan untuk memahami faktor-faktor yang menyebabkan tingkat pengangguran terdidik meningkat di Jawa Barat dari tahun 2018 hingga 2022, serta dampaknya terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita di wilayah tersebut.

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang masalah tersebut dan membantu merumuskan kebijakan serta strategi yang tepat untuk mengurangi tingkat pengangguran terdidik dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Jawa Barat.

Analisis data menunjukkan adanya tren yang signifikan dalam tingkat pengangguran lulusan perguruan tinggi di Jawa Barat dari tahun 2018 hingga 2022, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pandemi COVID-19 dan regulasi pemerintah terkait. Di sisi lain, PDRB per kapita Jawa Barat cenderung meningkat dari tahun ke tahun, kecuali pada tahun 2020 yang dipengaruhi oleh dampak pandemi. Melalui analisis korelasi, teridentifikasi bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat lemah antara jumlah pengangguran lulusan perguruan tinggi dan PDRB per kapita Jawa Barat pada kurun waktu 2020-2022. Faktor- faktor yang memengaruhi tingkat pengangguran terdidik di Jawa Barat meliputi krisis ekonomi, masalah sosial, ketidakseimbangan struktur, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, dan ketidaksesuaian kualifikasi lulusan dengan persyaratan kerja yang diperlukan. Tantangan- tantangan tersebut menuntut perhatian serius dalam meningkatkan relevansi kurikulum pendidikan dengan kebutuhan industri dan pasar kerja, serta memperhatikan perkembangan teknologi informasi.

Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan gambaran yang cukup komprehensif tentang kompleksitas masalah pengangguran terdidik di Jawa Barat dan implikasinya terhadap pembangunan ekonomi daerah. Diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor industri, untuk mengatasi tantangan ini dan menciptakan kondisi yang lebih kondusif bagi peningkatan kualitas tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

(8)

Pada tahun 2018, hubungan antara jumlah pengangguran lulusan perguruan tinggi di Jawa Barat dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita menunjukkan korelasi positif sehingga berbeda dengan hasil analisis di tahun-tahun setelahnya. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih mendalam untuk mengidentifikasi faktor-faktor lain yang memengaruhi pengangguran lulusan perguruan tinggi, serta mendapatkan data yang lebih pasti terkait dengan jumlah dan dampak masing-masing faktor. Saran lain yang diberikan adalah dengan meningkatkan kualitas kurikulum perguruan tinggi untuk menghasilkan lulusan yang lebih berkualitas dan relevan dengan kebutuhan pasar kerja.

Selain itu, perlu dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap kurikulum yang ada, penyesuaian dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan industri, serta kerja sama antara perguruan tinggi, industri, dan pemerintah, dapat memastikan bahwa lulusan memiliki keterampilan yang sesuai dengan tuntutan pasar kerja saat ini dan mendatang. Dengan demikian, perbaikan kualitas kurikulum diharapkan dapat meningkatkan kontribusi lulusan terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Barat, serta memastikan bahwa pendidikan dan ekonomi dapat saling mendukung dalam mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.

Ucapan Terima Kasih

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat, rahmat dan karunia serta mukjizat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah projek dengan judul “Analisis Tingkat Pengangguran Lulusan Perguruan Tinggi dan Korelasinya dengan Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita di Jawa Barat”. Dengan selesainya makalah tugas akhir ini, bukanlah menjadi sebuah akhir, melainkan suatu awal yang baru untuk memulai petualangan yang baru. Penulis menyadari betul bahwa ada orang- orang yang berjasa dibalik selesainya makalah tugas akhir ini. Tidak ada persembahan terbaik yang dapat penulis berikan selain rasa ucapan terimakasih kepada pihak yang telah banyak membantu penulis.

Segala kekurangan dan ketidaksempurnaan makalah tugas akhir ini, penulis sangat mengharapkan masukan, kritikan, dan saran yang bersifat membangun kearah perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan semoga amal baik yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.

(9)

Daftar Pustaka

Anjarwati, L. dan Juliprijanto, W. 2021. Determinan Pengangguran Terdidik Lulusan Perguruan Tinggi di Pulau Jawa Tahun 2015-2019. Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP). Vol. 10(3).

Astuti, W. Y. 2014. Pengangguran Terdidik di Perkotaan. Jurnal Pendidikan dan Ekonomi.

Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UNY.

Badan Pusat Statistik Jawa Barat. 2023. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota (Ribu Rupiah) 2020-2022.

Isma Andika, Isma Adi, Isma Aswan, Isma Ardian. 2023. Peta Pemasalahan Pendidikan Abad 21 di Indonesia. Jurnal Pendidikan Terapan JUPITER. Vol. 1(3).

Karmeli, E., Suprianto, dan Rohana, S. 2019. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Terdidik di Kabupaten Sumbawa Barat. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 7(2).

Nugroho, S., Akbar, S., dan Vusvitasari, R. 2015. Kajian Hubungan Koefisien Korelasi Pearson, Spearman-Rho, Kendall-Tau, Gamma, dan Somer. Universitas Bengkulu. 41-54.

Open Data Jabar. 2023. Jumlah Pengangguran Terbuka Berdasarkan Pendidikan di Jawa Barat.

Priadana, S. dan Sunarsi, D. 2021. Metode Penelitian Kuantitatif. Pascal Books, Tangerang Selatan.

Sari, M.S. dan Zefri, M. 2019. Pengaruh Akuntabilitas, Pengetahuan, dan Pengalaman Pegawai Negeri Sipil Beserta Masyarakat (Pokmas) Terhadap Kualitas Pengelola Dana Kelurahan Di Lingkungan Kecamatan Langkapura. Jurnal Ekonomi. Vol. 21(3).

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini diharapkan dapat menganalisis bagaimana pengaruh PDRB, tingkat pendidikan dan pengangguran terhadap kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah, sehingga dapat

Alasan penulis memilih Provinsi Jawa Barat sebagai penelitiannya karena Jawa Barat mempunyai pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi dengan tingkat PDRB yang cukup

Pada model persamaan pengaruh jumlah penduduk, PDRB, pendidikan dan pengangguran terhadap kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2005 - 2010 dengan n = 210 dan k = 3,

Pengaruh yang signifikan antara variable PDRB terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Jawa Tengah ini disebabkan karena sudah optimalnya sasaran ekonomi di Jawa

Penelitian mengenai pengaruh laju pertumbuhan PDRB, tingkat pengangguran, pendidikan, dan kesehatan terhadap tingkat kemiskinan di kabupaten/kota di Jawa Tengah,

Dengan adanya peningkatan kredit Bank Perkreditan Rakyat (BPR), peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dan peningkatan pengangguran terbuka di Jawa

Bagaimana menyajikan informasi perguruan tinggi swasta di Wilayah Jawa Barat, khususnya informasi mengenai lokasi, program studi dan akreditasi masing-masing program

Artinya peluang lulusan sekolah kejuruan dengan status kepala rumah tangga untuk menjadi pengangguran turun sebesar 9,17 persen di Provinsi Jawa Barat, sedangkan untuk Kabupaten Garut