LAPORAN PRAKTIKUM SEMENTARA FISIOLOGI TANAMAN
PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN BAYAM MERAH (Amaranthus tricolor L)
(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisiologi Tanaman)
Dosen Pengampu:
Hayatul Rahmi, S.Si., M.Si.
Disusun Oleh: Rifka Amalia (2310631090031)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2023
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bayam merah (Amaranthus tricolor L) merupakan salah satu tanaman sayuran yang memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Di beberapa negara berkembang, bayam dipromosikan sebagai sumber protein nabati, karena berfungsi ganda bagi pemenuhan kebutuhan gizi maupun pelayanan kesehatan masyarakat. (Anonim, 2007). Upaya ini merupakan pilihan yang aktif bagi petani karena durasi budidaya Bayam Merah (Amaranthus tricolor L) yang sangat singkat, produktivitas yang tinggi, toleransi terhadap kekeringan dan kejadian hama dan penyakit yang relatif rendah. Tanaman ini banyak mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalium, amarantin, rutin, purin dan vitamin (A, B dan C). sedangkan kandungan paling kaya dalam bayam adalah zat besi.
Bayam merah (Amaranthus tricolor L) harus dibudidayakan secara organik, agar produk yang dihasilkan lebih bermutu. Budidaya tanaman secara organik salah satunya dengan pemberian ZPT (Zat Pengatur Tumbuh). Zat pengatur tumbuh sangat dibutuhkan oleh tanaman, karena tanpa adanya zat pengatur tumbuh pertumbuhan tidak akan terjadi meskipun unsur hara memadai. ZPT sebelumnya harus difermentasikan agar unsur haranya dapat diserap oleh akar tanaman. Untuk mempercepat proses fermentasi dan meningkatkan kualitas nutrisi, maka perlu ditambahkan EM4. Bahan organik yang digunakan sebagai pembuatan ZPT dapat difermentasikan, antara lain kotoran ternak, ampas tahu, sayur-sayuran atau tanaman lainnya dan jerami. Bahan organik yang digunakan pada praktikum ini ialah kulit bawang merah, tauge busuk, tomat busuk, dan limbah air cucian beras.
Kulit bawang merah (Allium cepa L.) mengandung ABA, IAA, GA, dan Sitokinin.
Juga mengandung zat dan senyawa yang berpotensi dapat membunuh hama ulat dan mempercepat petumbuhan pada akar. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) tauge mengandung giberellin fungsinya yaitu sebagai pupuk pelengkap cair. Peran giberelin dapat mendorong perkembangan biji dan kuncup, pemanjangan batang dan pertumbuhan daun, mendorong pembungaan dan perkembangan buah, mempengaruhi pertumbuhan dan diverensiasi akar. Tomat dapat dijadikan sebagai bahan organik pembuatan ZPT karena mengandung ekstrak tomat seperti fosfor, kalium, besi, kalsium, vitamin C, tiamin, protein 1 gram, vitamin A, vitamin K (Willcox dkk., 2003).
Ekstrak tomat mengandung zat auksin yang dapat menstimulasi organogenesis, embriogenesis somatik dan pertumbuhan tunas dalam mikropropagasi pada beragam spesies tanaman. Sedangkan limbah air cucian beras memiliki kandungan organik, seperti: karbohidrat, nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, sulfur, besi, dan vitamin B1 (Wardiah & Rahmatan, 2014). Hal ini dikuatkan lagi oleh penelitian dari Wulandari et al.
(2012), yang menyebutkan bahwa pada proses pencucian beras 2 kali, air beras yang berwarna putih tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat protein dan vitamin B1 yang ikut terkikis dari proses pencucian. Vitamin B1 pada tanaman memiliki peranan dalam metabolisme yaitu untuk mengkonversikan karbohidrat menjadi energi dalam
menggerakkan aktivitas di dalam tanaman Produk tanaman sayuran yang mempunyai tajuk yang sehat dan besar mempunyai nilai jual yang lebih tinggi.
Untuk itu perlu adanya strategi agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, yaitu dengan menggunakan media tanam berupa pemanfaatan botol plastic air mineral bekas.
Pemanfaatan botol mineral bekas ukuran 15liter yang dimanfaatkan sebagai media tanam tanaman merupakan salah satu upaya pengenalan konsep daur ulang sampah dalam bidang pertanian. Adapun sifat- sifat botol plastik, antara lain tahan air, transparan, dan dapat menahan air lebih lama, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.
1.2. Tujuan Praktikum
Tanaman bayam merah merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi. Tanaman ini dapat menjadi produk yang lebih bermutu dengan budidaya organik, yaitu dengan pemberian ZPT yang berasal dari fermentasi kulit bawang merah, tauge busuk, tomat busuk, dan limbah air cucian beras.
Untuk mempercepat fermentasi perlu ditambahkan EM4. Tujuan selanjutnya, ialah:
1. Mengetahui pengaruh pemberian konsentrasi EM4 pada fermentasi kulit bawang merah, tauge busuk, tomat busuk, dan limbah air cucian beras terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bayam merah (Amaranthus tricolor L).
2. Mengetahui pengaruh pemberian konsentrasi ZPT terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bayam merah (Amaranthus tricolor L).
3. Mengetahui pengaruh pertumbuhan bayam merah (Amaranthus tricolor L) bila hanya diberikan air saja.
4. Mengetahui penyebab akar tanaman bayam merah (Amaranthus tricolor L) menjadi lebat dan hubungannya dengan ZPT.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman Bayam Merah (Amaranthus tricolor L)
Bayam adalah tanaman yang termasuk dalam Famili Amaranthaceae, dengan nama latin Amaranthus sp yang merupakan tanaman perdu dan semak. Bayam memiliki banyak jenis, ada yang dibudidayakan dan ada yang tidak dibudidayakan. Bayam Merah (Amaranthus tricolor L) merupakan jenis bayam yang dapat dibudidayakan. Menurut Pratiwi (2017), bayam merah merupakan sayuran yang sudah sering dikonsumsi dan diketahui manfaatnya dari segi kesehatan.
Tanaman Bayam Merah memiliki klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Sub Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Hamamelidae Ordo : Caryphyllales Famili : Amaranthaceae Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus tricolor L. (Saparinto, 2013).
2.2. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)