• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penggunaan Metode Finger Painting terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun pada TK Paud Nusantara Kel. Romanglompoa, Kec. Bontomarannu, Gowa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Pengaruh Penggunaan Metode Finger Painting terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun pada TK Paud Nusantara Kel. Romanglompoa, Kec. Bontomarannu, Gowa"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE FINGER PAINTING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK

HALUS ANAK USIA 4-5 TAHUN PADA TK PAUD NUSANTARA KEL. ROMANGLOMPOA, KEC.

BONTOMARANNU, GOWA.

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Dalam Bidang Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

Oleh : AYU HIKMAH NIM: 20900119029

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2023

(2)

ii

PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI (MUNAQASYAH)

(3)

iii

PENGESAHAN SKRIPSI

(4)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ayu Hikmah

NIM : 20900119029

Tempat/Tanggal Lahir : Bungabaji/18 Juni 2002

Jurusan : Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Fakultas/ Program : Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Alamat : Jl. H.M Yasin Limpo No.36 Samata-Gowa

Judul : “Pengaruh Penggunaan Metode Finger Painting Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun Pada TK Paud Nusantara Kel. Romanglompoa, Kec.

Bontomarannu, Gowa”

Dengan penuh kesadaran penulis yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulis sendiri. Jika dikemudian hari terbukti merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang lain sebagian atau seluruhnya, maka skrpsi dan gelar dipeloreh batal demi hukum.

Gowa, 25 Agutus 2023

Penulis,

Ayu Hikmah NIM. 20900119029

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt., Tuhan yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang merupakan tugas akhir untuk mencapai gelar Sarjana (S.Pd.) pada program studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Shalawat dan Salam kepada Baginda Rasulullah Muhammad saw., keluarga, sahabat dan orang-orang yang senantiasa istiqamah dalam Islam.

Penulis menyadari bahwa tidak sedikit kendala dan permasalahan yang dihadapi selama proses perkuliahan, proses konsultasi, proses penelitian hingga penulisan skripsi ini, namun kesemuanya itu dapat terlewati berkah rahmat Allah swt. dan juga dukungan serta motivasi banyak pihak baik Dosen, Sahabat dan Keluarga. Ucapan Alhamdulillah sebagai rasa syukur kepada Allah swt. dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberi dukungan serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dengan penuh kesadaran dari dalam dasar hati nurani penulis menyampaikan permohonan maaf dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya yang tidak terhingga kepada kedua orang tua penulis tercinta: Ayahanda Tarang dan Ibunda Nani Anriani yang telah mendidik, membesarkan, memberikan kasih sayang, dukungan, nasehat, dan doa yang tidak henti-hentinya untuk keberhasilan penulis. Serta sanak keluarga dan teman-teman penulis selama ini. Begitu pula penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada:

(6)

vi

1. Prof. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D selaku Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Prof. Dr. H. Kamaluddin Abunawas, M.Ag. selaku Wakil Rektor I, Dr. H. Andi Aderus, Lc., M.Ag. selaku Wakil Rektor II, Prof. Dr. H. Muh. Khalifah Mustami, M. Pd. selaku Wakil Rektor III, dan Prof. Dr. H. Muhammad Amri, Lc., M.Ag. selaku Wakil Rektor IV, yang telah membina dan memimpin Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar sebagai tempat penulis menuntut ilmu.

2. Dr. H. Andi Achruh, M.Pd.I Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Dr. H. Muh. Rapi, M. Pd.

selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. M. Rusdi T., M.Ag. selaku Wakil Administrasi umum, perencanaan dan keuangan, Dr. Ridwan Idris, S.

Ag., M. Pd. selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, yang telah membina penulis selama proses penyelesaian studi.

3. Eka Damayanti, S. Psi., M.A. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini dan Dr. Fitriani Nur, M. Pd. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar beserta staf dan jajarannya yang telah memberikan pelayanan maksimal selama penulis menjadi mahasiswa.

4. Dr. Yusuf T., M. Ag. sebagai pembimbing I dan Suharti, S. Pd., M. Pd.

sebagai pembimbing II atas perhatian, motivasi dan bimbingan yang telah diberikan dengan tulus, ikhlas dan penuh sabar sejak proposal hingga penulisan skripsi ini.

(7)

vii

5. Dr. Nur Khalisah Latuconsina, S.Ag., M.Pd. sebagai penguji I dan Dra.

Hamsiah Djafar, M. Hum. sebagai penguji II yang telah banyak memberikan koreksi dan kontribusi perbaikan penulis mulai dari seminar proposal hingga selesainya skripsi ini.

6. Para dosen, karyawan dan karyawati Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang secara riil memberikan sumbangsinya baik secara langsung maupun tidak langsung.

7. Kepala Sekolah TK PAUD Nusantara Gowa, para guru serta adik-adik peserta didik TK PAUD Nusantara Gowa yang telah memberi izin dan bersedia membantu serta melayani penulis dalam proses penelitian.

8. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Pendidikan Islam Anak Usia Dini Angkatan 2019 serta sahabat Farizah Atiqah, Ana Mariana, Mardina dan Sarmila atas dukungannya, waktunya, kebersamaan dalam suka duka, kekeluargaan, keakraban, canda tawa, yang terjalin sejak awal perkuliahan hingga saat ini yang semuanya sangat berkesan dan sulit untuk dilupakan.

Semoga Allah swt. membalas dengan pahala budi baik atas segala bantuan teman-teman kepada penulis.

9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam proses penyelesaian skripsi ini, namun tidak sempat disebutkan satu persatu dalam tulisan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga. Semoga segala dedikasi dan bantuan yang telah diberikan mendapat balasan pahala oleh Allah swt., Aamiin.

(8)

viii

10. Last But Not Least, kepada diri saya sendiri. Ayu Hikmah. Terima kasih sudah bertahan sajauh ini, keluar dari zona nyaman dan berjuang sejauh iniatas banyaknya harapan dan Impian yang harus diwujudkan. Terima kasih untuk selalu percaya bahwa segala niat baik dan harapan akan selalu diberikan kemudahan dan kelancaran. Ini merupakan pencapaian yang patut dirayakan untuk diri sendiri. Berbahagialah dimanapun berada, Ayu. Proud of me!!!

Akhirnya hanya kepada Allah jualah penyusun serahkan segalanya, semoga semua pihak yang membantu penyusun mendapat pahala di sisi Allah swt, serta semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua orang khususnya bagi penyusun sendiri.

Gowa, 2023 Penyusun,

Ayu Hikmah NIM.20900119029

(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI (MUNAQASYAH) ... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Definisi Operasional Variabel dan Ruang Lingkupnya ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 9

F. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 10

BAB II KAJIAN TEORI ... 16

A. Motorik Halus ... 16

1. Pengertian Motorik Halus ... 16

2. Tahapan Perkembangan Keterampilan Motorik Halus Anak ... 18

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motorik Halus ... 20

4. Karakteristik Perkembangan Motorik Halus Usia 4-5 Tahun ... 21

5. Bidang Pengembangan Motorik Halus Anak ... 23

B. Finger Painting ... 24

1. Pengertian Finger Painting ... 24

2. Menggambar Dengan Metode Finger Painting ... 26

3. Manfaat Metode Finger Painting ... 27

4. Cara Pembuatan Bahan Finger Painting ... 28

5. Langkah – Langkah Finger Painting ... 29

(10)

x

C. Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Metode

Finger Painting ... 30

D. Kerangka Pikir ... 31

E. Hipotesis Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A. Jenis, Desain, Waktu Dan Lokasi ... 33

1. Jenis Penelitian ... 33

2. Desain Penelitian ... 33

3. Lokasi Penelitian ... 34

B. Populasi Dan Sampel ... 34

1. Populasi ... 34

2. Sampel ... 34

C. Teknik Pengumpulan Data ... 36

D. Instrument Penelitian ... 37

E. Prosedur Penelitian ... 40

F. Teknik Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Visi, Misi Dan Tujuan TK PAUD Nusantara Gowa ... 44

B. Hasil Penelitian ... 45

1. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Sebelum Penggunakan Metode Finger Painting Pada TK PAUD NusantaraKel. Romanglompoa, Kec. Bontomarannu, Gowa. ... 45

2. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Setelah Penggunaan Metode Finger Painting Pada TK PAUD Nusantara Kel. Romanglompoa, Kec. Bontomarannu, Gowa. ... 51

3. Pengaruh Penggunaan Finger Painting Terhadap Peningkatan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun Pada TK PAUD Nusantara Kel. Romanglompoa, Kec. Bontomarannu, Gowa... 57

C. Pembahasan ... 59

(11)

xi

1. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Sebelum Penggunaan Metode Finger Painting Pada TK PAUD Nusantara Kel. Romanglompoa, Kec.

Bontomarannu, Gowa. ... 59

2. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Setelah Penggunakan Metode Finger Painting Pada TK PAUD Nusantara Kel. Romanglompoa, Kec. Bontomarannu, Gowa. ... 64

3. Pengaruh Penggunaan Metode Finger Painting Terhadap Peningkatan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun Pada TK PAUD Nusantara Kel. Romanglomoa, Kec. Bontomarannu, Gowa. ... 68

BAB V PENUTUP ... 71

A. Kesimpulan ... 71

B. Implikasi Penelitian ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73

LAMPIRAN ... 77

DOKUMENTASI ... 90

RIWAYAT HIDUP ... 93

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 34

Tabel 3.2 Intrumen Perkembangan Motorik Halus Anak ... 38

Tabel 3.3 Kategori Presentase Kemampuan Motorik Halus ... 42

Tabel 4.1 Hasil Penilaian Pre-Test Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini Kelas A Di TK PAUD Nusantara Sebelum Melakukan Metode Finger Painting ... 45

Tabel 4.2 Data Hasil Observasi Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini Di Kelas A TK PAUD Nusantara Sebelum Melakukan Metode Finger Painting (Pre-Test) ... 46

Tabel 4.3 Nilai Statistik Pre-Test Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Kelas A Di TK PAUD Nusantara ... 48

Tabel 4.4 Kategorisasi Perkembangan Kemampuan Motorik Halus Anak ... 49

Tabel 4.5 Hasil Penilaian Post-Test Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini Kelas A Di TK PAUD Nusantara Setelah Melakukan Metode Finger Painting ... 50

Tabel 4.6 Data Hasil Observasi Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini Di Kelas A TK PAUD Nusantara Setelah Melakukan Metode Finger Painting (Post-Test) ... 51

Tabel 4.7 Nilai Statistik Post-test Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Kelas A Di TK PAUD Nusantara ... 53

Tabel 4.8 Kategorisasi Perkembangan Kemampuan Motorik Halus Anak ... 54

Tabel 4.9 Uji Normalitas Teknik Kolmogrof Sminov ... 55

Tabel 4.10 Paired Differences Test... 56

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ... 31 Gambar 4.1 Diagram Kategori Presentasi Dari Hasil Pre-test ... 50 Gambar 4.2 Diagram Kategori Presentase Dari Hasil Post-tets ... 56

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ... 78 Lampiran 2 Lembar Observasi Penilaian Perkembangan Motorik Halus

Anak Di TK PAUD Nusantara Kel. Romanglompoa, Kec.

Bontomarannu, Gowa ... 81 Lampiran 3 Data Perkembangan Kemampuan Motorik Halus Anak Di TK

PAUD Nusantara Kel. Romanglompoa, Kec. Bontomarannu, Gowa nilai Pre-Test ... 85 Lampiran 4 Data Perkembangan Kemampuan Motorik Halus Anak Di TK

PAUD Nusantara Kel. Romanglompoa, Kec. Bontomarannu, Gowa nilai Post-Test ... 86 Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) ... 87 Lampiran 6 lembar perhitungan SPSS ... 89

(14)

xiv ABSTRAK Nama : Ayu Hikmah

NIM : 20900119029

Jurusan : Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Judul : Pengaruh Penggunaan Metode Finger Painting Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun Pada TK Paud Nusantara Kel. Romanglompoa, Kec.

Bontomarannu, Gowa.

Penelitian ini bertujuan untuk: a) Untuk mendeskripsikan perkembangan kemanpuan motoric halus anak usia 4-5 tahun sebelum dan setelah belajar menggunakan metode finger painting pada TK PAUD Nusantara Kel.

Romanglompoa, Kec. Bontomarannu, Gowa; b) Untuk mendeskripsikan penggunaan metode Finger Painting berpengaruh signifikan terhadap motorik halus anak usia 4-5 tahun pada TK PAUD Nusantara Kel. Romanglompoa, Kec.

Bontomarannu, Gowa.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Experimental dengan one group pretest-posttest design. Teknik pengambilan sampel dengan digunakan nonprobability sampling. Populasi yang berjumlah 10 orang anak. Sampel yang digunakan berjumlah 10 orang anak di TK PAUD Nusantara yang bertempat tinggal di Kel. Romanglompoa, Kec. Bontomarannu, Gowa. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu berupa pedoman observasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu berupa statistik deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) Peningkatan kemampuan motorik halus sebelum diberikan perlakuan melalui metode finger painting memperoleh nilai tertinggi 35, nilai terendah 25, sedangkan nilai rata-ratanya sebesar 29,2 dan setelah diberikan perlakuan melalui metode finger painting memperoleh nilai tertinggi 72, nilai terendah 58, sedangkan nilai rata-ratanya sebesar 68,1; (b) Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan metode finger painting terhadap peningkatan motorik halus anak usia 4-5 tahun di TK PAUD Nusantara Kel. Romanglompoa, Kec. Bontomarannu, Gowa.

Implikasi penelitian berdasarkan hasil penelitiaan tersebut mengimplikasikan kepada orang tua dan tenaga pendidik agar menyediakan fasilitas sebagai alat untuk membantu anak dalam mengembangkan segala aspek pada setiap proses tumbuh kembangnya terkhusus pada aspek motorik halus.

Kata Kunci: Perkembangan Motorik Halus, Finger Painting, Anak Usia Dini.

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Menurut para ahli pakar Pendidikan anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Oleh karena itu, usia dini dipandang sangat penting sehingga diistilahkan usia emas atau (golden age) pada masa ini juga anak memiliki keinginan atau ingin tahu yang luar biasa. Anak usia dini atau anak pada masa taman kanak-kanak adalah masa di mana individu yang unik dan sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan dan masa ini biasa disebut dengan masa golden age. Pada masa ini anak memahami pertumbuhan dan perkembangannya sangat pesat dan tidak akan terulang kembali di masa yang akan datang.1

Anak usia dini juga merupakan kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Setiap individu mengalami usia dini, hanya saja usia dini tersebut hanya terjadi satu kali dalam fase kehidupan setiap manusia. Sehingga keberadaan usia dini tidak boleh disia-siakan. Usia dini adalah masa yang paling tepat untuk menstimulasi perkembangan setiap individu tersebut.2

Anak merupakan aset berharga bagi keluarganya, lingkungan sekitarnya dan bagi bangsa. Anak juga merupakan generasi penerus bangsa dimasa yang akan datang, dan jika ingin melihat suatu bangsa yang maju di masa yang akan datang maka pendidikan anak usia dini sangat perlu diperhatikan sekarang ini. Oleh karena

1Wiwik Pratiwi, “ Konsep Bermain Pada Anak Usia Dini”, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 5, no. 2 (2017): h. 106-117.

2Mulianah Khaironi, “Perkembangan Anak Usia Dini”, Jurnal Golden Age Hamzanwadi University 3, no. 1 (2018): h. 1-12.

(16)

itu, pembelajaran bagi anak usia dini sangat perlu dilakukan baik dari rumah dan sekolah.3

Anak usia dini merupakan masa yang paling optimal untuk berkembang.

Usia dini merupakan masa yang sangat baik dimana anak akan mudah dicontohkan dan diperkenalkan serta di perhatikan.4 Selain itu, secara naluriah mereka aktif bergerak. Mereka akan menuju kemana saja sesuai dengan minat atau kesenangannya. Dengan aktivitasnya anak memenuhi kebutuhan perkembangan dan belajarnya.

Dalam Al-Qur’an dijelaskan anak adalah hidup di dunia bagi manusia.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al – Kahfi ayat 46.

ُت ٰحِلّٰصلا ُتٰيِقٰبْلا َو ۚاَيْنُّدلا ِةوٰيَحْلا ُةَنْي ِز َن ْوُنَبْلا َو ُلاَمْلَا ًلًَمَا ٌرْيَخ َّو اًبا َوَث َكِ ب َر َدْنِع ٌرْي َخ

Yang artinya : “ harta dan anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kelak lagi soleh adalah lebih baik pahalanya disisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan”. (Q. S. Al -Kahfi ayat 46).

Pendidikan anak usia dini adalah tempat bagi anak usia emas untuk mengembangkan fondasi dasar, karena menurut para ahli psikologi, usia dini hanya datang sekali dan tidak dapat di ulang kembali. Yang sangat menentukan untuk mengembangkan kualitas manusia selanjutnya. Pendidikan anak usia dini juga sangat penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan seluruh potensi anak sehingga terbentuklah perilaku dan kemampuan dasar yang sesuai dengan perkembangan anak tersebut. Sebangai orang tua dan pendidik menyadari

3Muhiyatul huliyah, “ Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini”, Jurnal Pendidikan Guru Raudlatul Athfal 1, no. 1 (2016): h. 60-71.

4Harun Rasyid, dkk. Anak Usia Dini (Jakarta: Erlangga, 2009): h. 153.

(17)

pentingnya hal tersebut dimana Pendidikan TK (taman kanak-kanak) merupakan jembatan antar lingkungan keluarga dengan masyarakat yang lebih luas lain yaitu sekolah dasar dan lingkungan di sekitarnya, maka memberikan layanan pendidikan yang layak sejak dini sangat di perlukan.5 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.6

Pendidikan anak usia dini dapat diterapkan melalui pembelajaran stimulasi atau memberikan kebebasan untuk mengekspor agar anak menemukan pengalaman yang maksimal demi tercapainya optimalisasi tumbuh kembang anak.7 Pendidikan anak usia dini terdapat terminologi pengembangan anak usia dini, yaitu upaya yang dilakukan oleh masyarakat atau pemerintah untuk membantu anak usia dini dalam mengembangkan potensinya secara holistik, baik aspek pendidikan, gizi, maupun kesehatan.8

Menurut Sutini motorik halus adalah kegiatan yang menggunakan otot-otot halus pada jari dan tangan. Motorik halus adalah “ Kemampuan anak untuk mengamati sesuatu dan melakukan gerak yang melibatkan bagian-bagian tubuh

5Febri Nuriani, “Upaya Meningkatkan Kreativitas Melalui Finger Painting Pada Anak Di RA Sunan Averrous Bogoran Bantul” Jurnal Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 8 Tahun Ke-4, 2015) h.I

6Republik Indonesia, “Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS:

Sistem Pendidikan Nasional”, (Jakarta: Sinar Grafika, 2003), h. 2

7Nurhidayat, Ahmad Afiif dan Dahlia Patiung, “Pengaruh Kegiatan Menggunting Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok B TK Dharma Wanita Desa Pao Kec. Tarowang Kab.

Jeneponto”, NANAEKE: Indonesian Journal of Childhood Education 3, no. 2 (2020).

8Imam Musbikin, Buku Pintar PAUD. (Yogyakarta: Laksana, 2010) h. 36

(18)

tertentu, dan otot-otot kecil, memerlukan koordinasi yang cermat serta memerlukan banyak tenaga”.9

Perkembangan motorik halus adalah suatu perkembangan gerak jasmani melalui kegiatan pusat saraf, urat syaraf, dan otot yang koordinasi. Motorik adalah semua gerakan yang kemungkinan di dapat oleh seluruh tubuh, sedangkan perkembangan adalah prosses seorang anak belajar tumbuh terampil menggerakkan tubuhnya.10

Perkembangan motorik halus adalah gerakan menggunakan otot-otot halus yang berkoordinasi dengan otak dalam melakukan suatu kegiatan. Gerakan yang menggunakan otot-otot halus adalah gerakan yang menggunakan sebagian anggota tubuh tertentu, yaitu gerakan tangan atau gerakan jari-jemari. Misalnya, kemampuan memindahkan benda, mencoret-coret menyusun balok, menggunting, menulis, melipat kertas dan sebagainya. Akibat gerakan tangan atau gerakan jari- jemarinya anak dapat rnengambil, meraih dan mencapai apa yang menarik baginya.11

Motorik halus merupakan gerakan yang menggunakan otot-otot halus seperti jari-jari atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih dalam mengembangkan motoric tersebut.

Dalam stimulasi motoric halus dimana diupayakan untuk mengarahkan,

9Ai Sutini “Meningkatkan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini”, Jurnal Cakrawala Dini 4, no.2 (2013): h. 10

10Marliza, “PeningkatanKemampuan Motorik Halus Anak melalui Permainan Melukis dengan Kuas Taman Kanak-Kanak Pasaman Barat”, Jurnal Pesona Paud 1,no. 1 (2018): h. 53

11Syisva Nurwita “Optimalisasi Motorik Halus Anak Usia Dini Melalui Media Kolase Sisik Ikan”, Journal On Early Childhood Education Research (JOECHER) 1, no. 1 (2019): h 16-21

(19)

membimbing dan memberikan kesempatan pada anak untuk menggerakan otot-otot kecil dalam tubuh, serta memberikan kesempatan untuk anak bebas bergerak.12

Dari uraian di atas dapat disimpulkan perkembangan motorik adalah proses seorang anak berkembang sejalan dengan kematangan otot dan saraf serta terampil menggerakkan anggota tubuh dalam pengendalian gerak jasmani melalui kegiatan pusat saraf dan urat saraf. Menurut Sujiono yang dikutip oleh Marliza tujuan pengembangan motorik halus adalah untuk mengembangkan motorik anak, melatih anak gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola. Mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat. Dari pendapat diatas disimpulkan bahwa tujuan dari pengembangan motorik halus adalah mengembangkan kemampuan gerakan tubuh dan koordinasi serta meningkatkan cara hidup sehat.13 Pembelajaran yang ideal adalah pembelajaran yang mampu merangsang kreativitas siswa secara utuh, membuat siswa aktif, mencapai tujuan pembelajaran yang efektif, serta berlangsung dalam kondisi yang nyaman.14

Setelah melakukan observasi awal di bantu dengan data yang di dapat melalui hasil wawancara dengan Ibu Erni dan Ibu Herlina, penulis dapat melihat bahwa pembelajaran di TK PAUD Nusantara belum termasuk ideal. Diketahui ada 10 anak masih kurang berkembangan motorik halusnya, oleh karena itu peneliti memfokuskan untuk meneliti kemampuan motorik halus anak melalui metode Finger Painting. Oleh sebab itu aspek perkembangan motorik halus anak kurang berkembang secara optimal.

12Intan Sundari, Yenni Puspita, Wenny Indah Purnama Eka Sari, “ Pengaruh Bermain Konstruksi (Lego) Terhadap Perkembangan Motoric Halus Anak Usia Dini 4-5 Tahun”, Journal Of Midwifery 11, No. 1 (2023), h. 52-60.

13Marliza, ”Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak melalui Permainan Melukis dengan Kuas Taman Kanak-Kanak Pasaman Barat”, h. 52.

14Nur Aini Dwi Arum, “Pembelajaran yang Ideal”, blokbojonegoro.com, 18 Mei 2022.

https://blokbojonegoro.com/2022/05/18/pembelajaran -yang-ideal/?m=1 (17 Februari 2023).

(20)

Alasan peneliti memilih metode finger painting untuk dijadikan topik dalam penelitian serta sebagai solusi dalam mengatasi permasalahan anak terkait dalam meningkatkan kemampuan motorik halusnya. Finger Painting adalah jenis kegiatan membuat gambar yang dilakukan dengan cara mengoleskan adonan warna (bubur warna) secara langsung dengan jari tangan secara bebas di atas bidang warna, batasan jari di sini adalah semua jari tangan, telapak tangan, sampai pergelangan tangan. Finger Painting adalah teknik melukis secara langsung tanpa menggunakan bantuan alat, anak dapat mengganti kuas dengan jari-jari tangannya secara langsung. Dan anak dengan bebas menuangkan imajinasi yang akan di wujudkannya. Metode Finger Painting ini pada dasarnya mudah dilakukan, alat dan bahannya mudah di temukan, tidak begitu rumit dilakukan, dan tidak ada aturan tertentu dalam penerapannya. Metode finger painting juga dapat melatih anak untuk melenturkan jari jemari dan mengontrol koordinasi mata dan tangan. 15

Perbedaan antara penelitian yang akan digunakan oleh peneliti terdapat pada jenis penelitian, jenis penelitian yang digunakan oleh Kadek. D menggunakan jenis penelitian pra-eksperimental. Sedangkan peneliti menggunakan jenis penelitian quasi eksperimen. Perbedaan selanjutnya terdapat pada lokasi penelitian. Lokasi penelitian Kadek D berada di TK Kumara Stana Desa Munduk, sedangkan lokasi yang dipilih oleh peneliti yaitu TK PAUD Nusantara Gowa. Perbedaan terakhir yaitu dari cara pengambilan sampel. Peneliti menggunakan teknik nonprobability sampling, dan penelitian sebelumnya menggunakan teknik purposive sampling.

Teori pendukung kedua yaitu berdasarkan penelitian oleh Hefni dkk tahun 2022.

Penelitian ini menunjukkan bahwa implikasi yang diperoleh dari permainan finger painting ini menunjukkan hasil yang signifikan terhadap kemampuan motorik halus anak yang ditandai dengan semakin tumbuhnya ketertarikan anak, melatih

15Wilda Amalia dan Farida Mayar, “Perkembangan Motorik Halus Melalui Metode Finger Painting ”, Jurnal Pendidikan Tambusai 5, no. 3 (2021): h. 9158-9162

(21)

keluwesan jari-jari anak, dan sebagainya.16 Perbedaan antara penelitian Hefniy dan penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu pada metode penelitian yang digunakan. Hefniy menggunakan metode penelitian pendekatan kualitatif jenis studi kasus. Sedangkan peneliti menggunakan metode penelitian desain eksperimen dengan jenis quasi experiment.

Teori pendukung terakhir yaitu penelitian oleh Pradana yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh penerapan media pembelajaran finger painting terhadap peningkatan kemampuan motorik halus anak usia dini.17 Perbedaan penelitian terdapat pada metode penelitian yang digunakan. Pradana menggunakan metode penelitian pendekatan kuantitatif dengan tipe pre-experimen, sedangkan peneliti menggunakan metode kuantitatif dengan jenis quasi experiment. Perbedaan berikutnya terdapat pada usia anak yang diteliti. Penelitian oleh Pradana tidak menuliskan secara spesifik usia anak, sedangkan peneliti memfokuskan pada anak usia 4-5 tahun sebagai sampel penelitian.

Kemampuan motorik halus dapat berkembang melalui metode finger painting. Metode finger painting yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bermain yang dapat mengembangkan motorik halus anak. Diketahui terdapat kemampuan motorik halus anak yang masih tergolong rendah pada hal tersebut.

Peneliti akan mengkaji tentang penggunaan Finger Painting (melukis dengan jari) sebagai solusi dalam permasalahan perkembangan motorik halus pada anak. Maka peneliti akan memfokuskan untuk meneliti judul Pengaruh Penggunaan Metode Finger Painting Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia

16Hefniy, Chusnul Muali, Fatiatol Indanis, dan Nur Hidayati, “Management of the Game Finger Painting in Improving Fine Motor Skills In Early Childhood”, Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 6, no. 5 (2022)

17Pascalian Hadi Pradana, “The Effect of Finger Painting Media Implementation on Audio Fine Motor Skills”, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 3, no 2 (2019)

(22)

4-5 Tahun Pada TK PAUD Nusantara Kel. Romanglompoa, Kec.

Bontomarannu, Gowa.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan motorik halus anak usia 4-5 tahun sebelum dan setelah belajar dengan menggunakan metode finger painting pada TK PAUD Nusantara Kel. Romanglompoa, Kec. Bontomarannu, Gowa?

2. Apakah penggunaan metode finger painting berpengaruh signifikan terhadap peningkatan motorik halus anak usia 4-5 tahun pada TK PAUD Nusantara Kel. Romanglomoa, Kec. Bontomarannu, Gowa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsi perkembangan kemampuan motorik halus anak usia 4- 5 tahun sebelum dan setelah belajar dengan menggunakan metode finger painting pada TK PAUD Nusantara Kel. Romanglompoa, Kec.

Bontomarannu, Gowa.

2. Untuk mendeskripsikan penggunaan metode finger painting berpengaruh signifikan terhadap peningkatan motorik halus anak usia 4-5 tahun pada TK PAUD Nusantara Kel. Romanglompoa, Kec. Bontomarannu, Gowa.

(23)

D. Definisi Operasional Variabel dan Ruang Lingkupnya 1. Variabel

a. Variabel bebas / independen (X) : Metode Finger Painting b. Variabel terikat / dependen (Y) : Perkembangan Motorik Halus 2. Ruang Lingkup

a. Metode Finger Painting

Metode finger painting yang dimaksud merupakan salah satu metode menggambar secara sederhana dengan melukis dan mengoleskan cat air pada kertas menggunakan jari jemari atau telapak tangan.

b. Perkembangan Motorik Halus

Perkembangan motorik halus adalah proses seorang anak berkembang sejalan dengan kematangan otot dan syaraf serta terampil dalam melukis dengan menggunakan telapak tangan dan jari jemari.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah khasah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Pendidikan anak usia dini.

2. Manfaat praktis a. Bagi pendidik/guru

Membantu pendidik untuk menentukan metode dan media pembelajaran dalam memberikan stimulasi terhadap pertumbuhan dan perkembangan motorik halus anak.

(24)

b. Bagi anak usia dini

Melatih keterampilan finger painting. Sehingga anak mudah untuk meningkatkan berobagai gerakan dalam bermain yang terkait dalam motorik halus anak.

c. Bagi peneliti dan mahasiswa

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi pondasi awal bagi peneliti yang nantinya akan menjadi tenaga pendidik dalam mengembangkan motorik halus anak.

F. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Berdasarkan penelusuran literatur, peneliti menemukan beberapa kajian yang relevan dengan kajian yang akan dilakukan, yaitu sebagai berikut:

1. Dapat di lihat dari penelitian Kadek.D (2021) “ Pengaruh Permainan Edukatif Finger Painting Terhadap Perkembangan Motorik Anak Usia Prasekolah 4-5 Tahun Di TK Kumara Stana Desa Munduk ” penelitian ini menggunakan metode pra-eksperimental dengan rancangan one group pre test – post test design. Besar sampel dalam penelitian ini 30 responden yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji paired t-test didapatkan nilai dengan taraf signifikan p=0,05 didapatkan (p) adalah 0,000 yang menunjukkan bahwa p<0,05 (0,000 <0,05). Kesimpulan penelitian ini yaitu adanya pengaruh permainan edukatif finger painting terhadap perkembangan motorik halus anak usia prasekolah 4-5 tahun di TK Kumara Stana Desa Munduk”.18 Perbedaannya yaitu terdapat pada jenis penelitian yang digunakan oleh

18Kadek Dwi Sentana Putra. “Pengaruh Permainan Edukatif Finger Painting Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah Di TK Kumara Stana Desa Munduk”, jurnal kesehatan MIDWINERSLION 6, no 1 (2021)

(25)

peneliti dan lokasi penelitian. Persamaannya yaitu pada usia peserta didik yang dijadikan sampel.

2. Penelitian dari Mia andini, dkk (2019) dengan judul “ meningkatkan kreativitas peserta didik dalam melukis melalui teknik finger painting pada pelajaran seni budaya ”. studi dilaksanakan di SD Negeri 066 Halimun Bandung. Subjek yang diamati oleh peneliti terbagi menjadi 2 kelas, yaitu kelas 1A dan kelas 1C. Peneliti melakukan sistem pembanding yakni kelas control dan kelas eksperimen yang bertujuan agar menjadi tolak ukur apakah kreativitas peserta didik mengalami peningkatan setelah diberikan treatment. Dengan metode (pretest-posstest). Dari hasil yang diperoleh pada kelas eksperimen dan kelas control terdapat adanya peningkatan, namun kelas eksperimen dengan menggunakan treatment finger painting meningkat secara relevan daripada kelas control yang tidak diberikan treatment dalam pembelajarannya.19 Perbedaannya yaitu terdapat pada sasaran aspek perkembangan pada peserta didik dan peneliti terdahulu menggunakan kelas control dan kelas eksperimen. Persamaannya yaitu menggunakan treatment finger painting.

3. Penelitian yang dilakukan Tiurlan.M (2018) “ Finger Painting Berpengaruh Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Menggunakan Denver Ii Pada Anak Usia 3-5 Tahun Di Yayasan Puteri Sion Medan ” jenis dan design penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan rancangan penelitian one group pre test – post test design. Populasi penelitian adalah anak usia 3-5 tahun yang merupakan murid di Yayasan Puteri Sion Medan.

Sampel diambil dengan teknik total sampling sebanyak 19 orang anak. Hasil

19Mia Andini, Euis Eka Pramiarsih, Ludi Hermawan. “Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Dalam Melukis Melalui Teknik Finger Painting Pada Pelajaran Seni Budaya”, Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran 17, no 2 (2019)

(26)

penelitian dengan uji statistik t-test menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan motorik halus sebelum dan setelah dilakukan intervensi finger painting yaitu 0,004 dengan tingkat kemaknaan p< 0,05. Kesimpulan penelitian ini yaitu kegiatan finger painting efektif meningkatkan meningkatkan kemampuan motorik halus anak umur 3-5 tahun sebanyak 0,29 kali lebih baik setelah dilakukan intervensi Finger Painting.20 Perbedaannya yaitu pada usia peserta didik yang dijadikan sampel.

Persamaannya yaitu pada jenis dan desain penelitian yang digunakan.

4. Penelitian yang dilakukan Wahyuni, dkk (2018) “The Effect Of Finger Painting Activities On Rougmotor Skills In Children”. Penelitian ini menggunakan metode pra-eksperimental dengan rancangan one group pre test – post test design. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 13 anak prasekolah yang diambil menggunakan teknik observative sampling. Hasil penelitian dengan menggunakan uji wilocoxon test menunjukkan bahwa motorik halus anak mengalami peningkatan yang signifikan dengan skor perbandingan sebelum dan sesudah diberikan kegiatan finger painting yaitu Z (2,9) > Za/2(0,07). Kesimpulan penelitian ini adalah kegiatan finger setelahPerbedaannya yaitu penelitian terdahulu menggunakan metode pra- eksperimental dan sampel dalam penelitiannya. Persamaannya yaitu dengan menggunakan rancangan one group test – post test design.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Lola dkk (2018) “Play Finger Painting In Creative Art Model to Help Smooth Motoric Development and Creativity of Group a in Kindergarten at Aek Lobak Pekan Village” penelitian ini menggunakan metode research dan development. Subjek penelitian ini

20Tiurlan Mariasima Doloksaribu, “Finger Painting Berpengaruh Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Prasekolah Di TK At-Taqwa”, Jurnal Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan 13, no. 1 (2018)

(27)

adalah TK aisyiyah bustanul athfal 3 dan tk madinah yang terdiri dari 49 anak dan menggunakan teknik random sampling dengan instrument pengumpulan data berupa lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan perkembangan motorik halus anak sebesar 32,4%

sedangkan penggunaan metode konvensional peningkatan motorik halus hanya sebesar 26,1%. Kesimpulan penelitian ini yaitu finger painting dalam model seni kreatif lebih efektif meningkatkan perkembangan motorik halus dan kreativitas anak di bandingkan dengan penggunaan model konvensional.21 Perbedaannya yaitu dalam metode penelitian yang digunakan . Persamaannya yaitu sasaran aspek perkembangannya.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Pascalian Hadi Pradana (2019) “ The Effect Of Finger Painting Media Implementation On Audio Finr Motor Skills

rancangan dalam penulis dalam riset ini memakai pendekatan kuantitatif dengan tipe Pre-Experimen, dengan menggunakan model experiment tidak murni (one-shot case study) sebagaimana suatu eksperimen dilakukan tidak ada perbandingan kelompok dan tidak ada pree test. Untuk pengkajian data riset ini, yang menjadi variabel x (variabel bebasnya) yaitu penerapan media Finger Painting, beserta variabel y (variabel terikatnya) yaitu kemampuan motoric halus. Analisis yang digunakan yaitu Chi Kuadrat, dengan taraf signifukan 1%, didapat maka Xtabel = 3,841 nilai Xhitung= 6,12. Dengan demikian nilai Xhitung >Xtabel (6,12> 3, 841) berarti, menolak hipotesis nihil (Ho) beserta hipotesis kerja (Ha) diterima. Sehingga, Ada Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Finger Painting Terhadap Peningkatan

21Lola Wita Harahap, Sri Milfayetty, Rosmala Dewi, “Play Finger Painting in Creative Art Model to Help Smooth Motoric Development and Creativity Of Group a in Kindergarten At Aek Loba Pekan Village” Journal of AISTEEL (2018)

(28)

Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini.22 Perbedaannya yaitu terdapat pada metode penelitian yang digunakan dan peneliti terdahulu tidak menuliskan secara spesifik usia anak. Persamaannya yaitu sasaran aspek perkembangannya peneliti terdahulu juga menggunakan aspek perkembangan motorik halus anak.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Hefni dkk (2022) “Management of the Game Finger Painting in Improving Fine Motor Skills In Early Childhood”.

Metode penelitian yang digunakan adalah melalui pendekatan kualitatif jenis studi kasus, dalam mendapatkan gambaran mengenai permainan finger painting (racikan sabun cuci piring). Hasil penelitian menunjukkan bahwa permainan finger painting berperan penting dalam menstimulasi tumbuh kembang kemampuan motorik anak didik yang dilakukan melalui cara:

planing kegiatan, implementasi finger painting metode asyik, asesmen perkembangan anak. Implikasi yang diperoleh dengan permainan finger painting ini menunjukkan hasil yang signifikan terhadap kemampuan motorik halus anak yang ditandai dengan semakin tumbuhnya ketertarikan anak, melatih keluwesan jari-jari anak, dan sebagainya.23 Perbedaannya yaitu terdapat pada metode penelitian yang digunakan oleh peneliti terdahulu. Persamaannya yaitu sasaran aspek perkembangan anak.

8. Penelitian oleh Floriana Lali Basa dkk (2020) “Finger Painting Learning to Stimulate Motor Development in Early Childhood”. Tujuan penelitian adalah menganalisis perkembangan motorik kasar dan motorik halus pada kegiatan finger painting. Penelitian ini menggunakan metode penelitian

22Pascalian Hadi Pradana, “The Effect of Finger Painting Media Implementation on Audio Fine Motor Skills”, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 3, no 2 (2019)

23Hefniy, Chusnul Muali, Fatiatol Indanis, dan Nur Hidayati, “Management of the Game Finger Painting in Improving Fine Motor Skills In Early Childhood”, Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 6, no. 5 (2022)

(29)

kualitatif. Model pendekatan yang digunakan adalah studi kasus dengan 37 anak TK St. Arnoldus Yanssen dan Aegela yang sumber data penelitiannya adalah kepala TK. Hasil penelitian ini adalah perkembangan motorik kasar dan motorik halus anak di TK cenderung mengarah pada kriteria mulai berkembang. Motorik kasar pada indikator menggunakan tangan kanan dan tangan kiri, sedangkan motorik halus pada indikator ekspresi diri melalui gerakan menggambar.24 Perbedaannya yaitu ada metode penelitian yang digunakan. Persamaannya yaitu terdapat pada penggunaan permainan finger painting dalam menilai perkembangan motorik halus anak.

24Floriana Lali Basa, Joko Sutarto, dan Deni Setiawan, “Finger Painting Learning to Stimulate Motor Development in Early Childhood”, Journal of Primary Education 9, no. 2 (2020)

(30)

16 BAB II KAJIAN TEORI A. Motorik Halus

1. Pengertian Motorik Halus

Motorik adalah terjemahan dari kata “motor” dimana suatu dasar biologi atau mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak. Dengan kata lain, gerak (movement) adalah kulminasi dari suatu tindakan yang didasari oleh proses motorik.

Motorik adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan- gerakan tubuh. Dalam perkembangan motorik terdapat tiga unsur yang menentukan yaitu otot, saraf, dan otak. ketika unsur ini melaksanakan masing-masing perannya secara interaksi positif, artinya unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur lainnya untuk mencapai kondisi motorik yang lebih sempurna keadaannya. Anak dan otaknya mengalami gangguan tampak kurang terampil dalam menggerak-gerakkan tubuhnya.1

Gerakan motorik halus adalah gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh seperti pada tangan yang di lakukan oleh otot-otot kecil, dalam menggunakan jari tangan dan pergelangan tangan yang tepat gerakan maka ini membutuhkan kordinasi mata dan tangan yang cermat bergerak.2

Perkembangan anak usia dini yang paling menonjol pada awal kehidupan anak yaitu perkembangan aspek fisik dan motorik. Perkembangan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.

1Samsudin, Pembelajaran Motorik Di Taman Kanak-Kanak (Jakarta: Pradana Media Group, 2008): h. 10-11.

2Dwi Nomi Pura, Asnawati, “Perkembangan Motoric Halus Anak Usia Dini Melalui Kolase Media Serutan Pensil”, Jurnal Ilmiah Potensia 4, No. 2 (2019): h. 133-140.

(31)

Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis, menggambar, memotong, melempar dan menangkap bola serta memainkan benda- benda atau alat-alat mainan.

Perkembangan motorik halus merupakan kegiatan yang menggunakan otot- otot halus pada jari dan tangan. Gerakan ini merupakan keterampilan bergerak.

Perkembangan motorik berarti “perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi”.

Perkembangan motorik pada anak meliputi motorik kasar dan motorik halus.3 Perkembangan motorik halus masa kanak-kanak awal menurut Roberton dan Halverson yaitu:

a. Usia 2,5-3,5 tahun : meniru sebuah lingkaran, tulisan cakar ayam, dapat makan menggunakan sendok, menyusun beberapa kotak.

b. Usia 3,5-4,5 tahun: Mengancingkan baju, meniru bentuk sederhana, membuat gambar sederhana.

c. Usia 4,5-5,5 tahun: Menggunting, menggambar orang, meniru angka dan huruf sederhana, membuat susunan yang kompleks dengan kotak-kotak.4 Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah indikator yang sesuai untuk meningkatkan motorik halus anak, antara lain: (1) Menggambar sesuai gagasannya, (2) Menirukan berbagai bentuk, (3) Melakukan eksplorasi dengan berbagai media, (4) Menggunakan alat tulis dan makan dengan benar, (5) Menggunting sesuai dengan pola, (6) Menempel gambar dengan tepat, (7) Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara detail.5

3 Moeslichatun, metode pengajaran di Taman Kanak-Kanak (Jakarta: Rineka Cipta, 2004)

4Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan(Jakarta: Kencana, 2011), h. 185

5Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 tahun 2014 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini

(32)

Motorik halus dapat dipengaruhi oleh kegiatan pembelajaran yang diterapkan, salah satu kegiatan pembelajaran yang diterapkan adalah finger painting. Kegiatan pembelajaran finger painting mengembangkan kemampuan motorik halus anak karena anak menggerakkan jari-jarinya untuk melukis di atas kertas. Melalui finger painting anak juga dapat mengetahui macam-macam warna dan anak mampu mencampur warna-warna sesuai dengan keinginan anak . Anak mampu menggunakan benda sesuai dengan fungsinya sesuai dengan butir amatan menggunakan kertas untuk melukis dengan menggunakan jari-jari.6 Kesimpulannya yaitu melalui pembelajaran finger painting, dimana kegiatan finger painting ini berfokus pada penggunaan jari-jari anak. Motorik halul anak dapat terasah melalui kegiatan ini. Jadi pembelajaran finger painting ini tepat untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

2. Tahapan Perkembangan Keterampilan Motorik Halus Anak

Dalam Permendikbud No 137 tahun 2014 menyatakan bahwa standar tingkat pencapaian perkembangan anak usia 4-5 tahun yang diukur sesuai dengan tahapan motorik halus anak yaitu:

a. Dapat membuat garis dengan bentuk vertikal, horizontal, melengkung kiri dan kanan serta lingkaran

b. Menjiplak/meniru bentuk

c. Mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan gerakan yang rumit d. Melakukan gerakan manipulatif untuk menghasilkan suatu bentuk dengan

menggunakan berbagai media

e. Mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media

6Ema Soviana Finger, “Painting Dapat Meningkatkan Perkembangan Motorik Halus Di Kelompok Bermain Ceria Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2014/2015”, Jurnal Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015), h. 4-5.

(33)

f. Mengontrol gerakan tangan yang meggunakan otot halus (menjumput, mengelus, mencolek, mengepal, memelintir, memilin, memeras).7

Adapun tahapan perkembangan motorik halus anak berdasarkan tahapan usianya sebagai berikut:

a. Perkembangan Fisik/motorik usia 0-1 tahun

Transformasi anak dari bayi yang hampir tidak mempunyai kendala atas gerakan kepala, tangan, tungkai dan badan saat lahir menjadi seseorang yang mungkin mengayunkan langkah pertama di usia 1 tahun. Kemajuan yang luar biasa dalam kematangan perkembangan fisik anak. Perkembangan diawali dengan gerak reflek sesaat setelah lahir yang akan berubah menjadi gerakan yang disadari oleh anak.

b. Perkembangan Fisik/Motorik usia 1-3 tahun

Pada usia saat ini perkembangan motorik anak semakin meningkat dari mampu berjalan menjadi anak yang menguasai berbagai keterampilan fisik yang kompleks, seperti melempar, menangkap, berlari, menjaga keseimbangan, dan menendang.

c. Perkembangan Fisik/Motorik usia 4-6 Tahun

Menurut Mudjito ada beberapa karakter perkembangan motorik halus anak, sebagai berikut :

1. Pada saat anak usia 3 tahun, kemampuan gerak halus anak belum berbeda dari kemampuan gerak halus anak bayi.

2. Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik anak secara substansial sudah mengalami kemajuan dan gerakannya sudah lebih cepat, cenderung sempurna.

7Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia No 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.

(34)

3. Pada usia 5 tahun, koordinasi motorik anak sudah lebih sempurna lagi tangan, lengan, dan tubuh bergerak di bawah koordinasi mata.

4. Pada akhir masa kanak-kanak usia 6 tahun, anak mulai belajar bagaimana menggunakan jemari dan pergelangan tangannya untuk menggunakan ujung pensil.8

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motorik Halus

Rumini dan Sundari mengemukakan bahwa faktor-faktor yang memeperceepat dan memperlambat perkembangan motorik halus antara lain :

a. Faktor Genetik

Individu mempunyai beberapa faktor keturunan yang dapat menunjang perkembangan motorik, misalnya otot kuat, syaraf baik, dan kecerdasan yang tinggi sehingga menyebabkan perkembangan motorik individu tersebut menjadi baik dan cepat.

b. Faktor Kesehatan pada Periode Prenatal

Janin yang selama ini dalam kandungan dengan keadaan sehat, tidak keracunan, tidak kekurangan gizi maupun vitamin dapat membantu memperlancar perkembangan motorik anak.

c. Faktor Kesulitan dalam Melahirkan

Faktor kesulitan dalam melahirkan misalnya dalam perjalanan kelahiran dengan menggunakan bantuan alat vacum, sehingga bayi mengalami kerusakan otak dan akan memeperlambat perkembangan motorik bayi.

d. Kesehatan dan Gizi

Kesehatan dan gizi yang baik pada awal kehidupan pasca melahirkan akan mempercepat dan memperbaiki perkembangan motorik bayi secara baik dan tepat.

8Aprilena, Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menggambar Dengan Menggunakan Aneka Warna Krayon (Online) (http://ejournal.undiksha.ac.id, diunduh 20 Desember 2015), 2015

(35)

e. Rangsangan

Adanya rangsangan, stimulai yang tepat serta berkelanjutan, bimbingan dan kemampuan anak untuk menggerakkan semua bagian tubuh akan mempercepat perkembangan motorik bayi.

f. Perlindungan

Perlindungan yang berlebihan sehingga anak tidak ada waktu untuk bergerak, misalnya anak hanya digendong terus, ingin naik tangga tidak boleh, hal ini akan menghambat perkembangan motorik anak.

g. Premature

Kelahiran sebelum masanya disebut premature, biasanya akan memperlambat perkembangan motorik anak.

h. Kelainan

Individu yang mengalami kelainan baik fisik maupun psikiss, sosial, mental biasanya akan mengalami hambatan dalam perkembangannya.

4. Karakteristik Perkembangan Motorik Halus Usia 4-5 Tahun

Pada Anak usia 4-5 tahun adalah anak yang sedang berada pada pertengahan masa usia dini. Anak pada usia ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan usia yang sebelumnya.

Nurani mengatakan bahwa terdapat beberapa karakteristik motorik halus anak usia 4-5 tahun, diantaranya :

a. Adanya peningkatan perkembangan otot yang kecil, koordinasi antara mata dan tangan yang berkembang dengan baik.

b. Peningkatan dalam penguasaan motorik halus, dapat menggunakan palu, pensil, gunting dan lain-lain.

c. Dapat menjiplak gambar geometris.

(36)

d. Memotong pada garis.9

Pada 5 tahun koordinasi motorik halus anak sudah lebih sempurna lagi tangan, lengan, dan tubuh bergerak di bawah koordinasi mata. Anak juga telah mampu membuat dan melaksanakan kegiatan yang lebih baik dan tepat, seperti kegiatan proyek. Kemudian pada akhir masa usia enam tahun anak telah belajar menggunakan jari jemarinya untuk menggerakkan ujung pensil.10

Pada usia 4-6 tahun anak mengalami peningkatan kemampuan kontrol atau jari tangan mengambil benda-benda yang kecil, memotong garis dengan gunting, memegang pensil dengan bantuan orang dewasa, merangkai manik-manik atau meronce.

Motorik halus anak usia 4-5 tahun telah berkembang dengan baik akan tetapi belum begitu sempurna. Koordinasi antara mata dan tangan serta kemampuan kontrol atau jati tangan sudah berkembang dengan baik. Pada kondisi perkembangan yang normal, anak pada usia ini telah mencapai kematangan yang belum begitu sempurna pada perkembangan motorik halusnya. Hal ini dibuktikan pada penguasaan kemampuan anak seperti menjiplak, menggunakan pensil, menggunakan gunting, dan merangkai manik-manik atau meronce.

Menurut Bredekamp dan Copple, perkembangan motorik halus anak usia lima tahun sebagai berikut :

a. Memukul dengan kepala palu, menggunakan gunting dan obeng tanpa bantuan

b. Membangun kerangka balok tiga dimensi, mengerjakan 10-15 buah teka- teki dengan mudah.

9Yuliani Nurani, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta: PT Indeks, 2013), h.

65

10Sumarni, Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini (Jakarta:

Depdiknas, 2005), h. 149

(37)

c. Suka melepas benda-benda dan merangkainya kembali serta melepaskan dan memasangkan baju boneka.

d. Memiliki pemahaman dasar tentang kanan dan kiri.

e. Menyalin berbagai bentuk, mengkombinasikan dua bentuk geometri atau lebih dalam gambar dan kontruksi.

f. Menggambar orang, mencetak huruf secara kasar tetapi kebanyakan dapat dikenal oleh orang dewasa, termasuk konteks atau pemandangan dalam gambar, mencetak nama pertama.

g. Membuka resleting mantel, memasang kancing dengan baik, mengikat tali sepatu dengan bantuan orang dewasa, berpakaian dengan cepat.11

5. Bidang Pengembangan Motorik Halus Anak

Motorik halus adalah keterampilan menggunakan media dengan koordinasi antara mata dan tangan, sehingga gerakan tangan perlu dikembangkan dengan baik agar keterampilan dasar yang meliputi membuat garis horizontal, garis vertikal, garis miring, lengkung, atau lingkaran, dapat terus ditingkatkan.

Bidang pengembangan motorik halus yang bisa digunakan dalam menstimulasi perkembangan motorik halus adalah sebagai berikut :

a. Menggunakan papan kecil, mengikat manik-manik kecil sebuah pola, menuang pasir atau cairan ke dalam bejana kecil

b. Membangun kerangka balok yang kompleks yang meluas secara vertikal, menunjukkan penilaian ruang secara terbatas dan cenderung melanggarnya saat melaluinya.

c. Menyenangi manipulasi benda-benda permainan yang memiliki bagian- bagian halus, suka menggunakaan gunting, mempraktikan suatu aktivitas berkali dan agar dapat menguasainya.

11Ramli, Pendampingan Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Depdiknas, 2005), h.

191-192

(38)

d. Menggambar kombinasi bentuk-bentuk sederhana, menggambar orang paling sedikit empat bagian dan benda-benda yang dikenal.

e. Memasang dan melepas baju tanpa bantuan, menyikat gigi dan menyisir rambut. Menumpahkan air dengan cangkir atau sendok.12

B. Finger Painting

1. Pengertian Finger Painting

Finger Painting atau menggambar dengan jari adalah tekhnik melukis dengan jari tangan secara langsung tanpa menggunakan bantuan alat. Jenis kegiatan ini dilakukan dengan cara mengoleskan adonan warna (bubur warna) menggunakan jari tangan di atas bidang gambar.13

Finger Painting merupakan kegiatan menggambar menggunakan jari yang dilakukan dengan cara mengoleskan adonan warna (bubur warna) dengan jari di atas kertas gambar sehingga menghasilkan suatu hasil karya yang menarik.

Tujuannya yaitu, mengembangkan ekspresi melalui media lukis dengan gerakan tangan, mengembangkan fantasi, imajinasi, dan kreasi, melatih otot-otot tangan/

jari, koordinasi otot, dan mata, melatih kecakapan mengombinasikan warna, memupuk perasaan terhadap gerakan tangan, memupuk perasaan keindahan.14

Finger painting adalah suatu istilah melukis dengan jari. Jenis kegiatan ini merupakan suatu cara berkreasi di bidang datar dengan bubur berwarna atau dengan pewarna sebagai bahan pewarnanya dan jari atau telapak tangan sebagai alatnya”.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa, finger painting

12Siti Aisyah dkk, Perkembangan dan Konsep Dasar Perkembangan Anak Usia Dini (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005), h. 185

13Anies Listyowati dan Sugiyanto, Finger Painting, (Jakarta: Erlangga 2014), h. 2

14Lia Istiana, Nurhenti Dorlina Simatupang, “Pengaruh Permainan Finger Painting Terhadap Kreativitas Anak Usia Dini Kelompok B Di Paud Melati”, Jurnal Program Studi PG- PAUD (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya).

(39)

adalah teknik melukis dengan jari menggunakan berbagai media dan warna dan melatih pengembangan imajinasi, mengasah bakat seni rupa.15

Fingerpaint adalah sejenis cat yang dimaksudkan untuk diterapkan dengan jari-jari; biasanya digunakan oleh anak-anak kecil, meskipun kadang-kadang digunakan oleh orang dewasa mengajarkan seni kepada anak-anak, atau untuk mereka sendiri.16 Finger painting dalam pengembangan kreatifitas bagi anak, adalah penting karena dapat melatih pengembangan imajinasi, memperhalus kemampuan motorik halus, dan mengasah bakat seni, khususnya seni rupa.17

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa finger painting adalah kegiatan melukis secara langsung dengan jari tangan di atas bidang gambar dengan cara menggoreskan adonan warna (bubur warna) secara bebas.

Dalam melakukan finger painting, anak dapat merasakan sensasi pada jari karena kegiatan ini langsung menggunakan jari-jari tangan. Pada dasarnya kegiatan finger painting sangat mudah dan tidak sulit untuk dilakukan oleh anak. Di dalam kegiatan finger painting tidak ada aturan baku yang harus dipelajari. Dalam kegiatan finger painting ini juga yang terpenting dilakukan oleh guru adalah bagaimana memotivasi anak dan menumbuhkan keberanian pada diri anak untuk berani jarinya menyentuhkan cat warna. Kegiatan ini juga melatih motorik halus anak khususnya jari-jari anak agar lebih lentur.

15Dewa Ayu Ketut Gayatri Suciati, Ni Ketut Suarni, Putu Rahayu Ujianti, “Pengaruh Kegiatan Finger Painting Berbasis Teori Lokomosi Terhadap Keterampilan Motorik Halus Anak”,e- Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini4, no. 2 (2016).

16Wikipedia Foundation, “Finger Paint” (diunggah pada 13 Mei 2018)

17Dian Rahmawati Dwi Agustin, Soeprajitno, “Pengaruh Penerapan Teknik Finger Painting Terhadap Kemampuan Menggambar Sederhana Anak Kelompok B”, Jurnal PG PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2015).

(40)

2. Menggambar Dengan Metode Finger Painting

Menggambar adalah media ekspresi seni rupa dwi matra yang paling ekspresif, yang dapat secara langsung digunakan untuk mengungkapkan gagasan serta ide dalam diri seorang anak secara bebas. Kemendiknas mengungkapkan Kemampuan menggambar anak usia 4-5 tahun adalah menggambar yang sudah ada bentuknya atau sudah lengkap bagian- bagiannya namun masih belum proporsional bentuknya.

Finger painting merupakan salah satu teknik menggambar. Secara sederhana finger painting merupakan teknik melukis dengan mengoleskan cat pada kertas basah menggunakan jari jemari atau dengan telapak tangan. Finger painting adalah jenis kegiatan membuat gambar yang dilakukan dengan cara menggoreskan adonan warna (bubur warna) secara langsung dengan jari tangan secara bebas diatas bidang gambar. Batasan jari disini adalah semua jari tangan, telapak tangan sampai pergelangan tangan.

Melukis dengan jari adalah salah satu cara yang mudah untuk menyalurkan dan mengembangkan kreativitas anak dan juga bisa melatih kelenturan jari jemari anak, cara pembuatannya sangat gampang dan bisa dibuat sendiri oleh orang tua di rumah. Finger painting merupakan aktivitas yang dapat menenangkan dan menyenangkan anak. Dengan aktivitas tersebut, anak memindahkan energi-energi kurang baik ke bentuk yang tidak membahayakan.

Upaya meningkatkan motorik halus pada anak dilakukan dengan memberi tugas menggambar dengan menggunakan finger painting. Pemberian tugas menggambar juga harus banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk berani menciptakan sesuatu dari inisiatif sendiri, mendidik anak-anak yang baik adalah dengan memberi kesempatan kepada anak untuk sibuk aktif mengerjakan, membuat dan menciptakan sesuatu atas inisiatif sendiri.

(41)

Kegiatan menggambar dengan metode finger painting untuk menumbuhkan dan meningkatkan kreativitas anak, guru melakukan beberapa hal yaitu:

a. Menciptakan rasa aman kepada anak untuk mengekspresikan kreativitasnya.

b. Mengakui dan menghargai gagasan-gagasan anak.

c. Menjadi pendorong bagi anak untuk mewujudkan dan mengkomunikasikan gagasan-gagasannya.

d. Membantu anak memahami dalam berpikir dan bersikap, dan bukan malah menghukumnya.

e. Memberikan peluang untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasannya.

f. Memberikan informasi mengenai peluang-peluang yang tersedia.18 3. Manfaat Metode Finger Painting

a. Dalam melakukan aktivitas melukis dengan jari, bukan hanya tangan saja yang bergerak tetapi seluruh tubuh. Hal ini sebagai cara untuk melatih keterampilan motorik halus terutama bagi anak-anak.

b. Finger painting sebagai alat membantu anak dan orang dewasa. Alat bantu media ialah media untuk mengekspresikan emosi mereka.

c. Finger painting dapat membantu atau membuat anak dan remaja duduk diam dalam waktu lima menit atau lebih.

d. Apabila anak telah melakukan kegiatan melukis dengan menggunakan media fingerpaint maka tidak akan terlalu hiperaktif. Hal ini disebabkan ada sesuatu hubungan antara tindakan fisik dari menyentuh cat dengan sesuatu di dalam diri mereka.

18Nova Nur Indah Yanti, Sri Setyowati, “Meningkatkan Kreativitas Anak Menggunakan Finger Painting Pada Kelompok A Tk Fatayat II “10 November””, Jurnal PAUD Teratai 3, no. 1 (2014).

(42)

e. Finger painting juga mempunyai kandungan sepiritual, seperti yoga. Selain media lukis, fingerpaint juga melatih kita untuk berkonsentrasi.

f. Finger painting mempunyai potensi untuk spiritual dan kesehatan psikologi.

“Aktivitas yang baik untuk meningkatkan kepercayan diri dan dapat digunakan secara maksimal untuk pengekspresian diri anak”.19

4. Cara Pembuatan Bahan Finger Painting

Menurut Anies Liastyowati dan Sugiyanto ada beberapa tahapan dalam pembuatan Finger Painting. Alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu. Adapun alat yang akan digunakan berupa panci untuk memasak adonan yang akan dibuat.

Wadah adonan yang berfungi untuk menampung adonan yang telah dimasak.

Terakhir, pengaduk adonan agar adonan tidak hangus saat proses memasak.

Sedangkan bahan yang diperlukan adalah tepung kanji, pewarna makanan, air, minyak goreng dan kertas gambar.20

Cara membuat:

a) Masukkan setengah gelas tepung kanji ke dalam panci.

b) Campur tepung kanji dengan 3 gelas air, lalu aduk hingga rata.

c) Masukkan 2 sendok makan minyak goreng, lalu aduk hingga rata.

d) Masak dengan api sedang. Aduk terus adonan selama memasak.

e) Campurkan air dan tepung dalam panci di atas api sedang

f) Aduk sampai menjadi seperti pasta kental dan mulai menarik dari sisi.

g) Tambahkan air dingin ke dalam campuran sampai mencapai konsistensi yang anda inginkan.

19Candra Waisnawati, “Kreativitas Tangan”, Blog Candra Waisnawati.http://melukis- dengantangan.blogspot.com/2014/03/finger-painting-berasal-dari-bahasa.html?m=1 (01 Maret 2014).

20Anies Listyowati, dan Sugiyanto. Finger Painting. Jakarta: Erlangga, 2014

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Tabel 3.1 Desain Penelitian  Pre-test  Treatment  Post-test
Tabel 3.2 Instrumen Perkembangan Motorik Halus Anak
Tabel 4. 2 Data Hasil Observasi Kemampuan Motorik Halus Usia Dini   Kelas A Di Tk Paud Nusantara Sebelum Melakukan Metode
+7

Referensi

Dokumen terkait