BAB III METODE PENELITIAN
F. Teknik Analisis Data
MB Mulai Berkembang : Bila anak mampu melakukan 2 kegiatan.
BSH Berkembang Sesuai Dengan Harapan : Bila anak mampu melakukan 4 kegiatan.
BSB Berkembang Sangat Baik : Bila anak melakukan 6 kegiatan.
inferensial dalam analisis data adalah untuk menguji hipotesis dan rumusan masalah kedua.11
1. Teknik analisis deskriptif
Menurut sugiyono dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah di ajukan.12
a. Rentang data (Range)
Rentang data (Range) dapat diketahui dengan jalan mengurangi data yang terbesar dengan data terkecil yang ada dalam kelompok itu. Rumusnya adalah:
J = š(ššš„)ā š(min) Keterangan:
J : Daerah Jangkauan
X(max) : Data Terbesar Dalam Kelompok X(min) : Data Terkecil Dalam Kelompok
11Sulaiman Saat dan Sitti Mania, Pengantar Metodologi Penelitian Panduan Bagi Peneliti Pemula, h. 127.
12Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h. 215.
b. Standar Deviasi
S = āā (Xi āXĢ )2 š ā š
Keterangan:
S : Standar Deviasi Xi : Nilai Tiap Data x : Rata - Rata n : Jumlah Sampel
c. Varian
S2 = ā(X - XĢ )2 n ā 1 Keterangan:
S : Varians
š1 : Nilai Tiap Data x : Rata - Rata
n : Jumlah Responden
2. Analisis Statistik Inferensial
Statistik inferensial atahu sering juga disebut sebagai statistik induktif atahu statistik probabilitas adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.13 Maka dari itu dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu adalah sebagai berikut :
13Sugiyono, P. D. (2021). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
a. Uji normalitas salah satu tujuan dilakukan uji normalitas terhadap rangkaian data adalah untuk mengetahui apakah populasi data terdistribusi normal dengan menggunakan metode kolmogorof- smirnov.
b. Hipotesis statistik
Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
š»0: š1 = 0, artinya penggunaan metode finger painting tidak berpengaruh signitifikan terhadap peningkatan motorik halus anak usia 4-5 tahun pada TK PAUD Nusantara Kel. Romanglompoa, Kec, Bontomarannu, Gowa.
š»1: š1 ā 0, artinya penggunaan metode finger painting berpengaruh signitifikan terhadap peningkatan motorik halus anak usia 4-5 tahun pada TK PAUD Nusantara Kel. Romanglompoa, Kec, Bontomarannu, Gowa.
44 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Visi, Misi Dan Tujuan TK PAUD Nusantara Gowa
1 Visi
Membentuk anak yang cerdas, baik dan terampil, berakhlak mulia, shaleh/shalehah sehingga terwujud anak yang kreatif, mandiri dan berkerakter.
2 Misi
Untuk mencapai visi diatas, TK PAUD Nusantara Gowa mempunyai misi sebagai berikut:
a. Melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif dan inovasi
b. Mendidik anak secara optimal sesuai dengan kemampuan anak.
c. Menyiapkan anak didik kejanjang pendidikan dasar dengan
ketercapaian kompetensi dasar sesuai tahapan perkembangan anak.
3 Tujuan
Berdasarkan visi misi tersebut, tujuan yang ingin dicapai TK PAUD Nusantara Gowa adalah:
a. Mengembangkan kurikulum dan perangkat pembelajaran yang inovatif.
b. Mendidik anak agar menjadi generasi yang berkualitas, berguna bagi agama dan bangsa.
c. Meningkatkan profesionalisme Lembaga Pendidikan dalam mengelola Pendidikan yang menyenangkan dan berpotensi serta berkualitas.
d. Mengembangkan kreatifitas keterampilan anak didik untuk mengekspresikan diri dalam berkarya.
B. Hasil Penelitian
1. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Sebelum Penggunakan Metode Finger Painting Pada TK PAUD Nusantara Kel.
Romanglompoa, Kec. Bontomarannu, Gowa.
Hasil penelitian pada kelas eksperimen sebelum melakukan metode Finger Painting pada kelompok A di TK PAUD Nusantara Kel. Romanglompoa, Kec.
Bontomarannu, Gowa. Pada penelitian ini, sebelum melakukan metode Finger Painting belum meningkat dengan baik. Hasil data yang di peroleh adalah hasil observasi ketika anak sedang beraktivitas baik saat belajar maupun bermain.
Peningkatan kemampuan motorik halus tersebut dapat di ketahui setelah melakukan observasi dengan menggunakan instrumen penilaian perkembangan pada anak.
Hasil observasi perkembangan motorik halus anak yang diisi berupa instrument penilaian perkembangan yang terdiri atas skala BB (Belum Berkembang), MB (Mulai Berkembang), BSH (Berkembang Sesuai Harapan), BSB (Berkembang Sangat Baik), terdiri atas 18 butir kriteria pengamatan dari 6 indikator capaian yang diamati. Pemberian pre-test ini dilakukan pada kelas eksperimen sebanyak 10 orang, yang terdiri dari 6 laki-laki dan 4 perempuan. Berikut nilai Pre- test peningkatan motorik halus anak sebelum melakukan metode finger painting yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Pre-Test Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini Kelas A Di TK PAUD Nusantara Sebelum
Melakukan Metode Finger Painting No Nama Anak Nilai Pre-Test
1 Af 25
2 Ad 31
3 Ah 25
4 Az 31
5 Fn 35
6 Fz 25
7 Ns 31
8 Rn 32
9 Rl 32
10 Rh 25
Jumlah 292
Table hasil penilaian pre-test peningkatan motorik halus pada anak usai dini kelas A di TK PAUD Nusantara, menunjukkan hasil nilai dari hasil observasi di Kel. Romanglompoa, Kec. Bontomarannu, Gowa. Sebelum diberikan perlakuan kepada anak melalui penggunaan metode Finger Painting dengan menggunakan instrumen penelitian peningkatan perkembangan motorik halus anak.
Tabel 4. 2 Data Hasil Observasi Kemampuan Motorik Halus Usia Dini Kelas A Di Tk Paud Nusantara Sebelum Melakukan Metode
Finger Painting (Pre-Test).
Kelas Perkembangan Motorik Halus Anak Kelas A Rendah Tinggi Rata-Rata Standar
Deviasi Pre-test
Metode Finger Painting
25 35 29,2 3,794
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa perkembangan motorik halus pada anak usia dini kelas A di TK PAUD Nusntara Kel. Romanglompoa, Kec.
Bontomarannu, Gowa. sebelum diberikan perlakuan melalui metode finger painting dimana nilai tertinggi adalah 35 dan nilai terendah adalah 25, sedangkan untuk nilai rata-ratanya sebesar 29,2 dengan standar deviasi 3,794 menunjukkan dimana standar deviasi lebih kecil dari rata-rata sehingga dapat di katakana bahwa data bersifat homogen (sama) dengan rata-rata kemampuan motorik halus anak memiliki tingkat penyimpangan yang rendah.
Pada proses observasi, peneliti melakukan pengamatan terkait perkembangan peningkatan motorik halus anak usia 4-5 tahun dengan menggunakan pedoman observasi yang telah disusun sebelumnya ( perolehan nilai pre-test setiap anak dapat dilihat secara rinci melalui tabel pada lampiran 3 halaman 86).
Hasil penilaian pre-test 10 anak untuk indikator capaian yang telah diukur pada perolehan data pre-test menunjukkan nilai sebelum diberikan perlakuan berupa metode finger painting pada masing-masing indikator menunjukkan presentase tertinggi yang diperoleh anak adalah 49% dan presentase terendah adalah 35%. Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa kemampuan motorik halus anak masih kurang dan perlu ditingkatkan lagi. Peneliti memilih untuk melakukan suatu metode yang dapat menstimulus perkembangan motorik halus anak yaitu metode finger painting yang diharapkan dapat memberi pengaruh ataupun dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak.
Berikut ini analisis deskriptif pada peningkatan perkembangan motorik halus anak usia dini kelas A di TK PAUD Nusantara sebelum di berikan perlakuan berupa metode Finger Painting.
a. Menghitung rentangan atau daerah jangkauan (Range) J = Xmax-Xmin
J = 35-25 J = 10
b. Rata-Rata Hitung (Mean) šĢ = āXi
n
= 25+31+25+31+35+25+31+32+32+25 10
= 292
10
= 29,2
Tabel 4.3 Nilai Statistik Pre-Test peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Kelas A di TK PAUD Nusantara
No Nilai (Xi) Rata-rata (š Ģ ) (Xi - š Ģ ) (Xi - š Ģ )2
1 25 29,2 4,2 17,64
2 31 29,2 1,8 3,24
3 25 29,2 4,2 17,64
4 31 29,2 1,8 3,24
5 35 29,2 5,8 33,64
6 25 29,2 4,2 17,64
7 31 29,2 1,8 3,24
8 32 29,2 2,8 7,84
9 32 29,2 2,8 7,84
10 25 29,2 4,2 17,64
Jumlah 292 - 33,6 129,6
c. Standar Deviasi
S = āā(Xi āXĢ )2 š ā š
= ā129,6
10-1
= ā129,6
9
= ā14,4
= 3,794
= 4 d. Varians
S2 = ā(X - XĢ )2 nā1
= 129,6
10-1
= 129,6
9
= 3,794 e. Kategorisasi
Berdasarkan data hasil pre-test peningkatan perkembangan motorik halus pada anak usia dini Usia 4-5 Tahun di TK PAUD Nusantara Kel. Romang Lompoa Kec. Bontomarannu Gowa. Diperoleh nilai terendah 25, nilai tertinggi 35, nilai rata- rata 29,2 dan standar deviasi 3,794. Data pre-test peningkatan perkembangan motorik halus pada anak usia dini usia 4-5 Tahun di TK PAUD Nusantara, dapat diketahui dengan mengkategorikan skor tiap anak. Adapun interval pre-test peningkatan perkembangan motorik halus digolongkan ke dalam 3 (tiga) kategori, dengan penghitungan sebagai berikut:
Rendah : x < (µ ̶ 1,0 (Ļ)) x < 29,2 ̶ 1,0 (4)) x < 29,2 ̶ 4 x < 25,2
x < 25 (dibulatkan)
Sedang : (µ ̶ 1,0 (Ļ)) < x <(µ + 1,0 (Ļ)) 29,2 ̶ 1,0 (4)) < x < 29,2 + 1,0 (4)) 29,2 ̶ 4) < x < 29,2 + 4
25,2 < x < 33,2
25 < x < 32 (dibulatkan) Tinggi : x > (µ + 1,0 (Ļ))
x > 29,2 + 1,0 (4)) x > 29,2 + 4
x > 33,2
x > 32 (dibulatkan)
Tabel 4.4 Kategorisasi Persentase (Pre-Test) Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini Kelas A di TK PAUD Nusantara.
Batas kategori Interval fi Kategori Persentase x < (µ ̶ 1,0 (Ļ)) X < 25 4 Rendah 40 % (µ ̶ 1,0 (Ļ)) < x < (µ + 1,0 (Ļ)) 25< x < 32 5 Sedang 50 % x > (µ + 1,0 (Ļ)) X > 32 1 Tinggi 10 %
Jumlah - 10 - 100%
Gambar 4. 1 Diagram Kategori Persentase Dari Hasil Pre-test
Berdasarkan pada gambar di atas, dapat dibuktikan dan dilihat bahwa kemampuan motorik halus pada anak usia 4-5 tahun kelas A di TK PAUD Nusantara Kel. Romanglompoa, Kec. Bontomarannu, Gowa. Sebelum diberikan perlakuan berupa penggunaan metode finger painting terdapat 40% bagi anak yang berada pada kategori rendah yang berjumlah 4 orang anak, 50% bagi anak yang
rendah 40%
sedang 50%
tinggi 10%
rendah sedang tinggi
berada pada kategori sedang yang berjumlah 5 orang anak dan 10% bagi anak yang berada pada kategori tinggi yang berjumlah 1 orang anak.
2. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Setelah Penggunaan Metode Finger Painting Pada TK PAUD Nusantara Kel. Romanglompoa, Kec.
Bontomarannu, Gowa.
Hasil penelitian pada kelas ekperimen setelah melakukan Metode Finger Painting Pada TK PAUD Nusantara Kel. Romanglompoa, Kec. Bontomarannu, Gowa. Hasil observasi peningkatan perkembangan motorik halus anak yang diberikan berupa penggunaan metode finger painting mengalami perubahan dan peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengamatan peneliti dengan menggunakan instrument penelitian yang terdiri dari 18 butir kriteria dari 6 indikator yang diamati berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 tahun 2014. Hasil penelitian pada anak terdiri dari empat skala penilaian yaitu, BB (Belum Berkembang) 1 skor, MB (Mulai Berkembang) 2 skor, BSH (Berkembang Sesui Harapan) 3 skor, dan BSB (Berkembang Sangat Baik) 4 skor.
Hasil post-test pada observasi dan pengamatan tersebut setelah melakukan metode Finger Painting anak usia dini kelas A di TK PAUD Nusantara Kel.
Romanglompoa, Kec. Bontomarannu, Gowa. Berikut nilai Post-test peningkatan motorik halus anak setelah melakukan metode Finger Painting yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Post-Test Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini Kelas A Di TK PAUD Nusantara Setelah
Melakukan Metode Finger Painting No Nama Anak Nilai Post-Test
1 Af 72
2 Ad 72
3 Ah 60
4 Az 58
5 Fn 72
6 Fz 72
7 Ns 72
8 Rn 72
9 Rl 59
10 Rh 72
Jumlah 681
Table hasil penilaian post-test peningkatan motorik halus pada anak usai dini kelas A di TK PAUD Nusantara, menunjukkan hasil nilai dari hasil observasi di Kel. Romanglompoa, Kec. Bontomarannu, Gowa. Sebelum diberikan perlakuan kepada anak melalui penggunaan metode Finger Painting dengan menggunakan instrumen penelitian peningkatan perkembangan motorik halus anak.
Tabel 4. 6 Data Hasil Observasi Kemampuan Motorik Halus Usia Dini Kelas A Di Tk Paud Nusantara Setelah Melakukan Metode
Finger Painting (Post-Test).
Kelas Perkembangan Motorik Halus Anak Kelas A
Rendah Tinggi Rata-Rata Standar Deviasi Post-test
Metode Finger Painting
58 72 68,1 6,298
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa perkembangan motorik halus pada anak usia dini kelas A di TK PAUD Nusntara Kel. Romanglompoa, Kec.
Bontomarannu, Gowa. sebelum diberikan perlakuan melalui metode finger painting dimana nilai tertinggi adalah 72 dan nilai terendah adalah 58 , sedangkan untuk nilai rata-ratanya sebesar 68,1 dengan standar deviasi 6,298 menunjukkan dimana standar deviasi lebih kecil dari rata-rata sehingga dapat di katakana bahwa data bersifat homogen (sama) dengan rata-rata kemampuan motorik halus anak memiliki tingkat penyimpangan yang rendah.
Pada proses observasi, peneliti melakukan pengamatan terkait perkembangan peningkatan motorik halus anak usia 4-5 tahun dengan menggunakan pedoman observasi yang telah disusun sebelumnya ( perolehan nilai post-test setiap anak dapat dilihat secara rinci melalui tabel pada lampiran 4 halaman 87).
Hasil penilaian post-test 10 anak untuk indikator capaian yang telah diukur pada perolehan data post-test menunjukkan nilai setelah diberikan perlakuan berupa metode Finger Painting pada masing-masing indikator menunjukkan presentase tertinggi yang diperoleh anak adalah 100% dan presentase terendah adalah 81%.
Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa kemampuan motorik halus anak mengalami peningkatan kearah yang lebih baik setelah diberi perlakuan berupa metode Finger Painting.
Berikut ini analisis deskriptif pada peningkatan perkembangan motorik halus anak usia dini kelas A di TK PAUD Nusantara setelah di berikan perlakuan berupa metode Finger Painting.
a. Menghitung rentangan atau daerah jangkauan (Range) J = Xmax-Xmin
J = 72-58
J = 14
b. Rata-Rata Hitung (Mean) šĢ = āXi
n
= 72+72+60+58+72+72+72+72+59+72 10
= 681
10
= 68,1
Tabel 4. 7 Nilai Statistik Post-test Perkembangan Motorik Halus Anak Kelas A di TK PAUD Nusantara
No Nilai (Xi) Rata-rata (š Ģ ) (Xi - š Ģ ) (Xi - š Ģ )2
1 72 68,1 3,9 15,21
2 72 68,1 3,9 15,21
3 60 68,1 8,1 65,61
4 58 68,1 10,1 102,1
5 72 68,1 3,9 15,21
6 72 68,1 3,9 15,21
7 72 68,1 3,9 15,21
8 72 68,1 3,9 15,21
9 59 68,1 9,1 82,81
10 72 68,1 3,9 15,21
Jumlah 946 - 54,6 356,99
c. Standar Deviasi
S = āā(Xi āXĢ )2 š ā š
= ā356,99
10-1
= ā356,99
9
= ā39,665
= 6,298
= 6 d. Varians
S2 = ā(X - XĢ )2 nā1
= 356,99
10-1
= 356,99
9
= 6,298
e. Kategorisasi
Berdasarkan data hasil post-test perkembangan motorik halus pada anak usia dini Usia 4-5 Tahun di TK PAUD Nusantara Kel. Romang Lompoa Kec.
Bontomarannu Gowa. Diperoleh nilai terendah 58, nilai tertinggi 72, nilai rata- rata 68,1 dan standar deviasi 6,298. Data post-test perkembangan motorik halus pada anak usia dini usia 4-5 Tahun di TK PAUD Nusantara, dapat diketahui dengan mengkategorikan skor tiap anak. Adapun interval post-test perkembangan motorik halus digolongkan ke dalam 3 (tiga) kategori, dengan penghitungan sebagai berikut:
Rendah : x < (µ ̶ 1,0 (Ļ)) x < 68,1 ̶ 1,0 (4)) x < 68,1 ̶ 4 x < 64,1
x < 64 (dibulatkan)
Sedang : (µ ̶ 1,0 (Ļ)) < x <(µ + 1,0 (Ļ)) 68,1 ̶ 1,0 (4)) < x < 68,1 ̶ + 1,0 (4)) 68,1 ̶ 4) < x < 68,1+ 4
64,1< x < 72,1
64 < x < 72 (dibulatkan)
Tinggi : x > (µ + 1,0 (Ļ)) x > 68,1 + 1,0 (4)) x > 68,1 + 4
x > 72,1
x > 72 (dibulatkan)
Tabel 4.8 Kategorisasi Persentase (Post-test) Perkembangan Motorik Halus Anak Kelas A di TK PAUD Nusantara
Batas kategori Interval fi Kategori Persentase x < (µ ̶ 1,0 (Ļ)) X < 64 1 Rendah 10 % (µ ̶ 1,0 (Ļ)) < x < (µ + 1,0 (Ļ)) 64< x < 72 2 Sedang 20 % x > (µ + 1,0 (Ļ)) X >72 7 Tinggi 70 %
Jumlah - 10 - 100%
Gambar 4.2Diagram Kategori Persentase Dari Hasil Post-test
Berdasarkan pada gambar di atas, dapat dibuktikan dan dilihat bahwa kemampuan motorik halus pada anak usia 4-5 tahun kelas A di TK PAUD Nusantara Kel. Romanglompoa, Kec. Bontomarannu, Gowa. Setelah diberikan perlakuan berupa penggunaan metode finger painting terdapat 10% bagi anak yang berada pada kategori rendah yang berjumlah 1 orang anak, 20% bagi anak yang
10%
20%
70%
CHART TITLE
rendah sedang tinggi
berada pada kategori sedang yang berjumlah 2 orang anak dan 70% bagi anak yang berada pada kategori tinggi yang berjumlah 7 orang anak.
3. Pengaruh Penggunaan Finger Painting Terhadap Peningkatan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun Pada TK PAUD Nusantara Kel.
Romanglompoa, Kec. Bontomarannu, Gowa.
Sebelum melakukan uji hipotesis perlu di uji prasyarat terlebih dahulu.
Adapun uji prasyarat pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data yang digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan oleh penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Data berdistribusi normal apabila sig > a = 0,05 dan begitu pun sebaliknya dan data dikatakan tidak berdistribusi normal apabila sig < 0,05. Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS 22.
Berdasarkan analisis uji prasyarat yang diperoleh, maka kesimpulan hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4. 9 Uji Normalitas Teknik Kolmogrof Sminov Tests Of Normality
Kelas Kolmogorov-Smirnov Statistic Df Sig
Hasil Pre Test 0.282 10 0.023
Post Test 0.432 10 0.0001
Sumber: Olah data SPSS (22)
Hasil uji normalitas pada pre-test diketahui nilai Kolmogrof-Sminov signifikan sebesar 0,023 dengan menggunakan taraf signifikan 0,05. Nilai signifikan yang diperoleh tersebut lebih besar dari ( 0,023 > 0,05). Kemudian hasil uji normalitas pada post-test di ketahui nilai Kolmogrof-Sminov signifikan sebesar
0,0001 dengan menggunakan taraf signifikan 0,05. Nilai signifikan yang diperoleh lebih besar dari ( 0.0001 < 0,05). Sehingga dapat disimpulakan bahwa seluruh variabel berdistribusi normal.
2. Uji Hipotesis
Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa data pada penelitian ini berdistribusi normal dan bersifat homogen. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dengan tujuan untuk melihat pengaruh yang signifikan variabel pengaruh penggunaan metode finger painting dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak usai 4-5 tahun di TK PAUD Nusantara Gowa. Adapun tabel hasil uji hipotesis yaitu:
Tabel 4. 10 Paired Differences Test
Pre Test -
t df Sig. (2 tailed) mean Std
deviat on
Std.
Error Mean
Pair 1 Post Test
38,900 7,520 2,378 16,359 9 0.0001
Sumber: Olah data SPSS (22)
Berdasarkan data yang diperoleh dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 22 diperoleh data pretest sebesar 29,20 dan nilai posttest sebesar 68,10, sehingga mengalami peningkatan sebesar 38.90. Pada nilai sig.(2-tailed) sebesar
0,0001 < 0,05 maka Ho di tolak dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan setelah menggunakan metode finger painting.
C. Pembahasan
1. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Sebelum Penggunaan Metode Finger Painting Pada TK PAUD Nusantara Kel.
Romanglompoa, Kec. Bontomarannu, Gowa.
a. Membuat garis vertikal, horizontal, lengkung kiri/kanan, miring kiri/kanan dan lingkaran.
Mayoritas anak usia 4-5 tahun telah menunjukkan kemampuan yang baik dalam membuat garis vertikal sebelum pembelajaran finger painting. Mereka dapat menggambar garis vertikal dengan cukup lurus dan konsisten, walaupun beberapa anak masih mengalami kesulitan dalam menjaga ketepatan dan kestabilan garis.
Kemampuan untuk membuat garis horizontal juga sudah cukup berkembang pada anak usia 4-5 tahun sebelum pembelajaran finger painting. Mayoritas anak dapat menggambar garis horizontal dengan lebih baik daripada garis vertikal, meskipun beberapa anak masih memerlukan latihan tambahan untuk menghadapinya.
Sebelum pembelajaran finger painting, sebagian besar anak usia 4-5 tahun telah menunjukkan perkembangan yang baik dalam membuat lengkung kiri/kanan.
Hal ini sesuai dalam pernyataan pada Permendikbud No 137 tahun 2014 bahwa tahapan perkembangan motorik halus anak pada usia 4-5 tahun dikatakan meningkat salah satunya apabila mereka mampu membuat garis dengan bentuk vertikal, horizontal, melengkung kiri dan kanan serta lingkaran.1 Mereka mampu menggambar lengkungan dengan kelancaran dan mengikuti pola lengkung yang sudah ditentukan. Namun, ada beberapa anak yang masih perlu bimbingan lebih
1Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia No 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
lanjut untuk mencapai ketepatan dalam menggambar lengkung. Kemampuan untuk membuat garis miring kiri/kanan juga sudah ada pada mayoritas anak usia 4-5 tahun sebelum pembelajaran finger painting. Mereka dapat menggambar garis miring dengan arah yang benar, tetapi beberapa anak mengalami kesulitan dalam menjaga kemiringan garis yang konsisten.
Mayoritas anak usia 4-5 tahun telah menunjukkan perkembangan yang baik dalam membuat lingkaran sebelum pembelajaran finger painting. Mereka dapat menggambar lingkaran dengan lebih baik daripada indikator lainnya, meskipun beberapa anak masih menghadapi tantangan dalam menggambar lingkaran yang beraturan.
b. Menjiplak bentuk
Sebelum pembelajaran finger painting, sebagian besar anak telah menunjukkan minat dalam menjiplak bentuk sederhana seperti garis, lingkaran, segitiga, dan persegi. Namun, kemampuan mereka dalam menjiplak bentuk-bentuk ini masih terbatas dan cenderung kasar. Sebagian besar anak usia 4-5 tahun masih mengalami kesulitan dalam menjiplak bentuk-bentuk yang lebih kompleks seperti bentuk hewan, manusia, atau objek lainnya. Proses menjiplak bentuk yang lebih
kompleks memerlukan koordinasi mata-tangan dan kontrol gerakan jari yang lebih baik, yang belum sepenuhnya berkembang pada usia ini.2
Sebelum pembelajaran finger painting, sebagian besar anak cenderung mengalami kesulitan dalam mencapai presisi dan proporsi yang tepat saat menjiplak bentuk. Beberapa anak mengalami kendala dalam mengikuti garis yang sudah ada dan mempertahankan ukuran dan bentuk yang benar.
c. Mengkordinasikan mata dan tangan untuk melakukan gerakan yang rumit Sebelum pembelajaran finger painting, sebagian besar anak telah menunjukkan minat dalam menggambar garis-garis dan bentuk sederhana seperti lingkaran atau segitiga. Namun, kemampuan mereka dalam mengkordinasikan mata dan tangan untuk membuat garis yang presisi dan bentuk yang lebih kompleks masih terbatas.
Anak-anak usia 4-5 tahun cenderung mengalami kesulitan dalam menggambar gambar dengan detail, seperti menggambar wajah manusia, binatang, atau objek rumah tangga. Proses menggambar dengan detail memerlukan koordinasi mata dan tangan yang lebih baik serta kontrol gerakan yang lebih halus.3
Sebelum pembelajaran finger painting, beberapa anak telah mengenal alat tulis seperti pensil atau crayon, tetapi kemampuan mereka dalam menggunakannya dengan presisi masih dalam tahap awal. Beberapa anak mengalami kesulitan dalam mengontrol gerakan pensil atau crayon untuk menghasilkan garis atau gambar yang diinginkan.
2Winda Cahyani Daulay dan Nurmaniah, āPengaruh Kegiatan Menganyam Terhadap Keterampilan Motorik Halus Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Al-Ihsan Medan T.A 2018/2019ā, Jurnal Usia Dini 5 no. 2 (2019).
3Atun, Rusmayadi, Evarastina, dan Mattemmu, āMeningkatkan Motorik Halus Melalui Menghias Roti Tawar dengan Berbagai Topping di TK PKK Takeranklating Lamongan Jawa Timurā, Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Pembelajaran 3 no. 1 (2021).
d. Melakukan gerakan manipulatif untuk menghasilkan suatu bentuk dengan menggunakan berbagai media
Sebelum pembelajaran finger painting, beberapa anak telah mengenal dan menggunakan alat gambar sederhana seperti pensil atau crayon. Namun, kemampuan mereka dalam menghasilkan bentuk dan gambar dengan media tersebut masih terbatas dan cenderung kasar.
Beberapa anak telah diperkenalkan dengan berbagai bahan daur ulang atau bahan lain untuk menggambar atau membuat bentuk, tetapi kemampuan mereka dalam menggunakan berbagai media ini masih dalam tahap awal. Beberapa anak mengalami kesulitan dalam mengontrol gerakan tangan untuk menghasilkan bentuk yang diinginkan dengan media-media tersebut.
Anak-anak usia 4-5 tahun cenderung mengalami kesulitan dalam menggabungkan berbagai media untuk menciptakan karya seni yang lebih kompleks. Proses ini memerlukan koordinasi mata dan tangan yang lebih baik serta keterampilan manipulatif yang lebih halus.4
e. Mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media.
Setelah mengikuti pembelajaran finger painting, anak-anak pada kelompok eksperimen menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kemampuan menggunakan berbagai alat gambar seperti pensil, crayon, kuas, atau spatula, dan berbagai media seperti cat air, cat minyak, dan pastel. Mereka lebih terampil dalam mengatur gerakan tangan dan jari untuk menghasilkan efek yang berbeda pada kanvas atau media yang digunakan.5
4Risbon Sianturi, Sima Mulyadi dan Winda Febrianti Millenia, āProses Ini Memerlukan Koordinasi Mata Dan Tangan Yang Lebih Baik Serta Keterampilan Manipulatif Yang Lebih Halusā
Jurnal Pendidikan dan Konseling 4 no. 4 (2022).
5Dewi Rohaini, āUpaya Meningkatkan Kemampuan Fisik Motorik Halus Dan Seni (Mewarnai Gambar)Melalui Metode Demonstrasipada Anak Kelompokb Di Tk Pkk Rinjani