PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENELITIAN
MANFAAT PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA
LANDASAN TEORI
Pengertian bongkar muat menurut Gianto dkk dalam buku “Seaport Operations” adalah sebagai berikut: Bongkar muat adalah pekerjaan membongkar barang dari geladak atau palka kapal dan menempatkannya di dermaga atau di gudang. Kegiatan bongkar muat adalah kegiatan pergerakan barang dengan alat transportasi darat, dan untuk melakukan kegiatan pemindahan muatan tersebut diperlukan peralatan atau perangkat yang memadai dalam cara atau prosedur pelayanan. Sudjatmiko dalam buku Pokok-pokok Pelayaran Niaga, bongkar muat adalah pemindahan muatan dari dan ke atas kapal untuk dikumpulkan atau diangkut langsung ke tempat pemilik barang melalui dermaga pelabuhan dengan menggunakan alat bongkar muat yang saling melengkapi. perlengkapannya, baik di dermaga maupun di pelabuhan, di atas kapal itu sendiri.
Bongkar muat adalah pekerjaan membongkar barang dari kapal ke dermaga/tongkang/truk atau memuat barang dari dermaga/tongkang/truk ke atas kapal sampai ditumpuk di palka kapal dengan menggunakan ship crane atau shore crane atau pemuatan lainnya. dan peralatan bongkar. Kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan dari dan ke kapal pada dasarnya merupakan salah satu mata rantai dalam mata rantai kegiatan transportasi melalui laut. Dari pengertian bongkar muat barang di pelabuhan diatas, dapat diketahui bahwa bongkar muat barang pada dasarnya adalah suatu kegiatan pemindahan barang baik dari kapal pengangkut ke dermaga atau ke tongkang atau sebaliknya dari dermaga atau tongkang ke pelabuhan. dek kapal pengangkut.
Dengan menggunakan spreader maka kecepatan bongkar muat akan meningkat, sehingga spreader beam dapat mengangkat dua jaring lambung sekaligus. Melaksanakan pengelolaan kegiatan bongkar muat, penumpukan barang di gudang atau lapangan, serta kegiatan penerimaan dan penyerahan barang. Perlindungan terhadap anak buah kapal dan pekerja berkaitan dengan keselamatan jiwa anak buah kapal dan pekerja, bahwa selama anak buah kapal dan pekerja melakukan aktivitasnya selalu terlindungi dari segala bentuk risiko yang mungkin atau mungkin timbul sebagai akibat dari tindakan tersebut. hasil operasi bongkar muat.
Yakni menciptakan proses kegiatan bongkar muat yang efisien dan efektif dalam penggunaan waktu dan biaya. Penumpukan jenis muatan dalam jumlah besar untuk suatu ruang tunggu pada suatu pelabuhan tertentu, atau terjadinya ketidakrataan muatan pada setiap ruang palka untuk suatu pelabuhan tujuan tertentu. Akibatnya terjadi waktu bongkar muat yang lama di ruang tunggu (hold) yang disebut jam berjalan. Akibatnya waktu bongkar muat menjadi terhambat, serta kemungkinan rusaknya beban penyekat pada saat bongkar muat.
Dalam kegiatan bongkar muat, ada beberapa posisi yang dipegang seseorang pada saat melakukan kegiatan bongkar muat. Bertanggung jawab atas bongkar muat barang di kapal sampai pekerjaan selesai atau sampai kapal berangkat. Adalah surveyor yang melakukan pemantauan (mencatat, memeriksa kondisi) barang yang sedang dimuat dan dibongkar dari atau ke kapal untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam kegiatan bongkar muat.
Adalah petugas yang khusus mengawasi pemuatan dan pembongkaran barang berbahaya dari atau ke kapal. Merupakan petugas perlengkapan yang berjaga di ruang perlengkapan untuk mengoperasikan bongkar muat kapal.
KERANGKA PENELITIAN
METODE PENELITIAN
- JENIS PENELITIAN
- LOKASI PENELITIAN
- JENIS DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
- PEMILIHAN INFORMAN
- TEKNIK ANALISIS DATA
- PROSEDUR PENELITIAN
Penulis akan melaksanakan penelitian pada saat penulis akan melaksanakan Praktek Maritim (PRALA) selama 12 bulan terhitung sejak tanggal penandatanganan. Data primer yaitu pendekatan penelitian dengan cara mengumpulkan data dari responden secara langsung oleh peneliti. Data sekunder merupakan pendekatan penelitian yang menggunakan data yang ada untuk dianalisis dan diinterpretasikan sesuai dengan tujuan peneliti.
Data yang ada dapat berupa kajian sejarah atau data kepustakaan yang ada. Kuesioner data sekunder merupakan data yang peneliti dapat/kumpulkan dari semua sumber yang ada dalam artian merupakan tangan kedua peneliti. Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Badan Statistik Negara yang biasa disingkat (BPS), buku BST, laporan dll.
Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan orang yang diwawancarai (interviewee) yang menjawab pertanyaan dan juga dapat saling bertukar informasi. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mengetahui permasalahan yang lebih terbuka, dimana pihak-pihak yang diajak wawancara dimintai pendapatnya, tentang pengalamannya sebagai Kapten, Ketua I, Perwira II, Ketua III, Bosun dan Abk lainnya. Penulis akan mengumpulkan data yang akan diperoleh melalui dokumentasi (video, foto atau rekaman) selama bekerja sehari-hari pada saat kapal sedang berlayar atau bekerja sehari-hari pada saat kapal berada di pelabuhan dengan melakukan pemeriksaan alat pelindung diri.
Data yang dikumpulkan penulis dengan menggunakan teknik dokumentasi seringkali merupakan data sekunder, sedangkan data yang dikumpulkan melalui teknik observasi dan wawancara biasanya merupakan data primer atau data yang diperoleh langsung dari pihak pertama. Dalam investigasi ini, penulis atau informan adalah subjek seorang kru yang sehari-harinya menangani masalah keamanan. Secara umum ditetapkan adanya satuan, yaitu bagian terkecil yang terdapat pada data yang mempunyai arti bila dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian.
Rancangan penelitian ini meliputi pengumpulan data, pembahasan data dan penarikan kesimpulan yang kemudian dirinci dalam karya ilmiah terapan ini. Pada bagian ini mempertanyakan tahap penelitian yang akan memberikan gambaran mengenai keseluruhan perencanaan, pelaksanaan pengumpulan data, analisis data, hingga hasil laporan karya ilmiah terapan. Penulis menganalisis data sehingga diperoleh pembahasan permasalahan, kemudian dapat diambil kesimpulan dari pembahasan permasalahan tersebut dan penulis dapat memberikan saran-saran yang diperlukan.