• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Permainan Edukasi Matematika terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa

N/A
N/A
Tika Agustiani

Academic year: 2025

Membagikan "Pengaruh Permainan Edukasi Matematika terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Penggunaan Permainan Edukasi Matematika terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

Pembelajaran Matematika memiliki filosofi dasar sebagai sarana untuk membentuk pola pikir yang logis, sistematis, kritis, dan kreatif. Melalui Matematika, siswa belajar memahami konsep-konsep abstrak dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah secara rasional.

Pembelajaran ini tidak hanya berfokus pada angka atau rumus, tetapi juga melatih cara berpikir yang terstruktur dan terarah. Oleh karena itu, Matematika menjadi fondasi penting dalam membentuk kecerdasan intelektual siswa.

Sejalan dengan hal tersebut, urgensi Matematika dalam pendidikan terletak pada fungsinya sebagai dasar dari berbagai disiplin ilmu dan bidang kehidupan. Banyak aspek dalam kehidupan sehari-hari yang tidak terlepas dari penerapan konsep matematis, seperti dalam kegiatan ekonomi, pengambilan keputusan, serta pengembangan teknologi. Jika siswa tidak memiliki pemahaman yang memadai tentang Matematika, maka mereka akan kesulitan untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus bergerak maju. Dengan demikian, pembelajaran Matematika perlu diberikan secara konsisten dan berkesinambungan.

Lebih dari itu, Matematika juga memiliki peran penting dalam meningkatkan daya ingat siswa. Aktivitas seperti menghafal rumus, mengingat langkah-langkah penyelesaian soal, serta memahami pola-pola logika dapat melatih kerja memori jangka pendek maupun jangka panjang.

Proses latihan yang dilakukan secara berulang akan memperkuat koneksi otak, sehingga siswa lebih mudah menyerap dan menyimpan informasi. Akibatnya, kemampuan daya ingat mereka akan meningkat dan memberikan dampak positif pada proses pembelajaran secara keseluruhan.

Selain meningkatkan daya ingat, penguasaan Matematika yang baik juga dapat mendorong peningkatan prestasi belajar siswa. Ketika siswa mampu menyelesaikan soal-soal Matematika dengan benar, mereka akan merasa lebih percaya diri dan termotivasi untuk belajar

(2)

lebih giat. Keberhasilan dalam Matematika sering kali menjadi tolok ukur kemampuan berpikir logis, yang pada akhirnya memengaruhi persepsi guru dan lingkungan terhadap kemampuan akademik siswa secara umum. Hal ini menunjukkan bahwa Matematika memiliki kontribusi besar dalam pencapaian prestasi akademik.

Agar proses pembelajaran Matematika berjalan dengan efektif, peran guru sangatlah penting dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan bermakna. Guru perlu menyampaikan materi Matematika dengan pendekatan yang kontekstual dan relevan dengan kehidupan siswa, agar siswa mampu melihat manfaat nyata dari pembelajaran tersebut. Selain itu, guru juga perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi, mengeksplorasi, serta menyampaikan gagasan mereka dalam menyelesaikan masalah. Dengan pendekatan tersebut, minat dan rasa percaya diri siswa terhadap Matematika akan tumbuh secara alami.

Akhirnya, pembelajaran Matematika perlu diintegrasikan secara holistik dalam kurikulum pendidikan. Matematika tidak hanya menjadi sarana untuk mengasah kemampuan kognitif, tetapi juga sebagai media pembentukan karakter, seperti ketekunan, tanggung jawab, dan ketelitian. Dalam konteks abad ke-21, Matematika harus mendorong siswa untuk berpikir kritis, bekerja sama dalam kelompok, serta mengkomunikasikan pemikirannya secara efektif. Dengan integrasi tersebut, Matematika dapat memberikan kontribusi yang lebih luas dalam menyiapkan generasi yang unggul, tangguh, dan siap menghadapi tantangan global.

Pembelajaran Matematika di sekolah sering kali menghadapi berbagai tantangan yang kompleks. Salah satu permasalahan utama adalah anggapan bahwa Matematika merupakan mata pelajaran yang sulit dan menakutkan. Banyak siswa merasa cemas dan terbebani ketika berhadapan dengan soal-soal Matematika, bahkan sebelum mereka mencoba memahaminya. Persepsi negatif ini sering kali terbentuk sejak dini, sehingga mempengaruhi minat dan motivasi siswa untuk belajar Matematika dengan sungguh-sungguh.

Selanjutnya, metode pembelajaran yang kurang bervariasi turut memperburuk situasi.

Guru cenderung menggunakan pendekatan yang bersifat satu arah dan berfokus pada hafalan rumus serta prosedur tanpa memperhatikan pemahaman konsep. Pendekatan seperti ini membuat siswa hanya mengandalkan ingatan jangka pendek tanpa benar-benar mengerti makna di balik

(3)

setiap langkah penyelesaian. Akibatnya, ketika menghadapi soal yang berbeda bentuk, siswa kesulitan untuk menerapkannya secara fleksibel.

Selain itu, kurangnya keterkaitan antara materi Matematika dengan kehidupan sehari-hari juga menjadi hambatan dalam proses pembelajaran. Banyak siswa tidak memahami manfaat praktis dari konsep-konsep yang mereka pelajari, sehingga mereka merasa pembelajaran Matematika tidak relevan dengan kebutuhan mereka. Ketidakhadiran konteks dalam pembelajaran menyebabkan siswa kehilangan rasa ingin tahu dan enggan untuk mengeksplorasi lebih jauh.

Di sisi lain, keterbatasan sumber daya belajar juga berkontribusi terhadap rendahnya efektivitas pembelajaran Matematika. Buku ajar yang tidak kontekstual, kurangnya alat peraga, serta minimnya akses terhadap teknologi pembelajaran membuat proses belajar menjadi monoton dan kurang interaktif. Kondisi ini terutama dirasakan oleh sekolah-sekolah di daerah terpencil yang belum mendapatkan dukungan fasilitas yang memadai.

Permasalahan lainnya terletak pada kurangnya pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru Matematika. Masih banyak guru yang belum sepenuhnya menguasai strategi pembelajaran inovatif yang sesuai dengan karakteristik siswa abad ke-21. Ketika guru tidak mampu menyesuaikan metode mengajarnya dengan kebutuhan siswa yang beragam, maka pembelajaran menjadi kurang bermakna dan hasil belajar pun tidak optimal. Oleh karena itu, peningkatan kompetensi guru perlu menjadi perhatian serius dalam upaya memperbaiki kualitas pembelajaran Matematika.

Dengan mempertimbangkan berbagai permasalahan tersebut, diperlukan upaya terpadu dari berbagai pihak untuk mengatasi problematika pembelajaran Matematika. Pemerintah, sekolah, guru, dan orang tua perlu bekerja sama menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, menyenangkan, dan bermakna bagi siswa. Pendekatan kontekstual, penggunaan media yang menarik, serta pembelajaran yang menekankan pemahaman konsep akan membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir logis secara lebih mendalam. Dengan demikian, Matematika tidak lagi menjadi momok, melainkan menjadi sarana untuk membentuk generasi yang cerdas dan solutif.

(4)

Peningkatan daya ingat dan prestasi siswa dalam pembelajaran Matematika dapat dimulai dengan penguatan pemahaman konsep dasar. Guru perlu memastikan bahwa siswa benar-benar memahami konsep sebelum melanjutkan ke materi yang lebih kompleks. Pemahaman yang kuat terhadap konsep akan memudahkan siswa dalam mengingat dan mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam berbagai situasi. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran yang menekankan makna daripada sekadar menghafal rumus perlu diutamakan.

Selain itu, penerapan metode pembelajaran yang bervariasi dan menarik juga dapat meningkatkan keterlibatan siswa. Metode seperti permainan edukatif, pembelajaran berbasis proyek, serta penggunaan alat peraga visual mampu merangsang daya ingat siswa secara alami.

Ketika siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar, informasi yang diterima akan lebih mudah tersimpan dalam memori jangka panjang. Dengan cara ini, pembelajaran Matematika akan terasa lebih menyenangkan dan tidak membebani.

Sebagai pelengkap metode pengajaran, integrasi teknologi dalam pembelajaran Matematika juga memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan daya ingat dan prestasi.

Penggunaan aplikasi interaktif, video pembelajaran, dan platform digital memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri dan berulang kali. Teknologi memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengulang materi sesuai kebutuhan, sehingga proses penguatan memori dapat berjalan lebih optimal dan fleksibel.

Di samping penggunaan media dan metode yang tepat, penting pula bagi guru untuk memberikan latihan soal secara konsisten dan bervariasi. Latihan yang berjenjang akan membantu siswa menginternalisasi pola-pola pemecahan masalah dan meningkatkan kecepatan berpikir.

Selain itu, pengulangan secara terstruktur mampu memperkuat koneksi antar konsep dalam otak siswa. Dengan latihan yang rutin, siswa akan terbiasa menghadapi berbagai bentuk soal dan meningkatkan ketanggapan dalam menjawab pertanyaan.

Lebih lanjut, pemberian umpan balik yang konstruktif dari guru dapat memperkuat proses belajar siswa. Guru perlu memberikan penjelasan atas kesalahan yang dilakukan siswa, sekaligus memberikan dorongan agar mereka terus mencoba. Umpan balik yang positif akan meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri siswa, yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan daya

(5)

ingat dan prestasi belajar mereka. Pendekatan yang memanusiakan siswa akan menciptakan suasana belajar yang mendukung dan penuh semangat.

Dengan menggabungkan semua strategi tersebut, pembelajaran Matematika akan menjadi lebih efektif dan berorientasi pada pengembangan kemampuan kognitif siswa secara menyeluruh.

Keterlibatan guru, dukungan sekolah, serta kerja sama dengan orang tua menjadi faktor penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Ketika siswa merasa didukung dari berbagai sisi, mereka akan lebih percaya diri dalam belajar dan mampu mencapai prestasi yang lebih tinggi. Maka, peningkatan daya ingat dan prestasi belajar bukan lagi menjadi tantangan, melainkan hasil dari proses pendidikan yang berkualitas dan terpadu.

Berikut adalah enam penelitian relevan dalam lima tahun terakhir yang terakreditasi SINTA, terkait dengan pengaruh penggunaan permainan edukasi Matematika terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa kelas IV:

Ardila, A., Prasasti, P. A. T., & Watie, R. H. (2024). Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV Sekolah Dasar dengan Game Interaktif QuizWhizzer. Journal Innovation in Education, 2(4), 230–235.

Auliyah, A. D., & Kusaeri, K. (2023). Mengungkap Efektivitas Permainan Matematika Instruksional dalam Meningkatkan Motivasi Intrinsik dan Prestasi Belajar Siswa. ELIPS: Jurnal Pendidikan Matematika, 5(2).

Maharani, A., Sudiana, R., & Rahayu, I. (2023). Studi Literatur: Evaluasi Dampak Game Edukasi pada Prestasi Belajar Matematika. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 8(3).

Ernamasari, N. D., Riyadi, R., & Wahyuningsih, S. (2024). Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika melalui Model Pembelajaran Team Games Tournament Siswa Kelas IV SD.

Didaktika Dwija Indria, 12(6).

Richardo, E. Y., & Kholifah, S. (2023). Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematika dan Minat Belajar melalui Game Edukasi Wordwall. Journal of Educational Review and Research.

Fitria, M. M. (2020). Pengaruh Permainan Edukatif Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas IV MIN 15 HSU. Skripsi. Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin.

(6)

b. Fokus dan Sub Fokus

Fokus penelitian ini adalah pengaruh penggunaan permainan edukasi Matematika terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa kelas IV. Sedangkan subfokus penelitian ini adalah :

1. Perencanaan pengaruh penggunaan permainan edukasi Matematika terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa kelas IV

2. Pelaksanaan pengaruh penggunaan permainan edukasi Matematika terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa kelas IV

3. Efektifitas pengaruh penggunaan permainan edukasi Matematika terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa kelas IV

c. Rumusan Masalah

 Bagaimana Perencanaan pengaruh penggunaan permainan edukasi Matematika terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa kelas IV?

 Bagaimana Pelaksanaan pengaruh penggunaan permainan edukasi Matematika terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa kelas IV?

 Bagaimana Efektifitas pengaruh penggunaan permainan edukasi Matematika terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa kelas IV?

d. Tujuan Penelitian

o Untuk menganalisis dan mendeskripsikan Perencanaan pengaruh penggunaan permainan edukasi Matematika terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa kelas IV o Untuk menganalisis dan mendeskripsikan Pelaksanaan pengaruh penggunaan

permainan edukasi Matematika terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa kelas IV o Untuk menganalisis dan mendeskripsikan Efektifitas pengaruh penggunaan permainan

edukasi Matematika terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa kelas IV e. Manfaat Penelitian

a. Bagi siswa: peningkatan pemahaman, kemampuan berfikir kritis, motivasi dan hasil belajar

b. Bagi guru: alternatif metode pembelajaran yang efektif, membantu guru menyampaikan materi yang lebih menyenangkan, meningkatkan keterlibatan siswa secara interaktif

c. Bagi sekolah: meningkatkan kualitas pembelajaran matematika, bukti nyata inovasi pembelajaran

(7)

BAB II Tinjauan Pustaka a. Teori Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan dorongan yang berasal dari dalam diri individu maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan belajar guna mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks pendidikan, motivasi belajar memiliki peran penting sebagai penggerak utama yang menentukan intensitas, arah, dan ketekunan siswa dalam proses pembelajaran. Tanpa motivasi yang kuat, peserta didik cenderung kurang bersemangat dalam menerima dan mengolah informasi yang diberikan oleh guru.

Motivasi belajar dibedakan menjadi dua jenis, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik berasal dari dalam diri individu, seperti rasa ingin tahu, minat terhadap suatu mata pelajaran, atau keinginan untuk mengembangkan diri. Sementara itu, motivasi ekstrinsik bersumber dari luar diri, seperti dorongan untuk mendapatkan nilai tinggi, pujian dari guru, atau hadiah dari orang tua. Kedua jenis motivasi ini saling melengkapi dan dapat digunakan secara bersamaan untuk mendukung keberhasilan belajar siswa.

Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana motivasi belajar terbentuk dan berpengaruh terhadap perilaku belajar. Salah satu teori yang paling dikenal adalah Teori Hierarki Kebutuhan dari Abraham Maslow, yang menyatakan bahwa seseorang akan terdorong untuk belajar apabila kebutuhan dasarnya telah terpenuhi, mulai dari kebutuhan fisiologis hingga aktualisasi diri. Selain itu, Teori Penguatan dari B.F. Skinner menekankan pentingnya pemberian reward dan punishment dalam memperkuat perilaku belajar. Teori lainnya adalah Teori Kognitif, yang menekankan peran pikiran, keyakinan, dan harapan individu dalam memotivasi diri untuk belajar. Dalam teori ini, konsep self-efficacy atau keyakinan diri menjadi kunci penting dalam membangun motivasi yang kuat. Teori Humanistik, seperti yang dikemukakan oleh Carl Rogers, juga memberikan kontribusi penting dengan menekankan bahwa motivasi belajar muncul secara alami jika lingkungan belajar mendukung dan menghargai kebutuhan emosional siswa.

(8)

Motivasi belajar tidak terbentuk secara tiba-tiba, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor internal meliputi minat, bakat, kondisi fisik, dan kesiapan psikologis siswa.

Sementara itu, faktor eksternal mencakup lingkungan belajar, cara mengajar guru, dukungan dari orang tua, serta hubungan sosial dengan teman sebaya. Guru sebagai fasilitator pembelajaran memiliki peran strategis dalam membangkitkan dan mempertahankan motivasi belajar siswa melalui pendekatan yang sesuai dengan karakter dan kebutuhan peserta didik.

Untuk meningkatkan motivasi belajar, pendidik dapat menerapkan berbagai strategi.

Beberapa di antaranya adalah menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan, menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan menarik, memberikan umpan balik yang membangun, serta mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata. Dengan motivasi belajar yang tinggi, siswa akan lebih termotivasi untuk mencapai prestasi akademik yang optimal dan mengembangkan potensi diri secara maksimal.

2. Jenis-jenis Motivasi Belajar

Motivasi intrinsik: dorongan yang berasal dari dalam diri individu, seperti rasa ingin tahu, minat, atau kepuasan pribadi.

o Contoh: Siswa belajar karena ingin mengetahui lebih banyak tentang suatu topik.

Motivasi ekstrinsik: dorongan yang berasal dari luar individu, seperti hadiah, nilai, atau pujian.

o Contoh: Siswa belajar untuk mendapatkan nilai tinggi atau penghargaan dari guru.

3. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Mendorong timbulnya perilaku belajar.

Mengatur dan mengarahkan kegiatan belajar menuju tujuan.

Menentukan ketekunan dalam menghadapi kesulitan belajar.

Meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

4. Teori-teori Motivasi Belajar

Teori Hierarki Kebutuhan Maslow

o Menjelaskan bahwa individu termotivasi untuk memenuhi kebutuhan dari yang paling dasar hingga yang tertinggi (aktualisasi diri).

Teori Penguatan (Behavioristik – B.F. Skinner)

(9)

o Menyatakan bahwa perilaku belajar dapat diperkuat dengan pemberian reward dan punishment.

Teori Kognitif

o Menganggap motivasi sebagai hasil proses berpikir, tujuan, dan harapan individu.

o Tokoh: Albert Bandura (teori self-efficacy)

Teori Humanistik

o Menekankan pentingnya peran kebutuhan emosional dan psikologis dalam motivasi belajar.

o Tokoh: Carl Rogers

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Faktor internal: minat, bakat, kondisi fisik dan psikologis.

Faktor eksternal: lingkungan belajar, metode mengajar, dukungan sosial (keluarga, guru, teman).

6. Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar

Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.

Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi.

Memberikan penghargaan dan umpan balik yang positif.

Menumbuhkan rasa percaya diri dan tanggung jawab siswa.

Mengaitkan materi dengan kehidupan nyata.

1. Konsep Prestasi Belajar Matematika

2. Permainan Edukasi dalam Pembelajaran Matematika 3. Penelitian Terkait

(10)

BAB III

III. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

o Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 2. Subjek Penelitian

o Siswa kelas IV SD tempat penelitian 3. Lokasi dan Waktu Penelitian

4. Variabel Penelitian

o Variabel bebas: penggunaan permainan edukasi matematika

o Variabel terikat: motivasi dan prestasi belajar matematika 5. Instrumen Penelitian

o Observasi motivasi siswa

o Tes prestasi belajar matematika

o Kuesioner motivasi belajar 6. Prosedur Penelitian

o Siklus I: perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi

o Siklus II (jika diperlukan)

IV. Hasil dan Pembahasan 1. Deskripsi Pelaksanaan PTK

o Kegiatan selama siklus I dan II 2. Analisis Data Motivasi Belajar 3. Analisis Data Prestasi Belajar

4. Pembahasan Pengaruh Permainan Edukasi terhadap Motivasi dan Prestasi

V. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan

o Dampak penggunaan permainan edukasi terhadap motivasi belajar

o Dampak penggunaan permainan edukasi terhadap prestasi belajar 2. Saran

o Untuk guru: penggunaan media permainan edukasi sebagai metode pembelajaran

o Untuk sekolah: dukungan dalam penyediaan media pembelajaran

o Untuk peneliti selanjutnya: pengembangan metode lain atau pada tingkat kelas yang berbeda

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis jadi dapat disimpulkan bahwa: ada pengaruh dari motivasi belajar terhadap peningkatan prestasi belajar matematika dengan sumbangan sebesar 27,8% sedangkan

iv.. 2) Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara motivasi berprestasi tinggi dengan motivasi berprestasi rendah terhadap prestasi belajar Matematika siswa kelas I SMP Negeri 4

Arif Hidayat: Pengaruh Karakteristik Gender dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VI SD Negeri di Kabupaten Pekalongan. Yogyakarta:

Untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Negeri Pucangan 03 Kartasura tahun ajaran 2010/2011..

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar matematika (2) Untuk mengetahui pengaruh tingkat kecerdasan terhadap prestasi

Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar siswa pada matematikaB. terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas IV, V, dan VI

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kognitif dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar matematika. Penelitian

Hasil penelitian secara empiris mengenai hubungan dan pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar metematika yang dilakukan terhadap siswa-siswa di kelas IX SMP