PENGARUH METODE PEMBELAJARAN
COOPERATIVE LEARNING JIGSAW
DAN KONVENSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS I
(Studi Kasus di SMP Negeri 4 Sukoharjo)
TESIS
Diajukan Kepada
Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Magister Manajemen Pendidikan
Oleh
Indiyah Murniningsih
N I M : Q 100030086
Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan Konsentrasi : Manajemen Sekolah
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2005
NOTA PEMBIMBING
Dr. YETTI SARJONO, MSi. Drs. BUDI SUTRISNO, M.Pd.
Dosen Program Magister Manajemen Pendidikan Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Nota Dinas
Hal: Tesis Saudari Indiyah Murniningsih
Kepada Yth.
Direktur Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Assalamu’alaikum wr. wb.
Setelah membaca, meneliti, mengoreksi dan mengadakan perbaikan seperlunya terhadap Tesis saudara:
N a m a : Indiyah Murniningsih N I M : Q 100030086
Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan Konsentrasi : Manajemen Sekolah
Judul : Pengaruh Metode Pembelajaran Cooperative Learning
Jigsaw dan Konvensional Terhadap Prestasi Belajar
Matematika Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Siswa Kelas I (Studi Kasus di SMP Negeri 4 Sukoharjo)
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
N a m a : INDIYAH MURNININGSIH
N I M : Q 100030086
Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan Konsentrasi : Manajemen Sekolah
Judul : Pengaruh Metode Pembelajaran Cooperative Learning
Jigsaw dan Konvensional Terhadap Prestasi Belajar
Matematika Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Siswa Kelas I (Studi Kasus di SMP Negeri 4 Sukoharjo)
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya serahkan ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dan ringkasan-ringkasan yang semuanya telah saya jelaskan sumbernya. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan tesis ini hasil jiplakan, maka gelar dan ijazah yang diberikan oleh universitas batal saya terima.
Surakarta, Juli 2005
Yang membuat pernyataan,
INDIYAH MURNININGSIH
ABSTRAK
INDIYAH MURNININGSIH. Pengaruh Metode Pembelajaran Cooperative
Learning Jigsaw dan Konvensional Terhadap Prestasi Belajar Matematika
Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Siswa Kelas I (Studi Kasus di SMP Negeri 4 Sukoharjo). Tesis. Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2005.
Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara metode Cooperative Learning Jigsaw dan Konvensional terhadap prestasi belajar
Matematika siswa kelas I SMP Negeri 4 Sukoharjo. 2) Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara motivasi berprestasi tinggi dengan motivasi berprestasi rendah terhadap prestasi belajar Matematika siswa kelas I SMP Negeri 4 Sukoharjo. 3) Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar matematika menurut interaksi antara penggunaan metode pembelajaran dengan motivasi berprestasi siswa kelas I SMP Negeri 4 Sukoharjo.
Sesuai dengan tujuan penelitian tersebut, metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitafif deskriptif. Populasi adalah siswa kelas I SMP Negeri 4 Sukoharjo tahun pelajaran 2004/2005. Sampel penelitian sebagian siswa kelas I SMP Negeri 4 Sukoharjo diambil dengan teknik purposive random sampling. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner untuk menggali angket motivasi berprestasi dan teknik tes untuk mengetahui prestasi belajar matematika.
Hasil penelitian menunjukkan: 1) Ada perbedaan pengaruh antara metode
Cooperative Learning Jigsaw dan Konvensional terhadap prestasi belajar
Matematika siswa kelas I SMP Negeri 4 Sukoharjo. Nilai FoA yang diperoleh yaitu
24,266 berada di atas batas signifikansi, atas dasar taraf signifikansi 5% (3,96) atau diperoleh koefisien signifikan 0,000 < 0,05. Ini dibuktikan dengan Mean dari metode Cooperative Learning Jigsaw sebesar 23,73, sedangkan Mean dari metode konvensional sebesar 20,23. 2) Ada perbedaan pengaruh antara motivasi berprestasi tinggi dengan motivasi berprestasi rendah terhadap prestasi belajar Matematika siswa kelas I SMP Negeri 4 Sukoharjo. Nilai FoB yang diperoleh yaitu
14,534 berada di atas batas signifikansi, atas dasar taraf signifikansi 5% (3,96) atau diperoleh koefisien signifikan 0,000 < 0,05. Ini diketahui dengan Mean motivasi berprestasi tinggi sebesar 23,26, sedangkan Mean motivasi berprestasi rendah sebesar 20,55. 3) Ada perbedaan prestasi belajar matematika akibat interaksi antara penggunaan metode pembelajaran dengan motivasi berprestasi siswa kelas I SMP Negeri 4 Sukoharjo. Nilai FoAB yang diperoleh yaitu 5,717
berada di atas batas signifikansi, atas dasar taraf signifikansi 5% (3,96) atau diperoleh koefisien signifikan 0,019 < 0,05.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini guna memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Magister Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan tesis ini, namun berkat bantuan dan berbagai pihak akhirnya
kesulitan yang timbul dapat diatasi. Untuk itu, atas segala bentuk bantuan, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dr. Yetti Sarjono, MSi., selaku dosen pembimbing I yang telah memberi ijin dan pengarahan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
2. Drs. Budi Sutrisno, M.Pd., pembimbing II yang telah pula memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga memperlancar penyusunan tesis ini. 3. Dra. Muharti, selaku kepala SMP Negeri 4 Sukoharjo yang telah memberikan
ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
4. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
Dalam penyusunan tesis ini, penulis menyadari masih ada kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan yang ada dan tentu hasilnya juga masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Semoga kebaikan Bapak, Ibu, mendapat pahala dari Allah Swt dan menjadi amal kebaikan yang tiada putus-putusnya dan semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Surakarta, Juli 2005
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II. LANDASAN TEORI A. Prestasi Belajar Matematika ... 10
C. Metode Pembelajaran Cooperative Learning Jigsaw... 29
1. Pengertian Cooperative Learning... 29
2. Elemen Dasar Cooperative Learning ... 30
3. Manfaat Metode Dalam Pendekatan Cooperative Learning 32
4. Metode Pelaksanaan Cooperative Learning... 34
5. Prosedur Cooperative Learning Jigsaw ... 34
D. Metode Pembelajaran Konvensional ... 37
1. Pengertian Pembelajaran Konvensional ... 37
2. Metode Konvensional... 38
E. Kerangka Berfikir ... 39
F. Perumusan Hipotesis ... 42
BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 43
B. Rancangan Penelitian dan Variabel Penelitian ... 43
C. Populasi, Sampel, dan Sampling ... 45
D. Teknik Pengumpulan Data ... 46
E. Uji Validitas dan Reliabilitas... 47
F. Teknik Analisis Data ... 54
Halaman BAB IV HASIL PENELITIAN A. Diskripsi Data ... 61
B. Uji Persyaratan Analisis... 62
C. Pengujian Hipotesis ... 64
D. Pembahasan Hasil Penelitian... 68
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 72
B. Implikasi ... 73
C. Saran-saran ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 76
LAMPIRAN-LAMPIRAN... 79
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1. Rangkuman Uji Validitas Instrumen Angket Motivasi Ber-
prestasi ... 51
Tabel 3.2. Rangkuman Uji Validitas Instrumen Soal Tes Matematika... 53
Tabel 4.1. Mean dan Deviasi Standar Variabel Penelitian ... 61
Tabel 4.2. Rangkuman Hasil Uji Normalitas ... 63
Tabel 4.3. Ringkasan Anava ... 64
Tabel 4.4. Rangkuman Hasil Uji Joli ... 66
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1. Rancangan Faktorial 2 x 2... 43
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Daftar Responden Penelitian ... 79
Lampiran 2. Daftar Responden Uji Coba... 81
Lampiran 3. Instrumen Mata Pelajaran Matematika... 82
Lampiran 4. Instrumen Angket Motivasi Berprestasi ... 94
Lampiran 5. Tabulasi Data Hasil Ujicoba Angket Motivasi Berprestasi... 99
Lampiran 6. Tabulasi Uji Coba Nilai Hasil Tes Matematika... 101
Lampiran 7. Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Berprestasi ... 103
Lampiran 8. Hasil Uji Reliabilitas Angket Motivasi Berprestasi ... 106
Lampiran 9. Hasil Uji Validitas Tes Matematika ... 107
Lampiran 10. Hasil Uji Reliabilitas Tes Matematika... 112
Lampiran 11. Tabulasi Nilai Hasil Angket Motivasi Berprestasi dan Nilai Hasil Tes Matematika ... 114
Lampiran 12. Perhitungan Uji Keseimbangan ... 122
Lampiran 13. Data Induk Penelitian ... 124
Lampiran 14. Distribusi Frekuensi Data Penelitian ... 127
Lampiran 15. Deskripsi Data ... 128
Lampiran 16. Uji Normalitas ... 135
Lampiran 17. Analisis Varians Faktorial 2 x 2 ... 137
Lampiran 18. Uji Lanjut Joli... 139
Lampiran 19. Nilai-nilai r Product Moment ... 143
Lampiran 20. Nilai Persentil Untuk Distribusi t ... 144
Lampiran 21. Tabel Nilai-nilai F ... 145
Lampiran 22. Perijinan Penelitian... 146
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN
COOPERATIVE LEARNING JIGSAW
DAN KONVENSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS I
(Studi Kasus di SMP Negeri 4 Sukoharjo)
Oleh
Indiyah Murniningsih
N I M : Q 100030086
Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan Konsentrasi : Manajemen Sekolah
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2005
ABSTRACT
INDIYAH MURNININGSIH. The Influence of Teaching Method Cooperative Learning Jigsaw and Conventional to Studying Achievement Mathematics Viewed From Achieving Motivation of First Year Students (Case of Government SMP 4 Sukoharjo) Thesis. Surakarta: Postgraduate Program of Surakarta Muhammadiyan University, 2005.
This research aims: 1) To know the difference of influence between Cooperative Learning Jigsaw and Conventional to mathematics study achievement of first year students in Government SMP 4 Sukoharjo. 2. To know the different influence between high achievement motivation and low achievement motivation to mathematics study achievement of first year students in Government SMP 4 Sukoharjo. 3. To know the difference of mathematics study achievement according to interaction between usage of study method and achievement motivations of first year students in Government SMP 4 Sukoharjo.
In line with the purpose of the study, the study uses descriptive quantitative method. The population in are the first year students in Government SMP 4 Sukoharjo in the year 2004/2005. The sample of the study are the first year students in Government SMP 4 Sukoharjo, taken by purposive random sampling technique. The technique of collecting data of this study is questionaire to take achievement motivation and test technique to know mathematics study achievement.
The result of the study shows: 1) there is a different influence between Cooperative Learning Jigsaw and Conventional method to mathematics study achievement of the first year students of government SMP 4 Sukoharjo. The value FOA that is got is 24.266 higher than the significant border, based on significant
level 5% (3.96) or significant coefficient is 0.000 < 0.05. it is proved by mean of Cooperative Learning Jigsaw method is 23.73, whereas mean of Conventional method is 20.23. 2). There is a different influence between high achievement motivation and low achievement motivation to mathematics study achievement of the first year students of government SMP 4 Sukoharjo. The value FOB that is got
is 14.534 higher than the significant border, based on significant level 5% (3.96) or significant coefficient is 0.000 < 0.05. it is known by mean of high achievement motivation is 23.26, whereas mean of low achievement motivation is lower namely 20.55. 3). There is a difference of mathematics study achievement based on interaction between usage of teaching method by achievement motivation of the first year students of government SMP 4 Sukoharjo. The value
FOAB that is got is 5.717 higher than the significant border, based on significant
level 5% (3.96) or significant coefficient is 0,019 < 0.05.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan sebagai berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. (UU Sisdiknas, 2003: 3)
Setiap satuan pendidikan jalur pendidikan di sekolah harus menyediakan sarana belajar yang sesuai dengan kurikulum sekolah. Kurikulum sekolah disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaian dengan lingkungan, kebutuhan pendidikan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.
Ditegaskan juga tentang prinsip penyelenggaraan pendidikan diantaranya, pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat, dan memberi keteladanan, membangun kemauan, serta mengembangkan kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
Sependapat dengan prinsip tersebut, untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia agar Sumber Daya Manusia (SDM) sejajar dengan negara-negara
berkembang di Asia Timur, para pakar pendidikan menetapkan adanya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), dan Managemen Berbasis Sekolah (MBS). Kurikulum Berbasis Kompetensi menurut MC. Ashan yang dikutip oleh Mulyasa (2002: 38) adalah: “… is a knowledge, skills, and abilities or capabilities that a person achieves,
which become part of his or her being to the exent he or she can satisfactorily
perform particular cognitive, afective, and psycomotor behaviors”. (…. pengetahuan,
ketrampilan, dan kemampuan yang dikuasai seseorang menjadi bagian dari dirinya, sehingga dapat melakukan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor secara baik).
Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan tugas performansi tertentu dan hasilnya dapat bermanfaat bagi peserta didik berupa seperangkat kompetensi, dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab. Menurut Gordon konsep kompetensi yang dikutip oleh Mulyasa (2002: 38-39) terdiri dari:
1. Pengetahuan (knowlegde) yang berupa kesadaran dalam bidang kognitif. 2. Pemahaman (understanding) berupa kedalaman kognitif dan afektif
individu.
3. Kemampuan (skill) yaitu sesuatu yang dimiliki individu untuk melakukan pekerjaan.
4. Nilai (value) perilaku yang diyakini, menyatu dalam diri individu. 5. Sikap (attitude) yaitu reaksi terhadap rangsangan dari luar.
6. Minat (interest) yaitu perbuatan seseorang.
Pengertian di atas dapat diartikan bahwa kurikulum berbasis kompentensi merupakan pengembangan kemampuan melakukan tugas-tugas dengan standar performantasi tertentu. Menurut Gallen Saylor dan William N. Alexander yang dikutip oleh Soetopo dan Soemanto (1986: 13) “sum total of the school effort to
influence learning whether in the clasroom, play ground or out of school” (bahwa
keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar baik berlangsung di sekolah, di halaman, maupun di luar sekolah).
Horald Rugg yang dikutip Ahmad (1997: 137) berpendapat tentang kurikulum yaitu sebagai suatu rangkaian pengalaman memiliki kemanfaatan maksimum bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuannya untuk menyesuaikan dan menghadapi situasi kehidupan.
Beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa pendidikan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, maka sekolah sebagai wadah pembentukan watak kepribadian harus dapat mengembangkan potensi anak didik baik segi pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap, dan minat anak didik. Pemerintah memberi kesempatan kewenangan penuh bagi sekolah untuk mengatur pembelajaran menuju predikat sekolah unggulan dengan menerapkan Managemen Berbasis Sekolah (MBS). Sedangkan MBS asal kata school base management yaitu pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan dengan memberi kewenangan kepada sekolah (kepala sekolah dan guru) untuk mengatur pendidikan dan pengajaran, merencanakan, mengorganisasikan, mengawasi, mempertanggungjawabkan, serta memimpin sumber daya individu yang ada. Adapun tujuan MBS merupakan salah satu upaya untuk mencapai keunggulan masyarakat dalam penguasaan ilmu dan teknologi.
Senada dengan kemajuan teknologi, faktor penghambat yang tidak kalah pentingnya dalam proses pembelajaran adalah adanya kurang perhatian siswa terhadap bahan ajar, guru yang kurang mampu dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga membosankan, tempat dan waktunya tidak tepat, sarana
prasarana pengajaran tidak lengkap yang menyebabkan siswa tidak tertarik terhadap materi pelajaran yang diajarkan. Dengan dasar ini maka perlu adanya suatu perubahan dengan mengambil langkah mengubah sistem yang digunakan dalam pembelajaran.
Pengubahan pembelajaran efisien dan efektif bila pengajar dapat menerapkan, memahami antara metode, pengajaran, dan pengenalan siswa. selain itu juga memanfaatkan beberapa model pembelajaran untuk memperjelas bahan ajar yang dilaksanakan. Ini bukan berarti sembarang metode pembelajaran dapat bermanfaat untuk setiap materi pelajaran.
Sudjana (1995: 6) menjelaskan, “ada dua faktor utama yang mempengaruhi belajar yaitu dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal).” Faktor dari dalam meliputi kemampuan, minat, motivasi, kreatifitas, perhatian dan kebebasan. Faktor dari luar meliputi lingkungan belajar, sarana prasarana belajar, kurikulum, dan kebijakan terutama yang mempengaruhi kualitas pembelajaran.
Di antara faktor di atas ada faktor lain yaitu faktor psikologis yang menyebabkan siswa dapat berhasil atau gagal dalam mencapai tujuan secara optimal. Guna membantu siswa mencapai keberhasilan secara maksimal perlu dilengkapi dengan motode pembelajaran. Motode merupakan salah satu alat yang dapat mempengaruhi hasil belajar termasuk hasil belajar matematika. Sehingga metode ini dapat dikategorikan ke dalam faktor eksternal. Di samping dukungan dari faktor eksternal, faktor internal juga sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa, salah satunya adalah motivasi dari dalam siswa itu sendiri.
Pada umumnya siswa kurang mempunyai motivasi berprestasi. Siswa bersekolah karena hanya tuntutan orangtua pada usia masa sekolah mereka.
Sehubungan dengan itu mereka perlu diberi motivasi agar mereka mau belajar dengan sungguh-sungguh. Khususnya belajar Matematika, di sini perlu pemberian motivasi agar siswa mempunyai kesadaran dan kemauan sendiri untuk belajar.
Seorang siswa akan lebih berhasil dalam belajarnya apabila siswa tersebut mempunyai dorongan atau motivasi yang kuat, maka masalah motivasi merupakan masalah yang penting sampai sekarang, apalagi dalam bidang pendidikan khususnya siswa SMP. Motivasi harus ditanamkan pada anak didik, agar anak didik nantinya mempunyai ketekunan dalam belajar mata pelajaran Matematika yang diberikan di sekolah yang akhirnya siswa akan mempunyai pengalaman-pengalaman yang sangat berguna dalam meraih prestasi belajarnya.
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh guru maupun siswa tentu mempunyai tujuan. Lebih-lebih guru dalam pelaksanaan tugasnya mengajar atau melakukan kegiatan belajar mengajar selalu dan harus berorientasi pada tujuan yang sudah ditentukan. Untuk itu perlu dipikirkan bagaimana metode yang sesuai agar dalam waktu yang relatif terbatas dapat tercapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
Metode belajar mengajar banyak macamnya antara lain metode ceramah, tanya jawab, diskusi, pemberian tugas, kerja kelompok, demonstrasi, eskperimen, simulasi, dan model pembelajaran dengan pendekaan Cooperative Learning. Dalam suatu kegiatan belajar mengajar tidak harus menggunakan metode tertentu untuk mengajarkan suatu materi pelajaran tetapi penggunaan metode lebih ditekankan pada kebutuhan agar sesuai dengan materi pelajaran.
Penerapan model pembelajaran dengan pendekaan Cooperative Learning dapat meningkatkan self-esteem, kemampuan interpersonal dan menerima
kesenjangan akademik di antara siswa. Di samping itu pendekatan Cooperative
Learning dapat mendorong siswa memiliki motivasi, keberanian, dan memiliki
toleransi terhadap berbagai budaya di dalam kelas yang heterogen. Lie (2004: 29) menjelaskan bahwa model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran cooperative
learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan
asal-asal. Pelaksanaan prosedur model cooperative learning dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif.
Sehubungan dengan itu model pembelajaran memegang peranan penting untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Pelajaran yang disampaikan dengan model pembelajaran yang tepat akan menghasilkan tanggapan yang jelas. Semakin jelas tanggapan seseorang tentang objek, orang, peristiwa atau hubungan, semakin baik hal tersebut dimengerti dan diingat. Siswa SMP pola berpikir kongkritnya masih relatif besar. Dalam penyajian mata pelajaran matematika dituntut pengamatan secara jelas. Oleh karena itu, untuk mengurangi verbalisme, penyampaiannya memerlukan model pembelajaran yang sesuai.
Meningkatka prestasi belajar matematika di sekolah khususnya di sekolah menengah dapat berhasil dengan baik dan maksimal bila didukung oleh layanan belajar yang efektif dari guru. Layanan model pembelajaran Cooperative Learning termasuk faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang berasal dari luar diri siswa. Pembelajaran Cooperative Learningi memiliki kelebihan di mana para siswa bekerja sama dalam kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain dalam belajar. Pembelajaran kooperatif melibatkan proses pembelajaran secara kooperatif antar
siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar. Demikian pula, dalam belajar Matematika, siswa melakukan interaksi antar teman dalam belajar berbagai aspek pembagian bilangan. Mereka dapat saling belajar berbagai aspek pembagian bilangan dari satu kelompok ke kelompok yang lainnya. Oleh sebab itu model pembelajaran kooperatif dipandang layak dan sesuai untuk proses pembelajaran Matematika.
Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting, maka sangat bermanfat bagi sekolah-sekolah yang ingin mengembangkan dan memajukan prestasi siswanya. Di samping penggunaan metode pembelajaran yang beragam, motivasi berprestasi juga beragam yang perlu adanya pembuktian pengaruh dari kedua permasalahan tersebut terhadap prestasi belajar Matematika. Adapun pembuktian ini dilakukan dengan mengambil judul “Pengaruh Metode Pembelajaran Cooperative Learning Jigsaw dan Konvensional Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Siswa Kelas I (Studi Kasus di SMP Negeri 4 Sukoharjo).”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Adakah perbedaan pengaruh antara metode Cooperative Learning Jigsaw dan Konvensional terhadap prestasi belajar Matematika siswa kelas I SMP Negeri 4 Sukoharjo ?
2. Adakah perbedaan pengaruh antara motivasi berprestasi tinggi dengan motivasi berprestasi rendah terhadap prestasi belajar Matematika siswa kelas I SMP Negeri 4 Sukoharjo ?.
3. Adakah perbedaan prestasi belajar matematika akibat interaksi antara penggunaan metode pembelajaran dengan motivasi berprestasi siswa kelas I SMP Negeri 4 Sukoharjo ?.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya:
1. Perbedaan pengaruh antara metode Cooperative Learning Jigsaw dan Konvensional terhadap prestasi belajar Matematika siswa kelas I SMP Negeri 4 Sukoharjo.
2. Perbedaan pengaruh antara motivasi berprestasi tinggi dengan motivasi berprestasi rendah terhadap prestasi belajar Matematika siswa kelas I SMP Negeri 4 Sukoharjo.
3. Perbedaan prestasi belajar matematika akibat interaksi antara penggunaan metode pembelajaran dengan motivasi berprestasi siswa kelas I SMP Negeri 4 Sukoharjo.
D. Manfaat Penelitian
Dari tujuan yang telah dirumuskan di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada dunia pendidikan dan bermanfaat:
1. Bagi Kepala Sekolah untuk menekankan kepada guru untuk menggunakan metode dalam pembelajaran, baik metode Cooperative Learning Jigsaw dan metode Konvensional.
2. Bagi Kepala Sekolah dan guru sebagai sumbangan pemikiran tentang pengaruh penggunaan metode pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap peningkatan prestasi belajar Matematika.
3. Bagi siswa kelas I SMP dapat menambah pengalaman baru dalam penggunaan metode pembelajaran dan motivasi berpestasi dalam meningkatkan prestasi belajar Matematika.