• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja terhadap Return On Equity (Roe) Perusahaan Consumer Goods Industry di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja terhadap Return On Equity (Roe) Perusahaan Consumer Goods Industry di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

“Pengaruh modal kerja dan perputaran modal kerja terhadap return on equity (ROE) perusahaan industri barang konsumsi di pasar modal Indonesia”. Nurhafni: Pengaruh modal kerja dan perputaran modal kerja terhadap return on equity (ROE) perusahaan industri barang konsumsi di pasar modal Indonesia, 2010.

Latar Belakang Masalah

Return on equity perusahaan industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia berbanding terbalik dengan modal kerja dengan nilai terendah Rp. Dengan demikian, modal kerja perusahaan industri barang konsumsi di pasar modal Indonesia dapat dikatakan tidak efektif.

Perumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Kerangka Konseptual

Jadi di sini penambahan modal asing untuk menambah modal kerja hanya akan menguntungkan perusahaan karena merupakan tambahan modal kerja dan keuntungannya lebih besar dibandingkan beban bunga. Dengan kata lain penambahan hutang untuk menambah modal kerja dapat meningkatkan penjualan dengan meningkatkan perputaran modal kerja.Dengan meningkatkan perputaran modal kerja maka modal kerja akan segera kembali masuk ke dalam usaha, seiring dengan peningkatan keuntungan atau keuntungan perusahaan.

Hipotesis

Landasan Teoritis

Berdasarkan berbagai faktor di atas, penelitian ini hanya membahas faktor modal kerja dan tingkat perputaran modal kerja. Modal kerja ini sering disebut dengan modal kerja bersih. 3) konsep fungsional. Modal kerja selalu beredar atau bekerja di dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan masih menjalankan usahanya.

Komaruddin mengatakan, untuk menilai efisiensi modal kerja dapat digunakan rasio jumlah penjualan terhadap rata-rata jumlah modal kerja (perputaran modal kerja). Tingkat perputaran modal kerja dapat diukur dengan menggunakan angka-angka kunci yang diambil dari data laporan laba rugi dan neraca. Untuk menilai efisiensi modal kerja dapat digunakan perbandingan total penjualan terhadap jumlah rata-rata modal kerja (perputaran modal kerja).

Komaruddin mengatakan rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat perputaran modal kerja dalam penelitian ini adalah:

Penelitian Terdahulu

Seberapa besar pengaruh modal kerja dan perputaran modal kerja terhadap ROE pada perusahaan go public makanan dan minuman yang terdaftar di BEJ. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh modal kerja dan perputaran modal kerja terhadap ROE, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh modal kerja terhadap ROE, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perputaran modal kerja terhadap ROE. KIJANG. , untuk mengetahui pengaruh modal kerja dan perputaran modal kerja terhadap ROE pada perusahaan publik makanan dan minuman yang terdaftar di BEJ. Hipotesis yang diambil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh antara modal kerja dan perputaran modal kerja terhadap ROE pada perusahaan makanan dan minuman publik di Bursa Efek Jakarta.Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan 20 perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Jakarta. tahun di BEJ.

Berdasarkan pembahasan diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja dan perputaran modal kerja adalah adanya aktiva lancar yang terlalu rendah sehingga perusahaan harus mengambil pinjaman, kurangnya perencanaan volume penjualan sehingga produksi rendah. , tingginya biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan, dan aliran modal kerja yang tidak lancar. Koefisien determinasi parsial (r2) variabel modal kerja sebesar 79,1% dan variabel perputaran modal kerja sebesar 0,077%, variabel perputaran modal kerja mempunyai pengaruh lebih besar dibandingkan modal kerja. Efisiensi dan kebutuhan modal kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan dan laba bersih, namun signifikan terhadap pendapatan penjualan.

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Lokasi dan Waktu Penelitian

Modal kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah waktu perputaran modal kerja perusahaan-perusahaan industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia dalam jangka waktu tertentu. Nilai konstanta return on equity (ROE) perusahaan industri barang konsumsi di pasar modal Indonesia adalah sebesar 0,414 yang artinya jika nilai variabel modal kerja (MK) dan perputaran modal kerja (PMK) bernilai nol maka return pada ekuitas akan meningkat sebesar 0,414 satuan. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara modal kerja dan perputaran modal kerja terhadap return on equity (ROE) pada perusahaan industri barang konsumsi di pasar modal Indonesia secara bersamaan. Hipotesis 1 diterima.

Hasil pengolahan data yang dilakukan untuk membuktikan Hipotesis 1 yang menyatakan terdapat pengaruh signifikan modal kerja dan perputaran modal kerja terhadap return on equity (ROE) perusahaan sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia, disajikan pada Tabel 4.6 di bawah. . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara modal kerja dan perputaran modal kerja terhadap return on equity (ROE) perusahaan sektor industri barang konsumsi di pasar modal Indonesia. Hipotesis 2 diterima. Terdapat pengaruh secara parsial variabel modal kerja terhadap return on equity (ROE) perusahaan sektor industri barang konsumsi di pasar modal Indonesia.

Terdapat pengaruh secara parsial variabel modal kerja terhadap return on equity (ROE) perusahaan sektor industri barang konsumsi di pasar modal Indonesia. Sementara itu, terdapat pengaruh modal kerja dan perputaran modal kerja terhadap return on equity (ROE) perusahaan industri barang konsumsi di pasar modal Indonesia. Return on equity (ROE), modal kerja dan perputaran modal kerja perusahaan industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia sangat rendah, sehingga manajer investasi pasar modal dan manajemen perusahaan industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia harus lebih memperhatikan mengenai sumber dan penggunaan modal kerja.

Variabel modal kerja dan perputaran modal kerja dalam penilaian return on equity (ROE) perusahaan FMCG di pasar modal Indonesia dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam model penilaian dalam penelitian ini. “Dampak Perputaran Modal Kerja dan Modal Kerja Terhadap Return on Equity (ROE) Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Publik di Bursa Efek Jakarta”.

Tabel 3.1.  Operasionalisasi Variabel Penelitian
Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Populasi Dan Sample

Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari dan dipublikasikan oleh Jakarta Security Exchange (JSX) dan Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini mempunyai dimensi time series yang dikumpulkan dari beberapa perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2003-2007 yang dipilih sebagai sampel penelitian.

Operasional Variabel Penelitian

Parameter beta Modal Kerja sebesar 0,376 menjelaskan bahwa MK berpengaruh positif terhadap estimasi return on equity (ROE) perusahaan industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia sebesar 0,052 yang berarti setiap kenaikan MK sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan return on equity. ( ROE) perusahaan industri barang konsumsi di bursa. Efek Indonesia sebesar 0,376 unit. Parameter beta perputaran modal kerja sebesar 0,302 menjelaskan bahwa PMK berpengaruh positif dalam memperkirakan return on equity (ROE) perusahaan industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia sebesar 0,302 yang berarti setiap kenaikan 1 PMK maka akan meningkatkan return on ekuitas (ROE) perusahaan industri barang konsumsi di bursa. Efek Indonesia sebesar 0,302 unit. Sedangkan nilai perputaran modal kerja (PMK) sebesar 2,038, sedangkan nilai ttabel df(n-k) atau ttabel df 162 dengan α 5% adalah 1,645.

Hasil koefisien determinasi yang disesuaikan menunjukkan sebesar 0,256 atau 25,6% yang berarti variasi variabel modal kerja (MK) dan perputaran modal kerja (PMK) pada perusahaan sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia mempunyai kekuatan sebesar 25,6 % dalam memperkirakan pengembalian modal ekuitas. (KIJANG). , dan sisanya sebesar 74,4% dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel modal kerja (MK) dan perputaran modal kerja (PMK). Dengan menambahkan aset pada modal kerja maka perputaran aset juga meningkat sehingga laba atas investasi juga meningkat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tinggi rendahnya pengembalian modal ekuitas suatu perusahaan bergantung pada besar kecilnya modal kerja, efisiensi sumber dan penggunaan modal kerja, serta perputaran modal kerja itu sendiri.

Hal ini menunjukkan bahwa modal kerja merupakan bagian yang sangat penting dalam kekayaan perusahaan. Kebijakan modal kerja ini menyangkut penentuan besarnya aktiva lancar yang akan dipelihara perusahaan. Menurut Weston & Copeland, manajemen modal kerja mencakup seluruh aspek pengelolaan aset lancar dan kewajiban lancar.

Penelitian ini sejalan dengan hasil yang diperoleh penelitian Astuti (2005) yang menemukan bahwa modal kerja dan modal kerja berpengaruh signifikan terhadap ROE. Peneliti sebaiknya mempertimbangkan lebih lanjut variabel selain modal kerja dan perputaran modal kerja sebagai variabel yang mempengaruhi return on investment (ROE).

Analisi Data

Hasil Penelitian

Dalam perusahaan, modal kerja menunjukkan tingkat keamanan atau margin of safety bagi kreditur, khususnya kreditur jangka pendek. Dalam konsep ini modal kerja berfungsi untuk menghasilkan pendapatan yang timbul dari kegiatan normal perusahaan pada periode yang bersangkutan. Pentingnya modal kerja agar perusahaan dapat berfungsi secara efektif dan efisien agar perusahaan tidak mengalami permasalahan keuangan.

Peran modal kerja bagi suatu perusahaan adalah untuk melindungi perusahaan dari krisis modal kerja akibat menurunnya nilai aktiva lancar. Modal kerja perusahaan yang berasal dari hasil usaha perusahaan dapat dihitung dengan menganalisis laporan laba rugi perusahaan. Periode perputaran modal kerja dimulai pada saat kas diinvestasikan pada komponen modal kerja sampai pada saat kas dikembalikan menjadi kas.

Komaruddin mengatakan, lamanya periode perputaran modal kerja tergantung pada berapa lama periode perputaran masing-masing komponen modal kerja. Rasio ini menunjukkan rasio modal kerja terhadap penjualan dan menunjukkan jumlah penjualan yang dapat dicapai perusahaan (jumlah rupee) untuk setiap rupee modal kerja. Merupakan rasio yang digunakan untuk menilai efisiensi modal kerja dengan menggunakan rasio total pendapatan penjualan bersih terhadap jumlah rata-rata modal kerja.

Gambar 1.1. Kerangka Konseptual
Gambar 1.1. Kerangka Konseptual

Analisis Data

Rata-rata ROE perusahaan industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia sebesar 29,40% dengan standar deviasi sebesar 356,51 dari nilai mean. Indikator tersebut menggambarkan bahwa kemampuan perusahaan industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia pada tahun ini dalam mengembalikan modal pemegang saham relatif rendah. Selain itu tingkat modal kerja terendah sebesar -1009% dan tertinggi sebesar 8340% dengan nilai rata-rata modal kerja sebesar 0,00257% dengan nilai standar deviasi sebesar 1382,46.

Tingkat perputaran modal kerja terendah sebesar -4,64% dan tertinggi sebesar 4,95 serta rata-rata tingkat perputaran modal kerja sebesar 89. Berdasarkan gambar di atas tidak terdapat pola tertentu dan titik-titiknya tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada Y -sumbu, maka terjadi heteroskedastisitas tidak. Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin-Watson (D-W) sebesar 1,993 sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi positif maupun negatif.

Hasil analisis koefisien determinasi yang disesuaikan (adjusted R Square) pada penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.7 di bawah ini.

Gambar 4.1. Hasil Uji Normalitas
Gambar 4.1. Hasil Uji Normalitas

Pembahasan

Kebutuhan modal kerja harus direncanakan secara matang oleh manajer keuangan karena kesalahan dalam pengelolaan modal kerja akan menimbulkan kesalahan yang fatal bagi perusahaan. Kebijakan modal kerja merupakan keputusan dasar mengenai jumlah setiap kategori aset lancar yang akan ditambahkan dan bagaimana aset lancar tersebut akan dibiayai. Oleh karena itu, seorang manajer diharapkan mampu mengelola agar pemenuhan modal kerja dapat berjalan dengan baik.

Kesimpulan

Efisiensi dan Kebutuhan Modal Kerja Serta Dampaknya terhadap Volume Penjualan, Pendapatan Penjualan dan Laba Bersih Perum Perumnas (Studi Kasus Majalah Ekonomi dan Komputer, No.

Saran

Gambar

Gambar 1.1. Kerangka Konseptual
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 3.1.  Operasionalisasi Variabel Penelitian
Gambar 3.1.  Diagram Durbin – Watson
+7

Referensi

Dokumen terkait

Apakah perputaran persediaan dan perputaran modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas pada industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2013.. 1.3 Tujuan