• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERSEPSI KUALITAS, PERSEPSI HARGA, DAN GAYA HIDUP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MENU SIGNATURE RESTORAN CEPAT SAJI (Studi Pada Konsumen Burger Big Mac McDonald’s Kota Kediri)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PERSEPSI KUALITAS, PERSEPSI HARGA, DAN GAYA HIDUP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MENU SIGNATURE RESTORAN CEPAT SAJI (Studi Pada Konsumen Burger Big Mac McDonald’s Kota Kediri)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERSEPSI KUALITAS, PERSEPSI HARGA, DAN GAYA HIDUP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MENU SIGNATURE RESTORAN CEPAT SAJI (Studi Pada Konsumen Burger Big Mac McDonald’s Kota Kediri)

Isni Arifatul Laili

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Isniarifa28@gmail.com

Dosen Pembimbing :

Dian Ari Nugroho, SE, MM, CMA

Abstract

The objective of this study is to identify the effect of perceived quality, perceived price, and consumer’s lifestyle on consumer’s purchase decision of McDonald’s Big Mac in Kediri city. This research is explanatory, which explains the causal relations between variables through hypothesis testing. Using purposive sampling with the criteria of consumer with the minimum age of seventeen years, having purchased Big Mac at least twice, and living in Kediri city, 150 people were selected as the respondents.

This research finds that perceived quality, perceived price, and consumer’s lifestyle significantly affect purchase decision. The t test result shows that perceived quality (X1), perceived price (X2), and consumer’s lifestyle (X3) partially have significant effect on purchase decision. The coefficient of determination (adjusted R squared) is 0.525, indicating that 52.5% of the purchase decision is influenced by its independent variables.

The findings imply that McDonald’s of Kediri city should improve the quality of its Big Mac to be comparable with the proposed price, that the company should adjust the perceived price with the proposed quality and lifestyle, and that it should provide a perceived price that tends to benefit its customers.

Keywords: Perceived Quality, Perceived Price, Consumer’s Lifestyle, Signature Menu, Purchase Decision

(2)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi kualitas, persepsi harga, dan gaya hidup konsumen terhadap keputusan pembelian pada konsumen burger Big Mac McDonald’s Kota Kediri. Jenis penelitian ini adalah explanatory research yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis.

Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 150 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan karakteristik pernah membeli produk burger Big Mac minimal dua kali, usia minimal 17 tahun, dan sedang berdomisili di Kota Kediri.

Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa persepsi kualitas, persepsi harga, dan gaya hidup konsumen berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Pada uji t diperoleh hasil persepsi kualitas (X1), persepsi harga (X2) dan gaya hidup konsumen (X3) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian. Pada penelitian ini diketahui koefisien determinasi (adjusted R2) sebesar 0,525 yang artinya bahwa 52,5% variabel keputusan pembelian akan dipengaruhi oleh variabel independen dalam penelitian ini. Implikasi dalam penelitian ini adalah perusahaan McDonald’s Kota Kediri diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk burger Big Mac yang dihasilkan agar sesuai dengan harga yang ditawarkan, McDonald’s Kota Kediri diharapkan dapat melakukan persepsi harga yang sesuai dengan kualitas dan gaya hidup yang ditawarkan, dan Mcdonald’s Kota Kediri diharapkan dapat memberikan persepsi harga yang cenderung memberikan keuntungan bagi konsumennya.

Kata Kunci: Persepsi Kualitas, Persepsi Harga, Gaya Hidup Konsumen, Menu Signature, Keputusan Pembelian

PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin maju dan modern membuat persaingan bisnis semakin berkembang khususnya bisnis dalam segmen food and beverage industry. Fakta ini ditunjang dengan kebutuhan pokok setiap manusia yang selalu membutuhkan makan dan minum untuk keberlangsungan hidupnya.

Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia juga membuat potensi bisnis food and beverage menarik untuk dikembangkan.

Menurut survei dari MasterCard bertajuk consumer purchasing priorities mencatat, sebanyak 80% orang Indonesia lebih memilih untuk makan di restoran cepat saji (Swa.co.id, 2016).

Kecenderungan masyarakat Indonesia yang lebih suka untuk mengkonsumsi makanan cepat saji membuat persaingan bisnis dibidang food and beverage menjadi semakin ketat. Terdapat beberapa alasan yang membuat orang lebih suka untuk memilih mengkonsumsi makanan cepat saji. Fakta yang diperoleh dari survei yang dilakukan W&S Market Research, kaya rasa dan penyajian yang baik mendapatkan poin 60 persen terhadap 400 orang yang disurvei, alasan kedua berkaitan dengan kredibilitas merek yang diyakini masih berperan penting terhadap perilaku konsumen di Indonesia (Katadata.co.id, 2016). Fakta tersebut membuat restoran cepat saji dengan brand global seperti

(3)

Burger King, McDonald’s, KFC dan nama- nama lain telah merambah ke kota-kota kecil.

Makanan cepat saji, saat ini menjadi primadona bagi anak-anak dan remaja karena makanan cepat saji membuat seseorang merasa eksis dan menumbuhkan sensasi emosional tersendiri bagi konsumennya (Daulay, 2014). Makanan cepat saji juga lebih disukai karena dianggap lebih praktis dan modern, apalagi dalam praktek penyajiannya yang lebih menarik dibandingkan dengan makanan tradisional.

Melihat fenomena di atas, tampak bahwa persaingan bisnis dalam bidang makanan cepat saji semakin ketat.

Perusahaan satu dengan perusahaan yang lain dituntut untuk dapat menarik perhatian dan mempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian.

Menyadari fakta tersebut, saat ini banyak pelaku bisnis yang bergerak dibidang makanan cepat saji mulai meningkatkan kualitas produknya mulai dari peningkatan kualitas rasa, varian menu, hingga cara penyajian. Ketatnya persaingan bisnis dibidang makanan cepat saji juga membuat para pelaku bisnis melakukan beragam cara dan strategi untuk dapat meningkatkan penjualan produknya.

Kotler dan Keller (2016), mengatakan bahwa pemasaran berfokus pada kebutuhan pembeli. Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang restoran cepat saji adalah McDonald’s. Keberhasilan perusahaan McDonald’s dalam memenuhi kebutuhan konsumen dan meningkatkan penjualan produknya sangat tergantung pada kegiatan pemasaran dan strategi yang dilakukan. Strategi pemasaran McDonald’s dilakukan dengan terus meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan.

Kualitas produk dianggap penting karena kualitas akan mempengaruhi persepsi konsumen, baik persepsi harga maupun persepsi kualitas itu sendiri. Peningkatan kualitas memiliki peran yang sangat penting karena tanpa adanya kualitas yang baik maka konsumen akan enggan untuk melakukan keputusan pembelian di McDonald’s.

Konsep keputusan pembelian merupakan salah satu proses pengambilan keputusan konsumen dalam membeli sebuah produk. Pengambilan keputusan konsumen adalah proses integrasi yang digunakan untuk mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih satu diantaranya (Peter dan Olson, 2014). Proses pengambilan keputusan dimulai melalui tahap pengenalan masalah sebelum

(4)

akhirnya konsumen benar-benar melakukan pembelian sebuah produk.

TINJAUAN PUSTAKA Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif (Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan, 2011). Menurut Philip Kotler dalam Sopiah dan Sangadji (2016), keputusan pembelian adalah karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusan akan menimbulkan keputusan pembelian.

Kualitas Produk

Menurut Kotler dan Keller (2016) kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Menurut Tjiptono (2014), kualitas produk berkontribusi besar pada pada kepuasan pelanggan, retensi pelanggan, komunikasi dari mulut ke mulut, pembelian ulang, loyalitas pelanggan, pangsa pasar, dan profitabilitas.

Persepsi Kualitas

Menurut Setyaji dalam penelitian yang dilakukan oleh Dwiyanti, dkk (2018), persepsi kualitas adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan dari suatu produk yang

berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Menurut Simamora dalam penelitian yang dilakukan oleh Oktaviana (2016) persepsi kualitas adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas atau keunggulan suatu produk atau layanan ditinjau dari fungsinya dengan produk- produk lain.

Persepsi Harga

Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pendapatan bagi organisasi (Tjiptono, 2014). Menurut Peter dan Olson (2014), persepsi harga menyangkut bagaimana informasi harga dipahami oleh konsumen dan dibuat bermakna bagi konsumen.

Menurut Schiffman dan Kanuk dalam penelitian yang dilakukan oleh Harjati dan Venesia (2015), persepsi harga adalah bagaiamana pelanggan memandang harga (tinggi, rendah, wajar) yang memiliki pengaruh kuat terhadap keputusan pembelian.

Gaya Hidup Konsumen

Menurut Kotler dan Keller (2016), gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapat. Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard dalam Sumarwan (2011), gaya hidup didefinisikan sebagai pola dimana orang hidup dan menggunakan uang dan waktunya. Definisi yang serupa

(5)

dikemukakan oleh Solomon dalam Suryani (2013), gaya hidup merupakan pola konsumsi yang merefleksikan pilihan individu dalam hal bagaimana mereka menghabiskan uang dan waktunya.

Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : Persepsi kualitas berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian menu signature restoran cepat saji

H2 : Persepsi Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian menu signature restoran cepat saji

H3 : Gaya hidup konsumen berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian menu signature restoran cepat saji

Gambar 1. Model Kerangka Konseptual Sumber : Peneliti, 2020

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research (penelitian penjelasan). Penelitian ini dilakukan pada konsumen burger Big Mac McDonald’s Kota Kediri. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 150 responden. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode non- probability sampling dengan teknik purposive sampling. Menurut Agung (2012) non-probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Teknik purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Agung, 2012).

Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dan studi pustaka.

Pengujian instrumen menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dan analisis regresi linier berganda.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini menunjukkan terdapat 150 responden yang merupakan pelanggan burger Big Mac McDonald’s Kota Kediri, yang terdiri dari 56 orang

Persepsi Kualitas (X1)

Persepsi Harga (X2)

Gaya Hidup Konsumen (X3)

Keputusan Pembelian (Y) H1

H2

H3

(6)

responden berjenis kelamin laki-laki dan 94 responden berjenis kelamin perempuan.

Hasil penelitian menunjukkan besarnya pengaruh variabel independen, yaitu persepsi kualitas, persepsi harga, dan gaya hidup konsumen terhadap variabel dependen keputusan pembelian.

Hasil persamaan regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Model

Unstdr.

Coefficients

Std.

Coeffi

cients t Sig.

B Std.

Error Betta

Const 2.692 1.137 2.368 0.019 X1 0.210 0.077 0.189 2.730 0.007 X2 0.202 0.075 0.181 2.685 0.008 X3 0.519 0.073 0.499 7.149 0.000

Sumber : Data Primer diolah, 2020 Berdasarkan analisis regresi linier berganda maka dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

Y = 0,189X1 + 0,181 X2 + 0,499X3+ e

Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai variabel yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2018). Hasil nilai koefisien determinasi (R2) dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil Nilai R2

R R Square Adjusted R Square

0.731 0.535 0.525

Sumber : Data Primer diolah, 2020 Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui nilai adjudted R Square sebesar 0,525 atau 52,5% yang berarti variabel keputusan pembelian akan dipengaruhi oleh variabel independen, yaitu persepsi kualitas (X1), persepsi harga (X2), gaya hidup konsumen (X3), sedangkan sisanya sebesar 47,5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Uji t

Uji t pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2018). Uji t dapat dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Apabila nilai thitung >

ttabel atau nilai signifikansinya > 0,05, maka hasilnya signifikan dan HO ditolak

(7)

sedangkan HA diterima. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji t

Variabel

Independen thitung Sig. ttabel Keterangan (Constant) 2.368 0.019 1.976

X1 2.730 0.007 1.976 Signifikan X2 2.685 0.008 1.976 Signifikan X3 7.149 0.000 1.976 Signifikan

Sumber : Data Primer diolah, 2020 Berdasarkan tabel 3 dapat diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Uji t antara persepsi kualitas (X1) terhadap keputusan pembelian (Y) menunjukkan nilai thitung sebesar 2,730 sedangkan ttabel sebesar 1,976, sehingga dapat dinyatakan bahwa thitung > ttabel yaitu 2,730 > 1,976 atau dinyatakan dengan nilai sig t yaitu 0,007 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Pengujian ini membuktikan bahwa keputusan pembelian dapat dipengaruhi secara signifikan oleh persepsi kualitas.

2. Uji t antara persepsi harga (X2) terhadap keputusan pembelian (Y) menunjukkan nilai thitung sebesar 2,685 sedangkan ttabel sebesar 1,976, sehingga dapat dinyatakan bahwa thitung > ttabel yaitu 2,685 > 1,976 atau dinyatakan dengan nilai sig t yaitu 0,008 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Pengujian ini

membuktikan bahwa keputusan pembelian dapat dipengaruhi secara signifikan oleh persepsi harga.

3. Uji t antara gaya hidup konsumen (X3) terhadap keputusan pembelian (Y) menunjukkan nilai thitung sebesar 7,149 sedangkan ttabel sebesar 1,976, sehingga dapat dinyatakan bahwa thitung > ttabel yaitu 7,149 > 1,976 atau dinyatakan dengan nilai sig t yaitu 0,000 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Pengujian ini membuktikan bahwa keputusan pembelian dapat dipengaruhi secara signifikan oleh gaya hidup konsumen.

PEMBAHASAN

1. Pengaruh Persepsi Kualitas Terhadap Keputusan pembelian

Hasil analisis penelitian menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi kualitas terhadapkeputusan pembelian. Hasil ini dibuktikan melalui uji hipotesis yang menunjukkan bahwa H1 yang menduga persepsi kualitas berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian menu signature restoran cepat saji dapat diterima dalam penelitian ini.

Makna signifikan dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa variabel persepsi

(8)

kualitas mendapat respon yang baik, dari segi kualitas bahan, daya tahan, dan reputasi produk. Fakta ini dilihat dari hasil jawaban responden terhadap kuesioner yang cenderung setuju dalam semua item penyataan persepsi kualitas.

Berdasarkan pada item pernyataan yang mempunyai nilai rata-rata tertinggi yaitu “Saya merasa produk burger Big Mac dibuat dengan bahan yang berkualitas”, menunjukkan bahwa responden mempunyai persepsi yang positif terhadap kualitas burger Big Mac sehingga mampu untuk menarik responden dalam melakukan pembelian produk.

2. Pengaruh Perspsi Harga Terhadap Keputusan pembelian

Hasil analisis penelitian menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi harga terhadap keputusan pembelian. Hasil ini dibuktikan melalui uji hipotesis yang menunjukkan bahwa H2 yang menduga persepsi harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian menu signature restoran cepat saji dapat diterima dalam penelitian ini.

Makna signifikan dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa variabel persepsi harga mendapat respon yang baik, dari segi kesesuaian budget yang dimiliki,

kesesuaian harga dengan porsi yang disajikan, harga yang dapat bersaing, dan kesesuaian harga dengan cita rasa. Fakta ini dilihat dari hasil jawaban responden terhadap kuesioner yang cenderung setuju dalam semua item penyataan persepsi harga.

Berdasarkan pada item pernyataan yang mempunyai nilai rata-rata tertinggi yaitu “Saya merasa produk burger Big Mac memiliki harga yang sesuai dengan porsi yang disajikan”, menunjukkan bahwa responden mempunyai persepsi yang positif terhadap harga burger Big Mac sehingga mampu untuk menarik responden dalam melakukan pembelian produk.

3. Pengaruh Gaya Hidup Konsumen Terhadap Keputusan pembelian Hasil analisis penelitian menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya hidup konsumen terhadap keputusan pembelian. Hasil ini dibuktikan melalui uji hipotesis yang menunjukkan bahwa H3 yang menduga gaya hidup konsumen berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian menu signature restoran cepat saji dapat diterima dalam penelitian ini.

Makna signifikan dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa variabel gaya hidup konsumen mendapat respon yang

(9)

baik, dari segi memanfaatkan waktu senggang, meningkatkan image, dan kepraktisan. Fakta ini dilihat dari hasil jawaban responden terhadap kuesioner yang cenderung setuju dalam semua item penyataan gaya hidup konsumen.

Berdasarkan pada item pernyataan yang mempunyai nilai rata-rata tertinggi yaitu “Rasa produk burger Big Mac sesuai dengan selera saya yang menyukai kepraktisan”, menunjukkan bahwa responden mempunyai persepsi yang positif terhadap gaya hidup konsumen burger Big Mac yang lebih menyukai kepraktisan, sehingga mampu untuk menarik responden dalam melakukan pembelian produk.

KESIMPULAN

1. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa persepsi kualitas berpengaruh terhadapkeputusan pembelian menu signature restoran cepat saji, sehingga semakin baik persepsi kualitas dalam benak konsumen, maka akan berdampak terhadap peningkatan keputusan pembelian produk burger Big Mac pada konsumen McDonald’s Kota Kediri.

2. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa persepsi harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian menu

signature restoran cepat saji, sehingga semakin sesuai persepsi harga dalam memenuhi tingkat harapan konsumen, maka akan berdampak terhadap peningkatan keputusan pembelian produk burger Big Mac pada konsumen McDonald’s Kota Kediri.

3. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian menu signature restoran cepat saji, sehingga semakin tinggi peran gaya hidup konsumen yang menyukai kepraktisan, maka akan berdampak terhadap peningkatan keputusan pembelian produk burger Big Mac pada konsumen McDonald’s Kota Kediri.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Anak Agung Putu, 2012, Metodelogi Penelitian Bisnis, Universitas Brawijaya Press, Malang.

Daulay, V. 2014. ‘Persepsi Konsumen dalam Memilih Cepat Saji (Studi di Restoran Cepat Saji KFC Suprapto Kota Bengkulu’ Skripsi, Universitas Bengkulu, Bengkulu.

Dwiyanti, Eris, Nurul Qomariah & Wenny Murtalining Tyas, 2018, ‘Pengaruh

(10)

Persepsi Kualitas, Nama Merek dan Brand Awareness Terhadap Keputusan Pembelian’, Jurnal Sains Manajemen dan Bisnis Indonesia, Vol. 8, No. 2, pp 148-163.

Ghozali, Imam, 2018, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Harjati, Lily & Yurike Vanesia, 2015,

‘Pengaruh Kualitas Layanan dan Persepsi Harga Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Maskapai Penerbangan Tiger Air Mandala’, E-Journal Widya Ekonomika, Vol. 1, no. 1, pp 64-74.

Katadata, 2016, Alasan Kenapa Orang Indonesia Memilih Fast Food, Diakses pada 20 Desember 2019,

<https://databoks.katadata.co.id/data publish/2016/09/05/alasan-kenapa- orang-indonesia-memilih-fast- food>.

Kompas, 2018, Tren Makanan Cepat Saji Bagi Milenial, diakses pada 1 Agustus 2020,

<https://muda.kompas.id/baca/201 8/08/27/tren-makanan-cepat-saji- bagi-milenial/>.

Kotler, Philip & Kevin Lane Keller, 2016, A Framework for Marketing

Management, Sixth Edition, Pearson Education Limited, England.

Oktaviana, Arinda Putri, 2016, ‘Pengaruh Gaya Hidup dan Persepsi Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Android Merek Samsung’, Jurnal Pendidikan Tata Niaga, Vol. 4, no. 1, Diakses 7 Januari 2020,

<https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id /index.php/jptn/article/view/14441>.

Peter, J, Paul & Jerry, C, Olson, 2014, Perilaku Konsumen dan Startegi Pemasaran, Edisi Sembilan, Buku 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sopiah & Sangadji, Etta Mamang, 2016, Salesmanship (Kepenjualan), PT Bumi Aksara, Jakarta.

Sumarwan, Ujang, 2011, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran, Ghalia Indonesia, Bogor.

Suryani, Tatik, 2013, Perilaku Konsumen di Era Internet Implikasinya Pada Strategi Pemasaran, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Swa, 2016, Survei Mastercard:Restoran Cepat Saji Masih Favorite Masyarakat Indonesia, diakses pada 31 Juli 2020,

<https://swa.co.id/swa/trends/busi ness-research/survei-mastercard-

(11)

restoran-cepat-saji-masih- menjadi-tempat-favorit-bagi- masyarakat-di-indonesia>.

Tjiptono, Fandy, 2014, Strategi Pemasaran, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

For example, learning vocabulary through illustrated storybooks and learning through the surrounding environment or learning English through field trip methods or outside

UNIVERSITAS JAMBI 2023.. Hok Tong Jambi. Dibimbing oleh Bapak Prof. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Ardhiyan Saputra, S.P., M.Si. selaku