• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 MUKOMUKO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 MUKOMUKO"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Homepage: https://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/jps

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 MUKOMUKO

1*Yulia Gina Rahmah, 2Nur Aisyiah Yusri,Rahmadianti Aulia 3

1Psikologi Islam, Fakultas Ushuluddin Dan Studi Agama, UIN Imam Bonjol Padang

2Psikologi Islam, Fakultas Ushuluddin Dan Studi Agama, UIN Imam Bonjol Padang

3Departemen Psikologi, Fakultas Psikologi Dan Kesehatan, UNP

*E-mail: yuliaginarahma1907@gmail.com 1, ainyoes@yahoo.com 2, rahmadianti@fpk.unp.ac.id 3 Received: 10 Februari 2023 Revised: 12 April 2023 Accepted: 30 Juni 2023

Abstract

This research was motivated by the large number of students who committed disciplinary violations based on guidance counseling records and disciplinary team data at Madrasah Aliyah Negeri 1 Mukomuko, from the results of interviews with four students, there were differences in perceptions about school rules for each student, this could be a one of the causes of disciplinary violations, which is caused by differences in perceptions that there are rules that are not properly implemented. This study aims to see whether there is an influence of student perceptions of school discipline on student discipline at Madrasah Aliyah Negeri 1 Mukomuko.

This study uses quantitative methods with simple regression analysis. The population in this study were all students of Madrasah Aliyah Negeri 1 Mukomuko and a sample of 174 students of class X & XI Madrasah Aliyah Negeri 1 Mukomuko. Sampling in this study used a proportionate stratified random sampling technique. The data collection technique uses a psychological scale from a 4-level model scale or 4 answer choices, namely the perception scale and the disciplinary scale.

The results of the analysis reveal that students' perceptions of school discipline at Madrasah Aliyah Negeri 1 Mukomuko are 67% in the low category and the level of student discipline at Madrasah Aliyah Negeri 1 Mukomuko is 60% in the low category, while 40% are in the high category. Then perception only has as much as 2.6% influence on discipline, which means 97.4%

is influenced by other variables. Furthermore, students' perceptions of school discipline have an influence on student discipline.

Keyword: Discipline, Perception

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya siswa yang melakukan pelanggaran kedisiplinan berdasarkan catatan BK dan data tim kedisiplinan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Mukomuko, dari hasil wawancara kepada empat orang siswa, terdapat adanya perbedaan persepsi tentang tata tertib sekolah pada setiap siswa, hal ini bisa saja menjadi salah satu penyebab terjadinya pelanggaran kedisiplinan, yang mana disebabkan oleh perbedaan persepsi bahwa terdapat tata tertib yang kurang tepat dilaksanakan. Peneitian ini bertujuan untuk melihat adakah pengaruh persepsi siswa tentang tata tertib sekolah terhadap kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Negeri 1 Mukomuko.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis regresi sederhana.

(2)

penelitian ini menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan skala psikologi dari skala model 4 tingkat atau 4 pilihan jawaban yaitu skala persepsi dan skala kedisiplinan.

Hasil analisis mengungkapkan persepsi siswa tentang tata tertib sekolah di Madrasah Aliyah Negeri 1 Mukomuko 67% berada pada kategorisasi rendah dan Tingkat kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Negeri 1 Mukomuko 60% berada pada kategori rendah, sedangkan 40% berada pada kategorisasi tinggi. Kemudian persepsi hanya memiliki pengaruh sebanyak 2,6% terhadap kedisiplinan yang berarti 97,4% dipengaruhi oleh variabel lain. Selanjutnya persepsi siswa tentang tata tertib sekolah memiliki pengaruh terhadap kedisiplinan siswa Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Mukomuko, terlihat bahwa F hitung 4.607 dengan tingkat signifikansi 0,03 < 0,05, hal ini menunjukan bahwa persepsi memiliki pengaruh terhadap kedisiplinan.

Kata Kunci: Kedisiplinan, Persepsi

Pendahuluan

Sebagai lembaga pendidikan, sekolah memiliki peraturan yang disebut tata tertib sekolah. Tata tertib sekolah adalah seperangkat aturan yang dibuat dengan aspek norma agama, norma kesusilaan dan nilai-nilai kesopanan yang mengatur setiap komponen yang terdapat di lingkungan sekolah. Tata tertib diharapkan dapat membuat keteraturan dalam ruang lingkup sekolah, sehingga tujuan dari adanya sekolah dapat terlaksana (Kurniawan, 2018). Meskipun tata tertib sekolah sudah dibuat dan diterapkan untuk ditaati kepada siswa, namun tetap saja beberapa diantaranya masih melanggar. Kurangnya kesadaran dan kedisiplinan menjadi masalah dalam terlaksananya tata tertib sekolah. Oleh karena itu, disiplin harus diterapkan dengan baik sebagai latihan untuk membentuk watak dengan maksud semua perbuatan siswa selalu menaati tata tertib (Dhaki, 2020). Tata tertib sekolah merupakan aturan yang wajib dipatuhi oleh semua siswa-siswi atau semua warga sekolah yang mengikuti proses belajar-mengajar sebagai ikatan-ikatan yang mengatur jalannya proses belajar mengajar tersebut (Made Indra, 2021). Menurut Kurniawan (2018) tata tertib sekolah merupakan peraturan yang harus dipatuhi atau sederet peraturan yang harus ditaati dalam lingkungan sekolah. Dalam ruang lingkup sekolah tentunya terdapat tata tertib sekolah yang mengikat setiap siswa-siswi disekolah tersebut, tata tertib ini dibuat dengan tujuan untuk memperbaiki tatanan dan menjaga keamanan keberlangsungan proses belajar-mengajar. Disiplin adalah sikap mental seseorang dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan berdasarkan kesadaran

(3)

yang muncul dari dalam dirinya agar dapat disetujui oleh suatu kelompok (Rivai, 2017).

Sedangkan menurut Rahmawati (2020) disiplin adalah suatu ketaatan dan kepatuhan terhadap aturan yang berlaku yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan dari dalam diri sendiri dan meyakini bahwa yang dilakukan itu baik dan bermanfaat bagi diri dan lingkungan sehingga dapat menjadi makhluk sosial sesuai dengan yang diharapkan masyarakat.

Hasil observasi awal peneliti di Madrasah Aliyah Negeri 1 Mukomuko, didukung dengan data yang dicatat oleh tim kedisiplinan, catatan BK, dan catatan keterlambatan siswa sebanyak 251 siswa melakukan pelanggaran tata tertib sekolah yaitu membawa ponsel 88 siswa, melanggar ketentuan rambut dan kuku 61 siswa, memakai aksesoris yang berlebihan 16 siswa, terlambat datang ke sekolah 52 siswa, Pakir di luar sekolah 19 siswa, merokok di lingkungan sekolah 3 siswa, pacaran di lingkungan sekolah 4 siswa, bolos pada jam sekolah 4 siswa dan siswa yang sering tidak masuk sekolah 4 siswa. Kemudian hasil wawancara peneliti kepada empat orang siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Mukomuko, terlihat adanya perbedaan persepsi siswa tentang tata tertib sekolah. Oleh sebab itu bisa saja karena perbedaan tersebut terjadi pelanggaran kedisiplinan, yang mana disebabkan oleh persepsi mereka bahwa terdapat tata tertib yang kurang tepat dilaksanakan.

Persepsi dapat diartikan sebagai Pengertian, pengetahuan dan lain-lain yang diterima dengan cara merasakan, atau ide khusus, konsep, kesan dan lain-lain. Oleh karena itu, persepsi dikatakan sebagai bagian dari proses kehidupan yang dimiliki oleh setiap orang, dari pandangan orang pada titik tertentu (Harisah dan Masiming, 2008). Persepsi dapat berlangsung ketika individu menerima stimulus dari luar yang ditangkap oleh organ-organ pembantunya dan kemudian masuk ke dalam otak. Kemudian terjadi proses berpikir yang akhirnya terbentuk dalam sebuah pemahaman yang disebut persepsi (Sarwono, 2017).

Adapun aspek-aspek persepsi menurut Walgito (dalam Rivai, 2018) yaitu: (1) Aspek Kognisi, Aspek ini berhubungan dengan pengenalan akan obyek, peristiwa, hubungan yang diperoleh karena diterimanya suatu rangsangan. Aspek ini terkait dengan cara mendapatkan pengetahuan atau cara berpikir, pengharapan serta pengalaman masa lalu.

Dalam mempersepsikan sesuatu bisa dilatar belakangi oleh adanya aspek kognisi yaitu

(4)

pandangan seseorang terhadap sesuatu berdasarkan pengalaman yang pernah didengar atau dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari. (2) Aspek Afeksi, Berhubungan dengan emosi.

Aspek ini menyangkut pengorganisasian suatu rangsang, artinya rangsang yang diterima akan dibedakan dan dikelompokkan ke dalam emosi seseorang. Individu dalam mempersepsikan sesuatu bisa berdasarkan pada emosi individu tersebut. Hal ini karena adanya pendidikan moral dan etika yang didapatkannya sejak kecil yang akhirnya melandasi individu dalam memandang sesuatu. (3) Aspek Konasi, Berhubungan dengan kemauan. Aspek ini menyangkut pengorganisasian dan penafsiran suatu rangsang yang menyebabkan individu bersikap dan berperilaku sesuai dengan rangsang yang ditafsirkan, berkitan dengan sikap, prilaku, aktivitas individu sesuai dengan persepsinya terhadap suatu objek atau keadaan tertentu.

Terbentuknya persepsi sangat berkaitan dengan fungsi penginderaan, Allah SWT berfirman dalam Qs. Al-Sajdah: 7-9:

َّمُ

ث . ٍن ي ِهَم ٍءا َم ْن ِم ٍةَ ل َ

لَ ُس ْن ِم ُ هَ

ل ْسَ

ن َل َع َج َّمُ

ث . ٍن ي ِط ْن ِم ِنا َسْ ن ِْ

لْا قَ ْ لَ

خ َ أَ

دَب َو ُ هَ

قَ لَ

خ ٍء ْ يش َّلَ ُ ك َن َس ْحَ

أ ي ِذَّ

لا

َنو ُرُ ك ْ

شَ ت ا َم ا

لَي ِلَ ق َ

ة َ دِئْ

فَ ْ

لْا َو َرا َصْبَ ْ

لْا َو َع ْم َّسلا ُمُ كَ

ل َل َع َج َو ِه ِحو ُر ْن ِم ِهي ِف َخ َفَن َو ُها َّو َس

Artinya:

“(Dia) yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang

memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunanya dari saripati air yang hina (air mani). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.”

Pada ayat di atas selain menjelaskan proses pembetukan manusia, juga menjelaskan komponen penting dalam persepsi yaitu panca indera. Proses penginformasian dari panca indera akan membentuk individu memaknai apa yang dilihat, didengar dan dirasakan.

Dalam pandangan islam informasi juga berpengaruh terhadap persepsi baik atau buruk seseorang terhadap sesuatu. Begitu juga ditempat belajar seperti sekolah yang memiliki

(5)

tata tertib untuk ditaati, jika persepsi terhadap tata tertib sekolah baik atau positif maka tata tertib tersebut tidak akan menjadi beban melainkan sebagai latihan untuk membentuk kedisiplinan.

Kemudian disiplin merupakan kepatuhan individu agar melaksanakan aturan dalam lingkungan sosial, dan mengendalikan tingkah laku dengan kesadaran, sedangkan disiplin siswa diartikan sebagai ketaatan siswa melaksanakan peraturan yang terdapat di sekolah dan berlaku dilakukan secara konsisten serta bersungguh-sungguh agar proses bejar mengajar berjalan dengan lancar (Sobri, 2020).

Kedisiplinan siswa-siswi dapat dilihat dari beberapa aspek. Menurut Sobri (2020), terdapat tiga aspek kedisiplinan yaitu (1) Aspek ketertiban, adapun indikator dari ketertiban yaitu siswa pulang dan datang tepat waktu, hadir ke kelas sesuai dengan jadwal pelajaran serta tidak meninggalkan kelas saat jam pelajaran berlangsung. (2) Aspek mengendalikan diri, indikatornya yaitu siswa mengumpulkan dan mengerjakan tugas tepat waktu, tenang dalam proses belajar mengajar berlangsung serta siswa bersikap jujur atau tidak berbohong. (3) Aspek kemampuan berkonsentrasi, indikator nya adalah siswa mengerjakan dan menyelesaikan tugas dengan baik, siswa fokus dan bersungguh dalam mengerjakan tugas, siswa juga mampu memperhatikan guru saat menjelaskan pelajaran serta siswa aktif dalam proses belajar mengajar.

Berangkat dari disiplin terhadap diri sendiri, ajaran Islam contohnya dalam waktu pelaksanaan ibadah, islam menetapkan kewajiban sholat lima waktu dalam sehari semalam, ditandai dengan azan maka masuklah waktu sholat. Untuk itu jika melaksanakan dengan disiplin dan sesuai dengan waktunya maka akan mendapatkan pahala.

Dalam Qs. Al- Ashr 1-3:

ِرْبَّصلاِب ا ْوَصا َوَت َو ۙە ِ قَحْلاِب ا ْوَصا َوَت َو ِت ٰحِلّٰصلا اوُلِمَع َو ا ْوُنَمٰا َنْيِذَّلا َّلِْارْسُخ ْيِفَل َناَسْنِ ْلْا َّنِارْصَعْلا َو

Artinya:

(6)

“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-

orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”.

Dapat disimpulkan hubungan dari persepsi tentang tata tertib sekolah terhadap kedisiplinan adalah kemampuan siswa dalam menerima peraturan kemudian siswa mampu menginterpretasikan bagaimana peraturan dan konsekuensinya sehingga terbentuklah kesadaran dalam mematuhi peraturan maka dari itu terciptalah sikap kedisiplin siswa.

Berdasarkan fenomena yang ditemukan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Mukomuko di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Tata Tertib Sekolah Terhadap Kedisiplinan Siswa di Madrasah Aliyah Negeri 1 Mukomuko”.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, mengambil data situasi ilmiah tanpa manipulasi objek penelitian. Penelitian ini berbentuk penelitian cross sectional dengan pengambilan data dalam satu kurun waktu tertentu. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yaitu penelitian yang menitik beratkan atau memfokuskan pada penyajian data yang berbentuk angka-angka atau data (scoring) dengan menggunakan statistik (Azwar, 2011). Data angka tersebut berasal dari pengukuran dengan skala psikologi terhadap variable-variabel yang ada dalam penelitian ini. Tipe penelitian ini ialah regresi sederhana dengan melihat pengaruh antar variabel, yaitu pengaruh persepsi siswa tata tertib sekolah terhadap kedisiplinan siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri 1 Mukomuko.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan XI Madrasah Aliyah Negeri 1 Mukomuko 305 siswa. Untuk menentukan besaran sampel pada populasi dipenelitian ini, peneliti menggunakan rumus Slovin (Yusuf, 2005) yaitu sebagai berikut:

. 2

1 N e s n

= +

Keterangan:

(7)

s = sampel N = populasi

e = derajat ketelitian atau nilai kritis yang digunakan (0,05)

𝑆 = 305

1 + 305. (0,05)² 𝑆 = 305

1 + 0,7625 𝑆 = 305

1,7625 𝑆 = 174

Maka sampel penelitian sebanyak 174 siswa di Madrasah Aliyah Negeri 1 Mukomuko. Teknik pengambilan sampel dengan Proportionate Stratified Random Sampling dilakukan dengan mengumpulkan data jumlah siswa/i dari tiap tingkatan dan kemudian ditentukan jumlah sampel yang dibutuhkan untuk masing-masing kelas. Model dari skala persepsi dan skala kedisiplinan tersebut ialah berbentuk skala model 4. Dalam Skala model 4 ini ada dua arah item yaitu favourable berupa pernyataan yang mendukung atribut psikologis dan unfavourable berupa pernyataan yang tidak mendukung atribur psikologis. Dengan 4 alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Pemberian skor terhadap item favorable yaitu skor jawaban SS adalah empat, skor jawaban S adalah tiga, skor jawaban TS adalah dua dan skor jawaban STS adalah satu. Kemudian pemberian skor terhadap item unfavorable yaitu skor jawaban SS adalah satu, skor jawaban S adalah dua, skor jawaban TS adalah tiga dan skor jawaban STS adalah empat.

Hasil dan Pembahasan

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua skala yaitu skala kedisiplinan dan skala persepsi. Skala kedisiplinan memuat 31 aitem pernyataan yang disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Sobri (2020) yaitu, ketertiban, aspek Mengendalikan diri dan aspek kemampuan berkonsentrasi. Sedangkan skala persepsi

(8)

memuat 25 aitem pernyataan berdasarkan aspek yang dikemukakan oleh Walgito (dalam Rivai, 2018) yaitu aspek kognisi, aspek afeksi dan aspek konasi.

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode one sample Kolmogorov- smirnov. Data berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05 (Priyatno, 2014).

Berikut adalah hasil uji normalitas pada setiap variabel:

Tabel 1.1

Hasil Uji Coba Normalitas

Kemudian setelah dilakukan uji normalitas selanjutnya, Uji linieritas digunakan untuk mengetahui linieritas data, apakah dua variabel mempunyai hubungan atau tidak.

Uji ini digunakan sebagai persyaratan dalam analisis korelasi person atau regresi linier. Uji linieritas ini dilakukan dengan cara melihat signifikansi output SPSS dengan menggunakan tes for linearity pada taraf signifikansi 0,05. Apabila signifikansi kurang dari 0,05 maka variabel X mempunyai hubungan yang linier dengan variabel Y (Priatno, 2014). Berikut adalah hasil tabel linieritas:

Tabel 1.2 Hasil Uji Linearitas

Variabel Nilai K-SZ Signifikansi Keterangan

Persepsi 0,58 0,200 Distribusi

Normal Kedisiplinan 0,062 0,100 Distribusi

Normal

Variabel Linearity Sig.

Persepsi*

Kedisiplinan

Linearity 0,03

(9)

Berdasarkan tabel 1.2 diatas, dilihat pada output dari tabel linearity bahwa signifikansi kurang dari 0,05 (0,03<0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan mempunyai hubungan linear, sehingga asumsi linearitas terpenuhi.

Adapun Cara kategorisasi adalah dengan mengelompokkan subjek ke dalam dua kategori yaitu kategori tinggi dan kategori rendah (Azwar, 2019). Berikut rumus dua kategori yaitu:

𝐼 = 𝑅 𝐾 Keterangan:

I = Interval

R = Range (Nilai Tertinggi – Nilai terendah) K = Kelas interval

Tabel 1.3 Kategorisasi Persepsi

Sumber: Data

Penelitian

Tabel 1.4

Kategorisasi kedisiplinan

Sumber: Data Penelitian

Jadi dapat disimpulkan

bahwa tingkat

kedisiplinan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Mukomuko termasuk kategori rendah, dibuktikan dengan hasil analisis data dan dilihat dari jumlah subjek serta besaran persentase persepsi yang ditemukan berdasarkan rumus.

Kategorisasi Rentang Subjek Presentase (%)

Rendah 74-87 116 67%

Tinggi 88-100 58 33%

Total 174 100 %

Kategorisasi Rentang Subjek Presentase (%) Rendah 86-103 103 60 %

Tinggi 104-120 71 40%

Total 174 100 %

(10)

1. Hasil Uji Regresi Sederhana

Analisis ini bertujuan untuk mengatahui seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y. regresi digunakan untuk mengukur besarnya p engaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan variabel bebas. Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier sederhana (Priyatno, 2014). Persamaan regresi sederhana dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + bX Keterangan:

Y = Nilai prediksi variabel dependen a = Konstanta, yaitu nilai Y jika X = 0

b = Koefisien regresi, yaitu nilai peningkatan atau penurunan variabel Y yang didasarkan variabel X

X = Variabel independen.

Dari analisis regresi linier sederhana dengan menggunakan SPSS IBM Statistic 20.0, diperoleh output hasil persamaan regresi linier sederhana coefficients berikut:

Table 1.5

Hasil persamaan regresi linier sederhana

Pada table 1.5 hasil analisis SPSS 25.0 win.64, coefficients merupakan angka konstan dari unstandardized coefficients sebesar 85.382 angka ini merupakan angka konstan yang mempunyai arti bahwa jika tidak ada persepsi (X) maka nilai konstan

Coeffiecien

Model B Sig

Nilai Constan 85.382 .000

Persepsi .182 .033

(11)

kedisiplinan (Y) adalah sebesar 85.382. b= angka koefisien regresi. Nilai sebesar .189, angka ini mengandung arti bahwa setiap penambahan 5% persepsi (X) maka kedisiplinan (Y) akan meningkat sebesar .189, dari nilai koefisien regresi tersebut, dengan demikian dapat dikatakan bahwa persepsi berpengaruh positif terhadap kedisplinan. Sehingga persamaan regresi linier sederhana menggunakan rumus.

Y = a + bX

Y = 85.382 + .189 X

2. Uji Determinasi (R Squere)

Koefisien determinasi (R²) menurut Sugiyono (2016) dapat dipakai untuk memprediksi seberapa besar pengaruh kontribusi variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) dengan syarat hasil uji F dalam analisis regresi bernilai signifikan.

Besarnya nilai koefisien determinasi (R²) hanya antara 0-1 (0 < R² < 1). Semakin kecil nilai koefisien determinasi berarti pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen semakin lemah. Jika nilai koefisien determinasi semakin mendekati 1 berarti pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen semakin kuat (Sugiyono, 2016). Berikut hasil uji determinasi (R Square).

Tabel 1.5

Hasil Uji koefisien Determinasi

Variabel R R Square Keterangan

Persepsi Kedisiplinan

.162 .026 Rendah

Berdasarkan tabel 1.5 dapat diketahui bahwa nilai R ialah 0,162 yang menunjukan hubungan antara variabel bebas yaitu persepi terhadap variabel terikat yaitu kedisiplinan. Selanjutnya nilai koefisien determinan (R Square) sebesar 0,026. Koefisien determinasi menjelaskan bahwa variabel persepsi memiliki

(12)

pengaruh sebesar 2,6% terhadap kedisiplinan, sedangkan 97,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Penutup

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa mengenai pengaruh persepsi siswa tentang tata tertib sekolah terhadap kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Negeri 1 Mukomuko, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Persepsi Siswa tentang tata tertib sekolah di Madrasah Aliyah Negeri 1 Mukomuko sebanyak 67% pada kategorisasi rendah dan persepsi hanya memiliki pengaruh sebanyak 2,6% terhadap kedisiplinan artinya 97,4% dipengaruhi oleh variabel lain.

2. Tingkat kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Negeri 1 Mukomuko 60% berada pada kategori rendah, sedangkan 40% berada pada kategori tinggi.

3. Adanya pengaruh persepsi siswa tentang tata tertib sekolah terhadap kedisiplinan siswa Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Mukomuko terlihat bahwa F hitung 4.607 dengan tingkat signifikansi 0,03 < 0,05. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis Ha diterima yaitu persepsi siswa tentang tata tertib sekolah memiliki pengaruh terhadap kedisiplinan siswa di Madrasah Aliyah Negeri 1 Mukomuko.

Berdasarkan dari kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disarankan beberapa hal terkait dengan hasil penelitian yaitu, Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan hasil penelitian ini dengan melihat faktor lainnya yang dapat meningkatkan kedisiplinan atau melihat pengaruh variabel lainnya yang mempengaruhi kedisiplinan, seperti motivasi belajar, lingkungan, pola asuh orang tua, dan lain sebagainya. Dari hasil penelitian menyatakan bahwa tingkat kedisiplinan hanya sebesar 60% berada pada kategori rendah, oleh sebab itu penelitian ini dapat menjadi referensi bagi pihak sekolah untuk meningkatkan kedisiplinan siswa, melaksakan tata tertib sekolah dengan baik, menjaga konsistensi dari peraturan sekolah ataupu pemberian hukuman bagi pelanggar tata tertib sekolah.

(13)

Keterbatasan Penelitian

Dari penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang menimbulkan gangguan dan kurangnya hasil penelitian ini. Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Keterbatasan literatur hasil penelitian sebelumnya yang masih kurang peneliti dapatkan. Sehingga mengakibatkan penelitian ini memiliki banyak kelemahan, baik dari segi hasil penelitian maupun analisisnya.

2. Keterbatasan waktu, biaya dan tenaga sehingga membuat penelitian ini kurang maksimal.

3. Keterbatasan pengetahuan penulis dalam membuat dan menyusun tulisan ini, sehingga perlu diuji kembali keandalannya di masa depan.

4. Keterbatasan data yang digunakan dalam penelitian ini membuat hasil kurang maksimal.

5. Penelitian ini jauh dari sempurna, maka untuk penelitian berikutnya diharapkan lebih baik dari sebelumnya.

Daftar Pustaka

Anwar, M. (2013). Pengaruh Persepsi Tentang Tata Tertib Sekolah Dan Partisipasi Dalam Kegiatan Osis Terhadap Sikapdisiplin Pada Siswa Kelas Viii Smp Negeri 1kartasura Kabupaten Sukoharjo. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arisana Arga Lacopa, I. (2012). Pengaruh Kedisiplinan Siswa Dan Persepsi Siswa Tentang Kualitas Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas Xi Ips Man Yogyakarta II Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 22 - 42.

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Dakhi, A. S. (2021). Kiat Sukses Meningkatkan Disiplin Siswa. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.

(14)

Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT REMAJA ROSDA KARYA.

Haqiqi boy, A. (2019). Kedisiplinan Belajar Siswa di Sekolah Dasar (SD) Negeri Cot Keu Eung Kabupaten Aceh Besar (Studi Kasus). Journal of Education Science (JES), 1-12.

Imran, A. (2017). Menajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Indrawan, R. Y. (2014). Metodologi Penelitian. Bandung: PT. Refika Aditama.

Kurniawan, W. A. (2018). BUDAYA TERTIB SISWA DI SEJOLAH (Penguatan Pendidikan Karakter Siswa). Jawa Barat: CV Jejak.

Kusaeri, M. (2016). Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Munawaroh, S. (2016). Perilaku disiplin dan kejujuran generasi muda di daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: BPNP.

Mustari, M. (2017). Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan Karakter. Yogyakarta:

LaksBang Pressindo.

Periantalo, J. (2019). Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi. Yogyakkarta: Pustaka Pelajar.

Prayatno, D. (2014). Pengolahan Data Terpraktis. Yogyakarta: Andi.

Rahman, A. (2016). Metode Penelitian Psikologi Langkah Cerdas Menyelesaikan Skripsi.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rahmawati, D. (2020). Pengaruh Pelaksanaan Tata Tertib Sekolah Dan Motivasi Belajar Terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas V Sd Se-Gugus Hasanudin Kecamatan Margadana Kota Tegal. Sarjana Pendidikan.Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Drs. Sigit Yulianto, M.Pd., 260.

Ridha, M. R. (2007). Tafsir Al-Fatihah Menemukan Hakikat Ibadah. Bandung: PT.Mizan Pustaka.

Rivai Ade Asrina, T. D. (2018). Hubungan Persepsi Siswa Tentang Pelaksanaan Tata Tertib Sekolah Dengan Sikap Disiplin Siswadi Mtsn 3 Banjarmasin. PIKOVIDYA, Vol 22, No.

1, 18-43.

Saifuddin, A. (2020). Penyusunan Skala Psikologis Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.

Saifuddin, A. (2020). Penyususnan Skala Psikologis Edisi pertama. Jakarta: Kencana.

(15)

SAIHU. (2019). Konsep Manusia Dan Implementasinya Dalam Perumusan Tujuan Pendidikan Islam Menurut Murtadha Muthahhari. Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 1.

No 2.

Sarwono, S. W. (2017). PENGANTAR PSIKOLOGI UMUM. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Shihab, M. Q. (2012). Al-Lubab Makna, Tujuan Dan Pelajaran Dari Surah-Surah Al-Qur'an.

Tangerang: Lentera Hati.

Sobri, M. (2020). Kontribusi Kemandirian Dan Kedisiplinan Terhadap Hasil Belajar. Praya:

Guepedia.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Suhamri, M. (2021). Analisis Penafsiran Ulil'Amri Dalam Al-Qur'an Surat An-Nisa' [4]:59 dan 83 Menurut Teungku Muhammad Hasbi Ash-Siddiqy Dalam Tafsir Al-Qur'anul Majid An-Nur .

Sunyoto, D. (2011). Meotodologi Penelitian Ekonomi. Yogyakarta: Nuha Medika.

Tulus, T. (2004). Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo.

Wahab, M. A. (2004). Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam. Jakarta: KENCANA.

Walgito, B. (2004). Pengantar psikologi Umum. Jakarta: Penerbit Andi.

Willis, S. S. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: ALFABETA.

Yusuf, A. (2021). Dimensi Pendidikan Islam dalam Perspektif QS Surat As Sajdah Ayat 7-9.

Journal of Islamic Education, Vol.4, No.1, hal.41-60.

Yusuf, A. M. (2005). Metode Penelitian. Padang: FIP IKIP.

Referensi

Dokumen terkait

Masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada pengaruh pemberian layanan bimbingan kelompok teknik modeling untuk meningkatkan kedisiplinan mematuhi tata tertib

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Pengaruh Implementasi Tata Tertib Sistim Poin Terhadap Kedisiplinan Siswa Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1

AS: “Ya harapannya si anak -anak disiplin dan tidak melakukan pelanggaran lagi, ya tidak si sepenuhnya 100% tapi ya paling tidak sebagian besar lah mb kisaran 80-90%

Hal ini ditunjukkan dari perhitungan koefisien korelasi variabel motivasi terhadap variabel kedisiplinan siswa dalam mematuhi tata tertib sekolah di Sekolah

Rencana Penyusunan Tata Tertib Dalam Membentuk Kedisiplinan Guru Dan Siswa sudah baik yaitu adanya kesepakatan dan musyawarah pada semua pihak warga sekolah dan komite atasan

Hasil dari penelitian ini yaitu: 1) Perencanaan bimbingan dan konseling, meliputi melibatkan semua pihak guru untuk melakukan musyawarat perencanaan program Bk.

Instrumen tata tertib dan kedisiplinan belajar siswa berupa lembar pertanyaan (angket) yang disebarkan kepada responden.Hipotesisyang diajukan adalah terdapat

Hal ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pemahan siswa tentang penegakan tata tertib dengan kedisiplinan siswa SMP Negeri 21 Medan tahun 2022 Kata Kunci: Pemahan Siswa,