• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK UNTUK MEMATUHI TATA TERTIB SEKOLAH DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SUMBANG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK UNTUK MEMATUHI TATA TERTIB SEKOLAH DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SUMBANG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - repository perpustakaan"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)

TOPIK:

PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK UNTUK

MEMATUHI TATA TERTIB

SEKOLAH DI MTs NEGERI SUMBANG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Pewawancara : Hesti Setianingrum

Responden : Nur Kholiq (Guru PKn MTs Negeri Sumbang)

Sebalum wawancara di mulai peneliti terlebih dahulu membuat janji dengan pak Nur Kholiq selaku guru PKn, setelah membuat janji peneliti datang ke sekolah pukul 08:00 dan menunggu di ruang tamu kemudian bertemu dengan pak Nur Kholiq di kantor guru dan langsung menuju ke perpustakaan. Di perpustakaan sejenak mempersiapkan dan setelah siap segera melakukan wawancara.

HS: “Assalamualaikum pak, saya Hesti mahasiswi dari UMP yang bermaksud melakukan penelitian disini untuk memenuhi tugas akhir saya, berkenankah bapak untuk saya wawancarai?”

NK: “Oh iya mba wa’alaikumsalam, ya boleh mba silahkan apa yang bisa saya bantu?”

HS: “Begini pak saya akan melakukan wawancara dengan bapak, bagaimana?”

NK: “Oh ya mba mari mau tanya-tanya tentang apa?”

(15)

NK: “Ya kalau menurut saya pribadi dan secara umum ya sangat penting, karena itu aturan yang memang ditegakkan dan berusaha dimunculkan kan itu disiplin untuk melatih semua perilaku kan itu sumbernya”

HS: “Lalu menurut bapak bagaimana tingkat kedisiplinan peserta didik di MTs Negri Sumbang ini Pak?”

NK: “Ya kalau secara umum bisa di katakan baik, tetapi kalau dikatakan pada masing-masing kelas itu berbeda tingkat kedisiplinannya, karena karakter siswa yang berbeda-beda, jadi bisa dikatakan kurang baik atau kurang disiplin”

HS: “Bentuk pelanggaran kedisiplinan apa yang sering terjadi Pak?”

NK: “Ya kalau bentuk pelanggaran si umum lah, dari pakaian terus kerapihan yang paling menonjol itu lah, potongan rambut dan pakaian tidak rapih”

HS: “Peran bapak dalam mendisiplinkan peserta didik itu dalam hal pakaian bagaimana pak? Kendala dan solusinya bagaimana pak?

NK: “kalau pakaian saya mulai dari diri saya dulu mba, dengan saya berpakaian rapih sehingga anak melihat dan meniru, itu harapannya mba. Tapi memang kendalanya adalah anak-anak kalau sudah dibilangin memang nurut tapi ya itu diulangi lagi pelanggaran itu mba, jadi masih susah ananknya mba terutama anak laki-lakinya. Solusinya ya dengan saya menegur anak itu masih ngeyel ya saya tarik bajunya untuk segera dimasukkan jadi anak kan langsung memasukkan bajunya mba”.

HS: “Kalau dalam hal penampilan pak bagaimana peran bapak? Kendala dan upayanya apa pak?”

(16)

biar keren atau buat gaya dan ikut-ikutan teman. Kalau solusinya saya akan membawa ke BK untuk segera di potong rambutnya jadi anak akan jera kalau rambutnya dipotong si sekolah, paling seperti itu mba”.

HS: “Kalau kedatangan siswa pak bagaimana?”

NK: “Ya secara umum sudah cukup baik, tetapi ya masih ada juga yang datang terlambat”

HS: “Bagaimana peran bapak sebagai guru PKn untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal kehadiran? Kendalanya apa pak? Dan solusi yang bapak lakukan apa?

NK: “Ya kalau saya selalu menegur dan menasehatinya mba biar ngga telat lagi. Kalau kendala memang dari anak itu yang malas bangun pagi lalu berangkatnya jadi siang mba itu alasan yang sering diungkapkan sama anak-anak mba. Solusinya ya kalau dia terlambat pada saat jam pelajaran saya pasti saya kasih tugas untuk mengerjakannya, biar anak juga jera dan sambil belajar juga dengan mengerjakan tugas itu”.

HS: “Menurut bapak, apakah pelajaran PKn itu berkaitan dengan kedisiplinan pak?”

NK: “Iya mba antara kedisiplinan dengan mata pelajaran PKn sangat berkaitan, karena materi PKn itu memang mencakup dan menumbuhkan kedisiplinan dan kesadaran dari segala aspek kehidupan baik di Madrasah dan kehidupan sehari-hari baik di lingkungan rumah ataupun di lingkungan masyarakat”

HS: “Apa yang bapak lakukan pada saat pembelajaran PKn apabila dikaitkan dengan kedisiplinan?”

(17)

karena sudah ke ranah lembaga-lembaga Negara dan materi umum, tetapi masih di singgungkan dengan keadaan-keadaan yang ada pada kehidupan saat ini”

HS: “Menurut bapak bagaimana peran dari bapak selaku guru PKn dalam hal mendisiplinkan peserta didik?”

NK: “Ya peran kita ya setiap saat dalam kaitannya meningkatkan kedisiplinan anak, karena kita selalu memantau pada anak baik dari disiplin di jam pelajaran, disiplin dalam hal memakai baju atau kerapihan baju dan berbagai kedisiplinan yang lainnya, dan kalau ada anak yang melakukan pelanggaran kedisiplinan kita lakukan penanganan langsung”

HS: “Bagaimana cara bapak selaku guru PKn melaksanakan peran sebagai fasilitator agar peserta didik disiplin dan mematuhi tata tertib sekolah?”

NK: “Ya sebagai fasilitator didalam setiap pembelajaran selalu mengingatkan tata tertib yang ada di sekolah terus berkaitan dengan KBM juga memfasilitasi anak didalam tata tertibnya

HS: “Bagaimana cara bapak selaku guru PKn melaksanakan peran sebagai motivator agar peserta didik disiplin dan mematuhi tata tertib sekolah?”

NK: “Sebagai motivator ya selalu memotivasi siswa agar siap dalam pembelajaran di setiap KBM dalam semua mapel maupun memotivasi anak dalam mematuhi tata tertib sekolah yang ada, sehingga nanti anak terbiasa menaati tata tertib dan kalau bisa bukan hanya karena selalu diingatkan atau diperintah tetapi memang untuk mengkondisikan biar anak itu secara kesadaran dirinya sendiri disiplin dalam hal menaati tata tertib itu sendiri maupun di dalam KBM”

(18)

NK: “Sebagai pemacunya dalam hal KBM, ya didalam menyemangati anak agar selalu rajin dan semangat itu memang anak disini harus diingatkan tidak hanya satu atau dua kali saja diingatkan tetapi harus setiap saat diingatkan dalam hal kedisiplinan, kerapihan dan semuanya yang berkaitan dengan tata tertib, karena kalau tidak seperti itu anak akan lupa atau melanggarnya lagi, jadi ya harus selalu diingatkan”

HS: “Bagaimana cara bapak selaku guru PKn melaksanakan peran sebagai pemberi inspirasi agar peserta didik disiplin dan mematuhi tata tertib sekolah?”

NK: “Untuk memberi inspirasi ya bagaimana anak bisa mengawali dari dirinya sendiri agar disiplin untuk mengawali semua kegiatan misalnya mengawali kegiatan dari rumah apa yang ada dari rumah diawali dengan disiplin sehingga dibawa ke Madrasah ini bisa memberi inspirasi kepada teman yang lain agar disiplin bukannya malah terbawa pergaulan teman yang tidak disiplin. Sebagai contoh atau sebagai panutan yang saya berusaha untuk tampil yang terbaik untuk siswa saya, memberikan contoh yang terlihat seperti berpakaian rapih dan bertingkahlaku yang baik agar siswa saya mencontoh yang baik dari saya”

HS: “Kendala apa saja yang bapak hadapi ketika mendisiplinkan peserta didik agar mematuhi tata tertib sekolah?”

NK: “Ya kalau kendala secara umum ya kendala dari anak itu sendiri, karena dari faktor keluarga dimana didalam keluarga itu ada kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik diterapkan secara dini kepada anak contohnya dalam hal disiplin, kerapihan dalam memakai baju dalam memotong rambut. Sehingga terbawa ke Madrasah seperti berangkat terlambat tidak memperhatikan rentang waktu kemudian di sekolah dalam memakai baju kurang rapih”

(19)

NK: “Ya upaya yang jelas yang pertama selalu memberikan himbauan, peringatan kepada anak. Kemudian juga kadang diberikan sanksi kepada mereka yang sering ataupun suka melanggar itupun sanksinya juga melihat pelanggaran apa yang dibuat oleh siswa itu sendiri. Contohnya rambut kalau tidak mau menurut aturan ya mau nggak mau harus kita beri sanksi di potong di sekolah dan nanati suruh dirapihkan di rumah sendiri, kalau baju ya selalu kita inggatkan untuk selalu di masukkan ke dalam agar rapih. Kemudian di dalam KBM ya kita beri sanksi kepada siswa itu berupa tugas yang harus dikerjakan dan di kumpulkan”

HS: “Kemudian apa harapan bapak untuk peserta didik di sini ke depannya dalam hal kedisiplinan?”

NK: “Ya harapannya ya yang jelas terciptanya peserta didik yang mematuhi tata tertib sekolah tanpa harus ada paksaan dari guru tetapi karena kesadaran pentingnya dalam berdisiplin itu sendiri. Tetapi ya semua itu butuh proses, butuh kesabaran dan kesadaran dari anak itu sendiri, sehingga tercipta anak didik yang bisa sesuai dengan harapan dan gambaran yang Madrasah inginkan sesuai dengan visi, misi, dan tujuan Madrasah itu sendiri”

HS: “Iya pak terimakasih untuk waktu yang diberikan kepada saya untuk melalukan wawancara dengan bapak”

(20)

FIELD NOTES WAWANCARA TOPIK:

PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK UNTUK

MEMATUHI TATA TERTIB

SEKOLAH DI MTs NEGERI SUMBANG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Pewawancara : Hesti Setianingrum

Responden : Mulyani (Guru PKn MTs Negeri Sumbang)

Sebalum wawancara di mulai peneliti terlebih dahulu membuat janji dengan bu Mulyani selaku guru PKn, setelah membuat janji peneliti datang ke sekolah pukul 08:00 dan menunggu di ruang tamu kemudian bertemu dengan bu Mulyani di kantor guru dan langsung menuju ke perpustakaan. Di perpustakaan sejenak mempersiapkan dan setelah siap segera melakukan wawancara.

HS: “Assalamualaikum bu, saya Hesti mahasiswi dari UMP yang bermaksud melakukan penelitian disini untuk memenuhi tugas akhir saya, berkenankah ibu untuk saya wawancarai?”

MY: “Wa’alaikumsalam mba, iya mba boleh. Apa yang bisa saya bantu?”

HS: “Begini Bu saya akan melakukan wawancara dengan ibu, bagaimana?”

MY: “Oh ya mba mari mau tanya-tanya tentang apa?”

(21)

MY: “Iya jelas sangat penting, karena ketika kita mengajar dan kita tidak disiplin dan anaknyapun tidak disiplin maka akan bubar semuanya. Disiplin itu nomer satu lho ketika kita ngajar, ketika kita ngajar panjang lebar kesana kemari tetapi anaknya ribut sendiri kan tidak akan sampai tujuan pembelajarannya”

HS: “Menurut ibu, bagaimana tingkat kedisiplinan peserta didik di MTs ini bu?

MY: “Ya memang sudah cukup baik secara umum, tetapi kalau disini tingkatan disiplin bisa dilihat dari tingkatan kelasnya. Jadi kalau kelas a, b, c itu anaknya baik tetapi dari d, e, f itu anak-anaknya bisa dikatakan tidak disiplin

HS: “Biasanya pelanggaran apa saja yang sering terjadi di sini bu?

MY: “Yang sering itu baju mba, sering kali itu baju tidak dimasukkan. Anak lebih suka kalau baju itu dikeluarkan, sering sekali kalau saya masuk kelas baju tidak rapih dan dikeluarkan sering saja coret itu baju dengan spidol agar dimasukkan biar rapih. Rambut juga sering terjadi itu rambut gondrong dan saya sering juga menjadi tukang cukur dadakan untuk memotong rambut siswa yang gondrong itu

HS: “Peran ibu bagaimana untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal pakaian bu? Kendala dan solusinya bagaimana bu?

MY: “Kalau pakaian saya tampil dengan baju yang sopan dan sesuai dengan aturan, agar anak-anak terutama siswa perempuan meniru biar disiplin seperti memakai kerudung MTs. Kendalanya ya itu mba anak anak kalau habis dibilangin nurut tapi nanti ya diulangi lagi bajunya keluar lagi, memang masih rendah kesadarannya untuk disiplin. Solusinya ya kalau saya mencoret baju bagian bawah itu dengan spidol biar anak itu jera dan memasukkannya mba”.

(22)

MY: “Penampilan itu penting ya untuk dilihat, jadi saya selalu berpenampilan yang rapih dan sopan agar anak-anak meniru mba karna itu harapan saya, biar semuanya disiplin. Tetapi memang anak-anak disini masih kurang kesadarannya dalam berdisplin, jadi ya itu rambut gondrong terutama anak laki-laki mereka anggap itu keren dan gaul seperti itu mba. Kalau saya solusinya dengan saya memotong langsung rambut anak itu mba, sering ko saya jadi tukang cukur dadakan disini, dengan harapan ya itu anak akan jera”.

HS: “Kalau dalam hal kedatangan bu bagaimana?”

MY: “Kalau kedatangan memang cukup bagus, terlambat itu sekarang bisa diminimalisir, tetapi ya ada saja yang datang terlambat dengan berbagai alasan”

HS: “Lalu peran ibu untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal kehadiran bagaimana bu? Apa kendala dan upaya yang ibu lakukan?

MY: “Kalau saya selalu menegur dan menasehati kalau mereka datang terlambat, ditanya kenapa terlambat, kalau alasannya bisa diterima ya saya izinkan masuk tanpa hukuman, tapi kalau alasannya itu-itu saja ya saya kasih dia hukuman mba. Kalau kendala memang anaknya yang susah ya mba, mungkin tidak terbiasa bangun pagi mungkin jadi sering terlambat. Upayanya ya dengan saya memberi hukuman berupa mengerjakan soal-soal yang ada di LKS maupun buku paket atau maju mengahaflkan UUD 1945”.

HS: “Kendala apa saja yang ibu hadapi untuk mendisiplinkan peserta didik?”

(23)

berangkat kerja pagi dan pulang sudah sore atau bahkan malam, sehingga mereka kurang kontrol juga dari orangtua mereka sendiri, seperti baju tidak rapih dan tidak disetrika sehingga tidak rapih”

HS: “Apakah mata pelajaran PKn itu berkaitan dengan kedisiplinan bu?”

MY: “Oh tentu iy mba, karena PKn outputnya itu adalah moral jadi berkaitan dengan disiplin dan terdapat pendidikan karakter didalamnya. Kalau kita jadi guru PKn itu jangan bosen-bosen ngomongi anak biar disiplin”

HS: “Apa yang ibu lakukan di saat pembelajaran kalau anaknya tidak disiplin”

MY: “Ya saya kalau didalam kelas harus selalu memperhatikan anaknya, terutama anak yang sering buat gaduh, kalau dia gaduh nanti pasti saya akan tunjuk buat jawab pertanyaan, jadi anak akan memperhatikan perajaran”.

HS: “Apa yang ibu lakukan pada saat pembelajaran PKn apabila dikaitkan dengan kedisiplinan?”

MY: “kaitkan materi dengan kehidupan nyata dan aspek-aspek yang saya nilai, ketika anak itu pintar didalam pembelajaran atau materi tetapi dia tidak disiplin berarti saya berhak untuk mengurangi nilai atau bahkan tidak menaikannya”

HS: “Bagaimana peran ibu sendiri selaku guru PKn dalam mendisiplinkan peserta didik di sini?”

MY: “Ya kalau saya harus memahami betul karakter siswa melalui wali kelas mereka, sehingga saya dapat berperan yang semestinya kepada anak itu sendiri”

(24)

MY: “Sebagai fasilitator ya saya kalau ada anak yang tidak disiplin saya turun tangan sendiri saya yang motong rambut anak itu sendiri, merapihkan baju anak agar mereka itu displin”

HS: “Bagaimana cara ibu selaku guru PKn melaksanakan peran sebagai motivator agar peserta didik disiplin dan mematuhi tata tertib sekolah?”

MY: “Kalau sebagai motivator ya saya ngga lelah-lelah ngga pernah berhenti ketika saya masuk kelas saya cek atributnya saya perhatikan satu persatu-satu pada saat pembelajaran berlangsung biar tetap disiplin”

HS: “Bagaimana cara ibu selaku guru PKn melaksanakan peran sebagai pemacu agar peserta didik disiplin dan mematuhi tata tertib sekolah?”

MY: “Sebagai pamacu, ya paling begitu saya memberi pujian ketika anak itu nurut seperti abis di potong rambut kan akan terlihat ganteng dan rapih, ketika baju di masukkan akan terlihat anak sekolah bukan anak yang mau main. Paling seperti itu dengan memberikan pujian melalui kata-kata agar selalu disiplin”

HS: “Bagaimana cara ibu selaku guru PKn melaksanakan peran sebagai pemberi inspirasi agar peserta didik disiplin dan mematuhi tata tertib sekolah?”

MY: “Sebagai pemberi inspirasi ya dengan dimulai dengan saya sendiri memakai baju rapih dan bertingkahlaku baik agar anak didik saya juga seperti itu dan selalu disiplin untuk mematuhi tata tertib yang ada tanpa harus diingatkan lagi, tapi karena kesdaran akan pentingnya berdisiplin”

HS: “Upaya apa yang ibu lakukan untuk mendisiplinkan peserta didik?”

(25)

lainnya, bahkan ketika mereka melanggar aturan tidak memakai atribut saya suruh bayar Rp. 5000, - kepada bendahara kelas untuk kas kelas. Hukuman yang agak keras memang saya terapkan agar siswa itu kapok dan nggak mengulanginya lagi.”

HS: “Harapannya setelah diberi hukuman itu apa bu kepada peserta didik?”

MY: “Ya setelah menerima hukuman itu diharapkan siswa jera dan tidak mengulangi perbuatnnya lagi sehingga anak akan termotivasi untuk tidak melanggar, jadi dengan adanya hukuman diharapkan peserta didik akan jera dan disiplin karena kesdarannya akan pentingnya disiplin.”

HS: “Harapannya apa si bu untuk peserta didik di sini?”

MY: “Harapannya ya siswanya semakin disiplin dan mereka sadar diri tanpa harus disuruh tanpa harus diomongi mereka harus tahu bahwa disiplin itu adalah sebuah kebutuhan mereka, kalau mereka tidak rapih tidak disiplin ya berarti mereka harus merasa malu karena mereka belum dewasa dan belum tahu arti disiplin itu sendiri dan mereka bukan anak sekolh kalu tidak disiplin”

HS: “Terimaksih ibu untuk wawancaranya, maaf mengganggu waktunya?”

(26)

FIELD NOTES WAWANCARA TOPIK:

PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK UNTUK

MEMATUHI TATA TERTIB

SEKOLAH DI MTs NEGERI SUMBANG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Pewawancara : Hesti Setianingrum

Responden : Eri Kusnanto (Guru BK MTs Negeri Sumbang)

Sebalum wawancara di mulai peneliti terlebih dahulu membuat janji dengan pak Eri selaku guru BK, setelah membuat janji peneliti datang ke sekolah pukul 09:00 dan menunggu di ruang tamu kemudian bertemu dengan di kantor guru dan langsung menuju ke ruang BK. Di ruang BK sejenak mempersiapkan dan setelah siap segera melakukan wawancara.

HS: “Assalamualaikum bapak, saya Hesti pak dari UMP yang bermaksud melakukan penelitian disini, bolehkan saya melakukan wawancara sebentar dengan bapak?”

EK: “Oh iya mba waalaikumsalam, iya mba boleh apa yang bisa saya bantu insyaallah saya bisa ma?”

HS: “Kalau beitu langsung saja ya pak kita wawancara? Menurut bapak, bagaimana tingkat kedisiplinan peserta didik di MTs Negeri Sumbang ini pak?”

EK: “Ya kalau di katakan skor ya 60-70 lah mba, cukup baik lah kategori standart.”

(27)

EK: “Ya pakaian tidak rapih, baju tidak sesuai, rambut tidak rapih atau gondrong. Pacaran ya masih bisa teratasi.”

HS: “Lalu peran bapak sebagai guru BK untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal pakaian bagaimana pak? Kendala dan upaya apa yang bapak lakukan?

EK: “Kalau pakaian memang yang paling mendominasi mba disini, jadi kalau ada anak yang bajunya dikeluarkan pasti saya tegur langsung dan saya akan membandingkan dengan anak-anak yang rajin jadi anak pasti akan malu dan memasukkan bajunya. Kendalanya ya anak-anak disini masih terpengaruh satu sama lain mba, jadi saling tiru meniru. Solusinya ya dengan selalu saya menegur karena sebagai guru BK saya memposisikan diri saya untuk menjadi teman bagi mereka mba”.

HS: “Kalau dalam hal penampilan pak bagaimana peran bapak? Kedala dan upayanya itu bagaimana pak dari guru BK sendiri?”

EK: “Dalam hal penampilan kalau saya sebagai bapak guru ya mulai dari diri saya dengan berpenampilan baik dan potongan rambut yang sesuai, sehingga dengan berpenampilan baik memberikan contoh yang baik untuk anak-anak. Kendalanya ya itu mba anak-anak suka meniru teman yang lain sama ikut-ikutan artis di tv jadi mereka beranggapan keren dan gaul. Solusinya ya kalau anak itu sudah diperingatkan tapi masih saja seperti itu pasti saya lakukan tindakan dengan memotong rambut anak itu biar jera dan malu sama teman-temannya, jadi anak tidak mengulanginya lagi begitu harapannya mba”.

HS: “Kalau kehadiran pak?”

(28)

jumlah siswa, karena kurikulum 2013 itu kan tidak boleh mengemblikan anak ke orang tua mba.”

HS: “Dalam hal kehadiran bagaimana peran bapak untuk mendisiplinkan peserta didik pak? Kendala dan upayanya apa pak?”

EK: “Ya kalau saya selaku guru BK pasti yang pertama menegur lalu menasehati biar tidak sering terlambat ke sekolah. Saya tanya kenapa, lalu saya kasih arahan biar tidak diulangi lagi. Kendalanya ya karena memang anak berbeda-beda wataknya jadi ada yang rajin ada yang malas, jadi saya paati nasehati dulu mba. Solusinya ya dengan memberikan hukuman untuk hormat bendera selama 10 menit atau memberisihkan ruangan tertentu di jam istirahat dengan pantauan saya tentunya”.

HS: “Apakah kondisi latar belakang mempengaruhi kedisiplinan peserta didik pak?”

EK: “Faktor dari latar belakang siswa juga sangat mempengaruhi mba, karena latar belakang siswa itu kan berbeda, memang disini SDM-nya masih kurang ya mba, wong angka melanjutkan saja masih sekitar 40-70% mba pertahunnya.”

HS: “Lalu terkait pelanggaran tersebut, bagaimana peran dari guru BK itu sendiri pak?”

EK: “Yang saya terapkan disini adalah BK itu bukan polisi sekolah, saya terapkan guru BK adalah guru yang menangani ketika anak ada masalah jadi saya juga bekerjasama dengan kesiswaan. Jadi saya menggarap konselingnya dan kesiswaan memberi sanksinya. Jadi supaya tidak terlalu rancu dengan saya sebagai pihak BK agar anak itu terbuka terhadap saya sehingga saya bisa memberi solusi.”

(29)

EK: “Kendala yang dihadapi disini ya karena BK di lingkungan Kementian Agama itu masih baru mba, sehingga pemahamannya masih kurang, sedangkan sekolah ini Madrasah yang berlandaskan agama jadi kita kalau menangani kasus siswa perempuan agak susah karena itu si sekolah islam paradigmanya berbeda si dengan sekolah yang lain, animonya kan juga berbeda si dari Kementrian Agama mba, jadi kadang kita susah ketika harus mendisiplinkan peserta didik yang perempuan itu. Kendala yang lainnya adalah BK disini belum terlalu memahami juga tentang psikologi anak yang mendalam, sehingga kita mengharapkan dari pemerintah dari Kementrian Agama untuk melakukan penyuluhan lah mba agar guru BK itu lebih tahu untuk psikologi dari siswa yang lebih dalam lagi.”

HS: “Langkah atau upayanya apa pak yang dilakukan oleh pihak BK untuk mendisiplinkan peserta didik itu? Apakah dengan menggunakan kredit point pak?”

EK: “Kalau saya tidak menerapan kredit point mba, tetapi saya terapkan itu BK untuk konseling bukan polisi sekolah, jadi ketika anak ada masalah saya rangkul untuk saya ajak cerita masalahnya apa, dengan pendekatan persuatif pendekatan yang lebih ke anaknya itu mba, jadi anak mau terbuka dengan saya sebagai mitra jadi anak tidak takut untuk masuk ke ruang BK ini. Menceritakan semua masalahnya jadi saya tahu apa yang menjadi pokok permasalahannya, dan saya bisa memberi solusi agar anak itu tidak terganggu spisikisnya dan pelajarannya di sekolah. Memotivasi siswa juga agar selalu konsentrasi terhadap sekolahnya sehingga sekolahnya tidak terganggu dengan adanya masalah yang ada. Saya juga menjanjikan kerahasiaan cerita itu, sehingga anak akan nyaman bercerita tentang masalahnya. Memang kredit point itu ada mba, tetapi bukan pihak BK yang menerapkan tapi pihak Kesiswaan yang menerapkannya.”

(30)

EK: “Oh iya mba ada, kan kita menilai anak itu dari moralnya dan dari disiplinnya. Kalau moral kita serahkan kepada guru agama, sedangkan disiplinnya kita serahkan kepada guru PKn untuk menilai bagaimana kedisiplinan siswa itu sendiri, nanti kan kita dapat masukan dari guru-guru yang lain juga mba.

HS: “Lalu sanksi apa saja yang pihak BK berikan kepada peserta didik ketika mereka melanggar pak?”

EK: “Kalau dari pihak BK yang pasti memberikan teguran terlebih dahulu, tetapi ketika anak itu sudah tidak bisa terkendali pasti kita panggil orangtua mereka ke sini untuk mencari jalan terbaik agar anak ini jadi tidak berbuat seperti itu lagi. Ketika anak itu rambutnya gondrong dan sudah diberi peringatan tapi masih seperti itu ya dengan jalan kita memotong langsung rambut siswa tersebut dan suruh dirapihkan nanti di rumah agar lebih rapih. Terkadang kita juga melakukan razia dengan beberapa guru untuk mengecek ketertiban siswa apakah membawa hp atau tidak, ketika dia membawa berati kita sita atau kita tahan hp itu dan diambil oleh orangtua mereka dengan yang pasti kita memberi himbauan juga terhadap orangtua mereka, dan atribut apa yang kurang dipakai ketika upacara bendera hari senin, lalu pakaian kita selalu ingatkan ketika itu tidak rapih.”

HS: “Oh iya bapak terimakasih untuk informasinya, maaf menggangu waktunya.”

(31)

FIELD NOTES WAWANCARA TOPIK:

PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK UNTUK

MEMATUHI TATA TERTIB

SEKOLAH DI MTs NEGERI SUMBANG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Pewawancara : Hesti Setianingrum

Responden : Ali Supangat (Waka Kesiswaan MTs Negeri Sumbang)

Sebalum wawancara di mulai peneliti terlebih dahulu membuat janji dengan pak Ali Supangat selaku Waka Kesiswaan, setelah membuat janji peneliti datang ke sekolah pukul 07:30 dan menunggu di ruang tamu kemudian bertemu dengan pak Ali Supangat di kantor guru dan langsung menuju ke ruangan kesiswaan. Di ruang kesiswaan sejenak mempersiapkan dan setelah siap segera melakukan wawancara.

HS: “Selamat pagi bapak, mohon waktunya sebentar buat wawancara ya pak?”

AS: “Iya mba mari”

HS: “Sebagai pengantar ya pak, kalau meurut bapak pribadi disiplin itu penting atau tidak pak?”

AS: “Ya penting mba, sangat penting. Jadi kalau kita masing-masing disiplin kayaknya enak jadi kita tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan aturan. Contohnya anak di potong rambutnya kan nggak mau, lha kalau sedangkan mereka tidak melanggar kan kita tidak akan berbuat tindakan melakukan potong rambut di sekolah”.

(32)

AS: “Ya kedisiplinan disini ya sebagaian memang perlu dibina dan sebagaian memang sudah disiplin, jadi memang ada beberapa yang memang harus dibina dan diawasi terus untuk tahap disiplin”

HS: “Lalu pelanggaran apa saja yang sering terjadi di sini pak?”

AS: “Kalau pelanggaran disini ya masih tergolong ringan mba disini, seperti baju tidak dimasukkan, tidak memakai dasi, tidak pakai hasduk. Itu pelanggaran yang besar atau dikatakan pelanggaran yang mendominasi. Tetapi akhir-akhir ini memang banyak anak yang datang terlambat ke sekolah”.

HS: “Nah disini kan banyak ya pak anak yang bajunya tidak dimasukkan, lalu peran bapak sebagai Kesiswaan untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal pakaian? Kendala dan upaya apa yang bapak lakukan sebagai kesiswaan?

AS: “Untuk pakaian memang disini banyak ya mba, ya selalu saya tegur kan pasti anak nurut untuk dimasukkan. Tapi ya memang kendalanya anak itu masih saja mengulangi setelah ditegur, masih bandel lah mba anaknya, jadi kesadarannya untuk disiplin masih kurang. Solusinya atau uapayanya ya dengan saya takut-takuti suruh dilepas bajunya sekalian kalau tidak mau dimasukkan, jadi anak kan takut terus dimasukka, seperti itu mba”.

HS: “Lalu kalau disini pernah terjadi pelanggaran seperti membawa hp sama berkelahi atau tidak pak?”

AS: “Iya mba pernah”

HS: “Lalu tindakan apa yang dilakukan dari pihak waka kesiswaan pak untuk pelanggaran tersebut?”

(33)

setelah anak itu kenaikan kelas. Lalu berkelahi pasti kita tangani dengan serius mba”.

HS: “Kalau disini sering ada anak yang dipotong rambutnya ya pak?”

AS: “Oh iya mba itu sering terjadi disini, guru-guru sering jadi tukang potong rambut dadakan”

HS: “Lalu bagaimana peran bapak untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal penampilan khususnya dalam hal rambut dan aksesoris pak? Kendala dan upayanya apa pak yang dilakukan?”

AS: “Dalam hal penampilan pasti saya memberi contoh dulu mba biar saya sendiripun tidak jarkoni, jadi sama anak tidak akan eyel-eyelan wong gurunya saja sudah memberikan contoh yang baik. Kendalanya memang dalam hal rambut dan aksesoris itu kadang anaknya susah mba, sudah ditegur masih saja belum potong rambut, sudah disitapun iru aksesoris masih ada lagi atau anak beli lagi, ya begitulah anak mba. Solusinya ya dengan saya memotong rambut siswa itu langsung dan menyita aksesoris yang mereka pakai, jadi anak diharapkan itu jera mba dan tidak mengulanginya lagi”.

HS: “Kalau dalam hal kehadiran pak? Ada yang sering terlambat atau tidak?”

AS: “Kalau akhir-akhir ini malah sering dan banyak terjadi mba, tetapi memang untuk pelanggaran tersebut belum kita fokuskan dalam memberi sanki yang tegas mba”.

(34)

mengerjakan tugas pada jam pertama pelajaran atau terkadang kita kenakan denda uang kalau dia sudah terlambat dan memakai sepatu yang tidak sesuai atau warnanya tidak sesuai, nah uang ini dibayarkan ke bendahara kelas untuk nantinya jadi uang kas kelas, seperti itu mba”.

HS: “Kalau yang sering melanggar kedisiplinan atau tat tertib disini itu kelas berapa pak?”

AS: “Oh kalau sekarang hampir merata mba di semua kelas melanggar, beda dengan tahun-tahun kemarin itu yang melanggar hanya kelas-kelas tertentu, tetapi kalau tahun ini hampir merata mba yang melanggar”.

HS: “Upaya atau langkah apa saja yang dilakukan oleh pihak waka kesiswaan untuk menangani kedisiplinan ini pak?”

AS: “Kalau dari waka kesiswaan itu lebih pada tindakan ya mba, jadi kalau terjadi masalah pasti dari waka kesiswaan itu memberi hukumannya atau tindakan. Lalu pasti kita berikan pengertian, sosialisasi dan pengarahan untuk siswa. Jadi kita tidak bosan-bosannya untuk selalu mendisiplinkan siswa”

HS: “Sanksinya apa si pak untuk anak yang melanggar disini?”

(35)

atau surat peringatan kemudian kalau anak itu sudah sering di potong rambutnya paling saya kasih surat untuk pulang suruh cukur”.

HS: “Kendalanya apa pak untuk mendisiplinkan peserta didik disini?”

AS: “Kalau kendalanya memang banyak mba, diantaranya adalah terkadang terlalu banyak anak-anak yang hari ini melanggar dan sudah didenda lalu besok melanggar lagi dan didenda lagi mba jadi boleh dikatakan banyak yang ngeyel mba”.

HS: “Apakah kondisi latar belakang peserta didik mempengaruhi pak?”

AS: “Iya mba kondisi latar belakang siswa sangat mempengaruhi, termasuk juga dari daya dukung dari orangtua disini kurang. Seperti melanggar peraturan itu kan dimulai dari rumah mereka, dari rumah saja sudah terbiasa seperti itu jadi di sekolah juga melanggar, dari rumah saja sudah seperti itu berarti kan dari rumah itu tidak di arahkan dan di awasi oleh orang tuanya”.

HS: “Nah disini kan ada guru PKn dan guru BK ya pak, apakah ada kerjasama antara kesiswaan dengan kedua guru ini pak?”

AS: “Ya ada mba, jadi ketika dalam tataran sosialisasi, peringatan itu ada di BK dan PKn mba, kemudian nanti setelah ada pelanggaran dan tindakan dari kedua guru itu baru kita kenakan sanksi”.

HS: “Harapannya apa si pak untuk anak-anak ke depannya dalam hal disiplin da mematuhi tata tertib?”

(36)

HS: “Ok bapak terimakasih untuk wawancaranya dan sudah meluangkan waktunya”

(37)
(38)

Kisi-kisi atau Pedoman Wawancara dengan Informan

No Variabel Indikator Deskriptor

1. -Kedisiplinan peserta didik

- Disiplin dalam hal kedisiplinan

-Disiplin dalam hal pakaian

- Menurut bapak/ibu, bagaimana tingkat kedisiplinan peserta didik di MTs Negeri Sumbang?

- Pelanggaran apa yang sering dilakukan oleh peserta didik? - Apakah pernah terjadi

pelanggaran dalam hal kehadiran? - Apa peran bapak/ibu untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal kehadiran?

- Apa yang menjadi kendala dalam mendisiplinkan peserta didik dalam hal kehadiran? - Apakah upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam hal disiplin kehadiran?

- Apa peran bapak/ibu untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal pakaian?

(39)

-Disiplin dalam hal penampilan

- Apa peran bapak/ibu untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal penampilan? - Apa yang menjadi kendala dalam mendisiplinkan peserta didik dalam hal penampilan? - Apakah upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam hal disiplin penampilan? 2. -Peran guru PKn -Guru sebagai fasilitator

-Guru sebagai motivator

-Bagaimana cara guru PKn melaksanakan peran sebagai fasilitator agar peserta didik disiplin?

-Bagaimana cara guru PKn melaksanakan peran sebagai fasilitator agar peserta didik disiplin dalam hal mematuhi tata tertib?

-Bagaimana cara guru PKn melaksanakan peran sebagai motivator agar peserta didik disiplin?

(40)

-Guru sebagai pemacu

-Guru sebagai pemberi inspirasi

-Bagaimana cara guru PKn melaksanakan peran sebagai pemacu agar peserta didik disiplin?

-Bagaimana cara guru PKn melaksanakan peran sebagai pemacu agar peserta didik disiplin dalam hal mematuhi tata tertib?

-Bagaimana cara guru PKn melaksanakan peran sebagai pemberi inspirasi agar peserta didik disiplin?

(41)

WAWANCARA GURU PKn

1. Bagaimana peran bapak/ibu sebagai guru PKn untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal kehadiran? Adakah kendalanya? Solusi apakah yang bapak/ibu untuk menghadapi kendala tersebut?

2. Bagaimana peran bapak/ibu sebagai guru PKn untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal pakaian? Adakah kendalanya? Solusi apakah yang bapak/ibu untuk menghadapi kendala tersebut?

3. Bagaimana peran bapak/ibu sebagai guru PKn untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal penampilan? Adakah kendalanya? Solusi apakah yang bapak/ibu untuk menghadapi kendala tersebut?

4. Bagaimana cara ibu/bapak selaku guru PKn melaksanakan peran sebagai fasilitator agar peserta didik disiplin?

5. Bagaimana cara ibu/bapak selaku guru PKn melaksanakan peran sebagai fasilitator agar peserta didik disiplin dalam hal mematuhi tata tertib? 6. Bagaimana cara ibu/bapak selaku guru PKn melaksanakan peran sebagai

motivator agar peserta didik disiplin?

7. Bagaimana cara ibu/bapak selaku guru PKn melaksanakan peran sebagai motivator agar peserta didik disiplin dalam hal mematuhi tata tertib? 8. Bagaimana cara ibu/bapak selaku guru PKn melaksanakan peran sebagai

pemacu agar peserta didik disiplin?

9. Bagaimana cara ibu/bapak selaku guru PKn melaksanakan peran sebagai pemacu agar peserta didik disiplin dalam hal mematuhi tata tertib?

10. Bagaimana cara ibu/bapak selaku guru PKn melaksanakan peran sebagai pemberi inspirasi agar peserta didik disiplin?

(42)

WAWANCARA GURU BK

1. Menurut bapak bagaimana tingkat kedisiplinan peserta didik di MTs Negeri Sumbang?

2. Apa sajakah pelanggaran kedisiplinan yang paling sering terjadi?

3. Apakah terjadi pelanggaran terhadap tata tertib lainnya selain kedisiplinan peserta didik?

4. Terkait dengan pelanggaran- pelanggaran yang terjadi bagaimana peran bapak selaku guru BK?

5. Bagaimana peran bapak selaku guru BK untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal kehadiran? Adakah kendalanya? Solusi apakah yang bapak/ibu untuk menghadapi kendala tersebut?

6. Bagaimana peran bapak selaku guru BK untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal pakaian? Adakah kendalanya? Solusi apakah yang bapak/ibu untuk menghadapi kendala tersebut?

7. Bagaimana peran bapak selaku guru BK untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal penampilan? Adakah kendalanya? Solusi apakah yang bapak/ibu untuk menghadapi kendala tersebut?

8. Langkah apakah yang dilakukan oleh pihak BK untuk mendisiplinkan peserta didik?

9. Kendala apa sajakah yang dihadapi bapak ketika mendisiplinkan peserta didik?

10. Apakah kondisi latar belakang peserta didik mempengaruhi kedisiplinan peserta didik?

11. Apakah dari guru BK ada kerjasama dengan guru PKn untuk mendisiplinkan peserta didik? Contoh kerjasama itu bagaimana?

(43)

WAWANCARA Waka Kesiswaan

1. Menurut bapak bagaimana tingkat kedisiplinan peserta didik di MTs Negeri Sumbang?

2. Apa sajakah pelanggaran kedisiplinan yang paling sering terjadi?

3. Apakah terjadi pelanggaran terhadap tata tertib lainnya selain kedisiplinan peserta didik?

4. Terkait dengan pelanggaran- pelanggaran yang terjadi bagaimana peran bapak selaku Waka Kesiswaan?

5. Langkah apakah yang dilakukan oleh pihak kesiswaan untuk mendisiplinkan peserta didik?

6. Bagaimana peran bapak sebagai Waka Kesiswaan untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal kehadiran? Adakah kendalanya? Solusi apakah yang bapak/ibu untuk menghadapi kendala tersebut?

7. Bagaimana peran bapak sebagai Waka Kesiswaan untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal pakaian? Adakah kendalanya? Solusi apakah yang bapak/ibu untuk menghadapi kendala tersebut?

8. Bagaimana peran bapak sebagai Waka Kesiswaan untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal penampilan? Adakah kendalanya? Solusi apakah yang bapak/ibu untuk menghadapi kendala tersebut?

9. Kendala apa sajakah yang dihadapi bapak ketika mendisiplinkan peserta didik?

10. Apakah kondisi latar belakang peserta didik mempengaruhi kedisiplinan peserta didik?

11. Apakah dari Waka Kesiswaan ada kerjasama dengan guru PKn maupun guru BK untuk mendisiplinkan peserta didik? Contoh kerjasama itu bagaimana?

(44)

WAWANCARA PESERTA DIDIK

1. Apa yang bapak dan ibu guru lakukan ketika kamu datang terlambat ke sekolah? Hukuman apa yang diberikan kepada kamu?

2. Apa yang bapak dan ibu guru lakukan ketika kamu berpakaian tidak rapih atau bajunya dikeluarkan? Hukuman apa yang diberikan kepada kamu? 3. Apa yang bapak dan ibu guru lakukan kelau rambut kamu gondrong atau

kamu pakai aksesoris yang berlebihan? Hukuman apa yang diberikan kepada kamu?

4. Menurut kamu, bagaimana cara bapak/ibu guru PKn memberikan dorongan atau memotivasi kepada kalian agar selalu berangkat ke sekolah?

5. Menurut kamu, bagaimana cara bapak/ibu guru PKn memberikan dorongan atau memotivasi kepada kalian agar selalu menaati tata tertib sekolah?

6. Apa yang bapak/ibu guru PKn lakukan pada saat kalian tidak disiplin dalam hal kehadiran?

7. Apa yang bapak/ibu guru PKn lakukan pada saat kalian melanggar tata tertib sekolah?

8. Apa yang bapak/ibu guru PKn ajarkan kepada kalian agar kalian disiplin untuk rajin berangkat sekolah?

9. Apa yang bapak/ibu guru PKn ajarkan kepada kalian agar kalian disiplin untuk menaati tata tertib sekolah?

10. Bagaimana bapak/ibu guru PKn memberikan contoh sikap yang baik agar kalian selalu rajin berangkat sekolah?

(45)
(46)

Field Notes Wawancara Responden: Aditya Saputra

HS: “Siang de, ini biodata di isi dulu ya? Nanti kita langsung wawancara”

AS: “Iya mba”

HS: “Menurut kamu bagaimana si tingkat kedisiplinan di sekolah ini? Sudah baik atau belum?”

AS: “Ya lumayan bagus mba”

HS: “Kenapa begitu?”

AS: “Iya karena masih ada yang melanggar mba, ada yang disiplin ada yang engga mba”

HS: “Oh gitu, contohnya apa?”

AS: “Ya masih banyak anak-abak yang melanggar mba, tingkahlakunya masih belum baik, bajunya masih kadang dikeluarkan”

HS: “Kalau menurut kamu itu disiplin itu penting apa engga mas?”

AS: “Penting mba”

HS: “Kenapa penting?”

AS: “Ya karena untuk diri sendiri biar lebih baik mba”

HS: “Kalau kamu sendiri sudah pernah melanggar tata tertib atau belum?”

AS: “Allhamdulilah belum pernah mba”

HS: “Ok bagus. Menurut kamu bagaimana si bu mul caranya buat memotivasi kamu biar kamu itu selalu disiplin dan mematuhi tata tertib sekolah?”

(47)

HS: “Lalu sikap dan perilaku bu mul itu sudah baik atau belum? sudah mencerminkan disiplin atau belum?”

AS: “Ya sudah mba”

HS: “Oh sudah, contohnya apa?”

AS: “Ya kalau berpakaian rapih mba, terus tingkahlakunya baik sama sudah disiplin”

HS: “Terus kalau kamu melanggar tata tertib apa si sanksi atau hukuman apa yang dikasih sama bu mul?”

AS: “Ya kalau saya melanggar di hukum mba, kaya di suruh keluar kelas nggak boleh ikut pelajaran, suruh hafalan ke depan, kadang-kadang suruh bayar denda Rp. 5000, - mba sama bu mul”

HS: “Apa si yang bu mul ajarakan kepada kamu biar kamu itu selalu disiplin dan mematuhi tata tertib sekolah?”

AS: “Ya supaya selalu disiplin dan menaati aturan yang ada mba”

HS: “Ok terimakasih ya mas usdah mau diwawancarai”

(48)

Field Notes Wawancara Responden: Dimas Adi Saputro

HS: “Siang de, ini biodata di isi dulu ya? Nanti kita langsung wawancara”

DA: “Iya mba”

HS: “Menurut kamu bagaimana si tingkat kedisiplinan di sekolah ini? Sudah baik atau belum?”

DA: “Sudah baik mba”

HS: “Kenapa dikatakan seperti itu mas dimas?”

DA: “Ya karena sudah ketat peraturannya dan biar nggak ada yang melanggar”

HS: “Nah sedangkan kamu sudah pernah melanggar peraturan di sini atau belum?”

DA: “Pernah mba”

HS: “Oh pernah, apa saja mas?”

DA: “Tidak berangkat pramukaan, bermain di kelas, terus bermain pada saat jam pelajaran, juga kadang-kadang baju di keluarkan dan nggak pake dasi”

HS: “Nah kamu kan itu kan melanggar ya, apa yang ibu/bapak guru lakukan kalau kamu tidak berangkat pramukaan?”

DA: “Ya ditegur mba, dikasih hukuman. Biasanya yang kasih hukuman kan dewannya mba, kalau bapak ibu guru paling Cuma nggiatin mba”.

HS: “Kalo dalam hal pakaian kan kamu kadang nggalnggar ya? Apa yang bu guru lakukan? Ada hukumannya nggak?”

(49)

HS: “Kalau menurut kamu itu disiplin itu penting apa engga mas?”

DA: “Penting mba”

HS: “Kenapa penting?”

DA: “Karena untuk kita sendiri dan sebagai kepribadian yang baik bagi diri kita sendiri”

HS: “Menurut kamu bagaimana si bu mul caranya buat memotivasi kamu biar kamu itu selalu disiplin dan mematuhi tata tertib sekolah?”

DA: “Ya selalu bilang kalau kita harus selalu rajin berangkat ke sekolah dan menaati tata tertib sekolah dan disiplin”

HS: “Terus kalau kamu melanggar peraturan atau tidak disiplin bu mul gimana?”

DA: “Bu mul marah mba”

HS: “Terus hukuman apa yang dikasih sama bu mul ke kamu?”

DA: “Di suruh keluar kelas mba, suruh maju ke depan hafalan”

HS: “Lalu sikap dan perilaku bu mul itu sudah baik atau belum? sudah mencerminkan disiplin atau belum?”

DA: “Sudah mba”

HS: “Ok, contohnya apa?”

DA: “Kalau ngajar itu menyenangkan, selalu menegur siswanya kalau salah”

HS: “Ok makasih ya mas sudah mau diwawancarai”

(50)

Wawancara

Responden: Devinta Aprilia Putri

HS: “Siang de, ini biodata di isi dulu ya? Nanti kita langsung wawancara”

DP: “Iya mba”

HS: “Menurut kamu tingkat kedisiplinan di MTs ini sudah baik atau belum?”

DP: “Ya cukup lah mba, kadang ada yang disiplin kadang juga ada yang nggak disiplin mba”

HS: “Oh gitu, nah kalau kamu sendiri sudah pernah melanggar tata tertib sekolah atau belum?”

DP: “Sedah mba”

HS: “Apa dev?”

DP: “Nggak berangkat pramukaan, nggak berangkat eskul, kadang lupa nggak pake dasi mba”

HS: “Nah kalau nggak berangkat pramuka gimana bu guru? Marah nggak? Lalu kamu dikasih hukuman apa?”

DP: “Ya marah mba, pasti ditegur. Kalau hukuman kadang yang ngasih guru kadang juga dari kaka kelas yang jadi dewan mba”.

HS: “Nah kalau menurut kamu disiplin itu penting apa engga?”

DP: “Penting mba”

HS: “Kenapa penting dev?”

DP: “Ya baik untuk diri sendiri supaya hidup itu teratur mba”

(51)

DP: “Ya selalu mbilangin mba supaya disiplin dan nggak melanggar tata tertib sekolah”

HS: “Lalu sikap dan perilakunya bu mul sudah mencerminkan disiplin atau belum?”

DP: “Sudah mba, beliau selalu bersikap disiplin sama berpakaian rapih”

HS: “Hukuman atau sanksi apa si yang diberikan kepada kalian kalau kalian melanggar?

DP: “Ya suruh keluar kelas mba, hafalan malah ada yang suruh lari-lari keliling lapangan mba”

HS: “Apa yang bu mul ajarkan kepada kalian agar kalian disiplin dan menaati tata tertib sekolah?”

DP: “Ya kalau berangkat ke sekolah itu supaya jangan telat, terus jangan berisik atau main sendiri kalau lagi pelajaran”

HS: “Ok makasih ya devi”

(52)

Field Notes Wawancara Responden: Ayu Saputri

HS: “Siang de, ini biodata di isi dulu ya? Nanti kita langsung wawancara”

AS: “Iya mba”

HS: “Menurut kamu, bagaimana tingkat kedisiplinan di sekolah ini?”

AS: “Sudah cukup baik mba”

HS: “Kenapa seperti itu yu?”

AS: “Ya karena ada yang menaati peraturan ada yang engga mba”

HS: “Kalau kamu sendiri pernah melanggar atau tidak?”

AS: “Pernah mba”

HS: “Apa yu?”

AS: “Tidak memakai dasi”

HS: “Kalau menurut kamu disiplin itu penting apa engga yu?”

AS: “Penting mba”

HS: “Kenapa penting?”

AS: “Karena untuk diri sendiri agar hidup lebih teratur mba”

HS: “Lalu bagaimana si bu mul caranya buat memotivasi kamu biar kamu itu selalu disiplin dan mematuhi tata tertib sekolah?”

AS: “Ya diajarkan sopan santun, terus diajarkan supaya disiplin”

(53)

AS: “Sudah mba, contohnya beliau itu mengajarkan yang baik, pakaiannya rapih, tutur katanya sopan”

HS: “Terus sanksi apa yang bu mul kasih ke kamu kalau kamu melanggar peraturan?”

AS: “Ya suruh keluar kelas, maju ke depan, bayar denda Rp. 5000, - ke bendahara kelas mba”

HS: “Apa si harapan kamu untuk ke depannya terutama untuk kedisiplinan di sini?”

AS: “Ya anak-anaknya disiplin tidak melanggar peraturan yang ada, tidak berisik di kelas, selalu patuh terhadap guru-guru juga mba. Jadi kan bu mul tidak marah ketika kita disiplin mba”

HS: “Maksih ya mba ayu sudah mau diwawancarai”

(54)

Field Notes Wawancara Responden: Burhanudin Bakri

HS: “Siang de, ini biodata di isi dulu ya? Nanti kita langsung wawancara”

BB: “Iya mba”

HS: “Menurut mas burhanudin, bagaimana si tingkat kedisiplinan di sekolah ini?”

BB: “Ya sudah cukup disiplin mba”

HS: “Kenapa begitu mas?”

BB: “Ya karena masih ada saja yang melanggar tata tertib sekolah mba”

HS: “Kalau kamu pernah melanggar atau belum mas?”

BB: “Pernah mba”

HS: “Apa yang kamu langgar mas?”

BB: “Terlambat ke sekolah, suka ribut sendiri di kelas, kadang abju di keluarkan mba, ya masih banyak lagi mba”

HS: “Terlambat ke sekolah ya mas? Terus apa yang bu guru atau pak guru lakukan terhadap kamu? Dikasih hukuman atau tidak mas?

BB: “Ya pasti ditegur mba, ditanya dulu kenapa terlambat. Terus dikasih hukuman suruh ngerjain tugas atau membersihkan ruangan UKS apa perpustakaan kalau istirahat”.

HS: “Kalau soal baju gimana mas?”

(55)

HS: “Wah kamu banyak ya mas melanggarnya? Kalu begitu menurut kamu disiplin itu peting nggak si mas?”

BB: “Ya penting si mba”

HS: “Kenapa penting? Tetapi kamu masih melanggar?”

BB: “Ya buat diri sendiri pribadi mba”

HS: “Lalu bagaimana si bu mul caranya buat memotivasi kamu biar kamu itu selalu disiplin dan mematuhi tata tertib sekolah?”

BB: “Ya supaya belajar, berangkatnya suruh jangan telat sama disiplin”

HS: “Kalau menurut kamu sikap sama perilakunya bu mul sudah mencerminkan disiplin atau belum?”

BB: “Sudah mba”

HS: “Contohnya apa mas?”

BB: “Ya memberikan contoh yang baik mba”

HS: “Sanksinya apa kalau kamu melanggar peraturan?”

BB: “Ya paling itu mba suruh keluar kelas, maju ke depan hafalan, lari keliling lapangan sama hormat bendera mba”

HS: “Ok mkasih ya mas sudah mau diwawancarai”

(56)

Field Notes Wawancara Responden: Dina Umu Hidayati

HS: “Siang de, kita wawancara sebentar ya? Ini ada biodata tolong di isi ya?

DU: “Iya mba”

HS: “Begini, langsung saja ya kita mulai. Menurut kamu bagaimana si tingkat kedisiplinan di sekolah ini? Sudah baik atau belum?”

DU: “Belum”

HS: “Kenapa belum?”

DU: “Ya karena masih banyak anak-anak yang keluar pada saat jam pelajaran, bajunya nggak rapih nggak dimasukkin dan nggak lengkap, tidak mematuhi aturan yang ada”

HS: “Kalau kamu pernah melanggar atau tidak?”

DU: “Pernah mba”

HS: “Apa yang kamu langgar?”

DU: “Ya bajunya nggak di masukkin mba”

HS: “Kalau baju kamu dikeluarkan dan bu Mul tahu apa yang bu Mul lakukan sama kamu? Dikasih hukuman apa?

DU: “Ya pasti ditegur mba, dibilangin juga biar nggak diulangi. Kadang suruh bayar denda mba ke bendahara kelas”

(57)

DU: “Ya bu mulyani selalu bilang kalau kita harus selalu rajin berangkat ke sekolah karena biar pintar dan harus disiplin mematuhi tata tertib sekolah, bajunya harus selalu rapih sama dimasukkan”

HS: “Kalau kalian tidak disiplin apa reaksi dari bu mul?”

DU: “Bu mulyani marah mba”

HS: “Lalu apa yang dilakukan bu mulyani selaku guru PKn pada saat kalian tidak disiplin dan melanggar tata tertib sekolah?”

DU: “Ya dibilangin mba”

HS: “Lalu bu mul kasih contoh yang baik nggak sama kalian? Contohnya apa?”

DU: “Ya bu mulyani selalu pakai baju yang rapih, tingkahlakunya juga baik mba, selalu menegur dan memberi peringatan ketika kita tidak disiplin dan selalu memberi contoh yang baik kepada kita. Jadi kita disiplin kalau sedang pelajaran PKn, kita juga termotivasi disiplin seperti bu mulyani mba”.

HS: “Ok, makasih ya de”

(58)

Field Notes Wawancara Responden: Fitri Nur Khasanah

HS: “Siang de, kita wawancara sebentar ya? Ini ada biodata tolong di isi ya?

FN: “Iya mba”

HS: “Menurut kamu bagaimana si tingkat kedisiplinan di sekolah ini? Sudah baik atau belum?”

FN: “Belum mba”

HS: “Kenapa belum?”

FN: “Karena masih banyak yang melanggar mba disini”

HS: “Oh gitu, contohnya apa si?”

FN: “Bajunya nggak dimasukkan, terus waktu pelajaran keluar”

HS: “Kamu pernah melanggar nggak?”

FN: “Pernah mba”

HS: “Melanggar apa?”

FN: “Bajunya di keluarkan mba”

HS: “Kalau bajunya dikeluarkan kamu dimarahin nggak? Hukuamnnya apa?

FN: “Iya mba dimarahin, tapi ya dinasehatin ko mba biar nggak gitu lagi. Kadang suruh piket kelas lagi mba hukumannya”.

HS: “Kamu sering liat nggak teman-teman kamu melanggar tata tertib sekolah dalam hal kedisiplinan? Contohnya apa?”

(59)

HS: “Kalau bu mul kasih contoh yang baik atau tidak? Contohnya apa?”

FN: “Iya mba, beliau rapih dalam berpakaian”

HS: “Bu mulyani itu bagaimana memotivasi kamu biar kamu disiplin dan mematuhi tata tertib?”

FN: “Ya di bilangin mba, supaya bajunya di masukkan sama yang laki-laki potongan rambutnya di rapihkan”

HS: “Kalau kamu melanggar kamu di kasih sanksi apa sama bu mul?”

FN: “Ya paling bu mul marah sebentar sama di bilagin mba, kalau anak cowo ya itu paling kalau rambutnya gondrong di potong rambutnya sama bu mul”

HS: “Ok de terimakasih ya sudah mau diwawancarai”

FN: “Iya mba sama-sama”

(60)

Field Notes Wawancara Responden: Veliana Rohmah

HS: “Siang de, kita wawancara sebentar ya? Ini ada biodata tolong di isi ya?

VR: “Iya mba”

HS: “Menurut kamu bagaimana si tingkat kedisiplinan di sekolah ini? Sudah baik atau belum?”

VR: “Belum mba”

HS: “Kenapa belum?”

VR: “Karena masih banyak yang melanggar mba disini”

HS: “Oh gitu, contohnya apa si?”

VR: “Bajunya nggak dimasukkan, terus waktu pelajaran keluar”

HS: “Kamu pernah melanggar nggak?”

VR: “Pernah mba”

HS: “Melanggar apa?”

VR: “Saya pernah melanggar peraturan mba, baju saya di keluarkan mba, nggak pake kerudung MTs juga pernah mba, lalu tidak memakai hasduk kalau pas pake baju pramuka”.

HS: “Nah kalau kamu melanggar seperti itu apa yang dilakukan bu Mul? Dikasih hukuman apa?

(61)

HS: “Bu mulyani itu bagaimana memotivasi kamu biar kamu disiplin dan mematuhi tata tertib?”

VR: “Ya di bilangin mba, supaya bajunya di masukkan sama yang laki-laki potongan rambutnya di rapihkan, terus suruh berangkat sekolah yang rajin biar pinter mba”

HS: “Nah kalau kamu melanggar, hukuman apa yang bu mul kasih ke kamu?”

VR: “Ya kalau saya melanggar kadang-kadang suruh bayar denda mb Rp. 5000, - ke bendahara kelas”

HS: “Kalau bu mul gimana kasih contoh yang baik nggak?”

VR: “Iya mba, kaya bajunya selalu rapih sama memberikan tingkahlaku yang baik pula”

HS: “Ok makasih ya mba”

(62)

Field Notes Wawancara Responden: Olifia Oktafiyani Sari

HS: “Siang de, kita wawancara sebentar ya? Ini ada biodata tolong di isi ya?

OS: “Iya mba”

HS: “Menurut kamu, bagaimana tingkat kedisiplinan di MTs ini?”

OS: “Belum baik mba”

HS: “Kenapa belum?”

OS: “Masih banyak pelanggaran mba di sini”

HS: “Oh gitu, contohnya apa?”

OS: “Ya baju nggak rapih mba sama ada yang sering datang terlambat”

HS: “Kalau kamu pernah melanggar tata tertib nggak?”

OS: “Pernah mba”

HS: “Apa?”

OS: “Bajunya nggak di masukkan, nggak pake kerudung MTs mba, kaos kakinya nggak item putih, terus tali sepatunya warna warni kadang juga sepatunya nggak polos item mba”

HS: “Kamu sering liat pelanggaran nggak di sini?”

OS: “Sering mba”

HS: “Contohnya apa?”

OS: “Kaya main bola di kelas mba, rame juga kalau di kelas”

(63)

OS: “Ya di kasih teguran mba sama suruh bayar denda Rp. 5000, - ke bendahara kelas”

HS: “Gimana si bu Mul memotivasi kamu biar kamu itu selalu rajin berangkat ke sekolah dan selalu menaati tata tertib sekolah?”

OS: “Ya selalu bilang kalau sekolah itu penting mba buat masa depan”

HS: “Lalu sikapnya bu mul sudah baik atau belum?”

OS: “Sudah mba”

HS: “Tingkahlakunya gimana? Sudah baik belum? Kasih contoh apa ke kalian?”

OS: “Sudah baik mba, bu mul itu kalau pakai baju rapih mba terus juga kalau bertingkahlaku baik”

HS: “Terimaksih ya mba sudah mau di wawancarai”

(64)

Field Notes Wawancara Responden: Frisca Dea Septiana

HS: “Siang de, kita wawancara sebentar ya? Ini ada biodata tolong di isi ya?

FD: “Iya mba”

HS: “Menurut kamu, bagaimana tingkat kedisiplinan di MTs ini?”

FD: “Belum baik mba”

HS: “Kenapa belum?”

FD: “Masih banyak pelanggaran mba di sini”

HS: “Oh gitu, contohnya apa?”

FD: “Ya baju nggak rapih mba sama ada yang sering datang terlambat”

HS: “Kalau kamu pernah melanggar tata tertib nggak?”

FD: “Pernah mba”

HS: “Apa?”

FD: “Bajunya nggak di masukkan sama nggak pake hasduk kadang nggak di pake ringnya”

HS: “Kamu sering liat pelanggaran nggak di sini?”

FD: “Sering mba”

HS: “Contohnya apa?”

FD: “Kaya suka rame mba di kelas, sering bolos juga ada mba, ada yang minggat juga mba anak laki-lakinya. Ada juga yang di potong rambutnya mba sama bu Mul atau sama guru yang lain”

(65)

FD: “Ya di kasih teguran mba sama suruh bayar denda Rp. 5000, - sama kadang-kadang disita mba kalau anak laki-laki pakai gelang atau topi, kadang-kadang kalau pakai dasi di hari rabu-kamis juga disita kan karna dasarnya nggak pakai dasi mba”

HS: “Gimana si bu Mul memotivasi kamu biar kamu itu selalu rajin berangkat ke sekolah dan selalu menaati tata tertib sekolah?”

FD: “Ya selalu bilang kalau sekolah itu penting mba buat masa depan”

HS: “Lalu sikapnya bu mul sudah baik atau belum?”

FD: “Sudah mba”

HS: “Tingkahlakunya gimana? Sudah baik belum? Kasih contoh apa ke kalian?”

FD: “Sudah baik mba, bu mul itu kalau pakai baju rapih mba terus juga kalau bertingkahlaku baik selalu memberi contoh yang positif dalam berperilaku, sudah disiplin juga mba”

HS: “Terimakasih ya de sudah mau diwawancarai”

(66)

Field Notes Wawancara Responden: Zakaria Muttaqin

HS: “Siang mas, ini ada biodata di isi dulu ya? Nanti kita langsung wawancara”

ZM: “Iya mba”

HS: “Langsung saja ya mas? Menurut kamu bagaimana tingkat kedisiplinan di MTs ini mas?”

ZM: “Lumayan mb”

HS: “Lumayan? Maksudnya apa dan kenapa dikatakan seperti itu mas zakaria?”

ZM: “Lumayan disiplin dan lumayan tegas sekarang mba”

HS: “Kalau kamu sendiri sudah pernah melanggar tata tertib atau belum mas?”

ZM: “Ya udah mba”

HS: “Apa saja mas?”

ZM: “Baju dikeluarkan, minggat”

HS: “Kalau bajunya kamu dikeluarkan apa yang dilakukan sama pak guru disini? Dikasih hukuman atau tidak mas?

ZM: “Kalau baju ya paling suruh di masukkan mba, kalau hukuman tah engga”

HS: “Nah kalau kamu minggat seperti itu gimana?

ZM: “kalau ketahuan ya besoknya pasti dipanggil ke BK mba, hukumannya suruh bersihin ruangan kelas atau yang lainnya mba kaya UKS apa perpustakaan, gitu mba”

(67)

ZM: “Bosenaja mba, laper”

HS: “Terus apa lagi selain itu mas?

ZM: “Lupa mba, lumayan banyak mb saya melanggarnya”

HS: “Nah, kalau menurut kamu sendiri disiplin itu penting atau tidak?”

ZM: “Penting mba”

HS: “Kenapa penting mas?”

ZM: “Ya penting aja sih mba, menambah ilmu juga mba”

HS: “Kalu menurut kamu, pak Kholiq itu sudah disiplin atau belum?”

ZM: “Sudah mba, karena beliau kan pembina karate mba sudah pasti disiplin mba”

HS: “Kalau menurut kamu, bagaimana cara pak Kholiq untuk memotivasi atau mendorong kamu agar kamu selalu rajin berangkat ke sekolah dan mematuhi tata tertib sekolah?”

ZM: “Kalau caranya pak Kholiq itu ditegasi mba anaknya”

HS: “Oh seperti itu, lalu kalau sikapnya pak Kholiq sudah bagus dan baik atau belum mas?”

ZM: “Sudah mba”

HS: “Sanksi apa yang pak Kholiq berikan ketika kamu melanggar tata tertib kedisiplinan?”

ZM: “Ya terserah pak Kholiq mba, paling suruh lari-lari keliling lapangan mba”

HS: “Kalau contoh sikap yang diberikan pak Kholiq terhadap kamu itu apa saja mas?”

(68)

HS: “Apa yang pak Kholiq ajarkan kepada kamu supaya kamu disiplin untuk selalu menaati tata tertib?”

ZM: “Yang diajarin ya seperti cara kita berbela Negara, ikut organisasi dan lain lain mba lah aku lupa”

HS: “Ok tidak apa-apa mas, terimakasih ya sudah mau diwawancarai”

(69)

Field Notes Wawancara

Responden: Muhammad Hilman Nugroho

HS: “Siang mas, ini ada biodata di isi dulu ya? Nanti kita langsung wawancara”

MH: “Iya mba”

HS: “Menurut kamu bagaimana tingkat kedisiplinan di sekolah ini mas?”

MH: “Ketat mba”

HS: “Ketatnya kenapa mas?”

MH: “Nggak tau mba, mungkin karena anak-anaknya bandel-bandel mba”

HS: “Oh gitu, kalau kamu sendiri itu bandel apa ngga mas?”

MH: “Bandel mba”

HS: “Sering melanggar tata tertib ya mas?”

MH: “Iya mba sering”

HS: “Apa mas?”

MH: “Banyak mba. Seperti berkelahi, minggat”

HS: “Nah kalau minggat itu kamu diapain sama pak guru dikasih hukuman apa mas?

MH: “ya pasti besoknya dipanggil ke BK mba, di tanya kenapa minggat sama dinasehatin mba. Hukumannya ya suruh bersih-bersih halaman atau ruangan UKS apa perpuastakaan mba”

(70)

MH: “Ya marahan mba, ejek-ejekan nama orangtua, terus ya kadang-kadang masalah cwe mba pacaran gitu lah mba”

HS: “Berati kamu sering masuk BK ya mas?”

MH: “Sering mba”

HS: “Kamu sok pake aksesoris seperti gelang atau kalung seperti itu atau tidak mas?”

MH: “Iya mba, tapi kalau pake pas istirahat biar nggak ketahuan guru”

HS: “nah kalau ketahuan gimana mas?

MH: “disita mba gelang atau kalungnya sama di marahin, tapi ya dimarahinnya sambil nasehatin mba. Kalau hukuman si kadang engga mba, kan udah disita itu aksesorisnya”

HS: “Nah lho kamu banyak kasus ya mas? Nah kalau kamu sering melanggar seperti ini ya mas, disiplin itu penting atau tidak sih mas?”

MH: “Penting mba”

HS: “Nah kalau menurut kamu penting kenapa kamu melanggar mas?”

MH: “Kan dulu belum tau mba, sekarang sudah tau”

HS: “Ok, apakah ada perubahan dari yang dulu sama yang sekarang mas hilman?”

MH: “Sudah mba pastinya”

HS: “Ohok, contohnya apa sekarang kamu sudah berubah mas?”

MH: “Sekarang saya sudah nurut mba”

HS: “Ok, kalau menurut sikapnya pak Kholiq itu sudah baik atau belum mas?”

MH: “Sudah mba”

(71)

MH: “Ya ditegur mba sama dulu pernah ketauan gondrong terus di potong rambutnya mba”

HS: “Kalau caranya pak Kholiq memotivasi kamu memberi dorongan kepada kamu ntuk selalu disiplin dan mamatuhi tata tertib sekolah itu bagaimana mas?”

MH: “Dibilangin mba biar disiplin”

HS: “Oke terimakasih ya mas”

(72)

Field Notes Wawancara Responden: Aldi Bagus S.

HS: “Siang mas, ini ada biodata di isi dulu ya? Nanti kita langsung wawancara”

AB: “Iya mba”

HS: “Menurut mas adi, bagaimana tingkat kedisiplinan di sekolah ini mas?”

AB: “Ya lumayan mba”

HS: “Kenapa lumayan mas?”

AB: “Banyak sanksinya mba”

HS: “Banyak sanksi berarti banyak yang melanggar ya mas?”

AB: “Iya mba banyak”

HS: “Nah kalau kamu sendiri sudah pernah melanggar atau belum mas?”

AB: “Sudah mba”

HS: “Apa mas?”

AB: “Bajunya dikeluarkan, rambutnya gondrong sama semiran”

HS: “Kalau naju kamu keluar, apa yang pak guru lakukan? Ada hukumannya nggak?

AB: “ya paling ditegur mba terus dinasehatin, terus bajunya suruh di masukkan, kadang juga ditakut-takutin mau dilepas sekalian bajunya”

HS: “Kalau rambut gondrong gimana tuh mas?

(73)

HS: “Oh itu, lalu pernah di potong nggak rambutnya di sekolah?”

AB: “Pernah mba”

HS: “Kalau kamu melanggar lalu disiplin itu penting nggak mas buat kamu?”

AB: “Penting mba”

HS: “Kenapa penting?”

AB: “Ya suruh disiplin aja mba sama juga penting buat di kehidupan sehari-hari”

HS: “Ok, lalu bagaimana caranya pak Kholiq memotivasi dan memberi dorongan kepada kamu untuk selalu disiplin dan mematuhi tata tertib sekolah mas?”

AB: “Ya selalu dibilangin mba, selalu ditegur kalau kita salah”

HS: “Kalu menurut kamu, pak Kholiq sudah menunjukkan sikap disiplin atau belum?”

AB: “Sudah mba. Pak Kholiq kalau pakai baju rapih mba, sama tingkahlakunya juga baik mba”

HS: “Lalu apa si yang pak Kholiq ajarkan kepada kamu untuk selalu disiplin dan mematuhi tata tertib sekolah?”

AB: “Ya ilmu yang berguna bagi kita mba”

HS: “Terus apa lagi mas?”

AB: “Apa yah mba? Bingung lah mba”

HS: “Ok tidak apa-apa. Makasih ya mas”

(74)

Field Notes Wawancara Responden: Refan Nofanda

HS: “Siang mas, ini ada biodata di isi dulu ya? Nanti kita langsung wawancara”

RN: “Iya mba”

HS: “Kalau menurut mas refan, bagaimana tingkat kedisiplinan di sekolah ini mas?”

RN: “Sudah cukup baik mba”

HS: “Kenapa begitu mas?”

RN: “Ya kan karena siswa disini sering melanggar mba jadi semakin ketat hukumannya”

HS: “Oh gitu, kalau kamu sendiri pernah melanggar kedisiplinan apa mas di sini?”

RN: “Ya contohnya seperti baju dikeluarin, duduk di meja, rambutnya di potong karena gondorong”

HS: “kalau baju dikeluarin itu gimana mas pak gurunya? Suka dikasih hukuman atau tidak?

RN: “ya pati ditegur mba suruh dimasukkan, kalau hukuman kadang tidak mba. Tapi kalo anaknya ngeyel ya pasti dikasih hukuman mba, kaya suruh bersihin perpus”

HS: “Nah kalau rambut gondrong gimana itu mas?

(75)

HS: “Bagaimana si caranya pak Kholiq untuk memotivasi kamu dan memberi dorongan kepada kamu untuk selalu kamu berdisiplin dan mematuhi tata tertib sekolah?”

RN: “Ya selalu ditegur mba sama dibilangin mba”

HS: “Kalau pak Kholiq itu kasih sanksi apa si ketika kamu melanggar peraturan mas?”

RN: “Ya kalau itu suruh ke perpustakaan mba suruh ngerjain PR-nya kalau nggak ya suruh yang lainnya di baca terus dikerjakan, terus suruh keluar kelas juga mba suruh ngerjain itu PR-nya”

HS: “Pak Kholiq itu sikapnya sudah tegas atau belum?”

RN: “Sudah cukup tegas mba”

HS: “Sudah baik atau belum?”

RN: “Sudah mba sudah baik”

HS: “Lalu penampilannya mas?”

RN: “Sudah cukup bagus sama rapih mba”

HS: “Lalu kalau disiplinnya sudah atau belum?”

RN: “Pak Kholiq disiplin mba dan selalu rajin memotivasi murid-muridnya supaya disiplin”

HS: “Oh gitu, berarti itu ya yang selalu pak Kholiq ajarkan kepada kamu?”

RN: “Iya mba”

HS: “Ok mas terimaksih ya sudah mau di wawancarai”

(76)

Field Notes Wawancara Responden: Bagus Surya A.

HS: “Siang mas, ini ada biodata di isi dulu ya? Nanti kita langsung wawancara”

BS: “Iya mba”

HS: “Menurut mas bagus, bagaimana tingkat kedisiplinan di sekolah ini mas?”

BS: “Sudah ketat mba sekarang”

HS: “Oh gitu berarti kemarin-kemarin nggak ketat ya mas?”

BS: “Ya begitu lah mba”

HS: “Berati sering terjadi pelanggaran ya disini?”

BS: “Sering mba”

HS: “ kamu sendiri sudah pernah melanggar atau belum mas?”

BS: “Sudah mba”

HS: “Melanggar apa saja mas?”

BS: “Ya seperti rambutnya gondrong suruh di potong, bajunya dikeluarkan ya suruh dimasukkan, minggat juga pernah mba”

HS: “Kalau kamu minggat itu apa yang dilakukan pak guru, hukumannya apa?

BS: “di panggil mba besoknya ke ruang BK, dinasehatin mba kaya gitulah pokoknya. Paling kalau hukuman suruh bersihin halaman apa perpustakaan mba”.

(77)

BS: “baju ya paling suruh dimasukkan mba, tapi kan dicarmahin dulu mba di nasehatin sama dibilangin biar nggak ngulangin lagi. Hukumannya kadang nggak dihukum mba”

HS: “Kalau kamu rambutnya gondrong mas kamu dapet hukuman apa?

BS: “langsung dipotong mba rambutnya, jadi nanti suruh dirapihkan ke salon”

HS: “Kalau menurut kamu disiplin itu penting atau tidak mas?”

BS: “Penting mba”

HS: “Kenapa penting?”

BS: “Karena untuk dirisendiri dan untuk hidup lebih baik lagi mba”

HS: “Kalau menurut kamu pak Kholiq itu sedah disiplin atau belum mas?”

BS: “Sudah mba”

HS: “Penampilannya bagaimana?”

BS: “Sudah bagus, baik, rapih juga mba sama orangnya juga ramah mba”

HS: “Kalau kam

Referensi

Dokumen terkait

Pada awal tahun 2016, Kemenlu telah melakukan integrasi sistem pengelolaan pengaduan masyarakat dengan memanfaatkan sistem Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online

diharapkan oleh para pemberi kerja dengan kompetensi yang dimiliki calon. lulusan sarjana akuntansi menurut kompetensi IAPI

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membuat sistem monitoring pasien oleh dokter pada rumah sakit Mitra Manakarra Mamuju berbasis Android

Etil p-metoksisinamat (EPMS) adalah salah satu senyawa hasil isolasi rimpang kencur (Kaempferia galangaL.) yang merupakan bahan dasar senyawa tabir surya yaitu

sesuai kebutuhan. Pemberian cairan infus biasanya dihentikan setelah pasien flatus. Dimulai pemberian makanan dan minuman secara oral.. Dalam 24 jam pertama, rasa nyeri masih terasa

Dari data yang ditunjukkan di atas dapat dikatakan bahwa kegiatan bernyanyidapat meningkatkan kemampuan anak dalam penguasaan kosa kata bahasaInggris jika kegiatan bernyanyi

4) Tahun keempat Hijrah nyaris terjadi perang dengan bani Nadhir karena konspirasi ingin membunuh Nabi Muhammad Saw.. pengepungan akhirnya mereka menyerah dan

Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan Weny Sutomo (2019), menunjukkan bahwa peserta didik SMP N 5 Muaro Jambi, khususnya kelas VIII A dan VIII