• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi penerapan nilai karakter kemandirian pada peserta didik dalam pembelajaran fisika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Identifikasi penerapan nilai karakter kemandirian pada peserta didik dalam pembelajaran fisika"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Karakter Kemandirian...(Retno Wulan Dari) 20

Identification of The Independence Character Value Applied of

Students in Physics Learning.

Retno Wulan Dari1,a, Afrihesty Suzima2,b

1Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Jambi

Kampus Pinang Masak Jl. Raya Jambi-Ma.Bulian KM 15 Mendalo Darat, Jambi, Indonesia 2SMA Negeri 1 Muara Beliti

Jl. Raya Palembang KM. 24, Kecamatan Muara Beliti, Kabupaten Musi Waras 31661, Sumatera Selatan, Indonesia

e-mail: awulan21789@gmail.com, bafrihestysuzima@yahoo.co.id Abstract

Character education is efforts that are designed and carried out systematically to instill the values of student participation. One of them is the independence factor that can affect student learning outcomes. The purpose of this research was to examine the application of the character of independence in students in learning physics at the State Senior High School 11 Muaro Jambi. This research method uses quantitative descriptive research. How to combine data using instruments consisting of questionnaires. The population in this study were all students of class X Natural Sciences at SMAN 11 Muaro Jambi. Data analysis in this study uses descriptive statistics. the results of research that have been done by students of class X IPA SMAN 11 Muaro Jambi in accordance with the category that has a good independence character. Scientifically we can see from the data obtained in the category very often have more dominant results compared to other indicators. This is related to the 10th grade students of Natural Sciences at SMAN 11 Muaro Jambi, which has a very good level of independence in planting with a range of 37.50%. Interesting education is important in instilling the value of the character of independence in order to obtain national education goals that will create students who have the character and have independence in learning.

Keywords: Character of independence, Independence learns physics

Identifikasi penerapan nilai karakter kemandirian pada peserta didik dalam pembelajaran Fisika

Abstrak

Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk menanamkan nilai-nilai partisipasi peserta didik. Salah satunya adalah faktor kemandirian yang dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Tujuan Penelitian ini adalah untuk menguji penerapan karakter kemandirian pada peserta didik dalam pembelajaran Fisika di Sekolah Menengah Atas Negeri 11 Muaro Jambi. Metode penelitian ini dengan menggunkan penelitian deskriptif kuantitatif. Cara menggabungkan data menggunakan Instrumen terdiri Angket. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA di SMAN 11 Muaro Jambi. Analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik deskriptif. hasil penelitian yang telah dilakukan Siswa kelas X IPA SMAN 11 Muaro Jambi sesuai dengan kategori yang memiliki karakter kemandirian yang baik. Secara ilmiah dapat kita lihat dari data yang diperoleh pada kategori sangat sering memiliki hasil yang lebih dominan dibandingkan dengan indikator yang lain. Hal ini terkait dengan siswa kelas X IPA SMAN 11 Muaro Jambi memiliki tingkat penanaman karakter kemandirian yang sangat baik dengan rentang 37,50%. Pendidikan menarik penting dalam menanamkan nilai karakter kemandirian agar memperoleh tujuan pendidikan nasional yang akan mencipatakan peserta didik yang berkakter dan memiliki kemandirian dalam belajar.

(2)

Volume 6, Nomor 2 Desember 2019 21

I.

PENDAHULUAN

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia terutama peserta didik yang dilakukan dengan cara membimbing dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka [1]. Pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia. Pendidikan di Indonesia dalam perkembangannya menjdi tanggung jawab pemerintah yang mengatur corak, arah, dan tujuan pendidikan [2]. Maka, perlu adanya penanaman nilai karakter untuk menghindari pengaruh negatif yang masuk sehingga siswa dapat melindungi diri dan cerdas memilah mana yang baik dan mana karakter yang buruk. Setelah melaksanakan pendidikan, idealnya dihasilkan generasi muda yang beriman, bertakwa, berilmu, cakap, dan kreatif dan mampu mengikuti perkembangan zaman [3].

Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari sebab akibat peristiwa yang terjadi di alam. IPA juga dapat diartikan sebagai kumpulan pengetahuan dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori dan model (Hikmawati etal, 2013) [4]. IPA adalah mata pelajaran wajib yang dipelajari di Sekolah. IPA adalah ilmu yang berkaitan dengan proses penemuan [5]. Kemampuan seorang

siswa menguasai ilmu-ilmu

pengetahuan dan sains di dalam suatu proses pembelajaran sering disebut sebagai kemampuan literasi sains [6]. Ilmu pengetahuan alam berhubungan dengan cara mencari tahu tentang pengetahuan alam secara sistematis,

sehingga pembelajaran IPA

merupakan proses pengalaman dan

menghasilkan penguasaan

pengetahuan berupa pemahaman konsep-konsep [7].

Fisika adalah bagian dari sains yang titik fokus kajiannya pada materi, energi, dan hubungan antara keduanya [8]. Fisika adalah ilmu yang bertujuan untuk mendidiksiswa, agar dapat berpikir tingkat tinggi (HOTS) dalam menyelesaikan permasalahan baik dalam bidang Fisika, bidang lain, maupun dalam kehidupan sehari-hari sehingga Fisika perlu dipelajari dan diaplikasikan. Fisika menjelaskan berbagai gejala dan fenomena yang terjadi di alam, baik secara teori maupun perhitungan [9]. Fisika adalah kemampuan siswa dalam menguasai materi pokok Fisika (memahami dan dapat menjelaskan serta menyelesaikan soal-soal yang serta dapat menerapkan materi dalam kehidupan sehari-hari) setelah melakukan proses pembelajaran Fisika yang yang dicatat pada setiap akhir semester di dalam buku laporan yang disebut rapor [10]. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat ruang-ruang dalam mata pelajaran Fisika yang dapat dijadikan sebagai sarana dalam mengembangkan nilai-nilai pendidikan karakter pada diri siswa, asalkan pembelajaran Fisika di dilaksanakan dengan sebagaimana mestinya.

Pendidikan karakter

merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk menanamkan nilai-nilai perilaku peserta didik yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan

(3)

22 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika-COMPTON

yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya, dan adat istiadat[11]. Pendidikan karakter yang

diimplementasikan hendaknya

merupakan pendidikan karakter yang

komprehensif [14]. Ide utama

pendidikan karakter adalah untuk meningkatkan perilaku dan sikap siswa sekolah[2]. Pendidikan karakter yang dilakukan dengan benar akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Keberhasilan pendidikan karakter yang diterapkan oleh guru terhadap siswa di ukur dari perubahan karakter siswa dari yang tidak baik menuju perilaku yang baik. Pendidikan

karakter yang baik akan

mempengaruhi hasil belajar peserta didik, dengan memiliki karater yang baik peserta didik cepat tanggap terhadap materi yang akan dipelajarinya[12]. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan Weny Sutomo (2019), menunjukkan bahwa peserta didik SMP N 5 Muaro Jambi, khususnya kelas VIII A dan VIII E, telah memiliki karakter yang sangat baik dalam menghargai prestasi, sehingga hal tersebut mempengaruhi hasil belajar peserta didik.

Selain karakter menghargai prestasi ada juga karakter

kemandirian yang akan

mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Karakter kemandirian yang dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik, dengan memliki karakter kemandirian peserta didik akan berusaha untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh pendidik. Oleh karena itu karakter kemandirian sangat berperan penting dalam meningkatkan keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi penerapan nilai karakter kemandirian pada peserta didik dalam pembelajaran Fisika di Sekolah Menengah Atas Negeri 11 Muaro Jambi.

II.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pada penelitian ini peneliti mendeskripsikan karakter kemandirian dalam pembelajaran Fisika siswa kelas X IPA di SMAN 11 Muaro Jambi tahun akademik 2018/2019 yang juga menjadi subjek penelitian. Peneliti mengumpulkan fakta tentang karakter kemandirian siswa dalam pembelajaran Fisika menggunakan angket karakter belajar Fisika. Sehingga, diperoleh data kuantitatif yang perlu dianalisis untuk menghasilkan informasi.

Cara pengumpulan data

menggunakan instrumen berupa angket. Angket tersebut diadopsi dari marga dan telah divalidasi serta terdiri dari 25 butir pertanyaan. Jenis skala yang digunakan adalah skala Likert dengan model lima pilihan (skala lima). Skor yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert yang digunakan pada penelitian ini, yaitu Sangat Sering= SS, Kadang-Kadang = KK, Sering = S, Tidak Pernah = TP. Pemberian skor pada masing-masing jawaban terdapat pada tabel berikut ini :

Tabel 1. Skala Likert

Alternatif Respond Skor Tidak Pernah 1

Sering 2

Kadang-Kadang 3 Sangat Sering 4

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA di

(4)

Volume 6, Nomor 2 Desember 2019 23 SMAN 11 Muaro Jambi. Peneliti

menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling, karena peneliti ingin hasil penelitian berlaku untuk populasi yaitu siswa kelas X IPA di SMAN 11 Muaro Jambi.

Analisis data pada penelitian ini menggunakan statistika deskriptif. Statistik deskriptif digunakan untuk penyajian data hasil angket. Penyajian hasil angket menggunakan distribusi frekuensi untuk menentukan kategori karakter kemandirianpeserta didik terhadap mata pelajaran Fisika. Statistik dsekripsi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : nilai maksimum, nilai minimum, range, mean, median, modus, standar deviasi. Interval yang digunakan dalam penelitian ini seperti pada tabel 2

Tabel 2. Interval

Interval Rerata Skor Kategori 25-41,25 Tidak Pernah 41,26-57,5 Kadang-kadang 57,51-73,75 Sering

73,76-90 Sangat Sering

III.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data diperoleh dari hasil sebaran angket kepada 64 siswa SMAN 11 Muaro Jambi. Berikut data hasil yang diperoleh dari penyebaran angket penerapan nilai karakter kemandirian dalam pembelajaran Fisika siswa pada Tabel 3.

Dari data tabel 3, hasil angket kemandirian belajar yang dilakukan terhadap 64 orang responden diperoleh mean atau nilai rata-rata jawaban responden adalah sebesar 83,34. Hal ini mengindikasi bahwa kemandirian siswa dalam belajar Fisika berkecenderungan positif dan menunjukan angka yang cukup tinggi. Sementara ini nilai tengah (median) dan nilai yang sering muncul (modus) masing-masing adalah 78,00 dan 76.

Dan hasil angket kemandirian belajar yang dilakukan terhadap 64 orang responden diperoleh klasifikasi tingkatan kemandirian belajar peserta didik dominan pada kategori sangat sering yaitu sebesar 24. Hal ini menunjukkan bahwa kemandirian siswa dalam belajar Fisika berkecenderungan positif dan menunjukan angka yang cukup tinggi. Sementara pada kategori sering sebesar 21, kategori kadang-kadang sebesar 12 dan pada kategori tidak pernah sebesar 7.

Berdasarkan penggolongan kategori penerapan karakter kemandirian dalam belajar Fisika dengan menggunakan skala interval sebagaimana Tabel 4, diperoleh persentase Penerapan karakter kemandirian dalam belajar Fisika kelas X IPA di SMAN 11 Muaro Jambi dari 64 siswa seperti pada Gambar 1.

Pada penelitian ini

permalasahan yang akan dibahas mengenai karakter kemadirian belajar siswa kelas X IPA SMAN 11 Muaro Jambi. Siswa kelas X IPA SMAN 11 Muaro Jambi berada pada kategori yang memliki karakter kemandirian yang baik. Secara ilmiah dapat kita lihat dari data yang diperoleh pada pada kategori sangat sering memiliki

hasil yang lebih dominan

dibandingkan dengan indikator yang lain. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa kelas X IPA SMAN 11 Muaro Jambi memiliki tingkat penanaman karakter kemandirian yang sangat baik. Dapat dilihat dari indikator

pertanyaan mengenai “Saya

memperdalam pengetahuan tentang materi usaha dan eneri ini dengan membaca buku pelajaran Fisika dari sumebr yang berbeda-beda” pada indikator pertanyaan ini responden

(5)

24 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika-COMPTON

rata-rata menjawab pada klasifikasi sangat sering dan sering.

Tabel 3. Klasifikasi indikator pertanyaan

Klasifikasi Mean Median Modus Min Max %

Rentang Kategori jumlah

25-41,25 Tidak Pernah 7 83,34 78 76 25 90 10,80% 41,26-57,5 Kadang-kadang 12 18,80% 57,5173,75 Sering 21 32,80% 73,76-90 Sangat Sering 24 37,50%

Gambar 1. Grafik Penerapan karakter kemandirian dalam belajar Fisika kelas

X IPA di SMAN 11 Muaro Jambi.

Karakter merupakan aspek yang sangat penting pada diri seseorang. Karakter sangat berperan penting dalam menunjang. keseimbangan kehidupan kita tergantung pada karakter kita. Karena, karakter bisa membuat seseorang menjadi lebih dihargai dan bermakna dalam kehidupan. Karena itu kini saaatnya kita berupaya membangun karakter secara bersungguh-sungguh. Pada sekolah ini penerapan karakter sejalan dengan tujuan pendidikan nasional dengan hasil kemandirian belajar yang dimiliki oleh responden ini juga dipengaruhi oleh penanaman karakter yang baik yang diterapkan di sekolah tersebut baik oleh guru,kepala sekolah dan warga sekolah lainnya. Maka dari itu peran

lingkungan sekolah sangat

mempengaruhi karakter siswa.

Berdasarkan hasil penelitian oleh Nyoman dengan judul penelitian

implementasi pendidikan karakter

bangsa pada mahasiswa diperguruan

tinggi (2014) Pendidikan

pengembangan karakter adalah sebuah proses berkelanjutan dan tidak pernah berakhir. Oleh karena itu, seperti tercantum pada Kebijakan Nasional Pengembangan Karakter, untuk mencapai karakter bangsa yang diharapkan, diperlukan individu-individu yang berkarakter yang terus-menurus perlu dikembangkan. SMAN 11 Muaro Jambi merupakan sekolah yang tergolong baru dalam duni pendidikan namun walaupun sekolah ini tergolong baru namun, penerapan nilai-nilai karakter di SMAN 11 Muaro Jambi sangat diperhatikan, Karena hal ini yang bisa menambah nilai jual sekolah ini. Jika siswanya berkarakter yang baik maka secara tidak langsung masyarakat setempat akan lebi bersemangat untuk menyekolahkan anak,saudra, adik dan keluarga lainya disekolah tersebut.

Pendidikan karakter,

berhubungan erat dengan pendidikan kognitif atau akademik pendidikan karakter, namun konsep pendidikan tersebut harus diterapkan kedalam kurikulum, bukan berarti akan diterapkan secara teoritis, tetapi menjadi penguat kurikulum yang

(6)

Volume 6, Nomor 2 Desember 2019 25

sudah ada, yaitu denagn

mengimplementasikannya dalam mata pelajaran dan keseharian anak didik [13]. Kemandirian merupakan suatu hal yang berperan penting dalam pembelajaran khususnya pembelajaran Fisika. Dengan kemandirian siswa dapat menggali dan memperoleh ilmu lebih yang ilmunya tidak di dapatkan disekoah. Sehingga perlu dikembangkan kemandirian belajar siswa agar dapat maksimal dalam setiap pembelajaran.

Hasil yang didapatkan

menegenai karakter kemandirian yang dimiliki siwa kelas X IPA SMAN 11 Muaro Jambi sebanding dengan dengan pembelajaran disekolah ini. Saat tidak ada guru siswa di sekolah ini mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru secara tenang dan mandiri. Siswanya menciptakan suasana kelas yang damai walaupun ada sebagian kecil dari mereka memiliki karakter yang kurang baik namun itu tidak terlalu berdampak buruk pada perkemabangan karakter yang dimiliki oleh siswa SMAN 11 Muaro jambi. karena yang mendominasi disini siswa yang memiliki karakter baik jadi, dengan demikian secara tidak langsung siswa yang memiliki karakter kemandirian yang kurang baik akan menyesuaikan teman-temanya.Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan Kurniawati (2015), siswayang memiliki kemandirian belajar tinggi dapatmencapai hasil yang lebih baik disbanding siswayang memiliki hasil belajar yang rendah [15].

Dari uraian diatas bahwa pendidikan berperan penting dalam

menanamkan nilai karakter

kemandirian agar tercapai tujuan pendidikan nasional yang akan

mencipatakan peserta didik yang berkakter dan memiliki kemandirian dalam belajar.

IV.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Siswa kelas X IPA SMAN 11 Muaro Jambi berada pada kategori yang memliki karakter kemandirian yang baik. Secara ilmiah dapat kita lihat dari data yang diperoleh pada pada kategori sangat sering memiliki hasil yang lebih dominan dibandingkan dengan indikator yang lain. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa kelas X IPA SMAN 11 Muaro Jambi memiliki tingkat penanaman karakter kemandirian yang sangat baik. Dapat dilihat dari indikator pertanyaan mengenai “Saya memperdalam pengetahuan tentang materi usaha dan eneri ini dengan membaca buku pelajaran Fisika dari sumebr yang berbeda-beda” pada indikator pertanyaan ini responden rata-rata menjawab pada klasifikasi sangat sering dan sering dan bahwa pendidikan berperan penting dalam

menanamkan nilai karakter

kemandirian agar tercapai tujuan pendidikan nasional yang akan mencipatakan peserta didik yang berkakter dan memiliki kemandirian dalam belajar.

REFERENSI

[1] Astalini et al, “Sikap Siswa Terhadap Pelajaran Fisika Di SMAN Kabupaten Batanghari”,

Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika, 2(3), pp. 59-64. 2018.

[2] Ilmiwan et al, “Pengaruh

penerapan bahan ajar

bermuatan nilai-nilai karakter dan model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar

(7)

26 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika-COMPTON

siswa kelas XI SMAN 1 BUKIT TINGGI”, Pilar of physic education, Vol 2, pp. 153-164, 2013.

[3] Mardiansyah et al, “Pembuatan Modul Fisika Berbasis Tik Untuk

Mengintegrasikan NilaI

Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Siswa Sman 10 Padang Kelas X Semester 1”,

Pillar Of Physics Education, Vol. 1,

pp. 30-38, 2013.

[4] H. Hikmawati, J. Rokhmat., & S. Sutrio, “Penyuluhan Pembuatan Media Tiga Dimensi dan Penerapannya Melalui Model Siklus Belajar 5E Pada Guru-Guru di MGMPFisika Se-Lombok Barat’, Jurnal Pendidikan dan

pengabdian Masyarakat, 1(1),

2018.

[5] N. Fitriani, G. Gunawan, & S. Sutrio, “Berfikir Kreatif dalam Fisika dengan Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan LKPD”, Journal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 3(1), pp. 24-33, 2017.

[6] Kurnia et al., “Analisis Bahan Ajar Fisika Sma Kelas Xi Di Kecamatan Indralaya Utara Berdasarkan Kategori Literasi Sains”, Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika. 1(1) , pp. 43-47, 2014

[7] Astalini & D.A. Kurniawan, “Pengembangan Instrumen Karakter Siswa Sekolah Menengah Pertama Terhadap Mata Pelajaran IPA”, Jurnal Pendidikan Sains, 07(1), pp. 1-7, 2019

[8] G. Gunawan, A. Harjono, & S. Sutrio, “Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Konsep Listrik bagi Calon Guru”, Jurnal

Pendidikan Fisika dan Teknologi,

1(1), pp. 9-14, 2015.

[9] D. Rahma, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis Pendidikan Karakter Dengan Model Problem Based

Instruction”, Jurnal Ilmiah

Pendidikan Fisika Al-BiRuNi,

04(2), pp. 241-253, 2015.

[10] S. P. Astuti, “Pengaruh Kemampuan Awal Dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Fisika”, Jurnal Formatif, 5(1), pp. 68-75, 2015.

[11] H. Gunawan, Pendidikan

Karakter: Konsep dan

Implementasi. Bandung:

Alfabeta, 2012.

[12] Najib & Bety, “Pengaruh Pendidikan Karakter Terhadap Prestasi Belajar Siswa”, Jurnal Ekonomi & Pendidikan, 9 (1), pp. 102-10, 2012.

[13] Jihad Asep et al, Pendidikan

Karakter Teori dan

Implementasi, Jakarta:

Direktorat Jendral Menejemen

Pendidikan Dasar dan

Menengah, 2010.

[14] Wuryandani et al, “Implementasi

Pendidikan Karakter

Kemandirian di Muhammadiyah Boarding School”, Cakrawala Pendidikan, 2, pp. 208-216, 2016 [15] Kurniawati et al, “Analisis Karakteristik Berpikir Geometri Dan Kemandirian Belajar Dalam Pembelajaran Fase Van Hiele

Berbantuan Geometer

Sketchpad”, Unnes Journal of

Mathematics Education

Research, 4 (2), pp. 102-107, 2015.

Gambar

Tabel	3.	Klasifikasi	indikator	pertanyaan

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan pelelangan yang dilakukan oleh Pokja VI Pengadaan Barang/Jasa Tahun Anggaran 2015 pada Kantor Layanan Pengadaan Kabupaten Musi Banyuasin untuk

terciptanya identitas destinasi pariwisata Kabupaten Garut yang berkelanjutan dengan mempertahankan dan meningkatkan karakteristik nilai daya saing KSPK Perkotaan Garut,

Tindakan Haji Musa Minangkabau menegah orang ramai mematuhi peraturan baru bertujuan untuk mencegah mereka daripada terjerumus kepada perkara yang boleh membawa kepada

Menurut (Ong & Sugiharto, 2013) kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, dan keduanya saling berhubungan karena untuk

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan dengan terlebih dahulu melakukan registrasi pada Layanan Pengadaan Secara

Beberapa malahan ada pelanggan yang membuat kotak kado sendiri dan minta dihiaskan oleh karyawan toko Gift , salah satu pelanggan mengatakan bahwa kotak kado yang

1) Untuk mengetahui hubungan antara pola asuh berdasarkan kebiasaan pemberian makan, kebiasaan kebersihan diri dan kebiasaan memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan

Optimisasi Proses Koagulasi Flokulasi untuk Pengolahan Air Limbah.. Industri Jamu (Studi Kasus PT.