i
MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN UNTUK SISWA
KELAS III SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Dinia Arum Kusuma
NIM: 131134038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
Dengan rasa syukur skripsi ini saya persembahkan kepada:
Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi.
Kedua orangtuaku, Lilik Dwiraharjo S.Pd. dan Hartini yang selalu mendampingi, memberikan dukungan, doa, semangat, dan restu.
Kakakku Aulia Puspasari yang memberikan motivasi.
Keponakanku Rizki Azzahra yang selalu memberikan keceriaan sepanjang hari.
Keluarga besar yang selalu memberi semangat dan mendoakanku.
Marcellino Ndaru Sakti yang selalu memberikan perhatian, menemaniku, memberi semangat setiap waktu, dan selalu mendengarkan keluh kesahku.
v
“ A pa pu n ya n g k i t a i n g i n k a n t a k k a n m en ja d i k en ya t a a n ji k a t a n pa d i ser t a i d en g a n u sa h a d a n d o a ”
~ N N
“Bert akwalah kepada Allah dan Allah akan memberikan ilmu padamu karena sesungguhnya Allah maha menget ahui segala sesuat u”
(Al Baqarah : 282)
“M aka sesunggu hnya ber sama kesulit an it u ada kemud ahan”
vi
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 12 April 2017 Penulis
vii
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Dinia Arum Kusuma
Nomor Mahasiswa : 131134038
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN UNTUK SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR”
beserta perangkat yang diperlukan.
Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 12 April 2017
Yang menyatakan
viii
PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN UNTUK SISWA KELAS III SEKOLAH
DASAR
Dinia Arum Kusuma Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development atau R&D). Penelitian berawal dari potensi dan masalah, masalah yang dihadapi yaitu guru mengalami kesulitan dalam membuat tes hasil belajar yang berkualitas baik sedangkan potensinya yaitu mengembangkan tes hasil belajar matematika. Oleh karena itu peneliti terdorong untuk melakukan penelitian tes hasil belajar matematika untuk kelas III SD. Tujuan dari penelitian ini (1) mendeskripsikan langkah pengembangan tes hasil belajar (2) mengetahui kualitas tes hasil belajar matematika materi operasi hitung bilangan untuk siswa kelas III Sekolah Dasar.
Penelitian ini menggunakan penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) langkah-langkah penelitian yaitu (a) potensi masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi desain, (e) revisi desain, (f) uji coba produk,(g) revisi produk, (2) hasil penelitian kualitas produk tes terdapat 49 soal dari 60 soal atau 81% valid dan reliabel. Untuk tingkat kesukaran kategori mudah terdapat 19 soal atau 39%, soal dengan kategori sedang terdapat 29 soal atau 59%, dan soal dengan kategori sukar terdapat 1 soal atau 2%. Hasil analisis daya pembeda diperoleh 22 soal dengan kategori baik sekali atau 45% dan 27 soal dengan kategori baik atau 55%. Terdapat 20 soal memiliki pengecoh yang kurang berfungsi, pengecoh yang kurang berfungsi akan direvisi sehingga dapat digunakan.
ix
THE DEVELOPMENT OF MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT TEST BASIC COMPETENCE NUMERAL ARITHMETIC OPERATION FOR
THE THIRD GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL
Dinia Arum Kusuma Sanata Dharma University
2017
Type of this research is Research and Development (R & D). This research begin with potential and problem. The problem related with achievement test that has a good quality and the potential is to develop the math achievement test. Therefore, researcher pushed to do a research about math achievement test. Therefore, researcher pushed to do a research about mathematics achievment test fot third grade of elementary school. The aim of this research is (1) describe the the steps of achievment test development (2) to find out the quality of mathematical achievment test basic competence numeral arithmetic operation for the third grafe students of elementary school.
Procedure of learning achievement test development, researcher modified the ways of developments based on Borg and Gall’s theory. Result of this research shows that (1) the steps of this research are (a) potential problem, (b) collect work, the distactions that not work will repaired so that can be useful.
x
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Bilangan Untuk Siswa Kelas III Sekolah Dasar dengan lancar dan baik. Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa peneliti mendapatkan banyak bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh kerena itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT, yang selalu memberikan nikmat kesehatan serta kelancaran selama kegiatan penelitian hingga penyelesaian laporan skripsi.
2. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma.
4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma.
5. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
xi saran pada produk tes hasil belajar serta membantu pelaksanaan penelitian ini.
11. Suryanto, S.Pd. selaku ahli matematika yang telah memberikan kritik dan saran pada produk tes hasil belajar serta membantu pelaksanaan penelitian ini.
12. Siswa kelas III A dan B SD Jetis Bantul yang telah bersedia membantu selama proses penelitian.
13. Kedua orang tua tercinta, Lilik Dwiraharjo, S.Pd. dan Hartini yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materiil kepada peneliti.
14. Teman-teman mahasiswa PGSD angkatan 2013 yang selalu membantu dan saling mendukung dalam penyusunan skripsi ini.
15. Teman-teman PPL SD Jetis Bantul yang tidak sengaja dipersatukan selama tiga bulan di PPL sehingga saling memberi dukungan dan semangat dalam penyusunan skripsi.
16. Teman-teman sepayung R&D Chendy, Tita, Desta, Dyah, dan Ramdan yang membantu dan bekerja sama selama penyusunan dan sampai selesai ini.
17. Almamater Universitas Sanata Dharma.
xii
kendala. Namun kendala-kendala tersebut tidak menjadi hambatan bagi peneliti, melainkan menjadikan semangat untuk terus maju dan menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
Akhirnya, semoga skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca, baik dalam isi maupun inspirasi untuk lebih baik. Tentunya, tak ada gading yang tak retak. Peneliti meminta maaf apabila dalam penulisan skripsi ini ada beberapa kesalahan baik dalam penyajian ataupun isi. Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perkembangan dan kemajuan pendidikan di Indonesia.
Peneliti
xiii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Batasan Istilah...6
G. Spesifikasi Produk ... 7
BAB II LANDASAN TEORI ... 9
A. Kajian Pustaka ... 9
1. Tinjauan tentang Tes Hasil Belajar ... 9
a. Definisi Tes ... 9
b. Definisi Belajar ... 10
c. Definisi Hasil Belajar... 11
d. Definisi Tes Hasil Belajar ... 12
2. Tes Pilihan Ganda ... 12
3. Karakteristik Tes yang Baik ... 15
a. Validitas ... 15
b. Reliabilitas ... 16
c. Objektivitas ... 17
d. Praktikabilitas ... 17
e. Ekonomis ... 17
4. Karakteristik Butir Soal ... 17
a. Daya Pembeda ... 18
b. Tingkat Kesukaran ... 18
c. Pengecoh ... 18
xiv
6. Taksonomi Bloom ... 19
B. Penelitian yang Relevan ... 22
C. Kerangka Berpikir ... 25
D. Pertanyaan Penelitian... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
A. Jenis Penelitian ... 29
B. Setting Penelitian ... 33
C. Prosedur Pengembangan ... 34
D. Teknik Pengumpulan Data ... 38
E. Instrumen Penelitian ... 39
F. Tenik Analisis Data ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55
A. Hasil penelitian ... 55
1. Langkah-langkah Pengembangan Perangkat Tes Hasil Belajar ... 55
2. Kualitas Produk Tes Hasil Belajar ... 59
B. Pembahasan ... 69
1. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan ... 69
2. Kualitas Produk Tes Hasil Belajar ... 77
BAB V PENUTUP ... 86
A. Kesimpulan ... 86
B. Keterbatasan Pengembangan ... 87
C. Saran ... 88
DAFTAR PUSTAKA ... 89
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-kisi pedoman wawancara analisis kebutuhan ... 41
Tabel 3.2 Kuesioner produk tes hasil belajar ... 42
Tabel 3.3 Indikator Soal ... 43
Tabel 3.4 Kriteria Skor Sekala Empat ... 45
Tabel 3.5 Kategori Tingkat Validitas Tes ... 47
Tabel 3.6 Kategori Tingkat Reliabilitas Tes ... 49
Tabel 3.7 Klasivikasi Daya Pembeda ... 50
Tabel 3.8 Indeks Tingkat Kesukaran ... 52
Tabel 4.1 Hasil Validasi Ahli ... ..57
Tabel 4.2 Komentar Validator ... ..57
Tabel 4.3 Daftar Pengecoh yang Tidak Berfungsi ... ..59
Tabel 4.4 Hasil Analisis Validitas Soal Tipe A ... ..59
Tabel 4.5 Hasil Analisis Validitas Soal Tipe B ... ..60
Tabel 4.6 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe A ... ..62
Tabel 4.7 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe B ... ..63
Tabel 4.8 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe A ... ..64
Tabel 4.9 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe B ... ..65
Tabel 4.10 Hasil Uji Pengecoh Soal Valid Tipe A ... ..66
Tabel 4.11 Hasil Uji Pengecoh Soal Valid Tipe B ... ..67
Tabel 4.12 Revisi Desain...71
Tabel 4.13 Revisi Desain...72
Tabel 4.14 Revisi Desain...72
Tabel 4.15 Revisi Pengecoh ... ..74
Tabel 4.16 Hasil Uji Validitas Soal Tipe A ... ..77
Tabel 4.17 Hasil Uji Validitas Soal Tipe B ... ..77
Tabel 4.18 Pengelompokan Daya Pembeda Soal Tipe A ... ..79
Tabel 4.19 Pengelompokan Daya Pembeda Soal Tipe B ... ..79
Tabel 4.20 Pengelompokan Tingkat Kesulitan Soal Valid Tipe A ... ..80
Tabel 4.21 Pengelompokan Tingkat Kesulitan Soal Valid Tipe B... ..81
Tabel 4.22 Penggolongan Pengecoh Soal Valid Tipe A ... ..82
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kata kerja operasional Taksonomi Bloom...22
Gambar 2.2 Bagan Literatur Map Penelitian Relevan...25
Gambar 3.1 Bagan langkah-langkah penelitian pengembangan Borg and Gall....30
Gambar 3.2 Bagan Pengembangan Tes Hasil Belajar...35
Gambar 3.3 Hasil validitas pada program TAP...47
Gambar 3.4 Hasil reliabilitas pada program TAP...50
Gambar 3.5 Hasil daya beda pada program TAP...51
Gambar 3.6 Hasil tingkat kesukaran pada program TAP...53
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Telah Melakukan Penelitian ... ..92
Lampiran 2 Surat Ijin Validasi ... ..93
Lampiran 3 Hasil Wawancara Analisis ... ..94
Lampiran 4 Tabel Spesifikasi Produk ... ..97
Lampiran 5 Rekapitulasi Hasil Validator Ahli ... 124
Lampiran 6 Hasil Penilaian Produk ... 126
Lampiran 7 Soal Uji Coba Terbatas ... . 142
Lampiran 8 Rangkuman Jawaban Siswa ... 154
Lampiran 9 Hasil Analisis Soal ... 158
Lampiran 10 Hasil Analisis Pengecoh ... 167
Lampiran 11 Dokumentasi ... 185
1 BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini, peneliti akan membahas latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan spesifikasi produk yang diharapkan.
A. Latar Belakang Masalah
pembelajaran di sekolah dasar yang salah satunya adalah pelajaran matematika.
Pembelajaran matematika adalah salah satu pelajaran yang penting dalam pendidikan, karena pembelajaran matematika sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Adanya pembelajaran matematika siswa diajarkan mengenai perhitungan. Pembuatan soal matematika dengan ranah kognitif dapat menggunakan tahapan taksonomi Bloom dari pengetahuan hingga mencipta.
Menurut Bloom (dalam Sudiyono, 2006: 49) ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak), segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah ranah kognitif. Dalam ranah kognitif terdapat enam tahapan berpikir dari yang rendah hingga yang tinggi yaitu pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan penilaian (evaluation).
perlu diuji sesuai tidaknya soal dengan materi dan tujuan dibuatnya dan ukuran kesamaan tingkat kesamaan suatu tes.
Soal-soal yang telah lulus dari pengujian dan sudah melalui proses secara teori sudah dapat dikatakan baik. Untuk memastikan soal yang baik tersebut di lapangan perlu dilakukan uji empiris. Pengumpulan data empiris sebagai uji coba dasar yang dilakukan untuk memperbaiki butir-butir soal yang nantinya akan dipilih soal yang terbaik yang akan disusun sebagai tes bentuk akhirnya, sesuai dengan tujuan pengembangan tes hasil belajar.
Menurut Arifin (2011: 226) tes adalah suatu teknik pengukuran yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden. Dalam proses pengukuran dan penilaian yang biasa digunakan guru yaitu adalah tes. Dengan adanya tes guru dapat mengetahui sejauh mana kemampuan siswa memahami materi dan guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan program pengajarannya.
mengambil dari buku kumpulan soal dan internet. Soal atau tes yang guru berikan untuk anak-anak hanya sekedar dibuat dan dikerjakan anak-anak tidak dipertimbangkan kualitas dari suatu soal tersebut. Guru kelas membutuhkan contoh tes hasil belajar yang berkualitas dan baik, terutama pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar 1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka dan 1.4 Melakukan pengerjaan hitung campuran.
Berdasarkan masalah di atas, peneliti akan melakukan penelitian pengembangan yang berjudul “Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Bilangan Untuk Siswa Kelas III
Sekolah Dasar”.
B. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Alat ukur yang dikembangkan mengukur ranah kognitif.
2. Tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban.
3. Tes hasil belajar digunakan untuk kurikulum KTSP 2006.
4. Alat ukur hanya untuk mata pelajaran matematika kompetensi dasar 1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka dan 1.4 Melakukan pengerjaan hitung campuran.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengembangan tes hasil belajar matematika materi operasi hitung bilangan untuk siswa kelas III Sekolah Dasar?
2. Bagaimana kualitas produk tes hasil belajar matematika materi operasi hitung bilangan untuk siswa kelas III Sekolah Dasar?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan langkah pengembangan tes hasil belajar matematika materi operasi hitung bilangan untuk siswa kelas III Sekolah Dasar. 2. Mengetahui kualitas tes hasil belajar matematika materi operasi hitung
bilangan untuk siswa kelas III Sekolah Dasar. E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian pengembangan ini dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis yang akan diuraikan sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat informasi dan pengetahuan yang positif bagi peneliti untuk mengembangkan dunia pendidikan khususnya dalam pengembangan tes hasil belajar di kelas III.
a. Bagi Peneliti
Peneliti memperoleh pengalaman secara langsung dan pengetahuan dalam melakukan penelitian mengenai pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka dan melakukan pengerjaan hitung campuran.
b. Bagi Guru
Guru kelas III dapat membuat tes hasil belajar seperti contoh tes hasil belajar yang baik yang dibuat oleh peneliti khususnya dalam mata pelajaran matematika.
c. Bagi Siswa
Siswa dapat mengukur kemampuan mereka khususnya dalam mata pelajaran matematika kelas III tentang operasi hitung bilangan. d. Bagi Sekolah
Memberikan informasi kepada sekolah mengenai pengembangan tes hasil belajar matematika. Sehingga sekolah memiliki soal yang berkualitas sesuai dengan standar dan diharapkan dapat membantu sekolah dalam hal pengembangan tes hasil belajar yang baik. F. Batasan Istilah
2. Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa simbol, yang digunakan manusia untuk memecahkan suatu masalah yang berhubungan dengan bilangan, bentuk, dan ukuran.
3. Validitas tes adalah pengujian untuk mengukur sesuai tidaknya soal dengan materi dan tujuan dibuatnya soal.
4. Reliabilitas tes adalah alat untuk mengukur konsistensi skor instrumen. 5. Daya pembeda tes adalah kemampuan butir soal yang dapat
membedakan peserta tes pandai dan tidak pandai.
6. Tingkat kesukaran tes adalah proporsi siswa yang menjawab benar dalam suatu tes yang dapat digunakan untuk mengukur kesulitan soal. 7. Pengecoh tes adalah pilihan jawaban yang tidak benar yang
kemungkinan dipilih oleh peserta tes. G. Spesifikasi Produk
1. Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini berupa soal matematika berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban, dilengkapi dengan kunci jawaban, ranah kognitif, dan tingkat kesukaran.
2. Kompetensi dasar soal matematika yang dibuat adalah 1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka dan 1.4 Melakukan pengerjaan hitung campuran.
4. Instrumen pilihan ganda sudah valid dengan kriteria r hitung soal melebihi r tabel.
5. Instrumen pilihan ganda sudah reliabel dengan kategori tinggi yaitu pada rentang nilai 0,600-0,800.
6. Instrumen pilihan ganda sudah diuji daya pembeda yang digunakan yaitu dalam kategori “baik” dengan rentang 0,41-0,70 dan “baik sekali” dengan rentang 0,71-1,00.
7. Instrumen pilihan ganda sudah diuji tingkat kesukaran dengan proporsi soal 25% mudah yaitu pada rentang 0,71-1,00, 50% sedang yaitu pada rentang 0,31-0,70, dan 25% sulit yaitu pada rentang 0,00-0,30.
8. Instrumen pilihan ganda sudah diuji analisis pengecoh, pengecoh-pengecoh dalam instrumen ini berfungsi dengan baik.
9 BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini peneliti membahas mengenai kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka ini akan membahas mengenai teori-teori yang mendukung yaitu :
1. Tes Hasil Belajar
a. Definisi Tes
Menurut Brown (dalam Yusuf, 2015: 93) “a test as a systematic procedure for measuring a sample of behavior”. Ia menjelaskan bahwa
pada prinsipnya suatu tes merupakan suatu prosedur sistematis untuk mengukur sempel tingkah laku seseorang. Setiap aspek tingkah laku yang diukur sangatlah luas, sedangkan tes terbatas pada butir-butir yang dapat disusun untuk itu. Oleh karena itu tes yang disusun hendaklah mewakili aspek-aspek yang akan diukur. Tes yang baik seharusnya mampu mengukur apa yang akan diukur (aspek validitas) dan konsistensi dalam mengukur apa yang akan diukur (aspek reliabilitas). Sedangkan pendapat mengenai tes dari Gronlund (dalam Rakhmat dan Suherdi, 2001: 15) “An instumen or systematic of measuring a sampel of behvior. (Answer the questions “How well does the individual
perform either in comparison with others or in comparison with a
bagi perilaku (menjawab pertanyaan seberapa baikkah seorang siswa melakukan tugas pelajaran baik dengan siswa lainnya, maupun dibandingkan dengan tolak ukur pengerjaan sebuah tugas pelajaran).
Menurut Widoyoko (2014: 93) kata tes berasal dari bahasa Prancis kuno: ”testum” yang berarti: “piring” untuk menyisihkan logam-logam mulia, maksudnya dengan menggunakan alat berupa piring itu akan diperoleh jenis logam mulia yang nilainya sangat tinggi. Sedangkan menurut Arifin (2011: 226) tes adalah salah satu teknik pengukuran yang di dalamnya terdapat pertanyaan, pernyataan, dan serangkaian tugas yang harus dijawab oleh responden. Tes dapat dibedakan atas dua jenis yaitu, tes yang dibuat oleh guru dan tes dari buku atau tes yang memenuhi standar. Tes yang berstandar adalah tes yang sudah memiliki derajat validitas dan reliabilitas berdasarkan percobaan yang cukup besar.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tes merupakan suatu alat prosedur untuk mengukur sejauh mana pengetahuan yang diperoleh. Alat prosedur tersebut di dalamnya terdapat pertanyaan, pernyataan, dan serangkaian tugas yang harus dijawab oleh responden.
b. Definisi Belajar
Gretler (dalam Muhlisrarini, 1986: 11) belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia dalam upaya mendapatkan aneka ragam kompetensi, skill, dan sikap. Ketiganya itu diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan dari mulai masa bayi sampai dengan masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat. Pendidikan formal, informal, dan non formal merupakan sarana yang berperan dalam proses belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, belajar adalah proses seseorang membangun atau mengkonstruksi pemahaman dalam upaya mendapatkan aneka ragam kompetensi, skill, dan sikap. Dilakukan secara berulang atau bertahap sehingga mendapatkan pemahaman.
c. Definisi Hasil Belajar
Hasil belajar adalah wujud pencapaian dari peserta didik, sekaligus lambang dari keberhasilan pendidik dalam membelajarkan peserta didik (Yusuf, 2015: 181). Sedangkan menurut Purwanto (2009: 34) hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa akibat belajar, perubahan perilaku ini diupayakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang dapat berupa aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
d. Definisi Tes Hasil Belajar
Menurut Yusuf (2015: 181) tes hasil belajar kadang disebut dengan tes prestasi belajar, tes hasil belajar merupakan alat untuk memahami tingkat keberhasilan peserta didik dalam belajar dan alat untuk memberi nilai peserta didik dalam belajar. Purwanto (2009: 114) berpendapat bahwa tes hasil belajar adalah alat ukur yang digunakan untuk melakukan pengukuran guna pengumpulan data hasil belajar. Sedangkan Hill (dalam Yusuf, 2015: 184) berpendapat bahwa tes hasil belajar (Achievement test) dirancang untuk mengukur apa yang telah dipelajari dalam bidang studi/mata pelajaran yang bersifat formal.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tes hasil belajar adalah alat untuk mengukur tingkat keberhasilan peserta didik dalam belajar. Tes hasil belajar dapat digunakan sebagai alat untuk memberi nilai peserta didik dalam belajar.
2. Tes Pilihan Ganda
Suwandi (2010: 48) mengungkapkan bahwa tes objektif disebut juga tes jawaban singkat (short answer test). Sesuai dengan namanya, tes jawaban singkat menurut siswa hanya dengan memberikan jawaban singkat, bahkan hanya dengan memilih kode-kode tertentu yang mewakili alternatif-alternatif jawaban yang telah disediakan.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tes pilihan ganda adalah tes yang objektif, jawaban harus dipilih satu dari beberapa jawaban yang telah disediakan. Soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal, pilihan jawaban (option) beserta pengecoh jawaban, dan kunci jawaban.
Menurut BALITBANG DEPDIKNAS, kaidah penulisan soal pilihan ganda dalam menulis soal pilihan ganda harus memperhatikan kaidah-kaidah sebagai berikut:
a. Materi
1) Soal harus sesuai dengan indikator.
2) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
3) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar.
b. Konstruksi
1) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. 2) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus
3) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.
4) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
5) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. 6) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, "Semua
pilihan jawaban di atas salah", atau "Semua pilihan jawaban di atas benar".
7) Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, atau kronologisnya.
8) Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.
9) Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
c. Bahasa
1) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
2) Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional. 3) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif. 4) Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang
3. Karakteristik Tes yang Baik
Arikunto (dalam Widoyoko, 2014: 139) menjelaskan bahwa tes yang dikatakan baik apabila memenuhi lima persyaratan yaitu: validitas, reliabilitas, objekvitas, praktikabilitas, dan ekonomis.
a. Validitas
Menurut Suwarto (2013: 94) validitas merupakan pengembangan yang paling pokok di dalam mengembangkan dan mengevaluasi tes. Proses validasi yang melibatkan pengumpulan bukti untuk menyediakan penjelasan ilmiah penafsiran skor yang diusulkan.
Validitas dapat dilihat dengan memperhatikan bentuk atau hubungan dengan instrumen lain secara empiris atau statistik. Beberapa jenis validitas menurut Yusuf (2015: 61) yaitu:
1) Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi dipandang dari segi alat itu sendiri, berdasarkan materi yang disampaikan dalam pembelajaran diharapkan dikuasai oleh peserta didik.
2) Validitas Konstruk (Construct Validity)
Konstruk merupakan atau pemikiran cerdas tentang suatu objek, baik yang berhubungan dengan aspek kognitif, afektif maupun psikomotor, yang disusun menurut pandangan seseorang.
3) Validitas Patokan (Criterion Validity)
a) Validasi Prediktif (Predictive Validity)
Validitas ini dikaitkan dengan perkiraan yang akan terjadi dimasa depan.
b) Validasi Pengukuran Serentak (Concurrent Validity) Validitas serentak merujuk pada kesesuaian tingkah laku atau bukti diri yang dimiliki seseorang dengan instrumen yang diberikan sebagaimana ditunjukkan oleh skor dalam instrumen pararel atau instrumen lain yang memiliki karakteristik yang sama.
Terdapat tiga jenis validitas yaitu (1). validitas isi, (2). validitas Konstruk, (3). Validitas patokan.
b. Reliabilitas
c. Objektivitas
Menurut Widoyoko (2014: 140) objektivitas berarti tidak ada unsur pribadi yang mempengaruhinya.
d. Praktikabilitas
Widoyoko (2014: 142) juga menjelaskan bahwa sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas jika tes tersebut bersifat praktis, tes yang praktis adalah tes yang mudah dilaksanakan, mudah pemeriksaannya dan dilengkapi oleh petunjuk-petunjuk sehingga dapat diberikan orang lain.
e. Ekonomis
Ekonomis adalah tes tersebut tidak mengeluarkan biaya banyak, tenaga yang banyak dan waktu yang lama (Widoyoko, 2014: 142).
4. Karakteristik Butir Soal
karakteristik butir soal terdapat daya pembeda, kesukaran soal, dan pengecoh berikut ini:
a. Daya pembeda
Menurut Zainul dan Nasution (dalam Widoyoko, 2014: 136) menyatakan bahwa daya pembeda adalah indeks yang menunjukkan tingkat kemampuan butir soal membedakan peserta tes yang pandai (kelompok atas) dengan peserta tes yang kurang pandai (kelompok bawah).
b. Tingkat kesukaran
Menurut Widoyoko (2014: 132) tingkat kesulitan adalah proporsi peserta tes menjawab dengan benar terhadap suatu butir soal.
c. Pengecoh
Pengecoh merupakan jawaban yang tidak benar yang kemungkinan terkecoh untuk dipilih oleh seseorang yang sedang mengerjakan tes pilihan ganda apa bila orang tersebut tidak menguasai materi dengan baik.
5. Matematika
berpendapat bahwa matematika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai struktur abstrak dan hubungan antar-struktur tersebut sehingga terorganisasi dengan baik.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa simbol yang berkaitan dengan struktur abstrak dan hubungan antar-struktur.
6. Taksonomi Bloom
Bloom (dalam Sudijono, 2006: 48) taksonomi (pengelompokkan) tujuan pendidikan harus senantiasa mengacu pada tiga jenis domain yang melekat pada diri peserta didik, seperti (1) ranah proses berpikir, (2) ranah nilai atau sikap, dan (3) ranah keterampilan.
a. Mengingat
Menurut Anderson dan Krathwohl (dalam Suwarto, 2012: 18) mengingat merupakan proses kognitif yang mengandung arti mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Pengetahuan yang dibutuhkan berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, atau metakognitif bahkan kombinasi dari pengetahuan tersebut. Kategori mengingat merupakan aktifitas menarik kembali pengetahuan dari memori jangka panjang seseorang. Proses-proses kognitif dalam kategori ini menyadari dan mengingat kembali.
b. Memahami
Menurut Anderson dan Krathwohl (dalam Suwarto, 2012: 19) memahami merupakan suatu proses mengkonstruksikan makna dari pesan pembelajaran yang bersifat lisan, tulis maupun grafis. Proses kognitif dalam kategori ini yaitu proses menginterprestasikan, merangkum, menduga, membandingkan, dan menjelaskan.
c. Mengaplikasikan
menyelesaikan soal latihan dan mengimplementasikan seperti menyelesaikan tugas dalam bentuk persoalan/masalah.
d. Menganalisis
Menganalisis merupakan proses memecah materi menjadi bagian kecil, bagian kecil tersebut dapat menentukan bagaimana hubungan antara bagian, antara setiap bagian, dan struktur keseluruhan yang membentuk materi tersebut Anderson dan Krathwohl (dalam Suwarto, 2012: 24-26). Proses dalam kategori ini mencakup proses membedakan, proses mengorganisasi, dan proses menghubungkan.
e. Mengevaluasi
Menurut Anderson dan Krathwohl (dalam Suwarto, 2012: 26-27) mengevaluasi merupakan kegiatan yang berkaitan dengan membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. Proses kognitif mengevaluasi ini mencakup dua kategori yaitu memeriksa dan mengkritik.
f. Mencipta
Berikut ini adalah gambar kata kerja operasional yang dapat dipakai untuk ranah kognitif:
Gambar 2.1 kata kerja operasional Taksonomi Bloom
B. Penelitian yang Relevan
Adapun tiga penelitian yang relevan dengan tes pengembangan hasil belajar adalah sebagai berikut :
Pertama, Saputri (2016) melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar
Menuliskan Tanda Waktu Dengan Menggunakan Notasi 24 Jam Untuk
R&D. Objek penelitian ini dilakukan di kelas V SD Denggung, penelitian ini bertujuan untuk untuk mengembangkan tes hasil belajar matematika kelas V sekolah dasar dan untuk mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar matematika kelas V. Hasil analisis butir soal ada 23 atau 46% dari 50 soal yang memiliki kualitas baik soal termasuk valid dan reliabel. Kualitas daya pembeda dari 23 soal yang memiliki daya pembeda baik ada 83% dan baik sekali ada 17%. Sedangkan tingkat kesukaran yang memiliki kategori mudah 17%, sedang 83%, dan tidak ada soal dalam kategori sukar. Analisis pengecoh terdapat 15 option yang tidak berfungsi.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Suryanto, dkk (2014) yang berjudul “Pengembangan Tes Diagnostik Kesulitan Belajar Matematika di SD”. Tujuan dari penelitian ini untuk (1) menemukan prosedur
pengembangan tes diagnostik kesulitan belajar matematika SD/MI, (2) mengetahui kualitas butir tes diagnostik yang dikembangkan, dan (3) mengetahui informasi yang dapat dimunculkan dari hasil analisis tes diagnostik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pengembangan tes diagnostik kesulitan belajar matematika SD meliputi: studi pendahuluan, studi literatur dan hasil-hasil penelitian, analisis masalah, merumuskan learning continuum, merumuskan peta konsep, menyusun tes essay,
kesukaran butir tes antara -2,158-2,528, kecocokan uji tes dengan kemampuan peserta antara -2,00-2,60, dan fungsi informasi tes antara 0,111-3,879, dan (3) informasi yang dapat dimunculkan dari tes meliputi: hasil tes secara klasikal dan individual, grafik ketuntasan belajar, profil individual, analisis salah konsepsi, dan saran remedial.
Ketiga, penelitian pengembangan yang berjudul “Pengembangan Soal Pemecahan Masalah Berbasis Argumen Untuk Siswa Kelas V di SD” oleh Darmawijiyo, dkk (2011). Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan soal pemecahan masalah berbasis argumen yang valid dan praktis pada pokok bahasan pecahan, bangun datar, dan bangun ruang untuk siswa kelas V SD serta untuk mengetahui efek potensial soal yang dikembangkan terhadap hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri 79 Palembang. Hasil analisis data menyimpulkan bahwa penelitian ini telah menghasilkan produk soal pemecahan masalah berbasis argumen pada pokok bahasan pecahan, bangun datar, dan bangun ruang untuk siswa kelas V SD yang valid dan praktis.
Gambar 2.1 Bagan Literatur Map Penelitian Relevan
C. Kerangka Berpikir
Tes hasil belajar siswa merupakan alat untuk mengukur sejauh mana siswa dapat mengerti atau memahami materi yang sudah disampaikan oleh guru, dan dari tes hasil belajar guru juga dapat melihat seberapa berhasilnya metode pengajaran yang telah diajarkan. Untuk mendapatkan tes yang berkualitas sebaiknya dilakukan uji coba terlebih dahulu. Butir tes yang telah memenuhi standar yang dapat digunakan
Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Bilangan Untuk Siswa
sebagai alat ukur. Ciri-ciri tes yang baik yaitu valid, reliabel, memiliki tingkat kesukaran dan praktis.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti, guru masih mengalami kesulitan dalam membuat soal sesuai dengan langkah-langkah pembuatan tes dikarenakan keterbatasan waktu. Sehingga pada akhirnya guru hanya membuat soal, tidak menguji terlebih dahulu dan guru tidak mengetahui kualitas dari soal yang mereka buat. Guru membutuhkan contoh soal yang mencakup validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran, dan analisis pengecoh.
Bentuk tes yang sering digunakan oleh guru adalah bentuk tes pilihan ganda. Tes pilihan ganda sangat sering digunakan untuk ujian nasional maupun ujian tengah semester di sekolah. Kelebihan dari tes pilihan ganda yaitu tes tersebut dapat dijawab dengan cepat, reliabilitas skor dapat dijamin sepenuhnya dan jawaban mudah dikoreksi. Sedangkan kekurangan dari tes pilihan ganda adalah siswa dapat menebak jawaban dan membutuhkan waktu yang lama dalam pembuatan tes tersebut.
tingkat kesukaran, daya beda, dan analisis pengecoh. Pembuatan tes hasil belajar ini berdasarkan ranah kognitif taksonomi Bloom dari tahap yang mudah hingga sulit, tahapan tersebut meliputi mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, menilai, dan mencipta. Pembuatan tes hasil belajar tersebut diharapkan dapat menjadi contoh pembuatan tes hasil belajar yang baik.
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan teori di atas dapat dituliskan beberapa pertanyaan penelitan sebagai berikut :
1. Bagaimana mengembangkan pengembangan tes hasil belajar matematika materi operasi hitung bilangan kelas III Sekolah Dasar? 2. Bagaimana kualitas tes hasil belajar matematika materi operasi
hitung bilangan kelas III Sekolah Dasar berdasarkan penilaian ahli? 3. Bagaimana validitas tes hasil belajar matematika materi operasi
hitung bilangan kelas III Sekolah Dasar berdasarkan hasil uji empiris?
4. Bagaimana reliabilitas tes hasil belajar matematika materi operasi hitung bilangan kelas III Sekolah Dasar berdasarkan hasil uji empiris?
6. Bagaimana tingkat kesulitan tes hasil belajar matematika materi operasi hitung bilangan kelas III Sekolah Dasar berdasarkan hasil uji empiris?
29 BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini berisi uraian jenis penelitian, setting penelitian, rancangan penelitian, prosedur pengembangan, uji validasi produk, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Menurut Trianto (2010: 206) penelitian dan pengembangan atau Research dan Development (R&D) merupakan strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk memperbaiki praktik. Trianto juga mengatakan Research dan Development (R&D) adalah rangkaian proses atau langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan. Peneliti akan melakukan pengembangan tes hasil belajar matematika kelas III Sekolah Dasar.
Gambar 3.1 langkah-langkah penelitian pengembangan Borg and Gall (dalam Sugiyono, 2016: 298)
1. Potensi dan Masalah
Langkah pertama dari penelitian Research and Development berangkat dari potensi dan masalah. Pengertian potensi yaitu segala sesuatu yang apabila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Sedangkan masalah memiliki pengertian penyimpanan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Masalah tersebut dapat diatasi dengan R&D menggunakan cara meneliti sehingga yang nantinya akan ditemukan suatu model, pola, atau sistem penanganan terpadu yang efektif dan dapat menangani masalah tersebut. Data mengenai potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, melainkan didapat dari laporan penelitian orang lain, atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date.
2. Pengumpulan Data
Setelah potensi dan masalah, selanjutnya yaitu pengumpulan data atau pengumpulan informasi yang nantinya akan dijadikan bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah tersebut. Sedangkan metode yang digunakan tergantung dari penelitian permasalahan dan ketelitian tujuan yang ingin dicapai.
3. Desain Produk
Produk yang dihasilkan dalam penelitian Research and Development ini bermacam-macam. Dalam bidang tertentu produk
yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia dan produk yang dihasilkan berkualitas. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. Hasil dari kegiatan ini berupa desain sistem yaitu rencana rancangan sistem kerja baru.
4. Validasi Desain
5. Revisi Desain
Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan ahli, maka akan diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara diperbaiki desainnya oleh peneliti.
6. Uji Coba Produk
Uji coba produk dilakukan agar mendapatkan informasi apakah produk yang telah direvisi berkualitas. Uji coba dilakukan di lapangan pada kelompok yang terbatas.
7. Revisi Produk
Setelah produk diujicobakan dan terlihat kelemahannya, maka tahapan selanjutnya yaitu merevisi kelemahan dari produk agar dapat diujicobakan kembali pada tahap selanjutnya. Revisi produk di sini bertujuan agar semua aspek yang ada pada produk baru menjadi maksimal.
8. Uji Coba Pemakaian
Setelah revisi produk, maka dilanjutkan dengan uji coba pemakaian produk yang sudah direvisi. Setelah produk diujicobakan kemungkinan ada beberapa revisi yang tidak terlalu penting, tetapi harus dinilai kekurangan dan hambatan yang muncul agar dapat diperbaiki lebih lanjut.
9. Revisi Produk
pembuat produk selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk di lapangan agar dapat mengetahui kekurangan atau kelemahan yang ada, sehingga dapat digunakan untuk penyempurnaan dan pembuatan produk lagi.
10.Pembuatan Produk Masal
Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah diujicobakan dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi. Selain produk yang telah dibuat efektif dan layak untuk diproduksi produk juga harus bermanfaat.
B. Setting Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III A dan B SD Jetis Bantul tahun ajaran 2016/2017. Kelas III A yang terdiri dari 30 siswa dan kelas III B yang terdiri dari 30 siswa sehingga jumlahnya menjadi 60 siswa.
2. Tempat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini bertempat di SD Jetis Bantul yang beralamat di Jalan Imogiri Barat, Km. 11, Kertan, Sumberagung, Jetis, Bantul, Yogyakarta.
3. Objek Penelitian
bilangan tiga angka dan 1.4 melakukan pengerjaan hitung campuran tahun ajaran 2016/2017.
4. Waktu Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini mulai dari bulan Agustus 2016 hingga bulan Maret 2017. Secara keseluruhan penelitian selama enam bulan.
C. Prosedur Pengembangan
Bagan pengembangan tes hasil belajar matematika adalah sebagai berikut:
Gambar 3.2 Bagan Pengembangan Tes Hasil Belajar Langkah 1
Potensi dan Masalah
Analisis
Kebutuhan Wawancara
Langkah 2 Pengumpulan Data
Wawancara
Langkah 3 Desain Produk
SK-KD
Indikator
Kisi-kisi Soal
Soal Langkah 4
Validasi Desain
Validasi Ahli (Guru Kelas)
Langkah 5 Revisi Desain
Langkah 6 Uji Coba Produk
1. Potensi dan Masalah
Potensi dan masalah ini adalah langkah awal dalam penelitian Research and Development. Dalam penelitian ini, Peneliti mendapat
masalah melalui analisis kebutuhan dengan wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru kelas III SD 1 Patalan Bantul. Wawancara yang dilakukan peneliti guna mengetahui kebutuhan guru terkait dengan adanya contoh tes yang langsung diberikan oleh guru untuk siswanya tanpa megetahui kualitas dari soal tersebut. Potensi dari penelitian ini adalah tes hasil belajar yang akan dikembangkan oleh peneliti.
2. Pengumpulan Data
Peneliti melakukan pengumpulan data melalui wawancara pada guru kelas III dilakukan agar dapat mengetahui materi apa yang dianggap sulit oleh siswa kelas III dan mengenai pembuatan soal yang dibuat guru untuk diberikan kepada siswa.
3. Desain Produk
menganalisis, menilai, dan mencipta. Dalam pembuatan soal pilihan ganda peneliti memperhatikan karakteristik setiap butir soal dari analisis pengecoh pada pilihan jawaban, tingkat kesulitan, dan daya beda. Tes hasil belajar yang dibuat oleh peneliti sesuai dengan yang dibutuhkan di lapangan.
4. Validasi Desain
Validasi desain dilakukan oleh guru kelas dan ahli matematika yang sudah berpengalaman. Validasi ini dilakukan agar produk yang dibuat dinilai oleh ahli sehingga peneliti dapat menerima kritik dan saran oleh para ahli. Setelah produk dinilai oleh para ahli akan terlihat kelemahan atau kekurangan dari produk. Agar produk yang dibuat dapat direvisi dan layak untuk diujicobakan.
5. Revisi Desain
Setelah produk divalidasi oleh para ahli, selanjutnya peneliti melakukan revisi sesuai dengan kritik dan saran yang telah diberikan oleh para ahli, dan memperbaiki kelemahan atau kekurangan dari produk yang dibuat oleh peneliti, sehingga produk layak untuk diujicobakan.
6. Uji Coba Produk
kelas III SD Jetis Bantul. Uji coba ini dilakukan tujuannya agar dapat mengetahui kualitas dari setiap butir soal.
7. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan setelah peneliti melakukan analisis validitas, reliabilitas, dan karakteristik butir soal (daya beda, pengecoh, tingkat kesukaran). Revisi yang dilakukan oleh peneliti yaitu memilih produk tes hasil belajar berupa soal terbaik dari 60 butir soal yang telah diujicobakan. Soal yang ditentukan terbaik berdasarkan analisis dari validitas, reliabilitas, dan karakteristik butir soal sesuai dengan kriteria yang ditentukan peneliti. Tahap ketujuh ini adalah tahap terakhir sebelum menghasilkan bentuk asli yang diakui keefektifannya.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Menurut Yusuf (2015: 108) wawancara merupakan proses interaksi antara pewawancara dengan yang diwawancarai secara langsung, bisa juga dikatakan proses percakapan tatap muka yang dilakukan pewawancara dan yang diwawancarai dimana pewawancara menanyakan suatu aspek yang telah disusun sebelumnya.
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2016: 142). Pengumpulan data menggunakan kuesioner ini digunakan para ahli untuk penilaian kualitas produk tes hasil belajar saat validasi. Validasi desain produk diberikan pada empat ahli yaitu dua ahli guru kelas III dan dua ahli guru matematika.
3. Tes
Menurut Mardapi (dalam Widoyoko, 2014: 50) tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respon seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Tes yang dilakukan dalam pengumpulan data pada penelitian ini yaitu tes uji coba lapangan terbatas. Bentuk tes yang dibagikan yaitu tes objektif berupa soal pilihan ganda. Tes hasil belajar mengacu pada Kompetensi Dasar melakukan perkalian pembagian yang hasilnya bilangan tiga angka dan melakukan pengerjaan hitung campuran untuk siswa kelas III Sekolah Dasar.
E. Instrumen Penelitian
1. Data Kualitatif
Tabel 3.1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan Tes Hasil Belajar
No. Indikator Kisi-kisi Pertanyaan No.
Item 1. Pengembangan Soal Pendapat mengenai fungsi dari evaluasi pembelajaran 1
Evaluasi pembelajaran yang dilakukan dalam satu semester 2
Pendapat mengenai tes yang baik 3
Membuat sendiri soal evaluasi sendiri untuk mata pelajaran matematika 4
Langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat soal 5
Pendapat mengenai Langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat soal 6
Bentuk tes yang pernah dibuat 7
Kesulitan dalam proses pembuatan soal 8
Pembuatan soal berdasarkan taraf kognitif Taksonomi Bloom 9 Melakukan uji validitas dan reliabilitas, serta menganalisis daya pembeda, tingkat kesulitan, pengecoh untuk setiap soal sebelum diujikan
11 Cara menguji validitas dan reliabilitas yang sering digunakan 13
Materi matematika yang dibutuhkan 15
2. Efektifitas Soal Dalam membuat soal evaluasi memperhatikan karakteristik butir soal 10 Karakteristik butir soal yang sering digunakan (daya beda, tingkat kesukaran,
dan pengecoh)
13 Prototype bentuk soal pilihan ganda yang memiliki kualitas baik dan disusun
dengan langkah-langkah yang runtut
2. Data Kuantitatif a. Kuesioner
Instrumen kuesioner ini bertujuan agar mengetahui kualitas dari produk tes hasil belajar yang dikembangkan oleh peneliti. Kuesioner yang dibuat berisi 15 butir pertanyaan. Berikut ini adalah kuesioner produk tes hasil belajar :
Tabel 3.2 Kuesioner Produk Tes Hasil Belajar
No. Indikator Keterangan No
Item 1 Kesesuaian
soal dengan materi
Setiap butir soal yang dibuat sesuai dengan SK, KD
1
Setiap butir soal yang dibuat sesuai dengan Indikator.
2 Setiap butir soal sesuai dengan materi. 3 2 Bentuk soal Instruksi soal yang diberikan jelas dan mudah
dipahami.
4 Soal dibuat secara sistematis, runtut, dan alur logika berpikir sudah sesuai dengan urutan sub materi yang disampaikan.
8
Tingkat kesulitan soal sesuai dengan perkembangan siswa.
9 Pada setiap soal yang dibuat ada jawaban yang benar atau paling benar.
10 Penyusunan alternatif jawaban yang dibuat berdasarkan urutan besarnya angka.
11 Setiap opsi pada jawaban yang diberikan panjang pendeknya sama.
12
Pengecoh dalam jawaban tidak terlalu tampak. 13 Pilihan jawaban yang dibuat tidak memungkinkan siswa untuk menebak langsung.
14
Waktu yang ditetapkan cukup untuk mengerjakan soal pilihan ganda.
15 Kalimat soal yang dibuat menghindari pengulangan kata.
b. Tes
Instrumen tes yang digunakan dalam uji coba lapangan terbatas berupa tes hasil belajar dengan Kompetensi Dasar melakukan perkalian pembagian yang hasilnya bilangan tiga angka dan melakukan pengerjaan hitung campuran untuk siswa Sekolah Dasar kelas III. Kegiatan yang dilakukan guna mengetahui kualitas dari setiap butir soal. Berikut ini tabel indikator soal:
1.4.2 Membuktikan
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh akan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah hasil dari wawancara guru dan masukan dari para ahli saat validasi, sedangkan data kuantitatif berupa validasi produk oleh ahli dan hasil analisis butir soal.
1. Data Kualitatif
Data kualitatif didapatkan dari wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru kelas III Sekolah Dasar. Data juga diperoleh dari empat validator ahli, para ahli memberikan komentar dan saran mengenai produk yang dibuat peneliti. Dari data wawancara guru dan para ahli, dianalisis yang berupa kesimpulan agar menjadi acuan peneliti guna memperbaiki produk.
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif digunakan untuk menilai kelayakan dari produk tes hasil belajar. Data kuantitatif didapatkan dari hasil validasi dari para ahli dan analisis butir soal. Data dari analisis butir soal akan dihitung validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan pengecoh. a. Hasil Validator Ahli
Tabel 3.4 Kriteria Skor Skala Empat
M = Rata-rata skor pada setiap aspek yang dinilai
Pada penelitian ini peneliti tidak mengubah soal yang masuk dalam kategori “sangat baik”, peneliti memperbaiki soal sesuai dengan saran yang diberikan oleh validator jika soal masuk dalam klasifikasi “baik” dan “kurang baik”, peneliti akan mengganti soal jika soal masuk dalam klasifikasi “tidak baik”.
b. Analisis Butir Soal
1) Validitas
Suatu alat ukur dinyatakan sah (valid) jika alat ukur tersebut benar-benar mampu memberikan informasi empiris sesuai dengan apa yang diukur (Subali, 2012: 107). Sedangkan menurut Sudijono (2009: 258) validasi dari suatu tes dapat dicari dengan menggunakan rumus, salah satunya rumus korelasi point bisserial. Berikut ini rumus yang digunakan:
rpbi = St−
P = Proporsi siswa yang menjawab jawaban benar
=
= Proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1-q)
Analisis uji validitas dilakukan dengan mengolah data dalam program aplikasi TAP. Nilai validasi dalam aplikasi TAP dapat dilihat pada nilai Point Bisserial. Peneliti menentukan validitas dengan cara membandingkan r hitung soal pada aplikasi TAP (Point Bisserial) dengan r tabel dengan taraf signifikan 5% untuk jumlah siswa 30 orang sebesar 0,355. Soal yang termasuk valid jika validitas hitung (r hitung) melebihi r tabel signifikan 5% (valid apabila r hitung > 0,361 untuk responden 30, dan r hitung > 0,355 untuk responden 31). Peneliti menggunakan taraf signifikan 5% karena pada penelitian pendidikan taraf signifikan 5% sudah dapat dikatakan layak untuk dijadikan alat ukur.
Tabel 3.5 Kategori Tingkat Validitas Tes
Nilai r Kategori 0,00 – 0,200 Sangat Rendah 0,200 – 0,400 Rendah 0,400 – 0,600 Cukup 0,600 – 0,800 Tinggi
0,800 – 1,00 Sangat Tinggi
Namun dalam penelitian ini produk yang dianalisis hanya ditentukan valid atau tidak valid, dengan mengacu pada korelasi antara r hitung dan r tabel. Berikut ini hasil validitas yang menggunakan teknik program TAP:
Gambar 3.3 hasil validitas pada program TAP
2) Reliabilitas
reliabilitas tinggi jika memberikan hasil yang sama atau tetap apabila diteskan berulang kali dengan responden yang sama. Pada penelitian ini reliabilitas instrumen soal yang digunakan adalah dengan “Split – Half Method”, yaitu suatu tes dibagi menjadi 2 sebagian yang sama tingkat kesukarannya, sama isi dan bentuknya. Peneliti membagi dua bagian tes ini berdasarkan nomor item soal ganjil – genap. Selanjutnya untuk metode ini digunakan dua rumus yaitu:
Menggunakan rumus produk momen dengan angka kasar:
Rxy = − ( ) ( )
2−( )2} 2−( )2}
Keterangan:
Rxy = Koefisien korelasi antara variabel XY X = Skor butir soal ganjil
Y = Skor butir soal genap N = Jumlah responden
11 =
11 = Koefisien reliabilitas penuh instrumen 1
212 = Koefisien reliabilitas setengah instrumen
Penentuan dari koefisien reliabilitas pada penelitian ini dengan menggunakan olah data pada program aplikasi TAP (Test Analysis Program). Peneliti menggunakan reliabilitas metode Flanagan. Menurut Purwanto (2014: 165) metode ini merupakan salah satu metode penentuan reliabilitas dengan membagi data menjadi dua belahan yaitu ganjil dan genap. Berdasarkan pernyataan tersebut peneliti menggunakan metode belah dua ganjil genap, karena skor yang diperoleh antara belahan pertama dan kedua dimungkinkan tidak jauh berbeda, hal ini disebabkan oleh tingkat kesukaran yang relatif sama antara belahan pertama dan kedua. Berikut ini adalah kriteria rentang skor reliabilitas menurut Sutrisno (dalam Ratnawulan dan Rusdiana, 2015: 175):
Tabel 3.6 Kategori Tingkat Reliabilitas Tes
Nilai r Kategori
Gambar 3.4 hasil reliabilitas pada program TAP
3) Daya Pembeda
Menurut Kusaeri (2014: 107) daya pembeda merupakan kemampuan soal membedakan siswa yang pandai dan kurang pandai. Berikut ini adalah cara menghitung daya pembeda menurut Kusaeri (2014: 108) :
= −
1 2 Keterangan:
DP = Daya Pembeda
BA = Jumlah jawaban benar pada kelompok atas BB = Jumlah jawaban benar pada kelompok bawah N = Jumlah siswa yang mengerjakan tes
Klasifikasi daya beda menurut Arikunto (2012: 232) yang dipakai oleh peneliti adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Beda
Rentang Nilai Kategori
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik Sekali
Gambar 3.5 hasil daya beda pada program TAP
4) Tingkat Kesukaran
Soal dapat dikatakan baik jika tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk berusaha semaksimal mungkin untuk memecahkannya. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 – 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Menurut Arikunto (2012: 223) Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soal terlalu mudah. Kusaeri (2014: 106) menjelaskan bahwa cara berhitung tingkat kesukaran untuk soal pilihan ganda dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal peneliti menggunakan aplikasi TAP. Setelah peneliti mengetahui tingkat kesukaran, soal yang valid dikategorikan dalam tiga kelompok yaitu mudah, sedang, dan sukar. Hal ini diperkuat oleh Ratnawulan dan Rusdiana (2015: 163) yang berpendapat bahwa tingkat kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam suatu bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00 – 1,00. Semakin besar indeks tingkat kesukaran berarti semakin mudah soal tersebut. Berikut indeks tingkat kesukaran (Ratnawulan dan Rusdiana, 2015: 164):
Tabel 3.8 Indeks Tingkat Kesukaran
Gambar 3.6 hasil tingkat kesukaran pada program TAP
5) Pengecoh
Berdasarkan teori di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pengecoh dikatakan berfungsi baik apabila pilihan jawaban paling sedikit dipilih oleh 5% peserta tes dan lebih banyak dipilih oleh kelompok siswa yang kurang pandai. Berikut ini hasil validitas yang menggunakan teknik program TAP:
55 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini berisi tentang hasil dari langkah-langkah pengembangan tes hasil belajar dan kualitas tes yang telah dilakukan.
1. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan
Pengembangan tes hasil belajar ini berdasarkan kompetensi dasar melakukan perkalian pembagian yang hasilnya bilangan tiga angka dan melakukan pengerjaan hitung campuran untuk siswa Sekolah Dasar kelas III. Langkah-langkah pengembangan dijabarkan sebagai berikut:
a. Potensi dan Masalah
memberikan angket pada guru yang diwawancarai untuk memperkuat jawaban guru.
b. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data peneliti melakukan wawancara pada guru kelas III SD I Patalan. Hasil yang didapatkan saat melakukan wawancara guru sering membuat soal sendiri dan terkadang mengambil dari buku LKS atau internet. Setiap soal yang diberikan pada siswa tidak pernah diujicobakan terlebih dahulu, sehingga guru memberikan soal kepada siswa hanya seadanya. Hasil dari wawancara yang dilakukan peneliti guru membutuhkan contoh tes hasil belajar yang baik yang dapat dijadikan pedoman dalam pembuatan tes.
c. Desain produk
Peneliti membuat desain produk dengan menentukan SK dan KD terlebih dahulu, lalu membuat indikator, setelah itu membuat kisi-kisi sesuai indikator. Selanjutnya peneliti menyusun produk soal pilihan ganda, peneliti memperhatikan karakteristik setiap butir soal dari analisis pengecoh pada pilihan jawaban, tingkat kesulitan, dan daya beda.
d. Validasi Desain
kelayakan dari produk tersebut. Berikut ini adalah hasil rekapitulasi penilaian dari para ahli:
Tabel 4.1. Hasil Validasi Ahli
No Validator Rata-Rata Skor
1 Ahli 1 3,46
2 Ahli 2 3,73
3 Ahli 3 2,93
4 Ahli 4 3,73
Rata-rata 3,46
Berdasarkan tabel di atas, ahli 1 didapatkan skor 4,46, ahli 2 didapatkan skor 3,73, ahli 3 didapatkan skor 2,93 dan ahli 4 didapatkan skor 3,73. Dari empat ahli tersebut didapatkan rata-rata sebesar 3,46.
e. Revisi desain
Desain tes hasil belajar dilakukan peneliti setelah divalidasi oleh para ahli dengan melihat beberapa komentar dari para ahli. Setelah peneliti melihat komentar dari para ahli selanjutnya peneliti melakukan revisi sesuai saran dan komentar. Berikut ini komentar dari para ahli.
Tabel 4.2 Komentar Validator
No Komentar/kritik Revisi
1 Kalimat perintah pada soal harus diperbaiki
3 Ada beberapa soal yang tidak ada jawabannya
f. Uji Coba Produk
Uji coba produk dilakukan di kelas III SD Jetis Bantul, pada tanggal 16 November 2016. Siswa yang mengikuti tes ini berjumlah 60 siswa yang tergabung dalam dua kelas yaitu kelas III A dan kelas III B. Soal yang dibagikan kepada setiap kelas terdiri dari dua tipe yaitu tipe A dan B karena jika dijadikan satu tipe siswa terlalu banyak mengerjakan 60 soal, setiap tipe A atau B masing-masing soal berjumlah 30 butir soal, setiap satu kelas mendapatkan dua tipe soal, separuh jumlah siswa mendapatkan soal tipe A dan separuh lagi mendapatkan soal tipe B begitu juga dengan kelas yang satunya. Pembagian soal setiap satu meja mendapat soal yang berbeda yaitu A-B A-B agar menghindari kecurangan dari siswa yang akan berbuat curang. Hasil uji coba produk tes hasil belajar kemudian dianalisis menggunakan aplikasi TAP (Test Analysis Program).
g. Revisi Produk
Tabel 4.3 Daftar Pengecoh yang Tidak Berfungsi
Tipe Soal Nomor Soal Daftar Pengecoh yang
Tidak Berfungsi
Berdasarkan pada bab III pengecoh dikatakan berfungsi baik apabila pilihan jawaban paling sedikit dipilih oleh 5% peserta tes. 2. Kualitas Produk Tes Hasil Belajar
a. Hasil uji validitas
Berikut ini adalah hasil uji validitas soal tipe A dan soal tipe B. Tabel 4.4 Hasil Analisis Validitas Soal Tipe A
Nomor Soal Poin Bisserial
9 0,77
Point bisserial = hasil analisis validitas pada program TAP
Tabel 4.5 Hasil Analisis Validitas Soal Tipe B
Nomor soal Poin Bisserial
18 0,68
Point bisserial = hasil analisis validitas pada program TAP
Hasil validitas pada bab III soal tipe A dan tipe B, hasil taraf signifikan 5% untuk jumlah siswa 30 yaitu 0,35. Jika hasil point bisserial lebih dari 0,36 maka butir soal tersebut dapat
dikatakan valid. b. Hasil uji reliabilitas
Uji reliabilitas terdiri dari soal tipe A dan B dapat dilihat pada berikut ini:
1) Soal tipe A
Split-Half (Odd/Even) Reliability= 0,921 (with Spearman-Brown = 0,959)
2) Soal tipe B
Split-Half (Odd/Even) Reliability= 0,813 (with Spearman-Brown = 0,897)
c. Hasil uji daya pembeda
Tabel 4.6 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe A
Tabel 4.7 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe B
Discrimination Index = daya pembeda dalam program TAP
d. Hasil uji tingkat kesukaran
Berikut ini adalah penjabaran mengenai uji tingkat kesukaran soal tipe A dan soal tipe B.
Tabel 4.8 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe A
Item Item Difficulty
Tabel 4.9 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe B
Item Difficulty = tingkat kesukaran dalam program TAP