• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Laba, Arus Kas dan Size Perusahaan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Laba, Arus Kas dan Size Perusahaan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Laba, Arus Kas dan Size Perusahaan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Sandra Diana1, Sochib2, Neny Tri Indrianasari3 STIE Widya Gama Lumajang

Email: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh laba bersih, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan size perusahaan terhadap return saham, dengan menggunakan analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan analisis linier berganda. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan audit perusahaan industri dasar dan kimia periode 2015-2017 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 69 perusahaan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik purposive sampling dan diperoleh sampel 15 perusahaan industri dasar dan kimia selama tiga periode yaitu 2015- 2017. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa laba bersih dan size perusahaan tidak berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan industri dasar dan kimia periode 2015- 2017, sedangkan arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan industri dasar dan kimia periode 2015- 2017.

Kata Kunci : Laba, Arus Kas, Size dan Return.

Abstract

This study aims to examine the effect of net income, operating cash flow, investment cash flow, funding cash flow and company size on stock returns, using descriptive statistical analysis, classic assumption test and multiple linear analysis. The data used in this study are secondary data obtained from the annual financial statements of basic industrial and chemical companies audits for the period 2015-2017 which are listed on the Indonesia Stock Exchange. The population in this study were 69 companies. The sampling technique in this study using purposive sampling technique and obtained a sample of 15 basic and chemical industry companies for three periods, namely 2015-2017. The results of this study indicate that net income and company size does not affect stock returns in basic and chemical industry companies for the 2015-2017 period, while operating cash flows, investment cash flows and funding cash flows have a significant effect on stock returns in basic and chemical industry 2015-2017 period.

Keywords: Profit, Cash Flow, Size, and Return.

PENDAHULUAN

Suatu perusahaan memiliki tujuan umum yaitu mencari laba atau keuntungan. dimana pelaku yang terlibat dalam jual beli saham disebut investor. Tujuan dari investasi dalam melakukan pasar bisnis yaitu untuk mendapatkan return saham. Return merupakan hasil yang diperoleh

(2)

dari investasi, atau dapat dikatakan keuntungan yang dinikmati investor atas investasi saham yang dilakukannya Jogiyanto, (2009). Saham banyak dipilih oleh para investor untuk menambah modal karena saham dapat memberikan tingkat keuntungan, akan tetapi saham tidak selalu menghasilkan keuntungan layaknya perdagangan pada umumnya. Harga saham mengalami kenaikan dan penurunan (fluktuasi), Kenaikan harga saham membuat seorang investor memperoleh Capital Gain, dan sebaliknya penurunan harga membuat seorang investor memperoleh Capital Loss. Saat berinvestasi seorang investor pastinya menginginkan keuntungan yang lebih tinggi, namun di sisi lain investor juga perlu mengingat bahwa keinginan mendapatkan suatu keuntungan yang besar investor juga harus bersedia menanggung risiko yang lebih tinggi. Pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan disebut Dividen. Dividen tersebut bisa didapatkan pada saat perusahaan membagikan sebagian laba bersihnya untuk pembayaran dividen kepada para pemegang saham.

Dalam menjalankan usahanya seorang penanam modal memerlukan sebuah informasi untuk menilai kemampuan dan kinerja perusahaan. Sebagai salah informasi penting untuk menilai sebuah perusahaan adalah laporan keuangan. Penyajian Laporan Keuangan terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut : (a) laporan posisi keuangan pada akhir periode; (b) laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode; (c) laporan perubahan ekuitas selama periode; (d) laporan arus kas selama periode; (e) catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; (e.1) informasi komparatif mengenai periode terdekat; (f) laporan posisi keuangan PSAK No.1 (2017).

Dalam menanamkan modalnya seorang investor seringkali menggunakan informasi dari laporan keuangan untuk mengambil keputusan investasi yaitu laba dan arus kas. Seorang investor dapat mengetahui kinerja manajemen dan dapat memprediksi risiko dalam berinvestasi yaitu dari informasi laba. Laba terdiri dari laba kotor, laba operasi dan laba bersih. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan laba bersih. Karena laba bersih juga menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam mengelola usahanya Trisnawati, (2013).

Dalam laporan arus kas dapat memberikan sebuah informasi yang bermanfaat tentang laporan yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode yang berasal dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Dengan menganalisis arus kas tersebut setiap perusahaan mempunyai sistem yang berbeda-beda sesuai dengan kebijakan perusahaan tersebut. Biasanya dalam penentuan dan pemakaian sistem analisa laporan arus kas sering terjadi kesalahan-kesalahan sehingga hasil dari laporan kasnya tidak sesuai dengan jumlah persediaan kas yang sebenarya.

Informasi penting lainnya yang sering digunakan oleh investor adalah menentukan size perusahaan yang merupakan salah satu alasan bagi investor dalam menanamkan modalnya dengan mempertimbangakn besar kecilnya suatu perusahaan. Besar kecilnya perusahaan akan mempengaruhi kemampuan dalam menanggung risiko yang timbul akibat berbagai situasi yang dihadapi perusahaan berkaitan dengan operasinya Ismail, (2004:52). Size perusahaan biasanya diukur menggunakan total aktiva, penjualan dan modal yang dimiliki perusahaan Adiwiratama, (2012).

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Adiwiratama, (2012) dan dikembangkan terhadap variabel laba. Adapun pembedaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

(3)

terletak pada variabel, objek penelitian yang diambil dan periode pengamatan. Variabel laba dalam penelitian Adiwiratama adalah laba kotor, sedangkan dalam penelitian ini variabel laba yang dipakai adalah laba bersih.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diatas maka peneliti mengambil judul penelitian

“Pengaruh Laba, Arus Kas, dan Size Perusahaan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2015–2017”.

METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif yaitu suatu metode penelitian yang bersifat induktif, objektif dan ilmiah di mana data yang di peroleh berupa angka atau pernyataan-pernyataan yang di nilai dan dianalisis dengan analisis statistik. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber dari laporan keuangan perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017.

Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) di bidang industri dasar dan kimia periode 2015-2017 yang berjumlah 69 perusahaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 15 perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan metode purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel dengan berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria penelitian dalam pengambilan sampel yaitu sebagai berikut :

a. Perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015- 2017.

b. Perusahaan industri dasar dan kimia telah mempublikasikan laporan keuangan tahunan secara rutin selama tiga tahun periode yaitu periode 2015-2017.

c. Perusahaan industri dasar dan kimia yang mengalami laba selama periode pengamatan 2015-2017.

d. Perusahaan industri dasar dan kimia yang menerbitkan mata uang Rupiah selama periode 2015-2017.

Berdasarkan kriteria sampel yang telah ditetapkan diatas diperoleh sampel sebanyak 15x3=45 sampel perusahaan yang memenuhi kriteria.

Teknik analisis data adalah mendeskripsikan teknik analisis apa yang akan digunakan oleh peneliti untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan, termasuk pengujiannya Sanusi, (2011). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Linier Berganda. Teknik analisa ini dipilih karena bertujuan untuk meneliti pengaruh variabel independen (X) yaitu laba bersih, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan size terhadap variabel dependen (Y) yaitu return saham pada perusahaan pertambangan periode 2015-2017. Pegujian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program IBM SPSS Statistic 21 (Statistical Product and Service Solution).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil output SPSS menunjukkan statistik deskriptif variabel penelitian periode 2015-2017, berikut masing-masing penjelasan dari statistik deskriptif mengenai variabelnya:

Laba bersih memiliki nilai minimum sebesar 21,8824 terdapat pada PT. Lionmesh Prima Tbk pada tahun 2015 dengan nilai maksimum 29,14285 terdapat pada PT. Semen Gresik (Persero)

(4)

Tbk pada tahun 2016, sedangkan nilai mean 25,6192724 dan standar deviation 2,04704775.

Arus kas operasi memiliki nilai minimum sebesar -4,21235 terdapat pada PT. Indal Alumunium Industri Tbk pada tahun 2016 dengan nilai maksimum 6,13013 terdapat pada PT.

Tunas Alfin Tbk pada tahun 2017, sedangkan nilai mean 1,1267967 dan standar deviation 1,72826323. Arus kas investasi memiliki nilai minimum sebesar –7,82055 terdapat pada PT.

Semen Baturaja (Persero) Tbk pada tahun 2016 dengan nilai maksimum 0,49437 terdapat pada PT. Indal Alumunium Industri Tbk pada tahun 2016, sedangkan nilai mean -1,2833460 dan standar deviation 1,51044909. Arus kas pendanaan memiliki nilai minimum sebesar - 3,95524 terdapat pada PT. Pelangi Indah Canindo Tbk pada tahu 2015 dengan nilai maksimum 12,17588 terdapat pada PT. Kedawung Setia Industrial Tbk pada tahun 2015 sedangkan nilai mean 0,2467080 dan standar deviation 2,39458624. Size perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 25,61948 terdapat pada PT. Lionmesh Prima Tbk pada tahun 2015 dengan nilai maksimum 31,52424 terdapat pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk pada tahun 2017 sedangkan nilai mean 28,5139229 dan standar deviation 1,67933860. Return saham memiliki nilai minimum sebesar -0,88919 terdapat pada PT. Impack Pratama Industri Tbk pada tahun 2016 dengan nilai maksimum 8,58763 terdapat pada PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk pada tahun 2016, sedangkan nilai mean 0,2181744 dan standar deviation 1,35975470.

Uji Normalitas

Penguji normalitas ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data berada dalam distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik. Dalam pengambilan keputusan dalam uji normalitas, yaitu jika nilai signifikan (Sig) lebih besar dari 0,05 maka data penelitian berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai signifikan (Sig) lebih kecil dari 0,05 maka data penelitian tidak berdistribusi normal. Berdasarkan uj Kolmogrov-Smirnov Test yang diperoleh signifikasi variabel sebesar 0,270 yang lebih besar dari 0,05 sehingga menunjukkan bahwa data penelitian tersebut berdistribusi normal.

Uji Multikolinieritas

Uji multukolonieritas bertujuan utuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen). Menurut Sanusi, (2011), berpendapat bahwa pendekatan terhadap Multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai Varince Inflating Factor (VIF) dari hasil analisis regresi. Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10 maka tidak terdapat gejala Multikolinearitas, sedangkan jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10 maka terdapat gejala Multikolinearitas. Berdasarkan hasil SPSS menunjukkan bahwa nilai tolerance untuk semua variabel > 0,10 dan nilai VIF untuk semua variabel < 10. Dengan demikian dapat disuimpulkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas antara variabel independen dalam model regresi.

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitisitas. Model regresi yang baik adalah yang heteroskedasitisitas atau yang tidak terjadi heteroskedasitisitas. Pemeriksanan data dalam model regesi jika asumsi tidak terjadi heteroskedastisitas adalah dengan melihat hasil output SPSS pada scatterplot dependent variabel, apabila nilai sebaran data tidak ada yang jelas serta titik-titik menyebar diatas ataupun dibawah angka 0 pada sumbu Y maka data tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil SPSS menggambarkan hasil uji heteroskedastisitas dimana grafik Scatterplot terlihat bahwa sebaran data tidak membentuk

(5)

pola yang jelas, titik-titik data menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi.

Uji Autokorelasi

Uji autorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada suatu pengamatan lain pada model regresi. Cara mendeteksi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan pengujian Durbin-watson (d). model regresi dikatakan tidak mengalami autokorelasi jika nilai du < d <

4 - du. Hasil perhitungan Durbin-watson (DW) di bandingkan dengan nilai dtabel pada α = 0,05.

Table d memiliki dua nilai, yaitu nilai batas atas (du) dan nilai bawah (dL) untuk berbagai nilai n kan k. Berdasarkan hasil SPSS Durbin-watson (DW) menunjukkan 2,117 sedangkan nilai Du sebesar 1,7762 dan nilai Dl sebesar 1,2874. Maka hasil uji ini adalah 1,7762 < 2,117 <

2,2239 Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi.

Uji Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda merupakan suatu model statistik dimana variabel bebas atau variabel independen lebih dari satu. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bentuk hubungan antara dua variabel atau lebih, terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya belum belum diketahui dengan sempurna, atau untuk mengetahui bagaimana variasi dari beberapa variabel independen mempengaruhi variabel dependen dalam suatu fenomena yang kompleks Abdurahman, (2011).

Adapun rumus regresi linier berganda dinyatakan dalam persamaan matematika sebagai berikut :

Ketetangan :

= return saham = konstanta

= koefisien regresi = laba bersih = arus kas operasi = arus kas investasi = arus kas pendanaan = size

= kesalahan pengganggu

Tabel 1. Persamaan Regresi

Model Unstandardized

Coefficients

B Std.

Error

1

(Constant) -0,459 3,060

LABA BERSIH 0,112 0,246

ARUS KAS OPERASI -0,303 0,121

ARUS KAS INVESTASI -0,718 0,125 ARUS KAS PENDANAAN -0,250 0,101

SIZE PERUSAHAAN -0,095 0,287

a. Dependent Variable: RETURN SAHAM Sumber: Hasil Olah Data SPSS, 2019

(6)

Hasil analisis regresi pada tabel 1 menunjukkan bahwa besarnya nilai konstanta yang dihasilkan adalah -0,459, koefisien untuk laba bersih sebesar 0,112, arus kas operasi sebesar - 0,303, arus kas investasi sebesar -0,718, arus kas pendanaan sebesar -0,250 dan size perusahaan sebesar -0,095. Maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

Uji Hipotesis

Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengetahui pengaruh dari laba bersih, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan size perusahaan secara parsial berpengaruh terhadap return saham. Jika nilai signifikan t dari hasil SPSS kurang dari nilai α = 5%, maka terdapat pengaruh antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.

Sebaliknya jika nilai signifikan t dari hasil SPSS lebih dari nilai α = 5%, maka tidak terdapat pengaruh antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.

Berdasarkan hasil Tabel 7 dapat dilihat bahwa nilai Sig. pada laba bersih sebesar 0,651, nilai ini lebih besar dari nilai α = 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel laba bersih tidak berpengaruh terhadap return saham. Arus kas operasi menunjukkan nilai sig 0,016, arus kas investasi menunjukkan nilai sig 0,000, arus kas pendanaan menunjukkan nilai sig 0,018, nilai ini lebih kecil dari nilai α = 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan berpengaruh terhadap return saham. Dan size perusahaan menunjukkan nilai sig 0,724, nilai ini lebih besar dari nilai α = 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel size perusahaan tidak berpengaruh terhadap return saham.

Uji F dilakukan untuk mengetahui variabel independen (laba bersih, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan size perusahaan) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu return saham. Berdasarkan hasil SPSS menyatakan bahwa nilai sig 0,000 nilai ini kurang dari α = 0,05 sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian ke-5 hipotesis bahwa Ho ditolak dan H1 diterima.

Uji Koefisien Determinasi (R2) ini digunakan untuk mengetahui tingkat ketepatan yang paling baik dalam analisa regresi yang ditunjukkan dengan besarnya koefisien determinasi (R2) antara 0 sampai 1. Jika koefisien determinasi 0, maka variabel bebas sama sekali tidak berpengaruh terhadap variabel terikat. Dan apabla koefisien determinasi mendekati angka 1, maka dapat dikatakan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Berdasarkan hasil SPSS nilai koefisien determinasi sebesar 0,394. Hal tersebut berarti variabel bebas (laba bersih, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan size perusahaan) mampu menjelaskan bahwa return sebesar 46,3 % sedangkan sisanya 53,7 % dijelaskan pada faktor- faktor lain selain variabel yang diteliti yang dapat mempengaruhi return saham.

Pembahasan

Pengaruh Laba Bersih Terhadap Return Sahan

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang menunjukkan bahwa laba bersih tidak berpengaruh terhadap return saham, hal ini berarti bahwa hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang menyatakan semakin tinggi laba yang diperoleh perusahaan maka akan menarik minat para investor pada suatu perusahaan sehingga semakin besar nilai return saham. Sebaliknya jika laba besih suatu perusahaan bernilai kecil maka kepercayaan investor terhadap suatu perusahaan tersebut untuk berinvestasi akan kecil, sehingga nilai return saham juga akan kecil.

(7)

Alasan lain yang mendukung bahwa laba bersih tidak berpengaruh terhadap return saham dibktikanbahwa investor tidak lagi beranggapan bahwa perusahaan dengan adanya laba tinggi dapat memberikan return yang tinggi bagi investor. Sehingga laba tidak menjadi sumber informasi yang sangat penting bagi investor untuk mengambil keputusan berinvestasi.

Informasi mengenai laba juga sudah tidak menjadi sinyal positif yang mampu diserap oleh para investor sehingga mengakibatkan pasar tidak beraksi terhadap informasi laba tersebut.

Selain return saham laba juga di pengaruhi oleh beban dan pendapatan, sebab fluktuasi laba bersih yang dialami perusahaan dari tahun ke tahun yang mengalami kenaikan atau penurunan yang tidak menentu dapat menjadi alasan bahwa laba bersih tidak berpengaruh terhadap return saham. Tingkat perolehan laba bersih satu periode berubah-ubah, hal tersebut di pengaruhi oleh beban yang dikeluarkan perusahaan jika beban yang dikeluarkan terlalu besar maka jumlah laba yang di peroleh juga akan berkurang. Laba dapat mengalami kenaikan jika beban yang dikeluarkan perusahaan kecil dan pendapatan yang diperoleh bertambah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati, (2014) menyatakan bahwa laba bersih tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Dan hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putriani, N., & Sukartha, (2014) menunjukkan bahwa laba bersih memiliki pengaruh yang positif dan signifikan pada return saham.

Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham

Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa arus kas operasi berpengaruh terhadap return saham. Hal ini sejalan dengan teori yang menunjukkan bahwa semakin tinggi arus kas operasi maka semakin besar kepercayaan investor pada perusahaan tersebut, sehingga semakin besar pula nilai return saham. Sebaliknya semakin rendah nilai arus kas operasi maka minat investor untuk berinvestasi akan semakin kecil, begitupun dengan nilai return saham juga semakin kecil.Variabel arus kas operasi yang merupakan kondisi dari arus kas operasi itu sendiri diduga mampu menjelaskan arus kas operasi satu tahun ke depan. Hal ini dikarenakan arus kas operasi merupakan salah satu komponen pembentuk arus kas operasi satu tahun ke depan.

Adanya pengaruh positif menunjukkan bahwa semakin tinggi arus kas operasi yang dimiliki perusahaan pada tahun berjalan, dapat meningkatkan arus kas operasi perusahaan tahun berikutnya, sehingga dapat menurukan return saham. Sebaliknya semakin rendah arus kas operasi yang dimiliki perusahaan juga berpengaruh pada peningkatan return saham.

Pembuktian lainnya juga dilihat dari kesadaran minat investor bahwa jika nilai arus kas tidak menjamin perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha di masa yang akan datang.

Perusahaan yang mampu membayar deviden kepada pemegang saham adalah perusahaan yang memiliki earning tinggi dan uang tunai yang cukup. Hasil pengujian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati, (2013) bahwa arus kas operasi berpengaruh pada return saham dengan nilai sig < 0,05. Sedangkan pada penelitian Adiwiratama, (2012) menyatakan bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh pada return saham perusahaan.

Pengaruh Arus Kas Inestasi Terhadap Return Saham

Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa arus kas investasi berpengaruh terhadap return saham. Hal ini sejalan dengan teori yang menunjukkan bahwa semakin tinggi arus kas investasi perusahaan maka semakin tinggi kepercayaan investor untuk berinvestasi pada suau perusahaan, sehingga semakin besar pula nilai return saham. Sebaliknya semakin rendah nilai arus kas investasi perusahaan maka nilai minat investor untuk berinvestasi juga akan semakin kecil dan nilai return saham juga akan semakin kecil.

(8)

Alasan pendukung lainnya yaitu arus kas investasi berpengaruh signifikan terhadap return saham karena besar kecilnya arus kas investasi perusahaan berpengaruh terhadap return saham hal ini disebabkan informasi yang terkandung dalam arus kas investasi sudah sepenuhnya digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam pasar modal. Arus kas investasi yang mencerminkan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan umum yaitu menghasilkan pendapatan dan arus kas dimasa yang akan datang.

Dimasa yang akan datang bisa memungkinkan terjadinya kenaikan arus kas investasi yang dilakukan perusahaan tersebut. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Trisnawati, (2013) yaitu menyatakan bahwa arus kas investasi berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Dan hasil penelitian ini tidak sejalan degan penelitian Adiwiratama, (2012) yang menunjukkan bahwa arus kas investasi tidak berpengaruh terhadap return saham.

Pengaruh Arus Kas Pendanaan Terhadap Return Saham

Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa arus kas pendanaan berpengaruh terhadap return saham. Hal ini sejalan dengan teori yang menunjukkan bahwa semakin tinggi arus kas pendanaan maka semakin besar kepercayaan investor pada perusahaan tersebut, sehingga semakin besar pula nilai return saham. Sebaliknya semakin rendah nilai arus kas pendanaan maka minat investor untuk berinvestasi akan semakin kecil, begitupun dengan nilai return saham juga semakin kecil.

Alasan pendukung lainnya yaitu karena investor telah menggunakan arus kas pendanaan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan keputusan investasinya dan para investor beranggapan bahwa arus kas pendanaan yang rendah dianggap baik dalam kinerja perusahaan sebab aktivitas pendanaan berpeluang dalam pengambilan keputusan dalam sumber-sumber dana jangka panjang. Pelaporan arus kas pendanaan berisi tentang informasi-informasi yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi ekuitas dan hutang jangka panjang perusahaan. Namun seorang investor tidak melihat pelaporan sebuah transaksi-transaksi yang merubah komposisi ekuitas dan hutang jangka panjang serta pembayaran dividen tunai sebagai informasi yang digunakan untuk mengambil keputusan invesatsinya.

Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Adiwiratama, (2012) yaitu menyatakan bahwa arus kas pendanaan berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Dan hasil penelitian ini tidak sejalan degan penelitian Yocelyn & Christiawan, (2012) yang menunjukkan bahwa arus kas pendanaan tidak berpengaruh terhadap return saham.

Pengaruh Size Perusahaan Terhadap Return Saham

Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa size perusahaan tidak berpengaruh terhadap return saham. Hal ini tidak sejalan dengan teori yang menunjukkan bahwa kekayaan perusahaan tidak hanya dilihat pada total aset saja tetapi dapat dilihat juga pada total penjualan. Semakin kecil total aset perusahaan maka mengindikasikan akan semakin kecil perusahaan dalam menghasilkan laba, namun sebaliknya semakin besar total aset maka mengindikasikan perusahaan semakin besar dalam memperoleh laba. Alasan lain yang mendukung yaitu dilihat dari investor yang menginvestasikan dananya pada perusahaan besar belum tentu akan menghasilkan return saham yang tinggi dan perusahaan yang kecil belum tentu akan menghasilkan return, sehingga tingkat risiko yang diterima investor tidak ditentukan dengan menilai besar kecilnya suatu perusahaan. Size perusahaan salah satunya ditunjukkan oleh aset tetap. Total aset dapat mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengelola asetnya serta menjadi penilaian baik bagi investor bahwa perusahaan tersebut memiliki finansial yang layak. Minat investor terhadap nilai saham dapat diukur dari investor

(9)

jika ingin membeli suatu saham dengan waktu, jika saham tersebut memiliki nilai beli yang cukup tinggi maka kemungkinan keuntungan yang diperoleh investor dari penjualan saham tersebut akan meningkat.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pratiwi, Putu Trisna, (2015) bahwa size perusahaan berpengaruh terhadap return saham. Hasil ini juga tidak sesuai dengan Indriani dalam Suhairi, (2006) bahwa perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan perusahan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relative lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang lebih kecil, sehingga size perusahaan diharapkan berpengaruh terhadap expected return saham. Dan hasil ini sejalan dengan penelitian Raningsih, (2015) bahwa size perusahaan tidak berpengaruh terhadap return saham.

KESIMPULAN

Berdasarkan dari pembahasan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa laba bersih dan size perusahaan tidak berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan industri dasar dan kimia periode 2015-2017. Sedangkan arus kas operasi, arus kas, arus kas pendanaan berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan industri dasar dan kimia periode 2015- 2017.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman. (2011). Dasar-Dasar Metode Statistika untuk Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Adiwiratama, J. (2012). Pengaruh Informasi Laba, Arus Kas dan Size Perusahaan Terhadap Return Saham (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI ).

Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Humanika, 2(1), 1–25. Retrieved from http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJA/article/view/554

Daniati, N., & S. (2006). Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor, dan Size Perusahaan Terhadap Expected Return Saham, 23–26. Retrieved from http://blog.umy.ac.id/ervin/files/2012/06/K-AKPM-21.pdf

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia. (2016). Standar Akuntansi Keuangan Efekif Per 1 Januari 2017. Cetakan Pertama November.Jakarta: Ikatan Akuntansi Indonesia.

Jogiyanto. (2009). Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas (3rd ed.). Yogyakarta: BPFE.

Pratiwi, N., & Putra, I. (2015). Pengaruh rasio keuangan, ukuran perusahaan, arus kas aktivitas operasi pada return saham. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 2(11),

531–546. Retrieved from

https://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view/11200/0

Putriani, N., & Sukartha, I. (2014). Pengaruh Arus Kas Bebas dan Laba Bersih pada Return Saham Perusahaan LQ-45. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 3, 390–401.

Retrieved from https://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/download/8332/6209 Rahmawati, A. D. (2014). Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Terhadap Return Saham di

Perusahaan LQ 45. Retrieved from http://eprints.perbanas.ac.id/987/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf

Raningsih, N. & P. I. (2015). Pengaruh Rasio-Rasio dan Ukuran Perusahaan pada Return Saham. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 13(2), 582–599. Retrieved from https://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/download/12325/11032

Sanusi, A. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

(10)

Trisnawati, W. (2013). Pengaruh arus kas operasi, investasi dan pendanaan serta laba bersih terhadap. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 1(1), 77–92.

Irdiana, S. (2016). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Katagori Saham Blue Chips di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011- 2014. Wiga: Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi, 6(1), 15-26

Yocelyn, A., & Christiawan, Y. (2012). Analisis Pengaruh Perubahan Arus Kas dan Laba Akuntansi Terhadap Return Saham pada Perusahaan Berkapitalisasi Besar. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Keuangan, 14(2), 81–90. Retrieved from http://jurnalakuntansi.petra.ac.id/index.php/aku/article/view/18710

Referensi

Dokumen terkait

mengambil judul “Pengaruh informasi laba bersih, Arus Kas operasi dan Inflasi terhadap Return Saham ( Studi empiris pada perusahaan pertambangan yang terdaftar

Variabel laba bersih dan Arus kas bebas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham yang ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar 0.007 yang berarti

Variabel laba bersih dan Arus kas bebas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham yang ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar 0.007 yang berarti

Hasil penelitian Ander, et al (2021) menguji pengaruh arus kas operasi, investasi, pendanaan dan laba akuntansi terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang

Laba bersih memiliki kemampuan dalam memprediksi harga saham, hal tersebut dikarenakan reaksi pasar terhadap harga saham akan terlihat dalam pergerakan harga saham

PENGARUH ARUS KAS BEBAS DAN LABA BERSIH TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris Perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia).. Diajukan untuk

Hal ini menunjukkan bahwa arus kas, laba akuntansi dan ukuran perusahaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun