• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TOTAL ARUS KAS, LABA AKUNTANSI DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH TOTAL ARUS KAS, LABA AKUNTANSI DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TOTAL ARUS KAS, LABA AKUNTANSI DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM

(Studi kasus pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia manufaktur sector otomotif periode 2016-2020)

Asep Rozana 1, Edi Triwibowo 2 Prodi Akuntansi, Universitas Pelita Bangsa

Email: [email protected] 1 ;

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai signifikansi arus kas, laba akuntansi dan ukuran perusahaan terhadap return saham dan apakah arus kas, laba akuntansi dan ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap return saham.

Penelitianini dilakukan dengan menggunakan data sekunder yaitu data yang didapat dari www.idx.co.id. Teknik sampel yang digunakan adalah purpose sampling.

Sampel pada penelitian ini terdiri dari perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020 yang berjumlah 13 perusahaan namun hanya 11 perusahaan yang di jadikan sampel penelitian di karenakan perusahaan lain tidak sesuai keriteria yang dibutuhkan. Dengan mengunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa arus kas,hasil penelitiannya menunjukan bahwa arus kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Namun pada laba akuntansi tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham dikarenakan manajemen perusahaan menganggap laba bersih tidak dapat menunjukan keadaan perusahaan yang sebenarnya dan pada ukuran perusahaan hasilnya tidak berpengaruh secata signifikan terhadap return saham. Serta arus kas, laba akuntansi dan ukuran perusahaan secara simultan tidak berpengaruh terhadap return saham.

Kata kunci: arus kas, laba akuntansi dan ukuran perusahaan terhadap return saham

(2)

PENDAHULUAN

Pandemi virus corona atau Covid-19 yang akhir-akhir ini melanda Indonesia dan belahan dunia lainnya memberikan dampak besar bagi perekonomian global, salah satunya adalah sektor perpajakan. Berapa lama pandemi ini berlangsung dan seberapa dalam dampaknya terhadap kegiatansosial dan ekonomi akan menentukan masa depan sektor pajak di Indonesia. Pandemi Covid-19 berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonominasional dan peningkatan belanja negara dan pembiayaan. Semua negara mengalami imbas atas semua ini, sehingga pemerintah memberikan perhatianpada berbagai sektor untuk dapat menekankan gejolak pada masyarakat atas dampak ini (Sayekti, 2020).

Dalam dunia bisnis semakin kompetitif. Banyak perusahaan yang tidak dapat melangsungkan usahanya bahkan sampai bangkrut dikarenakan kurang nya ketersediaan dana dan sumber dana, yang mana sumber dana adalah hal yang paling berpengaruh dalam pengembangan perusahaan (Nurdiana,2018). Return saham adalah suatu ukuran yang dilihat oleh investor yang akan melakukan investasi pada suatu perusahaan. Tujuan investor dalam berinvestasi di pasar modal adalah untuk mendapatkan return.

Return saham merupakan tingkat pendapatan yang diperoleh dari hasil selisih harga penutupan saham saat

ini dengan harga penutupan saham sebelumnya lalu dibagi dengan harga penutupan saham tahun sebelumnya.

Untuk mendapatkan return atas investasi dalam pasar modal tidaklah begitu mudah, karena risiko yang setara dengan keuntungan (return) yang akan diperoleh. Hal ini dikarenakan keuntungan yang diperoleh dari investasi akan berbanding lurus dengan risiko yanga akan diterima. Semakin besar keuntungannya, maka semakin besar pula risiko yang akan ditanggung investor (Putriani & Sukartha, 2014).

Investasi merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan kemampuan untuk mengumpulkan dan menjaga kekayaan. Investasi dapat diartikan sebagai komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa datang. Pihak yang melakukan investasi disebut sebagai investor dalam (Suriyani & Gede, 2018).

Laporan keuangan dapat dipakai sebagai alat untuk berkomunikasi pada pihak-pihak dengan data keuangan perusahaan.

Pemakai informasi keuangan meliputi: investor, karyawan, kreditor, pemasok, pemerintah dan masyarakat umum (Sugiono &

Untung, 2016).

Dalam pengambilan keputusan investasi, investor di tuntut jeli dalam pemeriksaan informasi keuangan, informasi

(3)

tersebut berupa laba bersih dikarenakan informasi laba bersih mempunyai kandungan informasi yang direaksi oleh investor dan mampu menggambarkan hubungan laba dengan return saham (Nurdiana, 2018).

Menurut (Damayanti &

Achyani, 2018), investor membutuhkan berbagai informasi yang dijadikan sebagai pedoman untuk menilai prospek perusahaan yang bersangkutan yaitu dengan menganalisis laporan keuangan.

Laporan keuangan perusahaan mengandung suatu informasi penting yang bisa digunakan sebagai sumber informasi keuangan dalam suatu perusahaan. Laporan keuangan banyak digunakan para investor, salah satu tujuannya adalah sebagai informasi kepada para investor mengenai kinerja keuangan, posisi keuangan dan arus kas suatu perusahaan yang nantinya akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan. Informasi penting lainnya yang diperoleh dari laporan keuangan adalah informasi arus kas.

Arus kas memiliki arti penting dalam mengevaluasi harga pasar saham karena menggambarkan daya beli umum dan dapat dipindahkan segera dalam perekonomian pasar kepada perorangan maupun organisasi untuk kepentingan tertentu (Purwanti

& dkk, 2015).

TINJAUAN PUSTAKA Arus Kas

Menurut (Azra,2018), mengemukakan arus kas sebagai berikut Arus kas adalah yang berisi tentang penerimaan kas, pengeluaran kas, dan saldo kas bersih yang dihasilkan dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan pada suatu periode tertentu. Selanjutnya menurut (Kariyoto,2017) mengungkapkan bahwa arus kas adalah suatu analisis dari semua perubahan yang mempengaruhi kas dalam kategori operasi, investasi dan keuangan dari beberapa definisi di atas.

Dapat disimpulkan bahwa arus kas mengandung pengertian sebagai sarana yang berisi perubahan posisi nilai kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan yang memberikan informasi mengenai arus kas masuk dan arus kas keluar suatu perusahaan.

Menurut PSAK no 2 Tahun 2016, arus kas adalah arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas.

Sedangkan pengertian Arus kas masuk merupakan aliran sumber- sumber dari mana dana diperolehdan arus kas keluar merupakan kebutuhan kas untu pembayaran-pembayaran.

Adapun arus kas masuk dan arus kas keluar terbagi menjadi dua, antara lain:

1. Arus kas masuk (cash inflow) a. Bersifat rutin, misalnya:

penerimaan dari hasil

(4)

penjualan secara tunai, penerimaan piutang yang telah dijadwalkan sesuai dengan penjualan kredit yang dilakukan, dan lain-lain.

b. Bersifat tidak rutin, misalnya:

penerimaan uang sewa gedung, penerimaan modal saham, penerimaan utang atau kredit, penerimaan bunga dan lain-lain.

2. Arus kas keluar (cash outflow) a. Bersifat rutin, misalnya:

pembelian bahan baku dan bahan pembantu, membayar upah dan gaji, membeli peralatan kantor habis pakai, dan lain-lain.

b. Bersifat tidak rutin, misalnya:Pembelian aktiva tetap, pembayaran angsuran utang, pembayaran deviden, dan lain- lain.

Laba Akuntansi

Laba merupakan selisih pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan.

Investor atau stakeholder melihat laba perusahaan yang dilaporkan melalui laporan laba rugi (Income Statement) untuk pengambilan kebijakan investasi terhadap perusahaan tersebut. Adanya 2 jenis laba menyebabkan terjadi perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal. Perbedaan tersebut disebabkan oleh ketentuan pengakuan dan pengukuran laba menurut SAK (Standar Akuntansi Keuangan) dan

peraturan perpajakan.

Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.1, menyatakan bahwa laporan laba rugi yg disusun berdasar basis akrual lebih akurat untuk menaksir prospek aliran kas dari pada laporan laba rugi yang disusun berdasar basis kas. Pengertian semacam ini akan memudahkan pengukuran dan pelaporan laba secara objektif. Perekayasa akuntansi mengharapkan bahwa laba semacam itu bermanfaat bagi para pemakai statemen keuangan khusus investor dan kreditor.

Pendefinisian laba seperti ini jelas akan lebih bermakna sebagai pengukur kembalian atas investasi (return on investment) dari pada sekadar perubahan kas. Informasi akuntansi yang memiliki kandungan informasi dibutuhkan stake holder dalam pengambilan keputusan sebagai tolak ukur kinerja perusahaan.

Pada dasarnya laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang mengandung pertanggung jawaban pengelola kegiatan operasi suatu perusahaan pada usaha yang telah lalu. Laporan keuangan ini dibuat oleh bagian akuntansi untuk dipertanggung jawabkan kepada pihak manajemen dan kepada pihak perusahaan.

Disamping itu laporan keuangan dapat juga digunakan untuk tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak luar perusahaan.

(5)

Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015) laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan.

Dalam penyajian laporan keuangan diatur persyaratan seperti struktur laporan keuangan dan minimal isi laporan keuangan. Entitas menerapkan pernyataan ini dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bertujuan umum sesuai dengan SAK. Pernyataan ini tidak berlaku bagi penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas syariah.

Laporan keuangan adalah hasil proses akuntansi yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu yang terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lainnya, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan perusahaan, laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya.

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Ukuran (Size) adalah seberapa jauh perusahaan menempatkan diri dalam sistem ekonomi secara keseluruhan atau sistem ekonomi untuk industri yang sama (Machfoedz,2017).

Ukuran perusahaan adalah skala perusahaan yang dilihat dari total aktiva perusahaan pada akhir

tahun. Total penjualan juga dapat digunakan untuk mengukur besarnya perusahaan. Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya perusahaan. Besar kecilnya usaha tersebut ditinjau dari lapangan usaha yang dijalankan. Perusahaan yang berukuran besar mempunyai berbagai kelebihan dibanding perusahaan berukuran kecil (Rizal & Selvia, 2016).

Kelebihan tersebut yang pertama adalah Ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Kedua, ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar (Bargaining Power) dalam kontrak keuangan. Dan ketiga, ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba (Oktavianti, 2015).

Perusahaan dengan ukuran besar memiliki akses lebih besar dan luas untuk mendapat sumber pendanaan dari luar, sehingga untuk memperoleh pinjaman akan menjadi lebih mudah karena dikatakan bahwa perusahaan dengan ukuran besar memiliki kesempatan lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri.

Ukuran perusahaan

menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat dilihat dari besarnya modal yang digunakan, total aktiva yang dimiliki atau total penjualan yang diperoleh (Oktavianti,

(6)

2015).

Menurut (Harahap & Syafri, 2011:23) pengukuran ukuran perusahaan

adalah sebagai berikut: “Ukuran perusahaan diukur dengan logaritma natural (Ln) dari rata-rata total aktiva (total assets) perusahaan. Penggunaan total aktiva berdasarkan pertimbangan bahwa total aktiva mencerminkan ukuran perusahaan dan diduga mempengaruhi ketepatan

waktu.” Menurut

(Jogiyanto,2013:282) pengukuran ukuran perusahaan adalah ukuran aktiva digunakan untuk mengukur besarnya perusahaan, ukuran aktiva tersebut diukur sebagai logaritma dari total aktiva. Selanjutnya menurut (Annisa & Kurniasih, 2012), Ukuran

Perusahaan =

Ln Total Aktiva. Uraian diatas menunjukkan bahwa ukuran perusahaan ditentukan melalui ukuran aktiva. Ukuran aktiva tersebut diukur sebagai logaritma dari total aktiva.

Return Saham

Menurut (Gitman,2010: 228) Return saham merupakan tingkat pengembalian untuk saham biasa dan merupakan pembayaran kas yang diterima akibat kepemilikan suatu saham pada saat awal investasi.

(Oktavianti, 2015) menyatakan bahwa saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham.

Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan

mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan.

Return saham dapat dikatakan sebagai indikator nilai perusahaan, yang dalam pandangan. investor akan mencerminkan tingkat keberhasilan dari pengelolaan perusahaan atau kinerja perusahaan.

(Suryani & Gede, 2018) mengemukakan bahwa return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinteraksi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor dalam menanggung resiko atas investasi yang dilakukannya.

HIPOTESIS

Arus kas merupakan informasi bagi investor dan kreditor untuk memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan. Berikutnya (Yocelyn&Yulius,2016), menyatakan pendapat bahwa: “Arus kas merupakan arus kas yang berasal dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan atau transaksi yang masuk atau keluar dari dalam penentuan laba bersih. Sehingga makin tinggi arus kas menunjukkan perusahaan mampu beroperasi secara profitable, karena dari aktivitas operasi saja perusahaan dapat menghasilkan kas dengan baik”

Selanjutnya (Purwanti,2017) dalam penelitiannya menyatakan bahwa: “Peningkatan arus kas akan memberikan sinyal positif bagi para investor maupun kreditor mengenai

(7)

kinerja perusahaan dimasa mendatang yang pada akhirnya akan mempengaruhi return saham.”

Menurut (Dewi,2018) menyatakan bahwa arus kas membantu investor menganalisis sejauh mana efisiensi perusahaan dalam mengelola kasnya, sehingga investor dapat melihat kemampuan perusahaan untuk membayarkan deviden dari informasi arus kas tersebut.

H1 : Total Arus kas berpengaruh signifikaan terhadap return saham

Menurut (Purwanti, 2015), menyatakan pendapat bahwa

“Informasi laba akuntansi dianggap relevan apabila menimbulkan reaksi pasar oleh para investor. Semakin tinggi nilai laba akuntansi, maka akan menimbulkan reaksi positif yaitu return saham meningkat karena perusahaan dianggap mempunyai kinerja yang baik dan mampu memberikan return yang baik pula kepada investor”.

Beberapa penelitian Terkait pengaruh informasi laba kotor terhadap return saham penelitian yang dilakukan (Sinarwati & Oktavianti ,2016) menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari laba terhadap return saham. Tetapi penelitian lain yang dilakukan oleh (Adiwiratama,2018), menunjukkan hasil yang berbeda

H2 : Laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap return

saham

(Pratiwi & Putra, 2015) menyatakan pendapat bahwa:

“Ukuran perusahaan menunjukkan semakin besar dan mapan suatu perusahaan akan memiliki peluang yang lebih besar kepasar modal, begitu pula sebaliknya.

Semakin efisien pasar, maka informasi mengenai peningkatan ukuran perusahaan akan semakin meyakinkan dapat meningkatkan return saham”. Pelelitian terkait mengenai pengaruh size perusahaan pada return saham dilakukan oleh (Adiwiratama,2018) dan (Pratiwi &

Putra,2015), hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap return saham.

(Yani & Emrinaldi,2017), menyatakan pendapat bahwa:

“Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, operasional lancar dan pada akhirnya akan meningkatkan produksi, penjualan meningkat, laba juga meningkat, harga saham meningkat, sehingga perolehan deviden bagi para pemegang saham juga akan meningkat dan akan mempengaruhi return saham”.

H3 : ukuran perusahaan

berpengaruh signifikan terhadap return saham

(Adiwiratama, 2018), Pendapatan dan arus kas biasa digunakan oleh para pemegang saham

(8)

sebagai salah satu pertimbangan untuk membuat keputusan berinvestasi. Disamping itu, investor

juga mempertimbangkan

karakteristik keuangan perusahaan, ukuran perusahaan yang dalam penelitian ini direpresentasikan dengan karakteristik keuangan perusahaan karena adanya perbedaan dalam data akuntansi pada beberapa perusahaan. Penelitian ini menguji pengaruh informasi laba, arus kas, dan ukuran perusahaan terhadap return saham.

H4 : Total Arus kas, laba akuntansi dan Ukuran perusahaan secara bersama- sama (simultan) berpengaruh terhadap return saham.

KERANGKA PEMIKIRAN

H1 H2 H3 H4

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

METODE ANALISIS

Metode merupakan cara untuk memecahkan suatu masalah. Dalam hal ini jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah

penelitian kuantitatif dengan metode survey artinya dimana teknik pengumpulan data informasi yang dilakukan menggunakan susunan pertanyaan yang diajukan kepada responden. Menurut (Sialen ,2018) mengungkapkan “penelitian kuantitatif yaitu metodologi kuantitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa agka-angka dan umunya dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif atau inferensial”.

Menurut (Sugiyono, 2016:14) mengatakan, bahwa “penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar ataupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis ataupun psikologis”. Metode penelitian berperan penting dalam menjawab permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Metode penelitian juga diperlukan dalam menentukan arah penelitian, terutama berkaitan dengan sumber data yang digunakan dan analisis yang dilakukan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Deskriptif

Analis data dan pengujian terhadap masing-masing hipotesis dalam penelitian menggunakan IBM SPSS Statistic. Analisis deskriptif

Total Arus Kas (x1)

Laba Akuntansi (x2)

Ukuran perusahaan (x3)

Return Saham (Y)

(9)

digunakan untuk memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), nilai minimum, nilai maksimum, dan standar deviasi (Ghozali, 2015). Hail statistik deskriptif dari data variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan data dasar yang diinput dan diolah dari Bursa Efek Indonesia.

Tabel hasil analisis deskriptif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Hasil statistk deskriptif diatas menunjukan jumlah sampel dari penelitian ini adalah 55 sampel. Data tersebut merupakan data yang berasal dari laporan keuangan yang telah di publikasikan dalam website Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id . Hasil dari statistik deskriptif adalah sebagai berikut 1. Arus kas

Variabel arus kas memiliki nilai minimum sebesar 1154, nilai maksimum sebesar 1.4007 dan nilai standar reviasi adalah sebesar

4.3211. Pada sampel yang digunakan menunjukan rata-rata perusahaan manufaktur mengalami perubahan arus kas sebesar 1.6390%

2. Laba akuntansi

Variabel laba akuntansi

memiliki nilai minimum sebesar - 25042, nilai maximum 66194 dan nilai standar reviasi adalah sebesar 2.3708. Pada sampel yang digunakan menunjukan rata-rata perusahaan manufaktur mengalami perubahan arus kas sebesar 7.084%

3. Ukuran perusahaan

Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 7859, nilai maximum 32006 dan nilai standar reviasi adalah sebesar 1.1023.

Pada sampel yang digunakan menunjukan rata-rata perusahaan manufaktur mengalami perubahan arus kas sebesar 8.892%

4. Return saham

Variabel return saham memiliki nilai minimum sebesar -94,61, nilai maximum 66,08 dan nilai standar reviasi sebesar 25,1819. Pada sampel yang di gunakan menunjukan rata- rata perusahaan manufaktur mengalami perubahan return saham sebesar 4,8591%

Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Arus

Kas

Laba

Akuntansi

Pertm.

Perusahaan

Rerturn

saham

N

Normal Mean Parametersa Std.

deviation Most Extreme Absolute

Differences Positive Negative Kolmogrov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

55 4.4772E5

6.48276E5 .298 .298 -.245 .989 .282

55 371.4549

610.69549 .246 .246 -.181 .817 .517

55 2.9875E5

5.95936E5 .410 .410 -.308 1.361 .049

55 .27,8136

1,15280 ,098 ,083 -,098 ,098 ,200c,d Descriptive Statistic

N Min Max Mean Std.Dev

Arus Kas 55 1154 1.4007 1.6390 4.3211

Laba Akuntansi

55 -

25042

66194 7.084 2.3708

Ukuran perusahaan

55 7859 32006 8.892 1.1023

Return Saham

55 -94,61 66,08 4,8591 25,1819

(10)

menunjukan hasil bahwa data terdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari Asymp Sig (2-tailed) atau probabilitasnya yang menunjukan angka 0,200, lebih besar dari tingkat signifikansi 5% atau 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data adalah normal

Uji Multikolinearitas

Gejala multikolnearitas ditandai dengan adanya hubungan yang kuat diantara variabel independen (bebas) dalam suatu persamaan regresi. Apabila dalam suatu persamaan regresi terdapat gejala multikolinearitas maka akan menyebabkan ketidakpastian estimasi sehingga kesimpulan yang diambil tidak tepat

Model

Unstandardized Coefficients

Standar diz ed Coefficie

nts t

Collinearity Statistics

B Std.

Error

Beta Tol

er anc e

VI F

(Consta nt) ArusKa s Laba SizePer sh

- 42.4 40 .009 1904 - .004

41119.

189 .005 4.911 .005

.582 .121 -.271

- .01 0 1.8 00 .38 8 - .82 5

,99 2 11 5 71 0 43 7

903 968 875

1.1 08 1.0 33 1.1 43

Model regresi yang dinyatakan bebas dari multikolinealitas apabila nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10.

Hasil pengujian asumsi multikolinealitas untuk variabel penelitian ini dapat dilihat berdasarkan nilai VIF dan nilai Tolerance Tabel 4.6 menunjukan bahwa semua variabel memiliki nilai tolerancelebih dari 0,10 dan Varlance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10,

sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinealitas antara semua variabel bebas yang terdapat pada penelitian ini

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara residual pada periode t dengan residual periode sebelumnya (t-1). Uji autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin-Watson. ata bebas dari autokorelasi jika DU < DW < (4- DU). Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut

Mod el

R R

Squar e

Adjus ted R Squar

e

Std, Error of the Estimat e

Durb in- Wats

on

1 78.9

53a 423.1

33 309.8

18 105.82

426 2,057

Dari Tabel diatas dilaporkan nilai Durbin-Watson (DW Hitung) sebesar 2,067. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan DW itung berada diantara -2 dan 2, yakni -2 ≤ 2

≤ 2. Maka diperoleh maka berarti tidak terjadi autokorelasi. Sehingga kesimpulannya adalah Uji Autokorelasi terpenuhi. Dengan signifikan 5% jumlah unit analisis N 55 dan variabel independen 3 (k=3), maka table DW akan di dapatkan nilai sebagai berikut

K=3

N dL dU

53 1.4402 1.6785 54 1.4464 1.6800 55 1.4523 1.6815 Dasar Pengambilan Keputusan apabila tidak terjadi Autokorelasi :

(11)

du< dw < (4 – du) =1.6815 < 2.057 <

2.075

Kesimpulan: Tidak Terjadi Autokorelasi

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi yang digunakan terdapat ketidaksamaan varian dan residual satu penelitiandengan penelitian yang lainnya. Data yang tidak mengalami heteroskedastisitas jika memiliki nilai signfikansi > 0,05.

Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji White yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d

Coefficients T Sig.

B Std.

Error Beta

1 (Constan t) Arus Kas LA PP

446.63 9 .000 -.224 .000

169.96 4 .000 .203 .000

-.305 -.353 -.274

2.62 8 -.922 - 1.10 5 -.814

.03 4 .38

7 .30

6 .44

3

Dalam pengujian ini, apabila hasilnya sig > 0,05 maka tidak terdapat gejala heteroskedatisitas.

Model yang baik adalah jika tidak terjadi heteroskedastisitas. Pada table diatas dapat dilihat nilai sig pada variabel Arus kas adalah 0,387, variable Laba akuntansi dengan nilai 0,306 dan untuk variabel Ukuran perusahaan 0,443. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada penelitian ini.

Uji Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Hasil analisis regresi linear berganda dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d

Coefficients T Sig.

B Std.

Error Beta 1

(Constant ) Arus Kas LA UP

215.49 5 8.045E -5 1972E- 5 3123

96.84 1 .000 .115 .000

.183 .421 .632

2.22 5 .714 1.70 2 2.43 2

.06 1 .49

8 .13

2 .04

5

Model persamaan regresi linear berganda hasil analisa tersebut dapat diartikan sebagai berikut :

1. Nilai konstanta sebesar 141,510 hasil ini menunjukan bahwa jika variabel independen (Arus Kas, Laba Akuntansi, Ukuran perusahaan) dianggap konstan, maka variabel dependen (return saham) sebesar 215.495

2. Koefisiensi regresi untuk variabel laba akuntansi adalah sebesar 8.045E-5 hasil menunjukan apabila terjadi perubahan variabel informasi laba sebesar 1 satuan akan mengurangi return saham sebesar 8.045E-5

3. Koefisiensi regresi untuk variabel arus kas adalah 1972E-5 hasil menunjukan apabila terjadi perubahan variabel arus kas sebesar 1 satuan akan mengurangi return saham sebesar 1972E-5 4. Koefisiensi regresi untuk variabel

ukuran perusahaan adalah 3123 hasil menunjukan apabila terjadi

(12)

perubahan variabel ukuran perusahaan sebesar 1 satuan akan mengurangi return saham sebesar 3123

Uji R

Koefisiensi determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam

menerangkan variabel dependen.

Nilai koefisiensi ini antara 0 dan 1, jika hasil mendekati 0 berarti kemampuan variabel –variabel independen dalam variasi variabel dependen sangan terbatas.

Tapi jika hasil mendekati angka 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel. Dari hasil pengolahan data, maka diperoleh hasil sebagai berikut.

Model R R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .765a .586 219.33465

Hasil analisis regresi berganda dapat diketahui koefisien determinasi ( R square) adalah sebesar 0,586.

Nilai R square menunjukan bahwa pengaruh arus kas, laba akuntansi dan ukuran perusahaan dlam metode penelitian bersama-sama mampu menjelaskan 6,2% variasi sedangkan 93,8% lainnya merupakan variabel diluar model penelitian. Standart Error of the estimate adalah suatu ukuran banyaknya kesalahan model regresi dalam memperediksi niali Y.

Dari hasil regresi didapat nilai 219.33465 hal ini berarti banyaknya kesalahan dalam prediksi return

saham.

Uji T

Uji T uji parsial dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen terdapat variabel variabel dependen secara terpisah. Hasil uji T dapat dilihat pada table dibawah ini

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d

Coefficients T Sig.

B Std.

Error Beta

1 (Constant ) Arus Kas LA UP

215.49 5 8.045E -5 1972E- 5 3123

96.84 1 .000 .115 .000

.183 .421 .632

2.22 5 .714 1.70 2 2.43 2

.06 1 .49

8 .13

2 .04

5

Berdasarkan tabel uji t diatas didapatkan hasil hipotesis sebagai berikut

1. Variabel Arus Kas (X1) terhadap return saham (Y) Berdasarkan hasil pengujian diperoleh t hitung variabel X1 sebesar 0,714 dan t tabel sebesar 2.16037 dengan nilai signifikan 0,498. Jadi diperoleh t hitung < t tabel (0,714 < 2.16037) dan sig > alpha (0,498>0,05) artinya H1 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Arus kas tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil statistic memberikan makna bahwa arus kas yang dipublikasikan dalam laporan keuangan kurang mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Informasi ini di rasa kurang signifikan sebagai alat ukur kinerja perusahaan yang mungkin disebabkan tingkat inflasi yang cukup signifikan mempengaruhi pelaporan laba rugi sehingga kurang mencerminkan keadaan yang sebenarnya

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang

(13)

dilakukan oleh Alawiyah (2017) yang menyatakan bahwa arus kas tidak berpengaruh signifikan terhadap return dan juga penelitian Sarifudin dan Sodikin (2016) menyatakan signifikan nya pengaruh arus kas Investasi, Pendanaan dan Operasional terhadap return saham.

Ini menunjukan semakin tahun, perusahaan consumer goods yang ada di Indonesia mengalami perubahan yang signifikan dalam hal ini adalah arus kas yang mengalami kenaikan yang signifikan sehingga investor menganggap nilai arus kas mempengaruhi investasi saham dan retun saham.

1. Variabel Laba Akuntansi terhadap return saham (Y) Berdasarkan hasil pengujian diperoleh t hitung variabel X2 sebesar 1.702 dan t tabel sebesar 2.16037 dengan nilai signifikan 0,132. Jadi diperoleh t hitung < t tabel (1.702< 2.16037) dan sig > alpha (0,132>0,05) artinya H2 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel laba akuntansi tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Hasil statistik memberikan makna bahwa laba akuntansi yang dipublikasikan dalam laporan keuangan kurang mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Informasi ini di rasa kurang signifikan sebagai alat ukur kinerja perusahaan yang mungkin disebabkan tingkat inflasi yang cukup signifikan mempengaruhi pelaporan laba rugi sehingga kurang mencerminkan keadaan yang sebenarnya

Hasil penelitian ini menolak

penelitian yang dilakukan Sarifudin dan Sodikin (2016) yang menyatakan bahwa laba bersih berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap return saham. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Alawiyah (2017), yang menunjukan bahwa informasi laba berupa laba kotor juga tidak berpengaruh positif terhadap return saham

2. Variabel Ukuran perusahaan terhadap return saham (Y) Berdasarkan hasil pengujian diperoleh t hitung variabel X sebesar 2.432 dan t tabel sebesar 2.16037 dengan nilai signifikan 0,045. Jadi diperoleh t hitung > t tabel (2.432 > 2.16037) dan sig <

alpha (0,045<0,05) artinya H3 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh popsitif dan signifikan terhadap return saham. Hasil statistik memberikan makna bahwa pertumbuhan perusaahaan syang dipublikasikan dalam laporan keuangan kurang mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan investasi. berasumsi bahwa perusahaan yang besar maka memiliki profit yang besar dan perusahaan kecil memiliki profit yang kecil.

Uji F

Uji F digunakan menunjukan apakah dalam suatu model regresi layak digunakan atau tidak. Variabel model layak digunakan apabila nilai probabilitasnya < 0,05 (Ghozali, 2012). Hasil uji F pada persamaan 3 adalah sebagai berikut :

(14)

Model Sum of Squares

Df Mean

Square

F Sig.

1 Regressio n Residual Total

476027.08 1 336753.82

8 812780.90

9 3 7 10

158675.69 4 48107.690

3.29 8

. 088

a

Berdasarkan tabel 4.13 menunjukan nilai F hitung sebesar 3.298 dengan nilai signifikan 0,088 dimana angka tersebut lebih dari 0,05 sehingga tidak layak digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa arus kas, laba akuntansi dan ukuran perusahaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang tedaftar di BEI tahun 2016-2020

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian serta pengujian dan pembahasan ini maka dapat disimpulkan sebagai berikut

1. Dari hasil Pengujuan T(Parsiian) Arus kas pengujian diperoleh t hitung sebesar 0,714 dan t tabel sebesar 2.16037 dengan nilai signifikan 0,498. Jadi diperoleh t hitung < t tabel (0,714 < 2.16037) dan sig > alpha (0,498>0,05) artinya H1 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Arus kas tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil statistik memberikan makna bahwa arus kas yang dipublikasikan dalam laporan keuangan kurang mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Informasi ini di rasa kurang signifikan sebagai alat ukur kinerja perusahaan yang mungkin disebabkan tingkat inflasi yang cukup signifikan

mempengaruhi pelaporan laba rugi sehingga kurang mencerminkan keadaan yang sebenarnya

2. Dari hasil Pengujuan T(Parsiian) Laba akuntansi pengujian diperoleh t hitung sebesar 1.702 dan t tabel sebesar 2.16037 dengan nilai signifikan 0,132.

Jadi diperoleh t hitung < t tabel (1.702< 2.16037) dan sig >

alpha (0,132>0,05) artinya H2 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel laba akuntansi tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil statistik memberikan makna bahwa laba akuntansi yang dipublikasikan dalam laporan keuangan kurang mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan investasi.

3. Dari hasil Pengujuan T(Parsiian) Ukuran perusahaan pengujian diperoleh t hitung sebesar 2.432 dan t tabel sebesar 2.16037 dengan nilai signifikan 0,045.

Jadi diperoleh t hitung < t tabel (2.432 > 2.16037) dan sig >

alpha (0,045>0,05) artinya H3 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap return saham.

4. Dari hasil Pengujuan T(simultan) arus kas, laba akuntansi dan ukuran perusahaan menunjukan nilai F

(15)

hitung 3298 dengan nilai signifikan 0.088 terhadap return saham yang artinya H4 ditolak.

Pengujian ini tidak layak atauarus kas, laba akuntansi dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara simultan terhadap return saham dikarenakan nilai signifikan lebih dari 0,05

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan diatas, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Penelitian yang mendatang sebaiknya menambahkan periode penelitian atau pengamatannya serta memperluas objek pengamatannya, tidak hanya berfokus pada perusahaan manufaktor sector otomotif saja.

Contoh nya: perusahaan real estate.

2. Penelitian yang mendatang sebaiknya menambah variabel independen dalam penelitiannya seperti: Price Earning Ratio (PER), Price Book Value (PBV), Dividen Payout Ratio (DPR), dan rasio lainnya. Atau faktor – faktor lainnya yang berpengaruh dengan return saham seperti: Informasi pasar dan informasi saham

DAFTAR PUSTAKA Adiwiratama, J. (2018). Pengaruh

Informasi Laba, Arus kas, Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham”

dalam Jurnal Ilmiah Akuntansi, Universitas Brawijaya Vol. 2 No. 1.

Bahri, S . (2016) . Pengantar Akuntansi Berdasarkan SAK ETAP dan IFRS Yogyakarta: CV. Andi

Offset.

Dewi, Rosalin. (2018). “ Pengaruh Volatilitas Arus Kas, Ukuran Perusahaan dan Tingkat Hutang terhadap Persistensi Laba dalam repository.wima.ac.id.

Universitas Widya Mandala Katolik Surabaya

Efendi, M., Susilawati, A. E. R., &

Sari, A. R . (2015),

“PengaruhKebijakan Deviden dan Kebijakan Hutang

Terhadap Harga Saham dalam Jurnal RisetMahasiswa

Akuntansi, Vol.3 No.1 Ghozali, I. (2015). Aplikasi

Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang:

Universitas Diponegoro.

Hery. (2019). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta:

CAPS (Center for Academic Publishing Service).

Ikatan Akuntan Indonesia. (2016) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2016:8)

Gambar

Tabel  hasil  analisis  deskriptif  dalam  penelitian ini adalah sebagai berikut:

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Data yang diperoleh diaplikasikan terhadap fungsi keahlian bagi sistem logik kabur yang telah dibangunkan dan akan melalui beberapa langkah untuk mendapatkan nilai rapuh

1) An agent-based model of Kuhn’s Structure of Scientific Revolutions , where I show how possibly the interactions of individually rational scientists can result in an

Didalam penelitian ini digunakan 24 ekor kambing Bligon betina dewasa dalam kondisi bunting awal yang dibagi secara acak menjadi 3 kelompok perlakuan yaitu kontrol (K: pakan

Label halal pada kosmetik membuat persepsi baru bagi masyarakat yaitu kosmetik berlabel halal tidak mengandung alkohol sesuai dengan uji pearson correlation dengan

Risiko adalah suatu peluang dari timbulnya akibat buruk atau kemungkinan kerugian dalam hal kematian, luka-luka, kehilangan dan kerusakan harta benda, gangguan kegiatan

Jawablah pernyataan-pernyataan pada tabel di bawah ini dengan memberikan tanda centang (  ) jika Upaya Meningkatkan Kepuasan Kerja Karyawan oleh Perusahaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematika siswa dengan model pembelajaran Problem Solving lebih baik dari pada yang