1
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian kuantitatif dipilih karena informasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa angka-angka, data yang diperoleh melalui kuesioner, dokumenter maupun wawancara. Menurut Sugiyono (2016) metode penelitian kuantitatif dapat disimpulkan sebagai metode penelitian berdasarkan teori positivisme untuk mempelajari populasi atau sampel tertentu, mengumpulkan data dengan menggunakan alat penelitian, dan menganalisis data secara kuantitatif/statistik untuk tujuan pengujian hipotesis yang diajukan. Kemudian diolah menjadi pembahasan pokok masalah beserta solusi yang diperuntukkan untuk verifikasi atau penolakan dalam bentuk dukungan data aktual dilapangan.
B. Populasi dan Sampel.
1. Populasi.
Populasi merupakan wilayah umum yang terdiri dari objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tersendiri yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan mendapatkan kesimpulan (Sugiyono, 2015).
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang sedang mengunakan jasa JNE di Kota Samarinda.
2. Sampel.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik populasi jika populasi berjumlah besar. Hasil yang didapat dari mempelajari sampel, kesimpulannya dapat diterapkan pada populasi. Sampel harus benar-benar mewakili dari populasi tersebut (Sugiyono, 2015). Terkumpulnya sampel yang diperoleh peneliti menggunakan teori (Hair et al., 2014), yaitu jumlah sampel mengikuti jumlah indikator dikali 10. Indikator pernyataan dalam penelitian ini adalah 8 pernyataan, sehingga ukuran sampel yang digunakan adalah 8 x 10 = 80 responden, namun untuk mengurangi kesalahan dalam pengolahan data maka sampel yang digunakan boleh lebih dari jumlah yang telah ditentukan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu, purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013).
Kriteria dalam penentuan responden penelitian adalah : (1) Jenis Kelamin, (2) Umur, (3) Penghasilan, (4) Pekerjaan. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan google form kepada masyarakat di Kota Samarinda.
C. Definisi operasional dan Pengukuran variabel
Menurut Sugiyono (2013), definisi operasional variable adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Adapun variable beserta operasionalnya dijelaskan dalam tabel sebagai berikut :
Table 3. 1 Definisi Variabel Operasional.
Variabel Kode Indikator Sumber
Reliability (X) adalah
kemampuan perusahaan memberikan pelayanan sesuai dengan apa yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya
REL1
REL2
REL3
REL4
1. Saya pikir fungsi dan layanan yang dijanjikan oleh JNE kepada pelanggan bisa selesai tepat waktu.
2. Ketika saya mengalami masalah selama penggunaan, penyedia layanan JNE dapat menyediakannya solusi.
3. Apakah menurut Anda perusahaan JNE dapat diandalkan dan dapat dipercaya?
4. Menurut Anda apakah JNE dapatmemberikan
pengiriman dalam waktu yang dijanjikan dan lainnya layanan
Parasuraman et al. (1988).
REL5
fungsional?
5. Apakah menurut Anda fungsi jaringan JNE dapat melacak lokasi keberadaan barang dengan detail?
Kepuasan pelanggan (Y) adalah
Perasaan yang muncul dari diri seseorang dikarenakan kebutuhan atau keinginan dapat
terpenuhi.
KP1
KP2
KP3
1. Saya merasa puas dengan menggunakan jasa JNE untuk melakukan pengiriman barang.
2. Saya akan menggunakan JNE kembali untuk pengiriman barang.
3. Saya akan
merekomendasikan jasa pengiriman JNE kepada orang lain.
Duc et al, (2020)
D. Data dan Metode Pengambilan Data.
1. Data.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
a. Data primer yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti
dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan (Situmorang, 2015).
Data primer dalam penelitian ini berupa kuesioner yang akan disebar ke konsumen JNE di Kota Samarinda.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan, 2002). Data ini digunakan untuk mendukung informasi primer yang telah diperoleh yaitu dari bahan pustaka, literatur, penelitian terdahulu, dan lain sebagainya.
2. Metode Pengambilan Data.
Data adalah faktor penting yang digunakan peneliti untuk menjawab pertanyaan atau menguji hasil hipotesis dan membuktikan bahwa hasilnya sejalan dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu, data dan keabsahannya sangat penting dalam penelitian karena menentukan kelayakan hasil penelitian. Menurut Sugiyono (2016), teknik pengumpulan data merupakan langkah paling strategis dalam penelitian karna tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner.
a. Kuesioner
Kuesioner adalah pertanyaan yang tersusun secara sistematis dan standar sehingga pertanyaan yang sama dapat diajukan terhadap setiap responden (Supranto, 2016).
Pertanyaan dalam kuesioner disusun dengan urutan yang sesuai dengan variabel dan indikator, sehingga pertanyaan tidak menyimpang dari penelitian dan responden dapat dengan mudah menjawab pertanyaan. Skala pengukuran penelitian yang digunakan adalah skala Likert. Skala yang digunakan untuk mengukur adalah skala dengan bobot atau skor 1 – 6 butir untuk menghindari nilai netral, dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju. Skala Likert banyak digunakan karena memberi peluang kepada responden untuk mengekspresikan perasaan, sikap dan pendapat dalam bentuk persetujuan terhadap suatu pernyataan. Kuesioner akan dibagikan secara online kepada 80 konsumen JNE di Kota Samarinda untuk diisi dan kemudian dijadikan sumber data dalam penelitian.
Bobot nilai skala likert.
Table 3. 2 Nilai Skala Likert.
No Alternatif Jawaban Bobot Nilai
1. Sangat Setuju (SS) 6
2. Setuju (S) 5
3. Cukup Setuju (CS) 4
4. Kurang Setuju (KS) 3
5. Tidak Setuju (TS) 2
6. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
E. Teknik Analisis Data.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis data yang sejalan dengan jenis penelitiannya yaitu teknik analisis data kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2012), teknik penelitian kuantitatif juga dapat disimpulkan sebagai metode penelitian yang didasarkan pada teori positivisme, yang digunakan untuk menyelidiki populasi atau sampel. Pada umumnya teknik pengumpulan data sampel dilakukan secara random, teknik pengumpulan data menggunakan instrumen metode penelitian kuantitatif, analisis data kuantitatif atau statistik adalah untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Metode Metode kuantitatif ini sering disebut sebagai metode tradisional, positivis, ilmiah, atau metode penemuan. Metode penelitian kuantitatif ini sudah lama digunakan dan merupakan metode penelitian tradisional, sehingga disebut metode tradisional. Metode ini disebut juga metode positivis karena juga berpijak pada filsafat positivis. Metode atau teknik ini disebut metode ilmiah/ilmiah. Karena memiliki prinsip-prinsip keilmuan yang konkrit, empiris, objektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini disebut juga metode penemuan karena metode penelitian kuantitatif banyak ditemukan dan dikembangkan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Metode penelitian ini disebut metode kuantitatif karena data survei berupa angka- angka dan analisis datanya menggunakan statistik. Berikut adalah langkah- langkah untuk menganalisis data kuantitatif.
1. Uji Instrumen.
a. Uji Validitas.
Dalam instrumen ini peneliti meminta tanggapan dari responden dengan memberikan skor pada setiap pertanyaan atau pernyataan.
Instrumen ini ditentukan dengan cara mengkorelasikan skor yang diperoleh untuk setiap pertanyaan atau pernyataan dengan total skor.
Dalam penelitian ini menggunakan perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS.Uji validitas yang digunakan peneliti adalah KMO Bartlett dengan signifikansi < 0,05 dan validitas sampel KMO > 0,5.
Suatu instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan peneliti, serta dapat mengungkap data variabel yang diteliti dengan tepat dan tingkat validitas instrumen yang digunakan, dapat dikatakan valid dengan syarat ≥ 0,5 (Sugiyono, 2016)
b. Uji Reliabilitas.
Pengertian uji reabilitas menurut Sugiyono (2010), adalah pengujian instrumen yang dapat dilakukan dengan eksternal (test-retest, equivalent, dan gabungan keduanya), serta internal (internal consistency). Uji reabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kehandalan suatu alat ukur dalam mengukur sebuah variabel yang akan diukur, variabel yang akan diukur adalah hubungan karyawan dengan atasan, hubungan karyawan dengan sesama rekan kerja dan hubungan atasan dengan bawahan. Alat ukur yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah menggunakan data dengan pengisian kuesioner atau angket.
Suatu instrumen dikatakan realibel jika alpha cronbach sebesar ≥ 0,6 berdasarkan (Sugiyono, 2016). Kuesioner akan disusun dengan sangat sederhana dan semudah mungkin untuk dapat dipahami dan diisi dengan responden dengan mudah. Pada penelitian ini, uji reabilitas dilakukan untuk setiap butir pernyataan yang sudah valid. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung reabilitas instrumen, namun metode yang sering digunakan dalam sebuah penelitian adalah dengan melakukan pengukuran ulang dan belah dua.
1. Analisis Regresi Linier Sederhana.
Analisis alat bantu penelitian dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung dari jenis penelitian yang dipilih oleh peneliti. Dalam penelitian ini, metode analisis regresi sederhana digunakan sebagai metode analisis regresi sederhana.
Rumus regresi sederhana menurut Sugiyono (2009) adalah sebagai berikut:
Y = a + bX Keterangan :
Y : Subjek variable terikat yang di prediksi a : Bilangan konstanta
b : Koefisien regresi
X : Subjek variable bebas yang mempunyai nilai tertentu.
2. Uji Asumsi Klasik.
Pengujian asumsi klasik dilakukan guna memastikan data menggunakan model analisis yang tepat.
a. Uji Normalitas.
Uji normalitas biasanya digunakan untuk menguji apakah hasil data model regresi memiliki residual yang berdistribusi normal. Untuk mengetahui apakah suatu data berdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan grafik dan salah satu hal yang menjadi penentu untuk melihat hasil uji normalitas adalah dengan melihat sebaran data berupa titik-titik pada sumbu grafik diagonal atau dengan melihat hasil histogram dan residualnya (Ghozali, 2006).
1) Jika titik mengikuti garis diagonal dan mengikuti arah serta tersebar pada garis diagonal, maka hasil model regresi dikatakan memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data tersebar menjauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji regresi dan mengetahui apakah ada ketidaksamaan varian residual dari satu observasi ke observasi lainnya. Jika varian residual dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka dikatakan homoskedastisitas dan jika berbeda maka dikatakan heteroskedastisitas. Model regresi yang layak adalah yang terdapat
homoskedastisitas atau tidak terdapat heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilihat dari scatter plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residual SRESID. Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada scatter plot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y – Y prediksi sebenarnya) yang telah dipelajari (Ghozali, 2006)
F. Uji Hipotesis.
1. Uji Koefisiensi Determinisasi (R2).
Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi personal product moment yang ternyata adalah 100%. Uji koefisien determinasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana variabel independen berkontribusi atau menentukan variabel dependen.
Koefisien determinasi bervariasi dari 0 sampai 1, dimana semakin dekat koefisien determinasi dengan 1 maka pengaruhnya semakin kuat, sebaliknya jika nilai koefisien determinasi mendekati 0 maka pengaruhnya akan semakin kecil.
2. Uji T.
Uji statistik ini ditujukan untuk memastikan signifikansi atau adakah terdapat hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Rumus yang digunakan menurut (Sugiyono, 2015) sebagai berikut: tingkat signifikansi menggunakan alpha 5% (signifikansi 5%
atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian.
Kriteria pengujian: jika sig < α = 0.05 atau 5%, Ho diterima, Ha ditolak berarti ada pengaruh signifikan. Sedangkan jika sig > α = 0.05 atau 5%, Ho ditolak, Ha diterima berarti tidak ada pengaruh yang signifikan.