17 3.1 Diagram Alir
Gambar 3.1 Diagram Alir Sumber : Penelitian (2023)
3.2 Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data yaitu dengan.
1. Studi Literatur
Pada metode ini peneliti melakukan penelitian dengan cara membaca atau mencari referensi yang berhubungan dengan topik yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam metode studi literatur bisa didapat dari berbagai sumber seperti; internet, Pustaka, buku dokumentasi, dan jurnal.
2. Pengumpulan Bahan
Pada tahap pengumpulan bahan ada beberapa lokasi didapat untuk menjadi persiapan material pada pembuatan benda uji aspal diantaranya:
a. Tempat penjualan aspal atau supplier yang berada di Samarinda b. Pengambilan air di Bendungan Benanga, dan
c. Pengambilan agregat gabungan di batching plant PT. Budi Bakti Prima Jl.
Ringroad, Lok Bahu, Kec Sungai Kunjang, Kota Samarinda Kalimantan Timur. Pada pengambilan agregat gabungan yaitu berupa agregat kasar dan agregat halus yang telah ditumpuk menjadi satu. Yang dimana agregat kasar telah lolos saringan No ¾ sehingga tertahan di saringan No. 8 dan agregat halus telah lolos saringan No. 16 hingga tertahan di saringan No.200 yang telah sesuai Bina Marga 2018 Revisi 1.
3. Rancangan Mix Design
Perhitungan analisis saringan agregat atau mix design sesuai jenis aspal beton yang akan diuji sesuai spesifikasi Bina Marga 2018 (Revisi 1).
4. Pembuatan sampel
Pada pembuatan sampel dilakukan dengan cara mencampurkan semua agregat serta aspal sebanyak 18 sampel, didapatkan kadar aspal sesuai perhitungan mix design yaitu 5.3075%. 9 sampel rendaman air PDAM selama waktu perendaman 12 jam, 24 jam, dan 48 jam dan 9 sampel rendaman air Benanga selama waktu perendaman 12 jam, 24 jam, dan 48 jam. Dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Pembuatan sampel
Sampel
Rendaman Air Benanga Kadar Aspal 5.3%
Rendaman Air PDAM Kadar Aspal 5.3 % Jumlah 12 Jam 24 Jam 48 Jam 12 Jam 24 Jam 48 Jam
Sampel 3 3 3 3 3 3
Total Sampel
9 9
18 Sumber : Penelitian (2023)
Sampel pada umumnya memiliki bentuk silinder dengan diameter 102 mm (4 inci) dan tinggi (102 ± 2.5 mm) atau (4,0 ± 0,1) inci sesuai SNI 03-6758-2002 . Telah diketahui bahwa ukuran sampel benda uji dapat mempengaruhi hasil pengujian kuat tekan. Dimensi sampel benda uji tidak selalu harus 102 mm (4 inci), tetapi yang harus diperhatikan adalah :
a. Tinggi sampel harus sesuai dengan diameternya, dengan toleransi ± 2,5%.
b. Diameter sampel tidak kurang dari 4x ukuran nominal agregat terbesar.
c. Diameter sampel tidak lebih kecil dari 50 mm.
Bentuk cetakan silinder aspal dapat dilihat pada Gambar 3.2 dibawah ini.
Sumber : Penelitian (2023)
Gambar 3.2 Silinder Pemadat Aspal
3.3 Alat
1. Mesin alat tekan (Marshall), 2. Silinder cetakan benda uji (moll), 3. Timbangan,
4. Oven, 5. Water bath, 6. Landasan pemadat, 7. Penumbuk,
8. Penjepit, 9. Ember, dan
10. Mesin ayakan Aspal.
3.4 Bahan
1. Air Bendungan Benanga,
2. Agregat kasar (Batu pecah Palu), 3. Agregat halus (Pasir Palu), 4. Air PDAM, dan
5. Bahan pengisi (filler).
3.5 Cara Pembuatan Benda Uji 1. Persiapan benda uji
a. Ambil agregat yang telah disiapkan.
b. Saring agregat kasar dan agregat halus menggunakan mesin ayakan.
c. Saring agregat kasar (Batu Palu) dengan saringan No. ¾, ½, 3/8, dan 4.
d. Ambil agregat kasar yang lolos saringan No. 4 dan yang tertahan di saringan No. 8.
e. Saring agregat halus (Pasir Palu) dengan saringan No. 30, 50, dan 100.
f. Ambil agregat halus yang lolos saringan No. 100 dan tertahan di saringan No. 200.
g. Setelah kedua agregat telah siap selanjutnya pencucian kedua agregat untuk menghilangkan kadar lumpur.
h. Setelah kedua agregat tersebut telah dicuci maka lanjut dengan pengovenan
i. agregat selama 24 jam dengan suhu 110˚C.
2. Persiapan Campuran
a. Ambil agregat yang telah di keringkan dalam oven.
b. Lalu timbang kedua agregat dengan jumlah takaran sesuai di mix design.
c. Siapkan peralatan masak untuk memasak aspal dan agregat.
d. Kedua agregat yang telah ditimbang lalu dimasukkan ke dalam plastik yang telah disiapkan.
e. Panaskan aspal sampai cair.
f. Setelah itu masukkan agregat yang telah disiapkan ke dalam wajan yang telah panas.
g. Lalu aduk agregat di dalam wajan hingga merata.
h. Lalu masukkan aspal yang telah dipanaskan dengan ukuran takaran yang telah dihitung dan aduk lagi hingga aspal dan agregat tercampur secara menyatu.
i. Ukur suhu campuran aspal dan agregat dengan suhu 160˚C.
3. Pemadatan Sampel a. Siapkan alat pemadat.
b. Masukkan kertas minyak yang telah digunting berbentuk sesuai bentuk cetakan dibawah cetakan.
c. Masukkan seluruh campuran material ke dalam cetakan yang telah disiapkan. Kemudian campuran material dirojok dengan besi rojokan dengan cukup keras dan merata pada bagian tepi sekililing tengah cetakan.
d. Leher cetakan lalu dilepas.
e. Kemudian letakkan cetakan di atas landasan pemadat dan diperkuat dengan pemegang cetakan.
f. Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk sebanyak 75 x tumbukan.
Selama dilakukan pemadatan sampel diusahakan sumbu alat pemadat dalam keadaan tegak lurus pada alas cetakan.
g. Lepaskan keping alas dan lehernya, kemudian cetakan benda uji dibalik.
Pasang kembali alas keping lehernya dan diperkuat kembali dengan pemegang cetakan. Ulangi perlakuan seperti item di atas pada benda uji yang sudah dibalik.
h. Lepaskan keeping alas dan pasanglah cetakan benda uji pada alat pengatur atau pengeluar benda uji. Keluarkan benda uji dari cetakan dengan menggunakan dongkrak dengan hati-hati. Kemudian benda uji dibiarkan pada suhu ruangan selama 7 hari.
i. Ambil benda uji yang telah dibiarkan, lalu ambil dan mengukur berat, tinggi 3 sisi dan diameter.
3.6 Mix Design
Perhitungan mix design sesuai jenis aspal beton yang akan diuji sesuai spesifikasi Bina Marga Revisi 1, (2018)
3.6.1 Data Analisis Saringan
Tabel 3.2 Perhitungan Mix Design
Saringan (inch)
Bukaan (mm)
Spesifikasi Agregat
Lolos Saringan (%)
(%) Agregat Lolos dan Tertahan
Berat Agregat Tertahan (gram)
Min Max Lolos (FA)
Tertahan Total
(CA) Tertahan Jumlah
3/4 19 100 100 100 0 0.00 0
1/2 12 90 100 95 5 56.82 56.81
3/8 9.5 77 90 83.5 16.5 130.68 187.49
4 4.75 53 69 61 39 255.67 443.16
8 2.36 33 53 43 57 204.54 647.70
16 1.18 21 40 30.5 69.5 142.04 789.74
30 0.60 14 30 22 78 96.59 886.32
50 0.30 9 22 15.5 84.5 73.86 960.18
100 0.15 6 15 10.5 89.5 56.82 1017.00
200 0.07 4 9 6.5 93.5 45.45 1062.45
PAN 0 0 0 100 73.86 1136.31
Jumlah 1136.31 Sumber : Penelitian (2023)
3.6.2 Kadar Aspal
Tabel 3.3 Ketentuan Pembuatan Benda Uji
Kadar Aspal (%) 5.3075
Berat Sampel (gram) 1200 Berat Aspal (gram) 63.69 Berat Total Agregat (gram) 1136.31
Sumber : Perhitungan Mix Design
3.7 Cara Pengujian Benda Uji
1. Sampel benda uji dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel, kemudian diberi tanda pengenal pada tiap benda uji
2. Rendam sampel benda uji ke dalam bak yang telah diisi air Benanga dan air PDAM sebagai pembanding selama waktu perendaman 12 jam, 24 jam dan 36 jam.
3. Setelah direndam, lalu benda uji dikeluarkan dan dikeringkan menggunakan lap sampai permukaan benda uji kering, lalu ditimbang untuk mendapatkan berat besah (berat kering permukaan jenuh), setelah itu benda uji ditimbang di dalam air untuk mendapatkan berat dalam air
4. Berikutnya benda uji direndam dalam waterbath dengan suhu 60˚C, selama 30 menit
5. Setelah 30 menit perendaman menggunakan water bath lalu benda uji dikeluarkan dan diletakkan ke dalam alat Marshall
6. Arloji kelelehan (flow meter) dipasang pada posisinya, putar jarum arloji kelelehan sampai ke angka nol. Sementara itu tangki arloji dipegang teguh terhadap segmen atas kepala penekan (breaking head)
7. Kepala penekan beserta sampel benda uji dinaikkan sampai menyentuh alas cincin penguji dengan memutar tombol up pada mesin penguji.
8. Lalu siapkan stopwatch untuk menentukan waktu jarum berhenti dan memperhatikan jarum arloji pembaca flow dan stabilitas sampai jarum berhenti 9. Selanjutnya menulis berapa jumlah putaran tiap jarumnya dan jumlah waktu
Prosedur penelitian di dalam prosedur pengujian benda uji ini menggunakan metode SNI 06-2489-1991 atau AASHTO T-24.90 untuk mendapatkan stabilitas dan flow pada saat pengujian Marshall.