• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh sikap wajib pajak, kesadaran wajib pajak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "pengaruh sikap wajib pajak, kesadaran wajib pajak"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA PELAKU EKONOMI KREATIF SUB SEKTOR FASHION DI KOTA

BATU

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen

Oleh :

IFEN MALIHATUS KHUSNUL KHOTIMAH NPM. 21601081303

UNIVERSITAS ISLAM MALANG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN MANAJEMEN 2020

(2)

iv

pajak, pengetahuan perpajakan, dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada pelaku ekonomi kreatif sub sektor fashion di Kota Batu. Penelitian ini adalah penelitian eksplanatori dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel yang digunakan adalah 50 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data dengan menyebarkan kuisioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh antara sikap wajib pajak, kesadaran wajib pajak, pengetahuan perpajakan, dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak. Sedangkan secara parsial (uji t) menunjukkan sikap wajib pajak (X1) dan pegetahuan perpajakan (X3) berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, sedangkan kesadaran wajib pajak (X2) dan sanksi perpajakan (X3) tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Keyword : Kepatuhan wajib pajak, sikap wajib pajak, kesadaran wajib pajak, pengetahuan perpajakan, sanksi perpajakan

(3)

v

taxpayer awareness, tax knowledge, and tax sanctions on individual taxpayer compliance on the creative economy actors in the fashion sub-sector in Batu City. This research is an explanatory research using a quantitative approach. The sample used was 50 respondents. The sampling technique uses purposive sampling method. Data collection by distributing questionnaires that have been tested for validity and reliability. Data analysis uses multiple linear regression. The results showed that simultaneously there was an influence between the attitude of taxpayers, taxpayer awareness, tax knowledge, and tax sanctions on taxpayer compliance. While partially (t test) shows the attitude of taxpayers (X1) and tax knowledge (X3) affect the compliance of taxpayers, while awareness of taxpayers (X2) and tax sanctions (X3) do not affect tax compliance.

Keyword : Taxpayer compliance, taxpayer attitudes, taxpayer awareness, tax knowledge, tax sanctions

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki berbagai kekayaan sumber daya yang melimpah dan berpotensi menjadi negara maju.

Tetapi saat ini, Indonesia belum mampu memaksimalkan sumber daya dan potensi yang ada untuk kemakmuran rakyat. Banyak aspek yang membuat Indonesia kalah jika dibandingkan dengan negara lainnya. Aspek yang utama adalah ekonomi.

Kita tahu bahwa pendapatan Indonesia berasal dari dua sektor, yaitu sektor internal dan eksternal. Pendapatan sektor internal diperoleh dari pajak, sedangkan pendapatan sektor eksternal diperoleh dari pinjaman luar negeri.

Dengan pinjaman luar negeri yang begitu besar, diharapkan pajak dapat menjadi sumber dana yang mampu menangani masalah ekonomi tersebut.

Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti dengan sekitar 70% pengeluaran negara dibiayai oleh pajak (Richa, 2019). Pemerintah menggunakan penerimaan pajak untuk pembangunan negara baik fisik maupun non fisik. Hal ini dilakukan demi kesejahteraan rakyat. Adapun manfaat yang dapat dirasakan dari pajak, yaitu fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas transportasi, serta sarana dan prasarana umum. Untuk mencukupi kebutuhan pembangunan negara, dibutuhkan peningkatan dalam penerimaan pajak.

(5)

Begitu besarnya peran pajak dalam penerimaan negara, pemerintah sudah seharusnya memaksimalkan pendapatan negara dari sektor pajak. Salah satu cara pemerintah dalam memaksimalkan penerimaan negara dari pajak, yaitu dengan mulai diberlakukannya sistem pemungutan pajak self assessment system sejak reformasi perpajakan tahun 1983 sebagai pengganti dari official assessment system. Self assessment system yaitu sistem pemungutan pajak di mana wajib pajak memiliki wewenang dan tanggungjawab dalam menghitung, membayar, serta melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar.

Dengan adanya sistem tersebut, tentu menuntut adanya peran aktif dari masyarakat dalam membayar pajaknya. Dari hasil pembayaran pajak oleh rakyat tersebut diharapkan dapat digunakan untuk membiayai pembangunan negara.

Meskipun pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling potensial bagi pembiayaan negara, namun pada kenyataannya pemungutan pajak masih sulit dilakukan oleh negara. Hal ini dikarenakan masih rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak dan kepercayaan masyarakat terhadap administrasi pengelolaan pajak, sehingga mengakibatkan banyak dari wajib pajak yang cenderung dapat meloloskan diri dari membayar pajak dan melakukan tindakan yang melawan pajak. Hal ini membuktikan bahwa wajib pajak di Indonesia memerlukan motivasi untuk meningkatkan kepatuhannya dalam membayar pajak, serta peningkatan kepercayaan masyarakat bahwa penyaluran hasil pajak dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku demi kesejahteraan rakyat, sehingga pandangan wajib pajak mengenai pembayaran

(6)

pajak akan positif terhadap pemerintah dalam mengelola pajak yang telah mereka bayarkan.

Kementerian keuangan mencatat penerimaan negara dari sektor pajak pada tahun 2019 sebesar Rp1.322,1 triliun dari target awal sebesar Rp1.577,6 triliun (Ronal, 2020). Dari capaian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerimaan negara dari sektor pajak masih berada di bawah target yang telah ditetapkan. Dengan begitu, tingkat kepatuhan wajib pajak masih cenderung rendah. Apabila setiap wajib pajak sadar akan kewajibannya dalam membayar pajak, tentunya penerimaan negara atas pajak dapat terus meningkat. Menurut Susanto (2019) ketidakpatuhan membayar pajak banyak terjadi di kalangan pengusaha. Hal ini disebabkan karena pengaruh dari satu pengusaha ke pengusaha lainnya yang secara bersama tidak membayar pajak. Karena kepatuhan wajib pajak memiliki peran yang sangat penting bagi peningkatan penerimaan pajak, maka faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak perlu dikaji secara intensif.

Kepatuhan wajib pajak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti sikap wajib pajak yang enggan membayar pajak, mereka bahkan lebih menunggu ditagih terlebih dahulu baru membayar pajak. Sikap wajib pajak yang kurang baik tersebut dapat menurunkan jumlah penerimaan pajak negara.

Menurut Hadi (2004) sikap wajib pajak dapat diartikan sebagai pertimbangan wajib pajak atas untung ruginya dalam memenuhi kewajiban pajaknya, ditunjukkan dengan pertimbangan wajib pajak terhadap keuangan apabila tidak memenuhi kewajiban pajaknya dan risiko yang akan timbul apabila membayar ataupun tidak membayar pajak. Wajib pajak tentu akan memilih hal-hal yang

(7)

dapat meringankan beban pajaknya. Apabila wajib pajak lebih mementingkan keuangan dan kepentingan diri sendiri, maka wajib pajak tersebut akan tidak patuh dalam memenuhi kewajiban pajaknya. Pengusaha pada dasarnya selalu ingin menguntungkan dirinya sendiri apabila penerapan peraturan pajak tidak tegas, sanksi administrasi yang relatif ringan dan aparat pajak yang dapat diajak kompromi, hal-hal tersebut oleh wajib pajak dianggap tidak memberikan risiko yang berat, sehingga mengakibatkan sikap wajib pajak untuk menguntungkan diri sendiri bertambah dan kepatuhan wajib pajak berkurang.

Selain sikap wajib pajak, faktor berikutnya yang dapat mempegaruhi kepatuhan wajib pajak, yaitu kesadaran wajib pajak. Kesadaran wajib pajak dapat dikatakan rendah apabila wajib pajak tidak melaporkan SPT tahunan, tidak melakukan pembayaran pajak, atau bahkan tidak mendaftarkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Pada tahun 2019, berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan mencatat baru 10,13 juta wajib pajak yang melaporkan surat pemberitahuan (SPT) pajak tahunan atau sekitar 53,3% dari total 19 juta wajib pajak (Nordiansyah, 2020). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajiban pajaknya di Indonesia cenderung masih rendah.

Oleh karena itu, masyarakat harus sadar akan diri mereka sebagai warga negara di mana sebagai seorang wajib pajak mempunyai kewajiban untuk melaporkan dan membayar pajak dalam keadaaan sadar tanpa ada paksaan.

Rendahnya kesadaran wajib pajak akan menimbulkan perlawanan terhadap pajak yaitu melakukan penghindaran pajak baik secara legal yang tidak melanggar undang-undang (tax avoidance) ataupun secara ilegal yang

(8)

melanggar undang-undang seperti menggelapkan pajak (tax evasion).

Kesadaran Wajib Pajak akan meningkat apabila di dalam masyarakat muncul pemikiran positif terhadap pajak. Dengan pelayanan yang diberikan oleh petugas pajak diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak. Pengetahuan yang tinggi tentang perpajakan pun turut membantu dalam hal ini.

Faktor yang tidak kalah pentingnya, yaitu pengetahuan perpajakan. Tidak semua wajib pajak memiliki pengetahuan yang baik akan perpajakan. Di Indonesia, pengetahuan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak masih cukup rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari masih adanya wajib pajak yang belum memahami Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan, dan masih ada juga yang melakukan kesalahan dalam pengisian SPT tahunan. Padahal Kantor Pelayanan Pajak (KPP) telah menyediakan buku petunjuk dan tempat pelayanan terpadu yang selalu siap melayani wajib pajak dengan segala kepentingan dan permasalahanya. Kurangnya sosialisasi juga dapat berdampak pada rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pajak yang menyebabkan ketidakmengertian masyarakat tentang pentingnya peranan pajak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang pada akhirnya membuat masyarakat enggan memberikan kontribusi yang semestinya dan menyebabkan rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak.

Oleh karena itu, dengan adanya sosialisasi dari petugas pajak seperti penyuluhan, iklan-iklan dengan media cetak maupun elektronik dapat membuat wajib pajak lebih mudah mengerti dan lebih cepat mendapat informasi perpajakan, maka pengetahuan wajib pajak pun terhadap hak dan

(9)

kewajiban perpajakannya akan bertambah tinggi. Apabila wajib pajak memiliki pengetahuan yang tinggi, maka semua ketentuan pemenuhan kewajiban perpajakan dapat dilakukan dengan baik, serta dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajaknya secara rutin dan tepat waktu.

Selanjutnya, dalam membuat wajib pajak patuh akan kewajiban perpajakannya, maka diperlukan adanya sanksi yang tegas. Sanksi yang dikenakan bagi setiap wajib pajak yang melanggar ketentuan perpajakan dapat berupa sanksi administrasi (bunga, denda, atau kenaikan), sanksi pidana (kurungan atau penjara), atau bahkan keduanya. Sanksi berupa bunga sebesar 2% per bulan, sanksi denda mulai dari Surat Tagihan Pajak (STP) ditambah Rp50.000 sampai dengan Rp100.000, Surat Setoran Pajak (SSP) ditambah 200%, serta sanksi berupa kenaikan 50% dan 100% (Kusuma, 2014). Berbagai macam sanksi pajak yang telah ditetapkan dianggap memberatkan bagi wajib pajak, sehingga banyak wajib pajak yang kemudian enggan untuk memenuhi kewajiban pajaknya.

Oleh karena itu, wajib pajak perlu lebih memahami lagi akan sanksi perpajakan sehingga mereka lebih tertib dalam membayar pajak dan melaporkannya tepat pada waktunya agar sanksi perpajakan ini tidak dikenakan kepada wajib pajak. wajib pajak akan menaati tata tertib perpajakan apabila mengetahui bahwa sanksi perpajakan akan lebih banyak merugikan.

Jadi, pandangan wajib pajak terhadap sanksi perpajakan dapat berdampak pada kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak.

Pada beberapa tahun belakangan terkait dengan pajak, banyak wajib pajak yang melaporan pajak yang sebelumnya tidak pernah dilaporkan. Oleh

(10)

karena itu, pada tahun 2008 terdapat kebijakan sunset policy, yaitu kebijakan pemberian fasilitas perpajakan dalam bentuk penghapusan sanksi administrasi perpajakan berupa bunga yang diatur dalam Pasal 37A Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU No. 28 Tahun 2007). Di tahun tersebut, wajib pajak seperti memperoleh pengampunan atas kelalaian mereka dalam melaporkan pajak, seperti kurang bayar ataupun tidak bayar. Hal tersebut dapat menjadi bukti bahwa wajib pajak tidak melaporkan pajak karena memiliki ketakutan terhadap sanksi yang akan diterima apabila melangggar peraturan pajak.

Dari beberapa pemaparan di atas, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian mengenai kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada pelaku ekonomi kreatif sub sektor fashion di Kota Batu karena sepanjang tahun, jumlah pelaku usaha terutama dalam sektor UMKM di Kota Batu semakin meningkat. Di mana, sektor fashion menjadi salah satu primadona di Kota Batu (Satrio, 2018). Dengan menjadi primadona, maka pengembangan ide fashion muncul akibat melihat banyaknya peluang sektor fashion untuk dijadikan cendera mata para wisatawan. Selain itu dapat memberikan kesan identik apabila mengunjungi Kota Batu. Maka saat ini, di Kota Batu banyak sekali bermunculan produk dari usaha fashion. Dengan demikian, penerimaan pajak di Kota Batu dapat ditingkatkan. Mereka diharapkan menjadi tulang punggung pendapatan pemerintah melalui pajak dan retribusi daerah. UMKM yang dijalankan oleh individu atau entitas memiliki kewajiban untuk membayar pajak di Indonesia. Selain tugas mereka sebagai penilaian sendiri, wajib pajak juga wajib memotong dan memungut pajak (Susyanti & Dahlan, 2016).

(11)

Namun, seiring meningkatnya jumlah pengusaha UMKM tidak mempengaruhi kontribusi pajak (Susyanti, 2014). Hal tersebut bukan karena mereka tidak mau membayar pajak, tetapi disebabkan karena adanya problematic dalam menjalankan usahanya, serta kurangnya pemahaman mereka terhadap kewajiban membayar pajak yang harus dilakukan (Susyanti et al., 2014). Berdasarkan data pada tahun 2018, penerimaan pajak yang diperoleh KPP Pratama Batu sebesar Rp134 miliar atau 82% dari target yang seharusnya, yaitu sebesar Rp163 miliar (Saeroji, 2019). Penerimaan pajak dari orang pribadi juga belum mencapai target. Dari yang ditetapkan sebesar Rp3.478.744.000, namun yang diterima KPP Pratama Batu hanya sebesar Rp1.735.460.146 atau hanya sekitar 49,89% (Badan Pusat Statistik, 2019). Hal tersebut dapat diartikan bahwa masih banyak dari wajib pajak yang belum mematuhi aturan perpajakan yang berlaku.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin meneliti pengaruh dari variabel-variabel pembentuk perilaku wajib pajak, seperti sikap wajib pajak, kesadaran wajib pajak, pengetahuan perpajakan, dan sanksi perpajakan dengan judul “PENGARUH SIKAP WAJIB PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN PERPAJAKAN, DAN SANKSI WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA PELAKU EKONOMI KREATIF SUB SEKTOR FASHION DI KOTA BATU”.

(12)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:

1. Apakah sikap wajib pajak, kesadaran wajib pajak, pengetahuan perpajakan, dan sanksi perpajakan secara parsial berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada pelaku ekonomi kreatif sub sektor fashion di Kota Batu?

2. Apakah sikap wajib pajak, kesadaran wajib pajak, pengetahuan perpajakan, dan sanksi perpajakan secara simultan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada pelaku ekonomi kreatif sub sektor fashion di Kota Batu?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh sikap wajib pajak, kesadaran wajib pajak, pengetahuan perpajakan, dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada pelaku ekonomi kreatif sub sektor fashion di Kota Batu secara parsial.

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh sikap wajib pajak, kesadaran wajib pajak, pengetahuan perpajakan, dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada pelaku ekonomi kreatif sub sektor fashion di Kota Batu secara simultan.

(13)

1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Diharapkan dapat menjadi sumber acuan terutama untuk mengkaji berbagai topik yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.

b. Diharapkan dapat memberi manfaat untuk menambah wawasan bagi peneliti selanjutnya, terutama dalam bidang ekonomi kreatif dan kepatuhan wajib pajak.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, penelitian ini memberikan manfaat sebagai pembelajaran awal dalam melakukan penelitian serta dapat dijadikan tambahan pengetahuan dan pemahaman tentang bagaimana cara meningkatkan kepatuhan dari wajib pajak pada pelaku ekonomi kreatif.

b. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi, informasi, dan rujukan dalam melakukan pengembangan sebuah penelitian.

(14)

68 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Sikap wajib pajak secara parsial berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal tersebut dapat disebabkan oleh sistem pelayanan di Kantor Pajak Kota Batu telah berjalan dengan baik, sehingga pelaku ekonomi kreatif sub sektor fashion kota Batu dapat merasakan keadilan dalam membayar pajaknya.

b. Kesadaran wajib pajak secara parsial tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal tersebut dikarenakan kesadaran wajib pajak bukanlah menjadi faktor utama dalam mempengaruhi kepatuhan wajib pajak.

Penyebabnya adalah masih banyaknya wajib pajak yang kurang memahami pajak. Selain itu wajib pajak kurang mengerti alokasi dan pengelolaan dari pajak yang dapat menambah kas negara, sehingga pembayaran pajak menjadi beban bagi wajib pajak.

c. Pengetahuan perpajakan secara parsial berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini menunjukkan apabila wajib pajak lebih mengerti dan paham mengenai peraturan perpajakan, maka akan membuat wajib pajak semakin patuh dalam membayar pajaknya. Dari hasil penelitian kepada pelaku ekonomi kreatif sub sektor fashion kota Batu dapat dikatakan bahwa mereka mempunyai pengetahuan perpajakan cukup baik, karena mereka telah mengetahui fungsi pajak serta kewajiban perpajakannya.

(15)

d. Sanksi perpajakan secara parsial tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal tersebut dikenakan sanksi yang diberikan kepada pelaku pelanggaran peraturan pajak dihiraukan oleh wajib pajak. Wajib pajak memilih acuh, tidak takut, ataupun tidak merasa terbebani dengan sanksi pajak tersebut. Dengan demikian, penerapan sanksi pajak bukanlah sebuah jaminan yang dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

e. Sikap wajib pajak, kesadaran wajib pajak, pengetahuan perpajakan, dan sanksi perpajakan secara simultan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

5.2 Keterbatasan

Terdapat keterbatasan dalam penelitian ini, di antaranya yaitu:

a. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya pada pelaku ekonomi kreatif sub sektor fashion.

b. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas hanya sebesar 50 responden.

c. Waktu penelitian yang tidak sesuai dengan rencana dikarenakan adanya dampak dari pandemik Covid-19 yang membuat proses dan prosedur perizinan menjadi lebih lama dari biasanya.

(16)

5.3 Saran

Beberapa saran dalam penelitian ini, yaitu:

a. Bagi pelaku ekonomi kreatif

Diharapkan dapat mengikuti sosialisai terkait dengan pengenalan akan pentingnya NPWP dan peraturan perpajakan yang berlaku, agar dapat menambah kesadaran wajib pajak serta mengurangi pelanggaran yang dilakukan oleh wajib pajak sehingga kepatuhan dalam membayar pajak dapat meningkat.

b. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan untuk menambah variabel penelitian, agar penelitian selanjutnya bisa lebih baik lagi.

f. Diharapkan untuk menambah sampel penelitian, cakupan responden bisa lebih luas.

(17)

70

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. (2019). Realisasi Penerimaan Pajak Dirinci Menurut Subyek Pajak di Kota Batu 2018. Batukota.Bps.Go.Id. https://doi.org/10.1055/s-2008- 1040325

Budhiartama, I., & Jati, I. (2016). Pengaruh Sikap, Kesadaran Wajib Pajak Dan Pengetahuan Perpajakan Pada Kepatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan. E-Jurnal Akuntansi, 15(2), 1510–1535.

Fikriningrum, W. K. (2014). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Memenuhi Kewajiban Membayar pajak. Jurnal E- Perpajakan, 1(1), 1–7.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, I. (2013). Analisis Multivariate SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hadi, S. (2004). Metodologi Research. BPFE.

Hidayat, W., & Adhi Nugroho, A. (2010). Studi Empiris Theory of Planned Behavior dan Pengaruh Kewajiban Moral pada Perilaku Ketidakpatuhan Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 12(2), 82–93.

Indrawijaya, A. (2003). Perilaku Organisasi. Pustaka Sinar Biru.

Jogiyanto. (2007). Sistem Informasi Keperilakuan, Edisi Revisi. CV Andi Offset.

Juwanti, F. R. (2017). Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, Norma Sosial, Kepercayaan Pada Pemerintah, dan Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Melakukan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan. Skripsi, 23–24.

Kasiram. (2008). Metode Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. UIN MALANG PRESS.

KBBI. (2003a). Arti kata patuh - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.

KBBI Online. http://kbbi.web.id/pasar

KBBI. (2003b). Arti kata pengetahuan - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. https://kbbi.web.id/ilmu

KBBI. (2003c). Arti kata sadar - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.

(18)

Kesaulya Juliana, & Pesireron, S. (2019). Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Sanksi Pajak Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak (Study Empiris Pada Umkm Di Kota Ambon). 8(1), 160–168.

Kusuma, K. C. (2014). Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak, Pemahaman Peraturan Perpajakan Serta Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wpop Effect. Jurnal Profita Edisi 3 Tahun 2017 Indonesia., 2, 1–14.

Mardiasmo. (2011). Perpajakan: Edisi Revisi 2011. CV Andi Offset.

Mardiasmo. (2013). Perpajakan. CV Andi Offset.

Mintje, M. S. (2016). Pengaruh Sikap, Kesadaran Dan Pengetahuan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pemilik UMKM Dalam Memiliki NPWP (Studi pada Wajib Pajak Orang Pribadi Pemilik UMKM yang Terdaftar di KPP Pratama Manado). Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 4(1), 1031–1043.

Nordiansyah, E. (2020). Baru Setengah Wajib Pajak yang Lapor SPT. Medcom.Id.

Nurmantu, S. (2003). Pengantar Perpajakan. Yayasan Obor Indonesia.

Pujiwidodo, D. (2016). Persepsi Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal Online Insan Akuntan, 1(1), 234101.

Purnamasari, A. (2016). Pengaruh Pemahaman, Sanksi Perpajakan, Tingkat Kepercayaan Pada Pemerintah Dan Hukum, Sert Nasionalisme Terhadap 22 Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar PBB-P2 (Studi Pada Wajib Pajak PBB-P2 di Kota Banjar). Jurnal Akuntansi Dan Auditing, 14(1), 22.

https://doi.org/10.14710/jaa.v14i1.18221

Rahayu, S. K. (2010). Perpajakan Indonesia. Salemba Empat.

Rahayu, Siti Kurnia. (2010). Perpajakan Indnesia. Graha Ilmu.

Rakhmah, B. V. (2019). Analisa Bisnis Ekonomi Kreatif Sub Sektor Kuliner Untuk Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak. Journal of Chemical Information and

Modeling, 53(9), 1689–1699.

https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Resmi, S. (2014). Perpajakan Teori dan Kasus. Salemba Empat.

Resmi, S. (2015). Perpajakan Teori dan Kasus Edisi Sembilan. Salemba Empat.

Richa, I. (2019). Penerimaan Pajak Kota Batu 2018 Tak Mencapai Target, Ini Yang

(19)

Dilakukan 2019. In Malangtimes.com.

https://www.malangtimes.com/baca/37173/20190319/171300/penerimaan- pajak-kota-batu-2018-tak-mencapai-target-ini-yang-dilakukan-2019

Ritonga, P. (2012). Analisis Pengaruh Kesadaran dan Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Kinerja Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dengan Pelayanan Wajib Pajak Sebagai Variabel Intervening di KPP Medan Timur. Tijarah: Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islami, 2(5), 951–970.

Robbinson, S. P. (2001). Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi.

Prenhallindo.

Ronal. (2020). Penerimaan Pajak Negara 2019 Tak Sesuai Target, Ini Strategi Sri Mulyani Agar Tak Terulang di 2020. Pasardana.Id.

Saeroji, O. (2019). Menakar Kadar Kepatuhan Wajib Pajak. Pajak.Go.Id.

Satrio, F. A. (2018). Kota Batu Punya 23.544 UMKM. Timesjatim.Com.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Batu

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. CV Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. CV Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Statistika Untuk Penelitian. CV Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. CV Alfabeta.

Suryani, L. (2017). Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, Dan Kontrol Perilaku Persepsian Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Daerah Istimewa Yogyakarta Dengan Niat Mematuhi Pajak Sebagai Variabel Pemoderasi. Journal of Chemical Information and Modeling.

https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Susanto, H. (2019). Membangun Kesadaran Dan Kepedulian Sukarela Wajib

Pajak. Direktorat Jenderal Pajak.

https://www.pajak.go.id/id/artikel/membangun-kesadaran-dan-kepedulian- sukarela-wajib-pajak

Susyanti, J. (2014). Problems Identification of Creative Economy Business Actors of Tourism Sector in Malang City in Effort To Meet Tax Obligations.

14(February), 13–19. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.27937.51048

Susyanti, J., & Askandar, N. S. (2017). Menuju Indonesia Mandiri. Badan Penerbit Fakultas Ekonomi.

(20)

Susyanti, J., & Askandar, N. S. (2019). Why Is Tax Knowledge and Tax Understanding Important? JEMA: Jurnal Ilmiah Bidang Akuntansi Dan Manajemen, 16(2), 187. https://doi.org/10.31106/jema.v16i2.2711

Susyanti, J., Askandar, N. S., & Mardani, R. M. (2014). JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014 | 357. 12(2), 357–366.

Susyanti, J., & Dahlan, A. (2016). Perpajakan Untuk Praktisi Dan Akademisi.

Empatdua Media.

Suyono, N. A. (2016). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Membayar Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Wonosobo. Ppkm I (2016) 1-10 Fakultas Ekonomi Universitas Sains Al Qur’an Wonosobo, 1–10.

Tjahjono, A. G. (2006). Pengaruh Tingkat Kepuasan Atas Pelayanan Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Bagian Timur.

Wulandari, S., & Budiaji, A. (2017). Pengaruh Persepsi Keadilan Pajak Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013 Terhadap Kepatuhan Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan. ISLAMICONOMIC:

Jurnal Ekonomi Islam, 8(2), 239–268. https://doi.org/10.32678/ijei.v8i2.71 Yusnidar, J., Sunarti, & Prasetya, A. (2015). Pengaruh Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak dalam Melakukan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (Studi pada Wajib Pajak PBB- P2 Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang). Jurnal Perpajakan (JEJAK), 1(1), 1–10.

Yustikasari, M. Y. (2019). Pengaruh Sikap Wajib Pajak, Kesadaran Wajib Pajak, Dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Pelaku Ekonomi Kreatif Sub Sektor Fashion Di Kota Batu. E-Jurnal Riset Manajemen.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa kesadaran wajib pajak, pemahaman wajib pajak, sanksi perpajakan, pelayanan fiskus, dan sikap rasional

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti dan menganalisa keterkaitan antara persepsi wajib pajak atas sanksi perpajakan,

Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa sikap wajib pajak, kesadaran wajb pajak, dan pengetahuan perpajakan berpengaruh secara

Judul yang penulis ambil dalam Laporan Akhir ini adalah Pengaruh Sikap, Kesadaran Wajib Pajak, dan Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar

yang berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak. Bumi dan Bangunan yaitu sikap,kesadaran dan

Sedangkan variabel pemahaman wajib pajak dan sikap wajib pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajk usaha mikro kecil menengah

Sedangkan dalam penelitian ini yaitu meneliti tentang pengaruh kesadaran wajib pajak, pelayanan petugas pajak dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak

Pengaruh NJOP, Sikap, Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Perpajakan dan SPPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Dengan Sanksi Pajak Sebagai