• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan, dan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan, dan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, UKURAN PERUSAHAAN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL

(Studi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

Oleh : Iwan

Universitas Brawijaya, Malang mr.iwan1999@gmail.com

Dosen Pembimbing:

Atim Djazuli

Universitas Brawijaya, Malang

Abstract: This study aims to determine the effect of Asset Structure, Firm Size, and Profitability (ROE) on the Capital Structure (DER) of Food and Beverage companies listed on the Indonesia Stock Exchange.

This research type is explanatory research with a quantitative approach and uses secondary data from 2016-2019. The data analysis method in this study used multiple linear regression analysis.

The study concludes that (1) Asset Structure (X1), Firm Size (X2), and Profitability (ROE) (X3) affect the Capital Structure (DER) (Y), (2) an increase in asset structure can increase Capital Structure ( DER); (3) the size of the company cannot guarantee the size of the Capital Structure (DER); (4) an increase in Profitability (ROE) can reduce the Capital Structure (DER).

Keywords: Asset Structure, Firm Size, Profitability, Capital Structure

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas (ROE) terhadap Struktur Modal (DER) pada perusahaan Makanan dan Minuman yang terdartar pada Bursa Efek Indonesia.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian penjelasan atau explanatory research dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan data sekunder dari tahun 2016- 2019.Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis linier berganda.

Hasil analisisis pada penelitian ini adalah (1) Struktur Aktiva (X1), Ukuran Perusahaan (X2), dan Profitabilitas (ROE) (X3) berpengaruh terhadap Struktur Modal (DER) (Y); (2) kenaikan struktur aktiva dapat meningkatkan Struktur Modal (DER); (3) besarnya ukuran perusahaan tidak dapat menjamin besar atau kecilnya Struktur Modal (DER); (4) kenaikan Profitabilitas (ROE) dapat menurunkan Struktur Modal (DER).

Kata Kunci: Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Struktur Modal

(2)

PENDAHULUAN

Dalam persaingan bisnis saat ini, baik dalam persaingan di sektor industri maupun jasa semakin kompetitif antar perusahaan. Agar tetap dapat mempertahankan usahanya setiap perusahaan dituntut menyesuaikan diri terhadap kondisi ekonomi tersebut.

Untuk bertahan dan mengembangkan usahanya perusahan membutuhkan dana. Sumber dana yang didapat perusahaan dapat berasal dari dana internal maupun eksternal.

Sumber dana internal adalah dana yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan yang terdiri dari laba ditahan dan depresiasi.

Besarnya laba ditahan dipengaruhi oleh besarnya laba yang diperoleh perusahaan pada periode tertentu.

Sedangkan sumber dana eksternal berasal dari luar perusahaan. Penentuan sumber dana dianggap sangat penting karena sumber dana tersebut memiliki biaya modal yang berbeda dari masing- masing sumbernya. Dengan hal ini dapat disimpulkan juga bahwa sumber dana perusahaan adalah kombinasi dari dana yang bersal dari internal dan eksternal. Oleh karenanya perusahaan harus dapat mempertimbangkan

keseimbangan yang optimal dalam menentukan struktur modalnya.

Struktur modal atau kapitaliasi perusahaan adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (J. Fred Weston & Thomas E. Copeland; 2010, p.19). Struktur modal dapat diukur dengan rasio perbandingan antara total hutang terhadap modal sendiri melalui Debt to Equity Ratio ( DER ) (Husnan, 2011). Seiring besarnya DER maka risiko yang akan dihadapi perusahaan semakin besar, karena sumber pendanaan yang berasal dari hutang jauh lebih besar dibandingkan modal yang dimiliki perusahaan.

Struktur modal yang optimal merupakan struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan tingkat pengembalian, sehingga memaksimalkan harga saham perusahaan. Hal ini sesuai dengan definisi struktur modal menurut Brigham dan Houston (2011, p.155) struktur modal yang optimum adalah

“struktur modal yang akan memaksimalkan harga sahamnya”.

Keputusan struktur modal secara langsung dapat berpengaruh terhadap

(3)

besarnya risiko serta besarnya tingkat pengembalian keuntungan yang diharapkan yang ditanggung oleh pemegang saham. Oleh karena itu manajer harus memahami faktor-faktor yang dapat memengaruhi struktur modal.

Berdasarkan Tabel.1 Debt to Equity Ratio (DER) Perusahan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat diketahui bahwa struktur modal (DER) perusahaan yang berada pada subsektor makanan dan minuman memiliki kondisi struktur modal yang berbeda karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, sehingga hal tersebut menarik untuk diteliti lebih lanjut terkait faktor apa saja yang dapat mempengaruhi struktur modal pada perusahaan makanan dan minuman.

Tabel.1 DER Perusahaan Makanan dan Minuman

N o.

Nama Perusa haan

Struktur Modal / Debt to Equity Ratio (DER) (%) 2016 2017 2018 2019 1 ALTO 73.4% 121.

8%

122.

9%

137.

3%

2 ICBP 21.2% 22.0

%

19.5

%

20.6

% 3 ULTJ 4.5% 3.7

% 3.1

% 2.1

% Sumber: www.idx.co.id

Faktor yang dapat

mempengaruhi komposisi struktur

modal perusahaan di antaranya stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan agen / lembaga pemberi peringkat, kondisi pasar; kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan (Brigham dan Houston;

2011, p. 60). Dari penjelasan tersebut faktor yang mempengaruhi struktur modal yang digunakan pada penelitian ini adalah Struktur aktiva, Ukuran Perusahan dan Profitabilitas yang diproksikan dengan ROE (Return on Equity).

Struktur aktiva adalah perimbangan atau perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva, Weston dan Brigham (2011, p.175). Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa struktur aktiva adalah perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva baik dalam bentuk nominal maupun persentase. Hal ini dapat dikatakan juga bahwa struktur aktiva terdiri dari beberapa komponen aktiva lancar dan juga aktiva tetap.

Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya

(4)

perusahaan dengan berbagai cara (total aktiva, Log size, nilai pasar saham, dan lain-lain (Jogiyanto, 2013, p.282).

Ukuran perusahaan adalah nilai besar kecilnya perusahaan yang ditunjukkan oleh penjualan, total asset, total penjualan dan jumlah laba sehingga dapat memengaruhi kinerja sosial perusahaan dan tercapainya tujuan perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dalam meraih prestasi dimana dapat ditunjukkan dengan membaiknya penjualan, asset perusahaan dan jumlah laba perusahaan.

Profitabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu (Mamduh M. Hanafi, 2012, p.81). Sedangkan menurut Sudana (2011, p.22) rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan seperti aktiva, modal atau penjualan perusahaan.

Profitabilitas disini diukur menggunakan rasio yang memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen dalam suatu perusahaan. Oleh

karenanya rasio ini dapat digunakan untuk menunjukkan efisiensi perusahaan. Profitabilitas disini diukur menggunakan ROE (Return on Equity).

ROE merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak terhadap modal sendiri. Menurut Brigham dan Houston (2011, p.133) ROE (Return on Equity) adalah rasio paling penting yang merupakan laba bersih bagi pemegang saham dibagi dengan total ekuitas pemegang saham. Dapat dikatakan juga ROE (Return on Equity) merupakan rasio untuk mengukur laba bersih dengan modal sendiri.

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

Struktur Modal

Struktur modal adalah gambaran dari bentuk proporsi finansial perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari utang jangka panjang (long-term liabilities) dan modal sendiri (shareholders equity) yang menjadi sumber pembiayaan suatu perusahaan (Irham Fahmi; 2015, p.184). Menurut J.

Fred Weston & Thomas E. Copeland (2010, p.19) struktur modal atau kapitaliasi perusahaan adalah

(5)

pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham.

Sedangkan menurut Halim (2015, p.81) mengatakan bahwa struktur modal adalah perimbangan antara hutang jangka panjang (modal asing) dengan total modal sendiri (ekuitas).

Dari teori yang dijelaskan dapat disimpulkan bahwa struktur modal terdiri dari dua sumber dana yaitu dana internal dan eksternal. Kombinasi dari sumber dana tersebut akan membentuk struktur modal, meskipun tingkat hutang dan ekuitas yang sebenarnya mungkin agak bervariasi dari waktu ke waktu. Brigham dan Houston (2011, p.155) mengatakan bahwa struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang akan memaksimalkan harga saham perusahaannya. Struktur modal dapat diukur dengan rasio perbandingan antara total hutang terhadap modal sendiri melalui Debt to Equity Ratio (DER) (Husnan, 2011).

Bentuk rasio yang digunakan dalam struktur modal (DER) adalah sebagai berikut.

DER = 𝐇𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐉𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚 𝐏𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠

𝐌𝐨𝐝𝐚𝐥 𝐒𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢 × 100%

(Fahmi; 2014, p.178)

Seiring besarnya DER (Debt to Equity Ratio) maka risiko yang dihadapi perusahaan semakin besar.

Oleh karenanya struktur modal perusahaan yang baik adalah struktur modal (DER) yang rendah, karena perusahaan memiliki hutang jangka panjang yang lebih rendah dibanding modal yang dimiliki perusahaan dan memiliki risiko kecil.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal

Menurut Brigham dan Houston (2011, p.188) beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah:

1) Stabilitas penjualan; 2) Struktur asset; 3) Leverage operasi; 4) Tingkat pertumbuhan; 5) Profitabilitas; 6) Pajak; 7) Kendali perusahaan/

pengendalian; 8) Sikap manajemen; 9) Sikap pemberi pinjaman dan lembaga pemeringkat; 10) Kondisi pasar; 11) Kondisi internal perusahaan; 12) Fleksibilitas keuangan.

Menurut Irham Fahmi (2014, p.186) faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan adalah: (1) Bentuk atau karakteristik bisnis yang dijalankan. (2) Ruang lingkup aktivitas operasi bisnis yang dijalankan. (3)

(6)

Karakteristik manajemen (management characteristic) yang diterapkan di perusahaan tersebut. (4) Karakteristik, kebijakan dan keinginan pemilik. (5) Kondisi mikro dan makro ekonomi yang berlaku di dalam dan luar negeri.

Pada penelitian ini tiga faktor yang mempengaruhi struktur modal diantaranya adalah struktur aktiva, ukuran perusahan, dan profitabilitas yang diproksikan dengan ROE (Return on Equity).

Variabel Yang Mempengaruhi Struktur Modal

Struktur Aktiva

Struktur Aktiva merupakan perbandingan antara aktiva tetap dengan total aktiva. Dengan hal tersebut maka dapat ditentukan besarnya alokasi dana untuk masing- masing komponen aktiva. Hal tersebut sesuai dengan Syamsuddin (2009, p.9) yang mengatakan struktur aktiva adalah penentuan berapa besarnya alokasi untuk masing-masing komponen aktiva, baik aktiva lancar maupun aktiva tetap. Menurut Weston dan Brigham (2011, p.175) struktur aktiva adalah perimbangan atau perbandingan antara aktiva tetap dan

total aktiva. Sedangkan menurut Syamsudin (2009, p.9) struktur aktiva merupakan penentuan berapa besar alokasi dana untuk aktiva lancar maupun aktiva tetap. Dari beberapa pendapat para ahli dapat dkatakan juga bahwa struktur aktiva terdiri dari beberapa komponen aktiva lancar dan aktiva tetap. Untuk mencari besarnya struktur aktiva adalah dengan membagi aktiva tetap perusahaan dengan total aktiva perusahaan.

Berikut merupakan formulasi dari struktur aktiva:

Struktur Aktiva = 𝐀𝐤𝐭𝐢𝐯𝐚 𝐓𝐞𝐭𝐚𝐩 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐤𝐭𝐢𝐯𝐚 × 100%

(Syamsuddin; 2009, p.9)

Perusahaan yang memiliki pertumbuhan aset tinggi dapat menggunakan utang dalam struktur modalnya dibanding dengan perusahaan yang memiliki pertumbuhan aset rendah, karena rendahnya aset yang dijadikan jaminan untuk pinjaman perusahaan. Hal ini sejalan dengan Brigham dan Houston(

2011, p.188) yang mengemukakan bahwa perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan utang dalam jumlah

(7)

yang besar karena aset tersebut dapat digunakan sebagai jaminan atas pinjaman perusahaan.

Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan merupakan nilai besar kecilnya perusahaan yang ditunjukkan oleh penjualan, total aset, total penjualan dan jumlah laba sehingga dapat memengaruhi kinerja sosial perusahaan dan tercapainya tujuan perusahan. Hal ini sesuai dengan pendapat beberapa ahli, diantaranya adalah menurut Jogiyanto (2013, p.282) ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara (total aktiva, Log size, nilai pasar saham, dan lain-lain). Selain itu Bambang Riyanto (2012, p.305) menyatakan bahwa ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditujukan pada total aktiva, jumlah penjualan, dan rata-rata penjualan. Dapat dikatakan juga bahwa ukuran perusahaan merupakan skala besar kecilnya perusahaan yang dilihat dari total aktiva yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan menjadi hal yang cukup penting dalam menentukan keputusan yang berkaitan

dengan struktur modal. Hal ini dikarenakan ukuran perusahaan dapat mempengaruhi struktur modal perusahaan.

Semakin tinggi ukuran suatu perusahaan, maka kecenderungan untuk mnggunakan modal asing semakin besar (Halim; 2015, p.93).

Dalam penelitian ini nilai aktiva dapat digunakan untuk mengukur besarnya perusahaan, nilai aktiva tersebut diukur sebagai logaritma dari total aktiva.

Nilai total aset biasanya bernilai sangat besar dibandingkan dengan variabel keuangan lainnya. Untuk itu variabel aktiva diperhalus menjadi Log aktiva atau Ln Total aktiva (Jogiyanto; 2013, p.282). Berikut merupakan pengukuran yang digunakan:

Ukuran Perusahaan = Ln × Total Aktiva

(Jogiyanto; 2013, p.282)

Profitabilitas

Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu (Mamduh M. Hanafi, 2014, p.81). Menurut Sudana (2011, p.22)

(8)

rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan seperti aktiva, modal atau penjualan perusahaan.

Semakin besar penggunaan hutang dalam struktur modal maka semakin meningkat ROE suatu perusahaan.

Menurut Brigham dan Houtson (2011, p.289) perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Menurut Riski Ayu dkk (2017) tingkat pengembalian yang tinggi akan mengurangi ketergantungan pada pihak luar, karena tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk meperoleh sebagaian besar pendanaan dari laba ditahan. Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan rasio yang digunakan dalam mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam mendapatkan laba dari penjualan, aktiva maupun investasi yang dilakukan perusahaan. Kemampuan perusahaan dalam meningkatkan profitabilitas akan berpengaruh pada struktur modal perusahaan. Hal ini

dapat terjadi karena dengan meningkatnya tingkat pengembalian atau profitabilitas yang tinggi akan mengurangi ketergantungan dalam menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan. Dalam penelitian ini untuk mengukur profitabilitas yaitu dengan menggunakan ROE (Return On Equity).

ROE merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak terhadap modal sendiri. Brigham dan Houston (2011, p.133) mengatakan bahwa ROE (Return on Equity) adalah rasio paling penting yang merupakan laba bersih bagi pemegang saham dibagi dengan total ekuitas pemegang saham.

Kemudian Mamduh M. Hanfi dan Abdul Halim (2012, p.84) menjelaskan ROE (Return on Equity) merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu dan merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham.

Sedangkan menurut Kasmir (2014, p.204), ROE (Return on Equity) atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

Dari pendapat para ahli kemudian dapat

(9)

disimpulkan bahwa ROE (Return on Equity) merupakan rasio untuk mengukur laba bersih dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin baik, artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian sebaliknya. Formula dalam mencari ROE adalah dengan membandingkan laba setelah pajak dengan modal yang dimiliki perusahaan.

ROE = 𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐒𝐞𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐏𝐚𝐣𝐚𝐤

𝐌𝐨𝐝𝐚𝐥 𝐒𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢 × 100%

(Kasmir; 2014, p.204)

Hipotesis Penelitian

Struktur Aktiva Terhadap Strukur Modal

Struktur aktiva memiliki pengaruh terhadap perubahan struktur modal. Brigham dan Houston( 2011, p.188) mengemukakan bahwa perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan utang dalam jumlah yang besar karena aset tersebut dapat digunakan sebagai jaminan atas pinjaman perusahaan. Membaiknya struktur aktiva akan menambah jumlah aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.

Aktiva tetap yang dimiliki dapat

dimanfaatkan oleh perusahaan sebagai jaminan dalam menggunakan dana eksternal untuk mendanai perusahaan.

Penggunaan hutang hanya sampai pada titik tertentu untuk menghindari risiko yang tinggi dalam pemenuhan kewajiban. Dari penjelasan diatas didapat sebuah hipotesis, berikut merupakan hipotesis dalam penelitian ini.

H1: Terdapat pengaruh positif struktur aktiva terhadap struktur modal (capital structure) pada perusahaan Makanan dan Minuman

Ukuran Perusahaan Teradap Struktur Modal

Menurut Halim (2015, p.93), semakin tinggi ukuran suatu perusahaan, maka kecenderungan untuk menggunakan modal asing semakin besar. Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Besar kecilya ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan total penjualan, total aset, dan kapitalisasi pasar.

Ukuran perusahaan menjadi hal yang cukup penting dalam menentukan keputusan yang berkaitan dengan

(10)

struktur modal. Hal ini dikarenakan ukuran perusahaan dapat mempengaruhi struktur modal perusahaan. Dalam hal ini besarnya ukuran perusahaan akan mempengaruhi perusahaan dalam menggunakan utang jangka panjang, yang berarti struktur modal perusahaan akan meningkat seiring bertambah besarnya ukuran perusahaan. Dari penjelasan diatas didapat hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini. Berikut merupakan hipotesis yang didapat.

H2 : Terdapat pengaruh positif ukuran perusahaan terhadap struktur modal (capital structure) pada perusahaan Makanan dan Minuman

Profitabilitas Terhadap Struktur Modal

Profitabilitas adalah salah satu indikator untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan (Kasmir; 2010, p.122). Semakin besar penggunaan hutang dalam struktur modal maka semakin meningkat ROE suatu perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2011, p.289) perusahaan dengan tingkat pengembalian yang

tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi akan mengurangi ketergantungan pada pihak luar, karena tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk meperoleh sebagaian besar pendanaan dari laba ditahan.

Meningkatnya ROE perusahaan akan menurunkan struktur modal (DER) perusahaan karena perusahaan lebih memilih penggunaan dana internal dibanding dana eksternal. Dari penjelasan diatas dapat dikatan juga peningkatan ROE akan menurunkan ketergantungan perusahaan dalam menggunakan utang jangka panjang dalam mendanai perusahaannya.

Dalam hal ini, hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

H3: Terdapat pengaruh negatif profitabilitas terhadap struktur modal (Capital Structure) pada perusahaan Makanan dan Minuman.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory

(11)

research dengan pendekatan kuantitatif dan dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Sifat penelitian yang dilakukan adalah penelitian replikasi yang mana penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan mengadopsi variabel, indikator, objek penelitian, atau alat analisis yang sama dengan penelitian terdahulu.

Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2016 – 2019.

Jumlah populasi yang dijadikan objek penelitian sebanyak 26 perusahaan.

Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang memenuhi kriteria yang disyaratkan dalam penelitian ini. Kriteria-kriteria dalam menentukan sampel adalah sebagai berikut:

1) Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia minimum sebelum tahun 2016.

2) Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan nya pada periode 2016 hingga 2019.

Berdasarkan purposive sampling terdapat 17 perusahaan Makanan dan Minuman yang memenuhi kriteria dan dapat dijadikan sampel penelitian.

Tabel 2. Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman

No Kode Nama Emiten 1 ADES Akasha Wira International Tbk.

2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

3 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk.

4 BTEK Bumi Teknokultura Unggul Tbk 5 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk.

6 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.

7 DLTA Delta Djakarta Tbk.

8 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

9 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.

10 KINO Kino Indonesia Tbk.

11 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk.

12 MYOR Mayora Indah Tbk.

13 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk.

14 SKBM Sekar Bumi Tbk.

15 SKLT Sekar Laut Tbk.

16 STTP Siantar Top Tbk.

17 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry Tbk.

Sumber: www.idx.co.id

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode observasi dokumentasi dengan melihat laporan keuangan tahunan perusahaan pada periode 2016 – 2019. Laporan keuangan tersebut diambil melalui situs Bursa Efek Indonesia.

(12)

Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data kuantitatif dengan menggunakan alat analisis statitistik diantaranya adalah:

1) Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Ghozali (2016, p.19) menjelaskan bahwa statistik deskriptif adalah statistik yang mendeskripsikan suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi).

Analisis deskriptif ini adalah teknik deskriptif untuk memberikan informasi tentang data yang ada pada penelitian ini dan tidak bermaksud menguji hipotesis.

2) Analisis Linier Berganda

Menurut Gujarati (2007, p.180) menjelaskan bahwa analisis regresi linier berganda digunakan untuk model regresi dengan lebih dari satu variabel penjelas. Penggunaan analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini digunakan untuk memprediksi besarnya pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat.

HASIL PENELITIAN Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif adalah teknik deskriptif untuk memberikan informasi tentang data yang ada pada penelitian ini dan tidak bermaksud menguji hipotesis. Berikut merupakan hasil dari uji analis statistik deskriptif dengan menggunakan software IBM SPSS Statistics 25.

Tabel 3. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Data Statistik

Struktur Aktiva

Ukuran Perusahaan Jumlah

Data (N) 68 68

Minimum 0,091 15,260

Maksimum 0,865 31,287

Mean 0,52365 26,87899

S. Deviasi 0,184897 4,236051 Skewness - 0,473 -1,713

S.Eror 0,291 0,291

Kurtosis 0,065 1,731

S.Eror 0,574 0,574

Tabel.3 Lanjutan

Data

Statistik Profitabilitas Struktur Modal Jumlah

Data (N) 68 68

Minimum -0,684 -1,432

Maksimum 1,241 1,666

Mean 0,16029 0,38751

S. Deviasi 0,280002 0,468599

Skewness 2,154 0,172

S.Eror 0,291 0,291

Kurtosis 8,304 3,478

S.Eror 0,574 0,574

Sumber: data diolah: 2021

Analisis Regresi Linier Berganda Hasil analisis regresi liner berganda digunakan untuk mengukur

(13)

seberapa besar pengaruh dari variabel Independent yaitu Struktur Aktiva (X1), Ukuran Perusahaan (X2), dan Profitabilitas (ROE) (X3) terhadap variabel dependent Struktur Modal (Y).

Hasil dari analisis linier berganda dapat dikembangkan dengan menggunakan model persamaan regresi linier berganda yaitu Y = -0,707 + 1,350 X1 + 0,011 X2 + 0,565 X3 + e

Uji Hipotesis

Koefisien Determinasi

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi didapatkan nilai Adjusted R2 sebesar 0,326 dan Standart Error of The Estimate sebesar 0,384749 hal ini berarti 32,6% variasi Struktur Modal dapat dijelaskan (dipengaruhi) oleh variabel independen Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas (ROE). Sedangkan sebesar 67.4%

dipengaruhi oleh variabel lain yang diteliti.

Uji Kelayakan Model atau Uji F Berdasarkan hasil Uji F didapatkan nilai F-hitung > F-tabel (11,795 > 3,14) sedangkan tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0.05). Dengan hal ini, maka model regresi dapat digunakan untuk

memprediksi Struktur Modal atau dapat dikatakan variabel independen yaitu Struktur Aktiva, Ukuran Perusahan, dan Profitabilitas (ROE) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau Struktur Modal.

Uji t

Berdasarkan hasil uji t didapat hasil analasis variabel independen terhadap variabel dependen, diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal

Nilai t-hitung pada variabel bebas Struktur Aktiva lebih besar dari t- tabel (5,035>1,998) dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 5%

(0,000<0,05). Dapat disimpulkan bahwa variabel bebas Struktur Aktiva (X1) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Struktur Modal (Y). Dari hasil tersebut maka Struktur Aktiva berpengaruh kuat terhadap Struktur Modal.

2) Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal

Nilai t-hitung pada variabel bebas Ukuran Perusahaan lebih kecil dari t-tabel (0,967<1,998) dan tingkat

(14)

signifikansi lebih besar dari 5%

(0,337>0,05). Dapat disimpulkan bahwa variabel bebas Ukuran Perusahaan (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Struktur Modal (Y). Dari hasil tersebut maka Ukuran Perusahaan berpengaruh lemah terhadap Struktur Modal Perusahaan.

3) Pengaruh Profitabilitas (ROE) terhadap Struktur Modal

Nilai t-hitung pada variabel bebas Profitabilitas (ROE) lebih besar dari t-tabel (3,283>1,998) dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 5% (0,002<0,05).

Dapat disimpulkan bahwa variabel bebas Profitabilitas (ROE) (X3) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Struktur Modal (Y). Dari hasil tersebut maka Profitabilitas yang diproksikan dengan ROE (Return on Equity) berpengaruh kuat terhadap Struktur modal.

PEMBAHASAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN

Pembahasan

Pada analisis uji kelayakan model dapat disimpulkan bahwa variabel struktur aktiva, ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh kuat terhadap variabel struktur modal. Hal ini tentunya dapat membantu manajemen perusahaan dalam menetapkan struktur modal sesuai dengan target yang ditentukan, tentunya yang ditargetkan adalah struktur modal optimal meskipun target tersebut dapat berubah dari waktu ke waktu. Keputusan struktur modal secara langsung dapat berpengaruh terhadap besarnya risiko serta besarnya tingkat pengembalian keuntungan yang diharapkan yang ditanggung oleh pemegang saham. Struktur modal merupakan sumber dana perusahaan yang secara langsung akan mempengaruhi kondisi dan nilai perusahaan serta menentukan kemampuan perusahaan untuk tetap bertahan dan berkembang.

Berdasarkan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Struktur Aktiva memiliki pengaruh signifikan terhadap Struktur Modal.

Hal ini terjadi ketika Struktur Aktiva mengalami peningkatan akan mempengaruhi kondisi struktur modal

(15)

perusahaan. Hasil penelitian saat ini dapat disimpulkan bahwa variabel struktur aktiva berpengaruh kuat terhadap variabel struktur modal. Hal ini berarti dengan membaiknya struktur aktiva akan meningkatkan struktur modal perusahaan. Aktiva tetap yang besar dapat memberikan perusahaan jaminan yang besar dalam mencari tambahan dana eksternal. Hal ini sesuai dengan Trade Off Theory yang menyatakan bahwa dengan adanya aktiva tetap sebagai jaminan, perusahaan dapat menambah hutang sebagai tambahan sumber dana perusahaan. Membaiknya struktur aktiva akan memberi pengaruh terhadap struktur modal karena aktiva tetap yang dimiliki perusahaan akan membaik sehingga dapat digunakan sebagai jaminan dalam pendanaan eksternal yang bersumber dari hutang.

Penggunaan hutang dalam mendanai perusahaan dapat digunakan untuk meningkatkan penjualan produk dengan menghasilkan produk yang tinggi dan dapat meningkatkan laba perusahaan. Disamping dapat membantu perusahaan dalam pendanaan, penggunaan hutang memiliki risiko yang dapat merugikan

perusahaan jika digunakan secara berlebihan. Penggunaan hutang yang berlebih juga sebaiknya dihindari oleh suatu perusahaan karena perusahaan dituntut untuk bisa menyeimbangkan penggunaan hutang dengan cost financial distress yang mungkin akan dialami oleh perusahaan. Cost financial distress merupakan kondisi keuangan yang terjadi pada suatu perusahaan mengalami penurunan sebelum terjadinya kebangkrutan atau likuidasi.

Pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa Ukuran Perusahan (Firm Size) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Struktur Modal Perusahaan. Dapat disimpulkan juga bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh lemah terhadap variabel struktur modal. Hal ini berarti juga bahwa semakin besarnya ukuran perusahaan belum tentu memiliki struktur modal yang besar dan kecilnya ukuran perusahaan mungkin memiliki struktur modal yang besar.

Kemungkinan yang mungkin sesuai dengan penelitian yang dilakukan saat ini adalah perusahaan dengan ukuran besar yang memiliki akses di pasar modal belum tentu dapat dana dengan mudah dipasar modal. Alasan tidak

(16)

mudahnya mendapat sumber dana di pasar modal adalah karena para investor tentunya tidak hanya mempertimbangkan ukuran perusahaan atau besar kecilnya perusahaan untuk menanamkan modalnya. Para investor juga mempertimbangkan faktor-faktor lain, seperti prospek perusahaan untuk kedepan, analisis rasio keuangan, dividen perusahaan dan lainnya.

Selanjutnya dari penelitian ini menunjukkan bahwa Profitabilitas yang diproksikan dengan ROE (Return On Equity) memiliki pengaruh signifikan terhadap Struktur Modal Perusahaan. ROE (Return on Equity) menunjukkan efisiensi dalam penggunaan modal sendiri karena semakin besarnya ROE maka akan semakin baik. Semakin membaiknya profitabilitas atau tingkat pengembalian perusahaan yang didapat akan memungkinkan perusahaan untuk mendanai perusahaan dengan dana internal. Penggunaan utang atau dana eksternal hanya digunakan jika pendanaan internal tidak mencukupi.

Dalam hal ini beberapa perusahaan yang diteliti memiliki banyak laba ditahan sehingga mendanai perusahaannya menggunakan dana

internal. Pada penelitian ini dapat disimpulkan juga bahwa profitabilitas (ROE) berpengaruh kuat terhadap struktur modal, dimana hal ini menandakan bahwa profitabilitas (ROE) memiliki kaitan dengan struktur modal. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi, akan memiliki kecenderungan menggunakan hutang yang relatif kecil karena perusahaan akan mengurangi ketergantungannya dalam menggunakan hutang dari pihak luar karena perusahaan akan menggunakan laba ditahan sebagai sumber pendanaannya.

Implikasi Hasil Penelitian

Implikasi hasil temuan pada struktur aktiva terhadap struktur modal ber pengaruh kuat. Hal ini dapat dinyatakan bahwa membaiknya struktur aktiva mampu meningkatkan struktur modal perusahaan. Dengan membaiknya struktur aktiva, perusahaan dapat memperoleh tambahan dana eksternal atau utang sehingga dapat menaikkan struktur modal perusahaan. Penggunaan hutang hanya sampai pada titik tertentu karena perusahaan harus mampu

(17)

menyeimbangkan penggunaan hutang dengan cost financial distress.

Berpengaruhnya struktur aktiva terhadap struktur modal sejalan dengan hipotesis yang menyatakan bahwa struktur aktiva dapat meningkatkan struktur modal.

Implikasi hasil temuan pada ukuran perusahaan terhadap struktur modal berpengaruh lemah. Hal ini dapat dikatakan bahwa besarnya ukuran suatu perusahaan belum tentu dapat meningkatkan struktur modal.

Kemungkinan hal ini dapat terjadi dikarenakan semakin banyaknya perusahaan makanan dan minuman yang berkembang pesat sehingga perusahaan dengan ukuran besar dalam mencari sumber dana cukup sulit.

Sulitnya perusahaan dalam mencari dan kemungkinan dikarenakan banyak faktor yang harus dipertimbangkan oleh investor dalam menanamkan modal atau memberi pinjaman. Hal ini tidak sejalan dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan dapat meningkatkan struktur modal perusahaan.

Implikasi hasil temuan pada profitabilitas yang diproksikan dengan ROE terhadap struktur modal

berpengaruh kuat. Hal ini dapat dinyatakan bahwa kenaikan profitabilitas dapat menurunkan struktur modal. Oleh karena itu ketika perusahaan mendapat pendapatan atas investasi akan menaikkan profitabilitas perusahaan sehingga memungkinkan perusahaan yang diteliti memilih dana internal dalam mendanai perusahaannya. Pendanaan internal yang dilakukan oleh perusahaan dapat terjadi karena perusahaan memiliki laba ditahan dari naiknya profitabilitas sehingga perusahaan mengurangi penggunaan dana eksternal dan struktur modal perusahaan mengalami penurunan.

KESIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahan dan Profitabilitas (ROE) terhadap Struktur Modal pada Perusahan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2019. Berdasarkan hasil dari analisis regresi linier berganda, maka didapat kesimpulan bahwa struktur Aktiva memiliki pengaruh signifikan terhadap Struktur Modal yang diwakili oleh Debt To Equity

(18)

Ratio (DER). Pengaruh signifikan disini berarti struktur aktiva berpengaruh kuat terhadap struktur modal sehingga dengan membaiknya struktur aktiva dapat meningkatkan struktur modal.

Ukuran perusahaan memiliki pengaruh tidak signifikan atau tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

Berpengaruh tidak signifikan disini berarti ukuran perusahaan berpengaruh lemah terhadap struktur modal sehingga besarnya ukuran suatu perusahaan belum tentu dapat meningkatkan struktur modal perusahaan. Kemudian profitabilitas yang diwakili Return On Equity (ROE) memliki pengaruh signifikan terhadap struktur modal. Pengaruh signifikan disini berarti profitabilitas (ROE) berpengaruh kuat terhadap struktur modal sehingga dengan meningkatnya profitabilitas dapat meningkatkan struktur modal.

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, Eugene F dan Joel F.

Houston. 2011. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Buku 1 Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat

.2011. Dаsаr-dаsаr Mаnаjemen Keuаngаn. Аlih bаhаsа Аli Аkbаr Yuliаnto, Buku 2, Edisi 11. Jаkаrtа: Sаlembа Empаt.

Fahmi, Irham. 2014. Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab. Bandung : Alfabeta

. 2016. Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab. Bandung : Alfabeta Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis

Multivariat dengan Program IBM SPSS 23. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gujarati, N Damodar. 2007. Dasar- dasar Ekonometrika.

Terjemahan Oleh M. Julius A.

Edisi ketiga.Jilid 1. Jakarta:

Erlangga.

Halim, Abdul. 2015. Manajemen Keuangan Bisnis. Bogor:

Ghalia Indonesia.

Jogiyanto Hartono. 2013. Teori dan Analisis Investasi. Edisi Kedelapan. Yogyakarta; BPFE.

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

(19)

. 2014. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Ketujuh. Jakarta: PT.

Rajagrafindo Persada.

. 2014. Manajemen Perbankan.

Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Mamduh M. Hanafi, 2008, Manajemen Keuangan, BPFE, Yogyakarta.

Riyanto, Bambang. 2013. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan.

Yogyakarta: Andi

Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods).

Bandung: Alfabeta.

Syamsuddin, Lukaman. 2009.

Manajemen Keuangan

Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo Indonesia.

Weston, J. Fred & Thomas E.

Copeland. 2010. Manajemen Keuangan. Diterjemahkan oleh : Drs. A. Jaka Wasana, M.S.M

& Ir. Kibrandoko, M.S.M. Jilid 2. Tangerang : Aksara Publisher.

Batubara, Riski Ayu P; Topowijono dan Zahroh Z.A. 2017.

Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Struktur

Modal. Malang: Jurnal Administrasi Bisnis (JAB).

http://administrasibisnis.studen tjournal.ub.ac.id/index.php/jab F. Rahma. 2018. Lampiran 7 Tabel

Durbin-Watson (DW), α = 5%:

http://eprints.umg.ac.id/

Thausyah, Nudzunul Fiara, &

Suwitho, D. 2015. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen.

Meithasari, Rio. 2017. Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas. Yogyakarta:

https://eprints.uny.ac.id

Wiagustini, Luh Putu. 2014. Dasar- dasar Manajemen Keuangan.

Denpasar:Udayana University Press

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, STRUKTUR AKTIVA, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG (Studi Empiris pada Sektor Dasar dan Kimia yang

[r]