• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh struktur modal dan return on equity - Repository UNIB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh struktur modal dan return on equity - Repository UNIB"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

Dalam penelitian ini, metode analisis regresi linier berganda digunakan dalam proses menganalisis pengaruh struktur modal dan tingkat pengembalian ekuitas terhadap nilai perusahaan. Oleh karena itu dapat dijelaskan bahwa struktur modal dan tingkat pengembalian modal sendiri berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada industri barang konsumsi di Indonesia.

KATA PENGANTAR

DAFTAR LAMPIRAN

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Batasan Penelitian
  • Manfaat Penelitian

Apakah struktur modal (DER) dan return on equity (ROE) berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan (FV). Untuk mengetahui pengaruh struktur modal (DER) dan return on equity (ROE) secara simultan terhadap nilai perusahaan (Nilai Perusahaan: FV).

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Struktur Modal

Penentuan kebijakan struktur modal akan melibatkan pemilihan trade-off antara risiko dan return. Menggunakan lebih banyak utang akan meningkatkan risiko bagi pemegang saham, yang pada akhirnya meningkatkan risiko kebangkrutan. Tingginya risiko yang dihadapi perusahaan akan berdampak pada turunnya harga saham, namun meningkatnya ekspektasi return akan meningkatkan harga saham.

Di sini peran manajemen adalah menentukan struktur modal yang optimal, yaitu struktur modal yang menyeimbangkan risiko dan tingkat pengembalian, sehingga akan memaksimalkan harga saham.

DER (Debt to Equity Ratio)

Karena harga ekuitas dan harga utang adalah konstan, semakin besar utang perusahaan, semakin rendah biaya modal rata-rata, karena harga utang lebih rendah daripada ekuitas. Dampak selanjutnya adalah nilai perusahaan meningkat karena biaya modal rata-rata tertimbang menurun akibat penggunaan hutang yang lebih banyak. Pendekatan ini menetapkan bahwa biaya modal rata-rata tertimbang adalah konstan terlepas dari tingkat utang yang digunakan perusahaan. Asumsi pendekatan NOI ini adalah: a) biaya utang adalah konstan dan b) semakin besar penggunaan utang maka akan semakin meningkat. risiko perusahaan.

Akibat meningkatnya risiko maka tingkat keuntungan yang diminta pemilik dari modalnya sendiri juga meningkat. Akibatnya, biaya modal rata-rata tidak berubah, sehingga membuat keputusan struktur modal menjadi tidak berarti. Konsekuensi selanjutnya adalah biaya modal rata-rata tertimbang pada awalnya menurun, namun setelah melebihi tingkat leverage tertentu maka akan meningkat.

Risiko bisnis suatu perusahaan dapat diukur dengan standar deviasi Earnings before interest and tax (EBIT), yaitu Laba sebelum bunga dan pajak, dan perusahaan mempunyai risiko bisnis yang sama dan berada pada kelas yang sama.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Struktur Modal

Hal ini sesuai dengan kaidah struktur keuangan konservatif horizontal yang mengatur bahwa jumlah modal sendiri sekurang-kurangnya harus mampu menutupi jumlah aktiva tetap dan aktiva lain yang bersifat permanen, serta perusahaan-perusahaan yang mewakili mayoritas kepemilikannya. dana dari aset lancar akan secara istimewa memenuhi kebutuhan pembiayaan hutang jangka pendek mereka. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa jika jumlah modal yang dibutuhkan sangat besar, maka nampaknya perusahaan perlu menerbitkan beberapa kelas surat berharga secara bersamaan, sedangkan bagi perusahaan yang memerlukan modal lebih sedikit, cukup menerbitkan satu kelas surat berharga saja. Bagi perusahaan besar yang kepemilikannya tersebar sangat luas, setiap penambahan modal saham akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau beralihnya pengendalian terhadap pihak dominan dalam perusahaan tersebut.

Bagi perusahaan kecil yang sahamnya hanya tersebar pada wilayah yang kecil, sebaliknya peningkatan jumlah saham akan berdampak besar pada kemungkinan hilangnya kendali pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Sehingga perusahaan besar yang sahamnya tersebar sangat luas akan lebih bersedia mengeluarkan saham baru untuk memenuhi kebutuhannya dalam membiayai pertumbuhan penjualan dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan yang mempunyai penjualan relatif stabil akan lebih mungkin memperoleh pinjaman lebih banyak dengan mengeluarkan biaya tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil.

Perusahaan yang mempunyai aset tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan hutang dalam jumlah besar, hal ini dikarenakan perusahaan dengan aset tetap berskala besar dapat dijadikan jaminan sehingga memudahkan dalam mengakses sumber dana. Perusahaan yang memiliki operating leverage yang lebih kecil cenderung lebih mampu meningkatkan financial leverage karena cenderung memiliki risiko bisnis yang lebih kecil. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan pesat sebaiknya lebih banyak menggunakan sumber modal eksternal, seperti menerbitkan saham dan obligasi.

ROE (Retun On Equity)

  • Pengertian Return On Equity
  • Komponen-Komponen Return On Equity (ROE)

Rasio ini memberikan ukuran antara dana yang disediakan pemilik dibandingkan dengan dana yang disediakan kreditur. Di sisi lain, penggunaan hutang juga memberikan pengurangan pajak atas bunga yang dapat menguntungkan pemegang saham. Rasio ROE dihitung dengan membagi laba bersih setelah bunga dan pajak dengan total ekuitas (jumlah ekuitas) (Tandelilin.

Dalam beberapa referensi disebut juga rasio perputaran total aset atau total asset turn over. Rasio ini mengkaji sejauh mana suatu perusahaan menggunakan sumber daya yang dimilikinya untuk memberikan return on equity (Fahmi. Return on equity, atau return on equity itu sendiri adalah rasio untuk mengukur laba bersih setelah pajak dengan ekuitas. Investasi ekuitas Anda akan tumbuh sebesar a tingkat pertumbuhan tahunan yang tinggi, yang akan menyebabkan harga saham yang tinggi di masa depan.

Leverage yang disesuaikan mencerminkan efek gabungan dari penggunaan utang dan saham preferen untuk meningkatkan keuntungan pemegang saham. Leverage Pendapatan Umum mencerminkan porsi laba bersih yang menjadi hak pemegang saham biasa dari total laba bersih operasional. Return on equity (ROE) akan semakin besar jika return on assets (ROA) tinggi atau leverage yang disesuaikan tinggi.

Nilai Perusahaan

Indikator yang menjadi fokus perhatian investor adalah rasio antara harga saham dengan nilai bukunya yang disebut Price to Boo Value (PBV). Nilai pasar adalah nilai suatu saham di pasar yang ditunjukkan dengan harga saham tersebut di pasar. Nilai perusahaan dalam penelitian ini menggunakan ukuran PBV (price to book value) yaitu perbandingan antara harga pasar dan nilai buku saham.

Hal ini juga menjadi keinginan pemilik perusahaan, karena nilai perusahaan yang tinggi menandakan kekayaan pemegang saham juga tinggi. Sebagaimana dijelaskan dalam teori manajemen keuangan, tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham (Brigham & Houston, 2001). Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa PBV merupakan indikator nilai perusahaan dilihat dari keinginan pemegang saham (investor).

Rasio PBV diartikan sebagai perbandingan nilai pasar suatu saham (share's market value) dengan nilai bukunya sendiri (saham perusahaan) sehingga kita dapat mengukur apakah tingkat harga saham tersebut overvalued atau undervalued. Jadi, semakin tinggi rasio PBV maka return saham akan semakin rendah, begitu pula sebaliknya, sehingga dapat dikatakan bahwa PBV merupakan salah satu indikator nilai perusahaan dari sudut pandang investor. Nilai perusahaan (price to book value) atau PBV menggambarkan seberapa besar nilai pasar terhadap nilai buku suatu saham suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti pasar percaya terhadap prospek perusahaan.

Pengaruh Stuktur Modal (DER) dan Return On Equity (ROE) Terhadap Nilai Perusahaan (FV)

  • Pengaruh DER Terhadap Nilai Perusahaan

Pendapat Brigham dan Houston di atas menunjukkan bahwa utang dapat berpengaruh positif maupun negatif terhadap nilai perusahaan. Sebaliknya, meningkatnya beban utang akan menurunkan nilai perusahaan karena manfaat penggunaan utang lebih kecil dibandingkan biayanya. Pemilik bisnis biasanya menciptakan hutang pada tingkat tertentu untuk meningkatkan nilai bisnisnya. Hutang dapat menghambat perkembangan perusahaan yang pada akhirnya dapat membuat pemegang saham berpikir dua kali untuk terus menanamkan modalnya (Hariani.

Menurut penelitian Mahendra menunjukkan bahwa struktur modal (leverage) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, dan penelitian Hariani menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, begitu pula dengan penelitian Yulian, dkk (2012:1 ) yang menunjukkan bahwa struktur modal (leverage) tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Oleh karena itu, metode ROE digunakan untuk menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang dapat diperoleh pemegang saham (Tandelilin, 2001). Pengamatan seringkali menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian investasi yang tinggi, maka perusahaan yang menghasilkan laba yang besar, dapat dikatakan sukses atau mempunyai hasil yang baik, sebaliknya jika laba yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut relatif kecil atau mengalami penurunan dibandingkan dengan perusahaan lain. ke periode sebelumnya. , maka kita dapat mengatakan bahwa perusahaan tersebut kurang berhasil atau berkinerja buruk.

Profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang baik, sehingga investor akan merespon positif sinyal tersebut dan nilai perusahaan pun meningkat. Terlihat bahwa semakin tinggi ROE maka semakin baik pula posisi pemilik perusahaan, sehingga hal ini akan menimbulkan penilaian investor yang lebih baik terhadap perusahaan tersebut yang akan menyebabkan kenaikan harga saham dan tentunya berdampak baik terhadap nilai yang dimiliki. dari perusahaan. Hal ini sesuai dengan penelitian Hariani yang menunjukkan bahwa profitabilitas (ROE) berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan dan penelitian Mahendra, dkk (Mahendra, et al.) menunjukkan bahwa profitabilitas (ROE) berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Terdahulu

Sedangkan secara parsial struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan return on equity (ROE) berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa financial leverage berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan profitabilitas (ROE) berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitian ini, struktur modal merupakan perkiraan rasio modal utang terhadap modal ekuitas atau Debt Equity Ratio (DER).

Sedangkan nilai perusahaan merupakan perkiraan harga terhadap nilai buku (PBV) dan rasio harga terhadap pendapatan (PER).

Hipotesis

Kerangka Analisis

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Definisi Operasional
  • Sumber data
  • Populasi dan Sampel
  • Uji Multikolinieritas
  • Uji Autokorelasi
    • Metode Analisis

Populasi dalam penelitian ini terdiri dari seluruh perusahaan industri barang konsumsi yang telah go public dan terdaftar di BEI yang berjumlah 30 perusahaan. Perusahaan yang dijadikan sampel mempunyai data lengkap mengenai variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari perusahaan industri barang konsumsi yang selalu menyajikan laporan keuangan dan data historis tentang perusahaan tersebut tersedia.

Dengan demikian dapat dipastikan sebaran data pada penelitian ini normal sehingga memenuhi syarat analisis regresi linier. Untuk menjamin hasil regresi pada penelitian ini bebas dari permasalahan multikolinearitas digunakan kriteria koefisien Variance Inflection Factor (VIF) yaitu dengan batas maksimal 10 atau Nilai Tolerance 0,1. Keluaran regresi pada penelitian ini menunjukkan bahwa koefisien VIF kurang dari 10 untuk semua variabel, tidak termasuk konstanta (lihat Tabel 3.2).

Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa hasil regresi pada penelitian ini tidak terdapat permasalahan multikolinearitas. Untuk memastikan apakah hasil regresi pada penelitian ini mempunyai masalah autokorelasi atau bebas, maka dilakukan uji autokorelasi dengan menggunakan metode Durbin Watson (DW). Untuk mengetahui hasil regresi pada penelitian ini tidak terdapat masalah heteroskedastisitas maka digunakan metode scanning variance scatterplot (Front) terhadap standar deviasi (Sresid).

Artinya persamaan regresi dalam penelitian ini dapat digunakan untuk melakukan prediksi mengenai nilai perusahaan pada industri konsumen. Teknik perhitungan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier dengan teknik multiple Enter pada program SPSS Versi 16 for Windows.

Gambar 2.3 Scatter Diagram Sebaran Normalitas Data.
Gambar 2.3 Scatter Diagram Sebaran Normalitas Data.

Gambar

Gambar 2.3 Scatter Diagram Sebaran Normalitas Data.
Tabel 3.2. Koefisien VIF (multikolinieritas)
Tabel 3.3 Koefisien Durbin Watson (autokorelasi)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial Debt Equity Ratio DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset; Pertumbuhan Aset berpengaruh positif tetapi tidak